LAPORAN KASUS
A. IDENTITAS
Nama : By. W. L. Y
Umur : 0 hari
Kebangsaan : Indonesia
Anak ke :3
Agama : Protestan
Ruangan : NICU
1
IDENTITAS ORANG TUA
Status Perkawinan :I
Pendidikan Ayah : SD
Status Perkawinan :I
B. FAMILY TREE
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Penderita
2
C. ANAMNESIS
Bayi perempuan, lahir pada tanggal 23 April 2019 jam 20. 20 WITA secara Sectio
Caesaria atas indikasi gawat janin et causa plasenta previa totalis. Bayi lahir dengan
BBL: 1.600 gram, PBL: 40 cm. Apgar score 5-7. Lahir dari ibu G3P1A1, usia 36
tahun, hamil 31-32 minggu. Beberapa saat setelah lahir bayi sesak. Faktor resiko
sepsis yaitu usia gestasi < 37 minggu, heart rate 160 kali/menit, apgar score rendah,
3. Anamnesis Antenatal
Selama hamil ibu penderita ANC secara teratur sebanyak 9 kali di puskesmas.
ASI :-
PASI :-
Bubur susu :-
Bubur saring : -
Bubur halus : -
Nasi lembek : -
3
5. Imunisasi
Dasar Ulangan
Jenis Imunisasi
I II III I II III
BCG -
Polio -
DTP -
Campak -
Hepatitis B +
6. Riwayat Keluarga
Pasien tinggal di rumah semi permanen dengan atap seng, dinding kayu, lantai
keramik. Jumlah kamar 2 buah, dihuni oleh 6 orang terdiri 4 orang dewasa dan 2
orang anak. WC/Kamar mandi berada di luar rumah. Sumber air minum berasal dari
air sumur yang dimasak, sumber penerangan listrik ialah PLN dan penanganan
4
D. PEMERIKSAAN FISIK
Tekanan darah :-
Respirasi : 60 kali/menit
Suhu : 36,5 ºC
SpO2 : 90%
Panjang Badan : 40 cm
Lingkar Kepala : 30 cm
Lingkar Dada : 26 cm
Lingkar Perut : 24 cm
Panjang Lengan : 12 cm
5
Kulit
Tonus : Eutoni
Kepala
Lensa : Jernih
Gerakan : Normal
6
Telinga : Pinna bergelombang baik, lembek, sekret -/-
Mulut
Gigi :-
Leher
7
Thoraks
Bentuk : Simetris
Paru – Paru
Jantung
Ritme : Reguler
Abdomen
8
Genitalia
Testis :-
Skrotum rugae :-
Panjang penis :-
Downess Score:
- Respirasi :1
- Retraksi :1
- Sianosis :0
- Air entry :0
- Merintih :0
Total :2
9
E. PEMERIKSAAN PENUNJANG
10
F. DIAGNOSIS KERJA
G. TATALAKSANA
GDS/24 jam
H. RESUME
Pasien bayi perempuan, lahir pada tanggal 23 April 2019 jam 20.20 WITA secara
Sectio Caesaria atas indikasi gawat janin et causa plasenta previa totalis dengan BBL :
1600 gram, PBL : 40 cm. Apgar score 5-7. Lahir dari ibu G3P1A1, usia 36 tahun, hamil
31-32 minggu. Dari anamnesis ditemukan adanya faktor risiko sepsis, yaitu usia gestasi <
37 minggu, heart rate 160 kali/menit, Apgar score rendah, dan berat badan lahir rendah
Pada pemeriksaan fisik didapatkan bayi dalam keadaan aktif menurun, refleks
menurun, nadi 160 x/menit, respirasi 60x/menit, suhu badan 36,5 ºC, dan saturasi 90%.
Pada pemeriksaan fisik thoraks ditemukan adanya retraksi subcostal. Pada pemeriksaan
Setelah lahir pasien dirawat diruangan NICU 2 dengan 02 nasal 0,5 l/m Pro CPAP.
Pasien juga diberikan, diberikan Injeksi Ampicilin 80 mg/12 jam dan Injeksi Gentamicin 8
mg/36 jam pada hari pertama masuk rumah sakit. Penderita direncanakan untuk
dipuasakan sementara per oral, periksa GDS/24 jam dan direncanakan untuk pemeriksaan
kultur darah.
11
FOLLOW UP
S Sesak (+)
SSP : Pupil bulat isokor, diameter 2 mm – 2 mm, RC (+/+), Ubun-Ubun Besar Datar
GIT : Cembung, Lemas, BU (+)N, Tali pusat terawat, Hepar/Lien tidak teraba
- Nutrisi adekuat :
IVFD D10% 61 mL
D 40% 24 mL
NaCl 3% 3,2 mL
KCl 2 mL
C = 100 , P = 2,5 , G = 8-9
MgSO4 0,8 mL
6 – 7 mL/jam
Ca Glukonas 1 mL
AS 6% 66 mL
Soluvit 0,5 mL
- Atasi Infeksi :
12
- Susu 8 x 5 mL
SSP : Pupil bulat isokor, diameter 2 mm – 2 mm, RC (+/+), Ubun-Ubun Besar Datar
GIT : Cembung, Lemas, BU (+)N, Tali pusat terawat, Hepar/Lien tidak teraba
- Nutrisi adekuat :
- Atasi Infeksi :
13
- Susu 8 x 6 mL (kebutuhan 30 mL)
SSP : Pupil bulat isokor, diameter 3 mm – 3 mm, RC (+/+), Ubun-Ubun Besar Datar
GIT : Cembung, Lemas, BU (+)N, Tali pusat terawat, Hepar/Lien tidak teraba
- Nutrisi adekuat :
- Atasi Infeksi :
14
Minggu, 28 April 2019, Pukul: 06.00 WITA
SSP : Pupil bulat isokor, diameter 3 mm – 3 mm, RC (+/+), Ubun-Ubun Besar Datar
GIT : Cembung, Lemas, BU (+)N, Tali pusat terawat, Hepar/Lien tidak teraba
- Nutrisi adekuat :
- Atasi Infeksi :
15
Senin, 29 April 2019, Pukul: 08.00 WITA
SSP : Pupil bulat isokor, diameter 3 mm – 3 mm, RC (+/+), Ubun-Ubun Besar Datar
- Nutrisi adekuat :
NaCl 3% 3,2 ml AS 6% 66 ml G = 11 - 12
- Atasi Infeksi :
16
Selasa, 30 April 2019, Pukul: 06.00 WITA
SSP : Pupil bulat isokor, diameter 3 mm – 3 mm, RC (+/+), Ubun-Ubun Besar Datar
- Nutrisi adekuat :
- Nutrisi adekuat :
NaCl 3% 3,2 ml AS 6% 66 ml G = 11 - 12
- Atasi Infeksi :
17
Rabu, 31 April 2019, Pukul: 06.00 WITA
SSP : Pupil bulat isokor, diameter 3 mm – 3 mm, RC (+/+), Ubun-Ubun Besar Datar
- Nutrisi adekuat :
- Nutrisi adekuat :
NaCl 3% 3,2 ml AS 6% 66 ml G = 11 - 12
- Atasi Infeksi :
18
BAB II
PEMBAHASAN
Hialin Membrane Disease (HMD) atau disebut juga Penyakit Membran Hialin (PMH)
merupakan gawat napas pada bayi kurang bulan yang terjadi segera atau beberapa saat
setelah lahir, ditandai adanya kesukaran bernafas (pernafasan cuping hidung, grunting, tipe
pernapasan dyspnea/takipnea, retraksi dada, dan sianosis) yang menetap atau menjadi
Data mengenai penyebab kematian bayi yang tinggi dengan HMD di negara
berkembang sangat terbatas. Penelitian yang dilakukan Fidanovski et al. menunjukkan bahwa
factor risiko kematian bayi dengan HMD yang menggunakan ventilasi mekanik ialah air-leak
syndrome, berat badan lahir ≤ 1,5 kg, dan bronchopulmonary dysplasia.2 Penelitian lain yang
serupa menunjukkan bahwa usia kehamilan < 30 minggu, presentasi bokong dan skor
Insidensi HMD pada bayi prematur sebesar 60-80% pada bayi kurang dari 28 minggu,
15-30% pada bayi 32-36 minggu, 5% pada bayi kurang dari 37 minggu, dan sangat jarang
terjadi pada bayi matur. Frekuensinya meningkat pada ibu yang diabetes, kelahiran sebelum
usia kehamilan 37 minggu, kehamilan dengan lebih dari satu fetus, kelahiran dengan operasi
Caesar, kelahiran yang dipercepat. Pada ibu diabetes, terjadi penurunan kadar protein
surfaktan yang menyebabkan terjadinya disfungsi surfaktan. Selain itu dapat juga disebabkan
pecahnya ketuban untuk waktu yang lama serta hal-hal yang enimbulkan stress pada fetus
seperti ibu dengan hipertensi dan drug abuse, atau adanya infeksi kongenital kronik.4
19
Insiden tertinggi didapatkan pada bayi prematur laki-laki atau bayi kulit putih. Pada
surfaktan oleh sel pneumosit tipe II. Insidensinya berkurang pada pemberian steroid pada
ibu.5
Kekurangan sintesis atau pelepasan surfaktan pada bayi prematur yang mempunyai unit
saluran pernapasan yang masih kecil dan dinding dada lemah dapat menimbulkan atelectasis,
hipoksia, hingga menyebabkan gagal napas. HMD disebabkan oleh adanya atelektasis dari
tiga factor yang saling berhubungan; a) tegangan permukaan yang tinggi akibat fungsi
surfaktan yang tidak optimal dan defisiensi jumlah sintesis atau pelepasan surfaktan, b)
fungsi unit pernapasan yang masih kecil, dan c) dinding dada bayi yang masih lemah.6
Diagnosis HMD didapatkan dari anamnesis, gejala klinis, pemeriksaan fisik, foto
toraks dan laboratorium. Pada anamnesis harus dicari faktor risiko meliputi usia kehamilan
yang preter, ibu diabetes mellitus, kehamilan kembar, sectio Caesar, partus presipitatus
setelah perdarahan antepartum, asfiksia pada masa perinatal dan adanya riwayat sebelumnya
ibu yang melahirkan bayi dengan HMD.7 Bayi kurang bulan berdasarkan New Ballard Score
disertai sianosis pada udara kamar, napas cuping hidung, takipnea, merintih, dan retraksi
dinding dada yang dijumpai dalam 24 jam pertama kehidupan dan bias menetap atau menjadi
progresif dalam 48-96 jam pertama.7 terkadang ditemukan hipotensi, hipotermia edema
perifer, edema paru. Perjalanan klinis bervariasi sesuai dengan beratnya penyakit, besarnya
Pada pasien ini, ditemukan gejala-gejala klinis yang mengarah ke diagnosis Hyalin
Membrane Disease (HMD). Pada pasien ini ditemukan bayi tampak tidak sehat, sesak, dan
20
lemah. Hal ini didukung dengan pemeriksaan fisik vital sign ditemukan nafas cepat
laboratorium dan foto thoraks. Pada pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan Hb, hematokrit,
dan gambaran darah tepi tidak menunjukkan tanda-tanda infeksi. Analisis gas darah awalnya
dapat diteukan hipoksemia, dan pada keadaan lanjut ditemukan hipoksemia progresif,
Pada pemeriksaan foto babygram HMD dapat ditemukan kekeruhan granular halus
(atelektasis difus) di kedua bidang paru dan bronkogram udara (bronkus berisi udara tampak
nyata terhadap paru yang atelektasis). Paru yang buram akan susah untuk membedakan antara
batas paru dan siluet jantung pada penyakit berat disebut whiteout yakni tekstur kekeruhan
paru reticulogranular, penurunan ekspansi paru, penipisan pembuluh paru yang normal, udara
bronkogram hingga padat, konsolidasi paru simetris bilateral. Pencitraan dada radiografi
dianggap komponen penting dalam membuat diagnosis HMD. Pencitraan diagnostik tidak
hanya dilakukan pada penilaian awal kondisi neonatus dan untuk menegakkan diagnosis,
tetapi juga untuk memantau perkembangan penyakit dan efek dari tindakan terapi intervensi.9
HMD yaitu:
gambaran air bronkogram udara lebih jelas dan meluas sampai ke perifer menutupi
3) Stadium III : kumpulan alveoli yang kolaps bergabung sehingga kedua lapangan
paru terlihat lebih opak dan bayangan jantung hamper tak terlihat, bronkogram udara
21
4) Stadium IV : kolaps seluruh lapangan paru (white lung)
Pada pasien ini didapatkan hasil foto babygram dengan kesan adanya bercak
WHO merekomendasikan pengobatan HMD dengan tetap menjaga jalan napas tetap
bersih dan terbuka. Terapi oksigen sesuai kondisi menggunakan nasal kanul atau head box
dengan kelembaban dan konsentrasi yang cukup untuk mempertahankan tekanan oksigen
arteri antara 50-70 mmHg. Jika PaO2 tidak dapat dipertahankan diatas 50 mmHg pada
konsentrasi oksigen inspirasi 60% atau lebih, penggunaan CPAP (Nasal Continous Positive
Airway Pressure) terindikasi. Penggunaan NCPAP sedini mungkin untuk stabilisasi bayi
BBLSR sejak di ruangan persalinan juga direkomendasikan untuk mencegah kolaps alveoli.
Ventilator mekanik digunakan pada bayi dengan HMD berat atau komplikasi yang
Pada kasus digunakan dua macam obat yakni Ampicilin dan Gentamicin. Pengobatan
ini diberikan sampai terbukti tidak ada infeksi. WHO merekomendasikan penggunaan
ampicillin (50mg/kg) setiap 12 jam dalam minggu pertama kehidupan, kemudian pada umur
2-4 minggu diberikan tiap 8 jam. Pemberian gentamisin dengan dosis 2,5 mg/kg/dosis dalam
minggu pertama kehidupan diberikan setiap 36 jam untuk umur kehamilan < 28 minggu,
pada umur kehamilan 28-32 minggu diberikan setiap 24 jam, dan umur > 32 minggu
diberikan setiap 18 jam. Pada kasus ini diberikan Ampisilin 80 mg/12 jam dan Gentamicin
10mg/36 jam. Pada pemberian antibiotik, penderita mengalami perbaikan dengan gejala
22