Anda di halaman 1dari 10

ISLAM TRANSNASIONAL DAN GLOBAL

SALAFISME

Dosen Pengampu: Fahruddin Faiz, S.Ag, M.Ag.

Oleh:

Ririn Intan Rahmawati


14510018

JURUSAN AKIDAH DAN FILSAFAT ISLAM

FAKULTAS USHULUDDIN DAN PEMIKIRAN ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA

YOGYAKARTA

2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama adalah pondasi bagi pemeluknya, sebuah kepercayaan yang menimbulkan
keyakinan berupa peribadatan-peribadatan yang bertujuan untuk lebih dekat pada Tuhannya.
Sebuah keyakinan yang tidak dapat disenggol oleh masalah apapun. Dengan kata lain, sebuah
keyakinan berupa iman tersebut menjadi harga diri bagi umat pemeluknya. Sehingga jika
harga diri tersebut dicaci maki, dikecilkan, dihina, dan segala macam celaan lainnya, maka
tak ayal lagi sebuah emosi yang berkobar-kobar atau bahkan sebuah peranglah yang akan
terjadi pada pemeluk agama tersebut.
Dalam makalah ini kita akan memfokuskan pada agama Islam itu sendiri, yang mana
dalam pemahaman manusia terhadap ajaran agama Islam terus berkembang seiring dengan
berkembangnya zaman, sehingga juga memunculkan berbagai macam paham keagamaan.
Paham keagamaan yang dimaksud yaitu berupa paham atau aliran dalam Islam, yang
merupakan hasil olah pikir manusia yang berkaitan dengan interpretasi dan pengamalan teks-
teks atau ayat Al-Quran dan Al-Hadist.
Paham keagamaan yang bermacam-macam terutama di Indonesia, kemudian menjadi
dasar dan pandangan dunia sebagai komunitas muslim di Indonesia. Di Indonesia sendiri jika
kita amati telah banyak aliran-aliran yang muncul dari budaya lokal, nasional, maupun
internasional. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas lebih lanjut mengenai
beberapa gerakan Islam global, atau biasa disebut dengan Islam transnasional.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah gerakan Islam Transnasional di Indonesia ?
2. Apa saja yang meliputi gerakan Islam transnasional ?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Gerakan Islam Transnasional di Indonesia

Gerakan Islam Transnasional terjadi sejak sebelum kemerdekaan. Ditandai dengan


masuknya pengaruh ideologi keagamaan Timur Tengah melalui jaringan ulama. Jaringan
Ulama Nusantara dan Ulama Timur Tengah khususnya pada daerah Makkah dan Madinah
telah membentuk sebuah tradisi , yang kemudian ditransmisikan ke nusantara oleh beberapa
ulama yang menjadi bagian jaringan tersebut.
Dari istilah gerakan Islam Transnasional itu sendiri, berarti gerakan tersebut merupakan
gerakan yang tidak hanya terbatas pada wilayah nasional ataupun lokal seperti halnya
Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama’ yang banyak di anut alirannya di Indonesia,
melainkan gerakan ini aktifitasnya melampaui sekat-sekat teritorial negara-bangsa (nation-
state). Adapaun gerakan tersebut meliputi Hizbut Tahrir Indonesia, Ikhwanul Muslimin,
Salafi, Jemaah Tabligh.1 Kelompok-kelompok penganut paham tersebut memiliki
kepemimpinan yang bersifat internasional, bekerja secara jaringan serta mengusung cita-cita
yang sama yaitu menegakkan syariat islam dalam rangka mewujudkan tegaknya kembali
kepemimpinan islam yang ideal.
Benih-benih gerakan Islam global sudah tumbuh di Indonesia sebagai gerakan bawah
tanah pada tahun 1970an dan 1980an sebagai akibat dari represi politik Islam pada masa orde
baru serta pengaruh dari kebangkitan Islam Global yang ditandai dengan revolusi Iran tahun
1976. Namun demikian gerakan ini muncul diwilayah publik secara terbuka setelah jatuhnya
rezim Soeharto pada 21 Mei 1998. Salah satu ciri bangkitnya Islam politik dimasa reformasi
pada waktu itu adalah dengan menjamurnya gerakan-gerakan Islam yang memeperjuangkan
Syariat Islam, diantaranya adalah Fron Pembela Islam(FPI), Hizbut Tahrir Indonesia (HTI),
Majelis Mujahidin Indonesia (MMI), Gerakan Tarbiyah dengan PKS nya, dan Forum
Komunikasi Ahlus Sunnah wal Jamaah dengan Laskar Jihadnya. Dalam konteks inilah
gerakan Islam transnasional muncul bersama-sama dengan gerakan Islam lokal dengan
membawa aspirasi Islam politik.2

