Week 2
Aspect and Factors on Tax
Management Implementation
Perbedaan utama antara tax avoidance dan tax evasion terletak para sisi legalitasnya dimana
tax avoidance dianggap sebagai upaya tax management yang legal karena lebih banyak
memanfaatkan loopholes dalam peraturan, sedangkan tax evasion mengarah pada suatu
tindak pidana perpajakan yang ilegal karena berada di luar bingkai ketentuan perpajakan
(unlawfull) (Nobes dalam Santoso dan Rahayu, 2019).
Menurut Gunadi, aspek legalitas dari suatu tax avoidance atau tax evasion baru dapat
diketahui setelah adanya putusan pengadilan yang tetap dan mengikah (inkracht). Oleh
karena itu istilah yang lebih tepat untuk menyatakan legalitas dari suatu tax management
adalah acceptable dan unacceptable atau legitimate dan illegitimate.
Dari perspektif negara, tax evasion maupun tax avoidance sama-sama tidak memberikan
pemasukan uang pajak. Sehingga upaya-upaya manajemen pajak sedikit banyak berpengaruh
terhadap upaya otoritas pajak untuk mengumpulkan uang dari masyarakat melalui pajak.
Beberapa pasal yang bisa dijadikan acuan untuk menetapkan legal atau tidaknya upaya-upaya
tax management adalah pasal 38, 39, 41, 41A, 41B dan 43 UU KUP.
Solpicciotto dalam Santoso dan Rahayu (2019) mengatakan bahwa terdapat 3 prinsip yang
dapat dijadikan uji penentu legal atau tidaknya suatu upaya manajemen pajak, yaitu:
1. Secara finansial mikro, tujuan manajemen pajak adalah meminimalisasi laba setelah
pajak
2. Secara organisasional-makro, tujuan manajemen pajak adalah memaksimalisasi laba
setelah pajak
3. Secara praktikal, tujuan manajemen pajak adalah mengurangi kejutan-kejutan saat
dilakukan pemeriksaan oleh petugas pajak
4. Memenuhi kewajiban perpajakan sesuai ketentuan yang berlaku
2. Faktor-faktor perpajakan
Analisis penyusunan manajemen pajak tak lepas dari dua hal pokok yang terkait
dengan faktor-faktor pada, berupa:
1) Pengetahuan apa sistem perpajakan nasional yang dianut oleh suatu negara,
Ketika wajib pajak menyusun suatu perencanaan pajak, dia harus mengetahui dan memahami
secara pasti kewajiban perpajakan apa saja yang akan dihadapinya baik pajak lokal maupun
pajak luar negeri, terutama jika skema transaksinya berhubungan dengan pihak luar negeri.
Terkait dengan masalah penafsiran atas suatu undang-undang atau peraturan,
problematika yang sering dihadapi dalam praktek biasanya berhubungan dengan perbedaan
sistem hukum yang dianut antara satu negara dengan negara lain di samping interpretasi atas
hukum domestik yang masih belum seragam. Manajemen perpajakan yang baik akan selalu
bersifat bersikap hati-hati dalam menginterpretasikan suatu ketentuan sesuai konteks hukum
yang dianut oleh masing-masing negara. Sebagai contoh adanya perbedaan penafsiran atas
terminologi penghasilan kena pajak bentuk usaha tetap, penduduk, domisili dan lain-lain.
Masalah interpretasi ini seringkali muncul saat wajib pajak menyusun internasional tax
planning karena pemahaman penafsiran faktor penghubung yang menyebabkan wajib pajak
orang pribadi terkena pajak atas hubungan domisili atau status kewarganegaraan nya atau
Semua faktor di atas harus diperhatikan dalam penyusunan perencanaan pajak, khususnya
terkait dengan pemilihan lokasi investasi apakah berupa cabang, anak perusahaan atau
keperluan lainnya tergantung dimensi manajemen pajak yang akan disusun apakah
perencanaan pajak nasional atau perencanaan pajak internasional.
Perbedaan utama antara tax avoidance dan tax evasion terletak para sisi legalitasnya
dimana tax avoidance dianggap sebagai upaya tax management yang legal karena lebih
banyak memanfaatkan loopholes dalam peraturan, sedangkan tax evasion mengarah pada
suatu tindak pidana perpajakan yang ilegal karena berada di luar bingkai ketentuan
perpajakan.
Masalah interpretasi ini seringkali muncul saat wajib pajak menyusun internasional
tax planning karena pemahaman penafsiran faktor penghubung yang menyebabkan wajib
pajak orang pribadi terkena pajak atas hubungan domisili atau status kewarganegaraan nya
atau penentuan hak pemajakan atas suatu kejadian yang dapat dipajaki harus diketahui secara
pasti benar dan akurat. Oleh karena itu itu di dalam Tax Treaty definisi dan kriteria kriteria
yang berkaitan dengan faktor penghubung tadi dirumuskan secara tegas.