Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN HASIL OBSERVASI

PENGELOLAAN KELAS DI SDI AL-AZHAR 33 TASIKMALAYA

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Kelas

Dosen : Dra. Khodidjah, M.Pd.


Dwi Aliya, M.Pd.

Oleh:
Dede Nurhidayah
1204128
Interest Matematika 6

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


KAMPUS TASIKMALAYA
2015
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas petunjuk, rahmat, dan hidayah-Nya, penulis dapat
menyelesaikan Laporan Observasi Pengelolaan Kelas tanpa ada halangan apapun sesuai dengan
waktu yang telah ditentukan. Laporan ini disusun berdasarkan pengalaman dan ilmu yang penulis
peroleh selama melaksanakan kegiatan observasi. Laporan observasi yang telah penulis susun ini
dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah “Pengelolaan Kelas”.
Dengan ini penulis menyadari bahwa laporan ini tidak akan tersusun dengan baik tanpa
adanya bantuan dari pihak-pihak terkait. Oleh karena itu, pada kesempatan ini tidak lupa juga
penulis ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam kegiatan observasi
maupun dalam penyusunan laporan ini.
Ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada:
Ibu Dra. Khodidjah, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Pengelolaan Kelas.
Ibu Dwi Aliya, M.Pd. selaku asisten dosen mata kuliah Pengelolaan Kelas.
Ibu Sri Hardiyani, S.Pd.I. selaku kepala sekolah SDI Al-Azhar 33 Tasikmalaya, para Bapak/Ibu
guru dan staffnya khususnya para guru atas ketersediaannya memberikan informasi dan data yang
dibutuhkan dan membantu dalam kegiatan observasi ini.
Dan semua pihak lain yang telah ikut serta memberikan bantuan dan dorongan dalam proses
penyelesaian Laporan observasi ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kritik
dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan laporan ini.
Akhir kata, penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila dalam penyusunan laporan
ini terdapat banyak kesalahan. Semoga laporan ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis
laporan ini dan pada umumnya bagi para pembaca.

Tasikmalaya, Mei 2015

Penyusun
DAFTAR ISI

TOC \o "1-3" \h \z \u KATA PENGANTAR2


DAFTAR ISI3
BAB I PENGELOLAAN KELAS DAN PEMBELAJARAN DI SDI AL-AZHAR 33
TASIKMALAYA4
A. Pengelolaan Perabot Kelas4
B. Pengelolaan Tempat Duduk Siswa5
C. Pengelolaan Pembelajaran6
D. Pengelolaan Media dan Sarana Pembelajaran6
BAB II PENGELOLAAN KELAS DI SDI AL-AZHAR 33 TASIKMALAYA8
A. Kelas I dan Kelas IV8
B. Pengorganisasian KBM8
C. Pengorganisasian Siswa di Kelas8
D. Penataan Ruangan atau Kelas9
E. Penataan Perabot Kelas9
F. Pendekatan Pengelolaan Kelas yang Digunakan Berikut Alasannya10
G. Pembinaan Disiplin Kelas11
H. Masalah Kelas dan Penanggulangannya11
BAB III12
PENGALAMANKU12
A. Pengalaman Menata Kelas (Penataan Tempat Duduk Bentuk Tapal Kuda)12
1. Mata Pelajaran12
2. Kelas / Jam ke-12
3. Metode atau Strategi yang Digunakan12
4. Media atau Alat Peraga yang Dipakai12
5. Respon Siswa12
6. Respon Guru12
7. Respon Diri Sendiri12
BAB IV PENUTUP13
A. Kesimpulan13
B. Rekomendasi13
BAB I
PENGELOLAAN KELAS DAN PEMBELAJARAN
DI SDI AL-AZHAR 33 TASIKMALAYA

