Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan
oleh

negara

untuk

membiayai

pengeluaran

rutin

maupun

pengeluaran

pembangunan. Sedangkan bagi perusahaan, pajak merupakan beban yang akan


mengurangi laba bersih. Minimalisasi beban pajak dapat dilakukan dengan berbagai
cara, mulai dari yang masih ada di dalam bingkai peraturan perpajakan sampai
dengan yang melanggar peraturan perpajakan. Upaya minimalisasi pajak ini sering
disebut dengan perencanaan pajak (tax planning). Melaksanakan kewajiban
pembayaran pajak dengan jumlah yang sebenarnya sesuai peraturan merupakan hal
yang harus dilakukan oleh setiap subyek pajak suatu negara, dimana tindakan
penyelewengan

merupakan

tindakan

melawan

hukum,

tetapi

melakukan

penghematan pajak merupakan suatu hal yang sah-sah saja asalkan tidak melanggar
ketentuan perpajakan yang ada.
Perencanaan

pajak

dilakukan

dengan

memanfaatkan

pengecualian-

pengecualian dan celah-celah perpajakan (loopholes) yang diperbolehkan oleh UU


No.17 Tahun 2000 Tentang Pajak sehingga perencanaan pajak tersebut tidak
dianggap sebagai pelanggaran yang akan merugikan Wajib Pajak dan tidak
mengarah pada penggelapan pajak. Bangsa Indonesia saat ini sedang mengalami
berbagai permasalahan di berbagai sektor khususnya sektor ekonomi atau biasa
disebut dengan krisis ekonomi. Di dalam kondisi ekonomi saat ini, banyak
perusahaan mengalami gulung tikar atau memutuskan untuk menutup usahanya.
Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor. Diantaranya meningkatnya tingkat inflasi
dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang asing (dollar) yang mengalami
penurunan. Sebagai akibatnya perusahaan harus mengeluarkan biaya usaha yang
besar untuk membiayai kegiatan usahanya, tetapi dengan pengeluaran yang besar
tersebut, perusahaan tidak mendapatkan penghasilan yang sebanding dengan biaya
yang dikeluarkannya. Hal ini akan lebih terasa pada perusahaan yang mempunyai
pinjaman atau hutang berupa dollar dalam jumlah yang besar, perusahaan yang

tergantung pada barang impor atau perusahaan yang masih tergantung pada pihak
asing.
Dalam keadaan seperti ini, maka manajer perusahaan harus dapat menentukan
keputusan serta tujuan dari perusahaan yang dipimpin atau dikendalikannya. Tugas
manajer perusahaan adalah mengambil keputusan yang didasarkan pada
keterpaduan antara fungsi bisnis yang meliputi bidang pemasaran, produksi,
keuangan sumber daya manusia, penelitian serta pengembangan, dan fungsi
manajerial yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta
pengawasan.

Berdasarkan

masalah

di

atas

maka

sangat

perlu

pengkajian/pembahasan tentang Perencanaan Pajak Secara Umum .


1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dibahas adalah.
1. Bagaimana Konsep manajemen strategis dan perencanaan startegis yang
dilakukan oleh manajer?
2. Apa saja Risiko dan pengaruh pajak atas perusahaan?
3. Bagaimana manajemen pajak yang baik?
4. Apa saja motivasi dilakukannya perencanaan pajak?
1.3 Tujuan Penulisan Makalah
Adapun yang menjadi tujuan penulisan makalah yaitu.
1. Mengetahui Konsep manajemen strategis dan perencanaan startegis yang
dilakukan oleh manajer
2. Mengetahui Risiko dan pengaruh pajak atas perusahaan
3. Mengetahui manajemen pajak yang baik
4. Mengetahui motivasi dilakukannya perencanaan pajak

BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Konsep Manajemen Strategi dan Perencanaan Strategis


