Anda di halaman 1dari 32

5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.

com

LATAR BELAKANG

Meningkatnya perkembangan teknologi informasi dan semakin terbukanya


 perekonomian suatu negara tentu akan memberikan peluang bagi perusahaan untuk 
mengembangkan bisnis mereka dengan cara menciptakan berbagai inovasi produk 
 barang maupun jasa. sebagai perusahaan yang berorientasi laba sudah tentu suatu
  perusahaan akan berusaha untuk mendapatkan keuntungan yang sebanyak-
  banyaknya melalui berbagai macam efisiensi biaya, termasuk efiesiensi beban
(biaya) pajak. WP harus dengan jeli mengamati ketentuan perpajakan yang berlaku

serta mengikuti perubahan yang terjadi pada ketentuan tersebut agar dapat
memanfaatkan berbagai peluang yang ada, dengan tujuan akhir agar perusahaan
dapat membayar pajak dengan benar dan dapat diatur sedemikian rupa sehingga
tidak mengganggu kelangsungan perusahaan, terutama yang berkaitan dengan
likuiditas dan juga sehemat mungkin. Pemenuhan kewajiban perpajakan dengan
  benar dan tidak mengganggu kelangsungan perusahaan merupakan tujuan utama
  perusahaan dalam tax planning atau dalam menyiasati peraturan perpajakan.
Hubungan perdagangan internasional yang semakin terbuka luas dan ekstensif saat
ini, menyebabkan pula semakin diperlukannya suatu ketentuan peraturan perundang
undangan perpajakan yang mengatur masalah transaksi internasional. Bersamaan
dengan peningkatan beberapa tarif pajak di beberapa negara, terdapat pula
  peningkatan cara-cara manajemen penghindaran pajak internasional ( international
tax avoidance ) yang antara lain terdapatnya beberapa daerah di dunia ini yang
disebut sebagai perlindungan pajak ( tax haven ) yang menampung dana yang
 bergerak secara internasional (internationally mobile funds). Bagi perusahaan yang

  beroperasi secara internasional (perusahaan multinasional) kesempatan untuk 


melakukan penghindaran pajak lebih terbuka lagi yaitu dengan cara memanfaatkan
 perbedaan sistem perpajakan suatu negara (international tax avoidance).
 

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 1/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

Ketentuan – ketentuan yang mengatur cara untuk menandingi penghindaran pajak 


international tersebut menjadi intensif dan kompleks, karena begitu celah (loop hole
) Penghindaran pajak lama tertutup melalui perubahan undang – undang pajak,

segera muncul lagi cara penghindaran pajak baru yang dikelola para professional
konsultan pajak yang betul – betul ahli dalam permasalahan pajak internasional.
Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini penulis mencoba menjelaskan berbagai
hal cara yang terkait dalam rangka melakukan manejemen pajak yang berhubungan
dengan kegiatan perusahaan multinasional, khususnya yang beroperasi di indonesia

RUMUSAN PERMASALAHAN

Berdasarkan latarbelakang yang telah dijabarkan di atas, maka penulis mencoba


membahas pemasalahan di bawah ini :
1. Apa dan bagaimana peraturan peraturan perpajakan terkait perusahaan
internasional di indonesia ?
2. Apa sajakah jenis-jenis pajak yang terkait dengan perusahaan multinasional
di indonesia ?
3. Apa sajakah teknik-teknik manajemen pajak dalam perusahaan
multinasional ?
4. Bagaimana analisis manajemen pajak yang diaplikasikan pada contoh
 perusahaan yang dibahas ?

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 2/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

LANDASAN TEORI

1. Manajemen Pajak 

Tax planning merupakan suatu perencanaan pajak sehingga dapat mencapai suatu
 penghematan pajak (tax savings) dengan mencari ide-ide baru dan memanfaatkan
celah hukum perpajakan. Pada umumnya ditujukan pada suatu transaksi yang
spesifik serta tidak bersifat rutin. tax planning bertujuan untuk melakukan
 penghematan pajak atau juga penghindaran pajak yang diperbolehkan oleh undang-
undang (tax avoidance). tax planning berkaitan dengan efisiensi dan pemanfaatan

kegiatan usaha. tax planning sama sekali tidak bertujuan untuk melakukan
kewajiban perpajakan dengan tidak benar, tetapi berusaha untuk memanfaatkan
 peluang berkaitan peraturan perpajakan yang menguntungkan perusahaan dan tidak 
merugikan pemerintah dan dengan cara yang legal.

2. Ketentuan Umum Perpajakan Internasional Di Indonesia

2.1 Jenis Subyek Pajak Luar Negeri Dan Usaha Multinasional Menurut Perundang-
Undangan Pajak 

Menurut Pasal 2 Ayat (4) Undang-Undang Pajak Pengahasilan 1984 Subjek Pajak 
Luar Negeri Adalah:

• Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di indonesia, orang pribadi yang

  berada di indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan
dan tidak bertempat kedudukan di indonesia, yang menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di indonesia; dan

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 3/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

• Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di indonesia, orang pribadi yang
  berada di indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari
dalam jangka waktu 12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan

dan tidak bertempat kedudukan di indonesia, yang dapat menerima atau


memperoleh penghasilan dari indonesia tidak dari menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di indonesia.

Pasal 2a Ayat (3) Dan Ayat (4) Undang-Undang Pajak Pengahasilan 1984 :
(3) Kewajiban pajak subjektif orang pribadi atau badan sebagaimana dimaksud

dalam pasal 2 ayat (4) huruf a dimulai pada saat orang pribadi atau badan tersebut
menjalankan usaha atau melakukan kegiatan sebagaimana dimaksud dalam pasal 2
ayat (5) dan berakhir pada saat tidak lagi menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui bentuk usaha tetap.

(4) Kewajiban pajak subjektif orang pribadi atau badan sebagaimana dimaksud
dalam pasal 2 ayat (4) huruf b dimulai pada saat orang pribadi atau badan tersebut
menerima atau memperoleh penghasilan dari indonesia dan berakhir pada saat tidak 
lagi menerima atau memperoleh penghasilan tersebut.

Penjelasan :
Subjek pajak luar negeri adalah orang pribadi atau badan yang bertempat
tinggal atau bertempat kedudukan di luar indonesia yang dapat menerima atau
memperoleh penghasilan dari indonesia, baik melalui maupun tanpa melalui bentuk 

usaha tetap. Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di indonesia, tetapi berada
di indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka
waktu 12 (dua belas) bulan maka orang tersebut adalah subjek pajak luar negeri.