A. Pengelolaan Perabot Kelas


Lingkungan fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat akan mendukung
berlangsungnya proses belajar mengajar serta mempunyai pengaruh positif terhadap pencapaian
tujuan pembelajaran. Kelas merupakan tempat bagi siswa dan guru untuk berinteraksi secara
formal dalam pembelajaran. Untuk itu, ruangan kelas hendaknya ditata supaya siswa nyaman
berada dalam ruangan kelas tersebut. Setiap ruangan kelas berisi perabot yang berfungsi untuk
menunjang pembelajaran. Perabot kelas yang harus ada pada setiap kelas sesuai dengan ketentuan
Depdiknas antara lain:
1. Papan tulis dan penghapusnya
2. Meja guru beserta kursinya
3. Lemari kelas
4. Meja dan kursi siswa
5. Foto Presiden dan Wakil Presiden beserta Lambang Negara.
6. Papan absensi
7. Daftar jaga
8. Jadwal pelajaran
9. Ember dan lap untuk cuci tangan
10. Kalender pendidikan
11. Tempat sampah
12. Sapu dan bulu ayam
13. Gambar-gambar atau alat peraga dan media pembelajaran
14. Alat tulis (kapur atau spidol)
Dalam pengaturan penyimpangan barang-barang hendaknya disimpan pada tempat yang
khusus (loker) yang sudah diberi tanda, dan barang tersebut mudah dijangkau kalau diperlukan
dalam kegiatan belajar. Dinding kelas juga dapat digunakan untuk tempat memajang hasil karya
siswa. Semua perabot kelas hendaknya dipelihara dengan baik oleh guru maupun oleh siswa. Di
samping perabot kelas di atas, ventilasi, jendela, dan pengaturan cahaya juga mempengaruhi
kenyamanan siswa di kelas. Ventilasi dan jendela harus disesuaikan agar sirkulasi udara masuk
dengan udara keluar berlangsung secara terus-menerus. Dengan begitu, udara di dalam kelas tidak
terasa pengap. Selain itu dengan jendela yang besar, memungkinkan cahaya matahari masuk ke
kelas, sehingga siswa dapat melihat tulisan dengan jelas, baik itu ke papan tulis maupun buku
bacaan. Namun harus tetap diperhatikan, cahaya yang masuk harus cukup terang tapi tidak
menyilaukan. Selain itu, daun jendela juga harus diperhatikan agar tidak mengganggu lalu lintas.

B. Pengelolaan Tempat Duduk Siswa


Selain memperhatikan perabot kelas agar tidak mengganggu dan memberikan rasa nyaman
kepada siswa, pengelolaan tempat duduk siswa juga tidak kalah pentingnya untuk diperhatikan.
Sebab hal ini akan berpengaruh juga terhadap kelancaran pengaturan proses belajar mengajar.
Pengaturan diperlukan agar siswa tidak jenuh terhadap tempat duduk mereka. Ada beberapa
kemungkinan pengaturan tempat duduk siswa, diantaranya:
1. Pola berderet atau berbaris berjajar
2. Pola susunan berkelompok
3. Pola formasi talap kuda
4. Pola lingkaran atau persegi
5. Pola setengah lingkaran
Pengaturan tempat duduk yang tepat dan baik dapat mendukung hasil belajar. Pola tempat
duduk yang banyak digunakan di sekolah dasar adalah pola berderet atau berbaris berjajar. Tapi
pada umumnya tempat duduk siswa diatur menurut kesenangan siswa itu sendiri. Guru dapat
menyesuaikan pengaturan tempat duduk sesuai dengan pendekatan pembelajaran yang dilakukan,
disaat guru dan siswa bermain dengan saat guru dan siswa bekerja pengaturan tempat duduknya
akan berbeda. Meskipun posisi tempat duduk diubah, guru harus tetap memperhatikan jarak antara
meja yang satu dengan meja yang lain cukup, tidak terlalu jauh dan juga tidak terlalu dekat serta
siswa tidak kesulitan saat melihat ke papan tulis.
Dalam pola susunan berkelompok, siswa dapat berkomunikasi dengan mudah satu sama lain
dan bisa berpindah dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain. Ada juga formasi tapal kuda,
pola ini guru berada di tengah-tengah para siswa untuk memudahkan siswa dan guru
berkomunikasi dan berkonsultasi. Pola duduk melingkar juga dapat digunakan apabila ada suatu
kegiatan atau alat yang mesti diperagakan akan mudah dilihat dan dikomentari oleh siswa. Namun,
pada saat kegiatan belajar mengajar, siswa tidak selalu terpaku duduk di kursi tetapi dapat juga
duduk di tikar, atau karpet yang berabjad dan bergambar.

C. Pengelolaan Pembelajaran
Kurikulum sebagai inti dari pendidikan dan berpengaruh terhadap seluruh kegiatan
pendidikan. UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa “Kurikulum adalah seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu”.
Dengan kata lain, kurikulum merupakan acuan untuk menjalankan komponen-komponen
pembelajaran. Dalam pengembangan kurikulum, tiap komponen kurikulum berkaitan satu sama
lain dan saling mempengaruhi. Dari kurikulum itulah disusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) oleh guru kelas setiap harinya.
Pengelolaan pembelajaran merupakan kemampuan dan keterampilan khusus yang dimiliki
oleh seorang guru untuk melakukan suatu kegiatan pembelajaran. Pembelajaran di kelas akan
berjalan baik bila didukung dengan persiapan yang baik pula. Untuk itu guru harus menyiapkan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) secara matang. Guru juga harus menyiapkan alat peraga
atau media yang relevan dengan tema apa yang akan dipelajari hari itu. Feed back dari siswa diukur
sebagai berhasilnya proses pembelajaran. Selain itu juga dapat diukur dengan tes tertulis maupun
tes lisan. Pembelajaran juga tidak hanya semata-mata berlangsung di ruang kelas, bisa juga guru
melakukan pembelajaran di luar kelas.

