PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pajak adalah salah satu sumber penerimaan penting yang akan digunakan
oleh
negara
untuk
membiayai
pengeluaran
rutin
maupun
pengeluaran
merupakan
tindakan
melawan
hukum,
tetapi
melakukan
penghematan pajak merupakan suatu hal yang sah-sah saja asalkan tidak melanggar
ketentuan perpajakan yang ada.
Perencanaan
pajak
dilakukan
dengan
memanfaatkan
pengecualian-
tergantung pada barang impor atau perusahaan yang masih tergantung pada pihak
asing.
Dalam keadaan seperti ini, maka manajer perusahaan harus dapat menentukan
keputusan serta tujuan dari perusahaan yang dipimpin atau dikendalikannya. Tugas
manajer perusahaan adalah mengambil keputusan yang didasarkan pada
keterpaduan antara fungsi bisnis yang meliputi bidang pemasaran, produksi,
keuangan sumber daya manusia, penelitian serta pengembangan, dan fungsi
manajerial yang meliputi perencanaan, pengorganisasian, penggerakan serta
pengawasan.
Berdasarkan
masalah
di
atas
maka
sangat
perlu
BAB II
PEMBAHASAN
lainnya.
Oleh
karena
itu,
investor
harus
betul-betul
kebijakan
pemerintah
dalam
bidang
perpajakan (Tax
merupakan
pungutan
berdasarkan
undang-undang
oleh
pemerintah, yang sebagian dipakai untuk penyediaan barang dan jasa publik.
Besar pajak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun eksternal.
Secara administratif pungutan pajak dapat dikelompokkan menjadi pajak
langsung dan pajak tidak langsung. Bagi perusahaan, pajak yang dikenakan
terhadap penghasilan yang diterima atau diperoleh dapat dianggap sebagai
biaya dan beban dalam menjalankan usaha atau melakukan kegiatan maupun
distribusi laba kepada pemerintah (Smith dan Skousen, 1987).
Secara ekonomis, pajak merupakan unsur pengurang laba yang
tersedia untuk dibagi atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan. dalam
praktik bisnis, umumnya pengusaha mengindentikan pembayaran pajak
memperoleh
laba
dan
likuiditas
yang
diharapkan
(Sophar
Lumbantoruan,1996).
Menurut Zain (2005:5) manajemen pajak adalah merupakan suatu proses
mengorganisasikan usaha wajib pajak atau kelompok wajib pajak sedemikian rupa
sehingga hutang pajaknya baik pajak penghasilan maupun pajak-pajak lainnya
berada dalam posisi seminimal mungkin, sepanjang hal ini dimungkinkan oleh
ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku.
Tujuan manajemen pajak dapat menjadi dua, yaitu :
a)
pajak
dengan
merupakan tindakan
konsekuensi
potensi
legal
pengendalian
pajak, pajak
yang
dapat
untuk
memaksimalkan
penghasilan
setelah
pajak (after
tax
return) karena pajak merupakan unsur pengurang laba yang tersedia baik untuk
dibagikan kepada pemegang saham maupun diinvestasikan kembali.
Dalam buku Mohammad Zain (2006 : 67) pengertian perencanaan pajak
adalah sebagai berikut: Perencanaan pajak merupakan tindakan penstrukturan
yang terkait dengan konsekuensi potensi pajaknya, yang tekanannya kepada
pengendalian setiap transaksi yang ada konsekuensi pajaknya. Tujuannya adalah
bagaimana pengendalian tersebut dapat mengefisienkan jumlah pajak yang akan
di transfer ke pemerintah, melalui apa yang disebut sebagai penghindaran pajak
(tax avoidance) dan bukan penyeludupan pajak (tax evasion) yang merupakan
tindak pidana fiskal yang tidak akan di toleransi. Walaupun kedua cara tersebut
kedengarannya mempunyai konotasi yang sama sebagai tindak kriminal, namun
suatu hal yang jelas berbeda disini bahwa penghindaran pajak adalah perbuatan
legal yang masih dalam ruang lingkup pemajakan dan tidak melanggar ketentuan
peraturan perundang-undangan perpajakan, sedang penyeludupan pajak jelas-
Apakah
Kapan
Bagaimana, dan
Dengan siapa dilakukan transaksi, operasi, dan hubungan dagang yang
memungkinkan tercapainya beban pajak pada tax events yang serendah
mungkin dan sejalan dengan tercapainya tujuan perusahaan.