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 4/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

Apabila penghasilan diterima atau diperoleh melalui bentuk usaha tetap


maka terhadap orang pribadi atau badan tersebut dikenai pajak melalui bentuk usaha
tetap. orang pribadi atau badan tersebut, statusnya tetap sebagai subjek pajak luar 

negeri. dengan demikian, bentuk usaha tetap tersebut menggantikan orang pribadi
atau badan sebagai subjek pajak luar negeri dalam memenuhi kewajiban
 perpajakannya di indonesia. Dalam hal penghasilan tersebut diterima atau diperoleh
tanpa melalui bentuk usaha tetap maka pengenaan pajaknya dilakukan langsung
kepada subjek pajak luar negeri tersebut.

Bagi orang pribadi yang tidak bertempat tinggal dan berada di indonesia

tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dan badan yang tidak didirikan
dan tidak bertempat kedudukan di indonesia, yang menjalankan usaha atau
melakukan kegiatan di indonesia melalui suatu bentuk usaha tetap, kewajiban pajak 
subjektifnya dimulai pada saat bentuk usaha tetap tersebut berada di indonesia dan
  berakhir pada saat bentuk usaha tetap tersebut tidak lagi berada di indonesia.

Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal atau berada di indonesia tidak lebih dari
183 (seratus delapan puluh tiga) hari dan badan yang tidak didirikan dan tidak 
 bertempat kedudukan di indonesia, yang tidak menjalankan usaha atau melakukan
kegiatan melalui bentuk usaha tetap di indonesia, adalah subjek pajak luar negeri
sepanjang orang pribadi atau badan tersebut mempunyai hubungan ekonomis
dengan indonesia. Hubungan ekonomis dengan indonesia dianggap ada apabila
orang pribadi atau badan tersebut menerima atau memperoleh penghasilan yang
 berasal dari sumber penghasilan di indonesia.

Kewajiban pajak subjektif orang pribadi atau badan tersebut dimulai pada saat orang
  pribadi atau badan mempunyai hubungan ekonomis dengan indonesia, yaitu
menerima atau memperoleh penghasilan dari sumber-sumber di indonesia dan
  berakhir pada saat orang pribadi atau badan tersebut tidak lagi mempunyai
hubungan ekonomis dengan indonesia.

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 5/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

2.2 Pajak-Pajak Terkait Perusahaan Internasional Di Indonesia

Pajak Penghasilan 22 Impor 

Besarnya Pungutan PPH Pasal 22 Atas Impor :


• Yang menggunakan Angka Pengenal Impor (API), sebesar 2,5% dari nilai
impor :

• Yang tidak menggunakan API, sebesar 7,5% dari nilai impor 

• Yang tidak dikuasai, sebesar 7,5% dari harga jual lelang

Pajak Penghasilan Pasal 26

Penghasilan yang diterima atau diperoleh subyek pajak luar negeri yang tanpa
melalui BUT di indonesia merupakan objek pemotongan pajak penghasilan pasal
26. Dilihat dari cara pemotongannya, jenis penghasilan yang menjadi objek 
withholding tax pajak penghasilan pasal 26 ini adalah :

1. Penghasilan dengan tarif 20% dari bruto. penghasilan yang termasuk 


kelompok ini adalah dividen, bunga, sewa, royalty, imbalan sehubungan

dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan, hadiah dan penghargaan, uang pensiun,
 premi swap dan keuntungan pembebasan hutang.
2. Penghasilan dengan tarif 20% dari perkiraan penghasilan neto. Termasuk 
dalam kelompok ini adalah capital gain atas penjualan atau pengalihan harta
di indonesia dan premi asuransi yang dibayarkan kepada perusahaan
asuransi luar negeri. Termasuk dalam kelompok ini adalah penghasilan dari
  penjualan atau pengalihan saham sebagaimana dimaksud dalam pasal 18
ayat (3c) Undang-Undang Pajak Pengahasilan.
3. Penghasilan branch profit tax dari BUT. Penghasilan kena pajak sesudah
dikurangi pajak dari suatu bentuk usaha tetap di indonesia dikenai pajak 
sebesar 20%, kecuali penghasilan tersebut ditanamkan kembali di indonesia

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 6/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

Prinsip Worlwide Income

Prinsip worldwide income pada Undang-Undang Pajak Pengahasilan bisa kita temui

  pada pasal 4 ayat (1) Undang-Undang Pajak Pengahasilan di mana ditegaskan


  bahwa penghasilan yang menjadi objek pajak penghasilan ini bisa berasal dari
indonesia maupun berasal dari luar indonesia. kata-kata “dari luar indonesia” inilah
yang menjadikan prinsip pengenaan pajak penghasilan kepada subyek pajak dalam
negeri menjadi berdimensi internasional.

PEMBAHASAN

Perencanaan Pajak Perusahaan Multinasional

Sebagai langkah awal dalam melakukan manajemen pajak guna mengefisiensikan


 beban pajak pada perusahaan, manajemen pajak harus terlebih dahulu melakukan
  perencanaan pajak sebagai strategi awal menentukan langkah-langkah strategis
manajemen pajak. Perencanaan pajak tidak hanya terbatas pada tindakan
operasional yang terkait penguasaan ketentuan perpajakan, namun lebih dari itu
  perencanaan perpajakan juga termasuk aspek non-keuangan seperti kemampuan
sosiologis, linguistik, dan manajemental. Berikut adalah perencanaan pajak yang
harus disiapkan perusahaan dalam mempersiapkan kegiatan ekspansi luar negeri,
khususnya ke Indonesia

• Memilih Negara Tujuan Ekspansi Terkait Tariff Pajak Dan Aspek Non-Pajak 

Aspek tariff menjadi persoalan yang sangat penting dalam menetukan lokasi Negara
tujuan usaha bagi perusahaan multinasional, berbagai tariff berlaku berbeda di
setiap Negara tergantung peraturan di Negara terkait. Berbagai Negara
memberlakukan pajak yang beragam bagi pajak perusahaan, mulai dari yang besar 
sampai dengan 0% yang dikenal dengan istilah tax haven. Berikut adalah table yang

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 7/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

menyajikan contoh perbandingan tariff pajak antar Negara di Asean tahun 2001
sebagai acuan bagi perusahaan dalam memilih negara tujuan ekspansinya

Selain aspek tarif, dalam menentukan negara tujuan ekspansi, perushaan juga harus
memperhatikan aspek kondusifitas negara tujuan tersebut. Perusahaan harus
memastikan bahwa selain menguntungkan dari sisi tarif pajaknya, nagara tujuan
ekspansi tersebut juga harus memberikan kepastian kepada perusahaan dalam hal

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 8/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

kesederhanaan birokrasi domestik, keamanaan investasi, kestabilan kondisi ekonomi


dan politik, serta berbagai aspek non keuangan lainnya di negara tersebut.

