Anda di halaman 1dari 123

Perpajakan Internasional

Forum 1
Perpajakan internasional muncul, disebabkan oleh beberapa peristiwa/kegiatan, di antaranya adalah
adanya kegiatan ekonomi lintas batas atau adanya investasi dan perdagangan internasional yang
memberikan manfaat ekonomi. Secara ekonomis kegiatan ini membuat kedua belah pihak saling
mendapatkan manfaat dan keuntungan. Dengan berkembangnya dunia bisnis, setiap orang dapat
melakukan usaha dinegara manapun, sehingga penghasilan dapat diperoleh dan diterima dari berbagai
negara.Adanya aktivitas ekonomi dan investasi antar negara ini dapat memberikan penghasilan yang
menimbulkan aspek perpajakan, sehingga masing masing negara punya kewenangan untuk memungut
pajaknya.

Kuis
1. Jelaskan yang saudara pahami tentang hukum pajak internasional.

Hukum pajak internasional pada hakikatnya adalah hukum pajak nasional yang diangkat menjadi
hukum pajak internasional yang diikat dengan suatu kesepakatan atau perjanjian dengan negara lain.
Hukum pajak internasional merupakan norma - norma yang mengatur perpajakan karena adanya
unsur asing, baik subyek maupun obyeknya. Maksud unsur asing pada obyeknya adalah bahwa obyek
pajak tersebut berada di luar negeri tetapi dimiliki oleh Wajib Pajak yang berada atau bertempat
tinggal di Indonesia. Atau sebaliknya obyek pajak berada di Indonesia tetapi dimiliki oleh orang asing
yang berada di luar negeri. Sementara itu, unsur asing pada subyeknya misalnya orang asing yang
tunduk pada hukum pajak dari negara orang asing tersebut tetapi mempunyai penghasilan di
Indonesia. Atau sebaliknya, subyek pajak orang Indonesia yang berada atau bertempat tinggal di luar
negeri dan mempunyai penghasilan di luar negeri

2. Ada 2 netralitas utama yang dituju dalam kebijakan pajak internasional

(i) capital export neutrality dan (ii) capital import neutrality.


Kebijakan capital export neutrality merupakan netralitas yang dimaksudkan agar suatu negara
mengenakan beban pajak yang sama terhadap subjek pajak dalam negeri yang melakukan investasi di
negaranya sendiri (domestic investment) maupun ketika subjek pajak dalam negeri tersebut
melakukan investasi di negara lain (foreign investment). Dengan demikian, dalam capital export
neutrality, investor tidak diperlakukan berbeda jika melakukan aktivitas investasi di dalam maupun di
luar negeri.

Kebijakan capital import neutrality yaitu agar suatu negara mengenakan beban pajak yang sama atas
penghasilan yang bersumber di suatu negara tanpa membedakan negara yang menerima penghasilan
tersebut. Atau dengan kata lain, dalam capital import neutrality, perlakuan pajak suatu negara atas
investasi yang masuk dari dalam maupun luar negeri adalah sama.

3. Terdapat 3 tujuan utama mengapa suatu negara menuangkan ketentuan pajak internasional
dalam ketentuan pajak domestik

Pada umumnya terdapat tiga tujuan utama mengapa suatu negara menuangkan ketentuan pajak
internasional dalam ketentuan pajak domestiknya. Ketiga tujuan utama tersebut adalah peningkatan
pendapatan nasional, kesetaraan, dan efisiensi ekonomi.

4. Terdapat 2 faktor penghubung yang dituangkan dalam ketentuan pajak dari suatu Negara,
ketika mengatur aspek internasional dari ketentuan pajaknya
Personal Connecting Factor di mana faktor penghubung ini mengaitkan hak pemajakan suatu negara
berdasarkan status subjek pajaknya ‘terhubung’ dengan negara tersebut. Konsep ini juga sering
disebut dengan konsep residence atau personal attachment.
Objective Connecting Factor di mana faktor penghubung ini mengaitkan hak pemajakan suatu negara
berdasarkan keberadaan aktivitas ekonomi dengan wilayah teritorial suatu negara. Konsep ini juga
sering disebut dengan konsep source atau objective attachment.
5. Menurut Knechtle dalam buku Basic Problem In Internasional Fiskal Law, menyebutkan
beberapa tipe PBI (Pajak Berganda Internasional)

Menurut Knechtle dalam buku Basic Problem In Internasional Fiskal Law, menyebutkan beberapa
tipe PBI :
 Faktual dan potensial
 Yurisis dan ekonomis
 Langsung dan tak langsung

Perencanaan Pajak
Forum 1
1. Tax Avoidance

Penghindaran pajak secara legal yang masih sesuai dengan ketentuan perundang – undangan
perpajakan untuk memperkecil jumlah pajak terutang.

2. Tax Evasion

Penghindaran pajak yang bersifat ilegal dengan cara menyembunyikan keadaan yang sebenarnya,
dan dapat mendatangkan marabahaya bagi wajib pajak dikemudian hari.

3. Tax Saving
Upaya wajib pajak menghindari kewajiban perpajakannya dengan cara menahan diri untuk tidak
membeli produk-produk yang memiliki potensi perpajakan, seperti barang dikenakan pajak
barang mewah atau pajak yang bersifat final.

4. Tax Compliance

Langkah-langkah yang harus dilakukan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya
baik pembukuannya, pemotongan/pemungutan, penyetoran, pelaporan dan memberikan data
untuk keperluan pemeriksaan pajak dan sebagainya.

5. Tax Litigation

Usaha-usaha untuk menyelesaikan perselisihan atau sengketa pajak dengan pihak lain. Biasanya
tax ligitation berhubungan dengan pembetulan/pembatalan Surat Ketetapan Pajak (SKP),
permohonan pengurangan sanksi administrasi perpajakan, pengajuan keberatan, banding, gugatan
dan cara-cara lain sesuai dengan undang-undang.

6. Tax Research

Merupakan proses mencari jawaban dan solusi dari sebuah kasus perpajakan yang aktvitasnya
meliputi:

 Menentukan fakta-fakta yang dianalisa dengan dalam.


 Mengindentifikasi isu-isu pajak yang berkaitan dengan fakta tersebut.
 Mengembangkan dan merumuskan konklusi dan rekomendasi.
 Mengkomunikasikan rekomendasi yang dibuat.

Kuis

Perencanaan pajak atau tax planning adalah proses mengorganisasi usaha wajib pajak sedemikian
rupa sehingga beban pajaknya, baik pajak penghasilan maupun pajak – pajak lainnya berada dalam
posisi yang paling minimal, sepanjang hal ini dimungkinkan baik oleh ketentuan peraturan perundang
– undangan perpajakan maupun secara komersial.

Sistem Informasi Manajemen


Forum 1
1. Menurut Anda seberapa penting kebutuhan akan implementasi informasi yang menerapkan
sistem informasi?
2. Bagaimana peran sistem informasi dalam perkembangan dan pertumbuhan perusahaan?
3. Seberapa pentingkah penerapan Sistem Informasi di perusahaan pada era digital saat ini?
4. Bagaimana implementasi pada perusahaan tempat Anda bekerja?
5. Apakah kendala/hambatan dan tantangan yang terjadi pada perusahaan tersebut?

Jawab :

1. Kebutuhan akan informasi sangat diperlukan oleh semua kalangan termasuk di dalamnya
adalah perusahaan, Seiring dengan perkembangan zaman sistem informasi
dimudahkan dengan kemajuan teknologi sehingga lebih banyak dan cepat dalam menjaring
informasi yang dibutuhkan perusahaan untuk pengambilan keputusan.
2. Penggunaan sistem manajemen informasi ini memiliki banyak manfaat baik bagi pihak
manajemen maupun untuk organisasi keseluruhan. Adapun manfaat Sistem Informasi
Manajemen seperti :
 Meningkatkan efisiensi dan efektivitas data secara akurat dan realtime.
 Memudahkan pihak manajemen untuk melakukan perencanaan, pengawasan,
pengarahan dan pendelegasian kerja kepada semua departemen yang memiliki
hubungan atau koordinasi.
 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia karena unit sistem kerja yang
terkoordinasi dan sistematis.
 Meningkatkan produktivitas dan penghematan biaya dalam organisasi.
3. Sistem informasi di perusahaan pada era digital saat ini sangat berperan penting dalam
berbagai kegiatan perekonomial serta strategi penyelenggaraan pembangunan dalam
berbagai bidang. Keberadaan sistem informasi sekarang telah mampu mendukung
kinerja, peningkatan efisiensi, efektivitas dan juga produktivitas organisasi
pemerintahan atau suatu bentuk usaha.
4. Penggunaan sistem informasi yang di implementasikan di tempat saya bekerja yaitu
menggunakan Program CMS (Customer Management System) yang di development oleh
perusahaan saya bersama dengan tim di Vietnam. ERP ini membantu dalam melakukan
penerimaan data, pengecekan data sebagai KYC calon debitur.
5. Hambatan yang ditemukan dalam menerapkan sistem informasi dalam dunia finansial
technology (fintech) dapat berupa sebagai berikut :
 Kurangnya penyesuaian pengembangan sistem
 Kelalaian menetapkan kebutuhan pemakai dan melibatkan pemakai sistem
 Kurang sempurnanya evaluasi kualitas analisis biaya
 Adanya kerusakan dan kesalahan rancangan
 Penggunaan teknologi komputer dan perangkat lunak yang tidak direncanakan dan
pemasangan teknologi tidak sesuai
 Pengembangan sistem yang tidak dapat dipelihara

Perpajakan Internasional
Forum 2
Pengertian secara luas meliputi setiap bentuk pembebanan pajak dan pungutan lainnya lebih dari
satu kali, yang dapat benganda (double taxation) atau lebih (multiple taxation) atas suatu fakta fiskal
(subyek dan / atau obyek pajak). Pengertian secara sempit, pajak berganda dianggap dapat terjadi
pada semua kasus pemajakan beberapa kali terhadap suatu subyek dan/atau obyek pajak dalam satu
administrasi pajak yang sama.

Pajak berganda dapat terjadi ketika dalam suatu transaksi antar negara, terdapat lebih dari satu negara
yang mengklaim hak pemajakan berdasarkan salah satu faktor penghubung. Faktor penghubung
tersebut bisa atas dasar personal connecting factor atau objective connecting factor.

Upaya penghindaran pajak berganda internasional saat ini adalah dengan :

1. Tax Treaty (Perjanjian P3B)


2. Kredit Pajak LN
3. Model Tax Treaty, dalam dunia perpajakan internasional, dikenal dua model utama P3B,
yaitu OECD Model dan UN Model. OECD Model dibuat berdasarkan perspektif atau
kepentingan negara-negara maju, sedangkan UN Model dibuat berdasarkan perspektif atau
kepentingan negara-negara berkembang

Kuis

1. Doernberg (1989) menyebut 3 unsur netralitas yang harus di penuhi dalam kebijakan
perpajakan internasional, sebutkan dan jelaskan 3 unsur netralitas tersebut?
 Capital Export Neutrality (Netralitas Pasar Domestik): kemanapun kita berinvestasi, beban
pajak yang dibayar haruslah sama, sehingga tidak ada bedanya bila kita berinvestasi di dalam
atau di luar negeri. Suatu negara mengenakan beban pajak yang sama terhadap subjek pajak
dalam negeri yang melakukan investasi dinegaranya sendiri (domestic investment) maupun
ketika subjek pajak dalam negeri tersebut melakukan investasi dinegara lain (foreign
investment). Pada umumnya negara negara maju menerapkan kebijakan ini. Maka jangan
sampai bila berinvestasi di luar negeri beban pajak nya lebih besar karena menanggung pajak
dari dua negara. Hal ini akan melandasi UU PPh pasal 24 yang mengatur kredit pajak luar
negeri.
 Capital Import Neutrality (Netralitas Pasar Internasional): dari manapun investasi berasal,
dikenakan pajak yang sama. Sehingga baik investor dari dalam negeri atau luar negeri akan
dikenakan tarif pajak yang sama bila berinvestasi di suatu negara. Hal ini melandasi hak
pemajakan yang sama dengan Wajib Pajak dalam Negeri (WPDN) terhadap Permanent
Establishment (PE) atau Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang dapat berupa cabang perusahaan
ataupun kegiatan jasa yang melewati time test dari peraturan yang berlaku.
 National Neutrality: setiap negara mempunyai bagian pajak atas penghasilan yang sama,
sehingga bila ada pajak luar negeri yang yang tidak dikreditkan boleh dikurangkan sebagai
biaya pengurang laba.
2. Secara umum, ketentuan pajak internasional suatu negara meliputi dua dimensi luas, Jelaskan
pemahaman saudara tentang kedua dimensi tersebut?
Pemajakan terhadap wajib pajak dalam negeri (WPDN) atas penghasilan dari luar negeri.
Dimensi pertama ini merujuk pada pemajakan atas penghasilan luar negeri atau transaksi ke
luar batas negara (outbound transaction) karena umumnya melibatkan eksportasi modal ke
manca negara .
Dimensi kedua, Pemajakan terhadap wajib pajak luar negeri (WPLN) atas penghasilan dalam
negeri (domestik). Dimensi kedua ini merujuk pada pemajakan atas penghasilan domestik
atau transaksi ke dalam batas negara (inbound transaction) karena umumnya melibatkan
importasi modal dari manca negara.
3. Aspek Internasional yang paling mengemuka dari sistim perpajakan suatu negara terutama
adalah Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B atau Tax Treaty). Apa yang saudara
pahami tentang P3B?
Tax Treaty atau Perjanjian Penghindaran Pajak Berganda/P3B) adalah perjanjian antara 2
negara untuk menghindari pajak berganda untuk memajukan investasi antara 2 negara
tersebut. Untuk active income, Biasanya negara sumber hanya berhak memajaki penghasilan
dari cabang (BUT) dan penghasilan dari aset tak bergerak yang berhasil dari negara sumber
tersebut. Bila ekspor-impor biasa tanpa BUT maka negara sumber tidak bisa memajaki,
Untuk passive income seperti deviden, bunga dan royalti, kedua negara berhak memajaki
namun terdapat pengurangan tarif.
4. Pajak berganda dapat bersifat yuridis maupun ekonomis, jelaskan Pajak berganda secara
yuridis maupun ekonomis
Pajak berganda secara yuridis, merujuk pada situasi di mana satu subjek pajak dikenakan
pajak oleh lebih dari satu negara atas penghasilan yang sama pada suatu periode (tahun) pajak
yang sama, sementara Pajak berganda secara ekonomis merujuk pada situasi di mana suatu
penghasilan yang sama (objek) dikenakan pajak lebih dari satu kali di dua atau lebih subjek
pajak yang berbeda.
5. Jelaskan Upaya Penghindaran Pajak Berganda Internasional yang saudara pahami
Upaya penghindaran pajak berganda internasional saat ini adalah dengan :
 Tax Treaty (Perjanjian P3B)
 Kredit Pajak LN
 Model Tax Treaty, dalam dunia perpajakan internasional, dikenal dua model utama
P3B, yaitu OECD Model dan UN Model. OECD Model dibuat berdasarkan perspektif
atau kepentingan negara-negara maju, sedangkan UN Model dibuat berdasarkan
perspektif atau kepentingan negara-negara berkembang

Perencanaan Pajak
Forum 2
1. Bentuk Usaha FIRMA
Kelebihan :
 Prosedur pendirian relatif mudah;
 Mempunyai kemampuan finansial yang lebih besar, karena gabungan modal yang
dimiliki beberapa orang;
 Keputusan bersama dengan pertimbangan seluruh anggota firma, sehingga keputusan
menjadi lebih baik;
 Kemampuan manajemen lebih besar, karena ada pembagian kerja diantara para
anggota;
 Pendiriannya relatif mudah, baik dengan akta atau tidak memerlukan akta pendirian;
 Kebutuhan modal lebih modal lebih mudah terpenuhi

Kelemahan :
 Utang-utang perusahaan ditanggung oleh kekayaan pribadi para anggota firma;
 Kelangsungan hidup perusahaan tidak terjamin, sebab bila salah seorang anggota
keluar, maka firma akan bubar;
 Tanggungjawab pemilik tidak terbatas;
 Kerugian yang disebabkan oleh seorang anggota, harus ditangung bersama anggota
lainnya.

Firma sebuah badan usaha, maka Firma berkewajiban untuk mendaftarkan NPWP yang
terpisah dengan kewajiban para pemiliknya. Keuntungan usaha merupakan penghasilan Firma
yang dikenai pajak dan dilaporkan. Sedangkan penghasilan seorang investor dari penanaman
modal di Firma adalah penghasilan berupa pembagian laba. bergesernya aliran penghasilan
dari Firma kepada pemilik tidak dianggap sebagai terjadinya aliran penghasilan, sehingga
pajak tidak mengakui adanya pengurangan berupa biaya gaji pemilik di Firma. Sebaliknya
penerimaan berupa gaji oleh pemilik tidak dianggap sebagai adanya penghasilan bagi si
pemilik. Demikian juga atas pembagian laba yang diterima oleh pemilik. Pajak memandang
bahwa antara anggota atau pemilik dengan Firma diperlakukan sebagai satu kesatuan dalam
penghitungan PPh atas
keuntungan usaha.
Tarif pajak bagi Firma adalah 25% sedangkan tarif pajak perorangan tertinggi adalah 30%.
Dengan demikian dengan membentuk Firma dapat timbul penghematan pajak sebesar 5%

2. Bentuk Usaha CV
Kelebihan CV adalah kemampuan manajemen lebih besar, proses pendirian relatif mudah,
modal yang dikumpulkan bisa lebih besar dan lebih mudah memperoleh kredit dibandingkan
perusahaan perorangan. Sedangkan kelemahan CV adalah sebagian sekutu yang menjadi
Persero Aktif memiliki tanggung jawab tidak terbatas dan relatif sulit menarik kembali modal.

Aspek dasar perpajakan bagi CV dapat dikatakan lebih sederhana, sebab pada dasarnya CV
merupakan pengembangan usaha kemitraan/perseroangan. CV bukan merupakan badan
hukum, kekayaan atau aset suatu CV, tetapi merujuk kepada aset atau kekayaan yang dimiliki
pendirinya. Sehingga laba atas suatu CV yang diterima pada akhir tahun hanya akan dikenai
pajak satu kali saja (PPh Pasal 25/29), sementara atas bagian laba yang diberikan kepada
pemilik tidak dikenai pajak dan termasuk non objek PPh sebagaimana telah ditetapkan di
dalam
Pasal 4 Ayat (3) huruf i UU Nomor 36 Tahun 2008.

3. Bentuk Usaha PT
Kelebihan :
 Memungkinkan pengumpulan modal besar;
 Memiliki status badan hukum;
 Tanggung jawab terbatas;
 Pengalihan kepemilikan lebih mudah;
 Jangka waktu tidak terbatas;
 Manajemen yang lebih kuat;
 Kelangsungan hidup perusahaan lebih terjamin;
 h) Biasanya untuk Penanaman Modal Asing (PMA) terdapat fasilitas bebas pajak.

Kelemahan :
 Pengenaan pajak ganda;
 Ketentuan perundangan lebih ketat;
 Rahasia perusahaan kurang terjamin;
 Pendirian perusahaan relatif sulit, lama, dan biaya lebih besar;
 Biasanya untuk PMA, sedikit rentan terhadap situasi dan kondisi sosial, politik dan
keamanan suatu negara.

Aspek dasar bentuk usaha PT pada sifat dasarnya adalah pemisahan kekayaan perusahaan
dengan pemilik, sehingga terdapat potensi pengenaan pajak berganda pada tiap pihak yang
menerima penghasilan, dimana penghasilan bagi perusahaan dikenai pajak (PPh pasal 25/29)
begitu pula atas bagian keuntungan (dividen) yang dibagikan ke pemilik (badan/
perseorangan) juga dikenai pajak (PPh pasal 23/ PPh Final pasal 4 Ayat 2).Ini termasuk gaji
yang dibayarkan kepada manajemen dikenai pajak (PPh pasal 21). Oleh karena itu dalam
menentukan penghasilan neto fiskal pada PT boleh membebankan biaya gaji sebagai
pengurang laba bruto.

KUIS

Bagi Perorangan yang menjalankan Usaha Bebas :

Dapat memilih menggunakan Tarif Pasal 17 :

Penghasilan : Rp. 100,000,000,-

Dikurangi :

PTKP TK/0 (Asumsi) : Rp. 54,000,000.-

PKP : Rp. 46,000,000.-

Tarif Pasal 17 :

5% x Rp 46.000.000 = Rp2.300.000

Atau Menggunakan Norma :

Norma PER 17 Tahun 2015 ( 14,5 )

Penghasilan : Rp. 500,000,000,-

DPP ( Rp,500 juta x 14,5%) : Rp. 72,500,000.-

Dikurangi :

PTKP TK/0 (Asumsi) : Rp. 54,000,000.-

PKP : Rp. 46,000,000.-

Tarif Pasal 17 :
5% x Rp 50,000,000 = Rp2.500.000

15% x Rp. 22,500,000 = Rp. 3,375,000

PPh : Rp. 2,500,000 + Rp. 3,375,000 = 5,875,000,-

Atau Menggunakan tarif PPh final untuk UMKM apabila peredaran bruto < 4,8 miliar

Omset : Rp. 500,000,000,-

Tarif PP 23 tahun 2018 : 1%

PPh : Rp. 500,000,000,- x 1% = Rp. 5,000,000

Konsekuensi menggunakan norma penghitungan penghasilan neto dan PPh Final 1% adalah tidak
pernah diakui adanya kerugian usaha.

Perhitungan untuk badan Usaha seperti CV,Firma dan PT adalah sama dengan tarif pajak 25%,
Bedanya untuk bentuk usaha Firma dan CV tidak boleh mengakui adanya beban gaji, sehingga beban
tersebut harus dikeluar pada saat menghitung PPh terutang, sebagai contoh adalah sebagai berikut :

Laba Komersil : Rp, 1,000,000,000

Beban – Beban :

Beban Sumbangan : Rp. 5,000,000

Beban Gaji Karyawan (20% adalah beban gaji pemilik) : Rp. 500,000,000

Beban Listrik Telp : Rp. 15,000,000

Beban Lain-lain: Rp. 10,000,000

Jika perhitungan badan usaha PT, Maka perhitungannya :

Koreksi Fiskal

Laba Komersil : 2,000,000,000

Beban Sumbangan : Rp. 5,000,000

Laba Fiskal : Rp. 2,005,000,000

PPh : Rp. 2,005,000,000 x 25% = Rp. 501,250,000

Namun Jika CV dan Firma,


Koreksi Fiskal

Laba Komersil : 2,000,000,000

Beban Sumbangan : Rp. 5,000,000

Beban Gaji Pemilik : Rp. 100,000,000

Laba Fiskal : Rp. 2,105,000,000

PPh : Rp. 2,105,000,000 x 25% = Rp. 526,250,000

Bentuk badan usaha PT juga dapat menggunakan tarif pajak PP 23 Tahun 2018 sebesar 1% selama
omsetnya belum mencapai 4,8 miliar dengan konsekuensi bahwa tidak diakuinya kerugian usaha
selama beroperasi.

Untuk kemudahan berusaha, kita dapat memilih bentuk usaha perorangan, Firma, CV dan PT,
bergantung dari kompleksitas pendiriannya, jika diukur dari efisiensi pajak berdasarakan bentuk
usaha, bentuk usaha PT memiliki keuntungan tersendiri dengan beberapa fasilitas pajak yang
disediakan otoritas pajak melalui peraturan perpajakan.

Forum 2

Sistem Informasi Manajemen

1. Menurut Anda bagaimana peran penerapan sistem ecommerce bagi perusahaan baik dari sisi
tata kelola hingga keseluruhan organisasi?
E-Commerce dapat dimanfaatkan dalam operasional bisnisnya, UMKM akan mendapatkan
akses pasar yang lebih luas dan berpeluang menggaet pelanggan baru. Di sisi lain, pelanggan
akan lebih mudah mendapatkan informasi yang diperlukan secara online.
2. Apakah penerapan ecommerce menambah sumber daya kemampuan daya saing perusahaan?
Dengan memanfaatkan e-Commerce dalam operasional bisnisnya, UMKM akan
mendapatkan akses pasar yang lebih luas dan berpeluang menggaet pelanggan baru. Di
sisi lain, pelanggan akan lebih mudah mendapatkan informasi yang diperlukan secara
on-line. Berbagai penghematan dan efisiensi akan di capai seperti dalam hal biaya
transportasi, komunikasi telepon atau fax, pengiriman, dokumen, cetakan, waktu dan
tenaga kerja
3. Berdasarkan penjelasan di atas, seberapa pentingkah penerapan Sistem e-commerce di
perusahaan pada era digital saat ini untuk menambah kekuatan dan keunggulan perusahaan
dalam menghadapi persaingan bisnis?
Persaingan bisnis yang semakin ketat di era globalisasi menuntut setiap perusahaan
untuk menyusun kembali strategi dan berinovasi dalam bisnisnya. Dengan e-commerce
perusahaan bisa mendapatkan manfaat yang dijadikan sebagai alternatif sumber keunggulan
bersaing sehingga perusahaan mampu memberikan layanan yang terbaik dan tercepat bagi
para
pelanggannya
4. Bagaimana implementasi konsep tersebut pada perusahaan tempat Anda bekerja, terutama
dalam hal peningkatan keunggulan perusahaan dari perusahaan pesaing sejenis?
Implementasi konsep -commerce di perusahaan saya adalah penggunaan media world wide
web sebagai salah satu aktivitas e-commerce yang populer. Oleh karenanya, perbaikan terus
menerus mengenai pelayanan yang disediakan oleh sistem web e-commerce dikantor saya
akan mempunyai pengaruh yang besar pada tingkat penjualan dan kepuasan konsumen.

https://iain-surakarta.ac.id/peran-e-commerce-dalam-pengembangan-usaha-mikro-kecil-dan-
menengah-umkm-untuk-mewujudkan-less-cash-society/#:~:text=E%2DCommerce%20dapat
%20dimanfaatkan%20dalam,informasi%20yang%20diperlukan%20secara%20online.

http://fe.unp.ac.id/sites/default/files/unggahan/26.%20Rose%20Rahmidani%20%28hal
%20344-352%29_0.pdf

https://www.neliti.com/id/publications/8712/peran-e-commerce-untuk-meningkatkan-daya-
saing-usaha-kecil-dan-menengah-ukm

Forum 2

AKL-2

1. Jelaskan alasan mengapa suatu perusahaan melakukan penggabungan bisnis?


Beberapa alasan perusahaan melakukan penggabungan usaha di antaranya adalah untuk
meningkatkan dana, meningkatkan pertumbuhan perusahaan, menambah keterampilan
manajemen dan meningkatkan teknologi yang dimiliki perusahaan, mengakuisisi harta tidak
berwujud, mencegah pengambilalihan (Avoidance of Takeovers), serta memperoleh manfaat
dari segi pajak.
2. Sebutkan dan jelaskan macam dari bentuk penggabungan usaha?

 Integrasi horizontal : penggabungan perusahaan-perusahaan dalam line-business atau


pasar yang sama.
 Integrasi vertikal : penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang
berbeda secara berturut-turut, tahapan produksi dan/atau distribusi, misalnya
penggabungan usaha antara perusahaan kain dengan perusahaan pakaian jadi.
 Konglomerasi : penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan/atau jasa
yang tidak saling berhubungan, misalnya penggabungan usaha antara perusahaan
minyak dengan perusahaan komputer.

Forum 2

Metodologi Penelitian

Untuk pertemuan minggu depan, kita akan masuk dalam bahasan perumusan masalah. Di sini kita
akan mulai mempelajari cakupan ilmiah dalam memulai penelitian. Tugas Anda dalam forum,
sebutkan tema penelitian (variabel Y bagi yang meneliti kuantitatif), fenomena, dan jurnal
(tuliskan judul, nama jurnal/media publikasinya, tahun). Sehingga tugas utamanya kali ini adalah
mencari minimal 10 jurnal yg relevan dengan penelitian Anda. Batas relevansinya adalah pada
kesesuaian Variabel Y.

Jawab :

Tema Penelitian : Agresivitas Pajak

Judul Penelitian : Pengaruh Debt Equity Ratio, Capital Intensity dan Return On Asset Terhadap
Agresivitas Pajak dan Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif Sebagai Variabel Moderasi

(Studi Empiris pada BPR di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2016-2020)

Fenomena 1 : Tax Justice Network melaporkan dalam bukunya yang berjudul The State Of Tax
Justice 2020: Tax Justice in the time of Covid-19 disebutkan, bahwa dunia kehilangan penerimaan
pajak lebih dari 182 miliar dollar AS setahun dalam setiap praktik penghindaran pajak (Tax Justice
Network, 2020, hal. 39). Indonesia sendiri di perkirakan merugi hingga 4,86 miliar dollar AS, dan dari
angka tersebut 4,78 miliar dikarenakan praktik penghindaran pajak oleh perusahaan di Indonesia dan
sisanya sebesar 78 miliar dollar AS berasal dari penghindaran pajak dari Wajib Pajak Orang Pribadi
(Kompas.com, 2020).

Fenomena 2 : kasus pengadilan pajak PD. BPR BK dengan Nomor Putusan PUT-
112510.15/2010/PP/MIVB Tahun 2018 (Kemenkeu, 2017) untuk jenis pajak PPh Badan dalam pokok
sengketa pajak yang diajukan adalah keberatan atas koreksi terhadap penghapusan piutang yang
nyata-nyata tak tertagih, Permohonan banding dalam pengadilan pajak yang diajukan PD. BPR BK
didasari adanya perbedaan persepsi dan multitafsir dalam peraturan perpajakan di Indonesia.

Kuis
Buatlah revisi Quiz 1 berdasarkan reviu yg sdh diberikan.. buatlah pula deskripsi yg menjabarkan
fenomena.. (belum sampai pada perumusan masalah ya) masih menjabarkan fenomena.. parameter
penilaiannya adalah kemampuan dalam menjelaskan gejala masalah yang ada pada fenomena, shg
Anda memiliki alasan yg logis dan reasonable untuk meneliti suatu masalah/tema (Variabel Y)

dari isu BCA thn 2003, bgmn kamu bisa menjelaskan bahwa isu ini masih relevan untuk kamu teliti di
tahun 2021?

Jawab :

Dari isu BCA tahun 2003 tentang kasus penghindaran pajak melalui cadangan kerugian piutang tidak
tertagih, baru-baru ini kasus pengadilan pajak PD. BPR BK dengan Nomor Putusan PUT-
112510.15/2010/PP/MIVB Tahun 2018 (Kemenkeu, 2017) untuk jenis pajak PPh Badan dalam pokok
sengketa pajak yang diajukan adalah keberatan atas koreksi terhadap penghapusan piutang yang
nyata-nyata tak tertagih, kasus tersebut serupa dengan kasus yang ada pada Bank BCA pada tahun
2003.

Selain itu, Permohonan banding dalam pengadilan pajak yang diajukan PD. BPR BK didasari adanya
perbedaan persepsi dan multitafsir dalam peraturan perpajakan di Indonesia. Fenomena penghindaran
pajak melalui tax planning saat ini banyak yang memanfaatkan celah celah dalam peraturan pajak
yang akhirnya selalu berakhir dengan perbedaan persepsi dengan fiskus pada saat pemeriksaan.

Pemilihan tema saya berdasarkan atas masih banyaknya praktik penghindaran yang dilakukan di
Indonesia, penghindaran pajak yang dilakukan secara umum adalah dengan memanfaaat grey area
dalam peraturan perpajakan. Dengan subjek penelitian saya adalah Bank Perkreditan Rakyat sebagai
badan usaha yang bergerak dibidang jasa keuangan serupa dengan kasus yang dialami oleh PD. BPR
BK.

Forum 3

Pajak Internasional

Jelaskan timbulnya double taxation berdasarkan pendapat saudara masing-masing, dan Apa yang
harus dilakukan untuk mencegah aktivitas double taxation ?

Jawab :

Pajak berganda Internasional muncul karena adanya benturan yuridiksi perpajakan antara negara
negara yang punya modal (capital exporting country) dan negara negara yang membutuhkan modal
(capital importing country).

Kedua negara tersebut melakukan hubungan ekonomi yang tidak terlepas dari aspek perpajakan.
Akibat nya pengenaan pajak 2 kali atau lebih terhadap subjek pajak dan objek pajak yang sama oleh 2
negara. Dua negara atau lebih mengenakan pengenaan pajak atas objek pajak yang sama dan subjek
pajak yang sama.

Untuk menghindari pajak berganda internasional, di perlukan ada nya pengaturan pengaturan terkait
perpajakan antara kedua negara yang melakukan hubungan ekonomi tersebut. Pengaturan pengaturan
terkait aspek perpajakan selanjutnya tertuang dalam Persetujuan Penghindaran Pajak berganda (P3B) /
Tax Treaty /Double taxation conventions (DTCs)

P3B merupakan kesepakatan antara dua negara untuk memodifikasi peraturan perundang undangan
perpajakannya masing masing. Biasanya yang dimodifikasi adalah ketentuan mengenai pajak atas
penghasilan saja.

Kuis

1. Berikan contoh aktivitas double taxation yang saudara ketahui.


WNI yang menjadi pemegang saham di perusahaan Taiwan dan mendapat dividen dari
perusahaan tersebut. Kemudian berdasarkan ketentuan Undang Undang taiwan atas
penghasilan dividen yang diterima WNI tersebut dikenakan pajak di Taiwan. Sedangkan
menurut ketentuan Undang Undang domestik Indonesia, penghasilan yang diterima atau
diperoleh di luar negeri akan dikenakan pajak di Indonesia
2. Secara umum konsep perpajakan internasional secara Perjanjian antar negara terdiri dari 3
konsep yaitu unilateral, bilateral dan multirateral, jelaskan ke 3 konsep perpajakan
internasional tersebut.
Unilateral : Setiap Negara yang mengenakan pajak atas penghasilan luar negeri yang
diperoleh atau diterima WPDN-nya ialah dengan mencantumkan ketentuan penghindaran
pajak berganda internasional (PBI) dalam undang-undang domestiknya. Metode ini mengatur
bahwa suatu negara mempunyai kekuatan hukum didalamnya yang mengatur masyarakat atau
badan internasional dan ditetapkan sepihak oleh negara itu sendiri.
Bilateral : Kedua Negara terkait memberikan keringanan pajak berganda internasional (PBI)
berdasarkan kesepakatan (persetujuan) antara kedua Negara pemegang yurisdiksi pemajakan.
Kesepakatan tersebut pada umumnya dirumuskan dalam bentuk perjanjian penghindaran
pajak berganda (P3B) yang ditandatangani oleh pemerintah kedua Negara.
Multilateral : Metode multilateral melibatkan lebih dari dua Negara. Secara regional, Negara
yang berada dalam satu kawasan dapat menutup P3B secara bersama-sama. Metode ini
didasarkan pada konvensi internasional yang ketentuan atau ketetapan atau keputusan yang
dihasilkan untuk kepentingan banyak negara yang ditandatangani oleh berbagai negara.
3. Sebutkan Ketentuan-ketentuan dalam P3B untuk mencegah pengenaan pajak berganda
Ketentuan-ketentuan dalam P3B untuk mencegah pengenaan pajak berganda ini misalnya:
 Adanya ketentuan untuk menyelesaikan kasus dual residence di mana seseorang atau
badan diakui sebagai subjek pajak dalam negeri (resident tax person) oleh dua negara
yang berbeda. Aturan ini dikenal dengan istilah Tie Breaker Rule yang dicantumkan
dalam Pasal 4 ayat (2) P3B.
 Adanya ketentuan pembagian hak pemajakan dalam Pasal 6 sampai dengan Pasal 21
P3B untuk jenis-jenis penghasilan tertentu. Pembagian hak pemajakan ini ada yang
bersifat ekslusif diberikan hanya kepada satu negara dan ada juga yang berupa
pembatasan kepada suatu negara untuk mengenakan pajak.
 Adanya ketentuan tentang Corresponding Adjustment terhadap lawan transaksi di
suatu negara dalam hal negara yang lain melakukan koreksi terhadap satu Wajib
Pajak yang melakukan transfer pricing.
 Adanya ketentuan tentang penerapan metode penghindaran pajak berganda yang
diatur dalam Pasal 23 P3B.
 Adanya ketentuan tentang Mutual Agreement Procedures (MAP) di mana jika satu
Wajib Pajak diperlakukan tidak sesuai dengan ketentuan P3B di negara lain maka
Wajib Pajak tersebut dapat meminta otoritas pajak untuk menyelesaikan masalahnya
melalui MAP ini.
4. Jelaskan berdasarkan pendapat anda masing-masing Kedudukan hukum P3B dalam ketentuan
Pajak domestik Indonesia
Kedudukan P3B berdasarkan hukum adalah lex specialist terhadap undang-undang domestik.
Dengan demikian, jika ada ketentuan dalam undang-undang domestik bertentangan dengan
ketentuan dalam P3B maka yang dimenangkan adalah ketentuan P3B.
5. Jelaskan menurut pemahaman anda masing masing apa yang saudara ketahui tentang OECD
Model dan UN Model.
OECD Model dibuat berdasarkan perspektif atau kepentingan negara-negara maju, sedangkan
UN Model dibuat berdasarkan perspektif atau kepentingan negara-negara berkembang. Model
UN yang dikembangkan untuk memperjuangkan kepentingan negara negara berkembang,
sehingga prinsip sumber penghasilan tergambar dari model UN OECD model yang
dikembangkan oleh negara negara Eropa Barat, prinsip yang digunakan adalah azaz
pengenaan domisili.

Forum 3

Perencanaan Pajak

Berdasarkan Peraturan Perpajakan kapan seseorang layak memilki NPWP dan menjadi PKP,
Bagaimana konskwensinya jika tak membuat NPWP dan PKP ?
Berdasarkan UU KUP Pasal 1 "Setiap WP yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
sesuai dengan peraturan perundang-undangan perpajakan wajib mendaftarkan diri pada kantor
Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal, atau tempat kedudukan WP
dan kepadanya diberikan NPWP".

Yang menjadi persyaratan subyektif pada pasal 1 adalah :

 Orang pribadi (WNI dan WNA yang tinggal di Indonesia > 183 hari dalam setahun)
 Badan usaha
 Bentuk Usaha tetap

Yang menjadi persyaratan obyektif pada pasal 1 adalah :

 Penghasilan yaitu setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib
Pajak, baik yang berasal dalam negeri maupun luar negeri, yang dapat dipakai untuk
konsumsi atau untuk menambah kekayaan wajib pajak dengan nama atau bentuk apapun.

UU KUP Pasal (2);"Setiap WP sebagai pengusaha yang dikenakan pajak berdasarkan UU PPN 1984
dan perubahannya, wajib melaporkan usahanya pada kantor Direktorat Jenderal Pajak yang wilayah
kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan Pengusaha dan tempat kegiatan usaha
dilakukan untuk dikukuhkan menjadi PKP".

 Wajib pajak OP yang menjalankan usaha atau pekerjaan bebas yang memenuhi ketentuan
sebagai PKP
 Wajib pajak Badan yang memenuhi sebagai PKP
 Wajib pajak sebagai Pengusaha Kecil yang memilih untuk menjadi PKP
 WP sebagai Pengusaha Kecil yang tidak memilih menjadi PKP tapi dalam suatu masa pajak
dalam satu tahun buku total peredaran bruto melampaui batasan yang telah ditetapkan sebagai
PKP.

Sanksi bagi seseorang yang dengan sengaja tidak mendaftarkan diri untuk diberikan NPWP atau tidak
melaporkan usahanya sebagai PKP sehingga dapat menimbulkan kerugian pada pendapatan negara,
dapat dipidana. Sanksi pidana yang diberikan berupa penjara paling singkat 6 bulan dan paling lama 6
tahun dan denda paling sedikit 2 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang dibayar. Dan
paling banyak 4 kali jumlah pajak terutang yang tidak atau kurang bayar. Tidak memiliki NPWP tentu
saja hanya akan membuat Anda merugi dari sisi keuangan. Dalam hal perpajakan, Indonesia
menganut asas self assessment
Kuis

Dalam pengisian SPT diperlukan manajemen Perpajakan yang baik, karena jika tidak Lengkap, Benar
dan Jelas akan dikembalikan oleh pihak Kantor Pajak dan Jika Salah hitung yang menyebakan kurang
bayar akan dikenai Sanksi Denda 1% Perbulan (omnibus law)

Sebutkan cara memanajemen sebelum pelaporan SPT agar tidak terjadi pengembalian SPT?

Jawab :

Dalam pengisian SPT Tahunan PPh Badan ( SPT 1771) maupun SPT OP Tahunan OP ( SPT
1770/SPT 1770 S/ SPT 1770 ) harus lengkap .SPT yang dinyatakan tidak lengkap akan dikembalikan
oleh KPP untuk segera dilengkapi. SPT yang tidak lengkap dianggap belum disampaikan. Untuk
mencegah hal ini , maka unit kerja yang melaksanakan manajemen pajak harus membuat jadwal
waktu (time table) berisi daftar aktivitas beserta tenggat waktunya, hubungan antar aktivitas, dan
output yang dihasilkan pada setiap aktivitas dan input yang dibutuhkan. Menunjuk pegawai yang
bertanggung jawab mengontrol kelengkapan administratif dan buat daftar checklist kelengkapan
administratif yang harus dipenuhi WP.

Contoh syarat kelengkapan SPT PPh badan sebagaimana diatur dalam Keputusan Direktorat Jendral
Pajak Nomor KEP 214/PJ/2001) sebagai berikut :

 Neraca dan Laporan Laba Rugi Tahun Pajak yang bersangkutan beserta rekonsiliasi laba rugi
fiskal;
 Daftar perhitungan penyusutan dana atau amortisasi fiskal
 Penghitungan kompensasi rugi dalam hal terdapat sisa kerugian tahun tahan sebelumnya yang
masih dapat dikompensasikan;
 SSP PPh pasal ,9 yang seharusnya dalam hal terdapat kekurangan pajak yang terutang,
kecuali ada izin untuk mengangsur atau menunda pembayaran PPh Pasal 29
 Ditandatangani oleh WP. dalam hal WP Badan , SPT ditandatangani oleh pengurus atau
direksi. Apabila SPT tidak ditandatangani oleh WP maka harus menggunakan Surat Kuasa
Khusus
 Lampiran -lampiran lain yang dianggap perlu untuk menjelaskan perhitungan besarnya
penghasilan kena pajak atau besarnya penghasilan kena pajak atau besarnya PPh pasal 25.
 SPT diisi dengan menggunakan huruf lain, angka arab dan satuan mata uang Rupiah.
Forum 3

Sistem Informasi Manajemen

1. Menurut Anda bagaimana peran penerapan sistem informasi dapat memberikan nilai kekuatan
bagi perusahaan baik dari sisi tata kelola hingga keseluruhan organisasi?
Kelangsungan operasional perusahaan tak lepas dari peran tata kelola sistem informasi
perusahaan yang dimiliki dalam internal organisasi. Perusahaan memiliki standar dan
menjalankan prosedur operasional untuk mencapai tujuan yang memiliki nilai strategis.
Sistem informasi bisa digunakan oleh organisasi pada level eksekutif untuk mengendalikan
risiko yang bisa terjadi dan memastikan segala bentuk sumber daya perusahaan agar dapat
digunakan dengan sesuai. Pada akhirnya penerapan sistem informasi dalam perusahaan dan
dengan tata kelola yang lakukan secara baik bisa mempengaruhi tingkat kepercayaan serta
perlindungan investasi di masa depan yang lebih terjamin
Beberapa manfaat dari penerapan sistem informasi dalam memberikan kekuatan dan tata
kelola perusahaan:
 Sistem informasi yang baik dapat menekan biaya
 Penggunaan sistem informasi adalah sesuatu yang mahal
 Teknologi informasi memberikan peluang sekaligus ancaman bagi perusahaan
 Tata kelola sistem informasi yang baik adalah suatu hal yang kritis bagi perusahaan.

2. Bagaimana tujuan perusahaan dapat tercapai dapat terpenuhi oleh penerapan sistem
informasi?
Sistem informasi merupakan bagian penting dalam mengelola dan menjalankan semua
kegiatan. Satu di antaranya adalah sistem informasi Dalam memenuhi kebutuhan perusahaan
untuk menangani masalah penjualan dan pembelian barang dan pembuatan laporan dan sistem
penjualan dan pembeliannya belum berjalan secara maksimal sesuai dengan yang diharapkan
sehingga perusahaan membutuhkan sistem yang lebih baik dengan menggunakan sistem yang
berbasis komputer. diharapkan akan mempermudah dan mempercepat proses pengolahan data
penjualan dan pembelian barang dan pembuatan laporan dengan cara meminimalisasi atau
bahkan menghilangkan kesalahan, sehingga sasaran dan tujuan perusahaan dapat tercapai
secara maksimal.
Beberapa fungsi dari penerapan sistem informasi dalam perusahaan dalam membantu
perusahaan mencapai tujuannya antara lain :
 Sistem informasi untuk operasi bisnis Sistem informasi menyediakan dukungan
manajemen dalam operasi kegiatan bisnis sehari-hari. Ketika tanggapan atau respons
yang cepat menjadi penting, maka kemampuan sistem informasi untuk dapat
mengumpulkan dan mengintegrasikan informasi ke berbagai fungsi bisnis menjadi
kritis atau penting.
 Sistem informasi untuk pengambilan keputusan manajemen sistem informasi akan
membantu para manajer membuat keputusan yang lebih baik, lebih tepat, dan lebih
bermakna. Setiap perusahaan tidak akan lepas dari yang namanya masalah, terutama
dengan pengelolaan manajemen. Melakukan pemecahan masalah merupakan aktivitas
penting yang harus dilakukan oleh seorang manajer
 Sistem informasi untuk keunggulan strategis sistem informasi yang dirancang untuk
dapat mencapai sasaran strategis dapat menyebabkan perusahaan menciptakan
keunggulan bersaing di pasar.

3. Berdasarkan penjelasan di atas, seberapa pentingkah penerapan Sistem Informasi di


perusahaan pada era digital saat ini untuk menambah kekuatan dan keunggulan perusahaan
dalam menghadapi persaingan bisnis?
Teknologi informasi sangat berpengaruh di era industri 4.0 karena di era industri 4.0
mengandalkan teknologi informasi dalam segala bidang, dari ekonomi, pendidikan,
kesehatan, pemerintahan dan lain-lain. Karena teknologi informasi sangat memudahkan
manusia dalam memproduksi, mengolah data dan menyebarkan informasi. Sehingga
teknologi informasi di era ini sangat cepat perkembangannya. Semakin berkembangnya
teknologi informasi sehingga tenaga kerja manusia bisa beralih menjadi tenaga mesin. Selain
dari kecepatannya tenaga mesin juga lebih terjamin keakuratan serta keberhasilannya dalam
bekerja.
Teknologi informasi merupakan segala teknologi apapun yang membantu manusia dalam
membuat, mengubah, menyimpan, mengomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi.
Contoh teknologi informasi adalah komputer, telepon, televisi, handphone, dan alat lain yang
merupakan alat elektronik. Teknologi informasi (TI) turut berkembang sejalan dengan
perkembangan peradaban manusia. Perkembangan teknologi informasi
meliputi perkembangan infrastruktur TI, seperti hardware, software, teknologi penyimpanan
data (storage), dan teknologi komunikasi
Sistem informasi dapat membantu atau paling tidak meringankan tugas manajemen dengan
memberikan informasi yang dibutuhkan manajemen. Informasi yang diberikan bisa dijadikan
dasar dalam pengambilan keputusan manajemen, baik keputusan dalam perencanaan,
pengawasan dan pengendalian atau tujuan yang lain

4. Bagaimana implementasi konsep tersebut pada perusahaan tempat Anda bekerja, terutama
dalam hal peningkatan keunggulan perusahaan dari perusahaan pesaing sejenis ?
Implementasi konsep sistem informasi dalam perusahaan saya bekerja dilakukan dari front-
end dan back-end, sebagai perusahaan yang bergerak di keuangan digital, penggunaan sistem
informasi dan teknologi diterapkan dalam perusahaan kami. Sistem informasi dikembangkan
untuk menunjang operasi internal perusahaan dan pelayanan pada pengguna. Dengan
memberikan kemudahan akses dan percepatan proses transaksi, menjadi keunggulan yang
selalu ditingkatkan untuk bersaing dengan perusahaan sejenis.

Tugas : Sumber Daya Sistem Informasi Untuk Persaingan Keunggulan Pada PT.X

Forum 3

AKL - 2

 Jika persentase kepemilikan dalam saham < 20% maka pengaruh tidak memiliki pengaruh
signifikan dalam voting saham, dan menggunakan metode nilai wajar (biaya) dalam
pembukuannya;
 Jika persentase kepemilikan dalam saham 20% sampai 50% maka memiliki pengaruh
signifikan dalam votiing saham, dan menggunakan metode ekuitas dalam pembukuannya;
 Jika persentase kepemilikan dalam saham >50% maka memiliki kontrol dan menggunakan
laporan keuangan konsolidasian.

Forum 4

Pajak Internasional

Jelaskan Alokasi Hak Pemajakan Pada Pasal 21 ayat (1) OECD Model ?

Jawab :

Pasal 21 OECD Model Menegaskan prinsip umum dan ruang lingkup dari Pasal 21. Suatu
penghasilan yang diperoleh oleh subjek pajak dalam negeri dari negara yang mengadakan P3B dan
penghasilan tersebut tidak dicakup oleh pasal pasal substantive ( Pasal 6 sampai 20) dalam P3B,
hanya dikenakan pajak ( shall be taxable only) di negara domisili, dari manapun penghasilan tersebut
berasal..

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup Pasal 21 tidak hanya mencakup penghasilan
yang tidak secara tegas diatur (income not expressly dealt with) dalam pasal-pasal substantif lainnya
(Pasal 6 sampai Pasal 20), tetapi juga penghasilan dari sumber yang tidak secara tegas disebutkan
(income from sources not expressly mentioned).

Dengan demikian, apabila terdapat penghasilan tertentu, yang menurut identifikasi penghasilan
tersebut diterima oleh subjek pajak dalam negeri dari negara domisili dan penghasilan itu tidak
diketahui sumbernya dari mana, ketentuan yang berlaku dalam menentukan pemajakan atas
penghasilan tersebut adalah Pasal 21 OECD Model..
Kuis

1. Jelaskan Alokasi Hak Pemajakan Pada Pasal 21 ayat (1) OECD Model
Jawab :
Alokasi hak pemajakan menurut pasal 21 OECD Model menegaskan bahwa suatu
penghasilan (item of income) yang diperoleh oleh subjek pajak dalam negeri dari negara yang
mengadakan P3B dari manapun penghasilan tersebut berasal, di mana penghasilan tersebut
tidak dicakup oleh pasal-pasal dalam P3B (Pasal 6 sampai dengan Pasal 20), hanya dikenakan
pajak (shall be taxable only) di negara domisili dari penerima penghasilan.
Hal tersebut tercermin dari kata ‘shall be taxable only’ rumusan Pasal 21 ayat (1) OECD
Model yang mengandung arti bahwa hanya negara domisili yang memiliki hak pemajakan
atas penghasilan lain.

2. Dalam P3B pasal pasal yang mengatur tentang hak pemajakan suatu negara atas suatu jenis
penghasilan disebut dengan distibutuve rule atau disebut pasal substantive. Pada dasarnya
terdapat dua jenis distributive rule dalam model P3B yang dikembangkan OECD jelaskan dua
jenis distributive rule ?
Jawab :
Distibutuve rule atau disebut pasal substantive. Pada dasarnya terdapat dua jenis distributive
rule dalam model P3B yang dikembangkan OECD
 Distributive rule yang mengatur bahwa hak pemajakan hanya diberikan kepada salah
satu negara, biasanya diberikan kepada negara domisili.Terminologi yag digunakan
oleh pasal dengan distributive rule jenis ini adalah ”…shall be taxable only in…”
 Distributive rule yang mengatur bahwa hak pemajakan dibagi antara negara domisili
dan negara sumber. Terminologi yang digunakan oleh pasal dengan Distributive rule
jenis ini adalah “ ….may be taxed in…..”.Maknanya adalah selain negara domisili ,
negara sumber dapat juga mengenakan pajak.

3. Jelaskan Ruang Lingkup Penerapan Pasal 23 A dan 23 B OECD Model?


Jawab :
Ruang lingkup Model Pasal 23 dalam bab V mengenai Metode Eliminasi Pajak Berganda
menegaskan, OECD model pasal 23 hanya diterapkan atas pasal pasal dengan distributive rule
yang mengatur bahwa hak pemajakan dibagi antara negara sumber dan negara domisili.
Dalam kasus pasal distributive rule mengalokasikan hak pemajakan hanya kepada satu
negara, tidak terdapat isu pajak berganda secara yuridis. Oleh karenanya pasal 23 OECD
Model tidak perlu diterapkan.
4. Jelaskan Metode Pembebasan Pajak dalam pasal 23A OECD Model ?
Jawab :
Dalam OECD Model, Pasal 23A merupakan ketentuan yang mengatur mengenai metode
eliminasi pajak berganda berupa metode pembebasan pajak. Ayat (1) dari Pasal 23A
membahas mengenai metode pembebasan sebagai salah satu dari dua metode yang dapat
digunakan untuk mengeliminasi pajak berganda yang terjadi di negara domisili, metode
pembebasan yang dimaksud adalah dengan metode progesi sebagaimana tercantum dalam
pasal 23A.
Pasal 23A ayat (2) OECD Model merupakan ketentuan pengecualian dari ketentuan umum
yang diatur dalam Pasal 23A ayat (1), Sedangkan Pasal 23A ayat (4) OECD Model
merupakan ketentuan untuk mencegah terjadinya double non-taxation yang disebabkan dari
adanya perbedaan antara negara domisili dan negara sumber dalam menerapkan P3B terhadap
suatu fakta atau adanya perbedaan dalam menginterpretasikan ketentuan yang terdapat dalam
P3B tersebut. untuk menghindari terjadinya double non-taxation tersebut, berdasarkan Pasal
23 ayat (4) OECD Model, negara domisili tidak lagi wajib untuk memberikan pembebasan
pajak atas penghasilan yang diterima dari negara sumber tersebut.

5. Jelaskan pemahaman saudara tentang Tax Sparing Credit ?


Jawab :
Tax sparing credit atau yang sering pula disebut dengan kredit pajak semu merupakan salah
satu bentuk insentif pajak. Pajak yang dibebaskan dinegara sumber tetap dapat dikreditkan
dinegara domisili, adanya ketentuan mengenai tax sparing credit menyebabkan pajak yang
dibebaskan dinegara sumber dianggap seolah olah sudah dipungut dinegara tersebut sehingga
subjek pajak dalam negeri dari negara domisili tetap diberikan kredit pajak luar negeri

Resume TM-04

A. PENDAHULUAN

DALAM OECD Model dan UN Model, terdapat pasal khusus yang mengatur tentang
pemajakan atas penghasilan yang secara spesifik tidak diatur oleh pasal lainnya dalam P3B (income
not dealt with in the foregoing articles of the convention). Pasal yang dimaksud adalah Pasal 21
mengenai Penghasilan Lain. Pasal 21 ini merupakan pasal pamungkas (catch all provision) untuk
mengalokasikan hak pemajakan atas penghasilan yang belum jelas diatur dalam pasal substantif
lainnya dalam P3B.

a. Prinsip Umum dan Ruang Lingkup Pasal 21 OECD Model


Ruang lingkup yang diatur dalam oleh Pasal 21 ini tidak hanya mencakup penghasilan yang
bersumber di negara yang mengadakan P3B. Tetapi, juga memperluas penghasilan yang bersumber
dari luar negara yang mengadakan P3B (negara ketiga).

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa ruang lingkup Pasal 21 tidak hanya mencakup penghasilan
yang tidak secara tegas diatur (income not expressly dealt with) dalam pasal-pasal substantif lainnya
(Pasal 6 sampai Pasal 20), tetapi juga penghasilan dari sumber yang tidak secara tegas disebutkan
(income from sources not expressly mentioned).

Dengan demikian, apabila terdapat penghasilan tertentu, yang menurut identifikasi penghasilan
tersebut diterima oleh subjek pajak dalam negeri dari negara domisili dan penghasilan itu tidak
diketahui sumbernya dari mana, ketentuan yang berlaku dalam menentukan pemajakan atas
penghasilan tersebut adalah Pasal 21 OECD Model.

Penghasilan yang masuk dalam kategori penghasilan dari sumber yang tidak secara tegas
disebutkan, yaitu:

 Penghasilan dari negara ketiga yang diterima oleh subjek pajak yang mempunyai status
subjek pajak ganda ( duel resident)
 Penghasilan dari harta tak bergerak yang terletak dinegara domisili atau dinegara ketiga
 Penghasilan yang muncul dinegara domisili, yang penghasilan tersebut memiiki hubungan
efektif dengan BUT yang berda dinegara sumber
 Penghasilan yang penerima dan pembayarnya adalahsubjek pajak dalam negeri dinegara yang
sama

b. Alokasi Hak Pemajakan

Pada Pasal 21 ayat (1) OECD Model ditegaskan bahwa suatu penghasilan (item of income)
yang diperoleh oleh subjek pajak dalam negeri dari negara yang mengadakan P3B dari manapun
penghasilan tersebut berasal, di mana penghasilan tersebut tidak dicakup oleh pasal-pasal dalam P3B
(Pasal 6 sampai dengan Pasal 20), hanya dikenakan pajak (shall be taxable only) di negara domisili
dari penerima penghasilan.

Hal tersebut tercermin dari kata ‘shall be taxable only’ yang digunakan dalam rumusan Pasal 21
ayat (1) OECD Model yang mengandung arti bahwa hanya negara domisili yang memiliki hak
pemajakan atas penghasilan lain. Sedangkan negara lainnya, tidak diperbolehkan mengenakan pajak
atas penghasilan lain. Pada dasarnya, Pasal 21 OECD Model tidak mengatur mengenai penghasilan
seperti apa yang dapat digolongkan sebagai item of income’. Namun, hal tersebut dapat ditentukan
berdasarkan kasus per kasus.
Pasal 21 ayat (2) OECD Model berisi ketentuan pengecualian dari ketentuan Pasal 21 ayat (1)
OECD Model. Pasal 21 ayat (2) OECD Model mengatur bahwa apabila penghasilan lain tersebut
mempunyai hubungan efektif (effectively connected) dengan suatu BUT maka Pasal 7 yang
diberlakukan.

Ketentuan Pasal 21 ayat (2) ini tidak dapat diberlakukan dalam hal penghasilan tersebut
diperoleh dari harta tak bergerak. Hal ini dikarenakan atas penghasilan dari harta tak bergerak hak
pemajakannya selalu berada di negara sumber. Pengecualian di Pasal 21 ayat (2) OECD Model juga
berlaku dalam kasus di mana pihak yang membayarkan penghasilan dan penerima penghasilan yang
sebenarnya (beneficiary of the income) adalah subjek pajak dalam negeri dari negara yang sama dan
penghasilan tersebut diatribusikan kepada BUT yang dimiliki oleh penerima penghasilan di negara
lainnya.

c. Pasal 23 OECD Model

Dalam P3B pasal pasal yang mengatur tentang hak pemajakan suatu negara atas suatu jenis
penghasilan disebut dengan distibutuve rule atau disebut pasal substantive. Pada dasarnya terdapat
dua jenis distributive rule dalam model P3B yang dikembangkan OECD.

 Distributive rule yang mengatur bahwa hak pemajakan hanya diberikan kepada salah satu
negara, biasanya diberikan kepada negara domisili.Terminologi yag digunakan oleh pasal
dengan distributive rule jenis ini adalah ”…shall be taxable only in…”
 Distributive rule yang mengatur bahwa hak pemajakan dibagi antara negara domisili dan
negara sumber. Terminologi yang digunakan oleh pasal dengan Distributive rule jenis ini
adalah “ ….may be taxed in…..”.Maknanya adalah selain negara domisili , negara sumber
dapat juga mengenakan pajak

Pajak berganda yang muncul dalam pasal pasal yang menerapkan distributive rule adalah pajak
berganda secara yuridis ( juridical double taxation) yaitu pajak berganda yang diakibatkan karena atas
penghasilan yang sama, dikenakan pajak oleh 2 (dua) negara berbeda ( negara domisili dan negara
sumber)pada suatu periode tertentu. Untuk menghindari terjadinya pajak berganda secara yuridis yang
disebabkan karena penerapan distributive rule yang membagi hak pemajakan antara negara domisili
dan negara sumber, beberapa model P3B (OECD Model dan UN Model) mewajibkan negara domisili
untuk memberikan keringanan pajak berganda atas pajak yang telah dibayarkan di negara sumber. Ini
disebut dalam OECD Model sebagai metode eliminasi pajak berganda. Ketentuan mengenai metode
eliminasi pajak berganda ini diatur dalam Pasal 23A dan Pasal 23B OECD Model.

d. Ruang Lingkup Penerapan Pasal 23A dan 23B OECD Model

Dalam OECD Model Pasal 23 merupakan satu satunya pasal yang terdapat dalam Bab V
mengenai Metode Eliminasi Pajak Berganda. Pajak berganda yang dimaksud adalah pajak berganda
yuridis. Oleh karena itu dalam OECD model pasal 23 hanya diterapkan atas pasal pasal dengan
distributive rule yang mengatur bahwa hak pemajakan dibagi anatara negara sumber dan negara
domisili.

Dalam kasus pasal distributive rule mengalokasikan hak pemajakan hanya kepada satu negara,
tidak terdapat isu pajak berganda secara yuridis. Oleh karenanya pasal 23 OECD Model tidak perlu
diterapkan. Misalnya pada kasus penentuan hak pemajakan atas royalti. Pasal 12 ayat 1 OECD model
mengalokasikan hak pemajakan hanya kepada negara domisili dari pihak yang menerima royalti
sehingga tidak ada isu pajak berganda yuridis.

e. Metode yang digunakan dalam mengeliminasi Pajak Berganda

Dalam P3B saat ini, terdapat dua prinsip utama yang dijadikan dasr oleh negara domisili dalam
mengeliminasi pajak berganda yaitu prinsip pembebasan ( principle of exemption) dan prinsip
pengkreditan ( principle of credit). Kedua prinsip ini tertuang dalam bentuk eliminasi pajak berganda
berupa :

1. Metode Pembebasan (Exemption Method)

Metode pembebasan dilakukan dengan cara negara domisili tidak mengenakan pajak atas
penghasilan yang bersumber dari luar negeri .terdapat dua bentuk metode pembebasan :

1) Metode Pembebasan Penuh (Full Exemption)


Dalam metode ini seluruh penghasilan yang dikenakan dinegara sumber tidak akan
dikenakan lagi dinegara domisili.
2) Metode Pembebasan Dengan Progresif (Exemption With Progression)
Penghasilan yang dapat dikenakan pajak dinegara sumber tidak akan dikenakan pajak lagi
dinegara domisili namun negara domisili tetap mempunyai hak untuk memperhitungkan
penghasilan tersebutketika menentukan pajak yang harus dikenakan pajak dinegara
domisili.

2. Metode Kredit (Kredit Method)

Pajak berganda dari penghasilan yang bersumber dari luar negeri dapat dihindari melalui
metode kredit yaitu dengan cara negara domisili tetap mengenakan pajak atas seluruh penghasilan dari
dalam dan luar negeri, tetapi memperbolehkan adanya pengurangan atas pajak yang telah dibayar kan
diluar negeri ( dinegara sumber).Metode kredit ini terdiri dari :

1) Metode Kredit Penuh (Full Credit Method)


Metode kredit pajak penuh mengurangkan pajak terutang atau dibayar diluar negeri
sepenuhnya terhadap pajak dalam negeri yang akan dikenakan terhadap penghasilan
tersebut.
2) Metode Kredit dengan Batasan (Ordinary Credit Method)
Memberikan keringanan berupa pengurangan pajak luar negeri atas pajak domestik yang
dialokasikan pada penghasilan luar negeri dengsn batasan jumlah yang terendah antara
pajak domestic yang dialokasikan kepada pajak luar negeri dan pajak yang sebenarnya di
bayar diluar negeri

f. Tax Sparring Kredit

Pengguanan metode pengkreditan dan pembebasan terkadang dapat memunculkan perbedaan


penerapan, salah satunya disebabkan karena adanya P3b yang berisi ketentuan Tax Sparing dan P3b
yang tidak memiliki ketentuan tax sparing ( non tax sparing)

Tax sparing credit atau yang sering pula disebut dengan kredit pajak semu merupakan salah
satu bentuk insentif pajak. Pajak yang dibebaskan dinegara sumber tetap dapat dikreditkan dinegara
domisili, adanya ketentuan mengenai tax sparing credit menyebabkan pajak yang dibebaskan dinegara
sumber dianggap seolah olah sudah dipungut dinegara tersebut sehingga subjek pajak dalam negeri
dari negara domisili tetap diberikan kredit pajak luar negeri

Forum 3

Metodologi Penelitian

Research gap ditentukan dan dijabarkan dalam Bab I, shg latar belakang Anda menunjukkan unsur
keilmiahan yg jelas atas suatu rumusan masalah penelitian Anda. Terdapat beberapa macam dan cara
dalam menentukan research gap. Pendekatan mana yang akan teman-teman pilih dalam menentukan
research gap dalam penelitian skripsi Anda. Mengapa teman2 membuat pilihan pendekatan tersebut?
Jelaskan secara logis sehingga teman-teman dapat menentukan novelty, menentukan var X, dan
merumuskan masalah penelitian.

menentukan tema --> menentukan isu empiris dalam fenomena --> telaah fenomena sesuai literatur
reviu --> telaah penelitian terdahulu (jurnal) --> research gap --> novelty --> var X --> perumusan
masalah

Siapkan draft Bab I teman2 di minggu ke 4, dan selesai di minggu ke 5

Jawab :
Selamat malam bu,

Dalam penyusunan proposal saya, saya menggunakan pendekatan Empirical gap, yang dimana dalam
jenis research gap ini berkaitan dengan penelitian terdahulu yang namun tidak konsistennya hasil
penelitian antara variabel tertentu sehingga memerlukan evaluasi ulang dengan menambahkan
variabel moderasi pada penelitian. Penelitian saya adalah penelitian yang diteliti ulang berdasarkan
kajian peneliti terdahulu dan literatur pustaka mengenai variabel-variabel penelitian saya yaitu,

X1 : Debt to Equity Rasio

X2 : Capital Intensity

X3 : Return on Asset

M : Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif

Y : Agresivitas Pajak

Pemilihan tema saya berdasarkan atas masih banyaknya praktik penghindaran yang dilakukan di
Indonesia, penghindaran pajak yang dilakukan secara umum adalah dengan memanfaaat grey area
dalam peraturan perpajakan.

berdasarkan pengalaman tempat saya bekerja, yaitu di bidang perbankan. saya tertarik meneliti
agresivitas pajak yang ada di industri jasa keuangan terutama perbankan. dengan berdasarkan
pengalaman dan fenomena besar yang terjadi terkait praktik penghindaran pajak yang dilakukan oleh
Bank BCA pada tahun 2003. Bank BCA mengajukan keberatan atas koreksi fiskal atas cadangan
piutang tidak tertagih kepada DJP.

berdasarkan pemahaman saya, bahwa bank adalah suatu badan usaha yang boleh memupuk cadangan
piutang tidak tertagih berdasarkan pasal 9 UU PPh nomor 36 tahun 2008.

dan bank juga merupakan pengecualian dalam perhitungan besaran beban bunga yang boleh di
biayakan dalam laporan keuangan berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan nomor
169/PMK.010/2015, serta atas biaya penyusutan aset tetap yang di miliki bank boleh dibebankan
dalam laporan keuangan fiskal, membuat saya tertarik meneliti praktik penghindaran pajak di
perbankan.

atas fenomena dan pemahaman logis ini, maka saya berniat meneliti tentang Pengaruh Debt Equity
Ratio, Capital Intensity dan Return On Asset Terhadap Agresivitas Pajak dan Penyisihan
Penghapusan Aktiva Produktif Sebagai Variabel Moderasi.

Forum 4
Perencanaan Pajak

1. Sebutkan syarat –syarat menyelengarakan pembukuan dan pencatatan berdasarkan uu


pepajakan.
2. Tujuan menyelenggarakan pembukuan dan pencatatan

Jawab :

Selamat siang pak,

1. Menurut UU KUP, syarat menyelenggarakan pembukuan antara lain;


 Pembukuan harus diselenggarakan dengan itikat baik dan mencerminkan keadaan
atau kegiatan usaha yang sebenarnya.
 Pembukuan harus diselenggerakan di Indonesia dengan menggunakan huruf latin,
angka arab, satuan uang rupiah, dan disusun dalam bahasa indonesia atau dalam
bahasa asing yang di izinkan oleh menteri keuangan.
 Pembukuan diselenggarakan dengan prinsip taat dan asas dengan menggunakan
stelsel akrual atau stelsel kas. Stelsel Akrual adalah suatu metode pengakuan
penghasilan dan biaya yang didasarkan pada waktu diperolehnya atau diterimanya
penghasilan serta waktu terutangnya suatu biaya tanpa memperhatikan arus kas
masuk atau keluar. Stelsel kas adalah suatu metode pengakuan penghasilan dan biaya
yang perhitungannya didasarkan atas penghasilan yang diterima dan biaya yang
dibayar secara tunai.
 Perubahan terhadap metode pembukuan dan/ tahun buku harus mendapat persetujuan
dari Direktorat Jendral Pajak.
 Pembukuan sekurang-kurangnya terdiri atas catatan mengenai harta, kewajiban,
modal, penghasilan dan biaya, serta penjualan dan pembelian sehingga dapat dihitung
besarnya pajak yang terutang.
 Pembukuan harus diselenggarakan dengan cara atau sistem yang lazim dipakai di
Indonesia, misalnya berdasarkan standar Akuntansi Keuangan keculai peraturan
perundangan-undangan perpajakan menentukan lain.
 Buku, catatan, dokumen yang menjadi dasar pembukuan serta dokumen lain termasuk
hasil pengolahan data dari pembukuan dan dikelola secara elektronik atau secara
program aplikasi online wajib disimpan selama 10 tahun disimpan di Indonesia, yaitu
ditempat kegiatan atau tempat tinggal wajib pajak orang pribadi, atau ditempat
kedudukan wajib pajak badan.

Sementara untuk pencatatan dalam PER 4/PJ/2009 diatur sebagai berikut:

1. Pencatatan yang diselenggarakan harus meliputi :


 Peredaran dan/ atau penerimaan bruto yang diterima dari kegiatan usaha dan/ atau
pekerjaan bebas yang penghasilannya merupakan objek pajak yang tidak dikenai
pajak penghasilan final
 Penghasilan bruto yang diterima dari luar kegiatan usaha dan/ atau pekerjaan bebas
yang penghasilannya merupakan objek pajak yang tidak dikenai pajak bersifat final,
termasuk biaya yang dikeluarkan untuk mendapatkan, menagih dan memelihara
penghasilan tersebut dan atau
 Penghasilan yang bukan objek pajak dan/ atau penghasilan yang pengenaan pajaknya
bersifat final, baik yang berasal dari kegiatan usaha dan/ atau pekerjaan bebas maupun
dari luar kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas
2. WP orang pribadi harus melakukan pencatatan atas harta dan kewajiban baik yang
digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas maupun yang
tidak digunakan untuk melaksanakan kegiatan usaha dan/atau pekerjaan bebas
3. Pencatatan yang dibuat oleh WP yang memilih menggunakan Norma Penghitungan
Penghasilan Neto harus menggambarkan jumlah peredaran atau penerimaan bruto secara
lengkap dan benar dan harus didukung dengan dokumen yang dijadikan dasar untuk
penghitungan peredaran/ penerimaan bruto
4. Bagi WP yang mempunyai lebih dari satu jenis usaha, maka catatan tentang peredaran/
penerimaan bruto secara jelas harus dapat menggambarkan mengenai jenis jenis usaha
yang bersangkutan.

Tujuan pembukuan atau pencatatan adalah untuk menghitung besarnya penghasilan kena
pajak sebagai dasar untuk menghitung besarnya pajak terutang, pengisian Surat
Pemberitahuan Pajak dan perhitungan besaran Pajak pertambahan nilai dan sesuai dengan
peraturan perpajakan yang berlaku untuk tujuan perpajakan.

Kuis

Uraian Pencatatan Pembukuan


Harga pokok dan biaya usaha Tidak diperhitungkan Dapat diperhitungkan
( deductible)
Kompensasi kerugian Tidak diperhitungkan dikompensasikan 5 tahun
berikutnya
Penetapan Penghasilan Kena Sesuai Norma Perhitungan Penghasilan - deductible
Pajak penghasilan Netto / 0,5% dari
Omset (PP23)
Bila perusahaan rugi PPh tetap dibayar PPh Nihil

Forum 4
Sistem Informasi Manajemen

1. Jelaskan apakah yang Anda ketahui tentang definisi moral, etika, dan hukum dalam
hubungannya dengan teknologi informasi?
Moral : Tadisi kepercayaan mengenai perilaku yang benar dan salah. Moral adalah institusi
sosial dengan sejarah dan seperangkat aturan
Etika : Sekumpulan kepercayaan, standar, atau teladan yang mengarahkan, yang merasuk ke
dalam seorang atau masyarakat.
Hukum : Peraturan perilaku formal yang diterapkan oleh otoritas yang berwenang, seperti
pemerintah, terhadap subjek atau warga negaranya

2. Mengapa dalam pemanfaatan teknologi informasi perlu adanya aturan yang terkait dengan
moral dan etika berperilaku?
Penggunaan komputer dalam bisnis diarahkan oleh nilai-nilai moral dan etika dari para
manajer, spesialis informasi dan pemakai dan juga hukum yang berlaku, Perilaku ini adalah
budaya etika. Tugas manajemen puncak adalah memastikan bahwa konsep etikanya menyebar
di seluruh organisasi, melalui semua tingkatan dan menyentuh semua pegawai..

3. Indonesia sudah memiliki UU ITE yang merupakan produk hukum yang mengatur tentang
moral dan etika manusia dalam memanfaatkan teknologi informasi. Apakah produk hukum
tersebut sudah mempengaruhi etika dan perilaku penduduk Indonesia dalam memanfaatkan
teknologi informasi?
Sistem hukum yang baik belum tentu dapat terwujud dengan pembuatan perundang-
undangan, melainkan memerlukan suatu kajian yang mendalam mengenai sejauh mana sistem
hukum yang berlaku dapat dioptimalkan. Pemanfaatan Teknologi Informasi, media, dan
komunikasi telah mengubah baik perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara
global. Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan
hubungan dunia menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial,
ekonomi, dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat.
4. Merujuk pada UU ITE, apakah pada perusahaan tempat Anda bekerja memiliki
aturan/ketentuan terhadap para karyawannya mengenai moral dan etika dalam menggunakan
teknologi informasi?
Ya, terdapat aturan dan ketentuan mengenai moral dan etika dalam penggunaan teknologi
informasi yang dituangkan dalam SOP dan Tata tertib.

5. Seberapa efektifkah aturan tersebut dipatuhi dan dilaksanakan oleh seluruh karyawan
perusahaan?
Sangat efektif, sehingga membentuk kesadaran bagi setiap karyawan dalam menggunakan
teknologi informasi.

6. Hacking, cracking, hoaks dan sejenisnya merupakan contoh dari adanya pemanfaatan
teknologi informasi yang tidak mematuhi moral dan etika dalam memanfaatkan teknologi
informasi. Apakah yang Anda ketahui tentang hacking, cracking, hoaks?
Hacking : kegiatan menerobos program komputer milik orang/pihak lain. Hacker adalah
orang yang gemar ngoprek komputer, memiliki keahlian membuat dan membaca program
tertentu, dan terobsesi mengamati keamanan (security)-nya.
Cracking : hacking untuk tujuan jahat.
Hoax : Menyebarkan berita palsu.

7. Bagaimana proses hacking, cracking, hoaks dilakukan oleh seseorang? Jelaskan!


Hacking : kegiatan menerobos program komputer milik orang/pihak lain atau program
tertentu, dan terobsesi mengamati keamanan (security)-nya.
Cracking : melakukan hacking untuk kepeintingan diri sendiri ataupun kegiatan jahat lainnya.
Hoax : Menyebarkan berita palsu via online atau membuat berita palsu dalam bentuk konten.

8. Apakah hacking, cracking, hoaks berpotensi dilakukan oleh seorang karyawan perusahaan
terhadap perusahaan dimana karyawan ini bekerja? Jika YA, mengapa hal tersebut dapat
terjadi!
Ya, tindakan tersebut lebih umum adalah penyebaran informasi perusahaan atau data-data
perusahaan yang dapat di sebarluaskan melalui media.

Forum 4

AKL - 2

Jelaskan konsep laporan keuangan konsolidasian?

Jawab :

Menurut IFRS dan SAK , laporan keuangan konsolidasi adalah “laporan keuangan kelompok usaha
(group) yang menyajikan aset (disebut juga aktiva), liabilitas (disebut juga kewajiban), ekuitas,
penghasilan, beban dan arus kas entitas induk dan entitas anak, sebagai satu entitas ekonomi
tunggal, meskipun secara hukum entitas induk dan entitas anak adalah badan usaha terpisah”.

Justifikasi (pertimbangan) atas penyajian laporan keuangan gabungan tersebut adalah substansi
ekonomi mengungguli bentuk hukum. Dengan maksud, mengungguli bentuk adalah bahwa akuntansi
lebih menekankan entitas pelapor sebagai entitas yang faktanya secara ekonomi dikendalikan oleh
satu tim manajemen tunggal. Laporan keuangan konsolidasi melaporkan entitas ekonomi, bukan
badan hukum.

Forum 4

Metodologi Penelitian

Tentukan tema penelitian, fenomena, konsep dan arah penelitian (berdasarkan literatur reviu yang
dilakukan penulis), research gap dan novelty, serta perumusan masalahnya. Tunjukkan secara ringkas
atau berupa mind mapping.

Jawab :

Tema Penelitian : Agresivitas Pajak

Research Gap : Empirical gap

Novelty : Inkonsistensi hasil dari penelitian terdahulu yang di evaluasi ulang dengan menambahkan
variabel moderator (M) yaitu Penyisihan Penghapusan Aset Produktif untuk memperkuat hasil
terhadap hasil penelitian.

Fenomena 1 : Tax Justice Network melaporkan dalam bukunya yang berjudul The State Of Tax
Justice 2020 : Tax Justice in the time of Covid-19 disebutkan, bahwa dunia kehilangan penerimaan
pajak lebih dari 182 miliar dollar AS setahun dalam setiap praktik penghindaran pajak (Tax Justice
Network, 2020, hal. 39). Indonesia sendiri di perkirakan merugi hingga 4,86 miliar dollar AS, dan dari
angka tersebut 4,78 miliar dikarenakan praktik penghindaran pajak oleh perusahaan di Indonesia dan
sisanya sebesar 78 miliar dollar AS berasal dari penghindaran pajak dari Wajib Pajak Orang Pribadi
(Kompas.com, 2020).

Fenomena 2 : Kasus pengadilan pajak PD. BPR BK dengan Nomor Putusan PUT-
112510.15/2010/PP/MIVB Tahun 2018 (Kemenkeu, 2017) untuk jenis pajak PPh Badan dalam pokok
sengketa pajak yang diajukan adalah keberatan atas koreksi terhadap penghapusan piutang yang
nyata-nyata tak tertagih, Permohonan banding dalam pengadilan pajak yang diajukan PD. BPR BK
didasari adanya perbedaan persepsi dan multitafsir dalam peraturan perpajakan di Indonesia.

Perumusan Masalah :
1. Apakah Debt to Equity Ratio, Capital Intensity, dan Return On Asset berpengaruh positif
secara simultan terhadap Agresivitas pajak BPR yang berada di Provinsi DKI Jakarta pada
Tahun 2016 – 2020 ?
2. Apakah Debt to Equity Ratio, Capital Intensity, dan Return On Asset berpengaruh positif
secara parsial terhadap Agresivitas pajak BPR yang berada di di Provinsi DKI Jakarta pada
Tahun 2016 – 2020 ?
3. Apakah Penyisihan Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP) dapat memoderasi Debt to Equity
Rasio, Capital Intensity, Return On Asset terhadap tindakan Agresivitas Pajak BPR yang
berada di Provinsi DKI Jakarta pada Tahun 2016 – 2020 ?

Forum 5

Pajak Internasional

80% perusahaan multinasional (MNC) melihat harga transfer sebagai suatu isu pajak internasional
utama, dan lebih dari setengah perusahaan ini mengatakan bahwa isu ini adalah isu yang paling
penting. Sebagian besar negara sekarang menerima perjanjian modal Organization for Economic
Cooperation and Development (OECD), yang menyatakan bahwa harga-harga transfer sebaiknya
disesuaikan dengan menggunakan standar arms’s-length. Apa yang saudara pahami terkait dengan
standar arm’s-lenght ?

Jawab :

Selamat Malam bu,

Arm’s lenght adalah metode untuk menguji apakah harga transfer dari perusahaan multinasional sama
dengan harga pasar wajar (arm’s length price), yaitu tingkat harga antara pembeli dan penjual
independen, bebas melakukan transaksi. Menurut Arm’s-length standar, harga-harga transfer
seharusnya dtetapkan supaya dapat mencerminkan harga yang akan disusun oleh pihak-pihak yang
tidak terkait yang bertindak secara bebas.

Arm’s Lenght sendiri pada umumnya merujuk pada Pasal 9 ayat 1 OECD maupun UN Model yang
mensyaratkan adanya kewajaran dan kelaziman harga ataupun laba dari transaksi yang dilakukan
dengan pihak yang memiliki hubungan istimewa. Kewajaran tersebut diukur melalui pendekatan
separate entity, yaitu pendekatan yang melihat sebuah perusahaan multinasional bukan sebagai satu
kesatuan ekonomi, tetapi merupakan bentuk yang terpisah berdasarkan status hukumnya. Harga atau
laba wajar ditentukan dengan mencari pembanding dari transaksi yang dilakukan oleh perusahaan
independen.
Kuis

1. Berikan contoh kasus perusahaan yang melakukan aktivitas transfer pricing dengan
Memindahkan biaya ke negara yang tarif pajaknya lebih tinggi
Jawab :
Sebuah perusahaan bernama Fulan Corp berkedudukan di negara “A” memiliki anak
perusahaan di Indonesia bernama PT XYZ yang bergerak di bidang pakaian dan
berkedudukan di negara "C" dengant tarif pajak 20% lebih tinggi dari negara "A".

Untuk memproduksi pakaian jadi di Indonesia PT XYZ memperoleh bahan baku dari Fulan
Corp dengan harga wajar di pasar impor sebesar USD 5/pcs. Namun dalam transaksi kedua
perusahaan tersebut, harga bahan baku yang sama dijual sebesar USD 15/pcs. Dalam praktek
ini dapat terlihat bahwa kedua perusahaan tersebut melakukan mark-up sebesar USD 10/pcs.

2. Arm’s length standard diterapkan dalam banyak cara, tetapi metode yang paling banyak
digunakan adalah sebagai berikut :
1. Comparable uncontrolled Pricing Method.
2. Resale pricing method
3. Cost Plus pricing method
4. Other Method
Jelaskan masing masing metode tersebut.
Jawab :
 Comparable uncontrolled Pricing Method
Metode ini membandingkan harga transaksi dari pihak yang ada hubungan istimewa tersebut
dengan harga transaksi barang sejenis dengan pihak yang tidak mempunyai hubungan
istimewa (pembanding independen), baik itu internal CUP maupun eksternal CUP. Metode ini
sebenarnya merupakan metode yang paling akurat, tetapi yang sering menjadi permasalahan
adalah mencari barang yang benar-benar sejenis.
 Resale Pricing Methode
Metode ini digunakan dalam hal Wajib Pajak bergerak dalam bidang usaha perdagangan, di
mana produk yang telah dibeli dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa dijual kembali
(resale) kepada pihak lainnya (yang tidak mempunyai hubungan istimewa). Harga yang
terjadi pada penjualan kembali tersebut dikurangi dengan laba kotor (mark up) wajar sehingga
diperoleh harga beli wajar dari pihak yang mempunyai hubungan istimewa.
 Cost Pricing Method
Metode ini dilakukan dengan menambahkan tingkat laba kotor wajar yang diperoleh
perusahaan yang sama dari transaksi dengan pihak yang tidak mempunyai Hubungan
Istimewa atau tingkat laba kotor wajar yang diperoleh perusahaan lain dari transaksi
sebanding dengan pihak yang tidak mempunyai Hubungan Istimewa. Umumnya digunakan
pada usaha pabrikasi.

 Other Method (Profit Split Methode)


Metode ini dilakukan dengan mengidentifikasi laba gabungan atas transaksi afiliasi yang akan
dibagi oleh pihak-pihak yang mempunyai Hubungan Istimewa tersebut dengan menggunakan
dasar yang dapat diterima secara ekonomi yang memberikan perkiraan pembagian laba yang
selayaknya akan terjadi dan akan tercermin dari kesepakatan antar pihak-pihak yang tidak
mempunyai Hubungan Istimewa, dengan menggunakan Metode Kontribusi (Contribution
Profit Split Method) atau Metode Sisa Pembagian Laba (Residual Profit Split Method).

3. Jelaskan perbedaan Transfer Pricing Domestik dan Multinasional


Jawab :
Transfer pricing domestic adalah harga transfer barang atau jasa antar badan dalam satu grup
perusahaan atau antar divisi dalam suatu perusahaan dalam suatu wilayah kedaulatan negara,
sedangkan transfer pricing multinasional berkenaan dengan transaksi antar divisi dalam suatu
unit hukum atau antar unit hukum dalam satu kesatuan ekonomi yang meliputi berbagai
wilayah kedaulatan negara.

4. Jelaskan pemahaman saudara tentang APA (ADVANCE PRICING AGREEMENT)


Jawab :
Advanced Pricing Agreement (APA) dikembangkan sebagai alternatif penyelesaian
perselisihan masalah transfer pricing dengan cara-cara yang lebih prinsipil dan kooperatif.
Dengan pendekatan tradisional, pengumpulan data, pengembangan dan analisis permasalahan
transfer pricing merupakan prosen yang sangat kompleks, memakan banyak waktu, dan sering
menghasilkan tuntutan dan sanksi administrasi yang cukup mahal. APA adalah suatu
kesepakatan mengenai penentuan harga transaksi dari transaksi yang terjadi antara dua
perusahaan yang mempunyai hubungan istimewa dengan cara menetapkan satu set kriteria
yang sesuai (seperti metode, factor-faktor pembanding, dan asumsi-asumsi) untuk periode
waktu tertentu.

5. berikan contoh kasus perusahaan yang melakukan aktivitas transfer pricing dengan
memindahkan penghasilan ke negara yang tarif pajaknya rendah
Jawab :
PT ABC seharusnya bisa menjual produk mainannya ke pasar dengan harga US$20/pcs tetapi
terlebih dahulu menjualnya ke S Co yang masih merupakan grup perusahaan yang berada di
negara S yang mempunyai tarif pajak yang lebih rendah (tax heaven country) dengan harga
US$12/pcs. Kemudian S Co baru menjual mainan tersebut dengan harga USD20/pcs ke Z
Corp yang merupakan pihak independen (tidak mempunyai hubungan istimewa/bukan grup
perusahaan). Mainan itu sendiri tidak dikirimkan oleh PT ABC ke S Co melainkan dikirimkan
langsung ke Z Corp (transaksi antara PT ABC dengan S Co hanya berupa transaksi invoice
saja). Akibatnya keuntungan yang diperoleh oleh PT ABC menjadi hilang atau berkurang
yang efeknya pajak penghasilan yang harus dibayar oleh PT ABC ke negara juga menjadi
hilang atau berkurang.

6. Jelaskan dampak adanya Perusahaan Multinasional di Indonesia dan bagaimana Aspek


perpajakannya.
Jawab :
Perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia dalam arti perusahaan-perusahaan
multinasional Indonesia yang mempunyai unit (anak perusahaan/cabang/perwakilan) di luar
negeri maupun perusahaan-perusahaan multinasional di luar negeri yang mempunyai unit
(anak perusahaan/cabang/perwakilan) di Indonesia pada umumnya akan senantiasa berusaha
dengan instrument harga transfer, mencapai salah tujuannya memaksimalkan keuntungan
dengan berupaya meminimalkan beban pajaknya,terutama pajak pajak penghasilan
badan(corporation income tax).

Upaya yang dilakukan dengan pergeseran harga dari negara yang beban pajaknya tinggi ke
negara yang beban pajaknya rendah atau nihil. Selain itu, diadakan pula perjanjian bilateral di
bidang perpajakan, dengan maksud antara lain utuk menghindarkan pengenaan pajak
berganda ,sehingga beban pajak dapat ditekan.

Resume TM-05

A. Pengertian Transfer Pricing

Lebih dari 60% nilai perdagangan dunia dihasilkan dari transaksi yang berhubungan dengan
perusahaan multinasional dengan menggunakan skema transfer pricing. Skema yang biasa dilakukan
oleh perusahaan multinasional dalam praktik transfer pricing adalah dengan cara mengalihkan laba
mereka dari negara yang tarif pajaknya tinggi ke negara yang tarif pajaknya lebih rendah.

Lalu apa itu transfer pricing? Dalam buku transfer pricing (Darussalam, Danny Septriadi dan
Bawono Kristiaji, 2013) dijelaskan bahwa secara konsep transfer pricing dapat diaplikasikan untuk
tiga tujuan yang berbeda. Pertama, dari sisi hukum perseroan, transfer pricing dapat digunakan
sebagai alat untuk meningkatkan efisiensi dan sinergi antara perusahaan dengan pemegang sahamnya
(Wolfgang Schon, 2014).

Kedua, dari sisi akuntansi manajerial, transfer pricing dapat digunakan untuk memaksimumkan
laba suatu perusahaan melalui penentuan harga barang atau jasa oleh suatu unit organisasi dari suatu
perusahaan kepada unit organisasi lainnya dalam perusahaan yang sama.

Ketiga, yaitu dari perspektif perpajakan, transfer pricing adalah suatu kebijakan harga dalam
transaksi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang mempunyai hubungan istimewa. Arnold dan
McIntyre menjelaskan harga transfer adalah harga yang ditetapkan oleh wajib pajak pada saat
menjual, membeli, atau membagi sumber daya dengan afiliasinya.

Harga transfer sering juga disebut intracompany pricing intercorporate pricing, interdivisional
pricing, atau internal pricing. Pengertian harga transfer dapat dibedakan menjadi 2, yaitu pengartian
yang bersifat netral dan pengertian yang bersifat peyoratif.

Pengertian netral mengasumsikan bahwa harga transfer adalah murni merupakan strategi dan
taktik bisnis tanpa motif pengurangan beban pajak. Sedangkan pengertian peyoratif mengasumsikan
harga transfer sebagai upaya untuk menghemat beban pajak dengan taktik, antara lain menggeser laba
ke negara yang tarif pajaknya rendah.

B. Transfer Pricing Domestik dan Multinasional

Pada umumnya bedasarkan jangkauan territorial operasi perusahaan, transfer pricing dapat
dikelompokkan dalam transfer pricing domestic dan transfer pricing multinasional. Transfer pricing
domestic adalah harga transfer barang atau jasa antar badan dalam satu grup perusahaan atau antar
divisi dalam suatu perusahaan dalam suatu wilayah kedaulatan negara, sedangkan transfer pricing
multinasional berkenaan dengan transaksi antar divisi dalam suatu unit hukum atau antar unit hukum
dalam satu kesatuan ekonomi yang meliputi berbagai wilayah kedaulatan negara.

C. Tujuan Harga Transfer

Tujuan internasioanl yang lain mencakup meminimalkan beban-beban pajak, pengendalian


devisa, dan berkenaan dengan risiko pengambil alihan oleh pemerintah asing. Fenomena perusahaan
multinasional dalam ekspansinya cenderung mengoperasikan usahanya secara desentralisasi dan
melaksanakan konsep revenue profit atau corporate profit center concept, yang dapat mengukur dan
menilai kinerja dan motivasi setiap divisi/unit yang bersangkutan dalam rangka mencapai tujuan
perusahaan antara lain digunakan sistem harga transfer.

Beberapa tujuan yang ingin dicapai dalam rangka aplikasi transfer pricing, baik bagi
perusahaan domestic maupun bagi perusahaan multinasional, adalah:
 Evaluasi kinerja ( mengukur hasil operasi setiap unit).
 Motivasi manajemen (penyusunan orientasi produksi dan laba pada semua unit).
 Pengendalian harga untuk lebih merefleksikan ”cost” dan “margin” yang seharusnya diterima
dari langganan dan penetapan harga optimal.
 Pengendalian pasar untuk mengamankan posisi komparatif perusahaan.

D. Perusahaan Multinasional dan Aspek Pajaknya

Perusahaan multinasional yang beroperasi di Indonesia dalam arti perusahaan-perusahaan


multinasional Indonesia yang mempunyai unit (anak perusahaan/cabang/perwakilan) di luar negeri
maupun perusahaan-perusahaan multinasional di luar negeri yang mempunyai unit (anak
perusahaan/cabang/perwakilan) di Indonesia pada umumnya akan senantiasa berusaha dengan
instrument harga transfer, mencapai salah tujuannya memaksimalkan keuntungan dengan berupaya
meminimalkan beban pajaknya,terutama pajak pajak penghasilan badan(corporation income tax).

Upaya yang dilakukan dengan pergeseran harga dari negara yang beban pajaknya tinggi ke
negara yang beban pajaknya rendah atau nihil. Selain itu, diadakan pula perjanjian bilateral di bidang
perpajakan, dengan maksud antara lain utuk menghindarkan pengenaan pajak berganda ,sehingga
beban pajak dapat ditekan.

E. Pedoman Transfer Pricing OECD

Beberapa ketentuan utama dalam Transfer Pricing Guidelines adalah sebagai berikut:

 Menerapkan arms”s length principle dengan presensi pada metode transaksi tradisional
( tradisional transaction based method )
 Penerapan tingkat komparabilitas yang menekankan fungsi, risiko yang disandang , dan asset
yang dimanfaatkan
 Pengenalan metode laba (profit based method) yang disebut transactional net margin method
( TNMM)
 Memahami pentingnya dokumentasi atas transfer pricing dan peranan penalty dalam
meningkatkan kepatuhan ( Gunadi, 2007:240)

Negara-negara OECD, termasuk Jerman, Inggris, Kanada dan Amerika Serikat (yang terkenal
dengan Section 482 the US Internal Revenue Code), mempunyai metode untuk menguji apakah harga
transfer dari perusahaan multinasional sama dengan harga pasar wajar (arm’s length price), yaitu
tingkat harga antara pembeli dan penjual independen, bebas melakukan transaksi. Menurut Arm’s-
length standar, harga-harga transfer seharusnya dtetapkan supaya dapat mencerminkan harga yang
akan disusun oleh pihak-pihak yang tidak terkait yang bertindak secara bebas.
F. Advanced Pricing Agreement

Advanced Pricing Agreement (APA) dikembangkan sebagai alternatif penyelesaian


perselisihan masalah transfer pricing dengan cara-cara yang lebih prinsipil dan kooperatif. Dalam
laporan OECD tahun 1995, Advanced Pricing Agreement didefinisikan sebagai berikut “suatu
kesepakatan mengenai penentuan harga transaksi dari transaksi yang terjadi antara dua perusahaan
yang mempunyai hubungan istimewa dengan cara menetapkan satu set kriteria yang sesuai (seperti
metode, factor-faktor pembanding, dan asumsi-asumsi) untuk periode waktu tertentu (Suandy, 2006)”.

Advance Pricing Agreement atau Perjanjian Penentuan Harga Transaksi/ adalah perjanjian
tertulis antara DJP dengan wajib pajak yang mempunyal hubungan istimewa sebagaimana dimaksud
dalam pasal 18 UU PPh dalam rangka menentukan harga transaksi atas seluruh atau beberapa masalah
Transfer Pricing yang meliputi metode pengujian harga wajar, karakteristik dan barang
berwujud/tidak berwujud dan jasa yang diserahkan, serta penyesuaian-penyesuaian yang diperlukan
selama jangka waktu tertentu.

Tujuan akhir pada proses APA adalah mencapai kesepakatan atas tiga hal yaitu: (1) penjelasan
mengenai transaksi antar perusahaan yang menjadi objek APA, (2) metode tranfer pricing yang akan
diterapkan untuk transaksi tersebur, dan (3) tingkat hasil yang diperkirakan setelah metode tersebut
diterapkan atas transaksi dimaksud

APA dapat mencakup setiap transaksi antara dua atau lebih perusahaan afiliasi baik domestik
maupun internasional, yang dimiliki dan dikendalikan secara langsung maupun tidak langsung oleh
kepemilikan yang sama. Perjanjian dapat mencakup seluruh masalah transfer pricing atau hanya
beberapa transaksi tertentu, Perjanjian hanya mengikat pihak-pihak yang mengadakan perjanjian,
sedangkan perusahaan lain yang mempunyai usaha sejenis atau hasil produksi yang sebanding tidak
dapat menggunakan materi yang diatur dalam perjanjian sebagai acuan. Perjanjian hanya berlaku
untuk tahun berjalan dan tahun-tahun berikutnya. Perjanjian berlaku selama 3 (tiga) tahun sejak
tanggal yang ditetapkan. Atas permohonan Wajib Pajak, Perjanjian dapat diperpanjang setelah
terlebih dahulu dilakukan evaluasi.

Forum 5

Perencanaan Pajak

Jelaskan metode gross up PPh 21, jelaskan dengan analisanya?

Jawab :
Metode grossup adalah metode formulasi kebijakan PPh 21 dalam bentuk tunjangan pajak yang
diberikan perusahaan kepada karyawan, pemberian tunjangan tersebut akan menambah penghasilan
karyawan dan baru kemudian akan dikenakan PPh 21. Besarnya tunjangan pajak yang diberikan akan
sama dengan jumlah PPh 21 yang dikenakan.

Analisa :

Berbeda dengan metode gross dimana PPh Pasal 21 atas gaji karyawan ditanggung oleh perusahaan
namun biaya PPh 21 yang menjadi tanggungan perusahaan tidak boleh dibebankan (nondeductuible
expenses) dalam menghitung penghasilan bruto perusahaan, Biaya PPh Pasal 21 dengan metode gross
up dapat dibiayakan (deductible expenses) sehingga ini akan berdampak terjadi penghematan di pajak
perusahaan.

Kuis

Ibu Lili, Karyawan PT Jolakus, berstatus TK/0, pada tahun 2016 memiliki penghasilan perbulan
Rp5.000.000.PT Jolakus mengikuti program Jamsostek/BPJS sesuai dengan peraturan pemerintah.
Ibu Lili mendapat bonus dalam tahun 2016 Rp10.000.000.PT Jolakus menggunakan metode gross up
dalam menanggung PPh Pasal 21 karyawannya sesuai dengan kontrak kerja.

Diminta: Hitunglah PPh 21 dengan metode Gross Up dan buktikan dengan rumus lapisan pertama?

Jawab :

Perhitungan PPh 21 Normal

Gaji Pertahun Rp60.000.000


JKK 1,27% x Rp60.000.000 Rp 762.000
JKM 0,30% x Rp60.000.000 Rp180.000
Rp60.942.000
Bonus Rp10.000.000
Penghasilan Bruto Rp70.942.000
Pengurang
Biaya Jabatan 5 % x Rp 70.942.000 = (Rp3.547.100)
Iuran Pensiun 2% x Rp 60.000.000 = (Rp1.200.000)

Jumlah Pengurang (Rp4.747.100)

Penghasilan Neto Rp66.194.900

PTKP TK/0 (Rp54.000.000)

PKP Rp12.194.900
Perhitungan Gross-up

Lapisan I = (12.194.900 – 0) x 5/95 = Rp. 641.800 (dibulatkan)

Perhitungan PPh 21 Gross-up

Gaji Pertahun Rp60.000.000


Tunjangan Pajak Rp 641.800
JKK 1,27% x Rp60.000.000 Rp 762.000
JKM 0,30% x Rp60.000.000 Rp180.000
Rp61.454.700
Bonus Rp10.000.000
Penghasilan Bruto Rp71.454.700
Pengurang
Biaya Jabatan 5 % x Rp 70.942.000 = (Rp3.547.100)
Iuran Pensiun 2% x Rp 60.000.000 = (Rp1.200.000)

Jumlah Pengurang (Rp4.747.100)

Penghasilan Neto Rp66.836.700

PTKP TK/0 (Rp54.000.000)

PKP Rp12.836.700
PPh terutang : Rp12,836,700 x 5% Rp 641.800

Forum 5

Sistem Informasi Manajemen

1. Menurut Anda bagaimana peran pemanfaatan sumber daya komputasi dan komunikasi pada
manajemen organisasi bisnis?
Peranan perangkat sumber daya komputasi dan komunikasi pada perusahaan
adalah untuk menyimpan semua data pada perangkat sistem karena lebih aman dan
memberi kemudahan bagi manusia dalam mengakses data. Selain itu peranan perangkat
tersebut juga membantu perusahaan dalam menjalankan operasional perusahaan dan
memberikan keunggulan yang kompetitif, seperti memudahkan pelaksanaan
komunikasi ke aplikasi, mengonversi penyajian data, membuat dan memelihara saluran
komunikasi, mengedarkan atau mengirimkan data ke beberapa jaringan dengan cepat dan
mudah, serta dapat lebih mudah untuk menyelesaikan atau meningkatkan kualitas
hubungan dengan konsumen (customer service)
2. Deskripsikan peranan perangkat sumber daya komputasi dan komunikasi pada perusahaan
Anda?
Saya bekerja di sebuah Perusahaan Financial Technology,. Pengadaan Perangkat Komputer
serta server. perangkat sumber daya komputasi dan komunikasi mendukung segala aktivitas
di perusahaan tempat saya bekerja agar dapat berjalan dengan cepat, akurat, dan mudah.
Perangkat sumber daya komputasi dan komunikasi meningkatkan efisiensi dan efektivitas
kinerja yang ada di perusahaan

3. Bagaimana hubungan perkembangan sumber daya komputasi dan komunikasi pada


implementasi sistem informasi di perusahaan Anda?
Hubungan perkembangan sumber daya komputasi dan komunikasi pada penerapan sistem
informasi di perusahaan adalah mengupdate sumber daya komputasi dan komunikasi kami.
Dengan berkembangnya teknologi apalagi maka penerapan sistem informasi pun menjadi
sangat mudah, cepat, efisien, dan efektif. Penggunaan perangkat komputasi yang dapat
menunjang sistem dan server kami adalah bentuk implementasi dari sumber daya komputasi
dan komunikasi di kantor kami.

4. Apakah penerapan pemanfaatan perangkat sumber daya komputasi dan komunikasi terkait
dengan kinerja organisasi bisnis?
Penerapan pemanfaatan perangkat sumber daya komputasi dan komunikasi sangat
mempengaruhi kinerja para penggunanya khususnya terkait dengan kinerja organisasi
bisnis. hal ini dikarenakan perangkat sumber daya komputasi dan komunikasi membantu
manajer dalam memecahkan masalah dan pengambilan keputusan. perangkat sumber daya
komputasi dan komunikasi membuat proses bisnis suatu organisasi menjadi lebih efisien dan
efektif dalam mencapai tujuan. Keberhasilan suatu Organisasi erat kaitannya dengan
perangkat sumber daya komputasi dan komunikasi tersebut. Tolak ukur dalam menentukan
baik buruknya kinerja sebuah organisasi akan dapat dilihat melalui ketersediaan perangkat
sumber daya komputasi dan komunikasi.

Forum 6

Metodologi Penelitian

1. Apa grand theory dari artikel terlampir? Apakah penulis menjelaskan mengapa menggunakan
agency theory dalam menjelaskan audit delay? Apakah menurutmu penggunaan agency
theory merupakan grand theory yang cukup proper dalam menjelaskan audit delay?
Jawab :
Berdasarkan artikel, ada 2 grand theory yang dijadikan sebagai dasar dalam penelitian yaitu
Agency Theory dan Signalling theory untuk menjelaskan audit delay. Penggunaan agency
theory sendiri dimaksudkan untuk menjelaskan peran dan fungsi manajemen kepada
pemegang saham dengan hasil kinerja yang tercermin dalam laporan keuangan. Adanya
indikasi kegagalan manajemen dalam menjalankan keinginan pemegang saham yang didasari
dari signalling theory membuat adanya indikasi bahwa manajemen akan berusaha untuk
mengulur waktu dalam penyampaian laporan keuangan.

2. Apakah terdapat penjelasan teoretik terkait variabel2 yang digunakan dalam artikel? Sumber
rujukan apa yang digunakan oleh penulis? Apakah menurutmu penulis telah menggunakan
rujukan yang cukup relevan dan baik?
Jawab :
Terdapat penjelasan literatur teoritik dan hasil penelitian terdahulu mengenai variabel yang di
teliti oleh peneliti dalam artikel tersebut. Peneliti menggunakan buku, peraturan dan
pernyataan peneliti terdahulu dalam menyusun tinjauan literaturnya.

3. Apakah penulis menjabarkan gap research penelitiannya dalam tinjauan literatur sebagai
bagian yang menjelaskan perumusan hipotesis penelitiannya?
Jawab :
Penulis menjabarkan research gap dalam penelitiannya adalah sebagai berikut ” Meskipun
telah banyak dilakukan penelitian tentang audit delay pada perusahaan yang terdaftar di BEI,
namun masih banyak perbedaan hasil. Hasil penelitian tersebut beragam dapat dikarenakan
perbedaan sifat variabel yang diteliti, perbedaan periode pengamatan atau perbedaan dalam
metodologi
statistik yang digunakan”. Berdasarkan penjelasan tersebut, research gap dalam dalam artikel
tersebut adalah empirical gap, dimana temuan atau proposisi penelitian yang perlu dievaluasi
atau diverifikasi secara empiris.

4. Apakah dalam perumusan hipotesisnya, penulis cukup dalam menjelaskan konsep hubungan
antar variabelnya? Dapatkah kamu menunjukkan konsep hubungan antar variabelnya?
Jawab :
Penulis menjelaskan konsep hubungan antar variabel dalam peneliti berdasarkan hasil
penelitian terdahulu, konsep hubungan antar variabel tersebut sebagai berikut :
 Hasil penelitian Megayanti & Budiartha (2016) menyatakan bahwa ukuran
perusahaan berpengaruh negatif terhadap audit delay dikarenakan perusahaan
besar mempunyai sistem pengendalian internal yang baik dan mendapatkan
tekanan dari pihak eksternal
 Profitabilitas perusahaan adalah salah satu faktor penilaian para pemegang saham
dalam pengambilan keputusan ekonomi sehingga perusahaan yang mendapatkan
profitabilitas tinggi akan berusaha mempublikasikan laporan keuangannya secepat
mungkin agar berita baik tersebut dapat segera diketahui dan dilihat oleh publik
(Lienardi & Widyastuti, 2017). Sebaliknya, apabila perusahaan tengah mengalami
kerugian atau kesulitan keuangan akan terlambat dalam menyelesaikan dan
mempublikasikan laporan keuangannya (Sawitri & Budiartha, 2018)
 Penelitian Puspitasari & Sari (2012) menyimpulkan bahwa leverage memiliki
pengaruh positif terhadap audit delay dikarenakan tingginya jumlah hutang yang
dimiliki perusahaan akan menyebabkan proses audit yang relatif lebih lama juga.
 Perusahaan yang mengalami pergantian auditor akan mengangkat auditor yang
baru, dimana butuh waktu yang cukup lama bagi auditor yang baru dalam
mengenali karakteristik usaha klien dan sistem yang ada didalamnya (Rustiarini
dan Mita, 2013 dalam Megayanti & Budiartha, 2016)
 Penelitian yang dilakukan oleh Ratnaningsih & Dwirandra (2016) menyatakan
bahwa pengaruh pergantian auditor yang dimoderasi oleh spesialisasi auditor
memiliki pengaruh negatif signifikan, yang artinya mampu memperlemah
pengaruh pergantian auditor pada audit delay karena jika laporan keuangan
tersebut diaudit oleh auditor spesialisasi maka jarak audit delay dapat lebih singkat
juga.

5. Apakah peneliti memberikan sitasi (perujukan) teori dan penelitian terdahulu yang cukup?
Dapatkah temen2 menunjukkan sitasi yang digunakan? Apakah sitasi tersebut berupakan
rujukan teori (bersumber dari text book) atau rujukan penelitian terdahulu (bersumber dari
artikel/jurnal)?
Jawab :
Peneliti memberikan sitasi dalam setiap penulisannya, sitasi yang digunakan adalah rujukan
teori yang bersumber dari text book dan SAK serta Peraturan Pemerintah mengenai auditor.
Dan untuk rujukan penelitian terdahulu bersumber dari artikel/jurnal yang berkaitan dengan
variabel yang diteliti.

Forum 6

Sistem Informasi Manajemen


1. Menurut Anda apakah Anda setuju dengan pemanfaatan manajemen basis data tersistematis
(DBMS)? Jelaskan pendapat Anda?
Jawab :
Pentingnya pemanfaatan database bagi suatu organisasi untuk membantu kegiatan
operasionalnya. Bagi perusahaan skala menengah dan besar, mereka biasanya sudah
menggunakan aplikasi berbasis pada database sehingga mempermudah dalam pencarian dan
pemanfaatan informasi yang dipunyai. Dengan dukungan dana dan divisi Teknologi Informasi
yang ada, perusahaan tidak sulit dalam mengembangkan sistem informasi tersebut. Sekarang
bagaimana dengan perusahaan skala kecil dalam membangun database seperti

2. Bagaimana peran pemanfaatan DBMS pada manajemen organisasi bisnis yang paling tepat
menurut Anda?
Jawab :
Peranan system manajemen basis data secara metodis dan procedural kegiatan kantor antara
lain:
a) Dilihat dari metode kerja
 Menciptakan metode kerja yang mengarah pada pencapaian tujuan yang efektif
dan efisien.
 Menambah efisiensi kerja kantor.
 Membantu manajemen dalam menilai pekerjaan kantor dan subsistem-
subsistem pekerjaan.
 Mengadakan penghematan waktu dan biaya.
 Memeriksa pengeluaran yang sifatnya memboroskan penggunaan pegawai dan
catatan-catatan yang tidak perlu.

b) Dilihat dari prosedur kerja


 Semakin mempermudah pelaksanaan kegiatan sehingga berjalan secara efesien
dalam hal waktu dan tenaga.
 Semakin lancarnya kegiatan kerja sehingga menghasilkan pekerjaan efektif.
 Semakin sederhana (singkat)
 Semakin efisiensi kerja (cepat)

3. Deskripsikan pemanfaatan DBMS yang digunakan manajemen organisasi bisnis pada


perusahaan Anda?
Jawab :
 Backup dan Pemulihan. Selama pemprosesan DBMS secara periodik membuat file-
file backup untuk database fisik. Jika terjadi kerusakan (kegagalan disket, kesalahan
program, atau tindakan kejahatan) yang menyebabkan database tidak dapat
digunakan, DBMS dapat pulih ke versi sebelumnya yang dianggap benar. Walaupun
sebagian besar mungkin hilang, tanpa fitur backup dan pemulihan data, database
terhadap kehancuran total
 Penggunaaan database untuk pelaporan. Fitur ini mencatat data statistik tentang data-
data yang sedang digunakan dan siapa yang menggunakannya. Administrator
database (DBA-Database Administrator) menggunakan informasi ini untuk membantu
mereka menetapkan otorisasi pemakai dan dalam menjaga database. Kita akan
mendiskusikan peran DBA ini kemudian di dalam bab ini.
 Akses database. Fitur yang paling penting dalam DBMS adalah mengizinkan pemakai
yang miliki otorisasi untuk mengakses database. Modul-modul itu adalah bahasa
definisi data (DDL-Data Definision Liquid), bahasa manipulasi data (DML- Data
manipulation Language) dan bahasa Query (QL-Query Language)

4. Bagaimana perkembangan pemanfaatan DBMS yang digunakan manajemen organisasi bisnis


pada perusahaan Anda sampai saat ini?
Jawab :
Seiring dengan berjalannya bisnis perusahaan, masalah dalam penyimpanan dan pengelolaan
data pun akan semakin kompleks, pemanfaatan DBMS adalah untuk Sentralisasi. Data yang
terpusat akan mempermudah pengelolaan database. kemudahan di dalam melakukan bagi
pakai dengan DBMS dan juga kekonsistenan data yang diakses secara bersama-sama akan
lebih terjamin dari pada data disimpan dalam bentuk file atau worksheet yang tersebar.

5. Apakah penerapan pemanfaatan DBMS yang digunakan manajemen organisasi bisnis pada
perusahaan Anda mempengaruhi kinerja organisasi bisnis?
Jawab :
Ya, dengan penerapan pemanfaatan DBMS akan berakibat pada prosedur kerja dalam
menggunakan DBMS tersebut, untuk penggunaan bersama dan keamanan basis data.
Penggunaan DBMS yang baik dan sesuai prosedur dapat meningkatkan kinerja dan
produktivitas dari perusahaan.

Forum 7
Perencanaan Pajak

Apa itu metode Gross Up PPh 23, Jelaskan ? dan Rumus metode Gross Up PPh 23?

Jawab :

Selamat sore pak,

Metode gross up PPh 23 adalah salah satu manajemen pajak untuk PPh 23 dengan cara menanggung
besaran pajak yangt terutang milik rekanan, dalam hal ini perusahaan akan menjadi penanggung dari
pajak PPh 23 rekanan yang terutang. 

Rumus yang bisa digunakan dalam gross up PPh 23 adalah sbb :

DPP (tidak termasuk PPN) x 1/(1-Tarif Pajak), atau ;

DPP (tidak termasuk PPN) x / 0,98

Kuis

PT BATU HIJAU sebagai perusahaan yang bergerak dibidang perdagangan umum yang memiliki
banyak gedung perkantoran, melakukan kontrak kerjasama jasa dengan PT JASA MANUNGGAL
atas semua pekerjaan service Pendingin disemua gedung kantornya selama tahun 2015 Rp
1.000.000.000. ( sebelum PPN). PT JASA MANUNGGAL atas transaksi ini, tidak ingin di potong
PPh 23, sehingga PPh 23 harus di tanggung oleh PT BATU HIJAU. Hitung PPh 23 metode Gross Up
dan lakukan pembuktian ( Penjelasan)

Jawab :

DPP : 1,000,000,000

Tarif PPh 23 : 2% (Asumsi Memiliki NPWP)

Gross up :

1,000,000,000 x 1/(1-2%) = 1,020,408,163,-

PPh 23 : 1,020,408,163 x 2% = 20,408,163,-

Pembayaran  : 1,020,408,163 – 20,408,163,- = 1,000,000,000

Forum 7

Pajak Internasional

Jelaskan pemahaman saudara tentang TAX HAVEN COUNTRY. Berikan contoh Kasus
penghindaran dan pengelakan pajak yang dilakukan perusahaan-perusahaan multinasional
Jawab :

Tax haven itu sendiri adalah istilah yang menggambarkan suatu negara yang menjadi tempat
berlindung bagi para wajib pajak, Negara tax haven merupakan suatu lokasi yang menawarkan
kewajiban pajak yang rendah atau daerah yang tidak akan dikenakan pajak di mana para pengusaha
melakukan usaha.

Contoh Pengelakan pajak Perusahaan MNC

Salah satu kasus penghindaran pajak yang terjadi di Indonesia adalah kasus pajak PT Toyota Motor
Manufacturing Indonesia (PT TMMI) tahun 2007. Direktorat Jenderal Pajak menemukan bahwa PT
TMMI menghindari pajak dengan nilai pajak yang kurang dibayar sebesar Rp. 1,22 triliun.
Penghindaran pajak dilakukan melalui skema transaksi tertentu yang melibatkan penetapan harga
dengan perusahaan afiliasinya atau dikenal dengan transfer pricing. Dalam kasus ini, PT TMMI
menjual produk kepada perusahaan afiliasinya Toyota Motor Asia Pacific Pte di Singapura dengan
harga yang lebih murah dari Harga Pokok Penjualan. Dengan demikian PT TMMI di Indonesia akan
menanggung kerugian untuk setiap penjualan mobil ke Singapura (investigasi.tempo.co)

Kuis

1. OECD menetapkan ada 4 kriteria untuk mengkategorikan bahwa suatu negara tergolong
sebagai tax haven countries, jelaskan apa saja kriteria kriteria tersebut.
Jawab :
OECD juga menetapkan 4 kriteria untuk mengkategorikan bahwa suatu negara tergolong
sebagai tax haven countries, yaitu:
 Menerapkan tarif pajak rendah atau 0%
 Tidak adanya pertukaran informasi
 Tidak adanya transparansi dalam pemungutan pajak
 Tidak adanya persyaratan aktivitas substansial bagi perusahaan\

2. Berdasarkan hasil pertemuan G-20 tanggal 2 April 2009, Negara-negara anggota OECD
menetapkan daftar Negara-negara yang dikategorikan sebagai tax heaven country yang
dikelompokan pada tiga kategori, sebutkan negara-negara yang masuk dalam tax haven
country
Jawab :
Berdasarkan hasil pertemuan G-20 tanggal 2 April 2009, Negara-negara anggota OECD
menetapkan daftar Negara-negara yang dikategorikan sebagai tax heaven country yang
dikelompokan pada tiga kategori:
 Negara-negara yang sepakat menerapkan perjanjian perpajakan international, antara lain;
Argentina, Australia, China, Yunani, Hungaria, jepang, Korea, Mauritius, Norwegia, Amerika
Serikat, dan lain-lain
 Kategori Abu-abu; Belize, Bermuda, pulau Marshal, Brunei, Singapura, dan lain-lainnya.
 daftar Hitam (black list); costarica, Malaysia, Philipina, Uruguay.

3. Para peneliti di bidang international taxation pada umumnya membagi negara tax haven
dalam empat kelompok, sebutkan ke empat kelompok Negara tax haven tersebut
Jawab :
Para peneliti di bidang international taxation pada umumnya membagi negara tax haven
dalam empat kelompok (Darussalam, Danny dan Indrayagus:2007), yaitu:
 Classical tax haven, yaitu negara yang tidak mengenakan pajak penghasilan sama sekali atau
menerapkan tarif pajak penghasilan yang rendah (no-tax haven).
 Tax havens, yaitu negara yang menerapkan pembebasan pajak atas sumber penghasilan yang
diterima dari luar negeri (no tax on foreign source of income).
 Special tax regimes, yaitu suatu negara yang memberikan fasilitas pajak khusus bagi daerah-
daerah tertentu di wilayah negaranya.
 Treaty tax havens, yaitu negara yang mempunyai treaty network yang sangat baik serta
menerapkan tarif pajak yang rendah untuk withholding tax atas passive income.

4. Jelaskan pemahaman saudara tentang CONTROLLED FOREIGN CORPORATION (CFC)


Jawab :
CFC adalah perusahaan terkendali yang dimiliki oleh Wajib Pajak dalam negeri yang berada
di negara-negara yang mengenakan pajak rendah atau tidak mengenakan pajak sama sekali
(tax haven country) yang dibentuk dengan maksud untuk menunda pengakuan penghasilan
dalam rangka penghindaran pajak (tax avoidance).

5. CONTROLLED FOREIGN CORPORATION (CFC) DI INDONESIA diatur dalam


ketentuan Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Pajak Penghasilan. Jelaskan penjelasan pasal
yang mengatur tentang CFC di Indonesia tersebut
Jawab :
Pasal 18 yang mengidentifikasi beberapa skema penghindaran pajak baru berikut aturan yang
menetapkan konsekuensi hukum dari penyusunan skema-skema tersebut. Namun, anti-
avoidance rules yang telah lebih dulu ada, seperti thin capitalization dan CFC tidak
mengalami perubahan.
Pasal 18 ayat 2 Menteri Keuangan berwenang untuk menetapkan saat diperolehnya dividen
oleh Wajib Pajak dalam negeri dari penyertaan modal pada badan usaha di luar negeri selain
badan usaha yang menjual sahamnya di bursa efek (controlled foreign corporation/ CFC rule).
Dengan ketentuan sebagai berikut:
a.    Besarnya penyertaan modal wajib pajak dalam negeri tersebut paling rendah 50% ( Lima
Puluh Persen ) dari jumlah saham yang disetor ; atau Secara bersama – sama dengan wajib
pajak dalam negeri lainnya memiliki penyertaan modal paling rendah 50% ( Lima Puluh
Persen ) dari jumlah saham yang disetor.

6. Jelaskan definisi dari Tax Havens, dari beberapa sudut pandang berikut ini
UU Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 18 ayat 3C
SE Dirjen Pajak Nomor SE-04/PJ.7/1993
OECD Report 1998 berjudul ‘Harmful Tax Competition: An Emerging Global Issue’
Pendapat para ahli perpajakan
Jawab :
 UU No 36 Pasal 18 ayat 3c : Negara yang memberikan perlindungan pajak (tax haven
country) yang mempunyai hubungan istimewa dengan badan yang didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia atau bentuk usaha tetap di Indonesia dapat ditetapkan sebagai
penjualan atau pengalihan saham badan yang didirikan atau bertempat kedudukan di
Indonesia atau bentuk usaha tetap di Indonesia.
 SE-06/pj/1993 : Negara yang tidak memungut/memungut pajak lebih rendah dari Indonesia)
 OECD Report 1998 : suatu negara atau wilayah yang mengenakan tarif pajak rendah bahkan
sampai 0% atau tidak mengenakan pajak sama sekali dan memberikan jaminan kerahasiaan
atas aset yang disimpannya
 Pendapat Ahli : suatu negara yang menjadi tempat berlindung bagi para wajib pajak (WP),
sehingga para WP ini dapat mengurangi bahkan menghindari kewajiban membayar pajaknya
atau biasa disebut sebagai surga bagi para pengemplang pajak.

Resume TM-7

A. Pendahuluan
a. Pengertian Tax Avoidance

Skema penghidaran pajak (tax avoidance) dapat dibedakan atas:


 Penghindaran pajak yang diperkenankan (acceptable tax avoidance)
 Peghindaran pajak yang tidak diperkenankan (unacceptable tax avoidance)

Antara satu negara dengan negara lainnya berbeda pandangan yang dikategorikan sebagai acceptable
tax avoidance atau unacceptable tax avoidance. Istilah lain yang sering diperkenankan untuk
menyatakan penghindaran pajak yang tidak diperkenankan adalah aggressive tax planning dan untuk
istilah penghindaran pajak yang diperkenankan adalah defensive tax planning

b. Controlled Foreign Corporation ( CFC)

CFC adalah perusahaan terkendali yang dimiliki oleh Wajib Pajak dalam negeri yang berada di
negara-negara yang mengenakan pajak rendah atau tidak mengenakan pajak sama sekali (tax haven
country) yang dibentuk dengan maksud untuk menunda pengakuan penghasilan dalam rangka
penghindaran pajak (tax avoidance).

Berdasarkan ketentuan CFC ini, penghasilan pemegang saham (SPDN) dari foreign subsidiary
nya yang berlokasi dinegara yang dikategorikan sebagai tax haven akan dikenakan pajak dinegara
dimana pemegang sahamnya mempunyai status sebagai subjek pajak dalam negeri.Dengan demikian
ketentuan CFC harus memperhatikan hal hal:

 Defenisi tentang foreign subsidiary yang masuk dalam kategori CFC


 Pengklasifikasian negara yang masuk kategori tax haven country
 Penghasilan apa saja yang menjadi objek ketentuan CF (tainted income)
 Dalam ketentuan bagaimana ketentuan CFC tidak dapat diterapkan?

Dalam ketentuan CFC dibanyak negara, ketentuan CFC diterapkan terhadap foreign subsidiary
yang dikendalikan oleh subjek pajak dalam negeri tertentu.Pengendalian bisa melalui:

 Distribusi, managemen, penunjukkan direktur atau melalui


 Kepemilikan saham

Akan tetapi OECD menyarankan hendaknya alat ukur berupa kepemilikan saham. Persentase
kepemilikan saham yang biasa dipergunakan sebagai alat kendali adalah tingkat kepemilikan diatas
50% atas saham yang beredar.akan tetapi ada pula yang menetapkan hanya diatas 40% seperti
Australia dan selandia Baru.Potugal dan Denmark 25% serta Peracis 10%

Suatu foreign subsidiary yang tunduk dalam ketentuan CFC dapat dibentuk dengan cara
kepemilikan:

 Secara tidak langsung


 Secara bersamaan
c. CFC di Indonesia

Di Indonesia, CFC diatur dalam ketentuan Pasal 18 ayat (2) Undang-Undang Pajak
Penghasilan. Upaya Pemerintah untuk meningkatkan kepatuhan perpajakan (tax compliance), seperti
penerapan Sunset Policy, tidak diimbangi dengan pengaturan yang komprehensif terhadap skema-
skema penghindaran pajak (tax avoidance schemes).

Pasal 18 ayat 2 Menteri Keuangan berwenang untuk menetapkan saat diperolehnya dividen
oleh Wajib Pajak dalam negeri dari penyertaan modal pada badan usaha di luar negeri selain badan
usaha yang menjual sahamnya di bursa efek (controlled foreign corporation/ CFC rule).

Dengan ketentuan sebagai berikut:

 Besarnya penyertaan modal wajib pajak dalam negeri tersebut paling rendah 50% ( Lima
Puluh Persen ) dari jumlah saham yang disetor ; atau
 Secara bersama – sama dengan wajib pajak dalam negeri lainnya memiliki penyertaan modal
paling rendah 50% ( Lima Puluh Persen ) dari jumlah saham yang disetor.

d. Tax Haven Country

Penerapan tarif pajak yang berbeda-beda di setiap negara telah mendorong wajib pajak
memiliki kecenderungan untuk memarkirkan dananya di negara dengan tarif pajak yang lebih rendah
untuk menghindari pajak. Negara-negara tax haven-lah yang selama ini menjadi tujuan pelarian dana
tersebut.

Secara umum tax haven bisa diartikan sebagai suatu negara atau yurisdiksi yang menawarkan
tarif pajak rendah atau bahkan tidak mengenakan pajak pada perusahaan asing dengan tujuan menarik
masuknya investasi asing ke negara tersebut. Selain itu, negara tax haven juga menawarkan fitur
kerahasiaan informasi bagi klien yang menyimpan dananya di negara tersebut. Sistem tersebut
awalnya dimiliki oleh negara-negara seperti Swiss, Cayman Island, Panama, Mauritius, dan British
Virgin Island, namun saat ini industri kerahasiaan tampaknya telah berkembang di berbagai negara
lainnya.

Pada umumnya, ketentuan CFC dikaitkan dengan foreign subsidiary yang didirikan di suatu
negara yang dikategorikan sebagai negara tax haven. Tax haven itu sendiri adalah istilah yang
menggambarkan suatu negara yang menjadi tempat berlindung bagi para wajib pajak (WP), sehingga
para WP ini dapat mengurangi bahkan menghindari kewajiban membayar pajaknya atau biasa disebut
sebagai surga bagi para pengemplang pajak.

Namun, secara umum tax haven diartikan sebagai suatu negara atau wilayah yang mengenakan
tarif pajak rendah bahkan sampai 0% atau tidak mengenakan pajak sama sekali dan memberikan
jaminan kerahasiaan atas aset yang disimpannya. Masih dalam report yang sama, OECD juga
menetapkan 4 kriteria untuk mengkategorikan bahwa suatu negara tergolong sebagai tax haven
countries, yaitu:

 Menerapkan tarif pajak rendah atau 0%


 Tidak adanya pertukaran informasi
 Tidak adanya transparansi dalam pemungutan pajak
 Tidak adanya persyaratan aktivitas substansial bagi perusahaan

Negara tax haven merupakan suatu lokasi yang menawarkan kewajiban pajak yang rendah atau
daerah yang tidak akan dikenakan pajak di mana para pengusaha melakukan usaha. UU Nomor 36
Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan Pasal 18 ayat 3C menyebutkan bahwa tax heaven adalah
negara yang memberikan perlindungan pajak. Sedangkan SE Dirjen Pajak Nomor SE-04/PJ.7/1993
menyebutkan bahwa kriteria tax haven, adalah :

 Negara yang tidak memungut pajak, atau


 Memungut pajak lebih rendah dari Indonesia

Suatu negara dapat saja disebut sebagai tax haven oleh negara lain apabila negara tersebut
memberikan suatu insentif dalam kegiatan perekonomian di suatu daerah tertentu dalam wilayah
negara tersebut. Jadi, apakah suatu negara akan diklasifikasikan sebagai negara tax haven atau tidak
oleh negara lain tergantung dari definisi negara tax haven yang diberikan oleh negara lain tersebut.
Para peneliti di bidang international taxation pada umumnya membagi negara tax haven dalam empat
kelompok (Darussalam, Danny dan Indrayagus:2007), yaitu:

 Classical tax haven, yaitu negara yang tidak mengenakan pajak penghasilan sama
sekali atau menerapkan tarif pajak penghasilan yang rendah (no-tax haven).
 Tax havens, yaitu negara yang menerapkan pembebasan pajak atas sumber penghasilan
yang diterima dari luar negeri (no tax on foreign source of income).
 Special tax regimes, yaitu suatu negara yang memberikan fasilitas pajak khusus bagi
daerah-daerah tertentu di wilayah negaranya.
 Treaty tax havens, yaitu negara yang mempunyai treaty network yang sangat baik serta
menerapkan tarif pajak yang rendah untuk withholding tax atas passive income.

Forum 8

Pajak Internasional

Jelaskan implementasi Automatic exchange of information di Indonesia

Jawab :
Selamat malam bu,

Exchange of Information (EOI) atau Pertukaran Informasi adalah fasilitas pertukaran informasi
perpajakan yang terdapat didalam P3B yang dapat dimanfaatkan untuk upaya pencegahan
penghindaran pajak, pengelakan pajak, dan penyalahgunaan P3B oleh pihak-pihak yang tidak berhak.
Di Indonesia, penerapan sistem AEoI dimuat dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK) Nomor
39/PMK.03/2017 yang menjadi Revisi PMK Nomor 125/PMK.10/2015 Tentang Tata Cara Pertukaran
Informasi. Implementasi Automatic Exchange Information di Indonesia akan seperti di negara-negara
lain dimana semua negara yang tergabung dalam AEoI akan mengirimkan dan menerima informasi
awal setiap tahunnya tanpa harus mengajukan permintaan khusus.

Kuis

1. Terkait dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat tiga elemen utama yang mendasari
Proyek Anti-BEPS (OECD, 2013), sebutkan dan jelaskan 3 tujuan tersebut
Jawab :
 Pertama, elemen koherensi yang berangkat dari pertimbangan bahwa standar dalam
melawan praktik BEPS akan lebih efektif diimplementasikan, jika hal tersebut berada
dalam kerangka kesepahaman yang sama. Cara penanggulangan yang berbeda-beda
dapat menciptakan celah untuk adanya praktik BEPS. Koherensi juga mencakup
adanya upaya untuk mempertalikan antara standar untuk mencegah pemajakan
berganda dan standar untuk mencegah penghindaran pajak.
 Kedua, elemen substansi. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa BEPS berkaitan erat
dengan skema artifisial yang minim substansi ekonomi, yang memungkinkan adanya
pemisahan atas laba kena pajak dan aktivitas yang dilakukan untuk memeroleh laba
tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya kesesuaian hak pemajakan dengan
substansi ekonomi. Salah satunya dapat dilakukan melalui memperbaiki sistem pajak
internasional agar dapat mengimbangi pesatnya perubahan model bisnis dan
perkembangan teknologi
 Ketiga, elemen transparansi (dan kepastian). Tidak dapat dipungkiri bahwa praktik
BEPS juga didorong oleh ketidakmampuan otoritas pajak untuk memeroleh informasi
yang komprehesif, tepat sasaran, dan diperoleh pada saat yang tepat. Skema BEPS
yang bersifat lintas yurisdiksi juga tidak hanya membutuhkan informasi yang dapat
diperoleh dari dalam negeri saja, namun juga dari negara atau yurisdiksi lain. Untuk
mengatasinya, diperlukan mekanisme pengumpulan informasi yang mengacu pada
transparansi dari wajib pajak maupun otoritas pajak dari negara lain. Rekomendasi
yang diputuskan adalah menyederhanakan kewajiban kepatuhan perusahaan
multinasional dan transparansi dalam investasi lintas yurisdiksi.
2. Jelaskan pemahaman saudara tentang Exchange of Information (EOI)
Jawab :
Exchange of Information (EOI) atau Pertukaran Informasi adalah fasilitas pertukaran
informasi perpajakan yang terdapat didalam P3B yang dapat dimanfaatkan untuk upaya
pencegahan penghindaran pajak, pengelakan pajak, dan penyalahgunaan P3B oleh pihak-
pihak yang tidak berhak. Di Indonesia, penerapan sistem AEoI dimuat dalam Peraturan
Menteri Keuangan (PMK) Nomor 39/PMK.03/2017 yang menjadi Revisi PMK Nomor
125/PMK.10/2015 Tentang Tata Cara Pertukaran Informasi. Implementasi Automatic
Exchange Information di Indonesia akan seperti di negara-negara lain dimana semua negara
yang tergabung dalam AEoI akan mengirimkan dan menerima informasi awal setiap tahunnya
tanpa harus mengajukan permintaan khusus.

3. Sebutkan 3 jenis pertukaran informasi yang terdapat dalam OECD Model


Jawab :
 Pertukaran informasi berdasarkan permintaan di mana permintaan ini harus diajukan
secara case-by-case basis;
 Pertukaran informasi secara spontan di mana pertukaran informasi ini didapatkan dari
hasil pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh negara pengirim informasi; dan
 Pertukaran informasi secara otomatis di mana Informasi yang dipertukarkan secara
otomatis biasanya dikumpulkan di negara sumber penghasilan secara rutin.

4. Apa yang saudara pahami tentang BEPS ( Base Erosion and Profit Shifting)
Jawab :
Pada dasarnya BEPS merupakan dua terminologi yang berbeda namun saling berkaitan satu
sama lain. Base erosion mengacu pada penggerusan basis pajak yang berpengaruh secara
negatif terhadap penerimaan pajak domestik, kedaulatan, serta mencederai prinsip keadilan
pajak. Sementara itu, salah satu cara untuk menggerus basis pajak adalah melalui pengalihan
laba (profit shifting). Menurut OECD, BEPS berkaitan erat dengan upaya memanfaatkan
interaksi ketentuan pajak antar negara yang berbeda yang berakibat pada berkurangnya pajak
terutang maupun tidak adanya pemajakan sama sekali (double non-taxation).

5. Sebutkan beberapa model perjanjian pertukaran informasi untuk tujuan pajak yang
diimplementasikan negara-negara di dunia
Jawab :
 Tax Information Exchange Agreement (TIEA) atau TIEA Model yang dipublikasikan
oleh OECD pada April 2002;
 Rubik Agreement yang dibuat oleh Swiss dengan sejumlah negara terkait aset-aset
yang terdapat di rekening Swiss;
 Foreign Account Tax Compliance Act (atau dikenal dengan sebutkan FATCA) yang
diterbitkan oleh Amerika Serikat untuk mendeteksi serta mencegah praktik
penghindaran pajak secara ilegal yang dilakukan oleh warga negara Amerika (US
persons); dan
 Common Reporting Standard (CRS) yang dirilis oleh OECD sebagai instrumen
pertukaran informasi keuangan secara otomatis dan dilakukan berdasarkan perjanjian
yang dilakukan oleh otoritas yang berwenang. Atau yang disebut dengan Competent
Authority Agreement (CAA).

Resume TM 08

A. Pendahuluan
a. International Exchange of Information

Praktik international tax evasion menjadi tantangan serius yang dihadapi oleh para otoritas
pajak di dunia. Mengatasi hal tersebut, tidaklah mengherankan bahwa dalam perkembangannya
OECD mengembangkan kerjasama di bidang perpajakan terkait transparansi dan pertukaran informasi
untuk tujuan pajak selama lebih dari 15 tahun.

Dengan tujuan untuk memberantas harmful tax competition, OECD menerbitkan prosedur
pertukaran informasi sebagaimana tertuang dalam Pasal 26 OECD Model. Dalam Pasal 26 ayat (1)
OECD Model diatur mengenai sistem pertukaran informasi. Adanya ketentuan di atas menunjukkan
terbukanya akses untuk melakukan pertukaran informasi antar negara untuk mencegah praktik
international tax avoidance atau aggressive tax planning.

Adapun Pasal 26 ayat (3) OECD Model merupakan pasal yang membatasi pemberlakuan dari
Pasal 26 ayat (1) dan (2). Dalam hal ini, negara mitra P3B tidak wajib melakukan pertukaran
informasi dalam hal:

 Pertukaran informasi yang dilakukan menyimpang dari perundang-undangan dan praktik


administrasi dari negara mitra P3B;
 Informasi yang dipertukaran tidak mungkin diperoleh berdasarkan perundang-undangan atau
dalam praktik administratif yang lazim di negara tersebut, serta
 Informasi yang diungkapkan merupakan rahasia di bidang perdagangan, usaha, industri,
perniagaan atau keahlian atau informasi yang mengungkapkan proses perdagangan atau
informasi lainnya yang pengungkapannya akan bertentangan dengan kebijakan umum.

Pada dasarnya, pertukaran informasi yang terdapat dalam OECD Model terdiri dari tiga jenis,
yaitu:

 Pertukaran informasi berdasarkan permintaan di mana permintaan ini harus diajukan secara
case-by-case basis;
 Pertukaran informasi secara spontan di mana pertukaran informasi ini didapatkan dari hasil
pemeriksaan pajak yang dilakukan oleh negara pengirim informasi; dan
 Pertukaran informasi secara otomatis di mana Informasi yang dipertukarkan secara otomatis
biasanya dikumpulkan di negara sumber penghasilan secara rutin. Umumnya, melalui
pelaporan pembayaran yang dilakukan oleh lembaga keuangan.

Terdapat beberapa model perjanjian pertukaran informasi untuk tujuan pajak yang
diimplementasikan negara-negara di dunia, yaitu:

 Tax Information Exchange Agreement (TIEA) atau TIEA Model yang dipublikasikan oleh
OECD pada April 2002;
 Rubik Agreement yang dibuat oleh Swiss dengan sejumlah negara terkait aset-aset yang
terdapat di rekening Swiss;
 Foreign Account Tax Compliance Act (atau dikenal dengan sebutkan FATCA) yang
diterbitkan oleh Amerika Serikat untuk mendeteksi serta mencegah praktik penghindaran
pajak secara ilegal yang dilakukan oleh warga negara Amerika (US persons); dan
 Common Reporting Standard (CRS) yang dirilis oleh OECD sebagai instrumen pertukaran
informasi keuangan secara otomatis dan dilakukan berdasarkan perjanjian yang dilakukan
oleh otoritas yang berwenang. Atau yang disebut dengan Competent Authority Agreement
(CAA).

Exchange of Information (EOI) atau Pertukaran Informasi adalah fasilitas pertukaran informasi
perpajakan yang terdapat didalam P3B yang dapat dimanfaatkan untuk upaya pencegahan
penghindaran pajak, pengelakan pajak, dan penyalahgunaan P3B oleh pihak-pihak yang tidak berhak.

b. Pengimplementasian AEoI di Indonesia

Di Indonesia, penerapan sistem AEoI dimuat dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK)
Nomor 39/PMK.03/2017 yang menjadi Revisi PMK Nomor 125/PMK.10/2015 Tentang Tata Cara
Pertukaran Informasi. Implementasi Automatic Exchange Information di Indonesia akan seperti di
negara-negara lain dimana semua negara yang tergabung dalam AEoI akan mengirimkan dan
menerima informasi awal setiap tahunnya tanpa harus mengajukan permintaan khusus.

c. BEPS ( Base Erosion and Profit Shifting)

Pada pertemuan antara G8 dan OECD di bulan Mei 2013, terdapat suatu pernyataan bersama
bahwa BEPS telah menyebabkan persoalan yang serius bagi penerimaan pajak, kedaulatan pajak,
serta kepercayaan atas integritas sistem pajak di seluruh negara yang akan berakibat negatif pada
investasi, jasa, kompetisi, dan pertumbuhan dan pasar tenaga kerja global. Akan tetapi, perlu
diperhatikan bahwa BEPS tidak mengacu pada kebocoran yang diakibatkan oleh pengelakan pajak
lintas batas (offshore tax evasion) yang sifatnya ilegal.

Pada dasarnya BEPS merupakan dua terminologi yang berbeda namun saling berkaitan satu
sama lain. Base erosion mengacu pada penggerusan basis pajak yang berpengaruh secara negatif
terhadap penerimaan pajak domestik, kedaulatan, serta mencederai prinsip keadilan pajak. Sementara
itu, salah satu cara untuk menggerus basis pajak adalah melalui pengalihan laba (profit shifting).
Menurut OECD, BEPS berkaitan erat dengan upaya memanfaatkan interaksi ketentuan pajak antar
negara yang berbeda yang berakibat pada berkurangnya pajak terutang maupun tidak adanya
pemajakan sama sekali (double non-taxation).

Selain berkaitan dengan penghindaran pajak, proyek BEPS juga terkait dengan upaya melawan
kompetisi pajak yang merugikan negara lain, melawan perencanaan pajak yang agresif, hingga adanya
keinginan untuk koordinasi internasional yang lebih baik di sektor pajak. Dengan demikian, BEPS
dalam Proyek Anti-BEPS sesungguhnya tidak hanya mendiskusikan tentang praktik penghindaran
pajak saja. Lebih dari itu, BEPS diletakkan juga dalam konteks keseluruhan lanskap pajak
internasional yang menyebabkan maraknya aktivitas penghindaran pajak.

d. Elemen dan Tujuan

Terdapat tiga tujuan diadakannya Proyek Anti-BEPS: (i) berupaya untuk mencegah dan
mengurangi tergerusnya penerimaan pajak penghasilan (PPh) badan usaha; (ii) memastikan bahwa
pajak dikenakan di lokasi (negara atau yurisdiksi) aktivitas ekonomi dilakukan yang memberikan
kontribusi pada terbentuknya penghasilan; serta (iii) untuk merumuskan ulang sistem pajak yang lebih
adil.

Dalam rangka menanggulangi persoalan penghindaran pajak dan menciptakan pemajakan


secara adil, Proyek Anti-BEPS ini berdiri di atas tiga prinsip, yaitu: (i) menetapkan rezim pajak
internasional yang berdasarkan paradigma kolaboratif dan bukan kompetitif; (ii) pentingnya
menggunakan pendekatan sistematis dan bukan ad-hoc, dengan pemahaman adanya keterkaitan antara
norma-norma sistem pajak internasional; (iii) mengadopsi solusi baru atas persoalan yang tidak dapat
dipecahkan melalui norma-norma yang ada.
Terkait dengan tujuan yang hendak dicapai, terdapat tiga elemen utama yang mendasari Proyek
Anti-BEPS (OECD, 2013), yaitu:

 Pertama, elemen koherensi yang berangkat dari pertimbangan bahwa standar dalam melawan
praktik BEPS akan lebih efektif diimplementasikan, jika hal tersebut berada dalam kerangka
kesepahaman yang sama.
 Kedua, elemen substansi. Telah dijelaskan sebelumnya bahwa BEPS berkaitan erat dengan
skema artifisial yang minim substansi ekonomi, yang memungkinkan adanya pemisahan atas
laba kena pajak dan aktivitas yang dilakukan untuk memeroleh laba tersebut.
 Ketiga, elemen transparansi (dan kepastian). Tidak dapat dipungkiri bahwa praktik BEPS juga
didorong oleh ketidakmampuan otoritas pajak untuk memeroleh informasi yang komprehesif,
tepat sasaran, dan diperoleh pada saat yang tepat.

Forum 6

AKL 2

Jelaskan bagaimana cara menyusun laporan keuangan konsolidasian?

Jawab :

Selamat malam bu,

 Siapkan kertas kerja konsolidasi untuk tahun akuisisi ketika entitas induk menggunakan
metode ekuitas lengkap untuk mencatat investasinya pada anak perusahaan.
 Sesuaikan laporan dengan melakukan eliminasi terhadap laporan laba-rugi antar tiap
perusahaan.
 Lakukan eliminasi penghasilan dan dividen dari anak perusahaan.
 Kembalikan saldo akun investasi di anak perusahaan ke saldo awal periode.
 Lakukan penyesuaian untuk membuat catatan dari bagian kepentingan non pengendali atas
laba dan dividen anak perusahaan.
 Eliminasi saldo respirokal pada laporan entitas anak perusahaan yang awalnya dilaporkan
dalam laporan keuangan entitas induk perusahaan.
 Eliminasi ekuitas yang sebelumnya dilaporkan pada keuangan entitas anak perusahaan.
 Lakukan alokasi dan amortisasi ketika terjadi selisih nilai.
 Lakukan eliminasi pada saldo-saldo respirokal lainnya, seperti utang-piutang, pendapatan dan
beban, dan lain-lainnya.
Forum 6

Metodologi Penelitian

Selamat malam bu,

Berdasarkan artikel terlampir, jenis pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah pendekatan
kualitatif. Penelitian kualitatif adalah pendekatan yang biasanya dikaitkan dengan paradigma
konstruktivis sosial yang menekankan sifat realitas yang dikonstruksi secara sosial. Paradigma
interpretif melahirkan penelitian kualitatif yang sangat kompleks dengan jenisnya yang begitu
beragam dan masing-masing dengan corak metodenya sendiri. Peneliti berinteraksi langsung dengan
subjek di lapangan dalam hubungan yang saling mengikat (valuebound), proses penelitian
berlangsung secara siklus (tidak linier), bertujuan untuk mengembangkan teori, dan hasil akhir atau
temuan bersifat openended, artinya temuan penelitian masih terbuka untuk dikritik, direvisi, bahkan
hingga disalahkan (being falsified).

Berbeda dengan pendekatan kuantitatif, pendekatan kuantitatif umumnya dikaitkan dengan paradigma
positivis/postpositivist yang biasanya melibatkan pengumpulan dan konversi data menjadi bentuk
numerik sehingga perhitungan statistik dapat dibuat dan kesimpulannya. Para peneliti akan memiliki
satu atau lebih hipotesis penelitian dengan sejumlah pertanyaan yang mencakup prediksi tentang
kemungkinan hubungan antara hal-hal yang ingin mereka selidiki (variabel penelitian).

Kuis

1. Grand theory adalah teori keseluruhan atau yang secara garis besar berusaha menjelaskan
suatu permasalahan atau kasus yang berhubungan dengan variabel penelitian yang diteliti.
penentuan grand theory dilakukan untuk mencari teori pendukung atau abstraksi mengenai
konsep pendukung dalam pengambilan keputusan penelitian.
2. kajian penelitian terdahulu
3. fungsi matriks penelitian adalah sebagai penelitian pendukung terkait variabel sejenis yang
diteliti dengan berisikan indikator, sumber data dan metode penelitian yang bermanfaat bagi
peneliti untuk melihat dan membandingkan setiap hasil penelitian terdahulu dengan penelitian
yang sedang dilakukan
4. Kerangka pemikiran adalah suatu diagram yang menjelaskan secara garis besar alur logika
berjalannya sebuah penelitian. Kerangka pemikiran dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian
(research question), dan merepresentasikan suatu himpunan dari beberapa konsep serta
hubungan diantara konsep-konsep tersebut.
5. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan penelitian. Penelitian yang
merumuskan hipotesis adalah penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif. Pada
penelitian kualitatif, tidak dirumuskan hipotesis, tetapi justru diharapkan dapat ditemukan
hipotesis. Selanjutnya hipotesis, tersebut akan diuji oleh peneliti dengan menggunakan
pendekatan kuantitatif.

Forum 9

Pajak Internasional

1. Menurut pendapat saudara Perlukah seseorang mengurus surat keterangan domisili

2. Jelaskan Penentuan Domisili Fiskal untuk negara Amerika yang saudara ketahui

Jawab :
1. Perlu, Dalam praktek untuk membuktikan bahwa seseorang telah menjadi penduduk disuatu
negara dengan menunjukkan surat keterangan domisili ( Sertificate of Domicile/ COD).
Dengan memiliki surat keterangan domisili ( SKD) maka orang atau badan yang namanya
tercantum dalam SKD akan mendapatkan perlindungan pajak sesuai dengan persetujuan P3B
antar negara domisili dan negara lainnya.Sehingga pemajakan atas penghasilan orang atau
badan tersebut bukan berdasarkan undang undang domestic negara lainnya melainkan
berdasarkan P3B.
2. Domisili fiskal (fiscal domicile) atau fiskal resident adalah status kependudukan yang
digunakan untuk tujuan pemajakan. UU PPh Indonesia menggunakan istilah subjek pajak
dalam negeri untuk penduduk (resident) dan istilah subjek pajak luar negeri untuk bukan
penduduk (non resident). Umumnya domisili fiskal tidak selalu dikaitkan dengan status
kewarganegaraan sesorang atau penduduk menurut undang-undang kependudukan. Indonesia
termasuk negara yang menentukan domisili fiskal tanpa melihat apakah seseorang
berkewarganegaraan Indonesia atau tidak, berbeda dengan Amerika Serikat yang menentukan
domisili fiskal melihat status kewarganegaraannya. Adapun penentuan domisili fiskal untuk
negara Amerika adalah berikut :
 Amerika menggunakan azas kewarganegaraan yang dijadikan dasar penentuan
domisili fiskal . Jadi mereka yang memegang paspor Amerika akan dikenai pajak di
Amerika tampa melihat apakah tempat tinggalnya di Amerika atau di luar negeri.
 Seseorang dianggap penduduk untuk tujuan pemajakan di amerika jika orang tersebut
merupakan warga negara Amerika, termasuk semua pemegang green card ( surat izin
untuk menetap di Amerika)
 Seseorang juga dianggap sebagai penduduk jika masuk dalam uji kriteria yang
disebut sebagai uji keberadaan substansial (substantial present test). Dalam uji ini
seseorang akan menjadi penduduk jika memenuhi kriteria
 Orang tersebut berada di Amerika untuk setidaknya 31 hari pada tahun itu,
dan jika;
 Jumlah berikut sama atau melebihi 183 hari
 Jumlah hari keberadaan di Amerika selama tahu berjalan ditambah
 Sepertiga jumlah hari orang tersebut berada di Amerika pada tahun
sebelumnya ; ditambah
 Seperenam hari orang tersebut berada di Amerika 2 tahun sebelumnya.

Kuis

1. Jelaskan pemahaman saudara tentang penentuan domisili fiskal dibeberapa negara (ambil 2
negara)
Jawab :
1. Amerika

a) Amerika menggunakan azas kewarganegaraan yang dijadikan dasar penentuan domisili


fiskal . Jadi mereka yang memegang paspor Amerika akan dikenai pajak di Amerika tampa
melihat apakah tempat tinggalnya di Amerika atau di luar negeri.
b) Seseorang dianggap penduduk untuk tujuan pemajakan di amerika jika orang tersebut
merupakan warga negara Amerika, termasuk semua pemegang green card ( surat izin untuk
menetap di Amerika)
c) Seseorang juga dianggap sebagai penduduk jika masuk dalam uji kriteria yang disebut
sebagai uji keberadaan substansial ( substantial present test ). Dalam uji ini seseorang akan
menjadi penduduk jika memenuhi kriteria :
 Orang tersebut berada di Amerika untuk setidaknya 31 hari pada tahun itu, dan jika
 Jumlah berikut sama atau melebihi 183 hari
 Jumlah hari keberadaan di Amerika selama tahu berjalan ditambah
 Sepertiga jumlah hari orang tersebut berada di Amerika pada tahun sebelumnya ;
ditambah
 Seperenam hari orang tersebut berada di Amerika 2 tahun sebelumnya.
2. Inggris
 Berada di Inggris minimal 183 hari selama 1 tahun, tahu pajak dari 6 april sampai
dengan 5 April
 Berniat tinggal di Inggris sedikitnya 2 tahun
 Datang ke Inggris selama rata rata lebih dari 90 hari per tahun pajak selama empat
tahun ( bertempat tinggal berlaku dari awal tahun kelima)
2. Jelaskan subjek pajak luar negeri menurut UU PPH dan P3B (Tax Treaty)
Jawab :
Pasal 2 UU PPh No. 36 Tahun 2008

Subjek Pajak Luar Negeri adalah :


 orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu
12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan
di Indonesia, yang menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha
tetap di Indonesia; dan
 Kewajiban pajak subjektif orang pribadi atau badan ini dimulai pada saat orang
pribadi atau badan tersebut menjalankan usaha atau melakukan kegiatan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 2 ayat (5) UU Nomor 36 TAHUN 2008 dan berakhir pada saat
tidak lagi menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap.
(Pasal 2A ayat (3) UU Nomor 36 TAHUN 2008)
 orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 (seratus delapan puluh tiga) hari dalam jangka waktu
12 (dua belas) bulan, dan badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan
di Indonesia, yang dapat menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia tidak
dari menjalankan usaha atau melakukan kegiatan melalui bentuk usaha tetap di
Indonesia.
 Kewajiban pajak subjektif orang pribadi atau badan ini dimulai pada saat orang
pribadi atau badan tersebut menerima atau memperoleh penghasilan dari Indonesia
dan berakhir pada saat tidak lagi menerima atau memperoleh penghasilan tersebut.
(Pasal 2A ayat (4) UU Nomor 36 TAHUN 2008)

P3B Tax Treaty Pasal 4 ayat 2


Jika seseorang menurut ketentuan-ketentuan pada ayat 1 menjadi penduduk di kedua Negara
Pihak pada Persetujuan, maka statusnya akan ditentukan sebagai berikut :
 Ia akan dianggap sebagai penduduk Negara dimana ia mempunyai tempat tinggal
tetap yang tersedia baginya; apabila ia mempunyai tempat tinggal tetap yang tersedia
di Kedua Negara, ia akan dianggap sebagai penduduk Negara dimana terdapat
hubungan-hubungan pribadi dan ekonomi yang lebih erat (pusat kepentingan-
kepentingan pokok);
 Jika Negara dimana pusat kepentingan-kepentingan pokoknya tidak dapat ditentukan,
atau jika ia tidak mempunyai tempat tinggal tetap yang tersedia baginya di salah satu
Negara, maka ia akan dianggap sebagai penduduk Negara dimana ia biasanya
berdiam;
 Jika ia mempunyai tempat yang biasanya ditinggali di kedua Negara atau sama sekali
tidak mempunyainya di kedua Negara tersebut maka pejabat-pejabat yang
berwenang ke dua Negara Pihak pada Persetujuan akan menyelesaikan masalah
tersebut berdasarkan Persetujuan bersama.

Resume TM 09

A. Pendahuluan

Indonesia berhak memajakai penghasilan wajib pajak luar negeri sepanjang wajib pajak luar
negari tersebut menerima atau memperoleh penghasilan yang bersumber dari Indonesia baik yang
dilakukan dengan menjalankan usaha atau melakukan bentuk usaha tetap ( BUT) Indonesia atau
tampa melalui BUT.

Kriteria subjek pajak luar negeri adalah :

 Orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia, orang pribadi yang berada di
Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan.
 Badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia
B. Perbedaan Subjek Pajak Luar Negeri dan Luar Negeri
 Wajib pajak dalam negeri dikenai pajak atas penghasilan baik yang diterima atau
diperoleh dari Indonesia maupun luar Indonesia, sedangkan wajib pajak luar negeri
dikenai pajak hanya yang berasal dari sumber penghasilan di Indonesia.
 Wajib pajak dalam negeri dikenai pajak berdasarkan penghasilan neto dengan tarif
umum, sedangkan wajib pajak luar negeri berdasarkan penghasilan bruto dengan tarif
sepadan.
 Wajib pajak dalam negeri wajib menyampaikan SPT sebagai sarana menetapkan pajak
yang terutang dalam suatu tahun pajak, sedangkan wajib pajak luar negeri tidak wajib
menyampaikan SPT karena kewajiban pajaknya dipenuhi melalui pemotongan pajak
yang bersifat
C. Tidak Termasuk Subjek Pajak
 Kantor perwakilan negara asing
 Pejabat-pejabat perwakilan diplomatik dan konsulat atau pejabat lain dari negara asing
dan orang-orang yang diperbantukan kepada mereka dan bertempat tinggal bersama
sama mereka dengan syarat bukan warga negara Indonesia dan di Indonesia tidak
menerima atau memperoleh penghasilan di luar jabatan atau pekerjaannya tersebut
serta negara tersebut memberikan perlakuan timbal balik.
 Organisasi-organisasi Internasional dengan syarat :
o Indonesia menjadi anggota organisasi tersebut
o Tidak menjalankan usaha atau kegiatan lain untuk memperoleh penghasilan dari
Indonesia selain memberikan pinjaman kepada pemerintah yang dananya berasal
dari iuran para anggota.
 Pejabat-pejabat perwakilan organisasi internasional dengan syarat bukan warga negara
Indonesia dan tidak menjalankan usah atau kegiatan, atau pekerjaan lain untuk
memperoleh penghasilan dari Indonesia.
D. Subjek Pajak Pada P3B

Dalam OECD Model maupun UN Model ,ketentuan mengenai resident ( selanjutnya disebut
dengan subjek pajak dalam negeri ) diatur secara khusus dalam pasal 4 yang terdiri dari 3 ayat.

 Ayat 1 : Menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan subjek pajak dalam negeri suatu
P3B adalah person yang berdasarkan ketentuan domistik dari negara negara yang
mengadakan P3B , terutang pajak dinegara negara tersebut oleh karena domisilinya ,
tempat kedudukannya , tempat manajemen efektifnya , atau alasan lainnya. Akan tetapi
tidak termasuk dalam pengertian sebagai subjek pajak dalam negeri apabila hanya
dikenakan pajak atas penghasilan yang bersumber dari dalam negaranya saja
 Ayat 2 : Mengatur mengenai subjek pajak dalam negeri ganda ( dual resident) dan
panduan untuk memecahkan permasalahan duel resident tersebut ( tie breaker rule )
untuk subjek pajak orang pribadi
 Mengatur mengenai subjek pajak badan berdasarkan tempat kedudukan manajemen
efektifnya.
Penyelesaian tie breaker rule sebagai berikut :
1) Mempunyai tempat tinggal tetap ( permanent home )
2) Hubungan secara pribadi dan ekonomi ( vital of interest )
3) Kebiasaan berada ( habitual abode )
4) Kewarganegaraan ( nationality )
5) Konsultasi antara pihak otoritas masing masing negara melalui prosedur yang
diatur ( Mutual Agreement Procedure ( MAP ) )

Pasal 4 ayat 2 Model P3B Indonesia mengatur apabila terjadi dual residen maka
kependudukannya akan ditentukan sebagai berikut :

1) Ia akan dianggap sebagai penduduk suatu negara yang terikat persetujuan dimana ia
mempunyai tempat tinggal tetap , jika ia mempunyai tempat tinggal tetap di kedua negara
yang terikat persetujuan, ia akan dianggap sebagai penduduk negara yang terikat
persetujuan dimana ia mempunyai hubungan-hubungan pribadi dan ekonomi yang lebih
erat;
2) Jika negara yang terikat persetujuan yang menjadi pusat perhatiannya tidak dapat
ditentukan, ia akan dianggap sebagai penduduk negara yang terikat persetujuan dimana ia
mempunyai tempat yang biasa untuk berdiam
3) Jika ia mempunyai tempat kebiasaan berdiam di kedua negara atau sama sekali tidak
mempunyai disalah satu negara tersebut, maka pejabat-pejabat yang berwenang dari kedua
negara tersebut berusaha memecahkan masalah tersebut melalui persetujuan bersama.

Perbedaan terkait tie breaker rules untuk orang pribadi antara Model P3B Indonesia dengan
OECD Model dan UN Model adalah dalam OECD Model dan UN Model ditambahkan satu lagi
kriteria yaitu status kewarganegaran. Model P3B Indonesia tidak menggunakan status
kewarganegaraan.

E. Domisili Fiskal

Domisili fiskal (fiscal domicile) atau fiskal resident adalah status kependudukan yang
digunakan untuk tujuan pemajakan. UU PPh Indonesia menggunakan istilah subjek pajak dalam
negeri untuk penduduk (resident) dan istilah subjek pajak luar negeri untuk bukan penduduk (non
resident).

Status penduduk ( resident) atau bukan penduduk ( non resident) akan mempengaruhi
pemajakan atas penghasilan seseorang. Pemajakan untuk penduduk umumnya dikenakan
menggunakan prinsip world wide income, sehingga akan dikenakan pajak dinegara domisili , baik
penghasilan yang diterima atau diperoleh di luar negeri. Sedangkan pemajakan untuk bukan penduduk
umumnya dikenakan pajak dinegara sumbernya atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dari
negara tersebut.

F. Domisili Fiskal Menurut DJP

Dalam praktek untuk membuktikan bahwa seseorang telah menjadi penduduk disuatu negara
dengan menunjukkan surat keterangan domisili ( Sertificate of Domicile/ COD) yang ditandatangani
oleh pejabat berwenang ( competent authority) negara tersebut. Dengan memiliki surat keterangan
domisili ( SKD) maka orang atau badan yang namanya tercantum dalam SKD akan mendapatkan
perlindungan pajak sesuai dengan persetujuan P3B antar negara domisili dan negara lainnya.Sehingga
pemajakan atas penghasilan orang atau badan tersebut bukan berdasarkan undang undang domestic
negara lainnya melainkan berdasarkan P3B

Di Indonesia , dalam rangka penerapan P3B Direktorat Jendral Pajak membuat standarisasi
format SKD untuk wajib pajak luar negeri. Berdasarkan Peraturan Direktorat Jendral Pajak N0 PER
61/ PJ/2009 stdd PER- 24/ PJ/ 2010. Masa berlaku SKD 1 tahun sejak SKD diterbitkan, kecuali bagi
wajib pajak bank sepanjang wajib pajak bank mempunyai alamat yang sama dengan SKD yang telah
diterbitkan.

Forum 9

Perencanaan Pajak

1. Menurut anda apa yang dimaksud dengan koreksi fiskal negative dan koreksi fiskal positif,
jelaskan?
2. Berikan contoh Beban Apa Saja yang Tidak Boleh di Biayakan (NDE) dan Beban yang Boleh
Di Biayakan (DE).

Jawab :

1. koreksi fiskal positif akan menyebabkan laba kena pajak akan bertambah atau dengan kata
lain menyebabkan penambahan PPh terutang, sementara koreksi negatif akan menyebabkan
laba kena pajak berkurang atau pengurangan PPh terutang.
2. Pasal 9 Undang-undang PPh mengatur pengeluaran-pengeluaran perusahaan yang tidak boleh
dibebankan sebagai biaya secara fiskal antara lain :
 Biaya yang dibebankan untuk kepentingan pribadi
 Pemupukan Cadangan selain untuk WP Bank dan perusahaan asuransi
 Beban PPh dan Sanksi Pajak
 Sumbangan (yang diberikan kepada selain badan yang ditunjuk sesuai peraturan
kemenkeu)
 Gaji yang dibayar kepada anggota firma, persekutuan komanditer
Pasal 6 UU PPh mengatur biaya yang boleh dikurangkan sebagai pengurang penghasilan
bruto antara lain :
 Biaya yang secara langsung atau tidak langsung berkaitan dengan kegiatan usaha
 Bunga, Sewa, dan royalti
 Pajak (kecuali pajak PPh)
 Biaya administrasi
 Penyusutan atas harta berwujud
 Kerugian selisih kurs
 Piutang yang nyata2 tidak dapat ditagih sesuai dengan syarat tertentu yang diatur
dalam PMK.

Kuis
1 PPh Badan = 25% x Rp 5.000.000.000 = Rp. 1,250,000,000

PPh yg sudah dibayar


PPh 23 100.000.000.

PPh 22 200.000.000.

PPh 24 50.000.000.

PPh 25 12.000.000.

Jumlah Rp. 362,000,000

PPh Kurang Bayar Rp.1,250,000,000 – Rp. 362,000,000 = Rp. 888,000,000

PPh Kurang Bayar = Rp. 888,000,000

2.

Biaya lain lain yang tak ada rinciannya Rp 100.000.000.

Biaya yang tak ada bukti bukti Rp 150.000.000. +

Rp 250.000.000.

EBT 5.000.000.000.

Jumlah 5.250.000.000.

PPh Badan= 5.250.000.000. x 25 %= 1.312.500.000.

Rp. 1,312,500,000 – Rp. 362,000,000 = Rp. 950,500,000

PPh Badan sebelum ditemukan kesalahan awal Rp. 888,000,000

Rp. 888,000,000 – 950.500.000 = Rp. 62,500,000 (JUMLAH KURANG BAYAR SPT


DIBETULKAN)

Denda= 2 % x 12 bulan x Rp 62,500,000 = Rp. 15,000,000

Forum 10
Pajak Internasional

1. Berikan ringkasan untuk alokasi pemajakan atas penghasilan berikut ini berdasarkan aturan
OECD MODEL, UN MODEL
 Interest (bunga).
 Royalties.
 Capital Gains (Keuntungan penjualan harta)
Jawab :
 Interest : OECD Model dan UN Model telah mengatur ketentuan mengenai penghindaran
pajak berganda atas penghasilan berupa bunga sebagaimana dirumuskan dalam Pasal 11.
Dalam OECD Model maupun UN Model, hak pemajakan negara sumber dibatasi sampai
suatu persentase tertentu dari jumlah bruto pembayaran bunga. Bedanya, OECD Model
mencantumkan tarif maksimum 10% yang dapat dikenakan oleh negara sumber
penghasilan, sedangkan UN Model tidak mencantumkan suatu persentase tertentu untuk
membuka ruang diskusi dalam menentukan besaran tarif yang akan disepakati kemudian.
 Royalties : Dalam OECD Model, hak pemajakan atas royalti diberikan sepenuhnya
kepada negara domisili. Negara sumber tidak diperbolehkan untuk mengenakan
pemotongan pajak atas royalti. Perlu diperhatikan, walaupun OECD Model memberikan
hak pemajakan eksklusif kepada negara domisili untuk mengenakan pajak atas royalti,
namun sebagian besar P3B di dunia tidak mengikuti pembagian hak pemajakan atas
royalti sebagaimana diusulkan oleh OECD. Terkait dengan royalti yang diterima oleh
Bentuk Usaha Tetap (BUT) yang bertempat kedudukan di negara sumber penghasilan,
Pasal 12 ayat (3) OECD Model telah mengatur perlakuannya secara khusus. Berdasarkan
pasal tersebut, royalti yang dibayarkan kepada penerima manfaat sebenarnya (beneficial
owner) yang merupakan subjek pajak dalam negeri suatu negara (negara domisili)
memiliki hubungan efektif (effectively connected) dengan BUT yang berada di negara
sumber maka ketentuan hak pemajakannya tidak mengacu pada Pasal 12 ayat (1),
melainkan pada Pasal 7 OECD Model.
 Capital Gains : Pasal 13 OECD dan UN Model tentang pemajakan atas capital gains
merupakan pasal yang mengatur alokasi hak pemajakan di antara dua negara atas
keuntungan (gains) dari pengalihan harta (alienation of property). Terminologi
“pengalihan harta” ini sendiri diartikan secara luas dalam OECD Commentary. Adapun
harta tak bergerak yang masuk dalam cakupan Pasal 13 ayat (1) OECD dan UN Model
mengacu pada harta tak bergerak sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 OECD dan UN
Model. Oleh karena mengacu pada pasal 6 OECD dan UN Model, definisi harta tak
bergerak dalam Pasal 13 ayat (1) OECD dan UN Model diartikan sesuai dengan definisi
harta tak bergerak dalam ketentuan domestik. , ruang lingkup harta bergerak yang
tercakup dalam Pasal 13 ayat (2) OECD Model dan UN Model adalah harta bergerak
yang digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha (business property). Dengan
demikian, ketentuan dalam pasal ini tidak berlaku apabila yang dialihkan adalah harta
bergerak yang tidak digunakan untuk menjalankan kegiatan usaha (movable private
property). , terkait dengan gains dari pengalihan harta yang tidak diatur dalam ayat-ayat
Pasal 13 sebelumnya, OECD Model maupun UN Model sama-sama memberikan hak
pemajakan secara eksklusif kepada negara domisili dari pihak yang melakukan
pengalihan harta tersebut.

Kuis

1. Jelaskan Persyaratan ketentuan pemajakan atas penghasilan dari kegiatan pelayaran dan
penerbangan yang tercakup dalam pasal 8 ayat 1 OECD Model
Jawab :
Berdasarkan pasal 8 ayat 1 OECD Model, hak pemajakan atas penerbangan internasional
diberikan sepenuhnya kepada negara tempat manajemen aktif dari perusahaan yang
melakukan kegiatan tersebut. Namun, ada kemungkinan bahwa negara domisili diberikan hak
pemajakan atas kegiatan tersebut. Alasannya karna pemberian hak ke negara sumber dapat
menyebabkan pajak berganda. Sedangkan menurut UN Model negara sumber diberikan hak
untuk memajaki atas penghasilan tersebut, didasarkan juga di pasal 15 UU PPh

2. Sebutkan dan jelaskan Hak pemajakan untuk negara sumber yang dikategorikan menjadi tiga
jenis.
Jawab :
 Hak pemajakan penuh (exclusively taxing rights), dimana negar sumber diberikan
hak penuh untuk memajaki penghasilan yang timbul dari wilayah yurisdiksinya
sesuai dengan ketentuan yang berlaku dinegara tersebut.
 Hak pemajakan terbatas (limited taxing rights), dimana kewenangan negara sumber
untuk mengenakan pajak atas penghasilan yang timbul dari wilayah yurisdiksinya
sesuai undang undang yang berlaku .Dibatasi dan tidak boleh melebihi tariff pajak
yang diatur dalam Tax Treaty
 Pelepasan hak pemajakan (relinquished taxing rights), dimana negara sumber tidak
memiliki wewenang untuk mengenakan pajak atas penghasilan yang timbul dari
wilayah yurisdiksinya

3. Jelaskan Pemajakan atas penghasilan dari harta tak bergerak berdasarkan Pasal 6 OECD
Model dan UN Model untuk Income from immovable property (penghasilan dari barang tak
gerak).
Jawab :
Dalam OECD Model dan UN Model, pemajakan atas penghasilan dari harta tak bergerak
yang terletak di suatu negara yang dimiliki oleh subjek pajak dalam negeri dari negara lainnya
diatur dalam Pasal 6. Pemajakan atas penghasilan dari harta tak bergerak berdasarkan Pasal 6
OECD Model dan UN Model tidak memperhatikan di mana pihak yang membayarkan
penghasilan bertempat kedudukan. Namun, hanya memperhatikan di mana subjek pajak
dalam negeri yang menerima penghasilan berdomisili dan di mana letak dari harta tak
bergerak yang menghasilkan penghasilan tersebut. Terkait alokasi hak pemajakan, Pasal 6
ayat (1) OECD Model dan UN Model memberikan hak pemajakan utama secara tidak terbatas
(primary unlimited jurisdiction to tax) kepada negara sumber untuk mengenakan pajak yang
timbul dari harta tak bergerak yang terletak (situated) di negara sumber tersebut. Atau dengan
kata lain, pemajakan atas penghasilan dari harta tak bergerak menganut prinsip situs (situs
principle). Yaitu, pajak dikenakan di negara di mana harta tak bergerak terletak (situated).

4. Pasal 5 ayat 7 OECD model mengatur mengenai BUT Subsidiary, apa yang saudara ketahui
terkait dengan pasal tersebut
Jawab :
BUT Subsidiary yang diatur dalam Pasal 5 ayat (7) menjelaskan bahwa anak perusahaan
(yang merupakan entitas legal yang terpisah dari perusahaan induk) yang dikendalikan oleh
suatu perusahaan induk tidak dapat serta merta dianggap sebagai BUT dari perusahaan induk.

Forum 11

Pajak Internasional

Jelaskan peraturan yang ada dalam UN MODEL, OECD MODEL terkait penghasilan yang diterima
oleh Independent Personal Service (Penghasilan dari pekerjaan bebas), Penghasilan dari Hubungan
Pekerjaan, Penghasilan Direktur, Penghasilan Entertainer dan Olahragawan

Jawab :

Independent Personal Services

Ketentuan mengenai pemajakan atas penghasilan dari pekerjaan bebas saat ini hanya terdapat dalam
UN Model, yaitu diatur dalam Pasal 14. Dalam Pasal 14 ayat (1) UN Model diatur mengenai prinsip
umum pemajakan atas penghasilan dari pekerjaan bebas. Sedangkan dalam OECD Model, ketentuan
ini telah dihapus pada tahun 2000 dan diasimilasikan ke dalam Pasal 7 yang mengatur tentang laba
usaha (business profit).
Berdasarkan pasal ini, penghasilan yang diperoleh oleh orang pribadi (individu) dari pemberian jasa
profesional (professional services) atau pekerjaan bebas lainnya hanya dapat dikenakan pajak (‘shall
be taxable only’) di negara di mana orang pribadi tersebut menjadi subjek pajak dalam negeri atau di
negara domisili. Namun, terdapat pengecualian atas ketentuan di atas dalam hal salah satu ketentuan
yang akan dijelaskan di bawah ini terpenuhi. Adapun ketentuan yang harus dipenuhi agar negara
sumber dapat mengenakan pajak adalah sebagai berikut:

 Apabila orang pribadi tersebut mempunyai suatu tempat tetap yang tersedia secara teratur
baginya untuk menjalankan kegiatan-kegiatan di negara sumber; atau
 Apabila orang pribadi tersebut tinggal di negara sumber dalam suatu periode atau periode-
periode yang jumlahnya melebihi 183 hari dalam masa 12 bulan yang mulai atau berakhir
pada satu tahun pajak yang bersangkutan.

Penghasilan Dari Hubungan Pekerjaan

Prinsip umum pemajakan atas penghasilan karyawan sebagaimana diatur dalam Pasal 15 ayat (1)
OECD Model dan UN Model adalah hak pemajakan eksklusif diberikan kepada negara domisili
pekerja. Namun, ketika pekerjaan dilakukan di negara lainnya (negara sumber penghasilan), negara
sumber penghasilan (selaku negara tempat aktivitas pekerjaan dilakukan) juga diberikan hak
pemajakan. Prinsip ini dikenal dengan sebutan ‘principle of the place of work’.Dengan kata lain,
negara sumber memiliki hak pemajakan jika pekerjaan tersebut dilakukan di negara sumber, tanpa
memperhatikan status subjek pajak pemberi kerja sebagai subjek pajak dalam negeri negara mana.
Atau, bahkan tidak perlu tahu siapa pihak pemberi kerjanya.

Penghasilan Direktur

Negara negara anggota OECD maupun UN telah sepakat untuk membentuk suatu pasal tersendiri
dalam P3B yang mengatur mengenai penghasilan direktur, yaitu dalam Pasal 16 OECD Model
maupun UN Model. Pasal 16 OECD Model dan UN Model memberikan hak pemajakan kepada
negara domisili dan negara sumber atas penghasilan yang diterima oleh direktur. Adapun berdasarkan
rumusan Pasal 16, hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan pasal tersebut adalah mengenai
pengertian istilah-istilah sebagai berikut: (i) ‘payments derived by a resident of a Contracting State ‘in
his capacity’; (ii) ‘member of the board of director’; dan (iii) ‘company’.

Penghasilan Entertainer & Olahragawan

Pajak internasional atas penghasilan entertainer dan olahragawan diatur dalam Pasal 17 OECD Model
dan UN Model. Pasal 17 ini mengatur pemajakan atas penghasilan yang diterima oleh entertainer dan
olahragawan yang merupakan subjek pajak dalam negeri suatu negara (individu atau badan usaha)
dari kegiatan hiburan dan olahraga yang dilakukannya di negara lainnya, baik yang diterima dalam
bentuk penghasilan atas kegiatan usaha (business income) maupun penghasilan sebagai karyawan
(employment income). Perlu diperhatikan, bahwa berlakunya ketentuan dalam Pasal 17 OECD Model
ini tidak memperhatikan apakah penghasilan tersebut diterima secara langsung oleh entertainer dan
olahragawan tersebut atau diterima oleh pihak ketiga (direct or indirectly). Ketentuan dalam Pasal 17
OECD Model dan UN Model merupakan pasal yang berlaku khusus atau meng-‘override’ Pasal 7
tentang Laba Usaha dan Pasal 15 tentang Penghasilan dari Pekerjaan. Artinya, meskipun penghasilan
entertainer dan olahragawan tersebut diterima dalam bentuk laba usaha (business profit), pemajakan
terhadap entertainer dan olahragawan tersebut tidak melalui mekanisme BUT seperti yang diatur
dalam Pasal 7.

Kuis

Jelaskan peraturan yang ada dalam UN MODEL, OECD MODEL terkait penghasilan yangditerima
oleh:

 Penghasilan Pensiun
 Pengasilan Pengawai Pemerintah
 Penghasilan Pelajar dan Peserta Magang
 Penghasilan Akademisi: Profesor, Dosen Tamu, dan Peneliti

Jawab :

Penghasilan Pensiun

Aspek pajak internasional atas penghasilan pensiun diatur dalam Pasal 18 OECD Model dan UN
Model serta dalam Pasal 17 US Model. Berdasarkan Pasal 18 OECD Model, hak pemajakan atas
penghasilan pensiun hanya berada pada negara di mana penerima penghasilan pensiun berdomisil
(negara domisili). Artinya, negara sumber tidak dapat mengenakan pajak atas penghasilan pensiun,
meskipun pihak yang membayarkan penghasilan pensiun berdomisili di negara tersebut. UN Model
mempunyai dua alternatif dalam menentukan alokasi hak pemajakan atas penghasilan pensiun, yang
mana kedua alternatif ini memberikan hak pemajakan kepada negara sumber apabila kondisi yang
dipersyaratkan dalam alternatif tersebut terpenuhi. Sedangkan ketentuan alokasi hak pemajakan yang
diatur dalam US Model memiliki ketentuan yang sedikit berbeda dengan yang diatur dalam OECD
Model dan UN Model. Meskipun ketentuan mengenai prinsip umumnya sama, yaitu hak pemajakan
hanya diberikan kepada negara domisili, namun dalam US Model ketentuan alokasi hak pemajakan
dibedakan menurut jenis penghasilannya.
Penghasilan Pegawai Pemerintah

Ketentuan pemajakan atas penghasilan yang diperoleh orang pribadi dari pekerjaan sebagai pegawai
pemerintah (government services) diatur dalam Pasal 19 OECD Model dan UN Model. Rumusan
ketentuan pemajakan atas pegawai pemerintah dalam kedua model P3B ini, tidak memiliki perbedaan.
Namun, perlu diperhatikan bahwa ketentuan Pasal 19 OECD Model dan UN Model ini tidak berlaku
apabila pekerjaan yang diberikan oleh pegawai pemerintah tersebut terkait dengan aktivitas bisnis
yang dilakukan oleh pemerintah dari negara pihak dalam P3B.

Penghasilan Pelajar & Peserta Magang

Ketentuan mengenai pelajar dan peserta magang terdapat dalam Pasal 20 dalam OECD Model dan
UN Mode. Pasal 20 OECD Model dan UN Model berisi ketentuan mengenai hak pemajakan atas
penghasilan yang diterima oleh pelajar dan peserta magang, yang mana pasal ini memberikan
pembebasan pajak (exemption) atas penghasilan tersebut di negara di mana pelajar dan peserta
magang tersebut hadir. Namun, ketentuan ini hanya berlaku jika pembayaran yang diterima oleh
pelajar dan peserta magang tersebut berasal dari luar negara tempat pelajar dan peserta magang berada
(host state). Perlu diperhatikan bahwa Pasal 20 berbeda dari ketentuan pasal substantif lainnya karena
pasal ini tidak mengatribusikan hak pemajakan, melainkan hanya memberikan pembebasan pajak
kepada pelajar dan peserta magang di negara di mana pelajar dan peserta magang tersebut hadir.
Perbedaan lainnya antara Pasal 20 dengan pasal substantif lainnya adalah pasal ini tidak secara
eksplisit mensyaratkan bahwa pelajar atau peserta magang tersebut adalah subjek pajak dalam negeri
dari salah satu negara atau kedua negara dalam P3B. Artinya, pelajar dan peserta magang tersebut
tidak perlu menjadi subjek pajak dalam negeri di negara di mana ia hadir ketika ia menerima
pembayaran.

Penghasilan Akademisi

Pada dasarnya ketentuan mengenai pemajakan atas penghasilan akademisi tidak terdapat dalam dalam
OECD Model dan UN Model. Namun, berbeda dengan OECD Model dan UN Model, ASEAN Model
telah memiliki pasal yang secara khusus mengatur pemajakan atas penghasilan yang diterima dosen
dan peneliti, yaitu melalui Pasal 21.

Berdasarkan rumusan Pasal 21 ASEAN Model, ketentuan pemajakan penghasilan dosen dan peneliti
dalam pasal ini berlaku apabila beberapa persyaratan berikut terpenuhi, yaitu:

 Sebelum melakukan kunjungan ke negara sumber sehubungan dengan adanya undangan dari
universitas, sekolah atau institusi pendidikan yang sejenis, individu tersebut merupakan
subjek pajak dalam negeri di negara asalnya;
 Individu tersebut hadir di negara tempat bekerja (negara sumber) tidak lebih dari periode 2
tahun; dan
 Individu tersebut hadir di negara tempat bekerja (negara sumber) semata-mata untuk tujuan
mengajar dan/atau penelitian.

Dalam hal ketiga syarat di atas telah terpenuhi maka pembayaran atas kegiatan mengajar dan/atau
penelitian dibebaskan pajak di negara tempat bekerja (negara sumber) dan dipajaki di negara asalnya
(negara domisili).

Forum 11

Perencanaan Pajak

1. Apa kriteria aset tetap?

2. Apa umur manfaat menurut PSAK 16?

3. Berdasarkan UU PPh Pasal 11 , buat tabel penyusutan fiskal aktiva tetap?

Jawab :

Kriteria aset tetap menurut aturan perpajakan adalah sbb :

 Dimiliki dan digunakan dalam usaha atau yang dimiliki untuk mendapat, menagih dan
memelihara penghasilan dengan memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun,
 Tidak dimaksudkan untuk dijual dalam kegiatan normal perusahaan.

Umur manfaat menurut PSAK Nomor 16 adalah :

 Suatu periode di mana aset diharapkan akan digunakan oleh entitas; atau
 Jumlah produksi atau unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset tersebut oleh
entitas.

Tabel Penyusutan berdasarkan UU PPh Pasal 11 :

TARIF DEPRESIASI
KELOMPOK HARTA
MASA MANFAAT
BERWUJUD GARIS SALDO
LURUS MENURUN

I.       Bukan Bangunan


Kelompok 1 4 Tahun 25% 50%
Kelompok 2 8 Tahun 12,5% 25%
Kelompok 3 16 Tahun 6,25% 12,5%
Kelompok 4 20 Tahun 5% 10%
II.    Bangunan
Permanen 20 Tahun 5%
Tidak Permanen 10 Tahun 10%

Kuis

Present Value thn 1 1=1/(1+0,1)

Metode Penyusutan Garis Lurus

Tahun Nominal Discount Factor Present Value

1 250.000.000 0,909090 227.272.500

2 250.000.000 0,826450 206.612.500

3 250.000.000 0,751310 187.827.500

4 250.000.000 0,683010 170.752.500

Jumlah 1.000.000.000 792.465.000

Metode Penyusutan Saldo Menurun

Tahun Nominal Discount Factor Present Value

1 500.000.000 0,909090 454.545.000

2 250.000.000 0,826450 206.612.500

3 125.000.000 0,751310 93.913.750

4 125.000.000 0,683010 85.376.250

Jumlah 1.000.000.000 840.447.500

Keterangan Garis Lurus Saldo Menurun

Nominal PV PV df 10 % Nominal PV PV df 10 %

Harga Perolehan 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000 1.000.000.000

Biaya Penyusutan 1.000.000.000 792.465.000 1.000.000.000 840.447.500

PPh tarif 25% 250.000.000 198.116.250 250.000.000 210.111.875


Penghematan Pajak = Rp. 210.111.875 – Rp. 198.116.250 = Rp. 11.995.625.

Forum 10

Metodologi Penelitian

Penelitian tersebut dilakukan dengan menggunakan pendekatan apa?

Apakah pendapatmu tentang metode penelitiannya? apakah metode tersebut cukup sesuai dan dapat
menjawab rumusan masalah dan tujuan penelitiannya? Tunjukkan argumentasi Anda!

Apakah perbedaannya dengan pendekatan penelitian mainstream yang biasa teman-teman jumpai
dalam lingkungan penelitian kita? Argumentasikan perbedaan tersebut dalam perspektif Anda!

Jawab :

Penelitian bersifat kualitatif Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dimana dua auditor internal dari
tim dan auditee merupakan informan dari penelitian ini, Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan
bagaimana cara audit internal melakukan asesmen terhadap risiko residual atas budaya organisasi
sehingga menjadi pertimbangan auditor dalam melakukan asesmen risiko pada proses audit internal.

Pendekatan etnometodologi digunakan sebagai metode analisis atas data yang terkumpul dari hasil
wawancara dan observasi. Sederhananya, etnometodologi membahas bagaimana pandangan
masyarakat terhadap aktivitas yang dilakukan sehari-hari, penelitian ini menggunakan etnometodologi
agar peneliti mendapatkan gambaran secara langsung bagaimana internal audit melakukan asesmen
terhadap risiko residual atas budaya organisasi pada PT X selama proses audit internal berlangsung
dan bagaimana budaya organisasi menjadi salah satu instrumen dalam penilaiannya.

Pemilihan metode penelitian di anggap tepat karna Pada kebanyakan riset akuntasi keperilakuan, jenis
data dikelompokkan menjadi data subjek, fisik dan dokumenter Data subjek merupakan data yang
digunakan dalam penelitian ini yang berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik dari seseorang
atau kelompok orang yang menjadi subjek riset. Data yang diambil nantinya berbentuk tanggapan
(respon) yang diberikan, baik secara lisan (verbal), maupun tertulis.

Perbedaan pendekatan peneliti dengan mahasiswa adalah pada metode Kualitatif digunakan untuk
memperoleh pemahaman mendalam, mengembangkan teori, mendeskripsikan realitas dan
kompleksitas sosial. Sementara pendekatan Kuantitatif yang menjadi penelitian mahasiswa
menjelaskan hubungan antar variabel, menguji teori, melakukan generalisasi fenomena sosial yang
diteliti.
Forum 13

Pajak Internasional

Jelaskan konsep Beneficial Owner dalam ketentuan P3B !

Jawab :

Dalam ranah P3B, BO mengacu pada penerima penghasilan yang mempunyai keleluasaan untuk
menggunakan maupun memanfaatkan penghasilan yang diterima sesuai keputusannya sendiri dan
tanpa adanya kendala oleh adanya ikatan kontrak atau kewajiban secara hukum untuk meneruskan
penghasilan tersebut kepada pihak-pihak lain. Di sisi lain, konsep BO dalam P3B juga berkaitan erat
dengan economic control atau sering dianggap sebagai pihak yang memiliki keleluasaan (discretion)
dan pengendalian (control) atas pemanfaatan dan penggunaan penghasilan yang diterima. Hal ini
seperti tertera dalam OECD Model 2014 yang dipergunakan sebagai acuan dalam pengertian
internasional. Penting untuk diperhatikan bahwa BO dalam konsep P3B bertujuan untuk mencegah
adanya treaty abuse (penyalahgunaan P3B).

Kuis

1. Berikan analysis saudara terkait Studi Kasus Sengketa Pajak (Beneficial Owner) yang ada di
modul 13
Jawab :
Asumsi bahwa: UVW Corp merupakan korporasi yang memiliki keleluasaan (discretion) dan
pengendalian (control) atas penghasilan bunga yang diterimanya, serta diikat secara hukum,
maka dapat disimpulkan bahwa UVW Corp telah memenuhi syarat BO dalam konteks P3B.
Hal ini juga turut didukung oleh argumen sebagai berikut: (i) Perpres 13/2018 menggunakan
konsep Ultimate Beneficial Owner (UBO) yang merupakan pemilik manfaat (akhir) dari suatu
transaksi. Padahal, dalam konsep pajak internasional, terminologi BO merupakan sesuatu
yang berbeda dengan UBO dan masih bisa dimungkinkan berupa pihak perantara. (ii) Dalam
konteks sengketa P3B seharusnya tunduk terhadap P3B (jika ada) dengan negara mitra.
Perpres 13/2018 sebetulnya tidak serta merta dapat menjadi dasar hukum dalam penentuan
BO dalam konteks P3B, karena P3B bersifat lex specialis di hadapan ketentuan domestik. (iii)
Perbedaan tujuan, BO dalam konsep Perpres 13/2018 tidak dimaksudkan untuk menelusuri
apakah suatu transaksi dapat menikmati suatu fasilitas P3B atau tidak, namun lebih
menelusuri mengenai aliran transaksi sebagai upaya menemukan penerima manfaat akhir
(dari korporasi).
Selama UVW Corp bisa dibuktikan sebagai BO dalam konteks P3B maka Mr WX tidak dapat
dikategorikan sebagai BO untuk tujuan P3B yang dapat membatalkan fasilitas P3B yang
seharusnya memang dapat diterima oleh UVW Corp
2. Jelaskan yang saudara ketahui tentang skema treaty shopping.
Jawab :
Treaty shopping dapat digambarkan sebagai upaya dari wajib pajak yang sebenarnya bukan
wajib pajak dalam negeri dari negara yang mempunyai tax treaty dengan Indonesia untuk
mendirikan suatu badan hukum baru di negara yang mempunyai tax treaty dengan Indonesia.
Tujuannya agar penghasilan yang berasal dari Indonesia itu dapat menikmati fasilitas yang
diberikan tax treaty Indonesia, namun badan tersebut, sebenarnya bukan beneficial owner atas
penghasilan dari sumber penghasilan di Indonesia. Badan hukum baru yang didirikan dengan
tujuan semata-mata untuk menyalurkan penghasilan dari Indonesia tersebut lazim disebut
sebagai conduit company.

3. Jelaskan Beneficial Owner menurut Perpres No. 13 Tahun 2018


Jawab :
Pemilik manfaat adalah orang perseorangan yang dapat menunjuk atau memberhentikan
direksi, dewan komisaris, pengurus, pembina atau pengawas pada korporasi, memiliki
kemampuan untuk mengendalikan korporasi, berhak atas dan/atau menerima manfaat dari
korporasi baik langsung maupun tidak langsung, merupakan pemilik sebenarnya dari dana
atau saham korporasi dan/atau memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam peraturan
presiden.

4. Konsep BO dalam P3B dan UBO (Ultimate Beneficial Owner ) dalam Perpres 13/2018
adalah sesuatu yang berbeda, jelaskan sisi perbedaan dari konsep Beneficial Owner tersebut
Jawab :
Perbedaan utama dari kedua konsep tersebut terletak pada dua hal, yaitu: (i) penggunaan
istilah ultimate, serta (ii) kehadiran ikatan hukum atau kontrak. Definisi BO menurut P3B
tidak melibatkan terminologi ultimate (penerima akhir), karena setiap penerima penghasilan
bisa saja secara bebas mengalirkan penghasilannya kepada orang lain. Kriteria penting lain
dalam P3B adalah: kehadiran ikatan hukum atau kontrak yang bisa mengurangi keleluasaan
tersebut. Jadi, tidak semata-mata mengacu pada substansi aliran penghasilan, namun lebih
melihat apakah ada perikatan yang mewajibkan hal tersebut.

Forum 13

Perencanaan Pajak

1. Apa yang dimaksud dengan Revaluasi Aktiva, Jelaskan !


2. Dikenakan PPh pasal berapa dan tarif berapa persen atas selisih lebih revaluasi ?

Jawab :

1. Revaluasi aset adalah penilaian kembali atas aset tetap yang dimiliki oleh perusahaan
(entitas). Revaluasi atau pernyataan kembali (restatement) aset dan kewajiban menimbulkan
kenaikan atau penurunan ekuitas. Meskipun memenuhi definisi penghasilan dan beban,
menurut konsep pemeliharaan modal tertentu, kenaikan dan penurunan ini tidak dimasukkan
dalam laporan laba-rugi.
2. Atas selisih lebih antara nilai buku dan nilai revaluasi dikenakan PPh Final Pasal 4 Ayat 2
dengan tarif 10% yang wajib dibayar 15 hari setelah ijin Kanwil keluar. Aset yang sudah
direvaluasi tidak boleh dijual selama 5 tahun, jika aset tsb dijual maka akan dikenakan tarif
tambahan sebesar 15%.

Kuis

Perhitungan jika tidak direvaluasi:


Nilai Buku Aset               Rp100.000.000,-
Nilai Jual                          Rp300.000.000,-
Laba                                 Rp200.000.000,-
PPh Badan Terutang: 25% x Rp200.000.000 = Rp50.000.000
*Tarif PPh Badan tetap 25%.
Perhitungan jika melakukan revaluasi:
Nilai Buku Aset                Rp100.000.000,-
Nilai Revaluasi                 Rp250.000.000,-
Sisa Lebih                        Rp150.000.000,-
Dijual harganya                Rp300.000.000,-
Laba                                   Rp50.000.000,-

 PPh Final: 10% x Rp150.000.000 = Rp15.000.000,-

Asumsi dijual sebelum 5 tahun:

 PPh Final:  15% x Rp150.000.000 = Rp22.500.000,- 


 PPh Badan: 25% x Rp50.000.000  = Rp12.500.000,-

Total PPh Terutang Rp15.000.000- + Rp22.500.000.- + Rp12.500.000 = Rp50.000.000,-


Dari perhitungan kasus di atas disarankan tidak perlu dilakukan revaluasi aktiva tetap karena dari
aspek perpajakan sama-sama terbebani Rp 50.000.000, baik merevaluasi maupun tidak
merevaluasi. Karena jika melakukan revaluasi pun diperlukan biaya tambahan untuk membayar jasa
appraisal.
Forum 13
Metodelogi Penelitian

Jelaskan dan paparkan aspek-aspek penting dalam pemaparan Bab 3 (Metodologi Penelitian):

1. Apa yang perlu diperhatikan dalam penentuan pendekatan penelitian?

2. Penentuan populasi dan metode sampling

3. Definisi dan operasional (pengukuran) variabel

4. Penggunaan metode analisis data

Jawab :

1. Untuk menemukan kebenaran yang logis dan didukung oleh fakta, maka harus setiap peneliti harus
melakukan penelitian terlebih dahulu. Dalam perkembangannya, terdapat beragam pendekatan, jenis
serta metode penelitian sesuai dengan paradigma keilmuan serta realitas gejala yang hendak diungkap.
Untuk dapat memilih pendekatan dan/atau metode yang tepat, seseorang dituntut memahami substansi
keilmuan/bidang kajian dan metodologi penelitian. Berdasarkan pendekatan yang mendasarinya,
secara garis besar dapat dibedakan dua macam penelitian yaitu penelitian kuantitatif dan kualitatif.
Kedua pendekatan tersebut memiliki asumsi, tujuan, karakteristik, dan prosedur yang berbeda. Namun
demikian, permasalahannya tidak terletak pada keunggulan atau kelemahan setiap pendekatan, tetapi
sejauh mana peneliti mampu bersikap responsif dengan mengembangkan desain yang tepat untuk
penelitiannya

2. Bila peneliti ingin mendapatkan informasi yang luas dari suatu populasi. Pendekatan penelitian
kuantitatif cocok digunakan untuk mendapatkan informasi yang luas tetapi tidak mendalam. Bila
populasi terlalu luas, maka penelitian dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut.

3. Definisi operasional variabel adalah suatu dimensi yang diberikan pada suatu variabel dengan
memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan atau membenarkan suatu operasional yang
diperlukan untuk mengukur variabel tersebut, Sedangkan cara pengukuran adalah cara di mana
variabel dapat diukur dan ditentukan karakteristiknya.

4. Metode analisis data adalah salah satu komponen penting dalam proses Data Analysis. Metode
analisis data merupakan bagian dari proses analisis dimana data yang dikumpulkan lalu diproses
untuk menghasilkan kesimpulan dalam pengambilan keputusan. Pemilihan metode analisis data
menggunakan dapat menggunakan pendekatan kualitatif atau kuantitatif. Dalam pendekatan
kuantitatif persyaratan pertama yang harus terpenuhi adalah alat uji statistik yang akan digunakan
harus sesuai. Pertimbangan utama dalam memilih alat uji statistik ditentukan oleh pertanyaan untuk
apa penelitian tersebut dilakukan dan ditentukan oleh tingkat/skala, distribusi dan penyebaran data.
Pertimbangan kedua dalam memilih alat uji statistik ini adalah luasnya pengetahuan statistik yang
dimiliki serta ketersediaan sumber-sumber dalam hubungannya dengan perhitungan dan penafsiran
data.

Metode penelitian dengan pendekatan kualitatif berbeda dengan pendekatan kuantitatif, dalam
pendekatan kualitatif perhatian dipusatkan kepada prinsip umum yang mendasari perwujudan dan
satuan gejala yang ada dalam kehidupan manusia atau pola yang ada. Analisis yang dilakukan adalah
gejala sosial dan budaya dengan menggunakan kebudayaan masyarakat yang bersangkutan untuk
memperoleh pola yang berlaku, dan pola tersebut dianalisis dengan teori yang objektif.

Kuis

Forum 14
Pajak Internasional

Berikan pandangan saudara tentang pengenaan VAT (Value Added Tax) lintas perbatasan dalam
International VAT/GST Guidelines menurut United Nations Model dan OECD model.

Jawab :

Ada beberapa aturan dalam United Nations Model Double Taxation Convention yang mengatur
tentang VAT (Value Added Tax) terutama di beberapa penjelasan pasal 26 tentang pertukaran
informasi perpajakan. Bentuk ini berbeda dengan International VAT/GST Guidelines yang disusun
oleh OECD yang benar-benar berfokus kepada upaya penghindaran pajak berganda dalam ruang
lingkup pajak konsumsi seperti VAT dan Goods and Services Tax (GST).

Berbeda dengan United Nations Model, OECD menjelaskan lebih dalam tentang pengenaan VAT
lintas perbatasan dalam International VAT/GST Guidelines. OECD memberi pedoman lebih lengkap
tentang VAT sebagai pajak konsumsi menyangkut netralitas VAT dalam konteks transaksi lintas
perbatasan, penentuan tempat terutang dalam transaksi jasa dan barang tidak berwujud serta berbagai
pedoman pendukung tentang minimalisasi perselisihan, kerjasama yang saling menguntungkan dan
implementasi dalam kasus penghindaran pajak.

Dalam sistem PPN dan menurut International VAT/GST Guidelines prinsip netralitas menjadi prinsip
kunci, International VAT/GST Guideline secara garis besar dibagi menjadi 2 (dua) kelompok.
Kelompok pertama menekankan pada pedoman untuk mencapai netralitas dalam penerapan PPN
terhadap transaksi jasa atau barang tak berwujud lintas batas. Kelompok kedua lebih fokus pada place
of taxation rules, yaitu cara untuk menentukan negara mana yang berwenang memungut PPN.
Terdapat dua prinsip pemajakan perdagangan lintas-yurisdiksi dalam PPN, yakni origin principle dan
destination principle. Berdasarkan origin principle, barang dan/atau jasa akan dikenakan pajak di
tempat di mana barang dan/atau jasa tersebut diproduksi. Destination principle juga telah menjadi
konsensus dan kerangka sistem pemajakan PPN lintas-yurisdiksi, terutama atas kontribusi OECD.
OECD (2017) berpendapat bahwa penerapan destination principle selaras dengan prinsip netralitas
PPN karena tidak akan mendistorsi kompetisi bisnis. Selain memberikan panduan secara umum,
Guidelines 2017 memberikan penekanan penerapan destination principle pada pemungutan PPN atas
ekspor jasa dan ekspor barang tidak berwujud.

Kuis

1. Menurut OECD prinsip-prinsip dasar PPN secara umum sama di negara manapun, selama
yang disebut sebagai PPN adalah pajak yang dikenakan terhadap konsumsi akhir (final
consumption tax) yang dilakukan menurut prinsip destinasi. Guidelines yang disusun oleh
OECD memberikan prinsip-prinsip standar bagi pemungutan PPN terhadap jenis-jenis
transaksi internasional yang lazim dilakukan. Fokus guidelines adalah mengatur perdagangan
jasa dan barang tak berwujud dengan tujuan untuk mengurangi ketidakpastian hukum dan
risiko terjadinya pajak berganda maupun unintended non-taxation, yang disebabkan oleh
ketidakkonsistenan dalam pemungutan PPN lintas batas. Meskipun tidak diatur secara detail,
OECD VAT Guidelines ditujukan sebagai referensi bagi pembentuk kebijakan. Ruang
lingkup OECD VAT Guidelines hanya terbatas pada sistem PPN, meskipun menggunakan
istilah lain seperti GST, yang memiliki karakteristik sebagaimana disebutkan dalam
guidelines. Karakteristik yang dimaksud adalah pajak atas konsumsi akhir yang bersifat luas
(broadbased) yang dipungut terhadap, tetapi secara prinsip tidak ditanggung oleh, pelaku
usaha melalui proses pemungutan berantai (staged collection process). Jenis pajak yang
memiliki karakteristik di luar yang disebutkan dalam Guidelines, meskipun disebut sebagai
PPN tidak masuk dalam ruang lingkup OECD VAT Guidelines. Sebagai contoh adalah jenis
PPN yang dipungut hanya pada rantai produksi (production-type VAT) dan single stage
consumption tax, yaitu retail sales tax.
2. Karakteristik PPN yang dibahas dalam Guidelines difokuskan pada implementasi pemungutan
PPN dalam perdagangan internasional.
 PPN sebagai pajak atas konsumsi akhir
 PPN sebagai pajak yang dipungut pada setiap rantai produksi dan distribusi
 PPN dan perdagangan internasional: Prinsip destinasi dalam pemungutan PPN dan
netralitas PPN.
3. Prinsip Netralitas PPN adalah :
 The burden of value-added taxes themselves should not lie on taxable business except
where explicitly provided for in legislation;
 Businesses in similar situations carrying out similar transactions should be subject to
a similar level of taxation;
 VAT rules should be framed in such a way that they are not the primary influence on
business decision;
 With respect to the level of taxation, the foreign business should not be disadvantaged
or advantaged compared to domestic business in the jurisdiction where the tax may be
due or paid;
 To ensure foreign businesses do not incur irrecoverable VAT, jurisdictions may
choose from a number of approaches; dan
 Where specific administrative requirements for foreign businesses are deemed
necessary, they should not create a disproportionate or inappropriate compliance
burden for the businesses.’
4. Terdapat dua prinsip pemajakan perdagangan lintas-yurisdiksi dalam PPN, yakni origin
principle dan destination principle. Berdasarkan origin principle, barang dan/atau jasa akan
dikenakan pajak di tempat di mana barang dan/atau jasa tersebut diproduksi. Sementara itu,
berdasarkan destination principle, barang dan/atau jasa akan dikenakan pajak di tempat di
mana barang dan/atau jasa tersebut dikonsumsi. Produk yang diekspor akan dikenakan PPN
dengan tarif 0%, sementara produk impor akan dikenakan PPN berdasarkan tarif yang sama
dengan penjualan produk domestik. Pada dasarnya, Indonesia telah menerapkan destination
principle. Hal tersebut tercermin dalam Pasal 7 ayat (2), Penjelasan Umum, dan Penjelasan
Pasal 7 ayat (2) UU PPN No 42 Tahun 2009. Namun demikian, aturan tersebut hanya berlaku
secara konsisten untuk impor Barang Kena Pajak (BKP) dan Jasa Kena Pajak (JKP) serta
ekspor BKP. Sementara itu, untuk ekspor JKP, Indonesia belum menerapkan destination
principle secara penuh dan konsisten.

Forum 14
Perencanaan Pajak

Apa yag dimaksud dengan CSR, Bagaimana UU Perpajakan mengatur tentang hal ini? Jelaskan.

Jawab :

Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu konsep bahwa organisasi, khususnya (namun
bukan hanya) perusahaan memiliki berbagai bentuk tanggung jawab terhadap seluruh pemangku
kepentingannya, yang di antaranya adalah konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan
lingkungan dalam segala aspek operasional perusahaan yang mencakup aspek ekonomi, sosial, dan
lingkungan.
Definisi CSR dalam The European Commision adalah “A Concept where by companies integrate
social and environmental concern in their business operations and in their interaction with their stake
holders on a voluntary basis”. Nampak dalam penjabaran ini bahwa CSR merupakan konsep di mana
perusahaan melakukan integrasi kepeduliaan sosial dan lingkungan dalam operasi bisnis mereka dan
dalam integrasi mereka dengan pihak yang berkepentingan.

Biaya untuk melakukan CSR dapat diperhitungkan sebagai biaya perseroaan selama dana ini berasal
dari dana operasional perusahaan. Biasanya cadangan dana untuk CSR berasal dari keuntungan.
Namun dana untuk melakukan tindakan CSR tidak serta merta menjadi pengurang penghasilan kena
pajak, ada kriteria yang dijabarkan dalam peraturan perpajakannya.

Undang-undang Nomor 36 Tahun 2008 telah mengatur tentang perlakuan Pajak Penghasilan atas
pengeluaran atau biaya yang dikeluarkan dalam rangka Corporate Social Responsibility (CSR).
Ketentuan tentang hal ini diatur dalam Pasal 6 ayat (1) huruf I, j, k, l, dan m, di mana ditegaskan
bahwa besarnya Penghasilan Kena Pajak bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap
BUT), ditentukan berdasarkan penghasilan bruto dikurangi biaya untuk mendapatkan, menagih, dan
memelihara penghasilan, termasuk di antaranya adalah :

 Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional yang ketentuannya diatur


dengan Peraturan Pemerintah;
 Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan yang dilakukan di Indonesia yang
ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah;
 Biaya pembangunan infrastruktur sosial yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah;
 Sumbangan fasilitas pendidikan yang ketentuannya diatur dengan Peraturan Pemerintah; dan
 Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga yang ketentuannya diatur dengan Peraturan
Pemerintah.

Persyaratan Agar Dapat Dikurangkan

Pengeluaran CSR berupa sumbangan dan/atau biaya dalam bentuk sebagaimana disebutkan di atas
dapat dikurangkan dari penghasilan bruto dengan syarat:

 Wajib Pajak mempunyai penghasilan neto fiskal berdasarkan SPT Tahunan Pajak Penghasilan
Tahun Pajak sebelumnya;
 pemberian sumbangan dan/atau biaya tidak menyebabkan rugi pada Tahun Pajak sumbangan
diberikan;
 didukung oleh bukti yang sah;
 lembaga yang menerima sumbangan dan/atau biaya memiliki NPWP, kecuali badan yang
dikecualikan sebagai subjek pajak sebagaimana diatur dalam Undang-Undang tentang Pajak
Penghasilan; dan
 Penerima sumbangan dan/atau biaya CSR bukan pihak yang mempunyai hubungan istimewa
sebagaimana dimaksud Undang-Undang tentang Pajak Penghasilan dengan Wajib Pajak
pemberi.

Kuis

Berdasarkan PP 93 tahun 2010 Apa bentuk CSR yang dapat dikurangkan dengan pengasilan kena
pajak.

Buat kan contoh-contoh kasusnya?

 Sumbangan dalam rangka penanggulangan bencana nasional, yang merupakan sumbangan


untuk korban bencana nasional yang disampaikan secara langsung melalui badan
penanggulangan bencana atau disampaikan secara tidak langsung melalui lembaga atau pihak
yang telah mendapat izin dari instansi/lembaga yang berwenang untuk pengumpulan dana
penanggulangan bencana;
 Sumbangan dalam rangka penelitian dan pengembangan, yang merupakan sumbangan untuk
penelitian dan pengembangan yang dilakukan di wilayah Republik Indonesia yang
disampaikan melalui lembaga penelitian dan pengembangan;
 Sumbangan fasilitas pendidikan, yang merupakan sumbangan berupa fasilitas pendidikan
yang disampaikan melalui lembaga pendidikan;
 Sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga, yang merupakan sumbangan untuk membina,
mengembangkan dan mengoordinasikan suatu atau gabungan organisasi cabang/jenis
olahraga prestasi yang disampaikan melalui lembaga pembinaan olah raga; dan
 Biaya pembangunan infrastruktur sosial merupakan biaya yang dikeluarkan untuk keperluan
membangun sarana dan prasarana untuk kepentingan umum dan bersifat nirlaba.

Contoh Kasus :

PT Gunung Raya pada tahun 2009 mempunyai penghasilan neto fiskal sebesar Rp1.000.000.000,00.
Pada tahun 2010 Wajib Pajak memberikan sumbangan dalam rangka pembinaan olahraga melalui
lembaga pembinaan olahraga sebesar Rp.40.000.000,00. Pada tahun 2010 Wajib Pajak mempunyai
penghasilan neto fiskal sebesar Rp30.000.000,00.

JAWAB

Wajib Pajak tidak diperkenankan mengurangkan sumbangan tersebut dari penghasilan bruto tahun
2010 karena akan menyebabkan rugi sebesar Rp10.000.000,00.
Forum 15
Pajak Internasional
Berdasarkan International VAT/GST Guidelines, prinsip netralitas menjadi prinsip kunci, dalam
sistem PPN. Pedoman tersebut perlu diterapkan oleh negara dalam kaitannya dengan prinsip netralitas
yang berkaitan dengan Konteks Transaksi Lintas Batas. Sebutkan dan jelaskan prinsip netralitas
tersebut?

Jawab :

Berdasarkan International VAT/GST Guidelines pedoman yang perlu diterapkan oleh negara dalam
kaitannya dengan prinsip netralitas adalah hal-hal berikut ini:

 Beban Pajak Pertambahan Nilai itu sendiri tidak boleh dibebankan pada Pengusaha Kena
Pajak kecuali secara tegas diatur dalam peraturan perundang-undangan. Pedoman yang
pertama (Guideline 2.1) menyatakan bahwa beban PPN seharusnya tidak berada pada PKP,
kecuali apabila secara eksplisit diatur dalam legislasi.
 Bisnis dalam situasi serupa yang melakukan transaksi serupa harus dikenakan tingkat
perpajakan yang sama. Menegaskan bahwa netralitas dapat dicapai jika pemungutan PPN
dalam setiap mata rantai supply chain dilakukan secara proporsional sebesar PPN yang
dibayar oleh konsumen akhir.
 Aturan PPN harus dibingkai sedemikian rupa sehingga bukan merupakan pengaruh utama
pada keputusan bisnis. Hal ini dimaksudkan agar kebijakan PPN tidak menjadi penghambat
bagi pelaku usaha dalam menjalankan usahanya.
 Berkenaan dengan tingkat perpajakan, bisnis asing tidak boleh diuntungkan atau diuntungkan
dibandingkan dengan bisnis domestik di yurisdiksi di mana pajak mungkin terutang atau
dibayar. secara substansial konsisten dengan prinsip non diskriminasi yang berlaku dalam
WTO. Tujuan yang hendak dicapai selain netralitas adalah agar PPN tidak mendistorsi
kompetisi antara bisnis asing dan bisnis domestik.
 Untuk memastikan bisnis asing tidak dikenakan PPN yang tidak dapat dipulihkan, yurisdiksi
dapat memilih dari sejumlah pendekatan. Maksudnya menitikberatkan pada pendekatan-
pendekatan yang dapat digunakan oleh suatu negara untuk memastikan bahwa PPN yang
dibayarkan pelaku usaha asing dapat dikreditkan. dan
 Jika persyaratan administratif khusus untuk bisnis asing dianggap perlu, persyaratan tersebut
tidak boleh menimbulkan beban kepatuhan yang tidak proporsional atau tidak sesuai untuk
bisnis.
Forum 1 – Pelaporan Pajak

Jika anda memiliki usaha (baik perorangan / perusahaan), apa manfaat / fungsi dari laporan keuangan
yang anda / tim ada susun?

(pilih salah satu dari 8 konsep yang ada: konsep entitas, konsep pengukuran uang, konsep
kelangsungan usaha, konsep dua aspek akuntansi, konsep cost, konsep periode akuntansi, konsep
penandingan, konsep upaya dan hasil)

Jawab :

Berdasarkan manfaat dan fungsi dari laporan keuangan yang disusun dapat menggambarkan kondisi
perusahaan, sebagai evaluasi kerja dan perencanaan perusahaan, hal ini sesuai dengan konsep
kelangsungan usaha dimana dengan melihat kinerja dan gambaran kondisi keuangan perusahaan yang
tercermin dari lapkeu dapat secara tidak langsung menggambarkan kelangsungan suatu usaha.

Forum 2 – Pelaporan Pajak

Apakah anda pernah melakukan pembayaran / pelaporan pajak daerah? sebut dan jelaskan salah
satunya

Jawab :

Selamat pagi pak,

saya pernah melakukan pembayaran pajak daerah baik dalam aktivitas transaksi maupun kegiatan di
kantor, adapun dalam aktivitas sehari2 ataupun liburan pajak daerah yang saya bayar adalah :

 Pajak Restoran 10%


 Pajak Parkir
 Pajak Hotel 10%
 Pajak Hiburan bioskop 10%

dan untuk perusahaan saya pernah membantu pengurusan pembayaran pajak PBB PB-1 dan Pajak
Reklame perusahaan dimana tarif nya berdasarkan kelas jalan, ukuran dan lama penayangan dikalikan
25% untuk tarif DKI Jakarta.

Forum 3 – Pelaporan Pajak


Tn. Andi adalah pegawai baru di PT. ABC sebagai staf HRD, apakah dalam menghitung PPh 21 atas
penghasilan Tn. Andi boleh/harus/tidak (pilih salah satu) dikurangkan Biaya Jabatan sebesar 5%
(maks 500 rb sebulan) ? Jelaskan

Jawab :

Harus dikurangkan dengan biaya jabatan 5%, berdasarkan PER-16/PJ/2016 biaya jabatan dapat
didefinisikan sebagai biaya untuk mendapatkan, menagih, dan memelihara penghasilan yang dapat
dikurangkan dari penghasilan setiap orang yang bekerja sebagai pegawai tetap tanpa memandang
mempunyai jabatan ataupun tidak.

Forum 4 – Pelaporan Pajak

Biaya jabatan merupakan pengurang penghasilan netto dalam penghitungan PPh 21 pegawai, menurut
anda mengapa dalam menghitung PPh 21 bukan pegawai tidak ada biaya jabatan sebagai pengurang
penghasilan netto penerima penghasilan ?

Jawab :

Menurut saya, alasannya karna penghasilan yang diperoleh orang pribadi bukan pegawai merupakan
imbalan jasa yang dilakukan berdasarkan perintah atau permintaan dari pemberi penghasilan,
sementara berdasarkan Pasal 10 Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor 16 Tahun 2016, biaya
jabatan hanya diperlakukan sbg pengurang penghasilan untuk pegawai tetap. untuk penghasilan bukan
pegawai sendiri diberikan DPP 50% dari imbalan yang diterima yang nantinya akan dikenakan tarif
sesuai pasal 17 dan secara kumulatif diperhitungkan apabila sifatnya berkesinambungan.

Forum 5 – Pelaporan Pajak

Pelaporan SPT (termasuk SPT Masa PPh 21/26) saat ini sudah menggunakan eFilling secara online,
menurut anda perlukah wajib pajak mengeprint SPT Masa PPh 21/26? jika ya mengapa / jika tidak
mengapa?

Jawab :

Menurut saya, meskipun sudah ada e-filling yang membantu otomatisasi pelaporan pajak tapi untuk
pengadministrasian dan keperluan dimasa mendatang perlu mencetak kembali SPT yang sudah
dilaporkan. ini bermanfaat untuk proses rekonsiliasi dan equalisasi pada saat akhir tahun nanti. dan
agar tidak perlu repot2 jika ada pemeriksaan dan harus menyerahkan SPT hardcopy kepada fiskus.
SPT pajak sama hal seperti dokumen pembukuan lainnya yang harus di simpan sd 10 tahun dan
meskipun sudah berakhir daluarsa pajak 5 tahunnya sesuai dengan penjelasan UU KUP tahun 2007
pasal 28 ayat 11.
Forum 7 – Pelaporan Pajak

Dalam menghitung pemotongan pajak, ada yang termasuk pajak final dan pajak non final, semuanya
berdampak pada kewajiban penghitungan di SPT Tahunan penerima penghasilan. Penghasilan non
final maka akan dihitung ulang dan digabung dengan penghasilan non final lainnya di SPT Tahunan,
sedangkan penghasilan final tidak akan dihitung ulang di SPT Tahunan dan hanya cukup dilaporkan
saja. Menurut anda sebagai Wajib Pajak, lebih mudah pemotongan PPh final atau pemotongan non
final?

Jawab :

Menurut saya, lebih mudah pemotongan PPh final. Meskipun tarif pemotongan PPh final besar,
namun ini membuat WP tidak perlu pusing dengan pajak terutang akhir tahun yang masih akan
dipungut, karena sifatnya final dan hanya dikenakan 1 kali saja saat menerima penghasilan. WP
tinggal dengan mudah melaporkan penghasilan finalnya pada SPT Tahunan 1770S bersamaan dengan
pajak PPh 21 yang sudah dipotong.

Forum 8 – Pelaporan Pajak

Saat ini Nomor Seri Faktur Pajak (NSFP) yang digunakan oleh Pengusaha Kena Pajak dalam Faktur
Pajak didapatkan setelah mengajukan NSFP kepada DJP melalui laman enofa. Menurut anda, apakah
proses tersebut dapat meminimalisir / menghilangkan penyalahgunaan dalam penerbitan faktur pajak?
Jelaskan !

Jawab :

Menurut saya, sistem pemberian NSFP secara otomatis melalui laman e-nofa menggantikan proses
penomoran NSFP yang sebelumnya dilakukan sendiri oleh Wajib Pajak dapat memberikan
pengawasan pada setiap faktur pajak yang diterbitkan oleh PKP sehingga lebih bisa dikontrol, skema
pemberian nomor seri berdasarkan kebutuhan transaksi WP dapat meminimalkan penyalahgunaan
faktur pajak.

Forum 9 – Pelaporan Pajak

PPN Masukan dapat dikreditkan oleh pembeli BKP / pengguna JKP yang sudah dikukuhkan sebagai
Pengusaha Kena Pajak (PKP), hal tersebut mengakibatkan HPP / biaya pada Wajib Pajak yang belum
dikukuhkan sebagai PKP menjadi naik (lebih tinggi 10% atas PPN tersebut). Menurut anda, dengan
begitu apakah akan mendorong Wajib Pajak untuk dikukuhkan sebagai Pengusaha Kena Pajak
(PKP) ?

Jawab :

Menurut saya, sudah menjadi risiko jika tidak menjadi WP Non-PKP kenaikan harga 10% yang akan
di perhitungkan dalam biaya produksi, yang mendorong WP-Non-PKP untuk menjadi PKP biasanya
adalah kemudahan transaksi dengan lawan transaksi (vendor). Biasanya, beberapa lawan transaksi
akan menyarankan client-nya untuk menjadi PKP agar mudah dalam bertransaksi, baik secara formal
dan pajak. Ada keuntungan bertransaksi dengan sesama PKP, dari segi pembeli dapat mengkredit PM-
nya dan penjual dapat memungut PK-nya. Jika terjadi LB, masih dapat di kompensasi dan direstitusi
pada akhir tahun.

Forum 10 – Pelaporan Pajak

Jika anda memiliki SPT PPN dengan status Lebih Bayar, dan memiliki syarat untuk melakukan
pengajuan pengembalian kelebihan pajak (restitusi) setiap bulan, apakah restitusi akan lebih
menguntungkan dibanding kompensasi atau sebaliknya?

Jawab :

Menurut saya, akan lebih baik jika dalam pengajuan restitusi dipercepat ini perusahaan
memperhitungan beberapa kondisi seperti,

 Besarnya jumlah PPN yang LB,


 Kondisi keuangan (cashflow perusahaan),
 Prediksi pembayaran PPN kedepannya,

Setelah mempertimbangan point2 tersebut, barulah perusahaan dapat memutuskan apakah akan
restitusi dipercepat atau tidak. Meskipun dalam fasilitas restitusi PPN dipercepat mungkin akan
langsung disetujui oleh KPP jika sudah sesuai kriteria, namun perlu pertimbangan mengenai seberapa
mungkin proses itu akan berhasil, dan memperhatikan kesiapan perusahaan untuk diperiksa di tahun
berikutnya.

Forum 11 – Pelaporan Pajak

Menurut anda, apakah dokumen yang ditempelkan meterai menjadi sah/berkekuatan hukum? atau
tidak selalu, karena meterai hanya sebagai pajak dokumen saja?
Jawab :
Menurut saya, sesuai dengan pengertian dari bea meterai itu sendiri bahwa pajak atas dokumen yang
penggunaannya dikenakan untuk dokumen yang dibuat sebagai alat untuk menerangkan mengenai
suatu kejadian yang bersifat perdata; dan Dokumen yang digunakan sebagai alat bukti di pengadilan.
Menurut UU No. 10 Tahun 2020 tentang bea meterai yang termasuk dokumen perdata adalah, surat
perjanjian, surat keterangan, surat pernyataan, atau surat lainnya yang sejenis, beserta rangkapnya,
surat berharga dengan nama dan dalam bentuk apa pun.
Jadi, ya dengan adanya meterai maka dokumen tersebut dapat berkekuatan hukum apabila dikemudian
hari ada perselisihan antar pihak.

Forum 12 – Pelaporan Pajak

Apa yang anda pahami dari beda waktu pengakuan pendapatan dan biaya berdasarkan buku
(komersial) dan pajak (fiskal)? gunakan bahasa sendiri.
Jawab :
Beda waktu merupakan perbedaan pengakuan waktu baik itu penghasilan maupun biaya antara
pencatatan akuntansi dengan ketentuan perpajakan. Dimana dalam beda waktu ini penghasilan dan
biaya harus dialokasi sesuai dengan masa perolehannya sesuai dengan prinsip matching cost against
revenue. Hasil koreksi fiskal atas beda tetap yang dilakukan akan diperhitungkan dengan sebagai laba
kena pajak untuk tahun-tahun pajak berikutnya.

Forum 15 – Pelaporan Pajak

Jika anda sebagai Wajib Pajak sudah tahu prediksi penghasilan kena pajak tahun berjalan (dari
transaksi bulan 1-4) yang lebih rendah atau lebih tinggi daripada penghasilan kena pajak tahun
sebelumnya, apakah anda akan menghitung cicilan PPh 25 tetap berdasarkan tahun sebelumnya
(sesuai SPT Tahunan yang dilaporkan) atau berdasarkan prediksi tahun berjalan? kenapa?
Jawab :
Menurut saya, saya akan menyesuaikannya dengan menghitung cicilan PPh 25 berdasarkan kondisi
tahun berjalan. Hal ini karna laporan keungan posisi tahun berjalan akan lebih mendekati dengan
perkiraan prediksi tahun berjalan. Dan hal ini juga sesuai berdasarkan PMK No.215/PMK.03/2018.

Forum 1 – Komunikasi Bisnis


Bagaimana cara komunikasi bisnis ditengah corona terhadap klien atau karyawannya?
Jawab :
Berikut hal-hal yang dapat dilakukan untuk dapat tetap menjalin komunikasi baik dengan prospek,
pelanggan, maupun karyawan.

 Memanfaatkan media pengiriman pesan online untuk berkomunikasi dengan klien dan
karyawan untukmengupdate informasi mengenai status bisnis dan proses pekerjaan.
 Tetap fokus pada kepentingan klien dengan membuka komunikasi online yang bisa di akses
klien, seperti conference call atau meeting online.
 Memberikan perhatian kepada klien dengan menanyakan proses dan kendala yang di hadapi
self service yang dilakukan di tengah pandemi.
 Memberikan penanganan yang cepat apabila dibutuhkan klien.
 Memberikan informasi kepada tim pusat berbagai keadaan yang dialami dalam melakukan
suasana pekerjaan yang didapat seperti dalam perjalanan ataupun bekerja di rumah.
 Berkomunikasi rutin secara setiap hari, dengan memaksimalkan aplikasi chat saat bekerja dari
rumah untuk memudahkan Anda berkomunikasi dengan rekan kerja Anda.
 Memberikan informasi secara tepat waktu dan tidak terlambat agar tidak mengganggu kerja
tim.

Forum 1 Kevin – MBS


Lingkungan bisnis kontemporer berpengaruh terhadap manajemen biaya, jelaskan pendapat Anda!.
Jawab :
01-Menurut saya, Sebagai akibat dari lingkungan bisnis kontemporer terhadap manajemen biaya
membuat adanya perubahan sifat proses produksi, teknologi, product life-cicle yang semakin pendek,
fokus pelanggan dan sosial-politik mengakibatkan perubahan dimana perusahaan harus lebih
memfokuskan pada pengelolaan aktivitas dan proses yang menhasilkan kualitas biaya, pengukuran
kinerja kualitas, siklus waktu, kepuasaan pelanggan dan produktivitas untuk dapat bertahan dalam
peningkatan kompetisi global.

Kuis
Apakah lingkungan bisnis kontemporer berpengaruh terhadap manajemen biaya? Jelaskan jawaban
Anda lengkap dengan contoh bisnis konkrit yang ada di sekitar Anda.
Jawab :
01-Menurut saya, lingkungan bisnis kontemporer berpengaruhh terhadap manajemen biaya. Sebagai
akibat dari pengaruh lingkungan bisnis kontemporer terhadap manajemen biaya membuat adanya
perubahan sifat proses produksi, teknologi, product life-cicle yang semakin pendek, fokus pelanggan
dan sosial-politik mengakibatkan perubahan dimana perusahaan harus lebih memfokuskan pada
pengelolaan aktivitas dan proses yang menhasilkan kualitas biaya, pengukuran kinerja kualitas, siklus
waktu, kepuasaan pelanggan dan produktivitas untuk dapat bertahan dalam peningkatan kompetisi
global.
Contoh : Product life circle yang semakin pendek dari smartphone, perusahaan handphone di dunia
sebut saja Apple, selalu mengeluarkan seri baru dari produk mereka sebagai dampak kemajuan
teknologi informasi, dimana mereka mencoba menyediakan produk yang dapat membuat hidup
penggunanya menjadi lebih mudah.

Forum 1 Tika – MBS


Lingkungan bisnis kontemporer berpengaruh terhadap manajemen biaya, jelaskan pendapat Anda!.
Jawab :
02-Menurut saya, kompetisi lingkungan bisnis kontemporer memiliki pengaruh manajemen biaya
perusahaan agar perusahaan dapat bertahan di tengah peningkatan kompetisi global. Perusahan harus
fokus untuk memikirkan strategi jangka panjang untuk menghadapi persaingan, berbagai metode
dilakukan untuk dapat bertahan dalam menghadapi kompetesi, mulai dari pengembangan teknologi,
perhitungan biaya dalam berproduksi, analisis kebutuhan pelanggan, hal ini untuk pengembangan dan
implementasi dari posisi kompetisi yang berkesinambungan dimana dan menciptakan keunggulan
kompetitif perusahaan yang dapat menyebabkan kesuksesan yang berkelanjutan.
Kuis
Apakah lingkungan bisnis kontemporer berpengaruh terhadap manajemen biaya? Jelaskan jawaban
Anda lengkap dengan contoh bisnis konkrit yang ada di sekitar Anda.
Jawab :
02- kompetisi lingkungan bisnis kontemporer memiliki pengaruh manajemen biaya perusahaan agar
perusahaan dapat bertahan di tengah peningkatan kompetisi global. Perusahaan harus fokus untuk
memikirkan strategi jangka panjang untuk menghadapi persaingan, berbagai metode dilakukan untuk
dapat bertahan dalam menghadapi kompetensi, mulai dari pengembangan teknologi, perhitungan
biaya dalam berproduksi, analisis kebutuhan pelanggan, hal ini untuk pengembangan dan
implementasi dari posisi kompetisi yang berkesinambungan dimana dan menciptakan keunggulan
kompetitif perusahaan yang dapat menyebabkan kesuksesan yang berkelanjutan.
Contoh : banyaknya e-commerce yang ada saat ini akibat ketersediaan smartphone dan akses internet
memudahkan konsumen berbelanja dengan perangkat mobile, dengan ada nya e-commerce membuat
peningkatan pelaku UMKM yang bermunculan sehingga berpotensi untuk membentuk organisasi
manajemen yang baru.

Forum 1 – Pengauditan 2
Jelaskan mengapa sales and collection cycle merupakan salah satu siklus perusahaan yang penting dan
harus dilakukan audit oleh akuntan publik.
Jawab :
Karna Siklus penjualan dan penagihan merupakan kategori siklus pendapatan dalam perusahaan
dagang yang paling rentan dipengaruhi fraud, untuk itu penting bagi auditor untuk mempelajari bagan
arus klien untuk menyusun kuisioner pengendalian internal serta melakukan pengujian penelusuran
penjualan. Tingginya tingkat terjadinya fraud dalam siklus pendapatan, seperti earning manipulation,
terutama ketika laporan keuangan digunakan untuk memenuhi syarat kredit, pengendalian internal
merupakan penangkal utama untuk mengatasi fraud. Penting bagi auditor untuk memahami risiko
pengendalian (control risk) dalam siklus penjualan dan penagihan piutang.

Kuis
A. Test Control
Berdasarkan hasil jawaban dari ICQ, flow chart, dan penjelasan naratif, auditor dapat melakukan
evaluasi dan penarikan simpulan, apakah internal control (IC) perusahaan baik, sedang, atau lemah.
Jika hasil simpulan baik atau sedang, auditor bisa melakukan compliance test untuk membuktikan
apakah IC berjalan efektif atau tidak. Jika IC lemah, auditor tidak perlu melakukan compliance test,
tetapi langsung melakukan substantive test yang diperluas. Jika auditor menyimpulkan bahwa IC
berjalan efektif, maka luasnya pengujian kewajaran saldo piutang dan penjualan pada periode
berjalan bisa dipersempit. Jika IC dinilai berjalan efektif, maka kemungkinan terjadinya salah saji
atas saldo terkait adalah rendah. Dan jika terdapat kesalahan akan bisa segera ditemukan. Bila terjadi
persoalan defisiensi dalam pengendalian internalnya, auditor bisa menyiapkan prosedur-prosedur
audit plus atau melakukan pengunduran diri.
B. Substantive Test
Dalam melakukan uji substantif, auditor biasanya menggunakan prosedur audit yang sesuai dengan
kecukupan pengendalian dan hasil uji pengendalian, yang tentunya harus menjawab tujuan audit atas
siklus. Untuk melakukan pengujian substantif, yaitu memeriksa kewajaran saldo piutang dan
penjualan, beberapa hal yang perlu dilakukan oleh auditor adalah:
1. Menyiapkan top schedule dan supporting schedule penjualan dan piutang.
2. Melakukan analisis umur piutang usaha (aging schedule piutang) dan penagihan sesudah
tanggal neraca (subsequent collection).
3. Pemeriksaan mathematical accuracy dan check individual balances ke sub ledger lalu
totalnya ke general ledger.
4. Tes check umur piutang usaha dari beberapa customer ke sub ledger piutang usaha
dan sales invoice. 
5. Kirimkan konfirmasi piutang usaha.
6. Periksa subsequent collection
7. Periksa apakah ada pendiskontoan wesel tagih
8. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan kecukupannya, dalam artian tidak
terlalu besar atau kecil, jika allowance terlalu besar, maka laba akan menjadi understated dan
sebaliknya. Audior perlu mempelajari dasar penentuan allowance yang digunakan klien.
9. Test sales - cut off, untuk meyakinkan auditor bahwa penjualan sudah dicatat pada periode
terjadinya, untuk keperluan proper matching, cost againts revenue, dan tidak ada pergeseran
waktu pencatatan.
10. Memeriksa notulen rapat, suat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank,
dan correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijaminkan.
11. Periksa apakah pencatatan piutang sesuai dengan ketentuan standar akuntansi keuangan
Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).       

Forum 1 – Pengauditan 2 Tika


Jelaskan mengapa sales and collection cycle merupakan salah satu siklus perusahaan yang penting dan
harus dilakukan audit oleh akuntan publik.
Jawab :
Setiap perusahaan memiliki kegiatan operasi, dan dari beberapa kegiatan operasi tersebut siklus
penjualan dan penerimaan kas inilah yang paling rentan di pengaruhi fraud. Karent pendapatan yang
merupakan hasil dari siklus penjualan dan penerimaan kas merupakan tolok ukur volume aktifitas,
biasanya memiliki volume transaksi yang tinggi dimana total pendapatan sangat penting bagi laporan
keuangan. Sehingga pendapatan sering digunakan dalam menentukan tingkat materialitas atas
penugasan keseluruhan Tujuan keseluruhan dalam audit Siklus Penjualan adalah untuk mengevaluasi
apakah saldo akun yang dipengaruhi oleh siklus disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntan.
Dan

Kuis
Kuis
A. Test Control
Berdasarkan hasil jawaban dari ICQ, flow chart, dan penjelasan naratif, auditor dapat melakukan
evaluasi dan penarikan simpulan, apakah internal control (IC) perusahaan baik, sedang, atau lemah.
Jika hasil simpulan baik atau sedang, auditor bisa melakukan compliance test untuk membuktikan
apakah IC berjalan efektif atau tidak. Jika IC lemah, auditor tidak perlu melakukan compliance test,
tetapi langsung melakukan substantive test yang diperluas. Jika auditor menyimpulkan bahwa IC
berjalan efektif, maka luasnya pengujian kewajaran saldo piutang dan penjualan pada periode
berjalan bisa dipersempit. Jika IC dinilai berjalan efektif, maka kemungkinan terjadinya salah saji
atas saldo terkait adalah rendah. Dan jika terdapat kesalahan akan bisa segera ditemukan. Bila terjadi
persoalan defisiensi dalam pengendalian internalnya, auditor bisa menyiapkan prosedur-prosedur
audit plus atau melakukan pengunduran diri.

B. Substantive Test
Dalam melakukan uji substantif, auditor biasanya menggunakan prosedur audit yang sesuai dengan
kecukupan pengendalian dan hasil uji pengendalian, yang tentunya harus menjawab tujuan audit atas
siklus. Untuk melakukan pengujian substantif, yaitu memeriksa kewajaran saldo piutang dan
penjualan, beberapa hal yang perlu dilakukan oleh auditor adalah:
1. Menyiapkan top schedule dan supporting schedule penjualan dan piutang.
2. Melakukan analisis umur piutang usaha (aging schedule piutang) dan penagihan sesudah
tanggal neraca (subsequent collection).
3. Pemeriksaan mathematical accuracy dan check individual balances ke sub ledger lalu
totalnya ke general ledger.
4. Tes check umur piutang usaha dari beberapa customer ke sub ledger piutang usaha
dan sales invoice. 
5. Kirimkan konfirmasi piutang usaha.
6. Periksa subsequent collection
7. Periksa apakah ada pendiskontoan wesel tagih
8. Periksa dasar penentuan allowance for bad debts dan kecukupannya, dalam artian tidak
terlalu besar atau kecil, jika allowance terlalu besar, maka laba akan menjadi understated dan
sebaliknya. Audior perlu mempelajari dasar penentuan allowance yang digunakan klien.
9. Test sales - cut off, untuk meyakinkan auditor bahwa penjualan sudah dicatat pada periode
terjadinya, untuk keperluan proper matching, cost againts revenue, dan tidak ada pergeseran
waktu pencatatan.
10. Memeriksa notulen rapat, suat-surat perjanjian, jawaban konfirmasi bank,
dan correspondence file untuk mengetahui apakah ada piutang yang dijaminkan.
11. Periksa apakah pencatatan piutang sesuai dengan ketentuan standar akuntansi keuangan
Indonesia (SAK/ETAP/IFRS).       

Forum 2 – Komunikasi Bisnis


Menurut Saudara apa itu teori X dan Y yang dikemukakan oleh Douglass McGregor! Jelaskan secara
singkat!
Jawab :
Teori X dan Y dari Douglas Mc Gregor menjelaskan tentang pandangan yang berbeda mengenai
manusia dalam organisasi. Teori X merupakan pandangan tradisional, dimana melihat perilaku
manusia dalam lingkungan pekerjaan yang telah membudaya. Pada dasarnya Teori X melihat manusia
dalam organisasi dari sisi negatif, merupakan pengandaian bahwa karyawan tidak menyukai
pekerjaan, lari dari tanggung jawab dan harus dipaksa agar menunjukkan prestasi, Sementara Teori Y
merupakan kebalikan dari teori X, merupakan cara pandang manusia yang lebih modern, melihat
manusia dari sisi positif.
Teori X menganggap atau memberikan pengandaian bahwa individu atau manusia dalam organisasi
tidak menyukai pekerjaan, mereka malas. Mereka bekerja dengan “terpaksa” karena adanya tuntutan
kebutuhan yang harus dipenuhi dan tidak bisa diabaikan. Mereka bekerja dalam budaya atau adat atau
kebiasaan yang sangat kaku, mengandalkan rutinitas semata. Agar tujuan organisasi tercapai sesuai
dengan harapan, mereka harus diiming-imingi, dipaksa bahkan diancam dengan hukuman. Perlu
adanya pengawasan agar pegawai bertanggung jawab atas pelaksanaan tugas. Sedangkan teori Y
memberikan pemahaman bahwa manusia sebagai bagian dari anggota organisasi bersedia
memberikan yang terbaik untuk organisasi, bersedia atau sanggup mengorbankan dirinya, waktunya,
tenaganya, keahlian dan keterampilannya demi tujuan organisasi.

Forum 2 MBS – Kevin


Analisis SWOT mempunyai hubungan erat dengan strategi perusahaan, jelaskan pendapat Anda.
Jawab :
01 - Analisa SWOT merupakan salah satu metode dalam melakukan penyusunan strategi perusahaan
dengan melihat kondisi lingkungan perusahaan baik itu lingkungan internal maupun eksternal.
Analisis SWOT membandingkan faktor internal, yaitu kekuatan (stregth), dan kelemahan (weakness)
dengan faktor eksternal yaitu peluang (opportunity), dan ancaman (threats). Analisis SWOT dapat
digunakan dalam melakukan analisis strategis perusahaan. Hal ini disebabkan karena analisa SWOT
menyediakan suatu informasi yang mendalam tentang kondisi internal perusahaan dan lingkungan
eksternal yang dihadapi perusahaan, sehingga perusahaan akan mempunyai gambaran tentang
keputusan strategis apa yang akan diambil.
Kuis
1. Sebut dan jelaskan 2 jenis strategi kompetitif
Jawab :
 Analisis SWOT
Analisa SWOT merupakan prosedur sistematis untuk mengidentifikasi faktor-faktor penentu
kesuksesan (critical success factors-CSF) yang dimiliki oleh perusahaan baik dari segi
kekuatan dan kelemahan internal maupun peluang dan ancaman eksternal.
 Analisis Rantai Nilai
Analisis rantai nilai atau value chain analysis adalah suatu alat untuk mencapai tingkat yang
terperinci dalam implementasi strategi untuk mencapai kesuksesan perusahaan. Dapat juga
disimpulkan bahwa analisis rantai nilai adalah alat analisis strategi yang digunakan untuk
lebih
memahami keunggulan kompetitif perusahaan.
2. Apakah maksud dan fungsi dari analisis SWOT?
Jawab :
Analisa SWOT merupakan salah satu metode dalam melakukan penyusunan strategi
perusahaan dengan melihat kondisi lingkungan perusahaan baik itu lingkungan internal
maupun eksternal. Analisis SWOT membandingkan faktor internal, yaitu kekuatan (stregth),
dan kelemahan (weakness) dengan faktor eksternal yaitu peluang (opportunity), dan ancaman
(threats). Analisis SWOT dapat digunakan dalam melakukan analisis strategis perusahaan.
Hal ini disebabkan karena analisa SWOT menyediakan suatu informasi yang mendalam
tentang kondisi internal perusahaan dan lingkungan eksternal yang dihadapi perusahaan,
sehingga perusahaan akan mempunyai gambaran tentang keputusan strategis apa yang akan
diambill.

3. Jelaskan bagaimana cara mengidentifikasi SWOT.


Jawab :
Identifikasi Kekuatan dan Kelemahan :
 Lini produk, apakah produk dan jasa perusahaan bersifat inovatif?, apakah produk dan jasa
yang ditawarkan terlalu umum atau terlalu khusus?, apakah ada kecanggihan dan kekhususan
teknologi yang penting?
Manajemen, Bagaimanakah tingkat pengalaman dan kompetensi manajemen?
 Penelitian dan pengembangan, apakah perusahaan berada di depan, atau di belakang
kompetitor?, bagaimana perkiraan masa depan produk dan jasa penting yang baru?
 Operasi, seberapa kompetitif, fleksibel, produktif, dan canggihkah proses produksi yang ada
saat ini?, apakah ada rencana untuk memperbaiki fasilitas dan proses?
 Pemasaran, seberapa efektifkah pendekatan pemasaran secara keseluruhan, yang meliputi
promosi, penjualan, dan periklanan.
 Strategi, seberapa efektifkah didefinisikan, dikomunikasikan, serta seberapa efektifkah
diimplementasikannya strategi perusahaan?

Identifikasi Peluang dan Ancaman :


 Hambatan untuk masuk, apakah faktor-faktor tertentu, seperti persyaratan modal, skala
ekonomi, diferensiasi, dan akses ke dalam saluran distribusi tertentu melindungi perusahaan
dari pendatang baru? Apakah faktor-faktor lain yang meliputi biaya kepindahan pembeli atau
peraturan pemerintah dan batasan lisensi membatasi kompetisi?
 Intensitas kompetisi di antara kompetitor, kompetisi yang ketat dapat disebabkan karena
tingginya hambatan untuk masuk, aset-aset yang terspesialisasi, inovasi produk yang cepat.
 Tekanan dari produk pengganti, akankah kehadiran produk pengganti meningkatkan tingkat
intensitas kompetisi perusahaan.
 Kekuatan posisi tawar pelanggan, makin besar posisi tawar (bargaining power) pelanggan,
makin besar pula tingkat kompetisi yang dihadapi oleh perusahaan. Posisi tawar pelanggan
akan cenderung menjadi lebih tinggi jika biaya untuk berpindah produk rendah dan jika
produk tidak terdiferensiasi.
 Kekuatan posisi tawar pemasok, makin besar posisi tawar pemasok, maka makin besar pula
tingkat kompetisi secara keseluruhan yang dihadapi oleh perusahaan.

Forum 2 MBS – Tika


Analisis SWOT mempunyai hubungan erat dengan strategi perusahaan, jelaskan pendapat Anda.
Jawab :
02 – Karna analisis SWOT mengarahkan analisis strategis dengan memfokuskan perhatian pada
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang sangat penting bagi kesuksesan perusahaan. Dengan
melakukan identifikasi CSF(critical success factors), secara cermat, eksekutif dan manajer dapat
menemukan perbedaan-perbedaan dalam sudut pandang mengenai kompetensi utama perusahaan
yang dapat digunakan sebagai dasar untuk membentuk strategi perusahaan secara keseluruhan.

Forum – Pengauditan 2 – Kevin


Jelaskan mengapa Akuntan Publik dalam mengumpulkan data pada saat melakukan audit harus
menggunakan tehnik sampling.
Jawab :
Karna jumlah data yang diperiksa oleh auditor itu besar, dan tidak mungkin di periksa satu per satu
maka auditor perlu mengambil sample yang sifatnya representative. Namun dalam pengambilan
sampel yang representative auditor dihadapkan dengan risiko sampeling, untuk mengendalikan risiko
tersebut, auditor dapat menggunakan 2 cara yaitu ;

 Menyesuaikan ukuran sample, atau


 Menggunakan metode yang tepat dalam pemilihan pos sample dari populasi.
Metode pengambilan sample statistk yang paling banyak digunakan dalam pengujian pengendalian
dan pengujian substantig transaksi adalah attributes sampling. Pada metodie ini Auditor mendasari
kesimpulan statistiknya pada distribusi sample. Suatu distribusi sample merupakan distribusi
frekuensi hasil yang mungkin dari semua sampel dengan ukuran tertentu yang didapatkan dari suatu
populasi yang meiliki karakteristik khusus. Distribusi samplel memungkinkan auditor membuat
penrnyataan probabilitas mengenai kemungkinan sifat representative dari setiap sample yang
didistribusikan.

Forum – Pengauditan 2 – Tika


Dalam praktiknya auditor tidak akan dapat memeriksa keseluruhan transaksi klien, sehingga auditor
memerlukan sampel terdapat dalam populasi yang sedang di uji. Untuk itu auditor dapat
meningkatkan kemungkinan sampel yang representatif dengan berhati-hati dalam merancang proses
pengambilan sampel, sampel seleksi, dan evaluasi hasil sampel. Hasil sampel dapat menyebabkan
kesalahan kesimpulan karena kesalahan sampling atau kesalahan nonsampling. Risiko kedua jenis ini
kesalahan yang terjadi disebut risiko sampling dan risiko nonsampling. Untuk mengendalikan risiko
sampling dan memilih sampel yang representative, auditor dapat menggunakan teknik simple random
sample dimana setiap kombinasi yang mungkin dari populasi memiliki kesempatan yang sama untuk
dimasukkan dalam sampel, dan atau menggunakan teknik attribute sampling dan sampling
distribution untuk melakukan pengujian substantive dan pengujian pengendalian. Dimana dalam
metode ini Auditor mendasari kesimpulan statistiknya pda distribusi sample. Suatu distribusi sample
merupakan distribusi frekuensi hasil yang mungkin dari semua sampel dengan ukuran tertentu yang
didapatkan dari suatu populasi yang meiliki karakteristik khusus. Distribusi samplel memungkinkan
auditor membuat penrnyataan probabilitas mengenai kemungkinan sifat representative dari setiap
sample yang didistribusikan. Pengambilan sampel atribut berdasarkan pad distribusi binomial.

Kuis
Jelaskan apa yang dimaksud dengan representative sampling.
Jawab :
Representative sampling atau sampel yang representative adalah sample dimana karakteristiarik
sample tersebut mendekati karakterisitik populasinya. Hal ini berarti bahwa pos-pos yang dipilih
sebagai sample tersebut harus mirip dengan pos yang tidak dipilih.
dalam memilih sampel yang reprensentative auditor dihadapkan dengan 2 risiko sampeling, Risiko
kedua jenis ini kesalahan yang terjadi disebut risiko sampling dan risiko nonsampling.
Non sampling risk adalah resiko dimana pengujian audit tidak mampu mengungkap pengecualian-
pengecualian yang ada dalam suatu sample.Dua penyebab resiko non sampel adalah kegagalan auditor
dalam mengenali pengecualian dan prosedur audit yang tidak tepat atau tidak memadai.
Sampling risk adalah resiko dimana seorang auditor mencapai sebuah kesimpulan yang tiak benar
karena samplenya tidak representative terhadap populasi. Sampling risk merupakan bagian melekat
pada pemilihan sample dari pengujian yang kurang terhadap keseluruhan populasi.
Auditor dapat melakukan dua acara berikut untuk mengendalikan resiko sample:

 Menyesuaikan ukuran sample’


 Menggunakan metode yang tepat dalam pemilihan pos sample dari populasi.

Forum 3 – Komunikasi Bisnis


Apa yang dimaksud Komunikasi Diagonal, jelaskan dan berikan contoh!
Jawab :
Komunikasi diagonal adalah komunikasi yang melibatkan komunikasi antara dua tingkat organisasi
yang berbeda. Contoh dari komunikasi diagonal adalah komunikasi yang berjalan antara pimpinan
divisi dengan karyawan divisi lainnya. Komunikasi diagonal merupakan komunikasi yang dilakukan
melalui lintas saluran, komunikasi ini antara pimpinan departemen dengan karyawan departemen lain
yang berbeda lintasan, seperti pimpinan departemen marketing melakukan komunikasi dengan
karyawan dari departemen produksi.

Forum 3 MBS – Kevin


Balanced Scorecard memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, jelaskan pendapat Anda.
Jawab :
Balanced Scorecard adalah satu set ukuran yang memungkinkan manajemen perusahaan untuk
mendapatkan pandangan bisnis yang cepat tetapi menyeluruh termasuk ukuran keuangan yang
memuat hasil program yang telah dilaksanakan untuk melengkapi ukuran keuangan dan ukuran
operasional tentang kepuasan pelanggan, proses internal dan inovasi dan ukuran operasi dari aktivitas
perbaikan organisasi yang merupakan pemacu kinerja keuangan dimasa depan.
Balanced Scorecard memberikan lima keuntungan potensial, yaitu :

 Sarana untuk menelusuri kemajuan terhadap pencapaian tujuan strategis.


 Sarana untuk mengimplementasikan strategi dengan mengalihkan perhatian manajer pada
faktor-faktor penentu kesuksesan yang secara strategis relevan, dan memberikan mereka
penghargaan atas pencapaian faktor-faktor ini.
 Kerangka kerja yang dapat digunakan perusahaan untuk mencapai perubahan organisasi yang
diharapkan dalam hal strategi, dengan memberikan perhatian dan penghargaan atas
pencapaian faktor-faktor yang merupakan bagian dari strategi baru.
 Alasan yang adil dan obyektif bagi perusahaan dalam menentukan kompensasi dan promosi
dari setiap manajer.
 Kerangka kerja yang mengoordinasikan seluruh upaya perusahaan untuk mencapai faktor-
faktor penentu kesuksesan.
Kuis
1. Sebut dan jelaskan 4 perspektif yang membentuk Balanced Scorecard!.
Jawab :
Balanced Scorecard yang umum memiliki 4 perspektif yaitu :

 Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dapat memasukkan ukuran-ukuran dari keahlian


dan pendidikan karyawan, ukuran kepuasan kerja karyawan, ukuran kecukupan dari sistem
informasi dan ukuran sampai sejauh mana imbalan karyawan telah selaras dengan tujuan
organisasi.
 Perspektif proses bisnis internal, melaporkan pekerjaan yang paling penting dari organisasi
tersebut, pekerjaan yang harus menjadi keunggulan organisasi itu agar dapat berhasil.
 Perspektif pelanggan, mencakup ukuran-ukuran dari akusisi pelanggan, kepuasan pelanggan
dan retensi pelanggan. Contoh : jumlah pelanggan baru, keluhan pelanggan, tanggapan atas
survey pelanggan.
 Perspektif finansial, mencakup ukuran-ukuran atas hasil akhir yang biasanya merupakan hal
terpenting bagi para pemilik organisasi. Contoh : nilai dan tingkat pertumbuhan laba bersih,
tingkat pengembalian atas investasi, margin kotor sebagai persentase dari penjualan, laba
sebagai persentase dari penjualan.
2. Sebut dan jelaskan manfaat Balanced Scorecard bagi perusahaan!
Jawab :
Balanced Scorecard adalah satu set ukuran yang memungkinkan manajemen perusahaan untuk
mendapatkan pandangan bisnis yang cepat tetapi menyeluruh termasuk ukuran keuangan yang
memuat hasil program yang telah dilaksanakan untuk melengkapi ukuran keuangan dan ukuran
operasional tentang kepuasan pelanggan, proses internal dan inovasi dan ukuran operasi dari aktivitas
perbaikan organisasi yang merupakan pemacu kinerja keuangan dimasa depan.
Balanced Scorecard memberikan lima keuntungan potensial, yaitu :
• Sarana untuk menelusuri kemajuan terhadap pencapaian tujuan strategis.
• Sarana untuk mengimplementasikan strategi dengan mengalihkan perhatian manajer pada
faktor-faktor penentu kesuksesan yang secara strategis relevan, dan memberikan mereka
penghargaan atas pencapaian faktor-faktor ini.
• Kerangka kerja yang dapat digunakan perusahaan untuk mencapai perubahan organisasi
yang diharapkan dalam hal strategi, dengan memberikan perhatian dan penghargaan atas
pencapaian faktor-faktor yang merupakan bagian dari strategi baru.
• Alasan yang adil dan obyektif bagi perusahaan dalam menentukan kompensasi dan
promosi dari setiap manajer.
• Kerangka kerja yang mengoordinasikan seluruh upaya perusahaan untuk mencapai
faktor-faktor penentu kesuksesan.
Forum 3 MBS – Tika
Balanced Scorecard memberikan banyak manfaat bagi perusahaan, jelaskan pendapat Anda.
Jawab :
02 - Balanced Scorecard dapat digunakan sebagai alternatif pengukuran kinerja perusahaan yang lebih
komprehensif dan tidak hanya bertumpu pada pengukuran atas dasar perspektif keuangan saja, namun
ada perspektif non keuangan juga yang dilakukan pengukuran, yaitu perspektif pelanggan, perspektif
proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan bertumbuh. Balanced scorecard melalui
ukuran-ukuran dalam keempat perspektif yang ditetapkan akan membentuk perusahaan ke arah
kondisi yang diharapkan yaitu tetap dapat bersaing di pasar globalisasi dimana persaingan semakin
ketat.

Kuis
1. Sebut dan jelaskan 4 perspektif yang membentuk Balanced Scorecard!.
Jawab :
Balanced Scorecard yang umum memiliki 4 perspektif yaitu :

 Perspektif pertumbuhan dan pembelajaran, dapat memasukkan ukuran-ukuran dari keahlian


dan pendidikan karyawan, ukuran kepuasan kerja karyawan, ukuran kecukupan dari sistem
informasi dan ukuran sampai sejauh mana imbalan karyawan telah selaras dengan tujuan
organisasi.
 Perspektif proses bisnis internal, melaporkan pekerjaan yang paling penting dari organisasi
tersebut, pekerjaan yang harus menjadi keunggulan organisasi itu agar dapat berhasil.
 Perspektif pelanggan, mencakup ukuran-ukuran dari akusisi pelanggan, kepuasan pelanggan
dan retensi pelanggan. Contoh : jumlah pelanggan baru, keluhan pelanggan, tanggapan atas
survey pelanggan.
 Perspektif finansial, mencakup ukuran-ukuran atas hasil akhir yang biasanya merupakan hal
terpenting bagi para pemilik organisasi. Contoh : nilai dan tingkat pertumbuhan laba bersih,
tingkat pengembalian atas investasi, margin kotor sebagai persentase dari penjualan, laba
sebagai persentase dari penjualan.
2. Sebut dan jelaskan manfaat Balanced Scorecard bagi perusahaan!
Jawab :
Balanced Scorecard dapat digunakan sebagai alternatif pengukuran kinerja perusahaan yang lebih
komprehensif dan tidak hanya bertumpu pada pengukuran atas dasar perspektif keuangan saja, namun
ada perspektif non keuangan juga yang dilakukan pengukuran, yaitu perspektif pelanggan, perspektif
proses bisnis internal dan perspektif pembelajaran dan bertumbuh. Balanced scorecard melalui
ukuran-ukuran dalam keempat perspektif yang ditetapkan akan membentuk perusahaan ke arah
kondisi yang diharapkan yaitu tetap dapat bersaing di pasar globalisasi dimana persaingan semakin
ketat.

Forum Pengauditan 3 – Kevin


Jelaskan arti penting melakukan audit untuk pos Account Receivable dan Allowance For Doubtful
Account.
Jawab :
Alasan penting dilakukan audit untuk pos piutang dagang adalah karna :

 Piutang dagang rawan dimanupulasikan dalam rangka upaya perusahaan menampilkan aset
atau net income yang besar dimata investor/kreditor.
 Untuk mengetahui nilai piutang usaha yang disajikan dalam neraca adalah sebesar netto, yaitu
piutang usaha dikurangi penyisihan kerugian piutang.
 Untuk mengklasifikasikan transaksi piutang berdasarkan jenis kontraknya, Piutang yang
bersaldo kredit disajikan sebagai kewajiban lancar dalam akun uang muka penjualan.
 Untuk membandingkan nilai piutang dagang dengan saldo tahun lalu dan perputaran nilai
piutang.
Sementara alasan untuk dilakukan audit pada cadangan piutang tidak tertagih adalah;

 Untuk mengetahui bahwa dalam metode penyisihan cadangan piutang dibentuk secukupnya
dengan pertimbangan yang wajar dan sesuai dengan peraturan otoritas berlaku.
 Untuk membandingkan penghapusan piutang tak tertagih sebagai persentase dari total piutang
dengan tahun-tahun sebelumnya.

Forum Pengauditan 3 – Tika


Jelaskan arti penting melakukan audit untuk pos Account Receivable dan Allowance For Doubtful
Account.
Jawab :
Alasan penting dilakukan audit untuk pos piutang dagang adalah karna :

 Piutang dagang adalah merupakan transaksi utama/ terbesar dari suatu perusahaan.
 Piutang dagang rawan dimanupulasikan dalam rangka upaya perusahaan menampilkan aset
atau net income yang besar dimata investor/kreditor.
 Untuk mengetahui apakah saldo piutang dagang sesuai dengan buku besar dan sesuai dengan
master file piutang dagang
 Untuk mengetahui apakah piutang dagang yang dibukukan benar-benar merupakan hak milik
perusahaan
 Untuk mengetahui umur piutang yang dimiliki perusahaan sebagai persentase saldo piutang
tahun sebelumnya.
Sementara alasan untuk dilakukan audit pada cadangan piutang tidak tertagih adalah ;

 Untuk membandingkan beban cadangan piutang tak tertagih sebagai persentase dari penjualan
kotor dengan tahun-tahun sebelumnya.
 Untuk mengetahui bahwa dalam metode cadangan piutang tidak tertagih dibentuk secukupnya
 Untuk membandingkan saldo penyisihan piutang tak tertagih sebagai persentase dari piutang
dengan tahun-tahun sebelumnya.
Kuis
Auditor melakukan prosedur analitis pada tabel 16-1 dikarenakan adanya hubungan yang erat antara
laporan laba rugi dan akun akun pada neraca. Jika auditor mengidentifikasi kemungkinan salah saji
dalam penjualan atau retur dan cadangan piutang menggunakan prosedur analitis, kemungkinan akan
terjadi salah saji yang saling hapus pada pos piutang usaha.
Tabel 16-1 menyajikan contoh rasio dan perbandingan untuk siklus penjualan dan penagihan serta
potensi salah saji yang mungkin terungkap oleh prosedur analitis pada pos piutang dagang. Meskipun
Tabel 16-1 menggunakan perbandingan hasil tahun berjalan dengan tahun-tahun sebelumnya, auditor
juga mempertimbangkan hasil tahun berjalan dibandingkan dengan anggaran dan tren industri. Kata
“kemungkinan salah saji” dalam tabel 16-1 menunjukkan bagaimana akun neraca dan laporan laba
rugi terpengaruh. ketika auditor melakukan prosedur analitis untuk penjualan, bukti diperoleh tentang
penjualan dan piutang usaha.
Contoh : pada tabel data analisis prosedur auditor didapatkan informasi akun Penyisihan sebagai
persentase piutang telah menurun dari 6,4% menjadi 6,1%. Jumlah umur piutang yang beredar dan
kondisi ekonomi tidak membenarkan penurunan ini. Maka terdapat potensi salah saji Untuk
mengidentifikasi ini, auditor harus meninjau daftar akun (neraca saldo usia) pada tanggal neraca untuk
menentukan akun mana yang harus diselidiki lebih lanjut

Forum Prakerin 3 – Kevin


Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas memiliki beberapa point aturan
yang berkaitan erat dengan implementasi Keuangan Berkelanjutan di Indonesia. Beberapa point
aturan tersebut terdiri atas pasal-pasal berikut ini, seperti pada bab IV, Rancana Kerja, Laporan
Tahunan dan Penggunaan Laba Bagian Kedua Terkait Laporan Tahunan Pasal 66, Berikan pendapat
menurut pemahaman saudara terkait masalah ini juga dihubungkan dengan Laporan Keuangan.?
Jawab :
Berdasarkan Bag.2 UU PT No.40 Tahun 2007 Pasal 66, bahwa direksi atau manajemen wajib
menyampaikan laporan keuangan tahunan yang sudah diperiksa oleh komisaris paling lambat 6 bulan
setelah akhir tahun kepada pemegang saham. Laporan keuangan yang dimaksud sekurang-kurangnya ;

 Laporan Neraca;
 Laporan Laba/Rugi;
 Laporan Perubahan Modal, dan;
 Catatan Atas Laporan Keuangan.
Laporan keuangan yang dimaksud harus disajikan dan disusun berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan yang ada di Indonesia. Selain menyampaikan laporan keuangan tahunan kepada pemegang
saham, direksi juga harus menyampaikan ;

 Laporan Kegiatan Perseroan


 Laporan Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
 Laporan Tugas Pengawasan Manajemen.

Forum Prakerin 3 – Tika


Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas memiliki beberapa point aturan
yang berkaitan erat dengan implementasi Keuangan Berkelanjutan di Indonesia. Beberapa point
aturan tersebut terdiri atas pasal-pasal berikut ini, seperti pada bab IV, Rancana Kerja, Laporan
Tahunan dan Penggunaan Laba Bagian Kedua Terkait Laporan Tahunan Pasal 66, Berikan pendapat
menurut pemahaman saudara terkait masalah ini juga dihubungkan dengan Laporan Keuangan.?
Jawab :
Berdasarkan Bagian 2 UU PT No.40 Tahun 2007 Pasal 66, dijelaskan bahwa direksi wajib
menyampaikan laporan keuangan tahunan yang sudah diperiksa oleh komisaris paling lambat 6 bulan
setelah akhir tahun, selain laporan keuangan, Direksi wajib menyampaikan laporan kegiatan dan
pengawasan perseroran kepada pemegang saham yang sekurang-kurangnya meliput ;

 Laporan Neraca;
 Laporan Laba/Rugi;
 Laporan Perubahan Modal, dan;
 Catatan Atas Laporan Keuangan.
 Laporan Kegiatan Perseroan
 Laporan Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan
 Laporan Tugas Pengawasan Manajemen.
Laporan keuangan yang dimaksud harus disajikan dan disusun berdasarkan Standar Akuntansi
Keuangan yang ada di Indonesia.

Forum 4 – Komunikasi Bisnis


Menurut saudara seberapa penting komunikasi Bisnis lintas budaya?
Jawab :
Komunikasi antar budaya mempunyai peranan penting dalam dunia bisnis untuk menyatukan
perbedaan di setiap perusahaan. Diperlukan suatu pemahaman bersama antara dua orang atau lebih
dalam melakukan komunikasi lintas budaya, baik melalui tulisan maupun lisan. Semakin banyaknya
pola kerja sama maupun kesepakatan ekonomi di berbagai kawasan dunia akan menjadikan
komunikasi bisnis lintas budaya semakin penting.

Kuis
Bagaimana cara mengatasi masalah yang timbul dalam komunikasi lintas budaya ?
Jawab :
Berikut adalah cara untuk mengatasi masalah yang timbul dalam komunikasi lintas budaya

 Pahami Komunikasi.
 Memelihara iklim komunikasi agar senantiasa terbuka
 Saling menghormati, menghargai dan adil pada satu sama lainya.
 Pahami dan Rangkul Perbedaan.
 Aktif Mendengarkan.
 Perbaiki Cara Bicara.
 Hindari Konfrontasi.
 Tenang Menghadapi Konflik.
Budaya memiliki 3 tingkatan, jelaskan dari masing masing tingkatan tersebut!
Jawab :
Menurut Murphy dan Hildebrandt, dalam dunia praktis ada 3 tingkatan budaya.
1. Formal
Budaya pada tingkatan formal merupakan sebuah tradisi atau kebiasaan yang dilakukan oleh suatu
masyarakat yang turun menurun dari suatu generasi ke generasiberikutnya dan hal itu bersifat
formal/resmi.
2. Informal
Pada tingkatan ini budaya lebih banyak diteruskan oleh suatu masyarakat darigenerasi ke generasi
berikutnya melalui apa yang di dengar, dilihat, dipakai, dandilakukan tanpa diketahui alasannya
mengapa hal itu harus dilakukan.
3. Teknis
Pada tingkatan ini, buku-buku dan aturan-aturan merupakan hal yang terpenting.Terdapat suatu
penjelasan yang logis mengapa sesuatu harus dilakukan dan yang laintidak boleh dilakukan.

Forum 4 MBS – Tika


Menurut Anda, apakah ada hubungan antara Cost dan Cost Driver? Jelaskan pendapat Anda.
Jawab :
02 - Menurut saya ada hubungan antara Biaya (Cost) dan Penggerak Biaya (Cost Driver), Cost Driver
merupakan factor yang memberi implikasi pada perubahan tingkat total biaya. Cost driver dapat
digunakan untuk menetapkan pembebanan biaya maupun peran perilaku biaya pada waktu yang
bersamaan. Terdapat tiga jenis cost driver, yaitu berdasarkan aktifitas, volume, struktur dan
pelaksanaan. Cost driver berdasarkan aktifitas dikembangkan pada tingkat operasional terinci dan
digabungkan dengan aktifitas produksi tertentu (atau aktifitas untuk menghasilkan jasa). Sebaliknya,
cost driver berdasarkan volume dikembangkan pada tingkat agregat, seperti tingkat output untuk
jumlah unit yang diproduksi.

Forum 4 MBS – Kevin


01 - Menurut saya ada hubungan antara Cost driver dan Cost, definisi Cost Driver sendiri adalah
faktor penyebab yang mengukur output berdasarkan suatu aktivitas yang menimbulkan terjadinya
perubahan pada biaya. Cost Driver digunakan untuk membebankan biaya berdasarkan aktivitas,
volume, struktur dan pelaksanaan dengan menentukan dan mengelola pemicu biaya berdasarkan
perilakunya, hubungan tersebut dapat dilihat dari hubungan antara total biaya dengan faktor pemicu
biaya (cost driver), biaya secara mendasar dapat dikelompokkan sebagai biaya tetap (fixed cost) dan
biaya variabel (variable cost). Fixed cost menunjukkan karakteristik berupa total biaya yang tetap
dalam rentang yang relevan sementara cost perunitnya akan berubah secara proporsional terhadap cost
driver-nya, sementara biaya variabel (variable cost) merupakan perubahan pada total biaya yang
dikaitkan dengan setiap perubahan pada jumlah cost driver

Kuis
Apakah yang dimaksud Cost Driver? Berikan contoh konkrit yang berkaitan dengan perusahaan
dimana Anda bekerja atau bisa juga perusahaan yang ada disekitar Anda.
Jawab :
Penggerak Biaya (Cost Driver), merupakan factor yang memberi implikasi pada perubahan tingkat
total biaya. Untuk perusahaan yang berkompetisi berdasarkan kepemimpinan biaya, manajemen
penggerak biaya utama merupakan hal yang paling penting.
Contoh dalam Perusahaan Saya adalah, perusahaan menetapkan biaya yang langsung berhubungan
dan menambah biaya-biaya tidak langsung yang seharunya dibebankan ke produk. Pengidentifikasian
dan pengelompokan biaya berdasarkan perilakunya menjadi aktivitas analisis cost driver. Serta
penerapan metode Activity Based Cosing menghasilkan perhitungan yang lebih akurat, karena biaya
yang dihasilkan dialokasikan berdasarkan konsumsi aktivitas.
Forum Prakerin 4 – Kevin
Berdasarkan KDPPLK Syariah, transaksi syariah berasaskan pada prinsip:

 Persaudaraan (ukhuwah);
Esensinya merupakan nilai universal yang menata interaksi sosial dan harmonisasi kepentingan
para pihak untuk kemanfaatan secara umum dengan semangat saling tolong menolong.
 Keadilan (‘adalah);
Esensinya menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya dan memberikan sesuatu hanya pada
yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai posisinya.
 Kemaslahatan (maslahah);
Esensinya merupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat yang berdimensi duniawi dan
ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan kolektif.
 Keseimbangan (tawazun);
Esensinya meliputi keseimbangan aspek material dan spiritual, aspek privat dan publik, sektor
keuangan dan sektor riil, bisnis dan sosial, dan keseimbangan aspek pemanfaatan dan pelestarian.
 Unversalisme (syumuliyah);
Esensinya dapat dilakukan oleh, dengan, dan untuk semua pihak yang berkepentingan
(stakeholder) tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan, sesuai dengan semangat
kerahmatan semesta (rahmatan lil alamin)
Beberapa karakteristik transaksi syariah yang disebutkan dalam KDPPLK Syariah diantaranya:

 Tidak mengandung unsur riba;


 Tidak mengandung unsur kezaliman;
 Tidak mengandung unsur maysir;
 Tidak mengandung unsur gharar;
 Tidak mengandung unsur haram

Forum Prakerin 4 – Tika


Transaksi syariah berasaskan pada prinsip:

 Persaudaraan (ukhuwah);
Prinsip Persaudaraan (ukhwah) esensinya merupakan nilai universal yang menata interaksi sosial
dan harmonisasi kepentingan para pihak untuk kemanfaatan secara umum dengan semangat
saling tolong menolong.
 Keadilan (‘adalah);
Prinsip Keadian (‘adalah) esensinya menempatkan sesuatu hanya pada tempatnya dan
memberikan sesuatu hanya pada yang berhak serta memperlakukan sesuatu sesuai posisinya.
 Kemaslahatan (maslahah);
Prinsip Kemashlatan (maslahah) esensinya merupakan segala bentuk kebaikan dan manfaat yang
berdimensi duniawi dan ukhrawi, material dan spiritual, serta individual dan kolektif.
 Keseimbangan (tawazun);
Prinsip Keseimbangan (tawazun) esensinya meliputi keseimbangan aspek material dan spiritual,
aspek privat dan publik, sektor keuangan dan sektor riil, bisnis dan sosial, dan keseimbangan
aspek pemanfaatan dan pelestarian.
 Unversalisme (syumuliyah);
Prinsip Universalisme (syumuliyah) esensinya dapat dilakukan oleh, dengan, dan untuk semua
pihak yang berkepentingan (stakeholder) tanpa membedakan suku, agama, ras dan golongan,
sesuai dengan semangat kerahmatan semesta (rahmatan lil alamin).
Karakteristik Transaksi Syariah :

 Transaksi hanya dilakukan berdasarkan prinsip saling paham dan saling ridho;
 Prinsip kebebasan bertransaksi diakui sepanjang objeknya halal dan baik (thayib);
 Uang hanya berfungsi sebagai alat tukar dan satuan perangkat nilai, bukan berfungsi sebagai
komoditas;
 Tidak mengandung unsur riba;
 Tidak mengandung unsur kezhaliman;
 Tidak mengandung unsur maysir;
 Tidak mengandung unsur gharar;
 Tidak mengandung unsur haram;
 Tidak menganut prinsip nilai waktu dari uang (time value of money) karena keuntungan yang
didapat dalam kegiatan usaha terkait dengan resiko yang melekat pada kegiatan usaha tersebut
sesuai dengan prinsip al-ghunmu bil-ghurmi (no gain without accompanying risk);
 Transaksi dilakukan berdasarkan suatu perjanjian yang jelas dan benar serta untuk keuntungan
semua pihak tanpa merugikan pihak lain sehingga tidak diperkenankan menggunakan standar
ganda harga untuk satu akad serta tidak menggunakan dua transaksi bersamaan yang berkaitan
(ta'alluq) dalam satu akad;
 Tidak ada distorsi harga melalui rekayasa permintaan (najasy), maupun melalui rakayasa
penawaran (ihtikar);
 Tidak mengandung unsur kolusi dengan suap menyuap (risywah

Forum Pengauditan 4 – Kevin


Dalam e book chap 18 hal 607 disebutkan bahwa focus utama dari audit of acquisition and payment
cycle adalah understated atau omitted liabilities. Jelaskan maksud dari kalimat tersebut.
Jawab :
Siklus akuisisi dan pembayaran tujuannya sama seperti halnya setiap siklus lainnya, terutama untuk
mengungkap salah saji dalam akun utang. Prosedur analitis untuk akun neraca dan laporan laba rugi
dalam siklus akuisisi dan pembayaran berguna untuk mengungkap daerah di mana penyelidikan
tambahan yang diinginkan.
Ada perbedaan penting dalam penekanan dalam audit kewajiban dan aset. Ketika auditor
memverifikasi aset, mereka menekankan penyajian berlebih melalui verifikasi dengan konfirmasi,
pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dokumen pendukung. Pendekatan sebaliknya diambil dalam
memverifikasi saldo kewajiban; yaitu, fokus utama adalah pada kewajiban yang kurang saji atau
dihilangkan.
Untuk menekankan kedua jenis salah saji tersebut. Auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan
bahwa aset terlalu rendah atau liabilitas terlalu tinggi dan harus merancang pengujian untuk
mendeteksi pernyataan yang terlalu rendah atas laba dan ekuitas pemilik, termasuk yang timbul dari
pernyataan utang usaha yang terlalu tinggi.

Forum Pengauditan 4 – Tika


Dalam e book chap 18 hal 607 disebutkan bahwa focus utama dari audit of acquisition and payment
cycle adalah understated atau omitted liabilities. Jelaskan maksud dari kalimat tersebut.
Jawab :
focus utama dari audit of acquisition and payment cycle adalah untuk mengevaluasi apakah akun
dipengaruhi oleh akuisisi barang dan jasa dan pengeluaran kas untuk akuisisi tersebut telah disajikan
dengan wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum.
Ketika auditor memverifikasi pos aset, mereka menekankan penyajian berlebih melalui verifikasi
dengan konfirmasi, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan dokumen pendukung. Pendekatan sebaliknya
diambil dalam memverifikasi saldo kewajiban yaitu, fokus utama adalah pada kewajiban yang kurang
saji atau kemungkinan dihilangkan.
Untuk menekankan kedua jenis salah saji tersebut. Auditor tidak boleh mengabaikan kemungkinan
bahwa aset terlalu rendah atau liabilitas terlalu tinggi dan harus merancang pengujian untuk
mendeteksi pernyataan yang terlalu rendah atas laba dan ekuitas pemilik, termasuk yang timbul dari
pernyataan utang usaha yang terlalu tinggi.

Kuis
Baca e book hal 593 tentang fraud yang terjadi pada Comptronix Corporation :

 Uraikan tentang fraud yang terjadi.


 Jelaskan transaction related audit objectives dan balance related audit objectives yang dapat
mengungkap masalah yang menyangkut fraud tersebut.
Jawab :
1). Inti dari penipuan adalah penggunaannya pembelian fiktif item peralatan besar untuk melebih-
lebihkan aset tetap dan menyembunyikan penjualan fiktif. Para eksekutif senior menghindari kontrol
internal Comptronix yang ada dengan melewati departemen pembelian dan penerimaan sehingga tidak
seorang pun di Comptronix dapat menemukan skema tersebut.
Pengendalian internal perusahaan atas transaksi akuisisi dan pengeluaran kas biasanya memerlukan
pesanan pembelian, laporan penerimaan, dan faktur vendor sebelum pembayaran dapat disahkan oleh
chief operating officer atau pengontrol/bendahara, yang keduanya merupakan peserta dalam penipuan.
Akibatnya, para eksekutif dapat melewati kontrol atas pengeluaran kas dan mengotorisasi pembayaran
untuk pembelian yang tidak ada tanpa membuat dokumen apa pun untuk transaksi fiktif.
Perusahaan juga menciptakan penjualan fiktif dan piutang terkait. Perusahaan mengeluarkan cek
untuk membayar transaksi pembelian palsu. Cek tersebut kemudian disetorkan kembali ke rekening
bank perusahaan dan dicatat sebagai tagihan atas piutang fiktif. Akibatnya, tampaknya penjualan fiktif
dikumpulkan dan pembayaran dilakukan untuk mendukung pembelian aset tetap palsu.
Skema penipuan ini melebih-lebihkan kinerja perusahaan dengan melaporkan keuntungan ketika
perusahaan benar-benar mengalami kerugian.
2). Akibat dari transaksi fraud ini, nilai aset tetap meningkat karna akuisisi fiktif, laba meningkat
karna adanya penjualan fiktif. audited object yang dapat mengungkap masalah ini adalah dokumen
akuisisi dan penjualan yang dibuat oleh karyawan Comptronix tanpa melewati kontrol para eksekutif.

Forum 5 – Komunikasi Bisnis


Bagaimana Anda mendefinisikan ide-ide melalui outline ?
Jawab :
A. Mulailah dengan ide pokok
Ide pokok (main idea) akan membantu menetapkan tujuan dan strategi umum dari suatu pesan. ide
pokok tersebut dapat dirangkum ke dalam dua hal yaitu, hal-hal apa yang diinginkan agar dilakukan
atau dipikirkan oleh kita dan alasan yang mendasar, mengapa mereka harus melakukan atau
memikirkannya. ide pokok merupakan titik awal untuk membuat outline.
B. Nyatakan poin-poin pendukung yang penting
Setelah menetapkan ide pokok pesan yang akan disampaikan, tahap kedua adalah menyusun poin-
poin penting lainnya, sebagai pendukung ide pokok.
C. Ilustrasi dengan bukti-bukti
Tahapan ketiga dalam menyusun outline adalah memberikan ilustrasi dengan mengemukakan bukti
yang berhasil dikumpulkan. Semakin banyak bukti yang dapat disajikan, semakin baik outline yang
dibuat.

Forum 5 MBS – Kevin


Menurut Anda, melakukan aktivitas bernilai tambah akan menguntungkan bagi perusahaan. Jelaskan
pendapat anda dengan contoh ilustrasi yang jelas.
Jawab :
01 – Menurut saya Ya, berdasarkan definisi dari Aktifitas bernilai tambah/value-added adalah aktifitas
yang bernilai dan menghasilkan produk atau output yang sempurna (sesuai target dan tanpa cacat).
added. Konsep value added merupakan proses nilai tambah yang dimulai dari saat pembelian bahan
baku sampai dengan produk jadi. Konsep value added menekankan pada penambahan nilai produk
selama proses didalam perusahaan dengan menghilangkan biaya yang non-value added yang berarti
non value added cost juga dapat dihilangkan dan berfokus pada hal hal yang mempunyai nilai pada
value added.
Contoh : industri furniture yang mengubah kayu menjadi furniture, membuat nilai kayu memiliki nilai
tambah yang membuat para customer bersedia membayar untuk mendapatkan nilai manfaat dari kayu
tersebut.

Forum 5 MBS – Tika


02 – Menurut saya ya, Berdasarkan definisi dari aktifitas bernilai tambah/value-added adalah aktifitas
yang bernilai dan menghasilkan produk atau output yang sempurna (sesuai target dan tanpa cacat).
Dalam nilai tambah (pertambahan nilai suatu akan terjadi karena mengalami proses pengolahan,
pengangkutan ataupun penyimpanan dalam suatu produksi, dalam proses pembuatan produk
diperlukan throughput time yang merupakan keseluruhan waktu yang diperlukan untuk mengolah
bahan baku menjadi produk jadi. Proses produksi yang ideal akan menghasilkan throughput time yang
sama dengan process time yang berarti menghilangkan inspection time, move time waiting time dan
storage time. Jika perusahaan dapat menghilangkan proses waste dalam produksi, maka akan
menguntungkan perusahaan karna dapat menurunkan dan menghilangkan cost yang timbul.
Contohnya adalah Komoditas Kopi Arabika di Bali yang menerapkan proses inovasi petik merah,
dapat meningkatkan harga kopi mencapai 30% dibanding kopi petik asalan. Pengolahan basah
memberikan nilai tambah Rp10.000/kg, dan pengolahan kopi bubuk dari kopi ose memberikan nilai
tambah Rp15.000/ kg.
Kuis
Apakah yang dimaksud aktivitas bernilai tambah dan aktivitas tidak bernilai tambah? Berikan contoh
konkrit yang berkaitan dengan perusahaan dimana Anda bekerja atau bisa juga perusahaan yang ada
disekitar Anda.
Jawab :
Aktifitas bernilai tambah/value-added adalah aktifitas yang bernilai dan menghasilkan produk atau
output yang sempurna (sesuai target dan tanpa cacat). sementara Aktifitas tanpa nilai tambah atau
dapat juga disebut waste, merupakan aktifitas yang tidak diperlukan dan tidak memberikan
keuntungan yang terjadi pada proses, baik proses produksi, proses pelayanan, dan sebagainya.

contoh aktivitas value added adalah industri furniture yang mengubah kayu menjadi furniture,
membuat nilai kayu memiliki nilai tambah yang membuat para customer bersedia membayar untuk
mendapatkan nilai manfaat dari kayu tersebut.
contoh aktivitas value added adalah membeli sebuah mesin untuk memproduksi 100 barang pesanan
perhari. Namun kenyataannya mesin tersebut tidak maksimal dan hanya mampu menghasilkan 50
barang karena dalam prosesnya mesin sering mengalami down.

Forum Pengauditan 5 – Kevin


Berikan pendapat anda tentang apa tujuan dilakukannya out - of - period liability test.
Jawab :
Selamat malam bu,
Tujuan dilakukannya audit out - of - period liability test, adalah untuk melihat apakah saldo utang
perusahaan sudah diakui dan dicatat pada laporan keuangan atau apakah ada kewajiban perusahaan
yang sengaja diakui setelah tanggal neraca atau ditangguhkan pengakuan kewajiban oleh perusahaan
untuk mengurangi nilai hutang perusahaan pada akhir periode. Indikasi seperti ini dapat diketahui
dengan test pada dokumen finansial mengenai tagihan dari supplier setelah akhir tahun dan
pembayarannya kepada supplier dan membandingkannya dengan data master penerimaan barang
perusahaan dari vendor beberapa minggu setelah akhir periode.

Forum Pengauditan 5 – Tika


Berikan pendapat anda tentang apa tujuan dilakukannya out - of - period liability test.
Jawab :
Selamat malam bu,
Tujuan dilakukannya out - of - period liability test adalah untuk mengetahui adanya kurang saji
dalam akun kewajiban. Umumnya prosedur audit yang dilakukan untuk mengetahui adanya kurang
saji ini adalah memeriksa dokumen-dokumen yang mendasari setiap pembayaran kas untuk periode
berikutnya dan memeriksa dokumen yang mendasari setiap tagihan yang belum dibayarkan beberapa
minggu setelah tahun berakhir.
Kuis

Transaksi yang
Salah Saji Pencegahan Audit Substantive Test
berhubungan dengan Audit
Akuisisi yang dicatat Mengharuskan agar pesanan Periksa dokumen yang
adalah untuk barang dan pembelian resmi dan/atau mendasari pembayaran
jasa yang diterima. persetujuan setiap faktur oleh untuk melihat
1 kepala departemen pemesanan transaksi pembayaran
diperlukan sebelum sesungguhnya.
pembayaran dilakukan untuk
barang yang diterima.
Transaksi pengeluaran kas Pencatatan akun ditinjau oleh Periksa faktur
yang dicatat sudah sesuai individu yang bertanggung pendukung untuk entri
jawab sebelum masuk ke ke dalam akun
dalam sistem. perbaikan dan akun
2
pemeliharaan untuk
memverifikasi
distribusi akun yang
tepat.
Pengeluaran kas yang Setelah cek ditandatangani Pemeriksaan
dicatat adalah untuk barang oleh bendahara, cek tersebut kekurangan persediaan
dan jasa yang benar-benar dikembalikan kepada fisik untuk kejadian
diterima (kejadian). seseorang yang tidak yang tidak biasa atau
bergantung pada pembelian tidak konsisten.
3 dan hutang dagang untuk Dengan
pengiriman. Semua dokumen membandingkan
pendukung dibatalkan untuk penerima pembayaran
mencegah penggunaan di cek dengan nama
kembali. perusahaan di faktur
vendor.
Ketepatan mencatat Cek disiapkan menggunakan Bandingkan jumlah
transaksi kas yang proses komputer, yang cek dengan entri
dikeluarkan menjamin persiapan cek dan dalam pengeluaran kas
4 jurnal secara simultan. jurnal. Uji rekonsiliasi
Rekonsiliasi rekening bank bank.
secara tepat waktu pada akhir
setiap bulan.
Transaksi pengeluaran kas Transaksi dicatat secara Menelusuri cek
dicatat pada tanggal otomatis menggunakan proses terakhir yang ditulis ke
(timing) yang benar. komputer dengan informasi jurnal pengeluaran
yang sama seperti persiapan kas.
cek. Periksa tanggal cek
5
yang dibatalkan di
bank untuk
menentukan apakah
cek dipegang oleh
klien.
6 Transaksi akuisisi dicatat Menerima laporan untuk Pada tanggal
pada tanggal yang benar dikirim ke bagian akuntansi di pengujian pisah batas
(waktu). akhir akan dilakukan,
hari dimana bahan baku auditor memperoleh
diterima. Departemen jumlah laporan
akuntansi mencatat urutan penerimaan terakhir
numerik dari laporan yang seharusnya
penerimaan setelah dicatat dan
mendapatkan nomor terakhir memperhitungkan
yang digunakan dari personel urutan numerik dari
penerima. semua laporan
penerimaan
sebelumnya yang
seharusnya dicatat.

Forum 6 – Komunikasi Bisnis


Apa yang dimaksud dengan Direct Request dalam Komunikasi Bisnis, dan berikan gambaran dalam
perusahaan Saudara atau dalam organisasi saat ini saudara bergabung...
Jawab :
Direct request dapat diartikan sebagai suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu
organisasi baik bisnis/non bisnis, untuk meminta berbagai informasi penting dengan segera dan
dengan menggunakan berbagai media komunikasi yang ada, termasuk media elektronik.
Contoh : pengiriman quotation (surat penawaran) dari vendor kepada perusahaan tempat saya bekerja
untuk mengetahui informasi mengenai suatu produk. Permintaan ini dikirimkan melalui media
elektronik yaitu email.

Kuis
Jelaskan keunggulan dan kelemahan dari pendekatan langsung dan berikan contohnya...
Jawab :
Berikut adalah keunggulan dan kelemahan dari pendekatan langsung.
Keunggulan:

 Meningkatkan pemahaman secara komprehensif (menyeluruh) ketika pertama kali membaca


suatu pesan.
 Menekankan pada hasil suatu analisis yang telah anda lakukan.
 Menghemat waktu bagi pembaca karena mereka dapat segera mengetahui apa maksud pesan
tersebut dan juga dapat memutuskan segera pada bagian mana yang perlu memperoleh
perhatian dan yang tidak perlu pehatian seksama.
Kelemahan:

 Orang cenderung menyampaikan suatu pesan berdasarkan cara berfikirnya


 Kesulitan untuk mengubah pola pikir yang cenderung “to the point”, hal ini terkait dengan
pola pendidikan sebelumnya yang telah diajarkan sebelumnaya.
Contoh Pendekatan langsung :
Permintaan pengembalian barang yang sudah dibeli dan meminta uang kembali seharga barang
tersebut (refund).
Forum Pengauditan 6 – Kevin
Selain memeriksa kewajaran dari penyajian account Property, plant Equipment dalam laporan
keuangan, focus penting apa yang yang harus diperhatikan oleh auditor pada waktu melakukan audit
terhadap account Property, plant and equipment. Jelaskan.
Jawab :
Dalam memeriksa akun aset tetap, fokus penting yang harus yang diperhatikan oleh auditor adalah;

 Akuisisi aset pada tahun berjalan, Kesalahan dalam mengapitalisasi asset atau mencatat
akuisisi dengan jumlah yang tidak benar akan berdampak pada neraca.
 Penghentian aset pada tahun berjalan, untuk menelaah apakah ada aset yang baru
menggantikan aset yang ada dan memastikan bahwa penggantian aset atau penghentian sudah
dicatat dalam jumlah yang benar
 Verifikasi saldo akun aset, untuk mencatat bahwa semua aset sudah dibukukan dalam neraca
 Verfikasi beban penyusutan, untuk memastikan keakuratan dari biaya penyusutan yang sudah
dicatat dengan pertimbangan umur ekonomis, metode depresiasi, dan estimasi nilai sisa
 Verifikasi saldo akhir aset dan akumulasi penyusutannya.

Forum Pengauditan 6 – Tika


Selain memeriksa kewajaran dari penyajian account Property, plant Equipment dalam laporan
keuangan, focus penting apa yang yang harus diperhatikan oleh auditor pada waktu melakukan audit
terhadap account Property, plant and equipment. Jelaskan.
Jawab :
Dalam kewajaran dari penyajian account Property, plant Equipment, hal yang harus yang diperhatikan
oleh auditor adalah;

 Pencatatan aset pada tahun berjalan, Kesalahan dalam mengapitalisasi asset pada saat
perolehan atau mencatat pengakuan dengan nilai perolehan yang tidak benar akan berdampak
pada neraca dan laba rugi.
 Penghentian pengakuan aset, tujuannya adalah untuk memastikan apakah ada aset yang baru
menggantikan aset yang lama dalam perusahaan dan memastikan bahwa penggantian atau
penghentian aset sudah dicatat dalam jumlah yang benar.
 Verifikasi saldo akhir aset, untuk memastikaan bahwa semua aset sudah dibukukan dalam
laporan keuangan
 Verfikasi beban penyusutan, untuk menguji kewajaran dan keakuratan dari biaya penyusutan
yang dengan pertimbangan umur ekonomis, metode depresiasi, dan estimasi nilai sisa
 Verifikasi saldo akhir aset dan akumulasi penyusutannya.
Kuis
Soal 1
Sebuah tim eksekutif senior yang terdiri dari chief financial officer perusahaan, manajer akuntansi dan
pelaporan, dan anggota manajemen lainnya termasuk Mortell, terlibat dalam sejumlah skema
manipulasi laporan keuangan.
Skema penipuan adalah entri fiktif untuk mengurangi beban penyusutan sehubungan dengan anak
perusahaan yang baru saja diakuisisi, berdasarkan kesimpulan bahwa entri depresiasi standar yang
digunakan oleh perusahaan yang diakuisisi terlalu dibesar-besarkan.
Manajemen juga mengkapitalisasi biaya bisnis umum yang terkait dengan akuisisi perusahaan yang
prospektif, meskipun standar akuntansi mengharuskan jenis biaya tersebut dibebankan, dan mereka
salah mencatat biaya operasional yang terkait dengan sistem komputer PCN sebagai penambahan aset
tetap.
Untuk menyesatkan auditor, manajemen memberikan dokumen palsu kepada auditor dan menunda
memberikan informasi material kepada mereka. Mereka juga mengarahkan bawahan untuk
memalsukan jadwal penambahan dan penghapusan aset tetap, termasuk jadwal faktur palsu untuk
mendukung penambahan.

Soal 2

Question Misstatement Substantive test


Idle equipment or Compare gross manufacturing cost
Computer equipment that is abandoned or
equipment that was divided by some
traded for replacement equipment is
disposed of but not measure of production with previous
not removed from the accounting records.
written off. years.
Misstatement in
Depreciation expense for manufacturing depreciation Compare depreciation expense divided
operations is charged to administrative expense and by gross equipment cost with previous
expenses. accumulated years.
depreciation
Misstatement in
depreciation Compare depreciation expense divided
The asset lives used to depreciate equipment are
expense and by gross
less than reasonable, expected useful lives.
accumulated equipment cost with previous years.
depreciation

Compare monthly or annual repairs and


Capitalizable assets are routinely expensed as Expensing amounts
maintenance, supplies expense, small
repairs and maintenance, perishable that should be
tools expense, and similar
tools, or supplies expense. capitalized.
accounts with previous years.

Misstatement in
depreciation Current year acquisitions as listed are
Acquisitions of property are recorded at
expense and accurate (accuracy). Examine vendors’
incorrect amounts.
accumulated invoices.
depreciation
A loan against existing equipment is not
recorded in the accounting records. The Misstatement in
cash receipts from the loan never reached the depreciation Examine vendors’ invoices and
company because they were used for expense and receiving reports. Physically examine
the down payment on a piece of equipment now accumulated assets.
being used as an operating asset. The depreciation
equipment is also not recorded in the records.
Idle equipment or Compare gross manufacturing cost
Tools necessary for the maintenance of
equipment that was divided by some
equipment are stolen by company employees
disposed of but not measure of production with previous
for their personal use.
written off. years.

Forum 6 MBS – Kevin


Estimasi biaya mempunyai peran penting bagi perusahaan, bagaimana menurut Anda?
Jawab :
01 - Estimasi biaya memiliki peran penting dalam perusahaan karna membantu perusahaan dengan
manajemen strategi biaya dengan dua cara. Pertama, estimasi biaya membantu memprediksi biaya di
masa yang akan datang dengan menggunakan penggerak biaya berdasarkan aktivitas, volume,
struktur, atau pelaksanaan yang di identifikasi sebelumnya, kedua, estimasi biaya membantu
mengidentifikasi penggerak biaya utama untuk suatu objek biaya dan penggerak biaya tersebut yang
paling berguna dalam memproduksi biaya.

Kuis
Sebutkan dan jelaskan enam tahapan penting dalam estimasi biaya.
Jawab :

 Mendefinisikan objek biaya yang akan diestimasi


Meskipun tampaknya merupakan hal yang mendasar, mendefinisikan biaya tertentu yang akan
diestimasikan seharusnya dilakukan secara hati-hati.

 Menentukan penggerak biaya


Penggerak biaya merupakan faktor penyebab yang digunakan dalam estimasi biaya.

 Mengumpulkan data yang konsistensi


Data harus konsisten dan akurat. Konsisten berarti setiap periode data yang dikalkulasikan
menggunakan dasar akuntansi yang sama dan seluruh transaksi dicatat dengan tepat berdasarkan
periode terjadinya.

 Membuat Grafik Data


Tujuan pembuatan grafik data adalah untuk mengidentifikasi pola yang tidak umum adanya
pergeseran atau tidak linieran data harus diberikan perhatian khusus dalam mengembangkan estimasi.

 Memilih dan menggunakan metode estimasi


Dua metode estimasi yang disajikan pada bagian berikutnya berbeda kemampuannya dalam
memberikan estimasi biaya yang paling akurat jika dibandingkan dengan biaya keahlian dan sumber
daya yang digunakan.

 Menilai keakuratan estimasi biaya


Tahap terakhir yang penting dalam estimasi biaya adalah mempertimbangkan potensi kesalahan
estimasi yang dibuat. Ini meliputi mempertimbangkan kelengkapan dan ketepatan penggerak biaya
yang dipilih pada tahap 2, konsisten dan keakuratan data yang dipilih pada tahap 3, kajian grafik pada
tahap 4, serta ketepatan metode yang dipilih pada tahap 5. Pendekatan umum untuk menilai
keakuratan metode estimasi adalah membandingkan estimasi dengan hasil aktual di sepanjang waktu
tertentu.

Forum 6 Prakerind – Kevin


Peran utama yang dilakukan oleh para akuntan profesional di bidang akuntansi keuangan adalah
berkaitan dengan penyusunan dan penganalisaan informasi keuangan dalam pelaporan ke pihak
eksternal. Saat ini, praktik yang berlaku umum terkait dengan pelaporan keuangan adalah dengan
mendasarkan pada standar akuntansi keuangan atau biasa disebut sebagai Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK). perubahan perkerjaan yang sifatnya repetisi, mekanistik, mudah
diprediksi, dan tidak kompleks telah dan akan tergantikan oleh peran mesin, komputer, dan robot.
Sebagian perkerjaan akuntan yang lekat dengan karakteriktik tersebut telah tergantikan oleh mesin
dan komputer. Namun, dengan perkembangan standar akuntansi berbasis-prinsip membuka ruang
judgement manusia, kondisi tersebut menggeser pekerjaan akuntan ke hal-hal yang lekat dengan
judgement dan discretionary sehingga akuntan perlu meningkatkan keahliannya.

Forum 6 Prakerind – Tika


Peran akuntan telah berubah, dari sekadar pencatatan atau book-keeping menjadi peran keunggulan
bersaing, kondisi tersebut membuat akuntan perlu meningkatkan keahliannya dan kualitasnya.
perkembangan standar akuntansi berbasis-prinsip membuka ruang bagi profesi akuntansi dan
menggeser pekerjaan akuntan ke hal-hal yang lekat dengan judgement dan discretionary.

Forum 7 – Komunikasi Bisnis


Berikan contoh penulisan pesan persuasif yang kredibel dan berikan alasan nya!
Jawab :
Yang perlu diingat ketika menyusun permintaan persuasive (persuasive request) yaitu tetap menjaga
batas-batas permintaannya. Manfaat langsung (direct benefits) permintaan persuasive meliputi
pengurangan beban kerja seorang supervisor. Sedangkan manfaat tidak langsung (indirect benefits)
yaitu meliputi peningkatan/perbaikan moral karyawan dan peningkatan prestise dan lain-lain.

 Contoh Permintaan Persuasif untuk Tindakan


Surat permintaan peningkatan anggaran sebaiknya gunakan perencanaan organisasional
AIDA
 Contoh Permintaan dan Pengaduan Persuasif untuk penyesuaian
complaint letter

Forum Pengauditan 7 – Kevin


Jelaskan arti pentingnya payroll bagi perusahaan serta apa dampaknya bila terjadi kesalahan dalam
perhitungan payroll.
Jawab:
Payroll adalah kegiatan pembayaran jasa melalui penggajian kepada karyawan yang biasanya terjadi
dalam periode waktu yang singkat. Ketidaktepatan siklus penggajian dan personalia dalam penilaian
dan pengalokasian biaya tenaga kerja dapat mengakibatkan salah saji laba bersih yang material.
Tujuan diperlukannya audit siklus penggajian dan personalia bagi perusahaan adalah untuk
mengevaluasi apakah saldo akun yang terpengaruh oleh siklus tersebut telah dinyatakan secara wajar
sesuai degan prinsip-prinsip akuntansi yang diterima umum.

Forum Pengauditan 7 – Tika


Jelaskan arti pentingnya payroll bagi perusahaan serta apa dampaknya bila terjadi kesalahan dalam
perhitungan payroll.
Jawab:
Siklus penggajian dan personalia (payroll and personnel cycle) melibatkan pekerjaan dan pembayaran
kepada semua karyawan. Siklus penggajian dan personalia dimulai dengan merekrut karyawan dan
diakhiri dengan membayar karyawan tersebut atas jasa yang mereka laksanakan dan pemotongan
pajak oleh pemerintah serta institusi lain dan pajak gaji serta manfaat akrual.
Penggajian hanya memiliki satu kelas karena penerimaan jasa dari karyawan dan pembayaran jasa
tersebut melalui penggajian biasanya terjadi dalam periode waktu yang singkat, Penilaian dan
pengalokasian tenaga kerja yang tidak tepat dapat menimbulkan salah saji terhaap laba bersih yang
material.

Kuis

Transaction -Related Test Of Control Misstatement Audit Procedure


Question Audit Objective
Compare pay rates
Recorded payroll with union contract,
transactions are for Misstatement approval by board of
Does an appropriate official the amount of time Wage rate, salary, of payroll directors, or other
authorize initial rates of pay actually worked and or commission expense source.s And Review
and any subsequent changes are at the proper pay rate is properly accounts and organization chart,
in rates? rates; withholdings are authorized. inherent risk in discuss with
correctly calculated company employees, and
(accuracy). observe duties being
performed.

Review the payroll


Recorded payroll journal,
Time clock is used
Are formal records such as payments are for work Misstatement general ledger, and
to record time.
time cards used for keeping actually performed by of payroll payroll
Examine time
time? existing employees expense earnings records for
records.
(occurrence). large or
unusual amounts.*

Recorded payroll
Recompute hours
transactions are for
worked from time
Is approval by a department the amount of time Examine
Misstatement records. Compare
head or foreman required for actually worked and indication of
of payroll pay rates with union
all time cards before they are at the proper pay internal
expense contract, approval by
are submitted for payment? rates; withholdings are verification.
board of directors, or
correctly calculated
other source.
(accuracy).
Compare
classification with
Does an adequate means
chart of
exist for identifying jobs or
accounts or
products, such as work
procedures manual.
orders, Payroll transactions are Misstatement
Review chart of Review time record
job numbers, or some correctly classified of direct labor
accounts. for employee
similar identification (classification). and inventory
department and job
provided to employees to
ticket for job
ensure proper
assignment and trace
coding of time records?
through to labor
distribution.
Is the issuance of payments Payroll transactions are Dates are Misstatement Compare date of
recorded payment in
the payroll journal
with date on
internally verified,
of payroll tax cancelled check or
Examine
to employees independent of recorded on the correct expense and direct deposit and
indication of
timekeeping? dates (timing). payroll tax time record.
internal
liability Compare date on
verification..
check with date the
check cleared the
bank.
Examine printouts
Review the payroll
Recorded payroll of transactions
journal, general
Are employees required to payments are for work rejected by the Misstatement
ledger, and payroll
show identification to actually performed by computer as of payroll
earnings records for
receive paychecks? existing employees having non- expense
large or
(occurrence). existent employee
unusual amounts.*
numbers.
Review the payroll
Recorded payroll
journal, general
Are written notices required payments are for work Review human Misstatement
ledger, and payroll
documenting reasons for actually performed by resource of payroll
earnings records for
termination? existing employees policies. expense
large or
(occurrence).
unusual amounts.*
Reconcile the
disbursements in the
payroll journal with
Existing payroll Discuss with
Does anyone independently Misstatement the
transactions employees and
verify the payroll bank of payroll disbursements on the
are recorded observe
account reconciliation? expense payroll bank
(completeness). reconciliation.
statement.
Prove the bank
reconciliation.

Forum 7 MBS – Kevin


Charly adalah seorang mahasiswa di Jakarta, dia tinggal di apartemen dengan biaya sewa Rp.
2.000.000,- per bulan. Charly ingin sekali menonton film action yang sangat disukainya, dia
dihadapkan dengan pilihan :

 Nonton film di bioskop dengan biaya Rp. 100.000,- per tiket atau
 Sewa kaset film tersebut dan menontonnya di apartemen dengan biaya sewa kaset Rp.
50.000,- per hari.
Menurut Anda, manakah biaya relevan dan biaya tidak relevan? Jelaskan pendapat Anda.
Jawab :
Biaya relevan :

 Biaya Diferensial
selisih biaya atau biaya yang berbeda dalam beberapa alternative pilihan.
Nonton Bioskop : 100ribu, Sewa Kaset 50ribu
Diferensial : 100ribu – 50ribu = 50ribu

 Biaya Kesempatan
Biaya kesempatan adalah pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai
akibat dipilihnya alternatif tertentu..
Nonton Bioskop : 100ribu, Sewa Kaset 50ribu
Kesempatan : 100ribu – 50ribu = 50ribu
Dalam kasus ini biaya relevannya adalah 100ribu, dan dengan biaya kesempatan akibtat adanya
alternative yang timbul 50ribu.

Biaya non Relevan :


Biaya Tidak Relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.
Dalam kasus ini adalah sewa apartement, karna sewa apartement tidak memiliki pengaruh pada
keputusan menonton langsung atau sewa kaset.

Forum 7 MBS – Tika


Charly adalah seorang mahasiswa di Jakarta, dia tinggal di apartemen dengan biaya sewa Rp.
2.000.000,- per bulan. Charly ingin sekali menonton film action yang sangat disukainya, dia
dihadapkan dengan pilihan :

 Nonton film di bioskop dengan biaya Rp. 100.000,- per tiket atau
 Sewa kaset film tersebut dan menontonnya di apartemen dengan biaya sewa kaset Rp.
50.000,- per hari.
Menurut Anda, manakah biaya relevan dan biaya tidak relevan? Jelaskan pendapat Anda.
Jawab :
Dalam kasus diatas terdapat 2 ciri biaya relevan yang timbul yaitu,
Biaya Diferensial, selisih biaya atau biaya yang berbeda dalam beberapa alternative pilihan. Dan
biaya kesempatan yaitu pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat
dipilihnya alternatif tertentu..
Nonton Bioskop : 100ribu, Sewa Kaset 50ribu
Biaya Kesempatan : 100ribu – 50ribu = 50ribu
Dalam kasus ini biaya relevannya adalah 100ribu, dan dengan biaya kesempatan akibtat adanya
alternative yang timbul 50ribu.
Sementara biaya Tidak Relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan
apapun. Dalam kasus ini adalah sewa apartement, karna sewa apartement tidak memiliki pengaruh
pada keputusan menonton langsung atau sewa kaset.

Kuis
Apakah yang dimaksud dengan biaya relevan dan biaya tidak relevan? Berikan contoh singkat yang
mendukung jawaban Anda.
Jawab :
Biaya Relevan adalah biaya masa yang akan datang yang berbeda dalam beberapa alternative yang
berbeda. Terdiri dari :

 Biaya Diferensial adalah selisih biaya atau biaya yang berbeda dalam beberapa alternative
pilihan. Disebut juga biaya marginal atau biaya incremental.
Contoh : Perusahaan untuk menyalakan mesin disel akan menggunakan bensin dan solar. Jika
menggunakan bensin biaya Rp 5000/liter sedangkan jika menggunakan solar biayanya Rp
7000/liter. Jadi disini ada selisih Rp 2000/liter.
 Biaya Kesempatan adalah kesempatan yang dikorbankan dalam memilih suatu alternative.
Contoh : Jika perusahaan akan menyewakan atau menjual mesin fotocopy. Apabila menjual
perusahaan akan mendapatkan pendapatan Rp 4 juta tetapi apabila disewakan akan
mendpaatkan Rp 4.5 juta. Jadi apabila perusahaan apabila memilih menjual maka akan
kehilangan kesempatan sebesar Rp 500rb.
Biaya Tidak Relevan adalah biaya yang dikeluarkan tetapi tidak mempengaruhi keputusan apapun.
Terdiri dari :

 Biaya masa lalu/ biaya histori adalah biaya yang sudah dikeluarkan tetapi tidak
mempengaruhi keputusan apapun.
Contoh : pembelian mesin
 Biaya terbenam adalah biaya yang tidak dapat kembali.
Contoh : kelebihan nilai buku atas nilai sisa, supervisor pabrik dan penyusutan bangunan.

Anda mungkin juga menyukai