Aldes Sagita
Chandra Efendi
Fajril Haqqi
Lina Zuanisah
Lira Veradita
Netty Kurnia
Rica Nurparida Azzam
Riry Farissa
Rusmai Triaswati
Sarah Tania
Ulfah Nabilah
Yulian Fredika
Zulkarnain
1
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II ISI
1. Kesimpulan ....................................................................................... 17
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Kepemimpinan dan manajemen dalam keperawatan melibatkan upaya
perorangan untuk mempengaruhi perilaku orang lain untuk memberikan pelayanan
keperawatan yang professional,langsung dan individual. Peran kepemimpinan atau
manajerial merupakan peran penengah dimana tanggung jawab utama manajer
perawat adalah merencanakan, mengorganisir, memotivasi dan mengendalikan kerja
para perawat dan tenaga penunjang kesehatan lainnya dalam memberikan layanan
keperawatan.
Proses kepemimpinan dan manajemen didasarkan kepada pendekatan ilmiah
yang disebut metode pemecahan masalah. Fungsi metode ilmiah ini adalah untuk
meningkatkan kemungkinan keberhasilan dari kegiatan manajer perawat, dalam
situasi lingkungannya yang unik dan tertentu. Dalam suatu lingkungan keperawatan
tertentu, terdapat anggota staf, klien, manajer, berbagai penentu situasi seperti
kebijakan-kebijakan dan norma-norma, serta sumber-sumber materi. Keadaan ini unik
karena tidak mungkin untuk menemukan lingkungan yang tepat sama di tempat lain
atau di waktu lain.
Tugas dari manajer perawat adalah mengenali sumber-sumber yang ada dalam
lingkungannya dan membuat sumber-sumber ini berfungsi di dalam suatu system
yang menyeluruh dalam mencapai tujuan dan memungkinkan adanya pertumbuhan.
Penggunaan metode ilmiah dalam manajemen adalah untuk membantu manajer dalam
mengkaji beberapa kebutuhan dari system dan dalam memilih prioritas,
mengidentifikasi elemen orang dan situasi yang penting dalam mengemban tujuan-
tujuan khusus, mengkaji secara kritis kekuatan dari orang-orang tersebut dan
mengembangkan strategi yang melibatkan kekuatan-kekuatan tersebut dalam
pekerjaan.
3
2. Tujuan Penulisan
4
BAB II
ISI
5
b. Organizing : struktur organisasi, model penugasan keperawatan, Job
descriptions dan memahami serta menggunakan kekuasaan dan otoritas
yang sesuai.
c. Staffing : kegiatan yang berhubungan dengan kepegawaian :> rekruitmen,
wawancara, mengorientasikan staf, menjadwalkan dan mengsosialisasikan
pegawai baru serta pengembangan staf.
d. Directing : pemberian motivasi, supervisi, mengatasi adanya konflik,
pendelegasian, cara berkomunikasi dan fasilitasi untuk kolaborasi..
e. Controlling : pelaksanaan penilaian kinerja staf, pertanggungjawaban
keuangan, pengendalian mutu, pengendalian aspek legal dan etik serta
pengendalian profesionalisme asuhan keperawatan.
6
memuaskan seluruh pihak yang dilibatkan. Efisien artinya sesuai dengan rencana
dan biaya yang dianggarkan. Hal yang paling penting dalam tahap ini adalah
komunikasi antar personil.
Pengertian Organisasi dapat dibedakan menjadi dua bagian, yaitu pengertian
statis dan pengertian secara dinamis. Jika dilihat secara statis, Organisasi
merupakan wadah kegiatan sekelompok orang untuk mencapai tujuan tertentu.
Sedangkan secara dinamis, organisasi merupakan suatu aktivitas dari tata
hubungan kerja yang teratur dan sistematis untuk mencapai tujuan tertentu.
Organising berasal dari kataaa to organize dimana kata ini berasal pula dari
kata organ. Sedangkan kata organ dalam Webstre’e New Collagiale Dictionary
berasal dari kata organon, bahasa Greek. Adapun arti kata organ ialah, an
Instrument or medium by Which an Importan is Performed or end accomploshed.
Artinya suatu alat atau media yang digunaka untuk tindakan penting atau
pencaapaian tujuan. Jadi to organize mengandung arti menyusun bagian-bagian
yang terpisah-pisah menjadi suatu kesatuan sehingga dapat digunakan untuk
menjalankan tindakan dalam pencapaian tujuan. Dengan demikian organizing
merupakan proses penyusunan bagian-bagian yang terpisah itu menjadi suatu
kesatuan yang harmonis, sehingga dapat digunakan untuk pelaksaan kerja dalam
mencapai tujuan yang dikehendaki. (Dikutip dari : Drs. Maharuddin Pangewa,
1989/1990, Tiga serangkai ilmu administrasi organisasi dan Benjamen, FPIPS
IKIP Ujung pandang, hal. 72).
Pengorganisasian (organizing) adalah fungsi-fungsi manajemen yang
berkaitan dengan penetapan tugas-tugas, pengelompokkan tugas-tugas kedalam
departemen-departemen dan pengalokasian sumber daya, serta penyebaran
sumber daya organisasi untuk meraih tujuan-tujuan strategis. (Dikutip dari :
Richard L. Daft, 2002, Manajemen Edisi kelima, Jakarta Hal 391).
Pengorganisasian ( Organizing) adalah mencakup penentuan bagaimana cara
mengelompokkan berbagai aktivitas dan sumber daya. (Dikutip dari : Ricky W
Griffin, 2003, Manajemen jilid 1, Erlangga hal 11).
Pengorganisasian adalah suatu proses penyusunan kaidah-kaidah untuk
melaksanakan apa yang telah ditentukan dalam perencanaa. Hal yang demikian
isebut penetapan kebijakan. Pada proses pnegprganisasian perlu untuk
memperhatikan sasattna proyek karena sasaran yang berbeda membutuhkan
mekanisme pengorganisasian yang berbeda pula. (Dikutip dari : http//
7
dickyrahadi. Blogspot.com/2007/02 peran-sistem informasi-pada-manajemen-
html).
Sondang P. Siagian (1985) merumuskan organizing adalah keseluruhan proses
pengelompokan orang-orang, alat-alat, tugas-tugas, tanggung jawab dan
wewenang sedemikian rupa sehingga tercipta suatu organisasi yang dapat
digerakkan sebagai suatu kesaruan dalam rangka pencapaian tujuan yang telah
ditentukan. (Dikutip dari : Maharuddin Pangewa 2007. Intisari ilmu Administrasi
dan Manajemen. FEIS. UNM. Hal 108-109).
Soedjadi (1988) Mengemukakan pendapatnya mengenai organizing
(pengorganisasian), sebagai berikut :
a. Pengorganisasian merupakan proses penyusunan pembagian kerja
kedalam unit-unit kerja dan fungsi -fungsinya beserta penetapannya
dengan cara yang tepat mengenai orang-orang (staffing) yang harus
menduduki fungsi-fungsi itu berikut penentuannya dengan tepat
tentang hubungan wewenang dan tanggung jawabnya.
b. Pengorganisasian itu dilakukan demi pelaksanaan kerja dan
pelaksanaan dari perencanaan, yang penting demi adanya pembagian
kerja yang setepat-tepanya.
c. Dalam pengorganisasian sangat penting untuk diperhatikan bahwa
penetapan mengenai orang-orangnya haruslah dilakukan secara
objectif dan setelah terlebih dahulu ditentukan unit-unit kerja dan
fungsi-fungsinya.
8
h. Organisasi itu harus menjadi alat dan wadah yang efektif dalam mencapai
tujuan
i. Tipe organisasi dan strukturnya harus sesuai dengan kebutuhan perusahaan
j. Unit-unit kerja (departemen bagiannya) ditetapkan berdasarkan atas
eratnya hubungan pekerjaan
k. Job description setiap jabatan harus jelas dan tidak ada tumpang tindih
boleh terlalu banyak.
l. Rentang kendali setiap bagian harus berdasarkan volume pekerjaan dan
tidak boleh terlalu banyak
m. Sumber perintah dan tanggung jawab harus jelas, melalui jarak yang
pendek
n. Jenis wewenang (authority) yang dimiliki setiap pejabat harus jelas
o. Mismanajemen penempatan karyawan tidak ada
p. Hubungan antara bagian dengan bagian lainnya jelas dan serasi
q. Pendelegasian wewenang harus berdasarkan job description karyawan
r. Deferensiasi, koordinasi, integrasi dan sinchronisasi harus baik
s. Organisasi harus luwes dan fleksibel
t. Organisasi harus mempunyai anggaran dasar dan anggaran rumah tangga.
9
2.4 Proses Pengorganisasian
Proses pengorgaisasian pada intinya dapat dibagi menjadi dua pokok analisis,
yaitu analisis tujuan organisasi dan analisis jabatan.
a. Analisis Tujuan Organisasi
Analisis tujuan organisasi dijelaskan seperti piramida terbalik. Artinya,
analisis ini dimulai dari tujuan, kemudian dijabarkan menjadi tugas-tugas
pokok, kemudian tugas pokok dijabarkan menjadi fungsi-fungsi. Setelah
itu, fungsi dijabarkan menjadi uraian pekerjaan, dan terakhir uraian
pekerjaan dianalisis beban kerjanya.
b. Analisis jabatan (persyaratan-persyaratan untuk jabatan)
Analisis jabatan terdiri atas pengelompokan jabatan, pengelompokan
fungsi, pengelompokan tugas, penentuan bentuk organisasi, penetapan
organisasi dan penyempurnaan organisasi.
10
3. Penerapan Organizing di Rumah Sakit
Dalam usaha mencapai sasarannya suatu rumah sakit harus memilih suatu
struktur organisasi yang efektif yang mudah operasi dan tidak banyak birokrasi.
Penetapan struktur organisasi ini dimaksudkan untuk bisa membagi tugas pekerjaan,
memberikan wewenang, melakukan pengawasan dan meminta pertangung jawaban.
Dalam memilih bentuk organisasi, yang perlu diingat adalah sifat rumah sakit yang
berbeda dengan sifat umumnya suatu institusi.
Dalam membentuk organisasi yang perlu diperhatikan adalah azaz-azaz yang hrus
diikuti, yaitu :
1. Dewan penyantun
Dewan penyantun bertugas meentukan kebijakan dan pengarahan umum
dalam hal perencanaan,pelaksanaan, penilaian dan pendanaan kegiatan pelayanan
dirumah sakit pendidikan bagi dewan penyantun tidak khusus, karena anggota
dewan terdiri dari wakil yayasan yang terkait dengan pengambilan keputusan
kebijakan pimpinan rumah sakit dan wakil kelompok medic rumah sakit. Ada
beberapa uraian tugas untuk dewan penyantun, yaitu :
- Menentukan misi dan tujuan pokok kegiatan pelayanan rumah sakit
- Menentukan kebijakan perencanaan dan memberikan persetujuan terhadap
rencana jangka menengah rumah sakit
- Mengkaji pelaksanaan kegiatan rumah sakit sesuai dengan kebijakan yang
telah ditetapkan dalam upaya mencapai tujuan
11
- Melakukan penilaian tahunan terhadap tampilan kerja rumah sakit secara
keseluruhan termasuk penadaan, pemanfaatatan dana untuk pembiayaan
kegiatan pelayanan.