Jika dillihat dari tabel diatas, sekilas dapat kita simpulkan bahwa Indonesia
termasuk negara yang masih tertingal dalam hal melakukan promosi pajak terhadap
investor asing bila dibandingkan dengan negara-negara lain di Asia tenggara.
Meskipun kini tarif pajak Indonesia telah menurun menjadi 25% dengan
memberlakukan tarif proporsional sebagai bagian dari kesederhanaan pajak,
ditambah dengan memberlakukan tax holiday yang dikenal sebagai Sunset Policy,
namun hal itu masih belum cukup kompetitif jika dilihat dari pemberian intensif tax

allowance dan tax holidays di negara lain. Indonesia juga dikenal sebagai negara
dengan kondisi perundang-undangan yang masih rumit dan menyulitkan investor 
dan kondisi sosial politiknya yang masih belum stabil. Namun, perusahaan harus
 juga melihat aspek pondasi ekonomi Indonesia pada beberapa tahun belakangan ini
yang cenderung berporspek cerah. Nilai tukar yang kian stabil dan ditopang dengan
stabilitas struktur ekonomi Indonesia yang kebal diterpa krisis ekonomi eropa
menjadikan Indonesia sebagai negara yang tepat jika dijadikan negara tujuan
ekspansi terlepas dari berbagai kekurangannya.

• Memahami Ketentuan Perpajakan Antar Negara

i. Memahami hukum pajak internasional


Bagian yang harus diperhatikan lainnya sebelum melakukan ekspansi adalah
memahami hukum pajak internasional selain memahami peraturan pajak domestik.
Penguasaan pajak Internasional merupakan mutlak bagi perusahaan yang beroperasi

dalam skala multinasional. Selain bertujuan agar mencegah terjadinya denda dan
tuntutan akibat pelanggaran peraturan, penguasaan hukum pajak internasional juga
  berguna dalam berbagai hal lainnya. Penguasaan hukum pajak internasional
merupakan cara memperlihatkan image perusahaan yang patuh hukum serta
menunjukkan keseriusan perusahaan dalam berinvestasi di luar negeri. Selain itu,

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 9/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

hal ini juga berguna terkait masalah mengefisiensikan jumlah pajak yang
dibebankan ke perusahaan dalam hal mekanisme harga beli barang melalui transfer 
 pricing. Dengan menguasai hukum pajak yang berlaku internasioal perusahaan juga

dapat melakukan pencegahan atas pengenaan pajak ganda atas pengasilannya.

Pja.Adriani mengatakan hukum pajak internasional adalah keseluruhan peraturan


yang mengatur tata tertib hukum dan yang mengatur soal pengalihan daya beli
masing-masing negara.

H.Rochmat Sumitro, mengemukakan hukum pajak internasional adalah hukum


 pajak nasional yang terdiri dari kaidah, baik berupa kaidah-kaidah nasional maupun
kaidah yang berasal dari traktat antar negara dan prinsip/kebiasaan yang telah
diterima baik oleh negara-negara di dunia, untuk mengatur soal-soal perpajakan dan
dalam mana dapat ditunjukkan adanya unsur – unsur asing, baik mengenai subjek 
maupun objek.

ii. Istilah-Istilah Dalam Hukum Pajak Internasional :

   National External Taxlaw, adalah merupakan bagian dari hukum pajak 


nasional yang memuat ketentuan mengenai pengenaan pajak yang
mempunyai daya kerja sampai diluar batas negara karena terdapat unsur-
unsur asing, baik mengenai subjek maupun objek.

cirinya : hukum pajak nasional sedangkan sasarannya adalah pajak 

internasional.

 Foreign Tax Law :

merupakan keseluruhan perundang-undangan dan peraturan pajak dinegara – 


negara seluruh dunia. Foreign taxlaw berguna bagi studi perbandingan yang

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 10/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

diperlukan dalam rangka melaksanakan perjanjian pencegahan pajak 


 berganda dengan negara lain.

 International Tax Law :

secara sempit, merupakan seluruh kaidah berdasarkan hukum antar negara,


seperti traktat, konvensi dll.

secara luas, merupakan kaidah yang berdasarkan traktat, konvensi dan


 prinsip hukum pajak yang diterima oleh negara lain di dunia.


Mengindari Kemungkinan Terjadinya Pajak Berganda Antar Negara

Perjanjian penghindaran pajak berganda adalah perjanjian pajak antara dua negara
 bilateral yag mengatur mengenai pembagian hak pemajakan atas penghasilan yang
diperoleh atau diterima oleh penduduk dari salah satu atau kedua negara pihak pada
 persetujuan (both constracting states).

Sedangkan tujuan perjanjian penghindaran pajak berganda adalah mencegah

seminimal mungkin terjadinya pemajakan berganda. disamping itu, perjanjian


 penghindaran pajak berganda memiliki tujuan lainnya, yaitu :

A. mencegah timbulnya pengelakan pajak 

B. memberikan kepastian

C. pertukaran informasi

D. penyelesaian sengketa di dalam penerapan perjanjian penghindaran pajak 


 berganda

E. non diskriminasi

F. bantuan dalam penagihan pajak 

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 11/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

G. penghematan dalam cash flow

Tujuan Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda Adalah Sebagai Berikut :

A. Tidak Terjadi Pemajakan Berganda Yang Memberatkan Iklim Dunia Usaha :

dengan perjanjian penghindaran pajak berganda, maka pengenaan pajak atas


laba usaha tidak dapat dikenakan di kedua tempat, yaitu negara sumber atau
negara domisili. laba usaha dikenakan pajak di tempat di mana mereka
  berkedudukan. dengan adanya ketentuan ini, diharapkan dunia usaha
mendapatkan kepastian hukum, karena membayar pajak hanya dikenakan
satu kali yaitu di negara domisili.

B. Peningkatan Investasi Modal Dari Luar Negeri Ke Dalam Negeri :

Pemajakan atas investasi berupa dari pinjaman, dividen dari penanaman


saham, royalty dari pemilik hak cipta, jika dikenakan pemajakan yang tinggi,
maka dipastikan penduduk asing akan berpikir ulang bahkan menjadi ragu
untuk menanamkan modal di indonesia, karena hasil investasi tidak sesuai
dengan yang diharapkan

C. Peningkatan Sumber Daya Manusia

Dengan adanya pembebasan pajak atas mahasiswa dan pelatihan karyawan


di negara di mana mereka menempuh pendidikan dan pelatihan, maka
dipastikan dapat meningkatkan kemampuan sumber daya manusia yang
lebih memadai. Apabila penghgasilan mahasiswa dan karyawan yang sedang

melakukan pendidikan dan pelatihan dikenakan pajak, maka akan


membebani mereka sehingga mereka lebih baik tidak belajar di luar negeri
atau menambah ilmu di luar negeri di mana mereka belajar atau bekerja. Hal
ini jika diberlakukan maka sumber daya manusia salah satu negara tersebut
akan mengalami keterbelakangan di bidang ilmu pengetahuan

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 12/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

D. Pertukaran Informasi Guna Mencegah Pengelakan Pajak 

Dengan adanya informasi yang saling berhubungan antar kedua negara,


maka penduduk yang tidak memenuhi kewajiban perpajakan di kedua negara
menjadi jelas terlihat dan dapat terdetekasi sedini mungkin. Negara yang
terkait dengan tax treaty, dapat melaporkan penghasilan pendudukan asing
di negara sumber, misalnya dengan mengirimkan bukti penerimaan
 penghasilan dari negara sumber. Informasi penghasilan tersebut seharusnya
dilaporkan oleh penerima penghasilan di negara domisli, dan diperhitungkan

kembali di akhir tahun pajak.

E. Keadilan Dalam Hal Pemajakan Penduduk Antar Kedua Negara

Perjanjian penghindaran pajak berganda mengatur adanya pemajakan yang


sama dan setara antar kedua negara, dengan prinsip saling menguntungkan
dan tidak meberatkan penduduk asing antar kedua negara dalam

menjalankan usaha. Negara yang mengadakan tax treaty tidak boleh


sewenang-wenang dalam hal pemajakannya.

Metode Penghindaran Pajak Berganda

Metode Penghindaran P3B menurut Prof. DR. Gunadi6 sebagai berikut:

a. pembebasan / pengecualian (exemption);

 b. kredit (tax credit);

c. metode lainnya.

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 13/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

a. Pembebasan

1. Pembebasan subjek pajak (subject exemption).

Metode ini membebaskan perpajakan untuk penduduk atau badan asing yang
 berada di Indonesia, metode ini muncul dikarenakan adanya Konvensi Wina
 pada tanggal 18 April 1961 yang dihadiri 81 negara diantaranya Indonesia,
yang mengatur tentang kekebalan para diplomat terutama kekebalan
 perpajakan wakil-wakil diplomatik.

Undang-undang Pajak Penghasilan Pasal 3 juga menegaskan bahwa yang


tidak termasuk subjek pajak adalah :

a) badan perwakilan negara asing;

 b) pejabat-pejabat perwakilan diplomatik, dan konsulat atau pejabat pejabat

lain dari negara asing, dan orang-orang yang diperbantukan

kepada mereka yang bekerja pada dan bertempat tinggal bersama-sama


mereka, dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak 
menerima atau memperoleh penghasilan lain di luar jabatan atau
  pekerjaannya tersebut serta negara yang bersangkutan memberikan
 perlakuan timbal balik;

c) organisasi-organisasi internasional yang ditetapkan dengan Keputusan

Menteri Keuangan, dengan syarat:

1) Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut;

2) tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh


 penghasilan dari Indonesia selain pemberian pinjaman kepada pemerintah
yang dananya berasal dari iuran para anggota;

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 14/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

d) pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional yang ditetapkan


dengan Keputusan Menteri Keuangan dengan syarat bukan warga negara
Indonesia dan tidak menjalankan usaha atau kegiatan atau pekerjaan lain

untuk memperoleh penghasilan dari Indonesia. Pejabat-pejabat perwakilan


diplomatik dan konsulat atau pejabat pejabat lain dari negara asing, dan
orang-orang yang diperbantukan kepada mereka yang bekerja pada dan
  bertempat tinggal bersama-sama perwakilan negara tersebut, dibebaskan
  perpajakannya karena mereka memiliki kekebalan politik dan kekebalan
 pajak, anggota dan orang-orang tersebut akan dikenakan pajaknya di negara
di mana mereka berada.

2. Pembebasan objek pajak (object, income exemption) atau full exemption.

Metode ini tidak menghitung kembali penghasilan dari luar negeri, termasuk 
kerugian atau perpajakannya di negara domisili. Dengan demikian
 penghasilan atau laba dari luar negeri dianggap terpisah dan tidak perlu
dikenakan pajak lagi, seperti PPh Final.

3. Pembebasan pajak (tax exemption) atau exemption with progression

Pada dasarnya metode ini menghitung kembali jumlah penghasilan maupun


kerugian dari luar negeri. Pajak yang dibebaskan sebanding dengan
 penghasilan luar negeri dibanding keseluruhan dikalikan pajak terutang atas
keseluruhan. Bilamana dari luar negeri mengalami kerugian, maka kerugian
tersebut tetap diperhitungkan, sehingga akan mengurangi pajak terutang
dalam negeri, meskipun tidak ada pembebasan pajak, karena kerugian secara
otomatis telah mengurangi pajak.

 b. Pengkreditan

Metode ini pada prinsipnya menghitung kembali jumlah penghasilan dari


luar negeri dan jumlah pajak terutang keseluruhan di negara domisili. Pajak 

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 15/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

yang telah dibayar di luar negeri dapat mengurangkan pajak terutang di


negara domisili. Metode ini dibagi dalam tiga macam:

1. kredit penuh;

2. kredit terbatas;

3. kredit fiktif.

 b.1. Kredit Penuh (Full Credit)

Metode ini memberikan fasilitas kepada wajib pajak domisili untuk 


mengkreditkan seluruh pajak yang dibayar diluar negeri, sehingga jika tariff 
 pajak di luar negeri lebih besar dibandingkan dengan tarif pajak di dalam
negeri, dipastikan akan terjadi restitusi pajak. Dalam hal ini berarti Negara
domisili ikut membayar jumlah pajak yang terutang di luar negeri. Oleh
karena itu metode ini tidak digunakan oleh Indonesia.

 b.2. Kredit Terbatas (Ordinary atau Normal Credit)

Metode ini membatasi pajak yang dibayar di luar negeri, dapat dikreditkan
atau dapat dijadikan sebagai pengurang PPh terutang dalam negeri sebatas
 pajak yang dibayar di dalam negeri atau paling tinggi adalah sebesar tarif 
 pajak yang ada di dalam negeri. Dibawah ini penulis akan menggambarkan
 bentuk apabila terdapat sebagai berikut:

a. kompensasi kerugian;

 b. laba perusahaan lebih dari beberapa negara dan dengan tarif pajak;

c. laba perusahaan dan Pendapatan lainnya seperti deviden dari negara dan
dengan tarif pajak berbeda.

 b.3. Kredit Fiktif 

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 16/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

Metode ini dengan memberikan pembebasan pajak untuk mendorong


investor ke dalam negeri, namun untuk menghindari pemajakan di Negara
investor, maka dibuatlah kredit fiktif, agar negara domisili mengenakan

 pajak setelah dikurangi kredit fiktif ini, sehingga pemajakannya bebas untuk 
di negara lainnya dan negara domisili. Metode ini tidak digunakan di
Indonesia. Fasilitas yang diberikan tetap dari pembayaran pajak yang riil
atau aktual.

c. Metode Lainnya.

Dalam buku International Juridicial Double Taxation on Income, Manuel

Pires, yang telah disadur oleh Prof. DR. Gunadi menyebutkan bahwa metode
lainnya tersebut adalah sebagai berikut:

c.1 Pembagian Pajak (Tax Sharing)

Pembagian pemajakan dilakukan dengan cara membagi jumlah pajak yang


terutang antara negara domisili dengan negara sumber.

c.2 Pembagian Hak Pemajakan (Division of Taxing Power)

Pembagian hak pemajakan adalah dengan menentukan tarif pajak 


maksimum atas penghasilan yang diperoleh wajib pajak luar negeri.

c.3 Pengurangan Tarif (Reduction of The Rate)

Metode pengurangan tarif pajak artinya mengurangkan tarif pajak atas


 penghasilan neto luar negeri, sehingga jumlah pajak terutang dalam negeri
dengan tarif umum, sedangkan jumlah pajak terutang luar negeri tarifnya

dikurangi misal pengurangan tarifnya 25% atau 50%7

c.4 Pengurangan Pajak (Reduction of The Tax)

Metode pengurangan pajak artinya dengan mengurangkan jumlah pajak atas


 penghasilan neto luar negeri

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 17/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

c.5 Pemajakan dengan Jumlah Tetap (Lumpsum or Forfait Taxation)

Metode pemajakan atas penghasilan dari luar negeri dengan jumlah yang
tetap.

• Memahami Skema Transfer Pricing Antar Negara

Jika perusahaan melakukan penjualan di Indonesia dengan melibatkan banyak 


negara sebagai tempat kedudukan divisi-divisi / cabang-cabang dalam hal
operasional kegiata usaha di Indoneisa / di negara lain, maka perusahaan harus
memahami skema transfer pricing secara mendalam. Transfer pricing berguna
terutama dalam menentukan harga jual dan harga beli komponen bahan baku barang
serta terkait pajak dari negara mana yang harus dibebankan kepada barang tersebut.
Dengan pemahaman transfer pricing maka perusahaan dapat mengendalikan harga
  jual dan beban pajak di setiap divisinya sehingga dapat melakukan efektifitas
center-center bisnis sesuai kebijakaan manajemen perusahaan. Perusahaan dapat

menentukan negara dimana Profit center atau Expense center berlokasi agar pajak 
dapat ditekan dan center-center tersebut dapat berfungsi optimal sesuai tujuannya

Definisi Transfer Pricing


Bagi organisasi yang terdesentralisasi, keluaran dari sebuah divisi dipakai sebagai
masukan bagi divisi lain. transaksi antar divisi ini mengakibatkan timbulnya suatu
mekanisme transfer pricing . transfer pricing didefenisikan sebagai suatu harga jual
khusus yang dipakai dalam pertukaran antar divisional untuk mencatat pendapatan
divisi penjual (  selling division) dan biaya divisi pembeli (buying divison). (henry
simamora, 1999:272). transfer pricing  sering juga disebut dengan intracompany
  pricing, intercorporate pricing, interdivisional atau internal pricing  yang
merupakan harga yang diperhitungkan untuk keperluan pengendalian manajemen

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 18/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

atas transfer barang dan jasa antar anggota (grup perusahaan). Transfer pricing 
  biasanya ditetapkan untuk produk-produk antara (intermediate product ) yang
merupakan barang-barang dan jasa-jasa yang dipasok oleh divisi penjual kepada

divisi pembeli. bila dicermati secara lebih lanjut  , transfer pricing  dapat
menyimpang secara signifikan dari harga yang disepakati. Oleh karena itu transfer 
 pricing  juga sering dikaitkan dengan suatu rekayasa harga secara sistematis yang
ditujukan untuk mengurangi laba yang nantinya akan mengurangi jumlah pajak atau
 bea dari suatu negara.

Dari uraian di atas nampak bahwa pada prinsipnya praktik transfer pricing (dengan


harga yang tidak sama dengan harga pasar) dapat didorong oleh alasan pajak  (tax
motive) maupun bukan pajak  (non-tax motive). Berbagai studi di luar indonesia
menunjukkan hal tersebut (carson;1979, vaitson;1974, dalam caves;1996). Motivasi
  pajak atas praktik  transfer pricing  dilaksanakan dengan sedapat mungkin
memindahkan penghasilan ke negara dengan beban pajak terendah atau minimal.
Salah satu bentuk pengalihan penghasilan, misalnya dalam bentuk pembayaran
royalti karena dengan sangat langkanya standar harga (tarif) pasar atas royalti sangat
sulit bagi administrasi pajak untuk mengatasinya. Kopits (dalam caves;1996)

menyatakan bahwa paling kurang 13% pembayaran royalti dari negara bcrkcmhang
(ke negara maju) merupakan transformasi royalti menjadi dividen. Selanjutnya,
sehubungan dengan harga barang (bahan) input produksi, lecras (dalam caves;1996)
menyatakan bahwa berdasarkan studi tahun 1985 perusahaan multinasional yang
 beroperasi di Asean memakai dasar selain harga pasar dalam menghitung transfer 
 pricenya. Semakin mudah tingkat otonomi anggota perusahaan multinasional di
mancanegara semakin tinggi pemanfaatan strategi transfer pricing. semakin kurang

menentu-nya lingkungan tempat operasi anggota perusahaan tersebut, semakin besar 


 porsi penjualan ekspor ketimbang penjualan domestik dan semakin tinggi potensi
 penghasilan, maka motivasi pajak terhadap transfer pricing semakin ekstensif.

Masalah transfer pricing ini juga tidak terlepas dari fenomena bisnis perusahaan
 besar yang multi unit yang akan melakukan ekspansi usaha ke luar negeri dengan

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 19/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

mengoprasikan usahanya secara desentralisasi dan mengimplementasikan konsep


cpst-reveneu atau konsep corporate profit center. Idealnya, konsep desentralisasi
 profit center tersebut merupakan pula alat yang dapat mengukur dan menilai kinerja

yang juga salah satu tujuan manajemen serta motivasi pengelolaan unit-unit
  perusahaan multinasional yang bersangkutan dalam rangka mencapai tujuan
  perusahaan. di samping itu, masalah ketat/tidaknya pengawasan aparat pemerintah
yang terkait serta kebutuhan informasi, merupakan hal vang akan mendorong;
  pelaksanaan transfer  pricing, sehingga secara keselturuhan beberapa faktor 
 pendorong pemicu munculnya masalah transfer pricing tersebut adalah:

1) Pergeseran menuju desenhralisasi, divisionalisasi, dan penggunaan konsep


cnrpu ratc profit center 

2) Pemanfaatan transfer pricing dalam bisnis dan invesatsi internasional.

3) Pengawasan transfer pricing oleh aparat perpajakan dan bea cukai di beberapa


negara.

4) Keperluan pengungkapan segmentasi informasi dan transaksi antar-unit dalam

group perusahaan.

Tujuan Transfer Pricing

Secara umum, tujuan penetapan harga transfer adalah untuk mentransmisikan data
keuangan di antara departemen-departemen atau divisi-diisi perusahaan pada waktu
mereka saling menggunakan barang dan jasa satu sama lain (henry simamora,
1999:273) selain tujuan tersebut, transfer pricing  terkadang digunakan untuk 

mengevaluasi kinerja divisi dan memotivasi manajer divisi penjual dan divisi
 pembeli menuju keputusan-keputusan yang serasi dengan tujuan perusahaan secara
keseluruhan. a transfer pricing system should satisfy three objectives: acurate
 performance evaluation, goal congruence, and preservation of divisional autonomy
(joshua ronen and george mckinney, 1970:100-101).

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 20/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

Sedangkan dalam lingkup perusahaan multinasional, transfer pricing  digunakan


untuk, meminimalkan pajak dan bea yang mereka keluarkan diseluruh dunia
transfer pricing can effect overall corporate incame taxes. this is particulary true

 for multinational corporations (hansen and mowen, 1996:496).

Tipe Dan Metode Transfer Pricing 

Beberapa metode transfer pricing yang sering digunakan oleh perusahaan-


  perusahaan multinasional dan divisionalisasi/departementasi dalam melakukan
aktifitas keuangannya adalah:

- Harga Transfer Dasar Biaya (Cost-Based Transfer Pricing)

Perusahaan yang menggunakan metode transfer atas dasar biaya menetapkan harga
transfer atas biaya variabel dan tetap yang bisa dalam 3 pemelihan bentuk yaitu :
 biaya penuh ( full cost ), biaya penuh ditambah mark-up ( full cost plus markup) dan
gabungan antara biaya variabel dan tetap (variable cost plus fixed fee).

- Harga Transfer Atas Dasar Harga Pasar (Market Basis Transfer Pricing)

Apabila ada suatu pasar yang sempurna, metode transfer pricing atas dasar harga
  pasar inilah merupakan ukuran yang paling memadai karena sifatnya yang
independen. Namun keterbatasan informasi pasar yang terkadang menjadi kendala
dalam mengunakan transfer pricing yang berdasarkan harga pasar.

- Harga Transfer Negosiasi (Negotiated Transfer Prices)

Dalam ketiadaan harga, beberapa perusahaan memperkenankan divisi-divisi dalam


  perusahaan yang berkepentingan dengan transfer pricing untuk menegosiasikan
harga transfer yang diinginkan. harga transfer negosiasian mencerminkan prespektif 
kontrolabilitas yang inheren dalam pusat-pusat pertanggungjawaban karena setiap

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 21/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

divisi yang berkepentingan tersebut pada akhirnya yang akan bertanggung jawab
atas harga transfer yang dinegosiasikan.

- Transfer Pricing Pada Perusahaan Multinasional

Menurut zain (2003:297-298), kebijakan transfer pricing multinasional bertujuan:

1) memaksimalkan penghasilan global

2) mengamankan posisi kompetitif anak/cabang perusahaan dan penetrasi pasar 

3) evaluasi kenerja anak/cabang perusahaan manca negera

4) penghidaran pengendalian devisa

5) mengontrol kredibilitas asosiasi

6) meningkatkan bagian laba joint ventura

7) reduksi resiko moniter 

8) mengamankan cash flow anak/cabang di luar negeri

• Menguasai Bahasa Asing

Mengerti bahasa negara yang akan menjadi tujuan ekspansi suatu perusahaan
merupakan aspek mutlak yang harus dikuasai seorang manajer dalam menjalankan
usaha bisnisnya, terlebih lagi dalam urusan perpajakan. seringkali terdapat berbagai
  perbedaan istilah antar negara dalam mengintrepretasikan suatu hal dalam
  perpajakan. Jika manajemen tidak menguasai berbagai istilan dan terkendala
masalah bahasa, maka pihak manajer tersebut dapat salah bertindak dalam

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 22/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

melakukan perencanaan pajaknya terutama dalam memahami perundang-undangan


 Negara bersangkutan

• Memaksimalkan Fasilitas Pajak Di Indonesia

A. Fasilitas Atas Pajak Branch Profit

Undang-undang memberlakukan fasilitas berupa pengurangan atas pajak Brach


Profit dengan berbagai syarat yakini melakukan penanaman kembali keuntungan
yang didapat dari hasil usaha menjadi modal usaha perusahaan pada Negara tempat
 berlangsungnya usaha, dalam hal ini Indonesia .
Selain dikenakan kewajiban Pajak penghasilan Badan (corporate income tax)
 berdasarkan tarif pasal 17 Undang-Undang Pajak Penghasilan, BUT juga dikenakan
branch profit tax (BPT) sesuai dengan pasal 26 ayat 4.

BPT adalah pajak yang dikenakan dari laba bersih setelah pajak (net income after 
tax). Tarifnya sebesar 20%, kecuali ditetapkan lain berdasarkan Perjanjian
Penghindaran Pajak.

Pengenaan branch profit tax suatu BUT dikecualikan bila laba tersebut ditanamkan
kembali di Indonesia dengan syarat (Kepmen No. 113/KMK.03/2002):

(i) Penanaman kembali dilakukan atas seluruh penghasilan kena pajak setelah
dikurangi Pajak Penghasilan dalam bentuk penyertaan modal pada perusahaan yang
 baru didirikan dan berkedudukan di Indonesia sebagai pendiri atau peserta pendiri;
dan

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 23/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

(ii) Penanaman kembali dilakukan dalam tahun pajak berjalan atau selambat-
lambatnya tahun pajak berikutnya dari tahun pajak diterima atau diperolehnya
 penghasilan tersebut; dan

(iii) Tidak melakukan pengalihan atas penanaman kembali tersebut paling sedikit
dalam jangka waktu 2 (dua) tahun sesudah perusahaan tempat penanaman dilakukan
 berproduksi komersial.

B. Memanfaatkan Tax Holidays

Tax holiday adalah pengurangan atau penghilangan pajak secara sementara. Dalam
definisi lainnya Tax Holiday adalah  A temporary period 
  , during which time
the government removes certain taxes (usually  sales tax
  ) on certainitems ,

in order to encourage theconsumption or purchase of these items. The


most common application of this is a tax-free weekend, which most  states hold 
 shortly before school begins in the fall 
 , during which time sales tax is removed on
clothing, school 
 supplies  , and/or other similar items. Not all areas engagein
tax holidays; it is up to the government of that area.Tax Holiday adalah
 pembebasan  pajak penghasilanuntuk jangka waktu tertentu bagi penanam 
modal baru di Indonesia.
Tax holiday dilakukan untuk meningkatkan ketertarikan dalam berinvestasi bagi
 para investor baik untuk investor asing maupun luar negeri. Namun biasanya tax
holiday ini lebih ditujukan untuk investor asing. Negara-negara tetangga kita seperti
Cina, Vietnam, dan Thailand telah melakukan tax holiday terhadap investasi yang
masuk.

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 24/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

Agar dapat memanfaatkan sebesar mungkin kebijakan tax holiday ini, maka
 perusahaan harus dapat merencanakan sebaik mungkin agenda penjualan sehingga

  periode dimana penghasilan perusahaan dapat dialokasikan pada masa


diberlakukannya tax holidays tersebut, dengan demikian maka akan semakin banyak 
manfaat penghematan pajak yang diterima perusahaan. Cara yang dapat dilakukan
oleh perusahaan untuk melakukan alokasi penghasilan tersebut adalah melakukan
Income Smoothing

• Memiliki Pengetahuan Akuntansi Terkait Negara Ekspansi

Umumnya perusahaan akan menggunakan metode yang sesuai dengan badan usaha
dan besarnya perusahaan tersebut serta disesuaikan juga untuk kebutuhannya
masing-masing. penggunaan kedua hal tersebut dapat tercermin dalam laporan
keuangan yang dibuat oleh perusahaan itu. Pada umumnya semua laporan keuangan
dipersiapkan untuk memenuhi tujuan tertentu, dan tujuan ini pada akhirnya akan
memengaruhi bentuk dan isi dari laporan keuangan tersebut dengan segala
keterbatasannya. Misalnya, laporan keuangan yang dipersiapkan untuk digunakan
oleh para manajer akan sangat berbeda sekali dengan laporan keuangan yang
dipersiapkan untuk keperluan pasar modal atau keperluan instansi lainnya seperti
 bank dan lembaga keuangan lainnya. Hal ini mencakup pula laporan keuangan yang

diperuntukkan untuk pengisian surat pemberitahuan pajak penghasilan, yang


tentunya akan berbeda dengan laporan keuangan yang dipersiapkan untuk keperluan
 para penanam modal atau pihak ketiga lainnya. Oleh karena itu, selain menguasai
aspek perpajakan dalam laporan keuangan, mengerti standar akuntansi pada laporan
keuangan adalah mutlak untuk melakukan manajemen pajak 

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 25/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

Selain untuk tujuan dalam negeri, suatu perusahaan yang menjalankan usaha
  berskala multinasional harus juga menguasai standar akuntansi di setiap negara

dimana ia menjalankan usahanya karena standar akuntansi yang berlaku di dunia


 berbeda-beda

• Memaksimalkan Kredit Pajak 

Perusahaan asing yang beroperasi di Indonesia terkena pajak dan melakukan


 perhitungan pajak pengasilan atas operasionalnya di Indonesia serta telah membayar 
 pajak di Negara asalnya akan melakukan perhitungan kredit pajak luar negeri pajak 
 penghasilan pasal 24. Penentuan kredit pajak ini berhubungan dengan jumlah pajak 
 penghasilan badan yang harus dibayarkan dan angsuran pajak penghasilan 25 untuk 
tahun mendatang.

Oleh karena itu, maka perusahaan perlu memperhatikan jumlah kredit pajak yang
dapat dikreditkan pada pajak penghasilan pasal 24, terkait pemilihan Negara mana
tempat perusahaan itu beroperasi dalam hal-hal menjalankan usahanya. Pemilihan

  Negara yang terkait kegiatan operasi tersebut berdampak pada tariff pajak mana
yang berlaku pada kegiatan operasionalnya. Oleh karena itu, perusahaan dapat
membuat divisi-divisi yang terkait di Negara-negara berbeda, apakah di Indonesia
atau di luar negeri agar pajak yang dikenakan atas divisi-divisi tersebut dapat
diminimalkan sekecil mungkin

Dalam menghitung besarnya maksmum kredit pajak pajak penghasilan pasal 24 ini,
Undang-Undang Pajak Pengahasilan menerapkan metode pembatasan tiap negara

(  per country limitation). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menentukan lokasi
 Negara-negara tempat divisi-divisi tersebut beroperasi adalah sebagai berikut :

1. Penghasilan dari saham dan sekuritas lainnya serta keuntungan dari


 pengalihan saham dan sekuritas lainnya adalah negara tempat badan yang

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 26/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

menerbitkan saham atau sekuritas tersebut didirikan atau bertempat


kedudukan
2. Penghasilan berupa bunga, royalti, dan sewa sehubungan dengan

 penggunaan harta gerak adalah negara tempat pihak yang membayar atau
dibebani bunga, royalti, atau sewa tersebut bertempat kedudukan atau berada
3. Penghasilan berupa sewa sehubungan dengan penggunaan harta tak gerak 
adalah negara tempat harta tersebut terletak 
4. Penghasilan berupa imbalan sehubungan dengan jasa, pekerjaan, dan
kegiatan adalah negara tempat pihak yang membayar atau dibebani imbalan
tersebut bertempat kedudukan atau berada
5.
Penghasilan bentuk usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap
tersebut menjalankan usaha atau melakukan kegiatan
6. Penghasilan dari pengalihan sebagian atau seluruh hak penambangan atau
tanda turut serta dalam pembiayaan atau permodalan dalam perusahaan
 pertambangan adalah negara tempat lokasi penambangan berada
7. Keuntungan karena pengalihan harta tetap adalah negara tempat harta tetap
 berada
8. Keuntungan karena pengalihan harta yang menjadi bagian dari suatu bentuk 
usaha tetap adalah negara tempat bentuk usaha tetap berada
• Memiliki Pengetahuan Manajemen

Selain aspek akuntansi dan perpajakan, untuk melakukan perencanaan pajak,


dibutuhkan pengetahuan manajerial yang memadai terkait pengelolaan metode
  pemilihan teknik-teknik manajemen yang diperbolehkan peraturan. Seperti yang
diketahui, terdapat cara-cara perencaaan pajak yang dapat diaplikasikan manajemen

 baik yang legal maupun yang illegal. Seorang manajemen pajak disuatu perusahaan
yang beroperasi berskala internasional harus dapat memilih teknik perencanaan
  pajak yang sesuai dengan kondisi dan situasi di negara dimana perusahaan itu
 beroperasi. Dengan adanya perbedaan negara tempat ekspansi, pengetahuan akan
 perundang-undangan pajak di negara tersebut menjadi kebutuhan bagi manajemen

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 27/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

untuk mengetahui jenis-jenis perencanaan pajak yang legal di negara tersebut.


Dengan memilih metode yang sesuai dengan undang-undang di negara terkait,
manajemen dapat menghindari adanya tambahan biaya atas tuntutan-tuntutan terkait

 pelanggaran baik dari badan hukum, konsumen, dan stakeholders yang lainnya

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 28/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

KESIMPULAN DAN SARAN

Sebagai langkah awal dalam melakukan manajemen pajak guna mengefisiensikan


 beban pajak pada perusahaan, manajemen pajak harus terlebih dahulu melakukan
  perencanaan pajak sebagai strategi awal menentukan langkah-langkah strategis
manajemen pajak kemudian memilih negara tujuan ekspansi secara cermat terkait
tariff pajak dan aspek non-pajak. Kita tahu bersama,bahwa tarif pajak di berbagai
negara berbeda-beda,mulai dari yang besar sampai dengan tariff 0% yang dikenal
dengan istilah tax heaven. Bagian lainnnya yang harus diperhatikan sebelum
melakukan ekspansi adalah memahami hukum pajak internasional selain memahami
 peraturan pajak domestik. Penguasaan pajak Internasional merupakan mutlak bagi
  perusahaan yang beroperasi dalam skala multinasional. Selain bertujuan agar 
mencegah terjadinya denda dan tuntutan akibat pelanggaran peraturan, penguasaan
hukum pajak internasional juga berguna dalam berbagai hal lainnya. Perusahan juga
 perlu menguasai metode penghindaran pajak berganda,memahami skema transfer 
 pricing antar negara dan menguasai bahasa asing.

Yang paling penting adalah untuk perusahaan asing yang berekspansi ke indonesia
 perlu memaksimalkan fasilitas pajak di Indonesia dalam rangka efisiensi pajak yang
di antaranya berupa fasilitas atas   pajak branch profit  dan memanfaatkan tax
holidays. Selain yang telah disebutkan tadi persusahaan juga perlu memiliki
  pengetahuan akuntansi terkait negara ekspansi (dalam hal ini di Indonesia),
memaksimalkan kredit pajak dan memiliki kemampuan manajemen (sesuai dengan
kondisi dan situasi di Indonesia).

Penguasa seharusnya dapat dengan bijak memanfaatkan keleluasaan pajak di negara


dimana ia beroperasi dengan tetap memegang teguh etika. Memahami peraturan,
melakukan manajemen pajak sesuai koridor hukum dan menghindari kecurangan
 pajak merupakan bagian dari etika berinvestasi. Jangan sampai fasilitas pajak yang
telah diberikan digunakan dengan sewenang-wenang dengan menerobos ketentuan

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 29/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

hukum baik nasional maupun internasional. Perusahaan juga seharusnya


semaksimalmungkin ikut bersumbangsih dalam pembangunan negara tersebut.
Pemerintah sebagai penyedia layanan investasi perusahaan asing ke negaranya juga

harus memberikan kenyamanan investasi bagi perusahaan termasuk kepastian


 birokrasi, pemberian intensif-intensif pajak serta kestabilan politik dan ekonomi.
Khusus untuk pemerintah Indonesia, sebagai salah satu negara tujuan investasi
terbesar di dunia, pemerintah seharusnya lebih meningkatkan kenyamanan investor 
karena selama ini, pemberian tax allowance dan tax holiday di Indonesia masih
tertinggal jauh dengan negara lain.

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 30/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

Daftar Pustaka

Zain, Mohammad.2008. Manajemen Pajak. Edisi 3. Jakarta: Salemba


Empat.

Hardika ,Nyoman Sentosa, Juli 2007, Perencanaan Pajak Sebagai Strategi


Penghematan Pajak

Suandy, Erly, 2001. Perencanaan Pajak. Jakarta: Salemba Empat.

http://www.ortax.org/ortax/?mod=issue&page=show&id=25&q=&hlm=3

http://masalahpajak.blogspot.com/2008/03/pajak-luar-negeri.html

http://pajaktaxes.blogspot.com/2008/12/subjek-pajak-luar-negeri.html

http://www.ortax.org/ortax/?mod=forum&page=show&idtopik=14490

http://www.ortax.org/ortax/?mod=aturan&page=show&id=11405

http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/05/17/transfer-pricing-dalam-
praktek-perpajakan-internasional

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 31/32
5/12/2018 uasmanajemen pajak-slidepdf.com

Lampiran

Tanggal & Waktu Anggota Kelompok Keterangan


27-12/2011 Ahmad Khoironi Mengumpulkan materi-materi dan
mendiskusikan kerangka makalah
13.30-17.15 R Aji Kurniadi
(Gedung BAAK UNJ)
 Nelson Panjaitan

28-12/2011 Mengumpulkan materi-materi dan


membuat pendahuluan dan
14.00-17.30
 permasalahan

(Gedung BAAK UNJ)

29-11/2011 Membuat landasan teori berdasarkan


materi yang telah dikumpulkan dan
13.30-17.00
menyusun pembahasan

(Gedung BAAK UNJ)

30-11/2011 Melanjutkan pembuatan pembahasan

10.00-14.00 (rumah masing-masing)

02-11/2012 Melanjutkan pembuatan pembahasan


dan kesimpulan
13.00-14.30
(rumah masing-masing)

03-11/2012 Membuat saran, daftar pustaka, cover,

11.30-13.30 daftar isi, lampiran-lampiran dan


merapihkan susunan makalah

(rumah masing-masing)

http://slidepdf.com/reader/full/uas-manajemen-pajak 32/32

Anda mungkin juga menyukai