Anda di halaman 1dari 13

TUGAS MAKALAH ETIKA BISNIS DAN PROFESI

HAKIKAT PIKIRAN DAN KESADARAN

Nama Kelompok :
Evany Fitrah Maharni (5230020046)
Fabilla Anggraini (5230020047)
Naufal Azzar Ramdani (5230020048)
Galuh Rahmadini (5230020050)
Layyina Sari (5230020051)
Rizki Tria Miftakhurrohmah (5230020052)
Achmad Syukur (5230020054)

Fakultas Ekonomi Bisnis Dan Teknologi Digital


Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat-Nya sehingga makalah ini
dapat tersusun sampai dengan selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih terhadap
bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran
maupun materinya.

Penulis sangat berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Bagi kami sebagai penyusun merasa bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
makalah ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Surabaya, 20 Februari 2023

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ................................................................................................................ i
DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………..ii
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .......................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .............................................................................................................................. 2
BAB 2 PEMBAHASAN ........................................................................................................... 3
2.1 Hakikat Pikiran dan Kesadaran Menurut Para Ahli ................................................. 3
2.2 Tujuan dan Makna Kehidupan umat manusia ........................................................... 4
2.3 Tingkat Kesadaran Menurut Para Ahli ....................................................................... 5
2.4 Teori Kesadaran Menurut Para Ahli ............................................................................ 7
2.4.1 Ego............................................................................................................................. 7
2.4.2 Personal Unconscious .............................................................................................. 7
2.4.3 Collective Unconscious ............................................................................................ 8
BAB 3. KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................................... 9
3.1 Kesimpulan ..................................................................................................................... 9
3.2 Saran ................................................................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………………10

ii
1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia merupakan makhluk yang berpikir (homo sapien), sebab manusia dikaruniai
pengetahuan dalam memahami gerak semesta. Untuk mengerti mengapa manusia tercipta dan
untuk apa dia ada, serta memahami tujuan hidupnya. Kemudian manusia berusaha
merumuskan dirinya. Secara alamiah manusia memiliki hasrat untuk mengetahui (desire to
know), penyelidik terhadap segala apa saja yang tampak dalam alam raya ini (segala yang ada
dan mungkin ada), untuk mengetahui inti yang terdalam dari segala yang ada totalitas realitas
yang menegasi sub-sub kenyataan ilmu tersebut yang mengenai yang ada.

Dasar dari kemampuan emosional adalah kesadaran diri, yaitu pengetahuan akan
kemampuan dan keterbatasan diri sendiri sekaligus juga pemahaman yang mendalam akan
faktor-faktor dan situasi yang dapat menyebabkan munculnya emosi dalam diri sendiri.
Dengan adanya kesadaran, seorang individu dapat mengatur emosi dan perilakunya serta
dapat memahami orang lain dengan lebih baik (Goleman. 1995, 1998; Boyatzis. 1999.).
Goleman menyebutkan pengaruh intelegensi hanyalah sebesar 20% saja, sedangkan 80%
dipengaruhi oleh faktor lain termasuk di dalamnya kecerdasan emosi.

Manusia yang memiliki kesadaran diri yang memadai akan memiliki penilaian diri yang
lebih akurat, karena kesadaran diri berasal dari kemampuan individu untuk menilai evaluasi
diri orang lain dan menggabungkan penilaian tersebut ke dalam evaluasi diri seseorang.
(Velsor, Ellen Van dkk.) (1993; Atwater & Yammarino. 1992). Manusia yang memiliki
kesadaran yang memadai dalam dirinya akan memiliki dorongan mandiri yang lebih baik dan
dapat mengenal serta memahami dirinya sendiri untuk dapat berperilaku efektif dalam
berbagai situasi. Dalam hal ini seorang manusia dapat menerima dirinya apa adanya dan
mampu melakukan introspeksi diri serta lebih mengenal dirinya apabila seorang manusia
tidak memiliki kesadaran diri untuk mengenal dirinya sendiri, maka tentunya ia tidak
memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan keputusannya.
2

