Anda di halaman 1dari 2

Motivasi dilakukannya Perencanaan Pajak

Di Era Globalisasi dimana perkembangan teknologi semakin maju dan Bisnis semakin bervariasi, menarik, dan
kompetitif akan meningkatkan persaingan-persaingan dunia usaha sehingga para pengusaha dituntut dapat
menyesuaikan diri/beradaptasi agar tetap survive dan perkembang.

Persaingan mengefektifkan biaya adalah salah satu-nya. Untuk itu upaya yang bisa dilakukan pengusaha adalah
dengan meminimalkan beban pajak dalam batas yang tidak melanggar aturan, karena pajak merupakan salah satu
faktor pengurang laba.

Seperti kita ketahui besar pajak tergantung besar penghasilan dan berbanding lurus. Oleh pengusaha melakukan
perencanaan pajak dan perlu dilakukan secara tepat agar pembayaran pajak dapat efiesien.

Ada 3 Unsur yang memotivasi dilakukan Perencanaan Pajak (Tax Planning) :

1. Tax Policy
Ada berbagai aspek dalam kebijakan perpajan yang menjadi faktor, seperti : pajak yang dipungut, siapa
yang menjadi subjek pajak, apa yang menjadi objek pajak, berapa besar tarifnya, dan bagaimana
prosedur-nya.
2. Tax Law
Menyadari bahawa tidak ada undang-undang yang sempurna maka akan muncul kententuan-ketenuan
lain dalam pelaksanaannya. Tidak jarang ketentuan tersebut bertantangan dengan undang-undang
sehinga menjadi celah bagai wajib pajak untuk secara cermat dan cerdas menganalisa dan membuat
perencanaan pajak yang baik.
3. Tax Administration
Cukup sulit untuk melaksananak administrasi perpajakan secara memadai, oleh karen itu perlu
perencanaan pajak yang baik agar terhindar dari sanksi administrasi maupun pidana akibat perbedaan
penafsiran antara fiskus dan WP terhadap peraturan perpajakan dan sister informasi yang berlaku.

Tahapan dalam Perencanaan Pajak


1. Menganalisa informasi yang ada
Tahapan pertama yang menganalisis komponen yang berbeda atas pajak yang terlibat dalam suat proyek
dan menghitung seakurat mungkin beban pajak yang ditanggung. Oleh karena itu manager perpajakan
harus memperhatiak faktor-fakor baik internal mauun external seperti fakta-fakta yang relevan, faktor
pajak itu sendiri, dan faktor non pajak lainnya.
2. Membuat satu atau lebih model kemungkinan jumlah pajak
- Pemilihan bentuk transaksi operasi atau hubungan international
- Pemilihan dari negara asing sebagai tempat melakukan investasi atau menjadi residen dari negara
tersebut.
- Penggunaaan sau atau lebih negara tambahan.
- Apakah kepemilikan dari hak, surat berharga dan lain-lain harus dikuasakan kepada satu atau lebih
perusahaan, individua tau kombinasi keduanya.
3. Mengevaluasi pelaksanaan perencanaan pajak.
Evaluasi dilakukan meliputi :
- Bagaiman rencana dilaksanakan
- Bagaimana jika rencana tersebut berjalan dan berhasil dengan baik atau gagal.
4. Mencari kelemahan dan memperbaiki kembali rencana pajak
5. Memutakhirkan rencana pajak
Meskipun suatu rencana pajak sudah dilaksanakan dengan baik namun perlu tetap mepertimbangkan
perubahan dinamis yang terjadi di masyarakat baik undang-undang maupun pelaksanaannya di negara
dimana aktivitas dilakukan yang mungkin memberikan dampak pada perjanjian.

Anda mungkin juga menyukai