1
Ahmad Syafii Mufid, Perkembangan Paham Keagamaan Transnasional di Indonesia (Jakarta: Puslitbang
Kehidupan Keagamaan, 2011),
2
Ibid, hlm. 04
Preses Transmisi gerakan kebangkitan Islam atau gerakan Islam revivalis berlangsung
pasca meluasnya gerakan Wahabi yang mendirikan sekolah untuk mencetak kader-kader.3
Su’ud adalah salah satu kader Wahabi yang cukup berpengaruh pada dunia Islam, ia
merupakan seseorang yang dapat merebut tanah Nejed dan Hejaz dan kemudian mendirikan
Saudi Arabia.
Dalam tulisan yang lain juga dikatakan bahwa Islamisasi dalam masayarakat Indonesia
sebenarnya telah lama, jauh sebelum Indonesia merdeka, bentuk dan metodenya bersifat
moderat-akomodatif, gerakan-gerakan Islam yang eksis di Indonesia menampilkan corak
kultural yang berorientasi pada pencerahan dan pemberdayaan umat, watak moderat dan
akomodatif tampak menonjol dalam persentuhannya dengan kekuasaan dan kebudayaan
yang eksis di masyarakat.4
Dalam gerakan ini, banyak hal yang ditawarkan dalam gerakan Islamisasi Islam yang
dilakukan oleh gerakan Islam transnasional, diantaranya :
 Menawarkan syariat Islam sebagai solusi atas krisis yang melanda masyarakat.
 Menjadikan sistem negara yang awalnya sekuler, diganti dengan sistem yang religius.
 Meneguhkan bahwa Islam memiliki sistem yang komprehensif mengatur kehidupan
manusia, dan sebagai solusi atas persoalan-persoalan kontemporer.
 Melalui suatu proses sosio-politik, mereka mengembangkan konsep dakwah yang
melahirkan suatu etos sosial yang kuat.

Hal-hal tersebut dilakukan tidak lain karena adanya paham-paham kapitalisme dan
sekulerisme yang terjadi di Indonesia, pengaruh budaya Barat yang kuat telah memengaruhi
pola pikir bangsa Indonesia, oleh karena itu gerakan Islam ini ingin memerangi hal tersebut,
agar Islam menjadi ajaran yang murni. Di samping itu, dalam ideologi bangsa Indonesia itu
sendiri, dianggap kurang atau bahkan tidak sesuai oleh ideologi umat Islam itu sendiri.
Sehingga perlu adanya perombakan ideologi umat Islam di Indonesia untuk kembali pada
ideologi Islam yang murni.
Dalam kaitannya dengan meluasnya gerakan Transnasional di Indonesia, ditemukan dua
dimensi yang mendorong berkembangnya gerakan transnasional di Indonesia :
 Dalam dimensi gerakan. Srtuktur gerakan yang dibangunoleh gerakan
transnasional bersifat khas yang tidak ditemukan dalam gerakan Islam Indonesia

3
Dr. Syarifuddin Jurdi, M. Si, Wahdah Islamiyah dan Gerakan Transnasional: Hegemoni, Kompromi dan
Konstentasi Gerakan Islam Indonesia, (Yogyakarta: Laboratorium Sosiologi (LABSOS) UIN Sunan Kalijaga),
2012), hlm. 21
4
Ibid, hlm. 23
yang telah eksis seperti Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama’ seperti sistem
tarbiyah dengan pembinaan yan intensif melalui Murabbi dan Mutarabbiyah.
 Gagasan yang diperjuangkan. Dalam kasus gerakan transnasional yang
berkembang di Indonesia, umumnya mengusung isu politik syariat Islam dan
bahkan Hizbut Tahrir mengusung gagasan khilafah Islamiyah atau daulah
khilafah. 5

B. Macam-macam Gerakan Islam transnasional


Dalam sejarah kebangkitan Islam, ada tiga gerakan transnasional modern global yang
semuanya berasal dari Timur Tengah dan ketiganya disebut-sebut berperan dalam
kebangkitan Islam:
 Al-Ikhwan al- Muslimun
Gerakan yang muncul di Mesir pada tahun 1928 di bawah kepemimpinan Hasan al-
Banna. Gerakan ini lahir untuk merespon arus sekularisme di Mesir. Tujuan utama Jamaah
Ikhwanul Muslimin adalah membangun pribadi muslim, kemudian menuntut setiap muslim
agar membina keluarga muslim dan pada akhirnya akan membentuk masyarakat muslim dan
negara Islam yang kemudian akan bersatu. Ikhwanul muslimin merupakan gerakan yang
bergerak diranah sosial dan ekonomi. Dengan sistem halaqoh atau liqo’ yang masif, maka
gerakan ini telah memberikan dampak yang luar biasa pada revivalis Islam.6
Model pembinaan anggota yang dikembangkan oleh gerakan tarbiyah di Indonesia
banyak mengadobsi model pembinaan anggota yang dilakukan oleh Ikhwanul Muslimin,
bahkan gerakan tarbiyah merupakan bagian atau cabang dari Ikhwanul Muslimin di
Indonesia. model pembinaan jamaah dengan mengacu pada marhalah yang ditempuh
Rasulullah, berupaya mengaplikasikan Islam secara menyeluruh (kaffah), komprehensif
(syamil), dan manusiawi (insan). 7
Proses penyerapan gerakan tarbiyah Ikhwanul Muslimin mengalami transmisi melalui
beberapa hal, yaitu:
 Pengenalan pemikiran Ikhwanul Muslimin terjadi melalui Imaduddin Abdulrahim
lewat Masjis Salman di Intitut Teknologi Bandung (ITB), melalui jaringan-

5
Ibid, hlm. 35
6
Lihat Haidar Nashir, Gerakan Islam Syariat: Reproduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia, (Jakarta: PSAP,
2007).
7
Dr. Syarifuddin Jurdi, M. Si, Wahdah Islamiyah dan Gerakan Transnasional: Hegemoni, Kompromi dan
Konstentasi Gerakan Islam Indonesia, (Yogyakarta: Laboratorium Sosiologi (LABSOS) UIN Sunan Kalijaga),
2012), hlm. 40
jaringan dakwah kampus yang bersamaan denga tumbuhnya gerakan pemikiran
Ikhwanul Musimin.
 Transmisi pemikiran Ikhwanul Muslimin melalui para alumni lembaga pendidikan
di Timur Tengah maupun alumni LIPIA Jakarta yang merupakan cabang
Universitas Ibnu Saud Riyadh, Arab Saudi. Para alumni ini berinteraksi langsung
dengan para aktifis Ikhwanul Muslimin yang menyebarkan pemikirannya ke
Indonesia melalui jaringan lembaga dakwah kampus dan menyempurnakan materi
dakwah. Metode atau manhaj gerakan dan memperluas jaringan sekaligus
melakukan purifikasi (membersihkan unsur-unsur pemikiran dari luar Ikhwanul
Muslimin).8
 Hizb al-Tahrir
Gerakan yang muncul di Yordania tahun 1952 di bawah kepemimpinan Taqiyuddin an-
Nabhani (1909-1977), seorang pakar hukum Islam dan aktivis politik. Ia belajar hukum Islam
di Universitaas al-Azhar Kairo, dan setelah itu menjadi guru di madrasah, kepala juru tulis,
lalu menjadi hakim di pengadilan agama di Palestina.
Dalam buku Perkembangan Paham Gerakan Transnasional di Indonesia dijelaskan
bahwasannya, Taqiyudin dalam pemikirannya juga dipengaruhi oleh partai Bath sekuler
yang mengusung nasionalisme dan pan-Arabisme, namun ia mendasarkan pandangan
politiknya kepada Islam sebagai prinsip utama.
Ia menyebut Hizbut Tahrir sebagai partai politik Islam dari pada organisasi Islam. Hal ini
diinspirasi oleh trend partai politik Arab yang muncul pada tahun 1930-an. Dalam kaitan ini,
Suha Taji-Farouki menganggap An-Nabani sebagai seorang intelektual Arab yang pertama
kali mengangkat gagasan mengenai partai politik modern dengan menggunakan konstruk
wacana Islam.9 Yang kemudian bercita-cita mengembalikan Khilafah Islamiyyah di dunia
Islam. Ciri-ciri dari gerakannya yaitu:
 Anti barat : intoleran terhadap barat, dan kritikal terhadap muslim yang
mengedobsi budaya barat.
 Menolak segalanya yang bukan berasal dari islam.
 Meyakini bahwa khilafah adalah satu-satunya sistem negara islam .
 menolak demokrasi.

8
Ibid, hlm. 42, lihat M Imdadun Rahmat, Arus Baru Islam Radikal, hlm. 86-87
9
Ahmad Syafii Mufid, Perkembangan Paham Keagamaan Transnasional di Indonesia (Jakarta: Puslitbang
Kehidupan Keagamaan, 2011), hlm. 09-10
Dalam kajian Hizbut Tahrir disebutkan bahwa mereka bergerak dengan membentuk
sebuah halaqoh-halaqoh, yang mengajarkan tentang islam yang sebenarnya menurut mereka.
Dengan mengubah pola pikir para jamaahnya, serta hanya berkecimpung pada dunia
kepolitikan. Politik yang ditawarkan merupakan politik yang berbasis islam. Mereka juga
menolak sistem kepolitikan yang tidak sesuai oleh ajaran dan jalan Islam. Oleh karena itu,
mereka juga menolak sistem demokrasi di Indonesia.
Paham sekuler dan kapitalisme juga merupakan musuh besar mereka, karena mereka
meyakini bahwa paham tersebut berasal dari Barat, yang mana menghegemoni umat Islam
dalam menjalankan negara.
Dalam hal ide politiknya ia bersifat radikal, namun menekankan cara-cara damai untuk
menempuh tujuannya, dengan meniru model dakwah nabi Muhammad. Radikalismenya
terrgambar dalam perjuangan nya yang menginginkan perubahan politik fundamental melalui
pembongkaran total negara-negara sekarang ini dan menggantinya dengan negara Islam baru
di bawah satu komando khalifah.10
 Salafiyah/Salafy,
Gerakan yang muncul di Saudi Arabia di bawah pimpinan Muhammad bin Abdul
Wahhab pada tahun 1745, yang mengumandangkan perang terhadap praktek-praktek bid’ah,
khurafat, syirik, dan menyeru kembali kepada Al-Qur`an dan Sunnah.11
Kata salaf dikaitkan dengan kata ulama, ulama salaf, yang berarti ulama lama sebagai
lawan dari ulama baru (khalaf) atau kontemporer. Salafi dalam konteks faham keagamaan
adalah penisbatan kelompok orang atau komunitas yang mempraktekkan Islam berdasarkan
teks Al-Qur’an dan As-Sunah sebagaimana yang diamalkan oleh sahabat Nabi SAW. Salafi
atau Shalafusaleh adalah para sahabat dari tabiin dan tabiit tabiin.12
Dakwah yang dilakukan orang salafi di berbagai negara termasuk Indonesia adalah
melakukan dakwah Islam dengan berpedoman kepada Al-Quran dan Hadist dengan
bermanhaj Salafus Sholeh. Para jamaah Salafi sangat menentang bid’ah-bid’ah yang ada di
negaranya termasuk kelompok Salafi di Indonesia. Hal-hal yang dilakukan adalah mengikuti
sunah-sunah Nabi seperti, memelihara jenggot,
Dalam ensiklopedi Islam dan Ensiklopedis Tematis Dunia Islam dijelaskan bahwa
gerakan pemikiran Salafiyah adalah gerakan pemikiran yang berusaha menghidupkan

10
Ibid, hlm. 13
11
Ubaidillah, Global Salafism dan Pengaruhnya di Indonesia, Thaqafiyyat, Vol. 13, No. 1, Juni 2012t, UIN
Sunan Kalijaga Yogyakarta
12
Ahmad Syafii Mufid, Perkembangan Paham Keagamaan Transnasional di Indonesia (Jakarta: Puslitbang
Kehidupan Keagamaan, 2011), hlm.223-224
kembali atau memurnikan ajaran Islam yang berdasarkan Al-Quran dan Sunah Nabi,
sebagaimana yang telah diamalkan oleh ulama salaf atau para sahabat terdahulu.
Itulah beberapa contoh Gerakan Islam transnasional yang berkembang diberbagai negara
termasuk Indonesisa itu sendiri. Masih banyak lagi aliran transnasional yang lainnya seperti
Jamaah Tabligh, Jihadi, Syiah.

C. Kesimpulan
Gerakan Islam Transnasional merupakan gerakan yang penyebarannya sudah melalui
antar negara dan benua. Dimana dalam penyebarannya banyak yang ingin mengembalikan
kepada Islam yang murni.
Kelompok-kelompok penganut paham tersebut memiliki kepemimpinan yang bersifat
internasional, bekerja secara jaringan serta mengusung cita-cita yang sama yaitu menegakkan
syariat islam dalam rangka mewujudkan tegaknya kembali kepemimpinan islam yang ideal.
Benih-benih gerakan Islam global sudah tumbuh di Indonesia sebagai gerakan bawah
tanah pada tahun 1970an dan 1980an sebagai akibat dari represi politik Islam pada masa orde
baru serta pengaruh dari kebangkitan Islam Global yang ditandai dengan revolusi Iran tahun
1976. Namun demikian gerakan ini muncul diwilayah publik secara terbuka setelah jatuhnya
rezim Soeharto pada 21 Mei 1998.
Gerakan Ikhwanul Muslimin yang lebih menonjol pada bidang kepolitikan, Hizbut Tahrir
yang anti Barat dan anti demokrasi tetapi juga sangat kuat dalam kepolitikan, mencoba untuk
merubah sistem negara yang ada menjadi sistem khilafah, yakni semua ketatanegaraan dalam
satu komando Islam. Salafi merupakan gerakan yang ingin memurnikan ajaran Islam seperti
di zaman Nabi, dimana Al-Quran dan Sunnah menjadi satu-satunya pedoman bagi umat
Islam, tanpa adanya campuran seperti pemikiran-pemikiran ulama yang keluar dari Quran
dan Hadist.
D. DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Syafii Mufid, Perkembangan Paham Keagamaan Transnasional di Indonesia


(Jakarta: Puslitbang Kehidupan Keagamaan, 2011)

Dr. Syarifuddin Jurdi, M. Si, Wahdah Islamiyah dan Gerakan Transnasional: Hegemoni,
Kompromi dan Konstentasi Gerakan Islam Indonesia, (Yogyakarta: Laboratorium
Sosiologi (LABSOS) UIN Sunan Kalijaga), 2012)

Haidar Nashir, Gerakan Islam Syariat: Reproduksi Salafiyah Ideologis di Indonesia, (Jakarta:
PSAP, 2007)

Ubaidillah, Global Salafism dan Pengaruhnya di Indonesia, Thaqafiyyat, Vol. 13, No. 1, Juni

2012t, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta

Anda mungkin juga menyukai