Anda di halaman 1dari 4

KERANGKA ACUAN

KEGIATAN
POSBINDU PTM

A. PENDAHULUAN
Tujuan pembangunan kesehatan adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan yang optimal.
Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya dari seluruh potensi bangsa baik
masyarakat, swasta maupun pemerintah pusat dan daerah. Pembangunan kesehatan
untuk mencapai Indonesia Sehat 2010 bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
yang setinggi-tingginya dan perubahan paradigma sehat yaitu upaya untuk meningkatkan
kesehatan bangsa Indonesia agar mampu mendorong masyarakat untuk bersikap mandiri
dalam menjaga kesehatan sendiri melalui kesadaran yang tinggi yang mengutamakan
upaya promotif dan preventif.
Puskesmas merupakan ujung tombak penyelenggaraan UKM maupun UKP distrata
pertama pelayanan kesehatan, dan merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan sebagian tugas
pembangunan kesehatan di Kabupaten / Kota.

B. LATAR BELAKANG

Saat ini,penyakit tidak menular (PTM) menjadi penyebab kematian utama sebesar 36 juta (63%)
dan seluruh kasus kematian yang terjadi diseluruh dunia. Dimana sekitar 29 juta (80%) justru terjadi
dinegara yang sedang berkembang (WHO,2010). Peningkatan kematian akibat PTM dimasa
mendatang diproyeksikan akan terus terjadi sebesar 15% (44 juta kematian ) dengan rentang waktu
antara tahun 2010 dan 2020. Kondisi ini timbul akibat perubahan perilaku manusia dan linkungan
yang cenderung tidak sehat terutama pada negara –negara yang berkembang.
Pada awal perjalanan PTM sering kali tidak bergejala dan tidak menunjukan tanda klinis secara
khusus sehingga datang sudah terlambat atau pada stadium lanjut akibat tidak mengetahui dan
menyadari kondisi kelainan yang terjadi pada dirinya , riset kesehatan dasar pada tahun 2013
menunjukan bahwa 69,6% dari kasus diabetes melitus dan 63,2% dari kasus hipertensi masih belum
terdiagnosis. Keadaan ini mengakibatkan kematian lebih dini. Dalam kurun waktu tahun 1995-2007.
Kematian akibat PTM mengalami peningkatan dari 41,7% menjadi 59,5% .riset kesehatan dasar tahun
2013 menunjukan prevalensi penyakit stroke 12,1 per 1000. Penyakit jantung koroner 1,5% ,gagal
jantung 0,3% , diabetes melitus 6,9% ,gagal ginjal 0,2 % ,kanker 1,4% per 1000. Penyakit paru kronik
obstruktiv 3,7 % dan cidera 8,2%.
PTM dapat dicegah dengan mengendalikan faktor resikonya , yaitu merokok , diet yang tidak
sehat, kurang aktivitas fisik dan konsumsi minuman beralkohol. Mencegah dan mengendalikan faktor
resiko relatif lebih murah bila dibandingkan dengan biaya pengobatan PTM. Pengendalian faktor
resiko PTM merupekan upaya untuk mencegah agar tidak terjadi faktor resiko bagi yang belum
memiliki faktor resiko . mengembalikan kondisi faktor resiko PTM atau menjdi normal kembali dan
atau mencegah terjadinya PTM bagi yang mempunyai faktor resiko. Selanjutnya bagi yang sudah
menyandang PTM, pengendalian bertujuan untuk mencegah komplikasi, kecacatan dan kematian dini
serta meningkatan kualitas hidup. Salah satu strategi pengendalian PTM yang efisien dan efektip
adalah pemberdayaan dan peningkatan peran serta masyarakat . masyarakat diberikan fasilitas dan
bimbingan untuk ikut berpartisipasi dalam pengendalian faktor resiko PTM dengan dibekali
pengetahuan dan ketrampilan untuk melekukan deteksi dini. Monitoring faktor resiko PTM serta
tindak lanjutnya , kegiatan ini disebut dengan pos pembinaan terpadu (posbindu) PTM.
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam melakukan kegiatan deteksi dini
dan monitoring faktor resiko PTM serta tindak lanjutnya yang dilaksanakan secara terpadu , rutin, dan
periodik. Kegiatan posbindu PTM diharapkan dapat meningkatkan sikap mawas diri masyarakat
terhadap faktor resiko PTM sehingga peningkatan kasus PTM dapat dicegah.sikap mawas diri ini
ditunjukan dengan adanya perubahan perilaku masyarakat yang lebih sehat dan pemanfaatan fasilitas
pelayanan kesehatan tidak hanya pada saat sakit, melainkan juga pada keadaan sehat dalam
menyelenggarakan posbindu PTM diperlukan suatu pedoman yang dapat menjadi panduan bagi
penyelenggaraan kegiatan bagi para pemangku kepentingan serta pelaksanaan dilapangan.

C. TUJUAN KEGIATAN
1. Tujun Umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor resiko PTM berbasis peran serta
masyarakat terpadu, rutin dan periodik.

2. Tujuan Khusus
a. Terlaksananya deteksi dini faktor resiko PTM
b. Terlaksananya monitoring faktor resiko PTM
c. Terlaksananya tindak lanjut dini

D. KEGIATAN POKOK
1. Pemeriksaan Tekanan Darah.
2. Pengukuran Berat Badan dan Tinggi BadanPengukuran Lingkar Perut
3. Pemeriksaan Gula Darah dan Cholesterol
4. Deteksi dini kanker payudara dan kanker leher rahim
5. Penyuluhan
 Rincian Kegiatan:
1. Deteksi Hipertensi dengan memeriksa Tekanan Darah
2. Deteksi kemungkinan kekurangan gizi dan obesitas dengan memeriksa Tinggi Badan dan
Berat badan
3. Deteksi kemungkinan diabetesellitus dengan Cek Gula Darah
4. Deteksi dini kanker payudara dan Kanker Leher Rahim pada pengunjung wanita 30 – 59
tahun
5. Penyuluhan penyakit tidak menular

E. SASARAN

Masyarakat baik laki – laki atau perempuan yang usia ≥ 15 tahun yang memiliki atau tidak
memiliki faktor resiko.
F. JADWAL PELAKANAAN KEGIATAN

BULAN
NO KEGIATAN SASARAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
POKOK
Pemeriksaan Umur 15 tahun √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tekanan Darah
keatas
1.

Pengukuran Berat Umur 15 tahun √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


Badan dan Tinggi
2. BadanPengukuran keatas
Lingkar Perut

Pemeriksaan Gula Umur 15 tahun √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


Darah dan
3. Cholesterol keatas

4 Deteksi dini Wanita usia 30- √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √ √


kanker payudara
dan kanker leher 59 tahun
rahim

5 penyuluhan masyarakat √ √ √ √

G. MONITORING EVALUASI PELAKSAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN

Evaluasi terhadap pelaksanaan kegiatan dilakukan tiap bulan sesuai dengan jadwal
kegiatan,dengan pelaporan hasil-hasil yang dicapai pada bulan tersebut.
H. PENCATATAN PELAPORAN DAN EVALUASI KEGIATAN

Pencatatan dengan menggunakan registrasi dan format laporan yang telah ditetapkan dan
dilaporkan ke Dinas Keseehatan Kab/Kota setiap tanggal 5 bulan berikutnya,evaluasi kegiatan
dilakukan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan jadwal monitoring dan evaluasi puskesmas

Anda mungkin juga menyukai