Perencanaan merupakan proses penentuan tujuan organisasi (perusahaan)
dan kemudian menyajikan (mengartikulasikan) dengan jelas strategi-strategi
(program), taktik-taktik (tata cara pelaksanaan program), dan operasi (tindakan)
yang diperlukan untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh.
Perencanaan strategis dalam organisasi merupakan salah satu aspek dari
materi manajemen strategis yang selalu diperlukan oleh setiap organisasi. Setiap
perubahan lingkungan yang terjadi memerlukan respons strategis, baik dalam
perencanaan, pelaksanakan, maupun evaluasi.
Dari sebutan semula perencanaan perusahaan, berkembang menjadi strategi
perusahaan, perencanaan strategis, kebijakan bisnis, dan akhirnya menjadi
manajemen strategis, yang berisi bagaimana pimpinan puncak suatu organisasi
menanggapi perubahan lingkungan yang sangat kompleks dan dinamis tersebut.
Agar dapat mencapai tujuan, setiap perusahaan melakukan dua fungsi
pokok, yaitu:
a) Fungsi bisnis yang meliputi bidang pemasaran, produksi, keuangan,
sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, dan sebagainya.
b) Fungsi Manajerial yang meliputi perencanaan, pengorganisasian,
penggerakan, dan pengawasan.
Tugas manajer perusahaan adalah mengambil keputusan yang didasarkan
pada keterpaduan antara kedua fungsi tersebut sehingga mencapai keterpaduan di
tingkat atas. Menurut Glueck dan Jauch (1980) seperti yang dikutip oleh Martani
Husaeni (1989), yang mengarah kepada perkembangan suatu strategi yang efektif
untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.
Studi tentang manajemen strategi menekankan pada pemantauan dan
evaluasi kesempatan-kesempatan dan hambatan-hambatan lingkungan, di samping
kekuatan-kekuatan dan kelemahan-kelemahan perusahaan.
2.2 Resiko dan Pengaruh Pajak atas Perusahaan
2.2.1 Risiko perusahaan
Beberapa risiko yang mungkin timbul karena investasi, antara lain:

a. Risiko penghasilan, timbul karena adanya ketidakpastian penerimaan


operasi dari biaya saat ini, ketidakpastian atas harga keluaran (output)
perusahaan dibandingkan dengan biaya (input) dimasa yang akan datang.
b. Risiko Modal, timbul karena ketidakpastian ekonomi atas biaya depresiasi
sebab asset yang cepat usang atau berganti mode. Akibatnya, asset yang
diinvestasikan sudah ketinggalan jaman sehingga tidak mampu bersaing
lagi.
c. Risiko Keuangan, timbul karena ketidakpastian tingkat biaya bunga atas
dana pinjaman, akibatnya mungkin perusahaan tidak mampu membayar
kembali pinjaman dan bunganya.
d. Risiko Inflasi, timbul karena ketidakpastian tingkat inflasi pada masa yang
akan datang. Ia akan berpengaruh terhadap penghasilan dan biaya untuk
mengganti asset perusahaan di masa yang akan datang.
e. Risiko atas keputusan yang tidak dapat diubah, timbul karena pembelian
asset atau biaya yang sudah dikeluarkan tidak dapat digunakan untuk
keperluan

lainnya.

Oleh

karena

itu,

investor

harus

betul-betul

memperhitungkan masalah waktu.


f. Risiko politik, timbul karena adanya perubahan kebijakan pemerintah,
misalnya

kebijakan

pemerintah

dalam

bidang

perpajakan (Tax

Policy) yang disesuaikan dengan kondisi perekonomian suatu negara


maupun untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.2.2 Pengaruh Pajak terhadap perusahaan
Pajak

merupakan

pungutan

berdasarkan

undang-undang

oleh

pemerintah, yang sebagian dipakai untuk penyediaan barang dan jasa publik.
Besar pajak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
Secara administratif pungutan pajak dapat dikelompokkan menjadi pajak
langsung dan pajak tidak langsung. Bagi perusahaan, pajak yang dikenakan
terhadap penghasilan yang diterima atau diperoleh dapat dianggap sebagai
biaya dan beban dalam menjalankan usaha atau melakukan kegiatan maupun
distribusi laba kepada pemerintah (Smith dan Skousen, 1987).
Secara ekonomis, pajak merupakan unsur pengurang laba yang
tersedia untuk dibagi atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan. dalam
praktik bisnis, umumnya pengusaha mengindentikan pembayaran pajak

sebagai beban sehingga akan berusaha untuk meminimalkan beban tersebut


guna mengoptimalkan laba. Dalam rangka meningkatkan efisiensi dan daya
saing maka manajer wajib menekan biaya seoptimal mungkin.
Pengelolaan kewajiban pajak sering diasosiasikan dengan suatu
elemen dalam manajemen dalam suatu perusahaan yang disebut manajemen
pajak. Manajemen pajak merupakan bagian dari manajemen keuangan.
Manajemen keuangan adalah segala aktivitas yang berhubungan dengan
perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aset dengan beberapa tujuan secara
menyeluruh. Tujuan manajemen pajak harus sejalan dengan tujuan
manajemen keuangan, yaitu memperoleh likuiditas dan laba yang memadai.
Pada dasarnya, ada dua hal yang perlu dilakukan perusahaan
berhubungan dengan pajak. Langkah pertama yaitu mulai dengan
mendaftarkan diri sebagai wajib pajak untuk memperoleh Nomor Pokok
Wajib Pajak (NPWP) dan terdaftar di salah satu Kantor Pelayanan Pajak,
melaksanakan akuntansi perpajakan, serta membayar dan menyampaikan SPT
masa tahunan sesuai dengan jenis pajaknya pada tanggal yang telah
ditentukan. Langkah kedua adalah merencanakan pajak (tax planning) yaitu
dengan memperhitungkan pengaruh pengambilan keputusan tertentu terhadap
kewajiban pajaknya, misalnya keputusan untuk melakukan investasi.
2.3 Manajemen Pajak
Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan
dengan benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin
untuk

memperoleh

laba

dan

likuiditas

yang

diharapkan

(Sophar

Lumbantoruan,1996).
Menurut Zain (2005:5) manajemen pajak adalah merupakan suatu proses
mengorganisasikan usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa
sehingga hutang pajaknya baik pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya
berada dalam posisi seminimal mungkin, sepanjang hal ini dimungkinkan oleh
ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku.
Tujuan manajemen pajak dapat menjadi dua, yaitu :
a)

Menerapkan peraturan perpajakan secara benar

b) Usaha efisiensi untuk mencapai laba dan likuiditas yang seharusnya


Tujuan manajemen pajak dapat dicapai melalui fungsi-fungsi manajemen pajak
yang terdiri atas:
1. Perencanaan Pajak (tax planning)
Perencanaan pajak adalah langkah awal dalam manajemen pajak. Pada
tahap ini dilakukan pengumpulan dan penelitian terhadap peraturan perpajakan
agar dapat diseleksi jenis tindakan penghematan pajak yang akan dilakukan.
Pada umumnya penekanan perencanaan pajak adalah untuk meminimumkan
kewajiban pajak.
Perencanaan
transaksi terkait

pajak
dengan

merupakan tindakan

konsekuensi

potensi

legal

pengendalian

pajak, pajak

yang

dapat

mengefisiensikan jumlah pajak yang ditransfer ke pemerintah.


Tujuan Perencanaan Pajak adalah merekayasa agar beban pajak (Tax
Burden)serendah mungkin dengan memanfaatkan peraturan yang ada tetapi
berbeda dengan tujuan pembuatan Undang-undang maka tax planning disini
sama dengan tax avoidancekarena secara hakikat ekonomis kedua-duanya
berusaha

untuk

memaksimalkan

penghasilan

setelah

pajak (after

tax

return) karena pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia baik untuk
dibagikan kepada pemegang saham maupun diinvestasikan kembali.
Dalam buku Mohammad Zain (2006 : 67) pengertian perencanaan pajak
adalah sebagai berikut: Perencanaan pajak merupakan tindakan penstrukturan
yang terkait dengan konsekuensi potensi pajaknya, yang tekanannya kepada
pengendalian setiap transaksi yang ada konsekuensi pajaknya. Tujuannya adalah
bagaimana pengendalian tersebut dapat mengefisienkan jumlah pajak yang akan
di transfer ke pemerintah, melalui apa yang disebut sebagai penghindaran pajak
(tax avoidance) dan bukan penyeludupan pajak (tax evasion) yang merupakan
tindak pidana fiskal yang tidak akan di toleransi. Walaupun kedua cara tersebut
kedengarannya mempunyai konotasi yang sama sebagai tindak kriminal, namun
suatu hal yang jelas berbeda disini bahwa penghindaran pajak adalah perbuatan
legal yang masih dalam ruang lingkup pemajakan dan tidak melanggar ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan, sedang penyeludupan pajak jelas-

jelas merupakan perbuatan illegal yang melanggar ketentuan peraturan


perundang-undangan perpajakan
Perencanaan perpajakan umumnya selalu dimulai dengan meyakinkan
apakah suatu transaksi atau fenomena terkena pajak. Kalau fenomena tersebut
terkena pajak, apakah dapat diupayakan untuk dikecualikan atau dikurangi
jumlah pajaknya, selanjutnya apakah pembayaran pajak dimaksud dapat ditunda
pembayarannya, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, setip wajib pajak akan
membuat rencana pengenaan pajak atas setiap tindakan secara seksama. Dengan
demikian, bisa dikatakan bahwa perencanaan pajak adalah proses pengambilan
faktor non pajak yang material untuk menentukan:
a.
b.
c.
d.

Apakah
Kapan
Bagaimana, dan
Dengan siapa dilakukan transaksi, operasi, dan hubungan dagang yang
memungkinkan tercapainya beban pajak pada tax events yang serendah
mungkin dan sejalan dengan tercapainya tujuan perusahaan.
Untuk meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan berbagai

cara baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) maupun yang
melanggar peraturan perpajakan (unlawful). Ukuran yang digunakan dalam
mengukur kepatuhan perpajakan wajib pajak, adalah:
1) Tax saving, yaitu upaya wajib pajak mengelakkan hutang pajaknya dengan
jalan menahan diri untuk tidak membeli produkproduk yang ada pajak
pertambahan nilainya atau dengan sengaja mengurangi jam kerja atau
pekerjaan yang dapat dilakukannya sehingga penghasilannya menjadi kecil
dan dengan demikian terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang besar.
2) Tax avoidance, yaitu upaya wajib pajak untuk tidak melakukan perbuatan
yang dikenakan pajak atau upaya-upaya yang masih dalam kerangka
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk memperkecil
jumlah pajak yang terhutang.
3) Tax evasion, yaitu upaya wajib pajak dengan penghindaran pajak terhutang
secara illegal dengan cara menyembunyikan keadaan yang sebenarnya.
1) Aspek formal dan administratif perencanaan pajak
a. Sanksi administrasi maupun pidana merupakan pemborosan sumber daya
sehingga perlu dihindari melalui suatu perencanaan pajak yang baik.

b. Aspek administratif dari kewajiban perpajakan meliputi kewajiban mendaftar


diri untuk memperoleh NPWP dan pengukuhan pengusaha kena pajak (PKP),
menyelenggarakan

pembukuan

atau

pencatatan,

membayar

pajak,

Menyampaikan SPT, di samping memotong atau memungut pajak.


c. Dalam sistem perpajakan selalu dipisahkan antara assessment dengan sistem
pembayaran. Assessment yang berlaku saat ini adalah self assessment yaitu
kewajiban untuk menghitung sendiri, membayar sendiri, dan melaporkan
sendiri. Atau dengan sistem pemotongan oleh pihak ketiga (withholding
system.
2) Aspek Material dalam perencanaan pajak
Pajak dikenakan terhadap objek pajak yang dapat berupa keadaan,
perbuatan, maupun peristiwa. Basis perhitungan pajak adalah objek pajak. Maka
untuk mengoptimalkan alokasi sumber dana, manajemen akan merencanakan
pembayaran pajak yang tidak lebih bayar (karena dapat mengurangi optimalisasi
alokasi sumber daya) dan tidak kurang (supaya tidak membayar sanksi
administrasi yang merupakan pemborosan dana).
3) Penghindaran sanksi pajak
Sistem perpajakan menganut prinsip substansi mengalahkan bentuk
formal. Walaupun perusahaan telah memenuhi kewajiban perpajakan secara
formal, tetapi kalau ternyata substansi menunjukkan lain atau motivasi rekayasa
tidak sesuai dengan jiwa dari ketentuan perpajakan, fiskus dapat menganggap
bahwa wajib pajak kurang patuh dalam memenuhi kewajiban perpajakannya.
Apabila terjadi perbedaan interpretasi fakta perpajakan, lembaga peradilan pajak
yang akan memutuskan.
Setidak-tidaknya terdapat tiga hal yang harus diperhatikan dalam suatu
perencanaan pajak (tax planning) :
a) Tidak melanggar kewajiban dan ketentuan perpajakan. Bila suatu
perencanaan pajak ingin dipaksakan dengan melanggar ketentuan perpajakan
buat WP merupakan resiko yang sangat berbahaya dan mengancam
keberhasilan perencanaan pajak tersebut.
b) Secara bisnis perencanaan pajak masuk akal, karena perencanaan pajak
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari perencanaan menyeluruh

perusahaan, baik jangka panjang maupun jangka pendek. Maka perencanaan


pajak yang tidak masuk akan akan memperlemah perencanaan itu sendiri.
c) Bukti-bukti pendukungnya yang memadai
4) Pelaksanaan kewajiban perpajakan (tax implementation)
Setelah

tahap

perencanaan,

maka

langkah

selanjutnya

adalah

mengimpelementasikannya baik secara formal maupun material. Harus


dipastikan bahwa pelaksanaan kewajiban perpajakan telah memenuhi peraturan
perpajakan yang berlaku. manajemen pajak tidak dimaksudkan untuk melanggar
peraturan dan jika dalam pelaksanaanya menyimpang dari peraturan yang
berlaku, maka praktik tersebut telah menyimpang dari tujuan manajemen pajak.
Untuk mencapai tujuan manajemen pajak ada dua hal yang perlu dikuasai
dan dilaksanakan, yaitu :
a) Memahami ketentuan peraturan perpajakan
b) Menyelenggarakan pembukuan yang memenuhi syarat
Apabila implementasi tax planning pada perusahaan dilakukan secara baik
dan benar, hal tersebut akan memberikan beberapa manfaat bagi perusahaan
yang diantaranya, adalah:
1) Penghematan kas keluar, pajak dianggap sebagai unsur biaya yang dapat
diminimalisasi dalam proses operasional perusahaan.
2) Mengatur aliran kas, dengan tax planning yang dikelola secara cermat,
perusahaan dapat menyusun anggaran kas secara lebih akurat, mengestimasi
kebutuhan kas terhadap pajak dan menentukan waktu pembayarannya,
sehingga tidak terlalu awal atau terlambat yang mengakibatkan denda atau
sanksi.
5) Pengendalian pajak (tax contol)
Pengendalian pajak bertujuan untuk memastikan bahwa kewajiban pajak
telah dilaksanakan sesuai dengan yang telah direncanakan dan telah memenuhi
persyaratan formal maupun material. Hal terpenting dalam pengendalian pajak
adalah pemeriksaan pembayaran pajak. Oleh sebab itu, pengendalian dan
pengaturan arus kas sangat penting dalam strategi penghematan pajak.
6) Strategi dalam Perencanaan Pajak
Ada beberapa cara yang biasanya dilakukan atau dipraktekkan wajib
pajak untuk meminimalkan pajak yang harus dibayar (Sophar Lumbantoruan,
1996), yaitu:

a) Pergeseran pajak, merupakan pemindahan atau mentransfer beban pajak dari


subjek pajak kepada pihak lain, dengan demikian orang atau badan yang
dikenakan pajak mungkin sekali tidak menanggungnya.
b) Kapitalisasi, merupakan pengurangan harga objek pajak sama dengan
jumlah pajak yang akan dibayarkan kemudian oleh pembeli.
c) Transformasi, merupakan cara pengelakan pajak yang dilakukan oleh
pabrikan

dengan

cara

menanggung

beban

pajak

yang

dikenakan

terhadapnya.
d) Tax Evasion
e) Tax Avoidance
2.4 Motivasi Dilakukannya Perencanaan Pajak
Motivasi yang mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak. Ada
3 (tiga)unsur perpajakan yang memotivasi dilakukannya perencanaan pajak:
1.

Kebijaksanaan Perpajakan (Tax Policy)


Kebijakan perpajakan merupakan alternatif dari berbagai sasaran yang
hendak dituju dalam sistem perpajakan.
Terdapat faktor yang mendorong dilakukannya suatu perencanaan pajak,
yaitu:

2.

a)

Pajak yang akan dipungut

b)

Siapa yang akan dijadikan subjek pajak

c)

Apa saja yang merupakan objek pajak

d)

Berapa besarnya tarif pajak

e)

Bagaimana prosedurnya
Undang-undang Perpajakan (Tax Law)
Kita menyadari bahwa kenyataannya di manapun tidak ada undang-undang

yang mengatur setiap permasalahan secara sempurna, maka dalam pelaksanaannya


selalu diikuti oleh ketentuan-ketentuan lain(Peraturan Pemerintah Keputusan
Presiden, Keputusan Menteri Keuangan dan DIrektur Jendral Pajak), maka tidak
jarang ketentuan pelaksanaan tersebut bertentangan dengan Undang-undang itu
sendiri karena disesuaikan dengan kepentingan pembuat kebijaksanaan dalam
mencapai tujuan lain yang ingin dicapainya.
3.

Administrasi Perpajakan j(Tax Administration)


Secara

umum

motivasi

dilakukannya

perencanaan

pajak

adalah

memaksimalkan laba setelah pajak karena pajak itu ikut mempengaruhi dalam
10

pengembalian keputusan atas suatu tindakan dalam operasi perusahaan untuk


melakukan investasi dengan cara menganalisis secara cermat dan memanfaatkan
peluang atau kesempatan yang ada dalam ketentuan peraturan yang sengaja dibuat
oleh pemerintah untuk memberikan perlakuan yang berbeda atas objek yang secara
ekonomi hakikatnya sama (karena pemerintah mempunyai tujuan lain tertentu)
dengan memanfaatkan:

Perbedaan tarif pajak (Tax Rates)

Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (Tax Base)

Loopholes (celah) , Shelters ( berlindung) dan Havens

Studi Kasus:
Berikut ini laporan Laba/Rugi CV Scronica Sari untuk tahun yang berakhir 2011.
CV Scronica Sari
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir , 31 Desember 2011
(Sebelum Tax Planning)
Dalam rupiah
Keterangan
Total Revenue (pendapatan)
BIAYA OPERASI USAHA
Biaya Gaji
Biaya Operasional dan Transportasi
Biaya Pembelian Bahan
Biaya Administrasi dan Keperluan Kantor
Biaya Listrik
Biaya Telepon
Biaya Penyusutan
Biaya Lain-lain
TOTAL BIAYA OPERASI USAHA
LABA BERSIH USAHA TAHUN 2011

Menurut Akuntansi
902.950.000
14.400.000
20.617.000
687.914.000
12.138.000
1.926.100
2.871.000
4.924.500
21.652.000
766.442.600
136.507.400
Sumber: Perusahaan

Tabel 4.1 Laporan Laba Rugi

11

Laporan keuangan CV Scronica Sari hanya menyajikan laporan Laba/Rugi, karena


kegiatan perusahaan hanya terbatas kepada target untuk pencapaian laba yang telah
dianggarkan setahun sebelumnya dan mengeluarkan biaya-biaya yang diperlukan oleh
perusahaan. Dari laporan keuangan yang telah tersaji dapat dihitung biaya pajak
terutang CV Scronica Sari sebesar:
Laba Fiskal

Rp 136.507.400

10% X 50.000.000

Rp 5.000.000

15% X 50.000.000

Rp 7.500.000

30% X 36.507.400

Rp 10.952.220

Pajak Penghasilan untuk Tahun 2011

Rp 23.452.220

Laba setelah pajak

Rp 113.055.180

Dari perhitungan yang dilakukan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi
kewajiban perpajakan sebesar Rp 23.452.220 adalah nominal yang cukup besar untuk
ukuran perusahaan catering ini. Dalam hal ini CV Scronica Sari setiap bulannya untuk
memenuhi kewajiban perpajakan dikenakan biaya Rp 1.954.351 Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya CV Scronica Sari hanya melakukan kewajiban perpajakan,
sesuai dengan kewajiban yang dikeluarkan oleh pihak perpajakan atas perintah dalam
pengisian SPT Tahunan yang diserahkan paling lambat 31 Maret dan melakukan
pembayaran 25 Maret.
Dari Hasil Laporan Laba/Rugi CV Scronica Sari yang telah disajikan diatas, peneliti
membuat laporan keuangan fiskal. Berikut adalah laporan keuangan fiskal CV Scronica
Sari :
Tabel 4.2
CV Scronica Sari
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir , 31 Desember 2011
Keterangan
PENDAPATAN
BIAYA OPERASI
USAHA
Biaya Gaji
Biaya Operasional

Menurut akuntansi
902.950.000

Koreksi

Fiskal
902.950.000

14.400.000
20.617.000

6.900.000
3.000.000

21.300.000
23.617.000

12

dan Transportasi
Biaya Pembelian

687.914.000

687.914.000

Bahan
Biaya Administrasi

12.138.000

12.138.000

Kantor
Biaya Listrik
Biaya Telepon
Biaya Penyusutan
Biaya Lain-lain
TOTAL BIAYA

1.926.100
2.871.000
4.924.500
21.652.000
766.442.600

1.926.100
2.871.000
4.924.500
21.652.000
776.342.600

OPERASI USAHA
LABA BERSIH

136.507.400

126.607.400

dan Keperluan

USAHA TAHUN
2011
Dengan pertimbangan tindakan-tindakan yang sebaiknya diambil oleh CV
Scronica Sari dalam mengefisiensikan Pajak Penghasilan Pajak Badan terutang
tahun 2011. Dari tiga hal pokok yang dibahas maka dapat dilakukan kegiatankegiatan yang mengefisiensikan Pajak Penghasilan sebagai berikut.
1. perusahaan mengeluarkan biaya pengobatan atas karyawannya yang sakit baik
itu sakit ringan maupun yang perlu dirawat inap. Karena biaya ini dianggap
sebagai natura/kenikmatan yang diterima karyawan maka tidak bisa menjadi
pengurang penghasilan bruto perusahaan sesuai dengan UU PPh Pasal 9 ayat 1
huruf e. Untuk mengatasi masalah ini perencanaan pajak yang seharusnya
dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mengganti biaya pengobatan menjadi
tunjangan kesehatan bagi karyawannya. Bagi karyawan hal ini bisa menjadi
tambahan penghasilan dan bagi perusahaan dapat dijadikan pengurang
penghasilan. Maka tunjangan ini dapat diberikan kepada karyawan dan supaya
dapat dijadikan sebagai biaya pada laporan keuangan fiskal. Tunjangan
kesehatan per karyawan sebesar Rp 1.500.00 maka tunjangan kesehatan dalam 3
karyawan tetap sebesar Rp 4.500.000.
2. Bonus tambahan yang diberikan perusahaan untuk kesejahteraan karyawan
supaya karyawan dapat dengan sepenuh hati bekerja di CV. Scronica Sari.
Dalam hal ini diasumsikan, perusahaan menggunakan 10% dari gaji perbulan

13

untuk bonus tambahan bagi karyawan tetap CV Scronica Sari yang penghasilan
brutonya tidak melebihi PTKP. Asumsi ini penulis ambil berdasarkan daftar
penunjang yang diperoleh penulis yaitu gaji karyawan yang penghasilan
brutonya tidak melebihi PTKP sebesar 40% dari laba perusahaan. Oleh karena
itu, perusahaan dapat memberikan bonus tambahan kerja lembur 10% dari gaji
perbulan. Jika dalam satu tahun ada 20 kali lembur maka 10% dari gaji perbulan
dapat dikalikan dengan 20 kali lembur. Gaji perbulan sebesar Rp 400.000 maka (
10% X Rp 400.000 ) X 20 kali lembur = Rp 800.000. CV Scronica Sari
memiliki 3 karyawan tetap makan Rp 800.000 X 3 karyawan = Rp 2.400.000.
3. Perusahaan menyediakan kendaraan sebagai alat transportasi dalam pengiriman
catering. Untuk kelancaran dalam pengiriman terhadap konsumen maka adanya
biaya perbaikan/pemeliharaan kendaraan. Biaya perbaikan kendaraan tersebut
senilai Rp 3.000.000.
Dari tindakan yang diambil berdasarkan data yang telah dijabarkan maka dapat
disajikan Laporan Laba/Rugi setelah adanya tax planning sebagai berikut:
Tabel 4.3
CV Scronica Sari
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir , 31 Desember 2011
(Setelah Tax Planning)
Dalam rupiah
Keterangan
Total Revenue (pendapatan)
BIAYA OPERASI USAHA
Biaya Gaji
Biaya Operasional dan Transportasi
Biaya Pembelian Bahan
Biaya Administrasi dan Keperluan Kantor
Biaya Listrik
Biaya Telepon
Biaya Penyusutan
Biaya Lain-lain
TOTAL BIAYA OPERASI USAHA
LABA BERSIH USAHA TAHUN 2011

Menurut Akuntansi
902.950.000
21.300.000
23.617.000
687.914.000
12.138.000
1.926.100
2.871.000
4.924.500
21.652.000
776.342.600
126.607.400
Dalam rupiah

14

Perhitungan pajak penghasilan Badan CV Csronica Sari sebagai berikut:


Laba Fiskal

Rp 126.607.400

Tarif PPh UU 36 Tahun 2008


10% X 50.000.000

Rp 5.000.000

15% X 50.000.000

Rp 7.500.000

30% X 26.607.400

Rp 7.982.220

Pajak Penghasilan untuk Tahun 2011

Rp 20.482.220

Laba setelah pajak

Rp 106.125.180
Tabel 4.4

Penghitungan Pajak Terutang Tahun 2011


Keterangan
Laba Sebelum

Sebelum Tax Planning


136.507.400

Setelah Tax Planning


126.607.400

Pajak
PPh Badan
10% X 50.000.000
15% X 50.000.000
30% X 36.507.400
30% X 26.607.000
Total Pajak

5.000.000
7.500.000
10.952.220

5.000.000
7.500.000

Terutang
PPh masa

23.452.220
1.954.351

7.982.220
20.482.220

Penghematan

11,4%

1.706.851

Dari perhitungan dapat jelas terlihat jumlah pajak penghasilan yang terutang sangat
berbeda yaitu dari Rp 23.452.220 (sebelum tax planning) menjadi Rp 20.482.220
(sesudah tax planning). Efisiensi yang dapat diperoleh dari perencanaan tersebut dengan
memanfaatkan peraturan perundang-undangan perpajakan PPh No 36 tahun 2008 adalah
sebesar Rp 2.970.000 dan dalam penghematan pajaknya adalah sebesar 11,4%.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tax Planning yang dipakai dalam penelitian ini difokuskan pada:
a. Tunjangan Kesehatan Kepada Karyawan.
b. Memberikan Bonus Gaji Kepada Karyawan
c. Biaya Perawatan Kendaraan
2. CV Sronica Sari adalah perusahaan jasa catering yang termaju di daerah Mangkang.

15

3. CV Scronica Sari hanya melakukan kegiatan pembukuan dengan menyajikan laporan


Laba/Rugi untuk pemasukan dan pengeluaran kas untuk pembiayaan kegiatan
operasional.
4. CV Scronica Sari belum memiliki karyawan khusus untuk menangani pajak. Jadi
secara langsung tidak melakukan kegiatan tax planning.
5. Dalam pemenuhan kewajiban perpajakan CV Scronica Sari adalah Wajib Pajak yang
taat. Hal ini terlihat dari tidak adanya sanksi ataupun denda dari pihak perpajakan
kepada CV Scronica Sari.

16

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Manajemen strategi menekankan pada pemantauan dan evaluasi kesempatankesempatan dan hambatan-hambatan lingkungan, di samping kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan perusahaan.
Risiko yang mungkin timbul karena investasi, yaitu risiko penghasilan, risiko
modal, risiko keuangan, risiko inflasi, risiko atas keputusan yang dapat diubah serta
risiko politik. Sedangkan pengaruh pajak atas perusahaan adalah pajak merupakan unsur
pengurang laba yang tersedia untuk dibagi atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan.
dalam praktik bisnis, umumnya pengusaha mengindentikan pembayaran pajak sebagai
beban

sehingga

akan

berusaha

untuk

meminimalkan

beban

tersebut

guna

mengoptimalkan laba
Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan
benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk
memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.
Ada 3 (tiga) unsur perpajakan yang memotivasi dilakukannya perencanaan
pajak:kebijakan perpajakan, undang-undang perpajakan dan administrasi perpajakan.
3.2 Saran
1)

Dengan adanya kebijakan Tax Planning pada perusahaan yang dilaksanakan dengan
tepat maka akan memberikan keuntungan karena adanya penghematan pajak.

2)

Perusahaan harus lebih memahami ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku serta
harus selalu mengikuti perkembagan perubahan peraturan perpajakan yang terbaru
sehingga manajemen dapat memahami dan melaksanakan peraturan perpajakan dengan
baik.

17

DAFTAR PUSTAKA
Suandy, Erly.2008. Perencanaan Pajak, edisi 4. Jakarta: Salemba Empat
Puspitasari, Indah Yulia. 2012. Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan (PPh)
Badan (Studi Kasus Pada CV. Scronica Sari).
http://eprints.dinus.ac.id/8601/1/jurnal_12368.pdf, diakses tanggal 6 November 2016)

18

Anda mungkin juga menyukai