Anda di halaman 1dari 17

LAPORAN PENDAHULUAN

BBLR (BERAT BAYI LAHIR RENDAH)


RSUD HAJI PROV. SULAWESI SELATAN

DARMA
PO.71.4.201.161.016

CI LAHAN CI INSTITUSI

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN MAKASSAR
PRODI D4 KEPERAWATAN
TAHUN 2018/2019
LAPORANN PENDAHULUAN
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

A. Konsep Dasar
1. Pengertian

Berat badan lahir rendah merupakan bayi yang dilahirkan dengan berat badan
kurang dari 2500 gram (Markum, 2009).
Bayi berat badan lahir rendah adalah bayi dengan berat badan kurang dari 2500 gr
pada waktu lahir. Dalam hal ini dibedakan menjadi :
a) Prematuritas murni, yaitu bayi pada kehamilan <37 minggu dengan berat badan
sesuai.
b) Retardasi pertumbuhan janin intra uterin (IUGR), yaitu bayi yang lahir dengan
berat badan rendah dan tidak sesuai dengan usia kehamilan (Hardi Kusuma &
Amin Huda,2012:68).
2. Penyebab
Kelahiran premature disebababkan oleh beberapa faktor yang berhubungan,yaitu :
a) Faktor ibu meliputi faktor penyakit (toksimia gravidarum, trauma fisik), faktor
usia ibu dibawah 16 tahun atau diatas 35 tahun, riwayat kelahiran prematur
sebelumnya, perdarahan antepartum, malnutrisi, kelainan uterus, hidramnion,
penyakit jantung/penyakit kronik lainnya, hipertensi dan kehamilan multiple.
b) Aktivitas ibu meliputi :stress fisik yang lama berhubungan dengan gangguan
pertumbuhan intra uterin dan maturitas.
c) Faktor janin meliputi : cacat bawaan, kehamilan ganda, hidramnion, ketuban
pecah dini.
d) Faktor Plasenta meliputi :Penyakit vaskuler, kehamilan ganda, malformasi,
tumor, plasenta privea.
e) Keadaan sosial dan ekonomi yang rendah, diukur berdasarkan pendapatan
keluarga,tingkat pendidikan,status sosial dan pekerjaan/jabatan.
f) RAS, dari data penelitian menunjukkan angka kelahiran premature 2 kali lipat
banyak pada ibu-ibu kulit putih yang merupakan 1/3 dari seluruh BKB (bayi
kurang bulan) (Markum,2009).
3. Tanda dan Gejala
a) Sebelum bayi lahir
1) Pada anamnesa sering dijumpai adanya riwayat abortus,partus prematurus
dan lahir mati
2) Pembesaran uterus tidak sesuai tuanya kehamilan
3) Pergerakan janin yang pertama terjadi lebih lambat,gerakan janin lebih
lambat walaupun kehamilannya sudah agak lanjut
4) Pertambahan berat badan ibu lambat dan tidak sesuai menurut yang
seharusnya dan sering dijumpai kehamilan dengan oligolidramnion
gravidarum atau perdarahan antepartum.
b) Setelah bayi lahir
1) Bayi dengan retardasi pertumbuhan intra uterin
2) Bayi premature yang lahir sebelum kehamilan 37 minggu
3) Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
4) Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm, lingkar kepala sama
dengan atau kurang dari 33 cm, lingkar dada sama dengan atau kurang dari
30 cm
5) Rambut lanugo masih banyak
6) Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
7) Tumit mengkilap dan telapak kaki halus
8) Tonus otot lemah sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah
(Sacharin, 2006).
4. Patofisiologi

BBLR menyebabkan bayi lahir premature. Prematuritas disebabkan oleh beberapa


faktor diantaranya yaitu faktor ibu, faktor plasenta dan faktor janin, akan
menyebabkan dinding otot rahim bagian bawah rahim lemah sehingga rahim terbuka
sebelum usia kehamilan dan bayi lahir premature dengan berat badan kurang dari
2500 gram (BB <2500 gram). Bayi yang lahir premature akan mengalami imatur
fungsi mekanis pencernaan seperti refleks menghisap dan menelan lemah, gangguan
digestif dan absorbsi yang mengakibatkan ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
kebutuhan. Paru belum matang akan mengakibatkan pola nafas tidak efektif, asfiksia,
kulit tipis, transparan dan lemak subkutan sedikit sehingga dapat terjadi risiko
gangguan integritas kulit, thermoregulasi tidak efektif dan pusat pengaturan suhu
tubuh yang belum matur sehingga system immunologi belum berkembang dengan
baik dan dapat terjadi imatur system saraf pusat (Hardi Kusuma & Amin
Huda,2012:68).

5. Pemeriksaan Diagnostik
Adapun pemeriksaan diagnostik yang biasa dilakukan pada berat badan lahir rendah
pada bayi yaitu :
a) Analisa gas darah ( PH kurang dari 7,20 ).
b) Penilaian APGAR Score meliputi (Warna kulit, frekuensi jantung, usaha nafas,
tonus otot dan reflek).
c) Pemeriksaan EEG dan CT-Scan jika sudah timbul komplikasi.
d) Pengkajian spesifik
e) Pemeriksaan fungsi paru
f) Pemeriksaan fungsi kardiovaskular.

6. Penatalaksanaan Medis
Adapun penatalaksanaan medik dari BBLR antara lain:
a) Pemberian O2 (oksigen)
b) Mempertahankan suhu tubuh dengan ketat. BBLR mudah mengalami hipotermi,
oleh sebab itu suhu tubuhnya harus dipertahankan dengan ketat
c) Mencegah infeksi dengan ketat. BBLR sangat rentan dengan infeksi, perhatikan
prinsip-prinsip pencegahan infeksi termasuk mencuci tangan sebelum memegang
bayi
d) Pengawasan nutrisi/ASI. Reflex menelan BBLR belum sempurna, oleh sebab itu
pemberian nutrisi harus dilakukan dengan cermat
e) Penimbangan ketat. Adanya perubahan berat badan mencerminkan kondisi
gizi/nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya tahan tubuh, oleh sebab itu
penimbangan berat badan harus dilakukan dengan ketat
f) Kain yang basah secepatnya diganti dengan kain yang kering dan
bersih,pertahankan suhu tetap hangat
g) Tali pusat harus dalam keadaan bersih
h) Beri minum dengan sonde/tetes dengan pemberian ASI
i) Bila tidak mungkin infuse dekstrose 10 % + bikarbonat natrikus 1,5 % = 4:1, hari
1 = 60 cc/kg/hari ,kolaborasi dengan dokter dan berikan antibiotic (Sacharin,
2006).
7. Komplikasi
Komplikasi BBLR sangat tergantung dari klasifikasi dari BBLR itu sendiri yaitu :
a) Pada bayi kurang bulan, system fungsi dan struktur organ tubuh masih sangat
muda/imatur,muda /premature belum berfungsi optimal sehingga akan muncul
komplikasi/penyakit sebagai berikut :
1) Asfiksia perinatal
2) Komplikasi pada saluran pernafasan seperti penyakit membrane hialin ,
apnea rekuren, sindroma kebocoran udara, bronkopulmonary dysplasia
3) Termoregulator dan pusat panas seperti hipertermi dan hipotermi
4) Pada saluran kardiovaskuler seperti hipertensi
5) Pada saluran pencernaan seperti prematuritas dan imaturitas menyebabkan
terjadi enterokolitis nekrotikan (EKN)
6) Komplikasi hematologis seperti anemia prematuritas.
b) BBLR yang mengalami gangguan pertumbuhan intrauterine dapat berhubungan
dengan adanya kelainan congenital,selama intrauterine tidak tumbuh optimal dan
lahir BBLR. Komplikasi yang muncul pada BBLR kecil masa kehamilan sebagai
berikut :
1) Depresi perinatal
2) Aspirasi mekonium
3) Perdarahan paru
4) Hipertensi paru-paru persisten (HPP)
5) Hipoksemia,hiperglikemi,hipokalsemia,hiponatremia, polisitemia
(Erlina,2008).

B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


Langkah-langkah dalam proses keperawatan ini meliputi :
1. Pengkajian
Adapun hal-hal yang perlu dikaji pada pasien dengan diagnosa medis BBLR
adalah sebagai berikut :
a. Identitas pasien yang meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, alamat,
pendidikan, pekerjaan, suku/bangsa, dan anak ke berapa.
b. Identitas penanggung jawab meliputi nama orang tua, pekerjaan orang tua,
alamat, jenis kelamin, pendidikan, dan usia orang tua.
c. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan utama : keluhan utama adalah keluhan yang paling dirasakan oleh
klien sehingga dibawa ketempat pelayanan kesehatan.
2) Keluhan saat ini : keluhan yang dirasakan oleh klien disaat melakukan
pengkajian.
3) Riwayat kesehatan dahulu :Penyakit yang pernah diderita pada masa-masa
dahulu.
4) Riwayat kesehatan keluarga : pengkajian tentang riwayat kesehatan
keluarga, apakah ada anggota keluarga yang menderita penyakit.
d. Riwayat Kehamilan / persalinan.
1) Prenatal
a) Menanyakan riwayat sebelum melahirkan yang berkaitan dengan
kebutuhan pemenuhan nutrisi, vitamin penambah darah, dan kalisium
laktat.
b) Menanyakan kondisi kehamilan pada saat sebelum persalinan.
c) Perubahan berat badan sebelum melahirkan.
d) Riwayat imunisasi TT.
e) Keluhan ibu pada saat ANC.
f) Riwayat antenatal care.
2) Natal
a) Menanyakan riwayat persalinan yang meliputi dimana tempat
melahirkan, dibantu oleh siapa.
b) Berat bayi, cacat apa tidak, anus ada/tidak, panjang badan bayi saat
baru lahir.
c) Apakah bayi langsung menangis atau tidak. Nilai APGAR skor
d) Umur kehamilan, lahir secara normal, VE atau SC, ada atau tidaknya
lubang anus, dan ada atau tidaknya cacat aat lahir.
e) Lingkar lengan atas dan lingkar kepala, lingkar dada.
3) Post Natal
Menanyakan kondisi ibu setelah melahirkan, apakah ada masalah
kesehatan atau tidak.
e. Riwayat Imunisasi

Pengkajian tentang imunisasi apakah klien sudah mendapatkan imunisasi


lengkap atau tidak.

f. Data BIO-PSIKO-SOSIAL-SPIRITUAL.
1) Pernapasan

Bagaimana pernapasan sebelum dan sesudah sakit, apakah ada


kontraksi dinding dada dan cuping hidung, Respirasi dalam batas normal
(40-60x/m) atau tidak.

2) Nutrisi dan cairan

Pemasukan intake makanan dan minuman, terdiri dari frekuensi, dan


proporsi dalam waktu sehari.

3) Eliminasi

BAB : warna, frekuensi, konsistensi, dan bau. BAK : warna,


frekuensi, konsistensi, dan bau.

4) Aktifitas

Gejala : kegiatan yang dapat dilakukan, apakah mandiri atau dibantu


orang lain.

5) Istirahat dan tidur


Kebutuhan istirahat tidur, lama tidur, frekuensi tidur dalam waktu
sehari.
6) Personal hygene

Mengkaji kebersihan meliputi, kuku kaki, kuku tangan, kebersihan


mulut, dan badan.

