Anda di halaman 1dari 8

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/330901652

OPTIMASI PERAWATAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR

Article · February 2012

CITATIONS READS
0 167

1 author:

Masruki Kabib
Universitas Muria Kudus
26 PUBLICATIONS   10 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Finite element Analaysis View project

Deep Drawing Control System View project

All content following this page was uploaded by Masruki Kabib on 06 February 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


OPTIMASI PERAWATAN DI INDUSTRI MANUFAKTUR

Masruki Kabib

ABSTRACT
The objective of maintenance optimization is to improve realiability and availability level instrument
to high with low cost and resources. Maintenance optimization do to push maintenance continuous
improvement. Maintenance optimization can get with component replacement optimization, cost
replacement optimization, inspection prosedure optimization and resource used optimization.
Maintenance optimization asset reliability and availabilty increased with low cost.
Key word : maintenance, optimization, low cost.

PENDAHULUAN dan conditioning monitoring maintenance


Dalam manajemen moderen peran (Asgarpoor, 2004 ).
manajemen perawatan (maintenance) sangat Pada preventive maintenance ada empat tugas
strategis dalam mendukung produktivitas pada yang mendasar yang perlu diperhatikan yaitu :
industri manufaktur secara berkelanjutan. 1. Waktu penugasan secara langsung
Optimasi perawatan sangat dibutuhkan karena tergantung dari jumlah operasi, jam operasi
: atau perubahan keadaan.
1. Profit perusahaan tergantung dari kondisi 2. Menemukan kegagalan, yaitu untuk
baiknya kerja aset. mengidentifikasi peralatan yang rusak yang
2. Perlu meminimalkan downtime untuk tidak mendukung operasi.
memaksimalkan availability. 3. Kondisi penugasan, di aplikasikan untuk
3. Perlu peningkatan profit, revenue, dan situasi dimana kondisi peralatan telah
reliabilitas sambil menurunkan downtime mencapai batas umur, atau operasi tidak
dan biaya-biaya saling berhubungan. dapat dilanjutkan lagi.
4. Biaya, sasaran kualitas dan kecepatan 4. Kegagalan saat operasi merupakan suatu
delivery bisa menjadi daya saing. pilihan yang telah diseleksi hanya pada
Frekuensi downtime yang tinggi sangat suatu kejadian yang secara teknis
merugikan perusahaan, hal ini disebabkan dibenarkan dan biaya efektif tidak dapat di
peningkatan biaya akibat produksi berhenti, identifikasi.
operasi tenaga, keterlambatan delivery, lembur Pada condition monitoring aktivitas diagnosa
untuk memenuhi produksi sesuai pemesanan, digunakan untuk memprediksi kegagalan
kehilangan pelanggan akibat produksi tidak peralatan.
tepat waktu. Untuk menurunkan dowtime dapat
dilakukan preventive maintenance (Eti, 2006). PEMBAHASAN
Optimasi perawatan merupakan evaluasi Dalam manajemen perawatan ada empat kunci
suatu proses yang menguji secara langsung kebijakan untuk optimasi pengelolaan
fungsi, tugas, aktifitas untuk mencapai sumberdaya perawatan yaitu optimasi
perbandingan yang seimbang antara aktifitas penggantian komponen, optimasi biaya
reaktif, preventive, prediktif dan proaktif penggantian peralatan, optimasi prosedur
(Matusheski, 2001). Tujuan optimasi inspeksi dan optimasi kebutuhan sumber daya.
perawatan adalah untuk mencapai tingkat 1. Optimasi penggantian komponen
kendalan dan availabilitas peralatan yang (conponent replacement)
tinggi dengan biaya peralatan dan sumber daya Dalam penggantian komponen yang perlu
yang sekecil mungkin. Optimasi perawatan diperhatikan adalah :
dilakukan untuk mendorong continuous a. Optimasi waktu dan biaya
improvement pada perawatan. penggantian.
Secara umum strategi perawatan ada Interval waktu dan biaya penggantian
yang terencana dan tidak terencana. Perawatan komponen dalam proses perawatan
korektif merupakan strategi reaktif yaitu tidak mempunyai kecenderungan sebagai berikut ;
terencana, perawatan dilakukan setelah untuk komponen yang diganti bila mengalami
kegagalan terjadi. Strategi perawatan terencana kegagalan maka dengan interval waktu
dikelompokkan menjadi dua yaitu preventif bertambah maka biaya yang dibutuhkan
semakin besar. Untuk komponen yang diganti

