Anda di halaman 1dari 16

Etika Bisnis dan Operasi

ISU-ISU ETIKA
DALAM PERPAJAKAN

Dosen pengampu : Dr. Lalu Muhammad Syahril Majidi, M.M


Ketua : Muhammad Munief Ibrahim
(5230020031)
wakil : Desy miftahul jannah (5230020034)
sekretaris : Safira Permata Indah (5230020032)
Anggota kelompok
1.Siti Nur Laila (5230020030)

2.Putri zam zama (5230020033)


3. Aghis Rahmatika Hasnayanti (5230020035)
4.Fadila Amelia Azaroh (5230020036)
Akuntansi pajak Klasifikasi Akuntansi Pajak:

PAJAK LANGSUNG
Pajak langsung merupakan pajak yang
Akuntansi pajak adalah pencatatan dan dikenakan dengan melihat jumlah
penghasilan atau kekayaan yang dimiliki
penyusunan laporan transaksi keuangan perusahaan. Besar pajaknya sudah diatur
untuk mengetahui besar pajak yang harus dalam UU Perpajakan yang berlaku di
Indonesia.
dibayar. Akuntansi perpajakan adalah
pencatatan dan penyusunan laporan PAJAK TIDAK LANGSUNG
semua transaksi keuangan untuk Pajak tidak langsung merupakan pajak yang
dibayarkan saat terjadi sebuah transaksi
mengetahui besarnya pajak yang harus keuangan. Pajak tidak langsung dapat diwakilka
dibayar Wajib Pajak ( WP ). atau dibebankan kepada orang atau lembaga lai
Misalnya adalah saat membeli barang di pusat
perbelanjaan, biasanya harga yang tercantum
sudah termasuk biaya pajak sehingga pembeli
tidak perlu membayar pajak ke pemerintah.
TANGGUNG JAWAB AKUNTAN PAJAK

1.Melakukan penyusunan dan pengelolaan laporan


keuangan, akun dan juga nota/faktur/sewa dari
perusahaan.
2. Melakukan kegiatan penagihan dan tagihan seperti dalam
hal pajak, sewa serta pendapatan.
3. Melakukan pencatatan dan pengelolaan pada tiap
transaksi keuangan yang ada dalam buku besar.
4. Melakukan perbaikan dan pemeliharaan terkait file dan
catatan yang berkaitan dengan kegiatan keuangan
perusahaan.
Lanjutan...
5. Pembuatan laporan keuangan serta analisis anggaran yang memiliki
tujuan pencegahan pengeluaran yang tinggi.
6. Melakukan perhitungan dan pembuatan laporan yang berkaitan dengan
keuangan pajak dengan menyesuaikan pada aturan atau ketentuan yang
berlaku.
7. Melakukan analisis transaksi perusahaan dengan memakai stakeholder.
8. Melaksanakan kegiatan tutup buku pada akhir tahun dan akhir bulan.
9. Mempersiapkan dokumen dan berkas yang diperlukan dalam kegiatan
audit laporan keuangan.
10. Seorang akuntan pajak juga memiliki tanggung jawab pada manajer
akuntansi serta membuat laporan tentang apa yang dilakukan pada manajer.
Fungsi Regulerend disebut juga fungsi tambahan karena hanya
sebagai pelengkap dari fungsi utama yaitu budgetair. Dalam hal ini,
pajak berfungsi sebagai alat yang digunakan pemerintah untuk
mencapai tujuan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945
pasal 23 ayat 2, disebutkan bahwa “segala pajak untuk keperluan
negara berdasarkan undang-undang.

Berikut ini kasus yang mencerminkan kompleksitas aturan perpajakan vs tuntutan klien :
1.Pajak Ganda pada Dividen Secara teori Indonesia menganut klasikal sistem.
Artinya, ada pembedaan subyek pajak yaitu subyek pajak badan dan subjek pajak perseorangan.
Yang bermasalah dalam pajak dividen adalah terjadi economic double taxation yang artinya ialah
bahwa sebelum
dividen dibagi kepada pengusaha, laba tersebut merupakan laba perusahaan yang dikenakan
pajak,
atau disebut Pajak Korporat.
Namun, ketika dibagi lagi kepada pemegang saham di korporat, pemegang saham itu harus
dikenakan pajak lagi.
Etika Perencanaan Pajak
Menurut Zain (2008) mengungkapkan bahwa
“Perencanaan pajak merupakan tindakan
penstrukturan yang terkait dengan konsekuensi
potensi pajaknya, yang tekanannya kepada
pengendalian setiap transaksi yang ada
konsekuensi pajaknya