g. Lakukan pengkajian fisik


1) Pemeriksaan fisik
a) Keadaan umum : - (baik, lemah)
b) Kesadaran : compos mentis, apatis, delirium, Somnolen,
stupor, atau coma.
c) Vital sign : Suhu:37,5 Nadi:120 sampai 160 RR: 40-60
kali/menit.
2) Pemeriksaan Head to toe:
a) Kepala
Inspeksi: bentuk simetris, distribusi rambut merata, kebersihan rambut.
Palpasi: apakah ada lesi dan benjolan.
b) Mata
Inspeksi: bentuk simetris, cornea jernih, iris simetris, conjungtiva
pucat, sclera jernih, koordinasi gerak bola mata simetris dan mampu
mengikuti pergerakan benda.
Palpasi: apakah ada nyeri.
c) Hidung
Inspeksi: bentuk simetris, adanya pernafasan menggunakan cuping
hidung, apakah ada tanpak secret, apakah kotor atau bersih.
Palpasi: apakah ada nyeri tekan.
d) Telinga
Inspeksi: bentuk simetris, apakah bersih atau kotor.
Palpasi: apakah ada nyeri tekan, pemeriksaan tes wibber dan winer.
e) Mulut
Inspeksi: simetris, bersih, tidak sumbing, gigi, mukosa bibir, laring dan
faring.
Palpasi: apakah ada nyeri tekan.
f) Leher
Inspeksi: bentuk normal, apakah ada pembesaran kelenjar tyroid,
apakah terdapat pembesaran vena jagularis, apakah ada benjolan.
Palpasi: apakah ada nyeri tekan.
g) Dada/thorax
Inspeksi: bentuk simetris, apakah ada tanpak pernapasan abdomen dan
retraksi dinding dada, frekwensi pernafasan.
Palpasi: apakah ada teraba masa dan nyeri tekan.
h) Abdomen
Inspeksi: bentuk simetris, jaringan perut.
Palpasi: masa dan nyeri tekan.
i) Integument / kulit
Inspeksi: warna kulit, kelembaban kulit, turgor munurun.
Palpasi: turgor kulit kembali dalam 2 detik.
j) Genetalia
labia minora wanita mungkin lebih besar dari labia mayora dengan
klitoris menonjol, testis pria mungkin tidak turun, ruge mungkin
banyak atau tidak pada skrotum.

2. Diagnosa Keperawatan

Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada BBLR pada bayi adalah :
1) Hipotermia berhubungan dengan imaturitas control dan pengatur suhu tubuh serta
berkurangnya lemak subcutan di dalam tubuh.
2) Resiko Gangguan pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan tubuh dalam mencerna nutrisi (imaturitas saluran cerna).
3) Resiko infeksi berhubungan ketidakadekuatan kekebalan tubuh.
4) Hipotermi berhubungan dengan imatur control dan pengatur suhu tubuh serta
berkurangnya lemak subkutan di dalam tubuh.
5) Resiko kekurangan volume cairan yang berhubungan dengan usia dan berat
ekstrem, kehilangan cairan berlebihan (kulit tipis), kurang lapisan lemak, ginjal
imatur/ kegagalan mengonsentrasikan urine.
6) Kecemasan orang tua berhubungan dengan kondisi penyakit bayinya ditandai
dengan orang tua klien tampak cemas dan khawatir malihat kondisi bayinya, dan
berharap agar bayinya cepat sembuh.
3. Keperawatan
N Diagnosa
o keperawatan Tujuan Intervensis Rasional

1 Hipotermi Setelah dilakukan Mandiri :


berhubungan tindakan 1. Amati suhu tubuh 1. Mengetahui suhu
dengan keperawatan Kolaborasi : tubuh
imaturitas selama 3x24jam 2. Amati pengaruh therapy
control dan kriteria hasil:suhu yang di berikan oleh
pengatur suhu tubuh dalam batas dokter 2. Untuk mempercepat
tubuh serta normal proses penyembuhan
berkurangnya Edukasi :
lemak 1. Pertahankan suhu 1. Untuk menjaga
subkutan di lingkungan supaya suhu tubuh
dalam tubuh stabil
2. Monitor status suhu 2. Mengetahui
tubuh perubahan suhu
tubuh
3. Beri ASI 3. Untuk mengetahui
perkembangan berat
badan bayi dan
nutrisi bayi

2 Resiko Setelah dilakukan Mandiri : 1.Intake dan output


gangguan tindakan 1. Pertahankan intake yang adekuat sangat
pemenuhan keperawatan dan output yang mempengaruhi
nutrisi kurang selama 3x24jam adekuat keseimbangan cairan
dari kebutuhan kebutuhan carian Kolaborasi
tubuh dan elektrolit dapat 2. Monitor intake dan 2.Untuk menentukan
berhubungan terpenuhi output yang keseimbangan cairan
dengan Kriteria: adekuat
ketidakmampu - Keseimbangan
an intake dan 3. Monitor berat 3. Untuk mengetahui
mengabsorbsi output cairan badan Bayi perkembangan berat
nutrisi. - Elektrolit Edukasi badan bayi
dalam batas 4. Beri ASI 4.Nutrisi
normal Terpenuhi
- Mukosa bibir
lembab
- Turgor kulit
baik

3 Resiko infeksi Setelah di lakukan- Mandiri :


berhubungan tindakan 1. monitor keadaan 1.pemeriksaan sangat
dengan keperawatan umum serta tanda-tanda mendorong untuk
ketidakadekuat selama 3x24 jam vital. untuk mengetui
an sistem di harapkan adanya infeksi.
kekebalan kekebalan tubuh
tubuh. yang adekuat
Kolaborasi :
dengan kriteria
hasil : tidak 2.salah satu cara untuk
2. observasi tanda-tanda
terjadi infeksi mengetahui secara
infeksi.
dini adanya infeksi
adalah dengan
mengkaji adanya
tanda-tanda infeksi.

3. pemberian obat secara


3. Amati Pengaruh Terapi
baik akan
Yang Diberika
mengurangi rasa
nyeri dan infeksi.

Edukasi :
1. untuk menghindari
1. rawat tali pusat.
terjadinya infeksi
pada pusat.
2. untuk menghindari
2. rawat lokasi infuse.
pembengkakan dan
luka pada daerah
lokasi infuse.