1
berdasarkan perawatan pencegahan maka Pada gambar 3 menunjukkan, virtual age
dengan interval waktu bertambah maka biaya setelah perbaikan yang terakhir terukur dalam
cenderung menurun. Nilai optimal diperoleh sumbu X dan panjang run time setelah
dari total biaya yang nilainya paling rendah, perbaikan terukur pada sumbu Y. Ketika
seperti gambar 1. kegaglan terjadi, biaya perbaikan yang
ditunjukkan pada sumbu Y bawah berada di
bawah nilai konstan Co, maka pada proses
perawatan minimal proses perbaikannya.
Dibagian lain general repair, dilengkapi biaya
yang nilainya tidak melebihi batas bawah, jika
nilainya melebihi batas bawah maka sistem
perlu diganti. Hendaknya pada proses
perawatan dilakukan pencegahan penggatian
sistem dimana panjang run time mencapai
batas atas. Bila tidak maka sistem aman pada
daerah operasi. Pada awalnya virtual age Vo
mengalami kegagalan pertama pada X1 dengan
biaya C1, hasil general repair dan peralatan
virtual age V1. Pada kegagalan di X2 biaya
perbaikan C2 dan hasil general repair unit
virtual age menjadi V2.

Gambar 1. Waktu penggantian optimal pada


interval konstan.

b. Optimasi persediaan suku cadang


(spare part).
Dalam menyediakan suku cadang besarnya
biaya yang diperlukan dipengaruhi oleh :
- Biaya pemesanan (order cost), dengan
jumlah pemesanan semakin besar maka
biaya pemesanan semakin rendah.
- Biaya penyimpanan (holding cost),
dengan jumlah pemesanan semakin besar
maka biaya peyimpanan semakin besar.
Jumlah optimal persediaan suku cadang, pada
total cost dengan nilai paling minimal, seperti
ditunjukkan gambar 2 :

Gambar 3. Optimasi sistem perbaikan.

2. Optimasi biaya penggantian


peralatan.
Optimasi penggantian peralatan meliputi :
a. Optimasi umur ekonomis.
Dalam mencapai umur yang paling ekonomis
pada biaya peralatan dipengaruhi oleh :
- Biaya operasi dan perawatan akan
meningkat bila umur penggantian
peralatan semakin lama.
- Nilai asset peralatan cenderung menurun,
bila umur penggantian semakin besar.
- Biaya tetap meliputi operator dan
asuransi cenderung tetap.

Gambar 2. Jumlah pemesanan optimal.


c. Optimasi sistem perbaikan (repair)

2
Dengan menaikkan frekuensi inspeksi dan
minor perawatan, maka akan menurunkan
tingkat kegagalan suatu perlatan. Distribusi
kegagalan suatu system dapat diperoleh dari
data yang terkam secara baik. Salah satu cara
yang digunakan adalah menggunakan sistem
Mean Time To Failure (MTTF). Bila tingkat
kegagalan system menurun maka maka nilai
MTTF akan meningkat, seperti ditunjukkan
pada gambar 6.

Gambar 4. Nilai optimasi umur peralatan.

Umur paling optimal dalam penggantian


peralatan di dapat pada nilai biaya paling
minimum. Seperti ditunjukkan pada gambar 4.

b. Optimasi life cycle costing.


Analisa life cycle costing mempertimbangkan
semua biaya yang berkaitan dengan asset life
cycle. Ketika membuat keputusan tentang
biaya peralatan untuk mengganti atau Gambar 6. Frekuensi inspeksi terhadap MTTF.
menggabungkan dengan yang baru, maka
diperlukan penggabungan semua biaya. Pada Pada gambar 7 menunjukkan bahwa :
gambar 5. life cycle iceberg menunjukkan - Dengan interval waktu semakin besar,
hubungan tersebut . maka downtime yang diakibatkan oleh
kegagalan semakin besar.
- Dengan interval waktu inspeksi semakin
besar, maka downtime akibat inspeksi
dan minor perawatan semakin kecil.
Total downtime yang paling minimal dicapai
pada frekuensi inspeksi yang paling optimal.

Gambar 5. Life cycle cost iceberg.

3. Optimasi prosedur inspeksi


Untuk menilai optimasi prosedur inspeksi
meliputi : Gambar 7. Optimasi frekuensi inspeksi.
a. Optimasi frekuensi inspeksi.

3
b. Optimasi Maintenance berbasis kondisi. Dengan menggunakan queing theory untuk
Waktu yang paling tepat untuk perbaikan menentukan jumlah mesin yang optimal dalam
pencegahan atau penggantian komponen dan suatu workshop.
peralatan adalah sebelum kegagalan terjadi. - Bila jumlah mesin semakin banyak maka
Pada maintenance berbasis kondisi (CBM) di beaya down time cenderung menurun sampai
dahului dengan informasi baru yang disebut batas jumlah mesin tertentu.
data kondisi, untuk menghitung lebih presisi - Bila jumlah mesin semakin banyak maka
momen yang menguntungkan untuk machine cost semakin besar.
memperbaiki atau mengganti. Keputusan Optimasi di dapatkan pada nilai total cost/unit
optomasi maintenance biasanya membutuhkan time paling minimal, seperti di tunjukkan oleh
lenih banyak resiko kegagalan yang dihitung. gambar 9, berikut ini.
Bila ingin mamaksimalkan keuntungan operasi
atau availability peralatan. Paa gambar 8
menunjukkan hubungan antara kondisi terakhir
dan kegagalan terakhir untuk membantu
membuat kebijakan maintenance ke depan
dan keputusan maintenance spesifik.