D. Pengelolaan Media dan Sarana Pembelajaran


Media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menunjang proses pembelajaran.
Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan dan perabot yang secara langsung
digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua
perangkat perlengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses
pendidikan di sekolah.
Pengelolaan ini dilakukan mulai dari perencanaan, pengadaan, pemeliharaan dan penataan
lahan bangunan, perlengkapan sekolah secara tepat guna dan tepat sasaran. Media yang digunakan
dalam pembelajaran dapat berupa media visual, audio maupun audio visual. Media, sarana dan
prasarana yang digunakan hendaknya relevan dengan yang dibutuhkan dan tidak mengganggu
kenyamanan siswa dalam belajar.
BAB II
PENGELOLAAN KELAS DI SDI AL-AZHAR 33 TASIKMALAYA

A. Kelas I dan Kelas IV


Di SDI Al-Azhar 33 Tasikmalaya setiap tingkat terdiri dari beberapa rombongan belajar.
Siswa kelas I yang diobservasi berjumlah 19 siswa, terdiri dari 10 orang siswa laki-lakidan 9 orang
siswa perempuan. Sedangkan di kelas IV jumlah siswanya 17 siswa, terdiri dari 9 siswa laki-laki
dan 8 siswa perempuan.

B. Pengorganisasian KBM
Pengorganisasian KBM di sekolah dasar merupakan salah satu tugas utama guru selama
proses KBM berlangsung. Hal ini dilakukan agar proses KBM berjalan secara kondusif. Untuk itu,
guru hasrus mempunyai perencanaan yang matang sebelum melakukan pembelajaran, misalnya
pembuatan RPP, metode yang akan digunakan serta media dan alat peraga yang mendukung atau
relevan terhadap pembelajaran atau materi yang akan disampaikan.
Setelah observer melakukan observasi di kelas I, terlihat bahwa siswa kelas rendah lebih
sulit untuk diarahkan atau difokuskan pada proses pembelajaran. Siswa yang masih berpikir
konkret memerlukan contoh-contoh yang nyata agar mereka paham mengenai konsep materinya.
Di sela-sela materi, guru memberikan ice breaking agar siswa dapat difokuskan dalam
pembelajaran. Untuk itulah peran guru di kelas rendah sangat dibutuhkan, yaitu untuk menciptakan
kondisi kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa yang nyaman dan kondusif.
Di kelas IV tidak berbeda dengan siswa di kelas rendah, namun untuk siswa kelas tinggi
sudah terlihat lebih mandiri dibanding kelas rendah. Tetap saja peran guru juga sangat dibutuhkan
untuk menciptakan kondisi kelas yang sesuai dengan kebutuhan siswa yang nyaman dan kondusif.

C. Pengorganisasian Siswa di Kelas


Siswa merupakan salah satu unsur yang harus ada dalam pembelajaran di kelas. Untuk itu,
guru harus mengondisikan atau mengorganisasi siswa agar siswa nyaman dalam pembelajaran.
Pengondisian atau pengorganisasian siswa haruslah memperhatikan situasi, kondisi dan
karakteristik siswa.
Pada saat observasi di kelas I, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok belajar. Mereka
lebih menyukai pembelajaran yang ada unsur bermainnya. Sehingga guru harus memiliki
kreativitas yang tinggi agar siswa tidak merasa terbebani dengan materi pelajaran yang susah
sekalipun.
Sedangkan di kelas IV, siswa dilatih untuk mandiri, dengan menerapkan pendekatan student
centered. Dengan pendekatan tersebut, siswa dilatih untuk menemukan informasi sendiri, namun
masih di bawah pengawasan dan bimbingan guru.

D. Penataan Ruangan atau Kelas


Ruang belajar atau kelas merupakan tempat siswa dan guru melaksanakan kegiatan belajar
mengajar. Ruang belajar tersebut meliputi ruang kelas, ruang laboratorium dan ruang auditorium.
Menurut aturan Depdiknas (Dirjen Dikdasmen, 1996) ruang kelas harus memenuhi syarat dan
memungkinkan siswa dapat bergerak leluasa, tidak berdesak-desakan, cukup cahaya yang masuk
dan ada sirkulasi udara, daun jendela tidak mengganggu lalu lintas, sehingga terciptanya
pembelajaran yang menyenangkan.
Penataan ruangan kelas keseluruhan sudah memenuhi aturan yang Depdiknas. Untuk
penataan ruang kelas I dan kelas IV sudah cukup bagus dengan memperhatikan beberapa aspek,
seperti ukuran ruangan yang luas disertai dengan ventilasi udara yang memadai, dan pencahayaan
yang masuk ke dalam kelas sehingga pada saat siswa dapat melihat dengan jelas tulisan di papan
tulis.