2. Direktur rumah sakit
Direektur mempunyai tugas memimpin, menyusun kebijaksaanan,pelaksaan,
membina pelaksanaan, mengkeordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas
rumah sakit sesuai dengan misi dan tujuannya. Biasanya direktur rumah sakit
merupakan lulusan magister manajeman rumah sakit yang mempunyai brefet
dokter dengan pengalaman kerja dirumah sakit minimal 1 tahun.
Berikut ini beberapa uraian tugas direktur rumah sakit :
- Bertangung jawab dan mengawasi segala kegiatan atau keadaan rumah sakit
- Melakukan keordinasi kegiatan pelayanan dirumah sakit
- Berpindah keluar dan kedalam atas nama rumah sakit dalam hal-hal yang
berkaitan dengan pendadilan,pemasaran jasa pelayanan rumah sakit.
3. Wakil direktur bidang penunjang medic
Bertugas membantu direktur rumah sakit merumuskan kebijaksanaan dan
mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan diUPS/instalasi, radiologi,
farmasi,gizi, rehabilitasi medic, patologi klinis patologi anatami, patologi
pemulasaran jenajah, kegiatan bidang penunjang medis. Pendidikan wakil direktur
ini merupakan lulusan fakultas kedokteran atau sarjana keperawatan dengan
pengalaman kerja minimal 5 tahunn.
4. Wakil direktur bidang pelayanan medic
Bertugas membantu direktur rumah sakit merumuskan kebijaksanaan dan
mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan diupv / instalasi rawat jalan, rawat
inap,rawat darurat, bedah , perawatan intensif dan kegiatan pelayanan medis, serta
bidang keperawatan. Pendidikan wakil direktur ini yaitu lulusan fakultas
kedokteran atau sarjana keperawatan dengan pengalaman kerja minimal 5 tahun.
5. Wakil direktur bidang promosi dan prevensi
Bertugas membantu direktur ruamah sakit merumuskan kebijaksanan
mengawasi pelaksanaan kegiatan pelayanan diupv/instalasi kia dan Kb, kesehatan
lingkungan dan kesehatan kerja , dan reka medic, dan informasi. Pendidikan
jabatan ini bisa dijabat oleh lulusan fakultas kedokteran, fakultas kedokteran gigi
atau pun fakultas kesehatan masyarakat dengan pengalaman kerja minimal 5
tahun.
12
6. Kepala rawat jalan
Bertugas untuk menjalankan kegiatan upv/rawat jalan untuk pelayanan
pemeriksaan dan perawatan jalan sesuai prosedur dan teknik pengobatan yang
telah ditentukan rumah sakit . pendidikan rawat jalan yaitu lulusan akademi
perawat dengan pelatihan diibidang layanan rawat jalan dengan pengalaman kerja
minimal 3 tahun atau lulusan sekolah perawat dengan pelatihan dibidang
pelayanan rawat jalann dengan pengalaman keja minimal 7 tahun.
7. Kepala unit gawat darurat
Menjalankan kegiatan unit gawat darurat untuk terlaksananya pemberian
layanan gawat darurat yang sesuai dengan ketentuan dan standar-standar yang
telah ditentukan. Pendidikan kepala ugd yaitu lulusan akademi perawat anastesi
dengan pelatihan dibidang gawat darurat dengan pengalaman kerja minimal 3
tauhun atau lulusan sekolah perawat dengan pelatihan gawat darurat dengan
pengalaman kerja minimal 7 tahun.
8. Kepala rawat inap
Mengatur dan merencanakan daftar tugas di unit rawat inap untuk lancarnya
pelayanan kepada pasien. Pendidikan : lulusan akademi perawat dengan pelatuhan
di bidang pelayanan rawat inap dengan pegalaman kerja minimal 3 tahun atau
lulusan sekolah perawat dengan pelatihan di bidang rawat inap dengan
pengalamnan kerja minimal 7 tahun.