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan Hakikat Pikiran (Mind)?
2. Apa yang dimaksud dengan Kesadaran (Consciousness)?
3. Bagaimana cara untuk meningkatkan Hakikat Pikiran dan Kesadaran yang baik?
4. Apa perbedaan dari Hakikat Pikiran dan Kesadaran?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Hakikat Pikiran (Mind)
2. Untuk mengetahui pengertian dari Kesadaran (Consciousness)
3. Untuk mengetahui cara untuk meningkatkan Hakikat Pikiran dan Kesadaran yang
baik
4. Untuk mengetahui perbedaan dari Hakikat Pikiran (Mind) dan Kesadaran
(Consciousness)
3

BAB 2 PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Pikiran dan Kesadaran Menurut Para Ahli


Pikiran memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia sehingga Blaise
Pascal (dalam Hart, 1997) mengatakan : “Manusia jelas sekali dibuat untuk berpikir.
Didalamnya terletak semua martabat dan kebajikannya; dan seluruh kewajibannya adalah
berpikir sebagaimana seharusnya.” Drever (dalam Sudibyo, 2001) memberikan batasan
mengenai pikiran (mind) atau mental sebagai keseluruhan struktur dan proses-proses kejiwaan,
baik yang disadari maupun yang tidak disadari, yang merupakan bagian dari psyche yang
terorganisir. Jalaluddin Rakhmat (2001) melihat proses berpikir sebagai komunikasi
intrapersonal yang meliputi: sensasi, persepsi, memori, dan berpikir. Sensasi merupakan alat
pengindraan melalui pancaindra yang menghubungkan organisme (manusia) dengan
lingkungan.

Proses sensasi terjadi saat alat pengindra merekam informasi lingkungan dan mengubahnya
menjadi impuls-impuls saraf sehingga dipahami oleh otak. Persepsi adalah proses pemberian
makna pada sensasi ehingga manusia memperoleh pengetahuan baru. Dengan kata lain,
persepsi mengubah sensasi menjadi informasi. Memori adalah proses menyimpan informasi
dan memanggilnya kembali. Berpikir adalah mengolah informasi dan memanipulasikan
informasi untuk memenuhi kebutuhan atau memberikan respons.

Dalam buku Bhagawad Gita, sloka 6.5 telah jelas disebutkan bahwa : “Seseorang harus
menyelamatkan diri dengan bantuan pikirannya, dan tidak menyebabkan dirinya merosot.
Pikiran adalah kawan bagi roh yang terikat, dan pikiran juga musuhnya. Sifat pikiran adalah
liar, tidak ubahnya seperti kuda liar, atau kera, namun manusia juga mempunyai kemampuan
untuk mengendalikan pikiran agar menjadi jinak, tenang. Hanya melalui ketenangan pikiran
manusia baru dapat menembus kesadaran yang lebih tinggi.”

Pikiran menentukan siapa dan apa diri seseorang sebagai individu. Pikiran akan menentukan
apakah umat manusia akan menuju sakit atau sehat, emosi yang bergejolak atau stabil, sikap
dan perilaku negatif atau positif, watak baik atau buruk, serta menuju ke kesadaran yang lebih
tinggi atau menuju ke kesadaran yang lebih rendah.
4

Sebagaimana dikatakan oleh Walters, kesadaran dalam keadaanya yang murni bersifat mutlak,
lebih mutlak dari kecepatan cahaya yang melambat ketika memasuki medium fisik seperti
atmosfir bumi, serta lebih mutlak dari keberadaan benda.

Dalam kaitannya dengan kesadaran, Sigmund Freud (dalam Hjelle dan Ziegler, 1992)
membedakan tiga lapisan kesadaran yaitu :

1. Lapisan sadar (conscious level), berhubungan dengan dunia luar dalam wujud sensasi
dan berbagai pengalaman yang disadari setiap saat.
2. Lapisan prasadar (preconscious level), menyangkut pengalaman yang tidak disadari
pada saat pengalaman tersebut terjadi, namun dengan mudah dapat muncul kembali
menjadi kesadaran secara spontan atau dengan sedikit usaha.
3. Lapisan tidak sadar (unconscious level), merupakan lapisan paling dalam dari pikiran
manusia, menyimpan semua dorongan insting primitif serta emosi dan memori yang
mengancam pikiran sadar yang telah sedemikian ditekan, atau secara tidak disadari
telah didorong ke dalam lapisan yang paling dalam pad pikiran manusia.

Krishna (1999) membagi kesadaran manusia ke dalam lima tingkat kesadaran/ lapisan
utama, sebagai berikut :

1. Lapisan kesadaran fisik, yang ditentukan oleh makanan.


2. Lapisan kesadaran psikis, yang didasarkan atas energi dari udara yang disalurkan
melalui pernapasan.
3. Lapisan kesadaran pikiran, yang merupakan kesadaran pikiran rasional dan emosional.
Bila pikiran kacau atau dalam keadaan marah, maka napas kita akan lebih cepat.
Sebaliknya, bila pikiran tenang maka napas kita juga tenang. Seluruh kepribadian kita
ditentukan oleh pikiran.
4. Lapisan Intelegensia (bukan intelek), menyangkut kesadaran hati nurani atau budi
pekerti. Lapisan ini yang menyebabkan manusia menjadi bijak.
5. Lapisan kesadaran murni (kesadaran trasendental), merupakan hasil akhir pemekaran
kepribadian manusia, yang merupakan tingkat kesadaran tertinggi yang dapat dicapai
oleh manusia. Pada tahap ini manusia telah melampaui dualisme kehidupan di dunia.

2.2 Tujuan dan Makna Kehidupan umat manusia


Jalaluddin Rahmat (2004) mengatakan bahwa secara agama, filsafat, dan ilmu pengetahuan,
orang harus memilih hidup bahagia. Namun dalam kehidupan sehari-hari yang dipenuhi oleh
filsafat materialisme, makin banyak orang yang merasa tidak bahagia. Kebahagiaan seolah-
5

olah menjadi barang langka. Hal ini dapat terjadi karena adanya perbedaan
penafsiran/pemahaman tentang cara untuk mencapai kebahagiaan itu sendiri. Perbedaan
pemahaman tentang hidup ini sangat bergantung pada evolusi kesadaran seseorang.

2.3 Tingkat Kesadaran Menurut Para Ahli


Dalam kutipan pendapat Sutrina (2007) telah dijelaskan bahwa tingkat kesadaran manusia
dibagi menjadi 3 yakni :

1. kesadaran hewani,
2. kesadaran manusia, dan
3. kesadaran Tuhan.

Sutrisna, Ibnu Arabi (dalam Frager, 1999) membagi empat tingkat kesadaran berdasarkan
pengalaman dan pemahaman akan hkikat kehidupan sebagai berikut :

1. Tingkat pertama (jalan syari’ah) Tahap di mana seseorang secara taat asas mengikuti
hukum-hukum moral (hukum keagamaan) dalam kehidupan sehari-hari. Pada tahap ini,
orang yang taat mengikuti ajaran agama secara lahiriah, tetapi masih memiliki rasa
kemelekatan atas apa yang menjadi miliknya dan apa yang menjadi milik orang lain,
walaupun apa yang dimilikinya itu telah diperoleh menurut hukum moral keagamaan.
2. Tingkat kedua (jalan thariqah) Tahap di mana seseorang mencoba mencari kebenaran
melalui jalan tanpa rambu (upaya menggali kebenaran melalui pengalaman langsung,
melampaui hukum moral keagamaan). Dalam kaitannya dengan kekayaan materi,
dalam diri seseorang telah tumbuh perasaan milikku adalah milikmu dan milikmu
adalah milikku. Intinya telah muncul rasa kebersamaan dan rasa milik bersama.
3. Tingkat ketiga (jalan haqiqah) Tahap dimana seseorang telah memahami makna
terdalam dalam praktik syari’ah dan thariqah. Dalam tahap ini seseorang telah
mengalami pengalaman langsung tentang kebenaran gaib. Orang telah merasakan
bahwa tidak ada lagi apa yang menjadi milikku dan milikmu. Semua adalah milik
Tuhan. Tidak ada lagi rasa kemelekatan pada kekayaan materi.
4. Tingkat keempat (jalan ma’rifah) Tahap di mana seeorang telah mempunyai kearifan
dan pengetahuan terdalam tentang kebenaran spiritual. Pada tahap ini, kesadaran
seseorang telah mencapai tahap tertinggi, dimana orang seperti ini telah menyadari
bahwa tidak ada lagi aku dan kamu. Masing – masing pribadi menyadari bahwa
segalanya adalah Tuhan, bahwa tidak ada satu pun dan tidak ada seorang pun yang
6

terpisah dari Tuhan. Inilah tujuan utama dari taswuf (agama islam), agama Hindu
menyebutnya moksa, dan Budha menyebutnya nirwana.

Tabel Golongan Manusia Berdasarkan Tingkat Kesadaran


Atribut/Ciri- Kesadaran Hewani Kesadaran Manusia Kesadaran Tuhan
ciri
Tujuan Kenikmatan duniawi; Keseimbangan antara Kenikmatan rohani;
Hidup kekayaan, kekuasaan kenikmatan duniawi kekayaan hanya alat untuk
(jabatan), dan dan rohani menyempurnakan tingkat
kenikmatan fisik kesadaran rohani
sebagai tujuan hidup
Tingkat Ego Tinggi Sedang Rendah/Tidak ada ego
Karakter • Buruk • Bergerak di • Selalu berbaik
sangka/selalu sekitar dua sangka/berpikir
berpikir sifat ekstrem, positif
negatif tergantung • Rendah hati
• Tinggi tingkat • Dermawan
hati/sombong kesadarannya • Jujur
• Kikir • Penyabar
• Munafik • Bekerja secara tulus
• Pemarah dan tanpa pamrih
• Bekerja • Selalu
dengan pasrah/menyerahkan
pamrih diri kepada tuhan
• Tidak
percaya/tidak
ingat kepada
tuhan

Seorang ahli yakni William james menggambarkan pikiran sebagai arus kesadaran agar orang
lain mudah memahami teori atau pemahamannya. Aliran yang terus menerus dari sensasi, citra,
pikiran dan perasaan yang terus berubah dan bisa jadi berbeda dalam waktu yang singkat. Anda
tentu pernah mendengar kasus bahwa ia baik-baik saja namun keesokannya berubah menjadi
seseorang yang depresi.
7

Pikiran manusia sering terpacu dari satu topik ke topik lainya seperti :
1. Keadaan fisik dan psikis anda hari ini, terutama fisik
2. Strategi yang anda buat untuk melewati hari esok
3. Seseorang atau lingkungan yang mendekati anda
4. Tempat dan target yang telah anda buat atau anda tuju
5. Relasi Antara Kesadaran dan Otak
Otak dapat menerima informasi dari tubuh dan dunianya tanpa perlu lagi pilot dalam tubuh.
Jelas bahwa manusia memang memiliki kelebihan itu dibanding yang lain dan faktanya
kelebihan ini yang membuat dia manusia gemilang. Otak dapat mengubah menjadi dunia
kesadaran dimana didalamnya kita sadar dan tahu akan hal tersebut. Suatu sistem pengolahan
yang terbesar dan terpisah yang berhubungan untuk menghasilkan kesadaran.
Dalam kesadaran ada beberapa tingkat yang harus dipahami, diantaranya adalah :
1. Kesadaran tingkat tinggi dimana anda tahu harus melakukan apa dan bagaimana
2. Kesadaran tingkat rendah namun tetap dalam fase kesadaran
3. Keadaan kesadaran terubah
4. Kesadaran bawah sadar yang tidak diatur
5. Tidak ada kesadaran
2.4 Teori Kesadaran Menurut Para Ahli

Teori Kesadaran Menurut Carl G Jung


2.4.1 Ego
Hakikat pertama adalah ego, dimana ego merupakan jiwa sadar manusia yang terdiri atas
persepsi, ingatan pikiran dan perasaan yang jelas sadar. Ego dapat bekerja dalam tingkat
conscious dan biasanya ego lahir merupakan ego perasaan identitas dan kontinyuitas atau
secara terus menerus yang dimiliki seseorang. Cara Menghilangkan Sifat Egois dalam Diri
tidak bisa dilakukan hanya bisa diredam.
Ego seseorang bisa menjadi gugusan tingkah laku yang biasanya dimiliki dan selalu
ditampilkan secara sadar oleh mereka dalam sebuah lingkungan di masyarakat. Ego juga
merupakan bagian dari manusia yang bisa membantunya sadar akan siapa dirinya dan
bagaimana introspeksi seharusnya berjalan.

2.4.2 Personal Unconscious


Struktur piskis ini merupakan wilayah yang berdekatan sekali dengan poin sebelumnya dari
kesadaran yakni ego. Dimana personal unconscious terdiri dari pengalaman yang pernah
8

disadari namun ternyata dilupakan dan diabaikan dengan cara repression dan juga suppresion.
Pengalaman yang kesannya lemah dan dilalui secara cepat juga disimpan kedalam personal
unconscious dan akan bangkit jika ada stimulannya. personal unconscious dapat dilakukan oleh
diri sendiri jika secara mekanik, namun karena butuh stimulan maka harus ada desakan dari
pihak luar yang berkuasa dan kuat untuk menekan.
Selain itu, kelompok yang terorganisir oleh perasaan, pikiran serta ingatan-ingatan yang ada
dalam personal unconscious biasa disebut sebagai kompleks. Setiap kompleks ini memang
memiliki inti yang bisa dikatakan menarik dimana intinya akan membantu mengumpulkan
berbagai pengalaman yang ternyata memiliki kesamaan secara tematik. Semakin kuat daya
tarik inti jelas akan semakin besar pengaruh terhadap tingkah laku yang dilakukan secara sadar.
Kepribadian dengan kompleks tertentu akan didominasi oleh ide atau gagasan yang dikandung
oleh kompleks itu sendiri.
2.4.3 Collective Unconscious
Poin ini bisa dikatakan gudang bekas ingatan, mungkin jika anda pernah menonton kartun dan
menjelaskan bahwa anda memiliki gudang ingatan maka collective unconscious tempatnya
menurut Carl Jung. Ingatan yang diwariskan dari masa lampau oleh leluhur seseorang yang
tidak hanya meliputi sejarah ras manusia saja namun para nenek moyang.

Collective unconscious memiliki beberapa archetype yang merupakan ingatan ras akan suatu
bentuk pikiran ataupun universal yang diturunkan secara otomatis dari generasi ke generasi.
Beberapa rchetype yang dominan sekana terpisah dari kumpulan lainnya dan sayangnya
membentuk satu sistem sendiri. Namun untuk collective unconscious masih belum bisa
dijelaskan secara detail dalam hakikat kesadaran karena masih terjadi pro dan kontra.
9

BAB 3. KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Pikiran menentukan siapa dan apa diri seseorang sebagai individu. Pikiran akan menentukan
apakah umat manusia akan menuju sakit atau sehat, emosi yang bergejolak atau stabil, sikap dan
perilaku negatif atau positif, watak baik atau buruk, serta menuju ke kesadaran yang lebih tinggi
atau menuju ke kesadaran yang lebih rendah.

Menurutnya, pemikiran manusia memiliki tingkatan-tingkatan tertentu yang dapat mempengaruhi


jalan pikirannya. Ego seseorang bisa menjadi gugusan tingkah laku yang biasanya dimiliki dan
selalu ditampilkan secara sadar oleh mereka dalam sebuah lingkungan di masyarakat. Ego juga
merupakan bagian dari manusia yang bisa membantunya sadar akan siapa dirinya dan bagaimana
introspeksi seharusnya berjalan.

3.2 Saran
Sudah sebaiknya manusia memiliki pemikiran ke arah yang positif dan terbuka, karena jika kita
memiliki pemikiran-pemikiran yang positif maka hasil yang akan kita keluarkan hasil yang baik
pula
10

DAFTAR PUSTAKA

Hasanah A. 2019. Program Bimbingan Pribadi untuk Meningkatkan Kompetensi Kesadaran Diri
Peserta Didik. Universitas Pendidikan Indonesia.
Nizar S. Filsafat Pendidikan Islam (Pendekatan Historis, Teoritis dan Praktis). Jakarta.
Agoes, Sukrisno dan I Cenik Ardana. 2018. Etika Bisnis dan Profesi “TantanganMembangun
Manusia Seutuhnya. Jakarta: Salemba Empat.

Anda mungkin juga menyukai