Anda di halaman 1dari 9

DIAMETER MEDAN PANDANG

Irwayu Karmila[1] Paul Kalaba [2]


[1]
Praktikan Mineral Optik, Laboratorium,[2]Asisten Mineral Optik,
Laboratorium
Laboratorium Mineral Optik, DepartemenTeknikGeologi, FakultasTeknik,
UniversitasHasanuddin

ABSTRAK

Mikroskop merupakan alat yang digunakan untuk melihat benda-benda yang


berukuran kecil atau mikro, sehingga apabila benda-benda mikro tersebut dilihat
menggunakan mikroskop akan terlihat besar. Praktikan dilakukan di lab petrologi selasa
17 september . Dalam pengamatan mineral penting bagi kita untuk mengetahui
ukuran mineral tersebut, dan untuk dapat menentukan ukurannya maka kita harus
bisa menetukan Diameter Medan Pandang (DMP) terlebih dahulu.metode yang
dipakai yaitu mengamati sampel sayatan tipis, pembahasan terbagi atas 2 yaitu
pembahasan sampel 1 dan sampel 2, hasil yamg didapatkan ukuran mineral setiap
sampel yang diamati.

Kata kunci : Mikroskop Polarisasi, medan pandang, mineral, lensa

I. Pendahuluan dapat menentukan ukurannya maka


Mikroskop merupakan salah kita harus bisa menetukan Diameter
satu alat optik yang berfungsi Medan Pandang (DMP) terlebih
membantu kita untuk melihat benda- dahulu.
benda yang berukuran relatif kecil Maksud dibuatnya jurnal ini
dan sulit dilihat dengan mata biasa. adalah agar mahasiswa dapat
Mikroskop sangat membantu mengenal mineral secara
manusia dalam banyak bidang, mikroskopis melalui mikroskop
termasuk dalam bidang geologi. polarisasi. Sedangkan tujuan
Dalam pengamatan mineral diadakannya praktikum ini adalah
penting bagi kita untuk mengetahui untuk mengetahui
ukuran mineral tersebut, dan untuk
1. Mengatahui ukuran suatu mineral Adapun cara menentukan
yang diamati Diameter Medan Pandang (DMP)
2. Mengetahui ukuran suatu mineral yaitu :
diwakili oleh kertas grafik dengan 1. Memfokuskan medan pandang
menggunakan metode diameter dapat ditandai dengan letak
medan pandang perpotonganbenang silang tepat
II. Tinjauan pustaka pada pusat medan pandang
dengan sinar merata padadaerah
Dalam pengamatan mineral
medan pandang
penting bagi kita untuk mengetahui
2. Mengatur bukan diafragma. Hal
ukuran mineral tersebut, dan untuk
ini harus disesuaikan dengan
dapat menentukan ukurannya maka
perbesaran lensa obyektif yang
kita harus bisa menetukan Diameter
digunakan.Nilai dari bukaan
Medan Pandang (DMP) terlebih
diafragma ini terdapat pada sisi
dahulu. (Sukandarrumidi,2015)
lensa obyektif
Sebelum melakukan pengamatan
3. Menentukan nilai skala dengan
diameter medan pandang, yang
kertas grafik. Kertas grafik
perludiperhatikan adalah
diletakkan di atas meja objek
menyentringkan mikroskop,
untuk menentukan nilai
pengaturan arah getaranpolarisator
skalapada benang silang atau
sejajar dengan salah satu benang
diameter medan pandang
silang, dan pengaturan arah
4. Menghitung nilai setiap
getaranalisator agar tegak lurus arah
skalaMenghitung nilai skala
getar polarisator. Hal ini penting agar
dilakukan dengan mengetahui
pada saat pengamatan dengan
perbesaran total lensayang
menggunakan perputaran meja objek,
digunakan. Nilai setiap bilangan
mineral yang kita amati tetap berada
skala ditentukan dengan rumus :
pada medanpandangan (tidak keluar
Bilangan Skala(BS) =
dari medan pandangan). (DodySetya,
1
1987)
𝑃𝑒𝑟𝑏𝑒𝑠𝑎𝑟𝑎𝑛 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
5. Menghitung diameter medan dilaksanakan pada tanggal 16
pandangMeletakkan salah satu September 2019 di laboratorium
garis tebal pada kertas grafik petrografi.
tepat pada skala 0.Menghitung Kemudian pada tahapan
dengan rumus penelitian dilakukan pengambilan
DMP= BS x z data. Hal yang pertama kita lakukan
Ket : ialah respon, kemudian pengambilan
MP : Diameter Medan Pandang data berupa nilai medan pandang dari
BS : Bilangan SkalaZ : Jumlah skala preparat mineral dan preparat grafik
yang tampak dalam medan dengan menggunakan mikroskop
pandang polarisasi.
Z : Jumlah skala yang tampak dalam Kemudian pada penyusunan
medan pandang jurnal kita melakukan pemeriksaan
dan pengecekan ulang data dari
praktikum yang telah dijalankan
yang kemudian dibuat kedalam
bentuk tulisan ilmiah berupa jurnal
III. Metode Penelitian yang memuat data hasil praktikum