Gambar. 9 Optimasi Jumlah Mesin dalam


workshop.

b. Optimasi schedule maintenance.


Optimasi ini menggunakan pertimbangan :
Gambar. 8. P-F interval. - Bagaiman menggunakan sumberdaya secara
efisien.
Dalam maintenance berbasis kondisi di bagi - Bagaiman shedule pekerjaan sesuai dengan
menjadi 7 langkah : kapasitas pabrik/workshop.
1. Penyajian dan mempelajari data. Dalam optimasi menggunakan metoda
2.Mengestimasi parameter Proporsional scheduling yang tepat, seperti :
Hazard Model (PHM). - Spreadsheet programming.
3. Mendefinisikan PHM yang baik. - Genetic programing.
4.Mendefinisikan kondisi dan menghitung - Constrain programming.
probabilita transisi dari satu kondisi ke Dalam contoh kasus berikut ini ada 8
kondisi yang lainnya. komponen dengan karakteristik sebagaimana
5. Melakukan tes asumsi variasi perilaku tabel 1 (Helm, 2002) :
transisi di dalam perbedaan interval waktu
dan kelompok independen.
6. Membuat keputusan optimal untuk paling
rendah, paling panjang beaya
maintenance.
7. Menganalisa sensifitas keputusan optimal
untuk perubahan beaya operasi.

4. Optimasi Kebutuhan Sumberdaya


a. Optimasi Jumlah Mesin

4
Tabel 1. Componen maintenance - Beaya maintenance bila dikontrakkan.
characteristic. Kemudian di tentukan total beaya yang paling
minimal, yang merupakan nilai minimal
sumber daya.

Rata-rata kapital aset umurnya dimulai pada


tahun 1988, rata-rata ini merupakan
penjumlahan dari semua komponen aset.
Sehinga tahun pertama 1988. Bentuk kurva
pada genetic program mempunyai perbedaan
yang signifikan di banding denga nspreadsheet
dan constrain programming seperti di
tunjukkan pada gambar 10 berikut ini.
Gambar.11. Optimasi menggunakan
kontraktor.

KESIMPULAN

Optimasi maintenance dapat dilakukan


terhadap :
- Penggantian komponen.
- Beaya penggantian peralatan.
- Prosedur inspeksi.
- Penggunaan sumberdaya.
Dengan optimasi maintenance keandalan dan
availabilitas aset akan semakin menigkat
dengan beaya yang rendah.

Daftar Pustaka
Gambar 10.Perbandingan tiga pendekatan Asgarpoor S., and Doghman Mohamad, 2004,
optimasi scheduling. A Maintenance Optimization Program for
Hasil optimasi di dapatkan bahwa dengan Utilities’ Transmision and Distribution
menggunakan genetic programming beban System.
kerja maintenance 60% lebih rendah dari Eti M.C, Ogaji S.O.T, and Probert S.D.,
spreadsheet programming dan 31% lebih 2006, Reducing the cost of preventive
rendah dari constrain programming. maintenance (PM) through adopting a
proactive reliability-focused culture,
c. Optimasi Menggunakan Kontraktor applied Energi, Volume 88, Issue 11,
Bila kegiatan maintenance tidak dilakukan Nopember, page 1235-1248.
sendiri karena keterbatasan sumberdaya, maka Helm Terry M, Painter Steve, and Oakes W.
dapat menggunakan jasa pelayanan Robert, 2002, A Comparison of Three
maintenance dari luar dengan waktu kontrak : Optimization Method for Scheduling
- Untuk kondisi sesaat. Maintenance of high Cost, Long life
- Untuk periode tertentu. Capital asset, Proceeding simulation
- Untuk jangka panjang. conference, Los Alamos National
Bila dalam perusahaan memiliki tenaga Laboratory, USA.
maintenance dan ada sebagian maintenance Matusheski B., 2001, Using information
yang di kontrakkan dari luar, maka yang technology to Optimize Maintenance,
dipertimbangkan adalah : Plant Engineering Magazine, June.
- Beaya maintenance bila dilakukan sendiri.

5
BIODATA

Nama : Ir. Masruki Kabib, MT


Tempat/Tgl lahir : Malang/25-05-1968
Alamat : Panjang RT 04 RW01 No. 149 Bae
Kudus
Pekerjaan : Dosen Fakultas Teknik UMK
Riwayat Pendidikan :
- S1 Teknik Mesin UMM
- S2 Teknik Mesin ITS

6
7

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai