Anda di halaman 1dari 11

Nilai:

PAPER
HIDROLOGI TEKNIK
(Alat Ukur Cuaca)

Oleh:
Kelompok/Kelas : 4/Kelas B2
Hari, Tanggal Praktikum : Rabu, 25 September 2019
Nama (NPM) : Anysa Haryuningsari D (240110180084)
Asisten Praktikum : 1. Silvia Santika
2. Hilimatussa’diyah
3. Jeremy Lion D. Mamora
4. Fauzan Qolby
5. Riza Anwarr Fauzi

DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN DAN BIOSISTEM


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019

Klimatologi merupakan ilmu pengetahuan yang mengkaji tentang ilmu cuaca, iklim
dan gejala-gejala cuaca yang dimana mempunyai sifat umum dalam jangka waktu dan
daerah yang luas di atmosfer permukaan bumi. Cuaca merupakan keadaan atau kelakuan
atmosfer pada waktu tertentu yang sifatnya berubah dari waktu ke waktu dan sangat
berpengaruh ke kehidupan manusia. Iklim merupakan rata-rata keadaan cuaca dalam
keadaan jangka waktu yang lama, dan sifatnya tetap. Hasil pertanian sangatlah
bergantung pada cuaca dan iklam. Stasiun klimatologi merupakan tempat untuk
mengamati unsur-unsur cuaca dan iklim dalam jangka panjang. Selain itu, di stasiun
klimatologi dapat mengenalkan kepada kita beberapa alat yang berfungsi untuk
mendeteksi unsur cuaca dan iklim. Berikut alat-alat yang terdapat di stasiun klimatologi
berserta fungsinya :
1. Panci Evaporasi

Gambar 1. Panci Evaporasi kelas A Gambar 2. Hook Gauge


Sumber: (Dokumen Pribadi, 2019) Sumber: (Dokumen Pribadi, 2019)

Gambar 3. Still Well


Sumber: (Dokumen Pribadi, 2018)
Panci evaporasi merupakan wadah air yang berdiamter sekitar 1,2 m yang berguna
untuk mengukur penguapan yang dilakukan dengan cara melihat kapasitas air dipanci
evaporasi. Kita bisa menghitung berapa penguapannya dari angka yang ada di hook gauge.
Data yang sudah di dapat di kurangin dengan data yang kemarin. Satuannya adalah
milimeter (mm). Panci ini diletakan diatas rumput pendek , tinggi air dari bibir panic
kurang lebih 5 cm. penguapan Panci Evaporaasi dilengkapi dengan alat Hook Gauge,Still
Well, thermometer air, floating thermometer maksimum/ minimum dan cup counter
anemometer. Hook gauge berfungsi untuk menunjukan tinggi permukaan air dengan cara
diputar bautnya. Hook gauge memiliki tempat penyimpanan dan untuk perendam
gelombang air yaitu still well. Besat perubahan volume air dapat dihitung dengan
membaca skala milimeter pada dan skala seperatus milimeter.
Perhitungan dilakukan dengan menggunakan rumus dibawah ini :
E = (P1 – P0) + CH
Dengan ;
E = Jumlah air yang di evaporasi
P0 = Pembacaan awal di pagi
P1 = Pembacaan akhir di sore hari
CH = curah hujan (jika hujan)
Setiap alat memiliki kelemahan. Kelemahan dari alat ini adalah, jika terjadi
hujan lebat perhitungan akan sangat terganggu.
2. Termometer Kelembapan
Termometer kelembapan yang ada di stasiun klimatologi memiliki fungsi
sebagai pengukur kelembapan. Thermometer kelembapan ini memiliki 4 jenis
thermometer kelembapan yaitu thermometer bola basah, thermometer sangkar ini
setinggi 4m, 7m dan 10m dari permukaan tanah. Di dalam sangkar ini terdapt
thermometer bola basah, thermometer bola kering, maksimum, minimum dan piche
evaporimeter di bagian belakangnya (tidak terdokumentasi). Thermometer
diletakkan di dalam sangkar agar tidak dipengaruhi oleh radiasi matahari langsung
atau radiasi dari dalam bumi serta hujan dan angin. Termometer minimum
digunakan untuk mengukur kelembapan pada pagi hari. Termometer maksimum
digunakan untuk mengukur kelembapan pada sore hari.
Suhu pada termometer bola kering tidak lebih dari suhu termometer maksimum
sedangkan suhu kelembapan di termometer minimum tidak lebih besar disbanding
termometer basah.
Alat ini terdiri dari :
A.Termometer bola basah
B. Termometer bola kering
C. Termometer maksimum
D.Termometer minimum
E. Statif

Gambar 4. Psikometer Sangkat Cuaca


Sumber: (Dokumen Pribadi, 2019)

Cara kerja alat ini adalah :


1. Pengamatan dilakukan 3 kali, pada pukul 07.00, 13.00 dan 18.00.
2. Mula-mula dilakukan pembacaan suhu thermometer bola basah, lalu baca
temometer bola kering.
3. Lalu cari selisih dari suhu thermometer bola basah dan thermometer bola kering
di tabel.

Gambar 6. Anenometer Kecepatan Angin


Sumber: (Dokumen Pribadi, 2019)

3. Anemometer Kecepatan angin


Anenometer kecepatan angin merupakan alat yang berfungsi untuk mengukur
kecepatan angin. Anenometer dipasang dengan ketinggian 0,5 meter di atas tanah
dan alat ini memiliki 3 buah mangkok kecil untuk menangkap angin yang dimana
mangkok bagian bawah terdapat angka petunjuk kencangnya angin. Angin di
stasiun klimatologi biasanya sekitar 2m/jam. Alat ini digunakan mulai dari jam 7
pagi. Cara kerja alat ini dengan cara membaca angka pada number counter yang
tertera lalu dikurangi data sehari sebelumnya dikarenakan angkanya akan selalu
bertambah.

Gambar 6. Anenometer Kecepatan Angin


Sumber: (Dokumen Pribadi, 2019)
4. Pieche Evaporimeter.

Gambar 7. Pieche Evaporimeter


Sumber: (Dokumen Pribadi, 2019)

Alat ini berfungsi untuk mengukur banyaknya permukaan yang dapat kita lihat
dari permukaan basah di kertas filter. Alat ini terdiri dari tabung gelas yang
memiliki skala 0 hingga 30 cc dengan pembagian skala 0.1 cc. salat satu tabung
yang terbuka diberikan jepitan logam. Alat ini digantug secara veritikal. Cara
kerjanya adalah menunggu setelah kertas filter basah semua, skala awal di
berikan tanda y, jika terjadi penguapan air di tabung akan berkurang dan akan
menunjukkan skala akhir yaitu diberikan tanda x, lalu dihitung dengan
menggunakan rumus x – y.
5. Aktinograf
Aktinograf berfungsi untuk mengukur intensitas cahaya matahari yang jatuh ke
bumi, dan dipasang setinggi 120 cm diatas tanah. Alat ini memiliki beberaoa
lempeng logam yang berbeda warna. Lempengan logam tersebut dipasang searah
dengan matahari, timur dan barat. Aktinograf dipasang pada pagi hari sekitar pukul
07.00 dan di angkat kembali pada sore hari pukul 18.00. Radiasi matahari dapat
dihitung dengan luas garis pias menggunakan planimeter.
Komponen utama dari alat aktinograf antara lain:
1. Empat keping bimetal yang digunakan sebagai sensor. Dua keping hitam terletak
ditengah diapit oleh dua keping bimetal berwarna putih mengkilat.
2. Batang pengangkat pena. Pena harus diangkat (dilepaskan dari silinder) pada saat
kertas pias akan dibuka
3. Botol tempat “silica gel” bahan higroskopis untuk melindungi alat dari
kelembaban udara yang terlalu tinggi
Cara kerja alat ini yaitu apabila sensor terkena cahaya matahari yang terdiri
atas bimetal warna hitam yang dimana mudah menyerap radiasi surya, panas ini
akan membuat bimetal melengkung dan memanjang. Lengkungan memberikan
informasi secara mekanis ke jarum penulis diatas pias yang berputar menurut
waktu. Hasil radiasi matahari dapat dihitung dengan luas garis yang dimana
menggunakan planimeter, dan dilanut dengan menggunakan rumus sebagai berikut
: Total Radiasi = Luas garis x Bilangan tetap pias x konstanta alat.
Gambar 8. Aktinograf
Sumber: (Dokumen Pribadi.2018)

6. Anemometer arah dan kecepatan angin.


Anemometer arah kali ini sama kaya anemometer satunya tetapi dalam
anemometer ini diberikan plang dimana dapat menentukan kecepatan angin. Alat
ini terdiri dari tiga buah mangkok yang akan berputar bila tertiup dan bagian bawah
dari mangkok terdapat angka yang menunjukkan kekuatan angin. Untuk
mengetahui kecepatan rata-rata angim pada periode wakti tertentu, dilakukan
dengan mengurangi hasil dari data hari ini dengan data kemarin dan hasilnya dibagi
dengan periode waktu pengamatan.

Gambar 9. Anenometer Arah dan Kecepatan angin


Sumber: (Dokumen Pribadi.2019)
7. Penakar hujan tipe helem
Alat ini berfungsi untuk mengukur instensi, jumlah dan waktu terjadinya hujan
yang dipasangkan dengan ketinggsalan 120 cm dari permukaan tanah sampai ke
corong penukar dan luas penampang corong sejauh 200 cm. diatas terdapat tabung
untuk menampung air hujan. Cara kerja dari alat ini yaitu untuk menampung air
hujan yang masuk melalui corong lalu terkumpul dalam tabung yang ada diatas.
Didalam tabung ini terdapat pelampung yang dihubungkan dengan tangkai pena,
sehingga air yang masuk kedalam tabung akan naik dan tangkai pena turut bergerak
keatas. Gerakan pena tersebut akan mencatat pada kertas yang dipasang, jika
gerakan pena mencapai skala 10 mm pada kertas maka secara otomatis air akan
turundan jatuh kedalam bejana plastik. Air dalam tabung terkuras habis sehingga
tangkai pena turut bergerak turun sampai pena menunjuk skala nol, jika hujan masih
turun pena akan naik lagi. Alat ini mencatat jumlah curah hujan yang berkumpul
dalam bentuk garis vertikal yang tercatat pada kertas pias tetapi memerlukan
perawatan yang cukup intensif untuk menghindari kerusakan yang sering terjadi
pada alat ini. Spesifikasi Penakar Hujan Hellman diantaranya yaitu mulut penakar
hujan, Corong dan saluran sempit, kolektor air hujan, pelampung, pena pencatat,
selinder perekam dan kertas pias, pipa siphon/pembuang air, dan ember penadah.

Gambar 10 . Penakar hujan tipe hellmen


Sumber: (Dokumen Pribadi,2019)

8. Penakar Hujan Tipe observasion

Alat penakar hujan Tipe Observasion merupakan alat untuk menakar hujan
manual yang dimana tidak bisa mencatat sendiri beda denga alat penakar hujan tipe
helmen. Penakar hujan ini berfungsi untuk mengukur jumlah curah hujan yang jatuh
pada permukaan tanah dalam periode waktu 24 jam dan penampingan airnya lebih
sedikit dibanding alat pengukur hujan tipe hellmen menjadikan alat ini kurang teliti.
Alat pengukur hujan observasion ini dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat,
misalnya alat pengukurnya menunjukkan 1,5mm maka ditulis 1 mm. Pencatatan
data curah hujan yang terukur dinyatakan dalam satuan mm dan melalui data gelas
ukur yang berisi air yang dimasukkan saat terjadi hujan.

Kekurangannya dari alat ini adalah hanya untuk jumlah hujan selama periode
24 jam, beresiko kekurasakan gelas ukur, dan resiko kesalahan pembancaan dapat
terjadi saat membaca permukaan daritinggi air di gelas ukur sehingga hasilnya
dapat berbed

Gambar 11. Penakar hujan tipe observasion


Sumber: (Dokumen Pribadi.2019)

9. Campbell Stokes
Campbell stokes berfungsi sebagai alat pengukur lama penyinaran matahari
selama 24 jam. Alat ini berupa bola kaca masif dengan garis tengah/diameter 10 –
15 cm, berfungsi sebagai lensa cembung yang dapat mengumpulkan sinar matahari
ke suatu titik api (fokus), dan alat ini dipasang di tempat terbuka diatas pondasi
beton dengan ketinggian 120 cm dari permukaan tanah. Alat ini digunakan dari
pukul 08.00 pagi hingga sore hari berikisar pukul 5 sore. Lamanya penyinaran
matahari dicatat dengan jalan memfokuskan sinar matahari tepat mengenai kertas
pias yang khusus dibuat untuk alat ini, dan hasilnya pada pias akan terlihat bagian
yang terbakar, panjang jejak/bekas bakaran menunjukkan lamanya penyinaran
matahari. Pada kertas pias terdapat skala jam, sehingga dapat dijumlahkan berapa
lamanya matahari bersinar terang / cerah.

Gambar 12. Cambell Stokes


Sumber: (Dokumen Pribadi, 2019)
DAFTAR PUSTAKA
Putu, Pande.2018.Taman alat meteorologi.Terdapat pada: Jurnal Meteodrome
BMKG Volume 2 Edisi 2 Februari 2018. (diakses pada 23 Sepetember 2019
pukul 20.15 WIB)

Anda mungkin juga menyukai