Studi IV. Pembahasan

4.1 Hasil
4.1.1 Sampel 1
Praktikum

Pembuatan
Jurnal

Gambar 3.1 Diagram Jalur

Gambar 4.1 Bentuk Mineral dalam Nikol


Pada tahapan persiapan kita sejajar
melakukan asistensi acara yang
6,8 dan ukuran mineral yang diamati
adalah 3,75 mm. Hasilnya didapat
dari hasil perkalian dari Bilangan
skala dengan Panjang horizontal.

4.2.2 Sampel 2

Gambar 4.2 Bentuk Mineral Dalam Nikol Pada sampel 2 yaitu no peraga sts
Silang
32, ketika diamati memakai
4.1.2 Sampel 2 perbesaran okuler 4x dan perbesaran
Objektif 10,dimana perbesaran total
yaitu 40, bilangan skala-nya 0,025
mm didapatkan dari perhitungan
rumus tertentu. Panjang
horizontalnya 5 mm hal itu dilihat
panjang mineral yang diamati pada
Gambar 4.3 Bentuk mineral dalam nikol
sejajar objek okuler dan ukurannya dilihat

4.2 Pembahasan pada benang silang pada mikroskop.


Posisi mineral yaaitu X: 15,4 dan Y:
4.2.1 Sampel 1
15 dan ukuran mineral yang diamati
Pada sampel 1 yaitu no peraga
adalah 0,1 mm. Hasilnya didapat dari
61A, ketika diamati memakai
hasil perkalian dari Bilangan skala
perbesaran okuler 4x dan perbesaran
dengan Panjang horizontal.
Objektif 10,dimana perbesaran total
yaitu 40, bilangan skala-nya 0,025 4.3 Diskusi
mm didapatkan dari perhitungan Diameter medan pandang adalah
rumus tertentu. Panjang Keseluruhan area yang diamati
horizontalnya 150 mm hal itu dilihat dimana objek terletak pada
mikroskop. Cara pembacaan skala
panjang mineral yang diamati pada utama pada merupakan angka yang
objek okuler dan ukurannya dilihat paling dekat dengan garis nol pada
pada benang silang pada mikroskop. skala vernier persis disebelah
kanannya , sedangkan skala nonius
Posisi mineral yaaitu X: 15,2 dan Y:
yaitu terdapat satu garis skala utama
yang tepat bertemu dengan satu garis
pada skala vernier , untuk
mendapatkan hasil pengukuran akhir
tambahkan kedua nilai pengukuran
skala utama dan skala nonius.

V. Kesimpulan
Adapun kesimpulan dari jurnal
ini yaitu:
1. Ukuran mineral untukpreparat 1
yaitu 3,75 mm.
2. Ukuran mineral untukpreparat 2
yaitu 0,125 mm.

VI. DAFTAR PUSTAKA

Chaerul, Muhammad. 2014. Mineral


OptikdanPetrografi.Jakarta:
YCBN
Graha, Doddy S. 1987. Batuandan
Mineral. Bandung: Penerbit
Nova.
Isbandi, Djoko. 1986. Mineralogi.
Yogyakarta: NurCahaya.
Rogers, Kirsten. 2010. Panduan
Lengkap Mikroskop. Jakarta :
Erlangga.
Sukandarrumidi,dkk.2015. Mengenal
Mineral secara Megaskopis.
Yogyakarta : UGM

Anda mungkin juga menyukai