Gas air mata adalah senjata kimia yang menyebabkan sakit mata, iritasi kulit,
masalah pernapasan, pendarahan dan bahkan kebutaan. Bahan kimia di
dalamnya merangsang saraf kelenjar lakrimal untuk menghasilkan air mata.
Oleh karena itu, gas air mata disebut juga sebagai lachrymator.
Gas ini terdiri dari senyawa padat aerosol atau senyawa cair yang diuapkan,
seperti bromoacetone dan xylyl bromide. Gas ini bekerja dengan mengiritasi
selaput lendir di mata, hidung, mulut dan paru-paru. Efek yang terjadi, kita
akan menangis, bersin, batuk, sulit bernapas, sakit pada mata dan mengalami
kebutaan sementara.
enca.com
Ingin tahu sejarah gas air mata? Mari kita mundurkan waktu sejenak ke satu
abad silam. Tepatnya pada tahun 2014, pasukan Perancis menembakkan
granat gas air mata ke parit Jerman di sepanjang perbatasan antara kedua
negara, terang laman The Atlantic. Ini terjadi saat bentrokan pertama antara
Perancis dan Jerman di perang dunia I.
Jauh sebelum itu, kimiawan Perancis telah meneliti tentang metode untuk
mengendalikan huru-hara yang efektif. Ini dibahas pada Konvensi Den Haag
di tahun 1899. Gas ini dirancang untuk memaksa orang keluar dari balik
barikade dan parit, lalu akan menyebabkan mata dan kulit yang terbakar,
sobek dan tersedak.
thenational.ae
Jangan main-main dengan gas air mata karena akan menyebabkan masalah
kesehatan yang serius. Seperti menangis, bersin, batuk, sulit bernapas, sakit
pada mata dan kebutaan sementara. Namun, dalam beberapa kasus, gas ini
menyebabkan memar parah, kehilangan penglihatan, patah tulang tengkorak
dan bahkan kematian!
Studi menunjukkan bahwa gas air mata akan menyebabkan cedera vaskular
serius. 44 persen di antaranya mengalami cedera saraf dan 17 persen
terpaksa harus diamputasi, ungkap penelitian yang dipublikasikan oleh Iranian
Journal of Medical Sciences. Iritasi akan muncul sekitar 20-60 detik setelah
terpapar gas air mata. Kita akan kembali pulih setelah 30 menit meninggalkan
area yang dipenuhi gas air mata.
Gas air mata umumnya digunakan oleh pihak kepolisian untuk mengendalikan
massa. Tetapi, di beberapa negara, individu boleh membeli dan
menggunakan gas air mata sebagai sarana perlindungan diri. Setidaknya, ada
tiga jenis gas air mata yang paling umum digunakan, di antaranya CS
(chlorobenzylidenemalononitrile), CN (chloroacetophenone) dan pepper
spray (semprotan merica), ungkap laman How Stuff Works.
Untuk jenis CS dan CN, biasanya digunakan oleh pihak kepolisian ketika
berhadapan dengan kerumunan yang agresif. Gas ini diluncurkan dalam
bentuk granat atau kaleng aerosol. Sementara, semprotan merica biasa
digunakan oleh masyarakat umum sebagai bentuk perlindungan diri. Ini akan
melemahkan orang yang kita serang dan menyebabkan peradangan di mata,
hidung dan mulut.
Editor’s Picks
Begitu pula pada kasus Ibrahima Sey, seorang pencari suaka asal Gambia,
pada 16 Maret 1996. Ia dicurigai dan dibawa ke kantor polisi Ilford di London
timur. Lalu polisi melumpuhkannya dengan cara menyemprotkan gas air mata
jenis CS. Kemudian, ia ditahan selama 15 menit dan ditemukan meninggal
setelahnya.
dailymail.co.uk
Kalau pasta gigi masih diragukan kebenarannya, masih ada cara lain yang
efektif untuk kamu coba. Misalnya, dengan memakai masker gas khusus.
Bisa juga dengan cara menutup area mulut dan hidung dengan kain, demi
mencegah gas air mata masuk ke rongga pernapasan kita, saran
laman International News Safety Institute.
Selain itu, tips lainnya adalah berdiri di tempat yang lebih tinggi, karena
kandungan gas air mata lebih berat dari udara, konsentrasi tertinggi gas
tersebut lebih banyak di dekat permukaan tanah. Jangan lupa untuk mencuci
bersih pakaian kita, jika tidak gas itu akan tetap mengendap dan
mengakibatkan masalah kesehatan serius. Jangan lupa untuk membersihkan
kulit kita yang terkontak dengan gas, gunakan sabun dan air untuk
melenyapkannya.
Sensasi perih, terbakar dan sulit bernapas tak hanya berhenti begitu saja.
Pernahkah kamu bertanya-tanya, apakah ada efek jangka panjang yang
mengikuti setelah terpapar gas air mata? Sven Jordt, profesor anastesi
dari Duke University pun memberikan jawaban. Menurutnya, paparan gas air
mata dapat menyebabkan peradangan parah dan luka bakar kimiawi pada
kulit selama berminggu-minggu.
Selain itu, menurut penelitian dokter di Turki, terdapat efek jangka panjang
yang menghinggapi. Semisal terkait sistem pernapasan di paru-paru yang
terganggu, cedera paru-paru hingga sesak napas berkepanjangan, ungkap
laman The Cut. Studi ini dilakukan pada pasien yang diteliti hingga 2 tahun
setelah terpapar gas air mata.
Nah, itulah fakta-fakta seputar gas air mata yang perlu kamu tahu. Semoga
pengetahuan ini bermanfaat, ya!