4 Hipotermi Setelah dilakukan 1. monitor suhu tubuh 1. Mengetahui


berhubungan tindakan bayi perubahan suhu
dengan imatur keperawatan tubuh
control dan selama 3x24 jam
pengatur suhu diharapkan suhu 2. pertahankan suhu 2. Menjaga suhu tubuh
tubuh serta tubuh normal lingkungan bayi
berkurangnya dengan criteria
lemak hasil : 3. beri ASI 3. Mengetahui
subkutan di - akral hangat perkembangan dan
dalam tubuh - suhu normal status nutrisi bayi
(36,5-37,5 0C)
4. Amati pengaruh 4. Memepercepat
terapi yang diberikan proses
penyembuhan
5 Resiko Setelah dilakukan Mandiri : 1. Pengeluaran harus
kekurangan tindakan 1. Bandingkan masukan 1-3 ml/kg/jam,
volume keperawatan selama dan pengeluaran urine sementara
cairan yang 3x24 jam setiap shift dan kebutuhan terapi
berhubungan diharapkan voleme keseimbangan cairan kira-kira 80-
dengan usia cairannya terpenuhi kumulatif setiap 100 ml/kg/hari pada
dan berat dengan kriteria periodik 24 jam hari pertama,
ekstrem, hasil : 2. Pantau berat jenis urine meningkat sampai
kehilangan Tujuan : setiap selesai berkemih 120-140 ml/kg/hari
cairan  cairan terpenuhi. atau setiap 2-4 jam pada hari ketiga
berlebihan Kriteria hasil : dengan menginspirasi postpartum.
(kulit tipis),  Bebas dari urine dari popok bayi Pengambilan darah
kurang lapisan tanda-tanda bila bayi tidak tahan untuk tes
lemak, ginjal dehidrasi dengan kantong menyebabkan
imatur/  Menunjukan penampung urine. penurunan kadar
kegagalan penambahan 3. Evaluasi turgor kulit, Hb/Ht.
mengonsentras berat badan 20- membran mukosa, dan a. Meskipun imaturitas
ikan urine. 30 gram/hari. keadaan fontanel ginjal dan
anterior. ketidaknyamanan
4. Pantau tekanan darah, untuk
nadi, dan tekanan mengonsentrasikan
arterial rata-rata (TAR) urine biasanya
mengakibatkan berat
Kolaborasi : jenis yang rendah
a. Pantau pemeriksaan pada bayi preterm (
laboratorium sesuai rentang
dengan indikasi Ht normal1,006-1,013).
b. Berikan infus Kadar yang rendah
parenteral dalam menandakan volume
jumlah lebih besar dari cairan berlebihan
180 ml/kg, khususnya dan kadar lebih
pada PDA, displasia besar dari 1,013
bronkopulmonal menandakan
(BPD), atau entero ketidakmampuan
coltis nekrotisan (NEC) masukan cairan dan
c. Berikan tranfusi darah. dehidrasi.
b. Kehialangan atau
perpindahan cairan
yang minimal dapat
dengan cepat
menimbulkan
dehidrasi, terlihat
oleh turgor kulit
yang buruk,
membran mukosa
kering, dan fontanel
cekung.
c. Kehilangan 25%
volume darah
mengakibatakan
syok dengan TAR <
25 mmHg
menandakan
hipotensi.
d. Dehidrasi
meningkatkan kadar
Ht diatas normal 45-
53% kalium serum
e. Hipoglikemia dapat
terjadi karena
kehilangan melalui
selang nasogastrik
diare atau muntah.
f. Penggantian cairan
darah menambah
volume darah,
membantu
mengenbalikan
vasokonstriksi
akibat dengan
hipoksia, asidosis,
dan pirau kanan ke
kiri melalui PDA
dan telah membantu
dalam penurunan
komplikasi
enterokolitis
nekrotisan dan
displasia
bronkopulmonal.
g. Mungkin perlu
untuk
mempertahankan
kadar Ht/Hb optimal
dan menggantikan
kehilangan darah.
6 Kecemasan Setelah 1. Kaji tingkat pemahaman 1. Belajar tergantung
orang dilakukan klien berikan instruksi pada emosi dan
tua berhubung tindakan /informasi pada klien kesiapan fisik dan
an dengan keperawatan maupun keluarga diingatkan pada
kondisi orang tua klien tentang penyakitnya, tahapan individu
penyakit tidak cemas lagi baik tertulis atau lisan.
bayinya dengan kriteria a. Jelaskan proses penyakit a. Menurunkan
ditandai hasil : individu. Dorong orang ansietas dan dapat
dengan orang Tujuan: terdekat menanyakan menimbulkan
tua klien - keluarga pertanyaan perbaikan partisipasi
tampak cemas mendapat pada rencana
dan khawatir informasi pengobatan.
malihat tentang b. Jelaskan tentang dosis b. Meningkatkan
kondisi kemajuan obat, frekwensi, tujuan kerjasama dalam
bayinya, dan kondisi bayinya. pengobatan dan alasan program pengobatan
berharap agar Kriteria hasil: tentang pemberian obat dan mencegah
bayinya cepat - Orang tua atau kepeda keluarga penghentian
sembuh. keluarga obatsesuai perbaikan
mengekspresika kondisi pasien.
n perasaan dan c. Kaji potensial efek c. Mencegah/menurun
keprihatinan samping obat kan ketidaknyaman
mengenai bayi sehubungan dengan
dan prognosis terapi dan
serta meningkatkan
memperlihatkan kerjasama.
pemahaman dan
keterlibatan
dalam asuhan.
REFERENSI :

1. Doenges, M. E. 2000. Rencana Perawatan Maternal/Bayi. Jakarta : EGC.


2. Klaus dan Fanaroff. 1998. Penatalaksanaan Neonatus Resiko tInggi Edisi 4. Jakarta : EGC.
3. Sacharin, Rosa M. 1994. Prinsip Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC.
4. ______. 1989. Perawatan Bayi Dan Anak Edisi 1. Jakarta : Depkes RI

Anda mungkin juga menyukai