PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan lingkungan sekolah eksternal maupun internal sekarang ini terjadi begitu cepat
dan kuat, menyulitkan dan terkadang mengancam keberlangsungan hidup sekolah.Dengan
demikian tanpa perubahan diri secara tepat dan signifikan sebuah sekolah tersebut niscaya akan
goyah, bahkan akan ditinggal pelanggan internal dan eksternal, mati terlindas roda perubahan.
Begitu pula SMK Ahmad Yani yang nasibnya ditentukan oleh dirinya sendiri, dan tidak
bergantung pada yang lain.
Pada tahun pelajaran baru 2006, siswa kelas X baru SMK Ahmad Yani ada 7 rombel, ini
mengkhawatirkan sebab itu adalah tahun paling sedikit siswa baru yang berminat dan dapat
ditampung dibanding tahun-tahun sebelumnya. Ini memang tahun sulit, sebab terjadi perubahan
keadaan eksternal dan internal sekolah yang luar biasa.Kebetulan tahun ajaran baru 2007 saya
ditunjuk oleh Yayasan untuk menjadi kepala sekolah. Bagi saya itu adalah tugas yang sangat
berat sebab banyak hal yang menurut saya perlu dibenahi, baik dari proses pembelajarannya,
sarana prasarana, dan pengelolaan terutama adalah pengelolaan SDM, sebab saya menyadari
sebagai seorang pemimpin seharusnya pekerjaan pertama adalah pada sumber daya manusia
sebab orang menghasilkan strategi, struktur, sistim dan gaya organisasi.
Permasalahan yang ada pada SMK Ahmad Yani Probolinggo ketika penulis pertama kali
diangkat sebagai kepala sekolah adalah:
a. Minimnya kebersamaan dan rendahnya sinergi kerja dan terdapat ketegangan dalam
internal pendidik dan tendik, sehingga sering ada gesekan dan benturan perasaan antar
mereka.
b. Tidak ada pembagian tugas dan wewenang (job describtion).
c. GTT PNS (guru pinjaman PNS dari sekolah lain) sangat besar.
d. Komunikasi dan informasi antar anggota warga sekolah tidak lancar.
e. Guru tidak terinspirasi dan bergairah dalam melonjakkan pencapaian prestasi peserta didik
dan tidak tahu harus berbuat apa agar kompetensi dan profesionalitasnya meningkat.
f. Terdapat geser pelajaran, artinya pelajaran jam terakhir geser maju ke jam pertama bila jam
pertama gurunya tidak hadir.
g. Jarang sekali guru yang membuat perencanaan pembelajaran (silabus atau RPP).
h. Kegiatan ekstra kurikuler ala kadarnya.
i. Tidak ada upaya yang jelas dari sekolah untuk meningkatkan kompetensi dan
profesionalitas pendidik dan tenaga kependidikan.
j. Jumlah peserta didik lima tahun terakhir mengikuti grafik menurun.
C. Strategi Pemecahan Masalah
Strategi adalah tindakan atau kegiatan khusus atau pendekatan yang diambil oleh
organisasi untuk mencapai tujuan dan sasaran. Berdasarkan masalah dan harapan yang ada, maka
tahapan strategi yang saya gunakan antara lain:
PEMBAHASAN
Meskipun demikian, secara umum alasan utama setiap strategi yang digunakan untuk
mengatasi semua masalah persekolahan harus menomorsatukan segala yang terkait dengan
peningkatan kualitas pembelajaran peserta didik, sebab pembelajaran itu adalah ruh dari
pendidikan persekolahan. Pendidikan yang berlangsung di sekolah akan baik jika
pembelajarannya baik. Dan pembelajaran berlangsung dengan baik bila dipimpin kepala sekolah
yang baik. Dia harus mempunyai kualifikasi dan kompetensi yang cukup agar dapat menjadi
leader dan menajer yang efektif. Hal ini dapat ditempuh dengan belajar dan belajar, entah
melalui kuliah atau seringnya mengikuti kajian-kajian ilmiah atau rutinnya membaca buku dan
membaca gejala segala sesuatu yang terkait dengan pengelolaan pendidikan.
B. Hasil atau Dampak yang Dicapai dari Strategi yang Dipilih
Mengawali tugas sebagai kepala sekolah saat itu, sungguh sangat berat.Karena masih
kuatnya kelompok-kelompok yang tidak mau bersatu.Sebab lainnyaadalah penulis harus
mengikuti kuliah reguler di UM Malang dengan perkuliahan mulai senin sampai jumat. Dengan
niat yang sungguh-sungguh dan mohon kekuatan dan bimbingan dari Alloh penulis jalani
seminggu dua sampai tiga kali pulang ke Kota Probolinggo untuk mengurusi sekolah. Berat
awalnya tetapi lambat laun Alhamdulillah masalah-masalah krusial diantaranya iklim kerja
kondusif, visi misi sekolah mulai difahami, warga sekolah mulai disibukkan dengan tugas
utamanya, jumlah guru GTT PNS mulai berkurang, guru-guru dan karyawan kerasan (mau
berlama-lama) di sekolah. Hasil atau dampak lainnya antara lain:
1. Masalah cepat teridentifikasi, terklasifikasidan terselesaikan di tingkat bawah.
2. Dengan mempunyai waka dan ketua program keahlian yang sesuai dengan kompetensi
dan mempunyai loyalitas terhadap pekerjaan maka program sekolah dapat berjalan dengan
lancar sesuai visi, misi sekolah.
3. Bila visi misi sudah jelas dan semua warga sekolah merasa bertanggungjawab untuk
mewujudkan sesuai dengan job describtion, maka kendala tinggal takaran teknis saja.
4. Pelajaran jarang kosong dan setiap kegiatan sekolah dapat tertangani dengan baik sebab
ketergantungan terhadap GTT PNS relatif kecil.
5. Leluasanya guru beraktualisasi diri dan minimnya resistensi pada pendidik dan tendik
serta meningkatnya rasa memiliki dan tanggungjawab.
6. Meratanya pengalaman, kemampuan dan kesempatan melakukan pekerjaan baru.Kepala
Sekolah dapat mendelegasikan pekerjaan tidak hanya orang-orang tertentu saja sebab
semakin banyak alternatif pilihan.
7. Terselenggaranya kegiatan ekstra kurikuler dengan baik, di antaranya: sepak bola, bola
voli, footsal, basket, seni music, pramuka/PMR, silat, tartil Quran, perakitan komputer.
Dan pengadaan peralatan musik, membangun lapangan basket, volidan footsal.
8. Yang juga berubah drastis adalah kedisiplinan guru, karyawan dan siswa. Misalnya
ditandai dengan jam masuk sekolah yang selalu tepat pukul 06.45, dan pulang sesuai
jadwal. Sering mereka masih disibukkan dengan pekerjaan masing-masing usai mengajar.
Siswa juga mempunyai catatan disiplin berupa catatan buku siswa. Semua siswa
mempunyai poin penilaian. Jika melakukan pelanggaran akan mengurangi poin
kedisiplinan.
9. Dua tahun terakhir setiap penerimaan peserta didik baru SMK Ahmad Yani sudah tutup
lebih dulu dan menolak sekian banyak calon siswa, padahal SMK, SMA Negeri belum
buka pendaftaran.
10. Manajemen administrasi semakin dapat dipertanggungjawabkan, sebab telah diraihnya
sertifikat SMM ISO 9001:2008 dari TUV Reinland Jerman pada tahun 2011 dan perolehan
Akreditasi dari BAP nilai A pada masing-masing 4 (empat) program keahlian pada tahun
2011.
11. Meningkatnya budaya belajar bagi semua warga sekolah. Hal ini nampak pada semakin
tertibnya administrasi guru dan tepat waktunya peneyelesaian materi dan baiknya nilai
hasil belajar peserta didik.
C. Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Melaksanakan Strategi yang Dipilih
Strategi-strategi yang dipakai dimaksudkan untuk menyelesaikan masalah secara efektif
dan efisien. Meskipun tindakan yang dilakukan menghasilkan kebaikan individu-individu dan
organisasi tetap saja ada beberapa kendala, diantaranya:
1. Sulitnya mendekati dan menyamakan kesejahteraan guru dan tendik seperti guru PNS.
Andalan sumber dana penyelenggaraan sekolah 90% masih bertumpu pada sumbangan
wali murid berupa SPP dan uang pangkal.
2. Lambatnya ijinberkreasi dan inovasi pengembangan dari Bapak-bapak yayasan. Kepala
sekolah juga tidak mau dianggap inkonstitusional bila langkah atau kebijakan yang
diambil tidak atau belum mendapat restu dari yang sepuh(yayasan).
3. Ada yang menolak perubahan karena takut kehilangan posisi atau bertambah pekerjaan,
atau karena faktor kemampuan.
4. Hal yang sulit adalah menempatkan posisi jabatan/pengurus sesuai dengan kemampuan
dan hoby seseorang (the right man and the right place).
5. Sering terjadi hijrahnya guru ke sekolah lain karena diterima CPNS, padahal mereka
kita rekrut dari guru pemula yang minim pengalaman, sudah matang akhirnya pergi. Akar
masalahnya adalah sekolah kami swasta dengan bargaining position kesejahteraan dan
masa depan yang lemah.
D. Faktor-faktor Pendukung
1. Jujurnya pengurus yayasan dan bendahara sekolah dalam pengelolaan keuangan
sekolah.
2. Budaya disiplin yang relatif tinggi dari warga sekolah
3. Rasa memiliki yang besar dan merasa tidak ada sandaran nasib sehingga muncul
semangat jujur, tekun, berani menghadapi tantangan, kreatif dan inovatif agar sekolah
tetap surviveuntuk tempat sumber hidup.
4. Animo masyarakat tinggi, terbukti ketika penerimaan peserta didik baru selalu banyak
calon siswa yang ditolak.
5. Tempat yang strategis dan sarana prasarana yang ada relatif memadahi.
E. Alternatif Pengembangan
1. Mengembangkan Business Center yang sudah ada sehingga memiliki super market dan usaha
lain sebagai tambahan sumber dana penyelenggaraan sekolah.
2. Membangun kolaborasi keterlibatan dan partisipasi aktif antara sekolah dengan masyarakat
(wali murid, alumni, DUDI dan pemerintah) dalam mengembangkan mutu sekolah.
3. Melaksanakan Evaluasi Diri Sekolah (EDS) yang valid, untuk bahan pengembangan dan
perencanaan.
4. Membangun pemahaman bahwa sekolah ini dapat bersaing dan bersanding dengan sekolah
negeri, dan itu bisa diraih dengan kreatif dan inovatif
BAB III
A. Rumusan Simpulan
1. Kepala sekolah harus mempunyai potensi dan kompetensiyang mempunyai
keterampilan,konsep, teknisdan hubungan manusiawi untuk menjadi leader dan manajer
bagi sekolah.
2. Perlu disadari bahwa setiap terjadi perubahan selalu ada positif dan negatifnya, tidak
akan pernah memuaskan semua pihak. Tetapi yang penting adalah tujuan besarnya
berjalan dengan baik.
3. Perubahan bisa terjadi karena faktor dari luar atau dari dalam organisasi, bisa
direncanakan dan tanpa rencana, tetapi yang terbaik adalah direncanakan, dilaksanakan
dan dikontrol.
4. Perhatian dan upaya sekolah harus menomorsatukan segala yang terkait dengan
peningkatankualitas pembelajaran peserta didik terutama pemekaran potensinya, sebab
pembelajaran itu adalah ruh dari pendidikan persekolahan.
5. Sekolah pada umumnya termasuk SMK Ahmad Yani mempunyai karakteristik, iklim
kerja, budaya, sosio-kulture yang unik, berbeda dengan sekolah lain, ini memerlukan
identifikasi dan analisa masalah yang baik dan memerlukan pemimpin dengan strategi,
seni dan gayayang khas dalam mencapai prestasi.
B. Rekomendasi Operasional
1. Mulailah dengan identifikasi permasalahan yang ada (need assesment) di sekolah, sebab
setiap sekolah mempunyai masalah masing-masing dan tidak sama dengan sekolah lain.
2. Memilih dan mengembangkan partner kerja dari guru inti (personal yang mampu
mengembangkan kinerja unggul, yang memberi inspirasi kepada personal lainnya untuk
menghasilkan kinerja unggul juga) untuk menempati tugas-tugas kunci persekolahan.
3. Pernyataan visi, misi harus jelas dan sering disosialisasikan sebagai pedoman tujuan
bersama dan kemana sekolah diarahkan.
4. Meningkatkan dan alokasikan kemampuan SDM dan sumber daya lainnya.
5. Selalu berkreasi dan berinovasi dan mencoba setiap peluang. Merangsang warga sekolah
terutama guru-guru dengan menciptakan kondisi yang menyenangkan dan memberi
tantangan-tantangan baru.
6. Mengawasi, mengevaluasi setiap kegiatan dan ada tindak lanjut.
7. Beri rewarddan punishmentyang adil serta berfikir logis dan tegas.
8. Kepala sekolah idealnya adalah orang yang mempunyai kualifikasi dan kompetensi
(berkualitas, berkomitmen tinggi dan professional) lebih dibanding guru.
9. Menciptakan iklim sekolah yang kondusif untuk tempat kerja dan belajar.
10. Bila kesulitanmenempatkan posisi jabatan/pengurus sesuai dengan kemampuan dan hoby
seseorang, terkadang juga dapat memakai trial and error dengan didampingi yang lebih
senior. Semua warga sekolah kalau merasa secara adil diperhatikan dengan cara diberi
kepercayaan maka akan bangkit rasa memilki dan loyalitas kepada pimpinan. Pada
gilirannya untuk orang-orang yang biasa protes dan tukang-usul dapat dijadikan ajang
pembuktian pedasnya protes-usulnya dengan kemampuannya dalam menyelesaikan
pekerjaan. Sehingga bila tukang protes-usul ini tidak dipakai lagi karena telah teruji
gagal, dan yang lainnya mendapat reward maka tidak akan ada yang dimasalahkan.
11. Selalu membangun mutu komunikasi. Komunikasi ini sangat penting karena melalui
komunikasi kita mencoba berbagi informasi, gagasan, atau sikap kita dengan warga
sekolah. Komunikasi menempati posisi sentral dalam organisasi, sebab struktur,
luasannya, dan lingkup organisasi adalah hampir seluruhnya ditentukan oleh teknik
komunikasi. Komunikasi itu sumber hidup setiap organisasi sekolah, adalah sebuah
proses yang menghubungkan individu, kelompok, dan organisasi.
Suasana Upacara Bendera Setiap Hari Senin