Untuk meminimumkan kewajiban pajak dapat dilakukan dengan berbagai
cara baik yang masih memenuhi ketentuan perpajakan (lawful) maupun yang
melanggar peraturan perpajakan (unlawful). Ukuran yang digunakan dalam
mengukur kepatuhan perpajakan wajib pajak, adalah:
1) Tax saving, yaitu upaya wajib pajak mengelakkan hutang pajaknya dengan
jalan menahan diri untuk tidak membeli produkproduk yang ada pajak
pertambahan nilainya atau dengan sengaja mengurangi jam kerja atau
pekerjaan yang dapat dilakukannya sehingga penghasilannya menjadi kecil
dan dengan demikian terhindar dari pengenaan pajak penghasilan yang besar.
2) Tax avoidance, yaitu upaya wajib pajak untuk tidak melakukan perbuatan
yang dikenakan pajak atau upaya-upaya yang masih dalam kerangka
ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan untuk memperkecil
jumlah pajak yang terhutang.
3) Tax evasion, yaitu upaya wajib pajak dengan penghindaran pajak terhutang
secara illegal dengan cara menyembunyikan keadaan yang sebenarnya.
1) Aspek formal dan administratif perencanaan pajak
a. Sanksi administrasi maupun pidana merupakan pemborosan sumber daya
sehingga perlu dihindari melalui suatu perencanaan pajak yang baik.
pembukuan
atau
pencatatan,
membayar
pajak,
tahap
perencanaan,
maka
langkah
selanjutnya
adalah
dengan
cara
menanggung
beban
pajak
yang
dikenakan
terhadapnya.
d) Tax Evasion
e) Tax Avoidance
2.4 Motivasi Dilakukannya Perencanaan Pajak
Motivasi yang mendasari dilakukannya suatu perencanaan pajak. Ada
3 (tiga)unsur perpajakan yang memotivasi dilakukannya perencanaan pajak:
1.
2.
a)
b)
c)
d)
e)
Bagaimana prosedurnya
Undang-undang Perpajakan (Tax Law)
Kita menyadari bahwa kenyataannya di manapun tidak ada undang-undang
umum
motivasi
dilakukannya
perencanaan
pajak
adalah
memaksimalkan laba setelah pajak karena pajak itu ikut mempengaruhi dalam
10
Perbedaan perlakuan atas objek pajak sebagai dasar pengenaan pajak (Tax Base)
Studi Kasus:
Berikut ini laporan Laba/Rugi CV Scronica Sari untuk tahun yang berakhir 2011.
CV Scronica Sari
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir , 31 Desember 2011
(Sebelum Tax Planning)
Dalam rupiah
Keterangan
Total Revenue (pendapatan)
BIAYA OPERASI USAHA
Biaya Gaji
Biaya Operasional dan Transportasi
Biaya Pembelian Bahan
Biaya Administrasi dan Keperluan Kantor
Biaya Listrik
Biaya Telepon
Biaya Penyusutan
Biaya Lain-lain
TOTAL BIAYA OPERASI USAHA
LABA BERSIH USAHA TAHUN 2011
Menurut Akuntansi
902.950.000
14.400.000
20.617.000
687.914.000
12.138.000
1.926.100
2.871.000
4.924.500
21.652.000
766.442.600
136.507.400
Sumber: Perusahaan
11
Rp 136.507.400
10% X 50.000.000
Rp 5.000.000
15% X 50.000.000
Rp 7.500.000
30% X 36.507.400
Rp 10.952.220
Rp 23.452.220
Rp 113.055.180
Dari perhitungan yang dilakukan jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memenuhi
kewajiban perpajakan sebesar Rp 23.452.220 adalah nominal yang cukup besar untuk
ukuran perusahaan catering ini. Dalam hal ini CV Scronica Sari setiap bulannya untuk
memenuhi kewajiban perpajakan dikenakan biaya Rp 1.954.351 Seperti yang telah
disebutkan sebelumnya CV Scronica Sari hanya melakukan kewajiban perpajakan,
sesuai dengan kewajiban yang dikeluarkan oleh pihak perpajakan atas perintah dalam
pengisian SPT Tahunan yang diserahkan paling lambat 31 Maret dan melakukan
pembayaran 25 Maret.
Dari Hasil Laporan Laba/Rugi CV Scronica Sari yang telah disajikan diatas, peneliti
membuat laporan keuangan fiskal. Berikut adalah laporan keuangan fiskal CV Scronica
Sari :
Tabel 4.2
CV Scronica Sari
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir , 31 Desember 2011
Keterangan
PENDAPATAN
BIAYA OPERASI
USAHA
Biaya Gaji
Biaya Operasional
Menurut akuntansi
902.950.000
Koreksi
Fiskal
902.950.000
14.400.000
20.617.000
6.900.000
3.000.000
21.300.000
23.617.000
12
dan Transportasi
Biaya Pembelian
687.914.000
687.914.000
Bahan
Biaya Administrasi
12.138.000
12.138.000
Kantor
Biaya Listrik
Biaya Telepon
Biaya Penyusutan
Biaya Lain-lain
TOTAL BIAYA
1.926.100
2.871.000
4.924.500
21.652.000
766.442.600
1.926.100
2.871.000
4.924.500
21.652.000
776.342.600
OPERASI USAHA
LABA BERSIH
136.507.400
126.607.400
dan Keperluan
USAHA TAHUN
2011
Dengan pertimbangan tindakan-tindakan yang sebaiknya diambil oleh CV
Scronica Sari dalam mengefisiensikan Pajak Penghasilan Pajak Badan terutang
tahun 2011. Dari tiga hal pokok yang dibahas maka dapat dilakukan kegiatankegiatan yang mengefisiensikan Pajak Penghasilan sebagai berikut.
1. perusahaan mengeluarkan biaya pengobatan atas karyawannya yang sakit baik
itu sakit ringan maupun yang perlu dirawat inap. Karena biaya ini dianggap
sebagai natura/kenikmatan yang diterima karyawan maka tidak bisa menjadi
pengurang penghasilan bruto perusahaan sesuai dengan UU PPh Pasal 9 ayat 1
huruf e. Untuk mengatasi masalah ini perencanaan pajak yang seharusnya
dilakukan oleh perusahaan adalah dengan mengganti biaya pengobatan menjadi
tunjangan kesehatan bagi karyawannya. Bagi karyawan hal ini bisa menjadi
tambahan penghasilan dan bagi perusahaan dapat dijadikan pengurang
penghasilan. Maka tunjangan ini dapat diberikan kepada karyawan dan supaya
dapat dijadikan sebagai biaya pada laporan keuangan fiskal. Tunjangan
kesehatan per karyawan sebesar Rp 1.500.00 maka tunjangan kesehatan dalam 3
karyawan tetap sebesar Rp 4.500.000.
2. Bonus tambahan yang diberikan perusahaan untuk kesejahteraan karyawan
supaya karyawan dapat dengan sepenuh hati bekerja di CV. Scronica Sari.
Dalam hal ini diasumsikan, perusahaan menggunakan 10% dari gaji perbulan
13
untuk bonus tambahan bagi karyawan tetap CV Scronica Sari yang penghasilan
brutonya tidak melebihi PTKP. Asumsi ini penulis ambil berdasarkan daftar
penunjang yang diperoleh penulis yaitu gaji karyawan yang penghasilan
brutonya tidak melebihi PTKP sebesar 40% dari laba perusahaan. Oleh karena
itu, perusahaan dapat memberikan bonus tambahan kerja lembur 10% dari gaji
perbulan. Jika dalam satu tahun ada 20 kali lembur maka 10% dari gaji perbulan
dapat dikalikan dengan 20 kali lembur. Gaji perbulan sebesar Rp 400.000 maka (
10% X Rp 400.000 ) X 20 kali lembur = Rp 800.000. CV Scronica Sari
memiliki 3 karyawan tetap makan Rp 800.000 X 3 karyawan = Rp 2.400.000.
3. Perusahaan menyediakan kendaraan sebagai alat transportasi dalam pengiriman
catering. Untuk kelancaran dalam pengiriman terhadap konsumen maka adanya
biaya perbaikan/pemeliharaan kendaraan. Biaya perbaikan kendaraan tersebut
senilai Rp 3.000.000.
Dari tindakan yang diambil berdasarkan data yang telah dijabarkan maka dapat
disajikan Laporan Laba/Rugi setelah adanya tax planning sebagai berikut:
Tabel 4.3
CV Scronica Sari
Laporan Laba Rugi
Untuk tahun yang berakhir , 31 Desember 2011
(Setelah Tax Planning)
Dalam rupiah
Keterangan
Total Revenue (pendapatan)
BIAYA OPERASI USAHA
Biaya Gaji
Biaya Operasional dan Transportasi
Biaya Pembelian Bahan
Biaya Administrasi dan Keperluan Kantor
Biaya Listrik
Biaya Telepon
Biaya Penyusutan
Biaya Lain-lain
TOTAL BIAYA OPERASI USAHA
LABA BERSIH USAHA TAHUN 2011
Menurut Akuntansi
902.950.000
21.300.000
23.617.000
687.914.000
12.138.000
1.926.100
2.871.000
4.924.500
21.652.000
776.342.600
126.607.400
Dalam rupiah
14
Rp 126.607.400
Rp 5.000.000
15% X 50.000.000
Rp 7.500.000
30% X 26.607.400
Rp 7.982.220
Rp 20.482.220
Rp 106.125.180
Tabel 4.4
Pajak
PPh Badan
10% X 50.000.000
15% X 50.000.000
30% X 36.507.400
30% X 26.607.000
Total Pajak
5.000.000
7.500.000
10.952.220
5.000.000
7.500.000
Terutang
PPh masa
23.452.220
1.954.351
7.982.220
20.482.220
Penghematan
11,4%
1.706.851
Dari perhitungan dapat jelas terlihat jumlah pajak penghasilan yang terutang sangat
berbeda yaitu dari Rp 23.452.220 (sebelum tax planning) menjadi Rp 20.482.220
(sesudah tax planning). Efisiensi yang dapat diperoleh dari perencanaan tersebut dengan
memanfaatkan peraturan perundang-undangan perpajakan PPh No 36 tahun 2008 adalah
sebesar Rp 2.970.000 dan dalam penghematan pajaknya adalah sebesar 11,4%.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Tax Planning yang dipakai dalam penelitian ini difokuskan pada:
a. Tunjangan Kesehatan Kepada Karyawan.
b. Memberikan Bonus Gaji Kepada Karyawan
c. Biaya Perawatan Kendaraan
2. CV Sronica Sari adalah perusahaan jasa catering yang termaju di daerah Mangkang.
15
16
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Manajemen strategi menekankan pada pemantauan dan evaluasi kesempatankesempatan dan hambatan-hambatan lingkungan, di samping kekuatan-kekuatan dan
kelemahan-kelemahan perusahaan.
Risiko yang mungkin timbul karena investasi, yaitu risiko penghasilan, risiko
modal, risiko keuangan, risiko inflasi, risiko atas keputusan yang dapat diubah serta
risiko politik. Sedangkan pengaruh pajak atas perusahaan adalah pajak merupakan unsur
pengurang laba yang tersedia untuk dibagi atau diinvestasikan kembali oleh perusahaan.
dalam praktik bisnis, umumnya pengusaha mengindentikan pembayaran pajak sebagai
beban
sehingga
akan
berusaha
untuk
meminimalkan
beban
tersebut
guna
mengoptimalkan laba
Manajemen pajak adalah sarana untuk memenuhi kewajiban perpajakan dengan
benar tetapi jumlah pajak yang dibayar dapat ditekan serendah mungkin untuk
memperoleh laba dan likuiditas yang diharapkan.
Ada 3 (tiga) unsur perpajakan yang memotivasi dilakukannya perencanaan
pajak:kebijakan perpajakan, undang-undang perpajakan dan administrasi perpajakan.
3.2 Saran
1)
Dengan adanya kebijakan Tax Planning pada perusahaan yang dilaksanakan dengan
tepat maka akan memberikan keuntungan karena adanya penghematan pajak.
2)
Perusahaan harus lebih memahami ketentuan peraturan perpajakan yang berlaku serta
harus selalu mengikuti perkembagan perubahan peraturan perpajakan yang terbaru
sehingga manajemen dapat memahami dan melaksanakan peraturan perpajakan dengan
baik.
17
DAFTAR PUSTAKA
Suandy, Erly.2008. Perencanaan Pajak, edisi 4. Jakarta: Salemba Empat
Puspitasari, Indah Yulia. 2012. Penerapan Tax Planning Atas Pajak Penghasilan (PPh)
Badan (Studi Kasus Pada CV. Scronica Sari).
http://eprints.dinus.ac.id/8601/1/jurnal_12368.pdf, diakses tanggal 6 November 2016)
18