E. Penataan Perabot Kelas


Ruangan kelas berisi perabot dan media pembelajaran untuk menunjang kegiatan
pembelajaran. Penataan perabot kelas dan media pembelajaran di kelas I dan kelas IV terlihat rapi.
Semua perabotan kelas dan media pembelajaran diletakkan pada sebuah rak sehingga terlihat rapi
dan teratur. Adapun perabotan dan media pembelajaran yang terdapat di kelas antara lain:
1. Meja kelas sebanyak 20 buah ditata dengan rapi.
2. Kursi kelas sebanyak 20 buah ditata menyesuaikan jumlah meja.
3. Meja guru beserta kursinya ditata di pojok kanan depan meja siswa untuk kelas I dan kiri depan
meja siswa untuk kelas IV.
4. Lemari guru ditata dekat meja guru.
5. Kipas angin
6. Papan tulis (whiteboard) ditata di depan meja siswa.
7. Alat tulis (penghapus dan spidol) ditata dekat papan tulis.
8. Foto Presiden dan Wakil Presiden beserta Lambang Negara yang ditempatkan di dinding atas.
9. Daftar regu piket harian, jadwal pelajaran, dan struktur organisasi siswa yang ditempel di dinding
ruangan kelas.
10. Hasil karya siswa yang ditempel di dinding kelas.

F. Pendekatan Pengelolaan Kelas yang Digunakan Berikut Alasannya


Menciptakan kondisi dan iklim kelas yang menyenangkan dan kondusif untuk kegiatan
belajar mengajar di kelas, efeketif dalam mencapai tujuan pembelajaran, serta bermakna bagi
siswa, merupakan harapan untuk peran guru sebagai seorang manajer di kelasnya. Sebagai seorang
manajerial, ia harus bekerja berdasarkan pada kerangka acuan pendekatan manajemen atau
pengelolaan kelas.
Seorang guru harus memiliki, memahami dan terampil dalam menggunakan bermacam
pendekatan dalam manajemen kelas, meskipun semua pendekatan yang dipahami dan dimilikinya
dipergunakan secara bersamaan. Guru dituntut untuk terampil memilih atau memadukan
pendekatan yang dianggap meyakinkan untuk menangani kasus manajemen kelas yang tepat sesuai
dengan masalah kelas yang terjadi.
Hasil observasi di kelas I guru kelas tersebut menggunakan pendekatan otoriter, yakni guru
berperan dalam menciptakan dan memelihara ketertiban di kelas dengan menggunakan strategi
pengendalian kelas, tujuannya untuk mengendalikan siswa. Guru tidak memaksakan kepatuhan
dan tidak merendahkan siswanya, serta tidak bertindak kasar kepada siswa. Guru kelas dengan
segala otoritasnya bertindak untuk kepentingan siswa itu sendiri.
Sedangkan di kelas IV pendekatan yang digunakan adalah pendekatan permisif, siswa diberikan
kebebasan, namun guru tetap berperan sebagai fasilitator. Namun terkadang guru juga menerapkan
pendekatan otoriter untuk menerapkan disiplin kelas.

G. Pembinaan Disiplin Kelas


Disiplin kelas merupakan hal esensial terhadap terciptanya perilaku menyimpang dari
ketertiban kelas. Disiplin tidak selamanya berkaitan dengan kekerasan, guru harus bisa
mendisiplinkan siswa dengan cara-cara yang tidak membuat siswa merasa trauma ataupun takut.
Di kelas I dan kelas IV ketika siswa membuat kegaduhan, guru langsung memberikan
teguran dan mengarahkan dengan cara-cara yang halus. Namun, siswa kelas rendah cenderung
takut apabila disalahkan ketika membuat kesalahan dan menimbulkan rasa trauma membuat guru
harus pandai dalam mengondisikan kelas dan memberikan kebebasan kepada siswa.

H. Masalah Kelas dan Penanggulangannya


Masalah yang terdapat dalam pengelolaan kelas dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu
masalah individu dan maslaah kelompok. Tindakan pengelolaan kelas yang dilakukan guru akan
efektif apabila guru dapat mengidentifikasi dengan tepat hakekat masalah yang sedang dihadapi,
sehingga pada gilirannya ia dapat memilih strategi penanggulangan yang tepat pula.
Pada saat pembelajaran di kelas I dan kelas IV berlangsung, masalah yang sering muncul
adalah masalah individu. Misalnya siswa yng usil mengganggu teman sebangku atau teman yang
lainnya, siswa yang berlarian ketika pembelajaran, siswa yang kurang semangat mengikuti
pembelajaran, dan siswa yang mengobrol dengan temannya yang lain. Adapun usaha yang
dilakukan guru untuk menanggulangi masalah-masalah tersebut adalah dengan cara menegur
siswa, terkadang guru juga memindahkan tempat duduk siswa atau menghampiri siswa yang
mengganggu pembelajaran.
BAB III
PENGALAMANKU

A. Pengalaman Menata Kelas (Penataan Tempat Duduk Bentuk Tapal Kuda)


1. Mata Pelajaran : Tematik
2. Kelas / Jam ke- : IV/1-4
3. Metode atau Strategi yang Digunakan
Metode yang digunakan oleh observer antara lain Ceramah, Tanya Jawab, Demonstrasi,
Diskusi, Permainan, dan Penugasan, dengan Strategi Cooperative Learning.
4. Media atau Alat Peraga yang Dipakai
Media yang digunakan dalam proses pembelajaran adalah media taktil kinestetik berbasis
permainan, yaitu Mappoly.
5. Respon Siswa
Ketika observer melaksanakan pembelajaran dengan siswa, terlihat sekali siswa sangat
antusias dalam mengikuti pembelajaran. Hal itu dikarenakan suasana baru, yaitu pembelajaran
dengan media pembelajaran berbasis permaianan. Siswa tidak merasa sedang belajar, sehingga
siswa menjadi semangat dalam belajar dan terlihat sangat senang.
6. Respon Guru
Respon guru kelas terhadap pembelajaran yang dilakukan praktikan di kelas sangat baik.
Guru kelas menyatakan bahwa dengan menggunakan media ini dapat digunakan sebagai alternatif
untuk hiburan siswa agar tidak jenuh belajar, namun ada pembelajarannya. Selain itu, guru juga
memberikan saran-sarannya setelah praktikan selesai melakukan proses pembelajaran.
7. Respon Diri Sendiri
Setelah melakukan observasi dan praktek mengajar di SDI Al-Azhar 33 Tasikmalaya, saya
merasa senang. Dengan mendapatkan pengalaman yang sangat berharga, melihat keantusiasan
siswa dalam belajar, dan mengetahui karakteristik siswa yang bermacam-macam serta
permasalahan dalam mengajar. Pengalaman tersebut dapat menjadi bekal berharga di masa depan
ketika saya akan menjadi seorang guru. Tidak hanya itu, saya juga berharap setelah saya
melakukan praktek mengajar, guru dapat terinspirasi untuk menggunakan media pembelajaran
berbasis permainan untuk mendukung pembelajarannya. Dengan media pembelajaran berbasis
permainan, siswa tidak merasa tertekan atau jenuh dengan proses pembelajaran melainkan menjadi
sangat antusias.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengelolaan kelas adalah seperangkat kegiatan guru untuk merancang, menangani dan menilai
situasi dan kondisi kelas agar tercipta kelas yang menyenangkan dan kondusif unutk belajar
sehingga siswa merasa senang dalam belajar, aktif, kreatif, produktif, dan nyaman.

B. Rekomendasi
FORMAT RPP

Satuan Pendidikan : SDI Al-Azhar 33 Tasikmalaya


Kelas/Semester : IV/1
Tema : Indahnya Kebersamaan
Subtema : Keberagaman Budaya Bangsaku
Pertemuan ke- :1
Alokasi waktu : 4 x 35 menit
Hari/tanggal : Rabu, 6 Mei 2015

A. Kompetensi Inti
1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya
2. Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam
berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya
3. Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di
rumah, di sekolah dan tempat bermain
4. Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang
estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan
perilaku anak beriman dan berakhlak mulia

B. Kompetensi Dasar
PPKn

1.1 Menghargai kebhinnekatunggalikaan dan keragaman agama, suku bangsa, pakaian


tradisional, bahasa, rumah adat, makanan khas, upacara adat, sosial, dan ekonomi di
lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar

4.3 Bekerja sama dengan teman dalam keberagaman di lingkungan rumah, sekolah, dan
masyarakat

4.4 Mengelompokkan kesamaan identitas suku bangsa (pakaian tradisional, bahasa,


rumah adat, makanan khas, dan upacara adat), sosial ekonomi (jenis pekerjaan orang
tua) di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat sekitar

Bahasa Indonesia
1.1 Meresapi makna anugerah Tuhan Yang Maha Esa berupa bahasa Indonesia yang
diakui sebagai bahasa persatuan yang kokoh dan sarana belajar untuk memperoleh
ilmu pengetahuan

Matematika

2.1 Menunjukkan sikap kritis, cermat dan teliti, jujur, tertib dan mengikuti
aturan, peduli, disiplin waktu, tidak mudah menyerah serta bertanggungjawab
dalam mengerjakan tugas.

2.2 Memiliki rasa ingin tahu dan ketertarikan pada matematika yang terbentuk
melalui pengalaman belajar.

2.3 Memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika yang terbentuk melalui
pengalaman belajar.

3.1 Mengenal konsep pecahan senilai dan melakukan operasi hitung pecahan
menggunakan benda konkrit/gambar

3.2 Menerapkan penaksiran dalam melakukan penjumlahan, perkalian, pengurangan dan


pembagian untuk memperkirakan hasil perhitungan

3.8 Memahami pola penjumlahan dan pengurangan bilangan bulat dengan menggunakan
hal-hal yang konkrit dan garis bilangan

4.2 Menyatakan bentuk pecahan ke bentuk desimal dan persen

IPS

3.3 Memahami manusia dalam hubungannya dengan kondisi geografis di sekitarnya

3.5 Memahami manusia dalam dinamika interaksi dengan lingkungan alam, sosial,
budaya, dan ekonomi

SBdP
1.1 Mengagumi ciri khas keindahan karya seni dan karya kreatif masing-masing daerah
sebagai anugerah tuhan

3.5 Mengenal tari-tari daerah dan keunikan geraknya

4.5 Menyanyikan lagu dengan gerak tangan dan badan sesuai dengan tinggi rendah nada

Penjasorkes

2.1 Berperilaku sportif dalam bermain.

2.5 Toleransi dan mau berbagi dengan teman lain dalam penggunaan peralatan dan
kesempatan.

2.7 Menerima kekalahan dan kemenangan dalam permainan.

C. Indikator
PPKn
• Mengidentifikasi identitas suku bangsa dari daerah tertentu yang ada di Indonesia
• Mengidentifikasi contoh sikap saling menghargai dalam perbedaan.

Bahasa Indonesia
• Merangkum bacaan tentang kebudayaan suatu daerah.
• Mengevaluasi kalimat yang tidak tepat dalam suatu bacaan tentang kebudayaaan Indonesia.

Matematika
• Menaksir hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk soal cerita
• Melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan
• Mengetahui bentuk pecahan sederhana
• Melakukan operasi perkalian dengan menggunakan bilangan bentuk persen

IPS
• Mengidentifikasi letak suatu daerah berdasarkan pembagian zona waktu
• Mengetahui nama-nama provinsi yang ada di Indonesia
• Mengetahui jumlah provinsi yang ada di Indonesia.
• Mengetahui nama ibukota dari provinsi tertentu yang ada di Indonesia
• Menganalisis penyebab adanya kesamaan ciri khas dari dua atau lebih daerah yang ada di
Indonesia

SBdP
• Mengetahui nama tarian tradisional dari suatu daerah yang ada di Indonesia.
• Mengklasifikasikan beberapa jenis tarian tradisional berdasarkan daerah asalnya.
• Mengetahui judul lagu-lagu tradisional dari suatu daerah yang ada di Indonesia
• Mengklasifikasikan beberapa jenis lagu tradisional berdasarkan daerah asalnya

Penjasorkes
• Mengidentifikasi perilaku yang menunjukkan sportivitas dalam permainan

D. Tujuan Pembelajaran
PPKn
• Siswa dapat mengidentifikasi identitas suku bangsa dari daerah tertentu yang ada di
Indonesia dengan benar.
• Siswa dapat mengidentifikasi contoh sikap saling menghargai dalam perbedaan dengan benar.

Bahasa Indonesia
• Siswa dapat merangkum bacaan tentang kebudayaan suatu daerah dengan benar.
• Siswa dapat mengevaluasi kalimat yang tidak tepat dalam suatu bacaan tentang kebudayaaan
Indonesia dengan benar.

Matematika
• Siswa dapat menaksir hasil operasi penjumlahan dan pengurangan dalam bentuk soal cerita
dengan benar.
• Siswa dapat melakukan operasi penjumlahan bilangan bulat dengan menggunakan garis bilangan
dengan benar.
• Siswa dapat mengetahui bentuk pecahan sederhana dengan benar.
• Siswa dapat melakukan operasi perkalian dengan menggunakan bilangan bentuk persen dengan
benar.

IPS
• Siswa dapat mengidentifikasi letak suatu daerah berdasarkan pembagian zona waktu dengan
benar.
• Siswa dapat mengetahui nama-nama provinsi yang ada di Indonesia dengan benar.
• Siswa dapat mengetahui jumlah provinsi yang ada di Indonesia dengan benar.
• Siswa dapat mengetahui nama ibukota dari provinsi tertentu yang ada di Indonesia dengan
benar.
• Siswa dapat menganalisis penyebab adanya kesamaan ciri khas dari dua atau lebih daerah yang
ada di Indonesia dengan benar.
SBdP
• Siswa dapat mengetahui nama tarian tradisional dari suatu daerah yang ada di Indonesia dengan
benar.
• Siswa dapat mengklasifikasikan beberapa jenis tarian tradisional berdasarkan daerah asalnya
dengan benar.
• Siswa dapat mengetahui judul lagu-lagu tradisional dari suatu daerah yang ada di Indonesia
dengan benar.
• Siswa dapat mengklasifikasikan beberapa jenis lagu tradisional berdasarkan daerah asalnya
dengan benar.

Penjasorkes
• Siswa dapat mengidentifikasi perilaku yang menunjukkan sportivitas dalam permainan dengan
tepat.

E. Materi Pembelajaran
 Ciri-ciri khas kebudayaan beberapa provinsi di Indonesia
 Pecahan dan Persen

F. Metode Pembelajaran
Pendekatan: Scientific
Strategi : Coperative Learning
Teknik : Teams Games Turnament
Metode : Ceramah, Tanya Jawab, Demonstrasi, Diskusi, Permainan, dan Penugasan.

G. Kegiatan Pembelajaran

Kegiatan Deskripsi Alokasi


Waktu

Kegiatan  Mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan 10 menit


Pendahuluan keyakinan masing-masing dan membaca Al-Qur’an
(Surat-surat pendek)

 Guru memberikan salam

 Melakukan komunikasi tentang kehadiran siswa

 Mengajak berdinamika dengan tepuk


kompak/dinamika dan lagu yang relevan
 Guru menyiapkan fisik dan psikis anak dalam
mengawali kegiatan pembelajaran serta menyapa
anak

 Menyampaikan tujuan pembelajaran

Kegiatan Inti  Siswa mengamati peta budaya perbedaan pakaian 90 menit


adat, rumah adat, tarian adat, lagu tradisional, alat
musik tradisional, flora dan fauna khas dari suatu
daerah.

 Beberapa siswa menyampaikan pendapatnya


tentang tampilan gambar dari peta budaya

 Siswa yang lain menanggapi pendapat temannya.

 Siswa membuat daftar nama-nama provinsi beserta


ciri khasnya yang mereka ketahui

 Siswa menyimak teks tentang kebudayaan suatu


daerah

 Siswa menyampaikan pendapatnya mengenai teks


yang dibacakan.

 Siswa menyimak peraturan permainan “Mappoly”

 Siswa mengamati cara bermain “Mappoly” yang


didemonstrasikan oleh guru

 Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok

 Siswa secara kelompok memainkan permainan


“Mappoly”

 Siswa mengidentifikasi gambar dan mencatat ciri-


ciri khas suatu provinsi yang mereka temukan
dalam bermain “Mappoly”
 Setelah waktu permainan habis siswa secara
berkelompok menyajikan hasil catatan mereka
selama melakukan permainan “Mappoly”

 Siswa menanggapi atau bertanya mengenai hal-hal


yang belum mereka pahami

 Siswa diminta menyampaikan perasaan dan


pendapatnya mengenai kegiatan tersebut

 Kegiatan diakhiri dengan meminta siswa


mengerjakan latihan yang telah dibuat guru

Kegiatan  Guru bersama siswa menyimpulkan materi tentang 20 menit


Penutup Indahnya Kebersamaan dalam suatu perbedaan

 Siswa melakukan perenunngan tentang kegiatan


pembelajaran hari ini. Siswa menuliskan hal-hal
yang telah mereka pelajari, kesulitan yang mereka
alami, serta hal lain apa yang ingin mereka pelajari
lebih lanjut.

 Guru menyampaikan bahwa di Indonesia terdapat


beragam kebudayaan dan ciri khas dari masing-
masing provinsi, maka kita harus bangga sebagai
bangsa Indonesia, namun harus saling menghargai
satu sama lain dan turut serta untuk melestarikan.

 Salam dan do’a penutup

H. Alat dan Sumber Belajar


Alat dan Bahan Ajar : Diri Anak, Lingkungan Sekitar, Teks Pendek, Mappoly
Sumber Belajar : Buku Pedoman Guru Tema 1 Kelas IV dan Buku Siswa
Tema 1 Kelas IV (Buku Tematik Terpadu Kurikulum 2013, Jakarta: Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan, 2013)

I. Penilaian Proses dan Hasil Belajar


1. Teknik Penilaian
a. Observasi/Pengamatan (menilai sikap saat melakukan kegiatan)
b. Tes tulis (menilai pengetahuan saat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru)
2. Bentuk Instrumen Penilaian
a. Lembar penilaian sikap (pengamatan)

Jenis Respon

Aspek yang diobservasi


Sangat Kurang Tidak
Baik
Baik Baik Baik

1. Antusiasme siswa terhadap media



pembelajaran Mappoly

2. Pemahaman siswa mengenai 


peraturan permainan mappoly

3. Motivasi siswa dalam memahami



materi pembelajaran melalui media
pembelajaran Mappoly
4. Semangat siswa dalam belajar

berkelompok dengan menggunakan
media pembelajaran Mappoly
5. Sikap siswa terhadap teman-

temannya (sesama pemain) saat
bermain Mappoly
Komentar Observer:

Larasati aktif mengikuti pelajaran di kelas

Keterangan Skor:
1 = Kurang
2= Cukup
3= Baik
4= Sangat Baik
Skor Maksimal = 20

Nilai = Skor perolehan x100


Skor maksimal
b. Penilaian tes tulis (pertanyaan terlampir)
Setiap soal diberi skor sama, yaitu 1.
Nilai = Skor perolehan x100
Skor maksimal
Soal Test

Petunjuk :
1. Kerjakanlah setelah ada perintah.
2. Jawablah pertanyaan sebaik mungkin dengan memilih jawaban yang paling tepat dan berilah
tanda silang (X) pada salah satu yang benar antara a, b, c, d atau e pada lembar jawaban yang
telah disediakan.
3. Lembaran soal tidak boleh dicorat-coret.
4. Telitilah kembali jawabanmu sebelum menyerahkan lembar jawaban dan lembaran soal.

1. Berikut ini adalah contoh sikap-sikap yang menunjukkan kerukunan antar umat beragama,
kecuali….
a. bergotong royong menjaga kebersihan bersama teman yang berbeda agama
b. ikut beribadah bersama teman yang berbeda agama
c. bermain bersama teman yang berbeda agama
d. menolong teman yang berbeda agama
2. Bacalah bacaan berikut dengan cermat!
Rujak cingur merupakan makanan tradisional dari Jawa Timur. Rujak Cingur biasanya terdiri dari
irisan beberapa jenis buah dan sayuran. Kemudian ditambah lontong, tahu, tempe, cingur dan
bumbu. Saat ini Gubernur Jawa Timur adalah Bapak Soekarwo.
Di antara kalimat-kalimat pada bacaan, kalimat yang tidak sesuai dengan tema adalah….
a. rujak cingur biasanya terdiri dari irisan beberapa jenis buah dan sayuran
b. kemudian ditambah lontong, tahu, tempe, cingur dan bumbu
c. rujak cingur merupakan makanan tradisional dari Jawa Timur
d. saat ini gubernur Jawa Timur adalah bapak soekarwo
3.
Timur

Perhatikan gambar berikut!


Jakarta

Bandung

Semarang

Surabaya

Yogyakarta

Serang
Barat

Ani sekarang berada di Kota Jakarta ia pergi ke arah Timur sebanyak 2 langkah. Kemudian pergi
ke arah yang sama sebanyak 2 langkah. Di manakah posisi Ani sekarang?
a. Bandung
b. Semarang
c. Surabaya
d. Yogyakarta
4. Jika 63% diubah ke dalam bentuk pecahan, maka dapat ditulis ...
a. 10063 c. 63100
b. 6363 d. 3763

5. Jika 14 diubah ke dalam bentuk persen, maka dapat ditulis ...


a. 25% c. 60%
b. 40% d. 75%

6. Ani pergi ke toko buku, ia membeli sebuah komik harga yang tertera pada buku itu adalah Rp
23.000,-. Namun, pada saat di kasir Ani harus membayar pajak sebanyak 10% dari harga yang
tertera pada komik tersebut. Berapakah yang harus Ani bayar untuk membeli komik tersebut?
a. Rp 2.300,- c. Rp 25.300,-
b. Rp 20.700,- d. Rp 46.000,-
7. Ibu mempunyai uang sebesar Rp 250.000,-. 70% dari uang tersebut akan dibelikan untuk
kebutuhan sehari-hari dan 20% nya untuk membeli buku bacaan anaknya, maka sisa uang ibu
sekarang adalah...
a. Rp 2.500,- c. Rp 50.000,-
b. Rp 25.000,- d. Rp 175.000,-

8. Hewan (fauna) khas berikut ini berasal dari Kalimantan Timur, hewan khas ini bernama…..

a.

Anda mungkin juga menyukai