9. Kepala instalasi laboratorium
Menjalankan kegiatan laboratorium rumah sakit sesuai dengan ketentuan dan
prosedur yang telah di tetapkan untuk menunjang kegiatan-kegiatan medis lainya.
Pendidikan : lulusan akademi analis kesehatan atau yang sederajat dengan
pengalaman kerja minimal 3 tahun.
10. Kepala instalasi radiologi
Menjalankan kegiatan kamar rontgen sesuai prosedur yang telah ditetapkan
untuk menunjang kegiatan-kegiatn medis yang ada. Pendidikan : lulusan akademi
penata rontgen atau yang sederajat dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun.
11. Kepala instalasi rekam medic dan informasi
Menjalankan instalasi rekam medic dan informasi sesuai dengan ketentuan
dan prosedur yang telah ditetapkan untuk tersedianya data medis yang di
butuhkan. Pendidikan : lulusan program adminitrasi rekam medic dengan
pengalam kerja minimal 2 tahun di bidangnya.
13
12. Kepala tata usaha dankepegawaian
Menjalankan kegiatan tata usaha untuk menyelenggarakan tata usaha rumah sakit
yang efektif dan efisien. Pendidikan : lulusan sekolah tinggi / akademi adminitrasi
Negara atau sederajat dengan pemngalaman kerja di bidang adminitrasi minimal 3
tahun.
13. Kepala Keuangan
Menjalankan kegiatan keuangan sesuai ketentuan dan prosedur yang telah
ditetapkan untuk terselenggaranya keuangan rumah sakit yang tertib dan lancer.
Pendidikan : lulusan adminitrasi niaga / sekolah tinggi ilmu ekonomi atau
sederajat dengan pengalaman kerja di bidang keuangan minimal 3 tahun.
14. Kepala pembukuan
Menjalankan kegiatan pembukuan Sesuai ketentuan dan prosedur yang telah
ditetapakan untuk dapat menghasilkan laporan-laporan keuangan rumah sakit
yang akurat dan tepat waktu. Pendidkan : lulusan akademi adminitrasi niaga /
sekolah tinngi ilmu ekonomi atau sederajat pengalamn kerja di bidangnya minimal
3 tahun.
15. Kepala instalasi farmasi
Menjalankan kegiatan instalasi farmasi sesuai ketentuan dan prosedur yang
telah ditetapkan untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan pelayanan medis.
Pendidikan : lulusan fakultas farmasi dengan pengalaman kerja di bidangnya
minimal 2 tahun. Bila tidak tersedia tenaga dengan kualifikasi tersebut maka dapat
di gantiakan dengan lulusan sekolah asisten apoteket dengan pengalam kerja di
bidangnya minimal 7 tahun.
16. Kepala instalasi pemeliharaan sarana rumah sakit
Menjalankan kegiatan pemeliharaan dan perbaikan sarana gedung rumah sakit
beserta instalasinya, alat medic, elektronik, serta kegiatan rumah tangga.
Pendidikan : lulusan akademi tehnik elektromedik / akademi penilik kesehatan
dan sanitasi dengan pengalaman kerja di bidangnya minimal 3 tahun.
17. Kepala instalasi kesehatan lingkungan dan kesehatan kerja
Menjalankan kegiatan instalasi kesehatan linkungan dan kesehatan kerja untuk
tercapai nya tujuan peningkatan taraf kesehatan pegawai beserta keluarganya dan
masyarakat sekitarnya. Pendidikan : lulusan fakultas kesehatan masyarakat
dengan pengalaman kerjanya dengan bidangnya minimal 3 tahun atau lulusan
14
akademi penilik kesehatan/program D3 hiperkes dengan pengalam kerja dalam
bidangnya minimal 5 tahun.
18. Kepala UPF KIA & KB
Menjalankan kegiatan UPF KIA & KB untuk tercapainya pelayana kesehatan
ibu dan anak serta pelayanan keluarga berencana yang sesuai standar nasional
kepada para pegawai dan masyarakat umum sekitar konsesi pembangunan.
Pendidikan : lulusan akademi perawat atau bidan dengan pelatihan di bidang
pelayanan KIA & KB dengan pengalaman kerja di bidangnya minimal 3 tahun.
19. Kepala kamar bedah dan kamar bersalin
Menjalankan kegiatan kamar bedah dan kamar bersalin untuk membantu
dokter dan memberi pelayanan kepada pasien. Pendidikan : Lulusan akademi
perawat / anestesi dengan pelatihan di bidang pelayanan kamar bedah/kamar
bersalin dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun. Bila tidak tersedia tenaga
dengan kualifikasi tersebut maka dapat digantikan dengan lulusan sekolah perawat
kesehatan atau bidan dengan pelatihan di bidang pelayanan bedah dan kamar
bersalin dengan pengalamn kerja minimal 7 tahun.
20. Kepala UPF Diagnostic dan Fisioterapi
Menjalankan kegiatan UPF Diagnostik & Fisioterapi agar pengoperasian
aaalat-alat diagnostic dan pelayanan fisioterapi berhasil dengan baik sesuai
dengan standar-standar yang telah di tetapkan. Pendidikan : lulusan akademi
fisioterapi atau sederajat dengan pengalamn kerja minimal 3 tahun.
15
4. Penerapan Organizing di Ruang Perawatan Rumah sakit
1. Tugas Organizing sebagai Kepala Ruangan
a) Menetapkan system penugasan rentang kendali
b) Menjelaskan rincian tugas ketua tim dan anggota tim
c) Mengendalikan tenaga diruang rawat dan situasi pada kasus saat ini
d) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
2. Tugas Organizing sebagai Ketua Tim
a) Menjelaskan tujuan pengorganisasian
b) Membuat rincian anggota tim
c) Mengkoordinasikan bersama tim kesehatan/ profesi lain
d) Mengatur waktu istirahat anggota tim
e) Mendelegasikan pelaksanaa asuhan keperawatan pada anggota tim
f) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
3. Tugas Organizing sebagai Perawat Pelaksana
a) Menerima penjelasan tujuan pengorganisasian
b) Menerima pembagian tugas dari kepala tim
c) Menyesuaikan waktu istirahat dengan anggota tim lain
d) Menerima tugas delegasi dari ketua tim
e) Melakukan pelaporan dan pendokumentasian
16
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
Manajemen secara umum didefinisikan sebagai upaya-upaya yang
dilaksanakan untuk mencapai suatu tujuan melalui orang lain. Yang perlu
diketahui yaitu tujuan, bagaimana upaya dan melibatkan sekelompok orang.
Fungsi manajemen keperawatan terdiri atas planning, organizing, staffing,
controlling, actuating, directing.
Pengorganisasian adalah jembatan antara perencanaan dan pelaksanaan.
Dalam tahapan ini dilakukan identifikasi dan klarifikasi kegiatan yang diperlukan,
pengelompokan aktivitas menurut sumber daya manusia dan situasi,
pendelegasian kekuasaan, koordinasi antar personil dan hubungan arus informasi,
dan sebagainya. Pelaku organisasi selayaknya mengikuti pameo “the right man in
the right place” demi efektifitas dan efisiensi kerja organisasi. Efektif artinya
berhasil mencapai tujuan dengan waktu yang sesingkat-singkatnya serta
memuaskan seluruh pihak yang dilibatkan. Efisien artinya sesuai dengan rencana
dan biaya yang dianggarkan. Hal yang paling penting dalam tahap ini adalah
komunikasi antar personil.
17
DAFTAR PUSTAKA
Bachtiar, Yanyan & Suarli. S. 2003. Manajemen Keperawatan dengan Pendekatan Praktis.
Jakarta : Erlangga.
Marquis, Bessie L. 2000. Leadership Roles and Management Functions in Nursing, Theory
and Application. Philadelphia : Lippincott.
18