Tujuannya adalah bagaimana pengendalian tersebut


dapat mengefisiensikan jumlah pajak yang akan
ditransfer ke pemerintah, melalui apa yang disebut
sebagai penghindaran pajak (tax avoidance) dan
bukan penyelundupan pajak (tax evasion)
Etika Perencanaan Pajak :
•Tidak melanggar ketentuan perpajakan

•Secara bisnis masuk akal

•Disertai dengan bukti pendukung yang


memadai
DIMENSI ETIKA

Dimensi etika dianalogikan dengan sistem sensor pada administrasi publik dan
berpengaruh pada dimensi dimensi lainnya dan sangat mempengaruhi tercapai
tidaknya tujuan administrasi publik pada umumnya dan tujuan organisasi
publik pada khususnya.

Etika atau moral menjadi salah satu dimensi terpenting tujuan arahnya untuk memuaskan
kepentingan atau kebahagiaan publik dan harus dijalankan dengan kewajiban dan motif
yang benar
Study Kasus

PT. Tiara Dewata Group melanggar etika dalam perpajakan. Modus yang
dilakukan perusahaanini adalah menyiutkan nilai omzet perusahaan, dan
pembukuan ganda aliasdouble accounting .PT. TDG selama kurun waktu
2005-2006 hanya menyetorkan 30% hingga 35% dari omzetsebenarnya.
Sehingga pajak penghasilan (PPh) maupun pajak pertambahan nilai (PPN)
menjadikecil. Tiara Dewata mempunyai dua sistem pelaporan keuangan,
yaitu Tipe A dan B.Bila PT. TDG menggunakan konsultan pajak, prinsip-
prinsip etika yang dilanggar adalah:
Lanjutan....
● Prinsip Integritas / Kejujuran Prinsip kejujuran dapat
ditunjukkan dengan cara membayar pajak sesuai
ketentuan yang berlaku dan melaporkan pajak dengan
benar tanpa adanya manipulasi. PT. TDG tidak
melaporkan pajaknya sesuai dengan yang sebenarnya,
perusahaan tersebut hanyamenyetorkan 30% hingga
35% dari omzet yang sebenarnya. Hal ini
mengakibatkan PPhmaupun PPN yang harus
dibayarkan menjadi lebih kecil.
Lanjutan....

● Prinsip Keadilan Pada kasus PT. Tiara Dewata Grup


sudah sangat jelas melanggar prinsip keadilan, ini
dapatkita lihat dari adanyadouble accounting yang
dilakukan oleh perusahaan. Dimana penjualansesi
kedua (sore-malam) tidak dilaporkan kedalam SPT
padahal penjualan pada sesi keduainilah yang paling
banyak mendapatkan keuantungan yang lebih dari sesi
pertama (pagi-sore).
Lanjutan....
● Prinsip IndependensiPrinsip independensi berarti,
seorang praktisi tidak mudah dipengaruhi dalam
menjalankantugasnya dan tidak memihak
kepentingan siapapun, yang bertentangan dengan
prinsipintegritas. Apabila PT. Tiara Dewata ini
menggunakan Konsultan Pajak dalam menjalankan
prakteknya,maka sudah dipastikan bahwa PT. TDG
ini akan melakukan kerjasama untuk menggelapkan
pajaknya sehingga Konsultan Pajak tersebut sudah
dapat dipastikan tidak independen.
Lanjutan....

● Prinsip Perilaku / Tanggung jawab Profesional


Setiap praktisi pajak, harus berperilaku yang
konsisten dengan reputasi profesi yang baik dan
menjauhi tindakan yang dapat mendis kreditkan citra
profesinya. Dari sisi tanggung jawab profesional
sudah jelas Konsultan Pajak tersebut melanggar
hukum yang sudah ditetapkan,sehingga akan
mengurangi kepercayaan masyarakat atas kinerja
yang telah dilakukan olehKonsultan Pajak tersebut.
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai