Anda di halaman 1dari 43

METODE PELAKSANAAN

Metode pelaksanaan pekerjaan yang ditawarkan menggambarkan penguasaan dalam penyelesaian


pekerjaan, penilaian terhadap pemenuhan syarat substantive yang ditetapkan dalam
Dokumen/Rencana Kerja & Syarat-Syaratnya (RKS)/Spesifikasi Teknis, metode kerja untuk jenis –
jenis pekerjaan utama dan penunjang atau sementara yang ikut menentukan keberhasilan
pelaksanaan pekerjaan diyakini menggambarkan penguasaan penawaran untuk melaksanakan
KEGIATAN/PEKERJAAN : PENINGKATAN TROTOAR JALAN PEMUDA KOTA BOGOR yang
memenuhi persyaratan pelaksanaan, antara lain :

1. Memenuhi persyaratan substantif yang


ditetapkan dalam Dokumen Pengadaan

2. Menggambarkan penguasaan penawar untuk


menyelesaikan pekerjaan

Tahapan dan cara pelaksanaan yang


3.
menggambarkan pelaksanaan pekerjaan dari
awal sampai akhir

KETENTUAN UMUM & ADMINISTRASI


Page |1
METODE PELAKSANAAN
1. DATA KEGIATAN/PEKERJAAN

Kegiatan : PENINGKATAN TROTOAR JALAN PEMUDA


Lokasi/Wilayah : Kota Bogor

Tahun Anggaran : 2019 :

2. MAKSUD DAN TUJUAN

MAKSUD

Membuat metode pelaksanaan yang efisien sehingga waktu pelaksanaan pekerjaan


pembangunan dapat dicapai sesuai dengan standar mutu yang ditetapkan. Memberikan gambaran
tentang manajemen dan tata cara pelaksanaan pekerjaan dilapangan.

TUJUAN

Mendapatkan hasil pekerjaan yang tepat ;


1. KUANTITAS
2. KUALITAS
3. WAKTU

3. SASARAN DAN MUTU

SASARAN

Dicapai metode kerja yang efisien dalam mengantisipasi waktu yang singkat dan diperoleh
bangunan dengan sistem yang andal, mudah dan efisien.

MUTU

Didapatkan hasil pelaksanaan yang memuaskan yang tercapai dengan dilakukannya proses QC
(Qualty Control) yang memadai.

RENCANA KERJA PELAKSANAAN

Page |2
METODE PELAKSANAAN
1. Rapat Persiapan Pelaksanaan Pekerjaan

a. Sebelum Pelaksanaan Pekerjaan, bersama - sama dengan perencana, pengawas teknis,


instansi terkait dan instansi terkait lainnya, terlebih dahulu menyusun rencana pelaksanaan
pekerjaan sesuai dengan surat perjanjian / kontrak.
b. Menyelenggarakan rapat persiapan pelaksanaan kontrak selambat - lambatnya 7 (tujuh) hari
sejak diterbitkan SPMK.
c. Beberapa hal yang dibahas dan disepakati dalam rapat persiapan pelaksanaan pekerjaan
adalah :
 Organisasi kerja
 Tata cara pengaturan pelaksanaan pekerjaan
 Jadwal pelaksanaan pekerjaan
 Jadwal pengadaan bahan, mobilisasi peralatan dan personil
 Penyusunan rencana dan pelaksanaan pemeriksaan lapangan
 Pendekatan kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat mengenai rencana
kerja.
 Penyusunan program mutu proyek.

2. Program Mutu

Menyampaikan program mutu lengkap meliputi:

a. Membuat penjelasan mengenai metode keselamatan kerja pada setiap item pelaksanaan
pekerjaan secara lengkap dan terperinci sebagai berikut :
 Mencerminkan usaha keselamatan kerja pada setiap kegiatan secara berkesinambungan
 Kesesuaian penggunaan alat keselamatan
 Mencerminkan usaha keselamatan tenaga kerja dan pihak lain di lingkungan kerja; serta
 Kesesuaian Program K3 yang dibuat dengan pelaksanaan pekerjaan.

b. Membuat penjelasan mengenai program mutu pada setiap jenis pekerjaan secara lengkap dan
terperinci sebagai berikut:
 Informasi Umum
 Organisasi / Struktur Organisai
 Uraian tugas dan tanggung jawab pelaksanaan pekerjaan
 Prosedur pelaksanaan pekerjaan
 Prosedur instruksi dan inspeksi kerja; serta
 Bagan alir kegiatan pelaksanaan pekerjaan.

3. PERSONIL INTI & ORGANISASI PELAKSANAAN LAPANGAN

1. Untuk melaksanakan pekerjaan/proyek sesuai yang ditetapkan dalam surat perjanjian/kontrak,


membuat organisasi pelaksanaan lapangan, dengan pembagian tugas, fungsi dan wewenang
yang jelas tanggung jawabnya masing-masing.
2. Penempatan personil yang proporsional dan sesuai dengan keahlian bidang tugasnya masing -
masing sedangkan untuk tenaga - tenaga ahli telah memenuhi ketentuan peraturan dan
perundang - undangan yang berlaku, sesuai dengan golongan, bidang dan kualifikasi.
3. Untuk pelaksanaan pekerjaan / proyek menunjuk penanggung jawab lapangan, yang dalam
penunjukannya terlebih dahulu harus mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.
4. Tidak memberikan pekerjaan lain kepada wakil ataupun para penanggung jawab lapangan,
diluar pekerjaan / proyek yang bersangkutan.

Page |3
METODE PELAKSANAAN
5. Selama jam - jam kerja tenaga ahli / wakil atau para penanggung jawab lapangan harus berada
dilapangan pekerjaan kecuali berhalangan / sakit maka menunjuk / menempatkan
penggantinya apabila yang bersangkutan berhalangan.
6. Jika ternyata penanggung jawab teknis tersebut tidak memenuhi ketentuan yang telah
ditetapkan, maka Pengguna Anggaran berhak memerintahkan supaya segera mengganti
dengan orang lain yang ahli dan berpengalaman.

4. TENAGA KERJA LAPANGAN

1. Memperkerjakan tenaga kerja yang trampil dan berpengalaman, sesuai keahliannya dalam jumlah
yang cukup sesuai volume dan kompleksitas pelaksanaan pekerjaan.
2. Melaksanakan ketertiban, kebersihan, kesehatan dan keamanan lokasi / pekerjaan, dengan
menyediakan fasilitas sarana dan prasarana kerja memadai.
3. Menyediakan tempat tinggal yang memadai dan tidak mengganggu lingkungan, untuk para tenaga
kerja yang tinggal sementara dilokasi pekerjaan / proyek.
4. Melaporkan kepada pengguna barang / jasa, dalam bentuk tenaga kerja yang dilampiri identitas diri
dan tanda pengenal setiap tenaga kerja.

STRUKTUR ORGANISASI TENAGA KERJA LAPANGAN

MANDOR

KEPALA 1. Kepala Tukang Batu


TUKANG 2. Kepala Tukang Kayu
3. Kepala Tukang Besi

TUKANG 1. Tukang Batu


2. Tukang Kayu
3. Tukang Besi

PEKERJA

STRUKTUR ORGANISASI TENAGA KERJA LAINNYA

Page |4
METODE PELAKSANAAN
OPERATOR ALAT
Pembantu Operator

PELAKSANA

SUPIR/DRIVER
Pembantu Supir/Kernet

5. BAHAN DAN PERALATAN

1. Bahan Peralatan dan segala sesuatu yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan sesuai
dalam surat perjanjian / kontrak , akan disediakan sesuai dengan kebutuhan dilapangan yang
dikirim secara bertahap.
2. Bahan material yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan, adalah :
a. Sesuai dengan ketentuan peraturan dan perundang - undangan yang berlaku di Indonesia.
b. Memenuhi persyaratan teknis yang ditetapkan dalam surat / perjanjian / kontrak, RKS,
gambar dan spesifikasi teknis yang telah ditetapkan.
c. Sebelum digunakan / dipasang harus diajukan contoh atau brosur setiap bahan dan peralatan
tersebut untuk mendapat persetujuan dari pengguna barang / jasa.
d. Pengguna barang / jasa berhak melakukan pengujian dan menolak terhadap bahan dan
peralatan yang akan digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan apabila ternyata tidak
memenuhi ketentuan dan persyaratan yang ditetapkan.
3. Bahan dan peralatan yang ditolak pengguna barang / jasa harus segera disingkirkan dari lokasi /
lapangan proyek, dalam waktu 2 (dua) hari kerja sejak tanggal penolakan dilakukan.
4. Apabila terdapat bahan dan peralatan yang digunakan / dipasang belum atau telah mendapat
persetujuan, ternyata tidak memenuhi kualifikasi atau spesifikasi teknis yang dipersyaratkan
maka wajib mengganti / memperbaiki dengan beban biaya sendiri dan tidak berhak menuntut
ganti rugi.
5. Apabila bahan dan peralatan yang akan digunakan ternyata tidak ada lagi dipasaran, maka
segera mengajukan bahan dan peralatan pengganti yang setara dan mendapatkan persetujuan
tertulis dari pengguna barang / jasa. Prosedur penggantian harus dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan dan perundangundangan yang berlaku.
6. Penggantian bahan dan peralatan yang dimaksud pada ayat 5 diatas tidak dapat dijadikan
alasan keterlambatan pekerjaan
7. Penyediaan dan pengamanan bahan dan peralatan dilokasi / lapangan proyek, adalah menjadi
tanggung jawab kami termasuk tempat dan penyimpanannya harus tertib dan tidak mengganggu
mobilisasi kerja dilapangan.

8. Daftar Peralatan Utama minimal yang diperlukan untuk pelaksanaan pekerjaan: (Sesuai LDP)

6. JADWAL PELAKSANAAN PEKERJAAN

Page |5
METODE PELAKSANAAN
Jadwal waktu pelaksanaan (Time Schedule) diperlukan untuk pelaksanaan dan pemantauan yang
sebagaimana mestinya atas pekerjaan.Jadwal tersebut diperlukan untuk menjelaskan kegiatan-
kegiatan pekerjaan setelah kegiatan dalam program mobilisasi telah selesai.

Waktu pelaksanaan yang direncanakan selama 90 ( Sembilan Puluh) hari kalender

 Pengajuan
a. menyiapkan jadwal pelaksanaan dalam batas waktu yang disepakati yang telah ditentukan.
Jadwal pelaksanaan itu diserahkan dan mendapat persetujuan dari Direksi Pekerjaan, dengan
detil yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini, dimana detil tersebut harus menunjukkan urutan
kegiatan yang diusulkan dalam melaksanakan Pekerjaan.
b. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus sudah dibuat selambat-lambatnya 7 ( tujuh ) hari kerja
setelah penandatanganan surat perjanjian / kontrak, untuk diperiksa / disetujui oleh pengawas
teknis dan disahkan oleh pengguna barang / jasa.
c. Setiap akhir setiap bulan, melengkapi Jadwal Pelaksanaan untuk menggambarkan secara
akurat kemajuan pekerjaan (progress) aktual.
d. Setiap interval mingguan, menyerahkan pada setiap hari Senin pagi, jadwal kegiatan
mingguan yang menunjukkan lokasi seluruh operasi dan kegiatan yang akan dilaksanakan
selama minggu tersebut.
e. Jadwal pelaksanaan pekerjaan harus tetap berada dilokasi / lapangan selama masa
pelaksanaan pekerjaan dan salah satunya ditempel diruangan rapat proyek, sebagai acuan
patokan kemajuan bobot pekerjaan.

 Detail Jadwal Pelaksanaan


a. Membuat Jadwal Kemajuan dalam bentuk diagram balok horisontal dan dilengkapi kurva “S”
yang menggambarkan seluruh kemajuan pekerjaan dengan karakteristik berikut :
b. Setiap jenis Mata Pembayaran atau kegiatan dari kelompok Mata Pembayaran yang berkaitan
harus digambarkan dalam diagram balok yang terpisah, dan harus dibentuk sesuai dengan
urutan dari masing-masing kegiatan pekerjaan.
c. Skala waktu dalam arah horisontal harus dinyatakan berdasarkan satuan bulan.
d. Setiap diagram balok horisontal harus mempunyai ruangan untuk mencatat kemajuan aktual
dari setiap pekerjaan dibandingkan dengan kemajuan rencana.
e. Kurva seluruh kemajuan pekerjaan (overall progress) harus dapat memberikan gambaran
tentang kemajuan keuangan rencana pada setiap akhir bulan terhadap kemajuan keuangan
aktual.
f. Skala dan format dari Jadwal Kemajuan Keuangan harus sedemikian rupa hingga tersedia
ruangan untuk pencatatan, revisi dan pemutakhiran mendatang. Ukuran lembar kertas
minimum adalah A3.

 Jadwal Penyediaan Bahan


Menyediakan jadwal yang terpisah untuk lokasi semua sumber bahan, bersama dengan rencana
tanggal penyerahan contohcontoh bahan dan rencana produksi bahan dan jadwal pengiriman.

 Revisi Jadwal Pelaksanaan

Page |6
METODE PELAKSANAAN
Waktu : Revisi semua jadwal pelaksanaan yang diuraikan harus dilaksanakan bilamana
kemajuan aktual berbeda lebih dari 20 (dua puluh) persen dari kemajuan rencana atau bilamana
terdapat perubahan kuantitas yang menyolok setelah diterbitkannya Variasi atau Addenda.

Laporan : Pada saat menyerahkan Revisi Jadwal Pelaksanaan maka harus melengkapi laporan
ringkas yang memberikan alasan-alasan timbulnya revisi, yang harus meliputi :
a. Uraian revisi, termasuk pengaruh pada seluruh jadwal karena adanya perubahan cakupan,
revisi dalam kuantitas atau perubahan jangka waktu kegiatan dan perubahan lainnya yang
dapat mempengaruhi jadwal.
b. Pembahasan lokasi-lokasi ynag bermasalah, termasuk faktor-faktor penghambat yang sedang
berlangsung maupun yang harus diperkirakan serta dampaknya.
c. Tindakan perbaikan yang diambil, diusulkan dan pengaruhnya.

7. LAPORAN HASIL PEKERJAAN

1. Laporan Harian
a. Untuk kepentingan pengendalian dan pengawasan pelaksanaan pekerjaan, seluruh aktifitas
kegiatan pekerjaan dilapangan dicatat didalam buku harian lapangan (BHL) sebagai laporan
harian pekerjaan berupa rencana dan realisasi pekerjaan harian.

b. Buku Harian Lapangan (BHL) berisi :


 Kuantitas dan macam bahan yang berada dilapangan.
 Penempatan tenaga kerja untuk tiap dan macam tugasnya.
 Jumlah, jenis, dan kondisi peralatan.
 Kuantitas dan kualitas jenis pekerjaan yang dilaksanakan
 Keadaan cuaca termasuk hujan, banjir dan peristiwa alam lainnya yang berpengaruh
terhadap kelancaran pekerjaan.
 Catatan - catatan lain yang berkenaan dengan pelaksanaan

c. Buku Harian Lapangan ( BHL ) disiapkan dan diisi, dan diperiksa oleh pengawas teknis dan
dilengkapi catatan instruksi - instruksi dan petunjuk pelaksanaan yang dianggap perlu dan
disetujui oleh pengguna barang/jasa.
d. Mentaati dan melaksanakan terhadap instruksi, arahan dan petunjuk yang diberikan
pengawas teknis dalam Buku Harian Lapangan (BHL).
e. Jika tidak dapat menerima / menyetujui pendapat / perintah pengawas harus mengajukan
keberatan - keberatan secara tertulis dalam jangka waktu 3 x 24 jam.
f. Memperbaiki atas beban biaya sendiri terhadap pekerjaan yang tidak memenuhi syarat, tidak
sempurna dalam pelaksanaannya atas kemauan inisiatif sendiri atau yang diperintah oleh
pengawas teknis maupun Pengguna Anggaran.

2. Laporan mingguan dibuat setiap minggu yang terdiri dari rangkuman laporan harian dan berisi
hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu minggu, serta hal-hal yang penting yang perlu
dilaporkan.
3.Laporan bulanan dibuat setiap bulan yang terdiri dari rangkuman laporan mingguan dan berisi
hal kemajuan fisik pekerjaan dalam periode satu bulan, serta hal-hal yang penting yang perlu
dilaporkan.

LAPORAN HARIAN, MINGGUAN DAN BULANAN

Page |7
METODE PELAKSANAAN
1. Membuat Laporan Mingguan dan Laporan Bulanan sebagai resume dari Laporan Harian selama
masa pelaksanaan pekerjaan yang akan diperiksa dan ditandatangani oleh Konsultan
Pengawas/Direksi yang memuat hal-hal :
a. Jumlah tenaga menurut jenis / jabatan,
b. Jumlah dan jenis bahan yang diterima,
c. Jumlah dan jenis bahan yang disetujui,
d. Jumlah dan Jenis Peralatan yang dipakai.
e. Kegiatan pekerjaan secara terperinci,
f. Keadaan cuaca dan kejadian-kejadian lain.

2. Laporan Harian dibuat dalam rangkap 3 (Tiga) serta bentuk maupun tata cara pengisian Form
tersebut harus sesuai dengan yang telah ditetapkan oleh Konsultan Pengawas/Direksi.

3. Laporan tersebut diperuntukan :


a. 1 (Satu) set untuk Pemberi Tugas
b. 1 (Satu) set Untuk Konsultan Pengawas/Direksi.
c. 1 (Satu) set Arsip.

8. PERBEDAAN UKURAN

1. Jika terdapat perbedaan ukuran yang ditulis dengan angka dengan ukuran yang ditulis dengan
skala, maka ukuran yang dipakai adalah ukuran yang ditulis dengan angka.
2. Jika merasa ragu - ragu tentang ukuran harus segera meminta petunjuk Pengawas Teknis atau
Perencana.

9. SARANA PENUNJANG PROYEK

1. Membuat / mendirikan bangunan sementara seperti los kerja bangsal / direksi keet yang cukup
luas dan lain - lain yang diperlukan. Menyediakan perlengkapan ruang kerja Pengguna
Anggaran dan Pengawas Teknis dengan jumlah sesuai kebutuhan
2. Penempatan sarana bangunan sementara harus dibuatkan perencanaannya serta terlebih
dahulu untuk mendapatkan persetujuan Pengguna Anggaran.
3. Sarana Penunjang Direksi keet / gudang / bedeng sementara pagar pengaman dan
perlengkapannnya serta pompa kerja adalah merupakan sarana penunjang dalam pelaksanaan
proyek dan merupakan barang yang dipakai habis pada saat setelah pekerjaan selesai.
4. Menyediakan peralatan kerja bantu yaitu :air, aliran listrik, pompa air, alat - alat pemadam
kebakaran, dll.
5. Untuk segala kebutuhan / keperluan penyelesaian pelaksanaan pekerjaan, sekalipun tidak
disebut dan dinyatakan dalam peraturan dan syarat - syarat ( RKS ) maupun dalam gambar.
6. Segala kerusakan yang terjadi diatas tanah / halaman akibat pelaksanaan seperti kerusakan
saluran / got, tanaman dan lain sebagainya harus diperbaiki kembali seperti keadaan semula
atas tanggungan penyedia barang / jasa yang bersangkutan.
7. Mendapat batas - batas daerah kerja sebagaimana dimaksud, bertanggung jawab penuh atas
segala sesuatu yang ada didaerahnya meliputi :
a. Kerusakan - kerusakan yang timbul akibat kelalaian / kecerobohan yang disengaja maupun
tidak disengaja.
b. Penggunaan sesuatu yang salah / keliru.
c. Kehilangan - kehilangan.

Page |8
METODE PELAKSANAAN
8. Untuk mencegah kejadian - kejadian tersebut diatas, menyediakan jasa pengamanan
pelaksanaan proyek pembangunan setempat, antara lain penjagaan, penerangan pada malam
hari dan sebagainya.
9. Mengerjakan pekerjaan pembersihan yaitu segala macam kotoran bekas - bekas bongkaran
dan alat - alat lainnya, harus segera diangkut atas persetujuan Pengawas Teknis / Pengguna
Anggaran.

SYSTEM MANAJEMEN K3

KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

Penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi kepada setiap orang yang berada di
tempat kerja yang berhubungan dengan pemindahan bahan baku, penggunaan peralatan kerja
konstruksi, proses produksi dan lingkungan sekitar tempat kerja. Penanganan K3 mencakup
penyediaan sarana pencegah kecelakaan kerja dan perlindungan kesehatan kerja konstruksi maupun
penyediaan personil yang kompeten dan organisasi pengendalian K3 Konstruksi sesuai dengan tingkat
resiko.

Mengikuti ketentuan-ketentuan pengelolaan K3 yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pekerjaan


Umum No. 09/PRT/M/2009 tentang Pedoman Sistem Manjemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dan Pedoman Pelaksanaan K3 untuk Konstruksi Jalan
dan Jembatan No. 004/BM/2006 serta peraturan terkait lainnya.

Sistem Manajemen K3 Konstruksi

Membuat, menerapkan dan memelihara prosedur untuk identifikasi bahaya, penilaian risiko dan
pengendaliannya secara berkesinambungan sesuai dengan Rencana K3 Kontrak (RK3K) yang telah
disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
Melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 tinggi atau sekurang-kurangnya
Petugas K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil.Ahli K3 Konstruksi
atau Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi Sistem Manajemen
K3 Konstruksi.Tingkat risiko K3 ditetapkan oleh Pengguna Jasa.

Membentuk Panitia Pembina K3 (P2K3)

a. Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja dengan jumlah paling sedikit 100 orang,
b. Mengelola pekerjaan yang mempekerjakan pekerja kurang dari 100 orang, akan tetapi
menggunakan bahan, proses dan instalasi yang mempunyai risiko yang besar akan terjadinya
peledakan, kebakaran, keracunan dan penyinaran radioaktif P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah
badan pembantu di perusahaan dan tempat kerja yang merupakan wadah kerjasama antara
pengusaha dan pekerja untuk mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif
dalam penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua, Sekretaris dan
Anggota. Ketua P2K3 adalah Project Manager/Site Manager/Tenaga Ahli dan Sekretaris P2K3
adalah Ahli K3 Konstruksi.
c. Membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga Kerja setempat dan tembusannya
disampaikan kepada Direksi Pekerjaan.
d. Melaksanakan Audit Internal K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.

Page |9
METODE PELAKSANAAN
e. Melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian yang memang perlu dilakukan kaji ulang)
setiap bulan secara berkesinambungan selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
f. Direksi Pekerjaan dapat sewaktu-waktu melaksanakan inspeksi K3 Konstruksi.

K3 Kantor Lapangan Dan Fasilitasnya

1. Fasilitas Pencucian :

Menyediakan fasilitas pencucian yang memadai dan sesuai dengan pekerjaan yang dilakukan untuk
seluruh pekerja konstruksi.
Fasilitas pencucian termasuk penyediaan air panas dan zat pembersih untuk kondisi berikut ini :
a. Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat beracun, zat yang
menyebabkan infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya
b. Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika menggunakan air dingin
c. Jika pekerja harus membersihkan seluruh badannya
d. Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau bekerja pada kondisi
basah yang tidak biasa sehingga menyebabkan para pekerja harus membersihkan seluruh
badannya, maka Penyedia Jasa harus menyediakan pancuran air (shower) dengan jumlah yang
memadai.
e. Untuk kondisi normal, Penyedia Jasa harus menyediakan pancuran air untuk mandi dengan
jumlah sekurang-kurangnya satu untuk setiap 15 orang.

2. Fasilitas Sanitasi

Menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria maupun toilet khusus wanita yang
diperkerjakan di dalam atau di sekitar tempat kerja.

Mempekerjakan lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka persyaratan minimumnya adalah:
a. Satu peturasan untuk jumlah pekerja 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang
sampai dengan tambahan 30 orang maka harus ditambah satu peturasan;
b. Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah pekerja lebih dari 15 orang
sampai dengan tambahan 30 orang maka harus ditambah satu kloset.
c. Mempekerjakan wanita, toilet harus disertai fasilitas pembuangan pembalut wanita.
d. Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh. Toilet harus mudah
diakses, mempunyai penerangan dan ventilasi yang cukup, dan terlindung dari cuaca. Jika toilet
berada di luar, harus disediakan jalur jalan kaki yang baik dengan penerangan yang memadai di
sepanjang jalur tersebut. Toilet harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehinga dapat
menjaga privasi orang yang menggunakannya dan terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan.
e. Menyediakan satu toilet jika: setiap jumlah pria dan setiap jumlah wanita kurang dari 10 orang;
toilet benar-benar tertutup; mempunyai kunci dalam; tersedia fasilitas pembuangan pembalut
wanita; tidak terdapat urinal di dalam toilet tersebut.

3. Air Minum

Menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh pekerja dengan persyaratan :
a. Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai air minum
b. Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku

P a g e | 10
METODE PELAKSANAAN
c. Jika disimpan dalam kontainer, kontainer harus: bersih dan terlindungi dari kontaminasi dan
panas; harus dikosongkan dan diisi air minum setiap hari dari sumber yang memenuhi standar
kesehatan.

4. Fasilitas Pertolongan Pertama pada Kecelakaan (P3K)

Peralatan P3K harus tersedia dalam seluruh kendaraan konstruksi dan di tempat kerja.
Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau bertanggung jawab
dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.

5. Penerangan

Penerangan harus disediakan di seluruh tempat kerja, termasuk di ruangan, jalan, jalan
penghubung, tangga dan gang.Semua penerangan harus dapat dinyalakan ketika setiap orang
melewati atau menggunakannya.Penerangan tambahan harus disediakan untuk pekerjaan detil,
proses berbahaya, atau jika menggunakan mesin.Penerangan darurat yang memadai juga harus
disediakan.

6. Pemeliharaan Fasilitas
Menjamin terlaksananya pemeliharaan fasilitas-fasilitas yang disediakan dalam kondisi bersih dan
higienis, serta dapat diakses secara nyaman oleh pekerja.

7. Ventilasi

Seluruh tempat kerja harus mempunyai aliran udara yang bersih.Pada kondisi tempat kerja yang
sangat berdebu misalnya tempat pemotongan beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti
perekat, dan pada kondisi lainnya, menyediakan alat pelindung nafas seperti respirator dan
pelindung mata.

Helm Proyek - Alat pelindung kepala Baju Rompi – Alat Pelindung Badan

MANAJEMEN DAN KESELAMATAN LALU LINTAS


P a g e | 11
METODE PELAKSANAAN
Rencana Manajemen Dan Keselamatan Lalu Lintas
1. Urutan Pekerjaan dan Rencana Manajemen Lalu Lintas harus menjaga seluruh panjang dari
kegiatan dalam kondisi sedemikian hingga lalu lintas dapat ditampung dengan aman dan Personil,
Direksi Pekerjaan, dan pengguna jalan dapat dilindungi.
2. Sebelum memulai pekerjaan apapun, menyiapkan dan mengajukan kepada Direksi Pekerjaan,
Rencana Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (RMKL) untuk pengoperasiannya selama
periode pelaksanaan. RMKL harus berdasarkan analisa aliran lalu lintas tingkat makro dan juga
mikro dan tidak hanya terfokus di daerah konstruksi.
3. RMKL harus dimutakhirkan secara regular berdasarkan pengalaman dan kondisi tempat
pekerjaan. RMKL harus memperhitungkan Prosedur Keselamatan. RMKL harus memperhitungkan
dan menyediakan fasilitas khusus untuk pejalan kaki dan kendaraan tidak bermotor jika berada di
sekitar daerah kerja.
4. Penutupan Jalan yang Diperbolehkan Daerah konstruksi dibagi dalam daerah kerja dimana
daerah kerja ini dibagi lagi dalam Zona Kerja. Pekerjaan diperbolehkan dilaksanakan secara
simultan dengan daerah kerja dan Zona Kerja dalam jumlah tertentu.
5. Personil harus mengenakan baju yang reflektif, sepatu boot dan helm kerja pada setiap saat
selama jam kerja di dalam daerah kerja.
6. Dalam pelaksanaan pekerjaan harus berkoordinasi dengan pihak kepolisian.
7. Operasi pada malam hari harus diterangi dengan lampu dan atau sistem reflektif yang disetujui
Direksi Pekerjaan. Sistem penerangan harus ditempatkan dan dioperasikan sedemikian agar
dapat menghindarkan sorot cahaya terhadap pengguna jalan yang mendekati lokasi tersebut.

Pemeliharaan Rambu Jalan Sementara


Menyediakan personil untuk melakukan pengawasan berkesinambungan terhadap operasi
pengendalian lalu lintasnya. Personil tersebut harus tersedia baik siang maupun malam untuk
menanggapi panggilanjika ada kerusakan antara lain terhadap barikade, lampu, rambu-rambu, dsbbaik
karena vandalisme atau kecelakaan lalu lintas. Memberitahu identitas personil tersebut kepada Direksi
Pekerjaan maupun pejabat lalu lintas setempat (termasuk polisi) di tempat kerja.

Bahan dan Peralatan


Semua bahan dan peralatan yang disediakan untuk implementasi kegiatan-kegiatan manajemen dan
keselamatan lalu lintas.Peralatan dan perlengkapan untuk menangani lalu lintas yang rusak oleh
sebab apapun selama kemajuan pekerjaan harus diperbaiki atau diganti.Pengaturan lalu lintas dibuat
sedemikian hingga perlengkapan tersebut tidak boleh merusak kendaraan atau pengguna jalan.

Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas

P a g e | 12
METODE PELAKSANAAN
1. Menyediakan tenaga Koordinator Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas (KMKL) yang
memenuhi syarat dan memadai, dengan pengalaman yang sesuai minimum 3 tahun dalam tugas-
tugas semacam ini dan staf yang diperlukan (jumlah minimum 2 orang) yang dibawahinya untuk
seluruh pengendalian dari manajemen dan keselamatan lalu lintas, termasuk koordinasi dengan
pejabat lalu lintas setempat yang bertanggungjawab sesuai yuridiksi Daerah Kerja, sedemikian
hingga dapat memperkecil halangan, resiko keselamatan dan memperlancar aliran lalu lintas yang
melalui daerah konstruksi dan melalui jalan-jalan pengalihan yang sesuai dan disetujui. Pemilihan
KMKL harus disetujui oleh Direksi Pekerjaan.
2. KMKL harus secara aktif berpartisipasi dalam semua rapat reguler maupun khusus dengan Direksi
Pekerjaan. KMKL harus siap sedia pada setiap saat (24 jam per hari, 7 hari per minggu) melalui
komunikasi bergerak untuk kesulitan-kesulitan, keadaan darurat, dan hal-hal lain dari lalu lintas dan
manajemen keselamatan dalam seluruh waktu dari pekerjaan.
3. KMKL adalah individu yang akan dituju oleh Direksi Pekerjaan atas semua permintaan yang
berhubungan dengan hal-hal manajemen dan keselamatan lalu lintas. KMKL mempunyai
wewenang untuk mengambil keputusan dan berkoordinasi dengan personil untuk hal-hal
manajemen dan keselamatan lalu lintas.

Tugas-tugas KMKL harus mencakup berikut ini:


1. Memahami persyaratan kontraktual, termasuk denah, spesifikasi, dan lingkungan di mana
pekerjaan sipil akan dilaksanakan;
2. Menginspeksi rutin terhadap kondisi dan keefektifan dari pengaturan lalu lintas yang digunakan
dalam kegiatan dan memastikan bahwa perlengkapan tersebut berfungsi sebagaimana mestinya,
bersih, dapat dilihat dan memenuhi spesifikasi, denah, serta peraturan-peraturan setempat;
3. Meninjau dan mengantisipasi kebutuhan atas pengaturan lalu lintas yang sesuai, memberi pendapat
kepada Direksi Pekerjaan tentang hal-hal terkait, dan memastikan bahwa RMKL telah
diimplementasikan untuk pergerakan lalu lintas yang aman dan efisien;
4. Mengkoordinasikan pemeliharaan dari pengoperasian lalu lintas dengan Direksi Pekerjaan;
5. Melakukan rapat keselamatan lalu lintas sebelum pelaksanaan dimulai, dan rapat berkala yang
dianggap perlu atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan. Direksi Pekerjaan harus
diberitahu sebelumnya untuk menghadiri rapat-rapat ini.

Rambu-rambu untuk Pekerjaan Jalan


Menyediakan rambu jalan atau perlengkapan penanganan lalu lintas.Penempatan rambu sesuai
dengan pedoman Perambuan Sementara untuk Pekerjaan Jalan No.Pd-T-12-2003.menyediakan
peralatan tersebut dalam waktu 48 jam dan memasang serta memelihara peralatan tersebut selama
Periode Pelaksanaan.

Rambu Panah Berkedip


1. Rambu panah berkedip harus disediakan dalam lapisan email yang datar dengan mutu komersial
dagang dan harus dilengkapi dengan lampu kuning atau amber (warna kuning pesawat lalu lintas)
yang membentuk panah atau kepala anak panah. Lampu tersebut harus dikendalikan oleh sirkuit
elektrik yang menyediakan kedipan penuh antara 30 to 45 kali per menit. Pengendali ini termasuk
perlengkapan untuk meredupkan lampu dengan mengurangi voltasi sampai 50% ± 5 persen, untuk
digunakan pada malam hari.
2. Rambu Panah Berkedip harus mampu dioperasikan dalam 4 mode display yang berbeda sebagai
berikut. Display yang digunakan haruslah sebagaimana yang ditunjukkan RMKL yang disepakati
atau yang diperitahkan oleh Direksi Pekerjaan.
 Display lewat ke kiri – (←)
 Display lewat ke kanan – (→)
 Display lewat ke kanan atau kiri – (↔)

P a g e | 13
METODE PELAKSANAAN
 Display Hati-hati – (−)
Rambu panah berkedip harus mampu beroperasi dalam satu mode atau keduanya dari berikut ini :

Mode panah berkedip;


Mode yang Berentetan.Dalam mode berkedip, semua lampu yang membentuk kepala anak panah
dan lampu dari batang anak panah harus berkedip secara simultan.

Rambu Suar Berkedip Portabel


1. Rambu Suar Berkedip Portabel harus dipasang pada awal dan akhir lokasi kegiatan. Masing-
masing unit rambu suar berkedip portable harus terdiri dari flasher (pengkedip), dan sumber
listrik dari baterei. Unit-unit itu harus dirakit sampai membentuk sebuah rambu suar berkedip
yang lengkap, berdiri sendiri-sendiri, yang dapat dikirim ke lapangan dan dipasang sedemikian
dapat segera beroperasi. Lensalensa harus terbuat dari lexan polycarbonate yang tinggi untuk
menahan kondisikondisi operasional dari hari demi hari. Bagian tubuh harus dicetak dari
polypropylene yang tahan tumbukan yang diperkuat dengan baut yang ditumbuk secara
pneumatik. Tempat baterei harus cukup besar untuk menampung 2 buah baterei 12 volt, tempat
baterei jenis otomatis dan harus mempunyai bentuk dan berat sedemikian hingga rambu suar
tidak akan menggelinding jika tertabrak oleh kendaraan atau terdorong. Rambu suar harus
dipoles dengan lapisan email warna oranye 2 (dua) kali dengan mutu komersial. Rakitan rambu
suar berkedip harus kedap air dan harus mampu beroperasi minimum 150 jam antara
pengisian ulang baterei atau pemeliharaan rutin lainnya.
2. Unit flasher (pengkedip) harus menyediakan 50 sampai 60 kedipan per menit dengan waktu
jeda 250 sampai 350 milli-detik. Lampu haruslah dihitung pada 25 watt untuk operasi dengan
arus DC 120 volt.

Rambu-rambu Konstruksi dan Pengalihan


1. Rambu-rambu Daerah Konstruksi mencakup semua rambu-rambu sementara yang diperlukan
untuk arah lalu lintas umum yang melalui dan sekitar pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan.
Rambu-rambu ini ditunjukkan dan dirujuk dalam Gambar. Rambu-rambu daerah konstruksi
harus dipasang pada lokasi yang ditunjukkan dalam denah sebagaimana yang diperintahkan
oleh Di reksi Pekerjaan.
2. Rambu-rambu daerah konstruksi dirancang sebagai rambu tetap yang dipasang pada denah
dan rambu-rambu daerah konstruksi dirancang sebagai rambu portable pada denah harus
memenuhi semua ketentuan dalam Spesifikasi “Perlengkapan Jalan dan Pengatur Lalu Lintas”.
Semua rambu daerah konstruksi harus memenuhi ketentuan-ketentuan di mensi, warna dan
tanda dalam denah dan spesifikasi ini .
3. Rambu-rambu daerah konstruksi harus terlihat dengan jarak 150 meter dan terbaca dengan
jarak 90 meter pada cuaca cerah siang hari dan pada malam hari dengan kuat penerangan
lampu dengan berkas cahaya rendah, oleh orang-orang dengan visi atau dikoreksi sampai
20/20.

Rambu-rambu Tetap
1. Rambu-rambu tetap harus dengan tiang kayu dengan cara yang sama sebagaimana
ditunjukkan dalam denah atau sebagaimana diperintahkan oleh Direksi
2. Pekerjaan untuk pemasangan rambu-rambu pada tepi jalan, kecuali berikut ini :
3. Ketinggian dari dasar dari panel diatas tepi j alur lalu lintas paling sedikit 1,5 meter kecuali jika
rambu ditempatkan pada j alur pejalan kaki dan sepeda maka tinggi dari dasar panel rambu
diatas tepi jalur lalu lintas paling sedikit harus 2,1 meter.

P a g e | 14
METODE PELAKSANAAN
4. Tiang rambu-rambu pada daerah konstruksi dapat dipasang tepat diatas penunjang sementara
rambu-rambu yang berbentuk datar sebagaimana disetujui oleh Direksi Pekerjaan, atau rambu-
rambu yang dapat dipasang pada tiang listrik yang ada atau penunjang lai nnya sebagaimana
yang disetujui Direksi Pekerjaan. Bilamana rambu-rambu daerah konstruksi dipasang pada
tiang listrik yang ada, maka tidak boleh dibuat lubang pada tiang yang menunjang rambu
tersebut.
5. Tiang yang tertanam 0,8 meter dan lubang tiang harus ditimbun kembali di sekeli li ng tiang
dengan beton semen yang dibuat dari campuran agregat dan semen dengan mutu komersial
yang mengandung semen tidak kurang dari 168 kilogram per kubik.
6. Ukuran tiang dan jumlah tiang haruslah sebagaimana yang ditunjukkan dalam Gambar, kecuali
j ika rambu-rambu tetap dipasang dan jenis rambu yang dipasang tidak ditunjukkan dalam
Gambar, ukuran tiang dan jumlah tiang harus ditentukan oleh Direksi Pekerjaan. Tiang haruslah
dari kayu yang baik mutunya dan tidak cacat, sesuai untuk tujuan yang di maksud.

Rambu Portabel

Rambu portabel terdiri dari dasar, penunjang atau kerangka dan panel rambu.Unit-unit ini harus
dapat dikirim ke lapangan untuk digunakan dan ditempatkan untuk pengoperasian yang
segera.Panel-panel rambu untuk rambu portabel haruslah terdiri dari lembaran plywood. Penunjang
atau kerangka rambu harus mampu menu njang panel dengan dimensi maksimum 120 cm, dalam
posisi tegak lurus dengan pusat dari panel rambu dan jarak minimum panel diatas perkerasan
adalah 1,2 meter. Jika rambu portable berpindah tempat atau terguling, oleh sebab apapun, selama
kemajuan pekerjaan, mengganti rambu-rambu itu pada lokasi awal dari rambu-rambu tersebut.

Penghalang Lalu Lintas

1. Penghalang lalu lintas terbuat dari “jenis plastik” yang baru sebagaimana yang ditunjukkan
dalam denah. Penghalang dengan beton pracetak hanya diperbolehkan dengan ijin khusus
dari Direksi Pekerjaan.
2. Penghalang lalu lintas harus digunakan untuk memandu lalu lintas untuk tidak melintasi
perkerasan yang baru di hampar dan dipasang pada lokasi yang ditunj ukkan dalam denah
atau sebagai mana yang diperintahkan oleh Direksi Pekerjaan.
3. Penghalang lalu lintas yang dirancang sebagai “jenis plastik” dalam Gambar harus
memenuhi ketentuan-ketentuan dalam Spesifikasi “Perlengkapan Jalan dan Pengatur Lalu
Lintas”
4. Penghalang lalu lintas harus memenuhi ketentuan dimensi dan warna yang terdapat dalam
Gambar dan Spesifikasi ini.
5. Penghalang Lalu Lintas, Jenis Plastik, digunakan untuk pengalih lalu lintas dari perkerasan
aspal beton yang baru. Penghalang lalu lintas, jenis plastik harus cukup berat agar dapat
tetap stabil jika terdapat angin atau pusaran angin akibat lewatnya lalu lintas. Penghalan ini
harus dipasang rapat dan saling mengunci satu dengan yang lain sesuai manual dari
pabrik. Pemberat yang digunakan untuk penghalang lalu lintas, jenis plastik haruslah air
dan terisi sesuai dengan ketentuan pabrik.

TAHAPAN DAN URAIAN PEKERJAAN


PEKERJAAN PERSIAPAN

P a g e | 15
METODE PELAKSANAAN
1. PERSIAPAN ADMINISTRASI & LAPANGAN

A. ADMINISTRASI

1. Perijinan (Izin Mulai Kerja)


2. Penyiapan Buku Direksi, Buku ijin pelaksanaan, Form Lapangan (Lap.Harian, Lap.Mingguan)
3. Koordinasi dengan Pengguna Jasa dan Direksi (Pengawas) dan Pree Construction Meeting
(PCM)

Dokumentasi Pengadministrasian

Dokumentasi tersebut sangat relevan untuk diingat ketika kita memimpin suatu proyek.Salah
satu tugas penting seorang manajer proyek adalah mempersiapkan dokumentasi. Tanpa
dokumentasi yang memadai, proyek akan terbengkalai. Kebutuhan dokumentasi akan berubah
seiring dengan kemajuan pelaksanaan proyek. Pada tahap persiapan (initiation), kita
memerlukan dokumen yang menguraikan tujuan, batasan dan syarat-syarat / kriteria
keberhasilan proyek. Salah satu dokumen penting dalam tahap ini adalah Project
Charter.Setelah tahap persiapan dilalui, kita masuk pada tahapan perencanaan (planning).

Manajer proyek beserta tim, mulai melakukan pendalaman akan hasil akhir yang diinginkan serta
langkah-langkah untuk mewujudkan hasil akhir tersebut. Dokumen tersebut akan berisi hal-hal
seperti :
(1) Definisi produk atau jasa yang dihasilkan proyek (project delivarables)
(2) daftar aktifitas untuk menghasilkan project deliverables, urutan pelaksanaan dan durasi
untuk setiap aktifitas (project schedules)
(3) rencana sumber daya yang dibutuhkan, perkiraan biaya, dan alokasi sumber daya ke setiap
aktifitas (project cost management).
(4) Tingkat kualitas project deliverables yang dikehendaki, langkah-langkah untuk menjamin
kualitas dan rencana untuk pengendalian kualitas.

Dokumen perencanaan itu biasanya disebut dengan Project Plan.

Selain tentang project scope, schedule, cost dan quality, project plan juga mengandung informasi
tentang struktur organisasi tim proyek (human resources), rencana komunikasi tim dan progress
report (project communication), daftar resiko dan menanggulangannya (project risk) dan rencana
kerjasama dengan vendor untuk pengadaan barang/jasa (project procurement).

Ketika proyek memasuki tahap pelaksanaan (execution), terdapat dua jalur dokumentasi.
1. Jalur pertama adalah untuk melaksanakan project tracking – yaitu memantau kemajuan
proyek apakah ada simpangan dari rencana yang telah ditetapkan, sehingga kita dapat
menjaga agar proyek tetap `on the right track' (controlling). Dokumen yang biasa digunakan
untuk ini adalah Dokumen Project Progress Report. Jalur kedua adalah untuk melacak
keputusan dan dampaknya terhadap pelaksanaan proyek.
2. Jalur kedua ini, Lesson Learned Document tentang : Bagaimana kita memetik pengalaman
dari masalah dan peluang yang dihadapi? Apa keputusan, ketika menghadapinya ,
Bagaimana cara kita memutuskan ? Solusi apa yang dihasilkan? Bagaimana kita tahu kalau
solusi yang dipilih itu akan berhasil?

P a g e | 16
METODE PELAKSANAAN
Dua jalur dokumen harus tetap dipertahankan walaupun intensitas proyek menurun. Hal ini
penting karena,
(1) kita perlumendokumentasi proses yang berlangsung selama proyek dan pelajaran yang
telah didapat, baik untuk kemajuan pribadi maupun untuk dibagi dengan orang lain.
(2) lota perlu dokumen untuk mencatat berbagai perubahan yang terjadi – baik dari sisi lingkup
kerja, waktu, biaya maupun kualitas. Sebagai manajer proyek, tidak hanya sekedar
pemimpin tim proyek, dalam porsi tertentu, berperan sebagai manajer operasional
perusahaan. Karena itu, dalam hal dokumentasi ada beberapa kiat yang diperhatikan :
 Jenis dokumen yang harus dipelihara secara berkala – arsip karyawan,dokumen kontrak,
pesanan pembelian, anggaran, actual cost dan sebagainya.
 Dokumen (document retention). Sebagian dokumentasi hanya digunakan selama proyek
berlangsung seperti notulen rapat tim dan lain-lain. Dan ada yang digunakan terus
walaupun proyek telah usai seperti peta proses, standard operating procedure baru, kode
hasil revisi dan lain-lain. Dokumentasi jenis pertama, dapat dibuat dalam format yang
menurut kita terbaik, akan tetapi untuk dokumentasi kedua, kita perlu memikirkan
kebutuhan dan standard yang dimiliki/dipahami oleh Pengguna Jasa.

Dokumentasi Foto Proyek

1. Membuat foto kegiatan yang termasuk dalam laporan proyek sesuai dengan kemajuan
pekerjaan meliputi tiga phase (pada saat 0 %, 50 % dan 100 %), dipotret pada 4 titik pada
setiap profil tahapan pekerjaan. Pemotretan dilakukan pada titik pengambilan dan arah yang
sama, disusun dalam album, dibuat tiga rangkap, dilengkapi dengan keterangan gambar foto
dan gambar titik Pengambilan/ pemotretan pada sket/situasi lapangan atau denah bangunan.
2. Jenis dan mutu barang yang dipakai adalah foto berwarna, ukuran postcard dan dicetak jelas.
3. Foto-foto tersebut dilampirkan pada waktu mengajukan tagihan pembayaran/ termyn sesuai
dengan tahapnya.
4. Untuk keperluan dokumentasi pelaksanaan pekerjaan, Pelaksana Pekerjaan diwajibkan
membuat foto yang menunjukan proses dan kemajuan pekerjaan :
a) Keadaan lapangan sebelum pekerjaan dimulai.
b) Keadaan lapangan pada saat pekerjaan persiapan
c) Keadaan lapangan pada saat setiap tahapan pekerjaan
d) Keadaan lapangan tiap - tiap minggu / bulan
e) Keadaan lain-lain menurut kebutuhan Konsultan Perencana.

5. Foto harus berwarna, ukuran 4R atau 5R sebanyak 4 set, berikut negativenya. Pembuatan
foto menggunakan foto digital dan atas ijin atau permintaan pemberi tugas, Konsultan
Pengawas / MK
6. Seluruh biaya pembuatan foto dokumentasi berikut albumnya menjadi tanggung jawab
Pelaksana Pekerjaan & dilakukan sampai penyerahan pertama.

2. MOBILISASI DAN DEMOBILISASI

MOBILISASI

1. Cakupan kegiatan mobilisasi yang diperlukan, tergantung pada jenis dan volume pekerjaan
yang harus dilaksanakan, sebagaimana disyaratkan dibagian-bagian lain dari Dokumen
Kontrak dan secara umum harus memenuhi berikut :

P a g e | 17
METODE PELAKSANAAN
2. Mobilisasi semua staf pelaksana dan pekerja yang diperlukan dalam pelaksanaan dan
penyelesaian pekerjaan dalam Kontrak.
3. Mobilisasi dan pemasangan peralatan sesuai dengan daftar peralatan yang tercantum dalam
Penawaran, dari suatu lokasi asal ke tempat pekerjaan dimana peralatan tersebut akan
digunakan menurut kontrak ini.
4. Pemeliharaan base camp, termasuk kantor lapangan, tempat tinggal, bengkel, gudang dan
sebagainya.
5. Ketentuan mobilisasi Kantor Lapangan dan Fasilitasnya untuk Direksi Pekerjaan, dimana
kebutuhan ini menjadi tanggung jawab kami.
6. Ketentuan mobilisasi Fasilitas Pengendalian Mutu Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium
lapangan harus memenuhi ketentuan yang disyaratkan oleh Direksi Pekerjaan bersama dengan
peralatan laboratorium lapangan.
7. Kegiatan Demobilisasi untuk semua Pembongkaran tempat kerja pada saat akhir Kontrak,
termasuk pemindahan semua instalasi, peralatan dan perlengkapan dari tanah milik
Pemerintah dan pengembalian kondisi tempat kerja menjadi kondisi seperti semula sebelum
pekerjaan dimulai.
8. Menyerahkan kepada Direksi Pekerjaan suatu program mobilisasi menurut detil dan waktu
yang disyaratkan dalam Spesifikasi ini. Bilamana perkuatan jembatan lama atau pembuatan
jembatan darurat atau pembuatan timbunan darurat pada jalan yang berdekatan dengan
proyek, diperlukan untuk memperlancar pengangkutan peralatan, instalasi atau bahan milik
Kontraktor, detil pekerjaan darurat ini juga harus diserahkan bersama dengan program
mobilisasi sesuai dengan ketentuan Spesifikasi ini.

9. Program mobilisasi, waktu harus ditetapkan untuk semua kegiatan mobilisasi yang disyaratkan
dalam Pasal ini dan harus mencakup informasi tambahan berikut :
a. Lokasi base camp dengan denah lokasi umum dan denah detil di lapangan yang
menunjukkan lokasi kantor Kontraktor, gudang dan instalasi laboratorium
b. Jadwal pengiriman peralatan yang menunjukkan lokasi asal dari semua peralatan tercantum
dalam Daftar Peralatan, bersama dengan usulan cara pengangkutan dan jadwal kedatangan
peralatan di lapangan.
c. Setiap perubahan pada peralatan maupun personil yang diusulkan harus memperoleh
persetujuan dari Direski Pekerjaan.
d. Suatu daftar detil yang menunjukkan struktur yang memerlukan perkuatan agar aman
dilewati alat-alat berat, usulan metode pelaksanaan dan jadwal tanggal mulai dan tanggal
selesai untuk perkuatan setiap struktur.
e. Suatu jadwal kemajuan yang lengkap dalam format bagan balok (bar chart) yang
menunjukkan tiap kegiatan mobilisasi utama dan suatu kurva kemajuan untuk menyatakan
persentase kemajuan mobilisasi

DEMOBILISASI

Demobilisasi dilaksanakan sesudah pelaksanaan, yang meliputi :


1. Demobilisasi tenaga kerja
2. Demobilisasi peralatan utama maupun penunjang
3. Demobilisasi bahan/material

P a g e | 18
METODE PELAKSANAAN
Demobilisasi Tenaga kerja, Peralatan & material dilaksanakan setelah pekerjaan sudah selesai
dilaksanakan secara bertahap dimana tidak dibutuhkan lagi dilapangan untuk pelaksanaan
pekerjaan, harus mendapat persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi terkait.

Untuk Mobilisasi dan Demobilisasi, diperlukan:

Tenaga Kerja ;
Supir dan Kernet

5. PEMBERSIHAN LOKASI

Selama periode pelaksanaan pekerjaan, memelihara Pekerjaan bebas dari akumulasi sisa bahan
bangunan, kotoran dan sampah, yang diakibatkan oleh operasi pelaksanaan. Pada saat selesainya
Pekerjaan, semua sisa bahan bangunan dan bahan-bahan tak terpakai, sampah, perlengkapan,
peralatan dan mesin-mesin harus disingkirkan, seluruh permukaan terekspos yang Nampak harus
dibersihkan dan proyek ditinggal dalam kondisi siap pakai dan diterima oleh Direksi Pekerjaan.

Pembersihan Selama Pelaksanaan

 Melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor
sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan
kotoran lainnya yang diakibatkan oleh operasi-operasi ditempat kerja dan memelihara tempat
kerja dalam kondisi rapi dan bersih setiap saat.
 Menjamin bahwa sistem drainase terpelihara dan bebas dari kotoran dan bahan yang lepas dan
berada dalam kondisi operasional pada setiap saat.
 Menjamin bahwa rumput yang tumbuh pada berm lama atau yang barudikerjakan dan pada talud
samping dipangkas dan dipelihara sedemikian rupa sehingga ketinggiannya maksimum 3 cm.
 Menjamin bahwa rambu jalan dan sejenisnya dibersihkan secara teratur agar bebas dari kotoran
dan bahan lainnya.
 Menyediakan drum di lapangan untuk menampung sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah
sebelum dibuang.
 Membuang sisa bahan bangunan, kotoran dan sampah di tempat yang telah ditentukan sesuai
dengan Peraturan Pusat maupun Daerah dan Undang-undang Pencemaran Lingkungan yang
berlaku.

Pembersihan Selama Pelaksanaan

Melakukan pembersihan secara teratur untuk menjamin bahwa tempat kerja, struktur, kantor
sementara, tempat hunian dipelihara bebas dari akumulasi sisa bahan bangunan, sampah dan kotoran
lainnya yang diakibatkan

Pembersihan Akhir

 Pada saat penyelesaian Pekerjaan, tempat kerja harus ditinggal dalam keadaan bersih dan siap
untuk dipakai Pemilik. mengembalikan bagian-bagian dari tempat kerja yang tidak diperuntukkan
dalam Dokumen Kontrak ke kondisi semula.
 Pada saat pembersihan akhir, semua pekerjaan struktur saluran harus diperiksa ulang untuk
mengetahui kerusakan fisik yang mungkin ditemukan sebelum pembersihan akhir. Lokasi yang

P a g e | 19
METODE PELAKSANAAN
diperkeras di tempat kerja dan semua lokasi diperkeras untuk umum yang bersebelahan
langsung dengan tempat kerja harus disikat sampai bersih.
 Permukaan lainnya harus digaru sampai bersih dan semua kotoran yang terkumpul kemudian
dibuang.

 Pekerjaan Pengadaan K3

Program Kesehatan dan Keselamatan KerjaSarana Kesehatan

 Penyediaan sarana Kesehatan harus disediakan untuk dilapangan.sarana kesehatan berupa


kotak P3k dan Obat-obatanya. Adapun tujuan P3k Ini untuk melakukan tindakan pertolongan
pertama apabila terjadi kecelakaan kerja. Sarana keshatan ini ditempatkan pada kantor atau
bedeng buruh yang mudah dijangkau oleh Pekerja.

Keselamatan Kerja (K3)/ Perlengkapan K3

Perlengkapan K3 terdiri dari alat keselamatan Kerja untuk kegiatan ini terdiri dari :

1. Safety Shoes

Safety shoes berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa kaki karena benda tajam atau
berat, benda panas,cairan kimia dan sebagainya.Sepatu karet (sepatu boot) adalah sepatu yang
didesain khusus untuk pekerja yang berada diarea basah (becek atau berlumpur).Kebanyakan sepatu
karet dilapisi dengan metal untuk melindungi kaki dari benda tajam atau berat, benda panas, cairan
kimia, dsb.

2. SarungTangan

Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada saat bekerja ditempat atau situasi yang dapat
mengakibatkan cedera tangan.Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan dengan fungsi masing-
masing pekerjaan

P a g e | 20
METODE PELAKSANAAN
3. Safety Belt

Safety belt berfungsi sebagai pelindung diri ketika pekerja bekerja/berada di atas ketinggian

4. Masker (Respirator)

Berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup saat bekerja di tempat dengan kualitas udara buruk
(misal berdebu, beracun, dsb).

5. Kaca Mata Pengaman (Safety Glasses)

Berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja (misalnya mengelas).

P a g e | 21
METODE PELAKSANAAN
PENYEDIAAN PERALATANKEBAKARAN / APAR DALAM LOKASI PROYEK

 Memadamkan api saat akan terjadinya kebakaran/mencegah kebakaran


 Memadamkan kebakaran kecil
 Sebagai alat bantu untuk menyelamatkan diri saat kebakaran

SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja yang selanjutnya disebut Sistem Manajemen
K3 adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya yang dibutuhkan bagi
pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan
kesehatan kerja dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna
terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.

 Papan Nama proyek

P a g e | 22
METODE PELAKSANAAN
Uraian Pelaksanaan :

 Dipasang pada posisi awal atau pada posisi akhir pekerjaan di tempat yang aman dari
gangguan lalu lintas, namun mudah dilihat oleh masyarakat umum.
 Papan nama proyek diperlukan sebagai identitas suatu kegiatan proyek konstruksi yang
didalamnya berisi identitas nama pelaksana kegiatan, konsultan perencana, pengawas
pekerjaan, pemberi kerja atau pemilik proyek serta jangka waktu pelaksanaan kegiatan.
 Warna, Tulisan & Ukuran Papan Nama Proyek dilaksanakan sesuai Standard petunjuk
teknis dilapangan

Metode kerja dalam pemasangan papan nama proyek :

 Siapkan peralatan dan bahan yang dibutuhkan


 Tancapkan balok 5/10 sebagai kaki-kaki papan nama
 Buatkan rangkaian kaso 4/6 sebagai frame dari papan nama tersebut
 Pasang kayu vertikal dari kaso ukuran 5/7 di belakang multipleks dan dipaku
 Cat dasar multipleks dengan warna putih dan memakai huruf cetak, tulisan dan garis warna
hitam.
 Berikan keterangan tentang identitas proyek dengan cat dan kuas. Setelah tulisan jadi,
tegakkan papan nama dengan menancapkan pada tanah

6. PENGUKURAN & BOUWPLANK

PENGUKURAN

1. Untuk memudahkan pekerjaan dilapangan, dasar ukuran dipakai patok koordinat yang ada
dilapangan , ataupun sudut-sudut bangunan, serta elevasi lantai bangunan yang ada dilokasi
pekerjaan.
2. Untuk mendapatkan posisi dan ketepatan dilapangan, setiap bagian pekerjaan harus
diperhatikan dan segala petunjuk yang ada dalam gambar kerja dan semua ketentuan yang
tercantum dalam Rencana Kerja & Syarat.
3. Alat ukur yang dipakai minimal adalah Waterpass dan Theodolit yang sesuai dan sudah di
Kalibrasi untuk mendapatkan ukuran yang dapat dipertanggung jawabkan.
4. Menyediakan alat-alat ukuran selama pekerjaan berlangsung berikut ahli ukur yang berpenga
laman sehingga apabila dianggap perlu setiap saat siap mengadakan pengukuran ulang.
5. Pengukuran titik ketinggian dan sudut-sudut hanya dilakukan dengan menggunakan alat optik
dan sudah ditera kebenarannya / dikalibrasi. Pengukuran sudut siku-siku dengan prisma atau
benang secara azas phytagoras hanya diperkenankan untuk bagi an-bagian yang kecil dan atas
persetujuan Pengawas/Direksi.
6. Hasil pengukuran lengkap mengenai Peil elevasi, sudut, kordinat, serta letak patok-patok harus
dibuatkan gambarnya dan dilaporkan kepada Konsultan Pengawas/Direksi untuk mendapatkan
persetujuan.

PEKERJAAN PENENTUAN PEIL +1- 0.00


1. Pekerjaan penentuan pei! +1- 0.00 (finishing Arsitektur) adalah permukaan finishing yang
ditujukan I tertera dalam gambar kerja untuk menetapkan pei! selanjutnya di lapangan.

P a g e | 23
METODE PELAKSANAAN
2. Selanjutnya peil 0.00 ini ditandai dengan patok ukur yang ditentukan di lapangan berdasarkan
titik Benchmark oleh Manajemen Konstruksi

PATOK UKUR
1. Membuat patok-patok untuk membentuk garis-garis sesuai dengan gambar, dan harus memperoleh
persetujuan Manajemen Konstruksi sebelum memulai pekerjaan. Manajemen Konstruksi dapat
merevisi garis-garis I kemiringan dan memrintahkan untuk membetulkan patok- patok.
2. Patok ukur dari beton bertulang yang akan dibuat atau yang pernah dibuat sebelumnya harus
menunjukan indikasi peil 0.00 sesuai Gambar Kerja, dan di atas-nya ditambahkan pipa besi untuk
meneantumkan patokan ketinggian di atas peil 0.00.
3. Patok ukur adalah permanen, tidak dapat diubah, harus diberi tanda yang jelas, dan dijaga
keutuhannya sampai pelaksana-an pem-bangunan selesai dan ada instruksi dari Manajemen
Konstruksi untuk dibongkar.

PAPAN BANGUNAN ("BOUWPLANK")


1. Papan bangunan (bouwplank) dibuat dari
kayu Borneo dengan ukuran tebal 3 cm
dan lebar 15 cm, lurus dan diserut rata
pada sisi sebelah atasnya.
2. Papan bangunan dipasang pada patok
kayu 5/7 yang jarak satu sama lain adalah Ilustrasi Pasang
1.50 m; tertanam di tanah sehingga tidak Papan Bowuplank
dapat di-gerak gerakkan atau diubah.

3. Papan bangunan dipasang sejarak 2.00 m dari as pondasi terluar atau sesuai dengan keadaan
setempat.
4. Tinggi sisi atas papan bangunan harus sarna dengan lainnya dan atau rata waterpass, kecuali
dikehendaki lain oleh Manajemen Konstruksi.

Pekerjaan Galian Tanah

Pemberitahuan / Izin Kerja : Memberitahukan dan mengajukan izin pelaksanaan pekerjaan kepada
pemberi tugas dan pengawas teknis dalam hal pekerjaan tanah

 METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN GALIAN TANAH

1. Semua galian harus dilaksanakan sesuai dengan gambar dan syarat-syarat yang
ditentukan menurut keperluan
2. Dasar dari semua galian harus waterpass, bilamana pada dasar setiap galian masih
terdapat akar-akar atau bagian-bagian gembur, maka ini harus digali keluar sedangkan lubang-
lubang tadi diisi kembali dengan pasir atau material yang disetujui oleh pengawas teknis dan
dipadatkan sehingga mendapatkan kembali dasar yang waterpass.
3. Terhadap kemungkinan adanya air di dasar galian, baik pada waktu penggalian maupun pada
waktu pekerjaan pondasi, pompa air atau pompa lumpur yang jika diperlukan dapat bekerja
terus menerus, untuk menghindari tergenangnya air pada dasar galian
4. Memperhatikan pengamanan terhadap dinding tepi galian agar tidak longsor dengan
memberikan suatu dinding penahan atau penunjang sementara atau lereng yang cukup.

P a g e | 24
METODE PELAKSANAAN
5. Langkah-langkah pengamanan terhadap bangunan lain yang berada dekat sekali dengan
lubang galian yaitu dengan memberikan penunjang sementara pada bangunan tersebut,
sehingga dapat dijamin bangunan tersebut tidak akan mengalami kerusakan.
6. Semua tanah kelebihan yang berasal dari pekerjaan galian, setelah mencapai jumlah tertentu,
yaitu sampai mencapai ketinggian tanah asli semula, segera disingkirkan.

Berikut hal hal yang perlu diperhatikan berhubungan dengan pekerjaan galian pondasi :

 Pelaksana harus memperhatikan faktor keamanan di sekitar galian pada saat pelaksanaan
pekerjaan. Perlunya pembuatan pagar atau papan petunjuk agar setiap orang berhati-hati
disekitar galian. Hanya pekerja dan yang berkepentingan yang diijinkan memasuki area galian
pondasi.

 Pelaksana mengatur pekerja di lapangan sesuai posisi dan job desk masing-masing agar
pekerjaan dapat efektif dan optimal. Untuk pekerjaan galian yang digunakan secara manual,
maka pelaksana harus memperhatikan kondisi si pekerja dan juga harus menyiapkan
peralatan yang dibutuhkan misalnya cangkul, sekop, tambang, ember/ karung pembuang
tanah.

 Sebelum dilakukan penggalian memeriksa batas tanah, apakah galian tanah dapat dibuang
sementara ke lokasi tanahnya, jika tidak bisa dilakukan maka harus dilakukan pengaturan
posisi pembuangan supaya dapat dihindari terjadinya longsoran tanah.

 Untuk lokasi area yang sempit perlu diperhatikan posisi pembuangan tanah supaya tetap
tersedia lokasi penempatan material dan peralatan pengecoran. Memeriksa sistim
penumpukan tanah galian pondasi dan memastikan sistem penumpukan tersebut tidak
menghambat proses pengecoran.

 Sebelum penggalian dimulai, Pengawas dan Pelaksana supaya memeriksa dimensi


dan elevasi kedalaman galian (disesuaikan dengan gambar). Pelaksana harus membuat
papan bowplank yang kuat untuk membuat garis benang posisi dan batas tanah yang akan
digali. Pemberian benang harus mudah dibuka dan dipasangkan kembali supaya tidak
menganggu pekerjaan galian.

 Mengatur metode pengalian, pembuangan dan penumpukan tanah. Penumpukan tanah galian
tidak boleh terkonsentrasi dekat galian untuk mengurangi resiko runtuhan tanah masuk
kembali ke dalam galian pondasi

Bila ukuran galian lebih dari 1 m, pelaksana harus menyediakan tangga sementara, disediakan buat
pekerja sebagai akses turun naik ke dalam penggalian. Type galian disesuaikan dengan kondisi
tanah aktual. Untuk kondisi tanah dimana koefisien runtuhan tanah kecil dapat dilakukan sisi galian
tegak, jika koefisien runtuhan tanah besar maka sisi galian miring .

P a g e | 25
METODE PELAKSANAAN
Untuk jenis tanah berlumpur, kemungkinan terjadinya longsoran/runtuhan tanah cukup besar. Karena
itu buat galian sisi miring dan lebar galian dibuat lebih besar dari ukuran dimensi tapak. Lakukan
penambahan cerucuk sebagai turap. Tujuannya supaya tekanan lumpur akan berkurang ke bekisting.

Untuk galian pondasi kedalaman lebih dari 1 m dimana jenis tanah adalah tanah runtuhan,
pengawas memerintahkan pelaksana segera melakukan pemasangan struktur penahan tanah (turap).

Untuk galian tanah yang terdapat sumber mata air dibawahnya maka harus menyiapkan mesin
pompa air untuk mengeluarkan air tersebut. Begitu juga apabila galian menampung air hujan maka
sebelum meneruskan pekerjaan selanjutnya maka air harus dibuang terlebih dahulu.

Selama proses pengalian, pelaksana dan pengawas harus memperhatikan keselamatan pekerja yang
ada di dalam galian. Pelaksana harus memastikan tersedia orang yang membuang tumpukan tanah di
pinggir galian supaya tanah tidak bertumpuk. Hal ini untuk menghindari longsoran dimana tanah
galian masuk kembali ke dalam.

Jika proses penggalian sudah selesai, pengawas harus melakukan pengecekan kembali ukuran dan
elevasi kedalaman galian apakah sudah sesuai dengan gambar rencana.

Setelah proses pengecekan selesai dan sudah memenuhi syarat, selanjutnya pekerjaan siap
dilanjutkan dengan pembuatan lantai kerja.

Contoh galian tanah

 Pekerjaan Timbunan tanah

Syarat Pelaksanaan :

 Semua bagian/daerah urugan dan timbunan harus diurug secara berlapis dengan tinggi
maksimal tiap lapisan 30 cm sebelum dipadatkan, lapisan berikutnya baru boleh

P a g e | 26
METODE PELAKSANAAN
dikerjakan dengan syarat lapisan dibawahnya sudah dipadatkan sesuai ketentuan dan
sudah disetujui oleh “Pengawas”.
 Daerah urugan atau daerah yang terganggu harus dipadatkan dengan alat pemadat /
compactor vibrator type yang disetujui oleh “Pengawas”.
 Pemadatan dilakukan sampai mencapai hasil kepadatan lapangan tidak kurang dari 95%
kepadatan maksimum hasil laboratorium.
 Kepadatan maksimum terhadap kadar air optimum dari percobaan Proctor
 Pengeringan/pengaliran air harus diperhatikan selama pekerjaan tanah supaya daerah
yang dikerjakan terjamin pengaliran airnya.
 Apabila material urugan mengandung batu-batu, tidak dibenarkan batu-batu yang besar
bersarang menjadi satu, dan semua pori-pori harus diisi dengan batu-batu kecil dan
tanah yang dipadatkan.
 Kelebihan material galian harus dibuang oleh “Kontraktor” ke tempat pembuangan yang
ditentukan oleh “Pengawas”.
 Jika material galian ti
 dak cukup, material tambahan harus didatangkan dari tempat lain,
tanpa tambahan biaya.
 Setelah timbunan tanah merata, dilanjutkan dengan pemadatan dengan menggunakan alat.

Seluruh timbunan dilaksanakan sesuai gambar rencana dan telah mendapat persetujuan pengawas
teknis apabila pengurugan telak selesai dilaksanakan.

Pekerjaan Pengecoran Beton

Pencampuran dan Penakaran

Rancangan Campuran Proporsi bahan dan berat penakaran menggunakan metode sesuai yang
disyaratkan dalam PBI-1971

Campuran Percobaan dilakukan dan hasil dari percobaan tersebut akan dijadikan acuan
pembuatan beton pada saat dilakukan pekerjaan beton dilapangan dan disaksikan oleh direksi
pekerjaan. Campuran percobaan sesuai dengan permintaan spesifikasi dalam dokumen lelang dan
mendapat persetuan dari direksi pekerjaan

Ketentuan sifat-sifat campuran sesuai dengan spesifikasi dalam dokumen lelang.

 Mutu beton yang digunakan dalam pekerjaan ini adalah beton dengan mutu , structural.
Karakteristik dari mutu beton sesuai dengan spesifikasi teknis dalam dokumen pelelangan
 Pencampuran Untuk beton dengan pertimbangan lain pada bagian –bagian tertentu dapat
menggunakan beton konvensional dengan persetujuan dari konsultan pengawas

Beton dicampur dalam mesin yang dijalankan secara mekanis (alat mixer)

 Pencampur dilengkapi dengan tangki air bersih yang memadai dan alat ukur yang akurat untuk
mengukur dan mengendalikan jumlah air yang digunakan dalam setiap penakaran.
 Pertama-tama alat pencampur diisi dengan aggregate,pasir dan semen yang telah ditakar,
selanjutnya alat pencampur dijalankan sebelum air ditambahkan.
 Waktu pencampuran diukur pada saat air mulai dimasukan dalam campuran bahan kering.

P a g e | 27
METODE PELAKSANAAN
 Seluruh air yang diperlukan dimasukan sebelum waktu pencampuran telah berlangsung ¼
bagian. Waktu pencampuran untuk mesin kapasitas ¾ m3 atau kurang selama 1,5menit; untuk
mesin lebih besar waktu ditingkatkan 15 detik untuk tiap penambahan 0,5 m3

Pelaksanaan Pengecoran

Sebagai persiapan, lokasi pengecoran dibersihkan dari sampah, potongan kayu, bendrat, paku dan
sampah lainnya dengan penghisap debu, kompressor dan atau air.

 Bekisting dilumuri mould oil hingga rata. Kebocoran bekisting telah dicek dan disumbat.
Sambungan dengan pengecoran sebelumnya telah disiram dengan calbond atau air semen
serta bekisting dibebaskan dari genangan air. Sebelum instruksi pengecoran segala
persetujuan yang diperlukan telah diurus dan disetujui oleh direksi/owner dan pengawas
pekerjaan.
 Untuk struktuk bawah ( Sloof dan pondasi poer pengecoran dapat langsung dituang dari truck
mixer melalui talang cor). Tinggi jatuh beton pada saat pengecoran tidak lebih dari 1,5 meter
atau 2 meter (sesuai dengan spesifikasi teknis) agar tidak terjadi pemisahan antara batu pecah
yang berat dengan pasta beton, (segregasi).

 Pemadatan dibantu dengan vibrator mekanikal type tertentu dalam jumlah yang memadai.
Selang vibrator dibenamkan sampai batas kedalaman beton sebelumnya dan agar tidak terjadi
kantong udara. Vibrator tidak mengenai tulangan atau penutup (shutter) kecuali penutup dari
beton
 Lama penggetaran pada suatu tempat yang sama secara manual dapat dideteksi dengan
indera pendengaran. Jika alat vibrator di dalam beton frekwensi suara yang dihasilkan rendah
dan semakin meninggi. Saat frekwensi suara yang dihasilkan konstan dimungkinkan
pemadatan sudah cukup. Atau ditentukan sesuai dengan spesifikasi teknis dalam dokumen
lelang.
 Pengecoran antara pile cap dan tie biem harus dilaksanakan bersamaan , karena tie biem
berfungsi untuk menghubungkan antar pile cap yang satu dengan yang lainnya dan untuk
menopang slab atau plat lantai yang berhubungan langsung dengan tanah.

Selanjutnya dilakukan perawatan beton sesuai spesifikasi teknis

Pembesian

Terlebih dahulu mendatangkan alat- alat Pabrikasi Pembesian yaitu :

Bar Bender

Bar bender Merupakan alat yang digunakan untuk membengkokkan tulangan berdiameter besar,
seperti pada pembengkokan tulangan sengkang, pembengkokan pada sambungan/overlap. tulangan
kolom, juga pada tulangan balok, plat, dan dinding geser. Bar bender dab bar cutter haruslah ada

P a g e | 28
METODE PELAKSANAAN
dalam suatu proyek besar karena untuk memenuhi kebutuhan pembesian baik itu precast atau pasang
di tempat

Bar Cutter

Baja tulangan dipesan dengan ukuran-ukuran panjang standart. Untuk keperluan tulangan yang
pendek, maka perlu dilakukan pemotongan terhadap tulangan yang ada. Untuk itu diperlukan suatu
alat pemotong tulangan, yaitu gunting tulangan yang dioperasikan secara manual dengan
menggunakan tenaga manusia

P a g e | 29
METODE PELAKSANAAN
Bar cutter merupakan alat pemotong besi tulangan sesuai ukuran yangdiinginkan. Menurut tenaga
penggeraknya, bar cutter ada 2 jenis :
1) Bar Cutter manual
Bar Cutter manual adalah alat pemotong baja beton menggunakan penggerak tenaga manusia dengan
kapasitas maksimum diameter 16 mm.
2) Bar Cutter listrik
Keuntungan dari Bar Cutter listrik dibandingkan Bar Cutter manual adalah Bar Cutter listrik dapat
memotong besi tulangan dengan diameter besar dengan mutu baja cukup tinggi disamping dapat
mempersingkat waktu pengerjaan. Kemampuannya memotong dapat dilakukan sekaligus seperti
tulangan diameter 10 mm dapat dilakukan pemotongan 6 buah sekaligus, 4 buah tulangan diameter
16 mm, 2 buah tulangan diameter 19 mm, 1 buah tulangan diameter 25 mm

PEMBESIAN

Material baja tulangan didatangkan dari pabrik/supplier ke lokasi pekerjaan dengan mutu dan ukuran
sesuai dengan standard Indonesia PBI-1971 atau standar yang telah ditentukan dalam spesifikasi
teknis Kecuali ditentukan lain dalam Gambar Rencana

Selanjutnya dilakukan perakitan tulangan/pabrikasi, yaitu berupa pengukuran panjang yang


diperlukan, pemotongan dengan bar cutter dan pembengkokan dengan bar bender dan dikerjakan
pada saat suhu dingin

Batang tulangan kemudian disusun/dipasang sesuai dengan Gambar pelaksanaan dan


persilangannya diikat kuat dengan kawat bendrat. Pembesian untuk pondasi setempat ini nantinya
akan dirangkai dengan besi tulangan dari kolom (dibuat overlap arah vertikal untuk joint pembesian
dengan kolom).

Penulangan

Sebelum membahas mengenai langkah-langkah penulangan pile cap dan tie beam maka terlebih
dahulu akan dijelaskan mengenai pekerjaan penulangan keseluruhan secara umum.

Penulangan adalah pekerjaan yang bertujuan untuk membentuk dan memasang besi tulangan beton
sebagai kerangka struktur pada konstruksi beton agar sesuai dengan gambar rencana. Fungsi
tulangan pada beton adalah untuk menahan gaya tekan, gaya geser dan momen torsi yang timbul
akibat beban yang bekerja pada konstruksi beton tersebut. Sesuai dengan sifat beton yang kuat
terhadap tekan, tetapi lemah terhadap tarik. Oleh karena itu perencanaan dan pelaksanaan
pembesian harus dilakukan sesuai dengan spesifikasi teknis dan gambar yang telah direncanakan
oleh perencana struktur yaitu dalam hal :

 Ukuran diameter baja tulangan.


 Kualitas baja tulangan yang digunakan
 Penempatan / pemasangan baja tulangan.

P a g e | 30
METODE PELAKSANAAN
Contoh Pemasangan

Beberapa kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan pembesian penulangan pada proyek ini antara lain

1. Pabrikasi Besi

Proses pabrikasi besi terdiri dari pekerjaan pemotongan dan pembengkokan besi tulangan.
Pemotongan dilakukan karena panjang besi dipasaran adalah 12 meter, sedangkan panjang tulangan
elemen struktur yang digunakan terdiri dari bermacam-macam ukuran sesuai perhitungan tulangan.
Pemotongan besi digunakan dengan Bar Cutter.

Pembengkokan dilakukan untuk membentuk tulangan yang disesuaikan dengan perencanaan. Jika
terjadi kesalahan pada pembengkokan maka besi tulangan tersebut tidak boleh dibengkokkan
kembali tetapi harus dipotong, hal ini untuk menghindari timbulnya retak-retak ditempat
pembengkokan ulang tersebut karena sifat getas baja. Pembengkokan dilakukan dengan Bar Bender
dengan berbagai macam diameter ukuran.

Sebelum mengerjakan proses pabrikasi besi, bagian pembesian menyusun daftar bengkok dan
potong baja tulangan berdasarkan gambar pelaksanaan (shop drawing) yang dibuat oleh
Kontraktor Utama. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menyusun daftar bengkok dan potong baja
tulangan adalah :

a. Sambungan antar tulangan harus ditempatkan sedemikian rupa pada daerah yang momennya
nol atau dengan menggunakan sambungan lewatan sehingga gaya dan batang yang satu
dapat disalurkan ke batang yang lain. Panjang dan bentuk baja tulangan direncanakan secara
ekonomis sehingga bagian- bagian sisi atau yang tidak terpakai didapat seminimal mungkin

P a g e | 31
METODE PELAKSANAAN
b. Memperhitungkan teknik pemasangan tulangan sehingga tidak menyulitkan dalam
pelaksanaan di lapangan.

Pemasangan Tulangan

Baja tulangan dan sengkang yang telah dipotong dan dibengkokan dibawa ke lapangan untuk
dipasang pada posisi sesuai denah gambar pelaksanaan. Kegiatan yang dilakukan pada pekerjaan
pemasangan tulangan antara lain :

 Pemeriksaan diameter, panjang, dan bentuk tulangan dilakukan sebelum baja tulangan
tersebut dipasang.
 Jarak antar tulangan serta jumlah tulangan, baik untuk tulangan lentur maupun tulangan geser
diatur sesuai gambar.
 Sengkang dipasang secara manual. Penyambungan sengkang pada tulangan utama
dengan menggunakan kawat bendrat.
 Memastikan daerah-daerah dan ukuran panjang penyaluran sambungan lewatan dan panjang
penjangkaran.
 Pemeriksaan tebal selimut beton dengan memasang beton decking sebagai acuan selimut
beton yang akan dicor.

Bekisting

Pemasangan bekisting

Uraian :

Material Material bekisting terdiri dari multipiek 12 mm sebagai bentuk dan balok kayu sebagai
rangka/penyambung antar multipiek, didatangkan ke lokasi pekerjaan (gudang proyek).

Dibentuk dan diukur sesuai dengan pekerjaan yang akan dikerjakan dan diperkirakan tidak ada
perubahan bentuk ketika proses pengecoran berlangsung.

Untuk mendapatkan bentuk vertikal pada kolom, bekisting dibantu dengan benang vertikal atau
unting-unting

Pada tiap sambungan antar lempeng multipiek ataupun multipiek itu sendiri diusahakan tidak terdapat
celah/bocor

Pemakaian Bekisting digunakan 3 kali pakai pada pekerjaan sloof dan pekerjaan pengecoran lainnya

Kondisi Permukaan Baja Tulangan

Pada saat beton dicor, tulangan harus bebas dari lumpur, minyak, atau segala jenis zat pelapis
bukan logam yang dapat mengurangi kepasitas lekatan. Pelapis epoksi yang sesuai dengan
acuan baku. Jika pembatasan jarak dan selimut beton minimun didasarkan pada diameter tulangan
db, maka satu unit bundle tulangan harus diperhitungkan sebagai tulangan tunggal dengan diameter
yang didapat dari luas ekuivalen penampang gabungan

Pembuatan dan Pemasangan Bekisting

 Bekisting merupakan cetakan beton yang mengisi adukan kedalamnya, sampai adukan beton
mengeras dalam jangka waktu ± 1 hari. Mal yang terbuat dari triplex dan kayu yang disusun
berbentuk persegi. Pemasangan bekisting ini dilakukan diatas tanah .

P a g e | 32
METODE PELAKSANAAN
 Pada pembentukan triplex mal dilakukan dengan beberapa sisi, sehingga mal dapat terbentuk
persegi, sedangkan disisi atas dibiarkan terbuka untuk dapat dilakukan pengecoran. Antara
triplex satu dengan yang lainnya harus rapat dan tidak terdapat rongga-rongga agar adukan
beton tidak merembes keluar mal.
 Pemasangan bekisting dilakukan setelah pemasangan tulangan untuk balok, bekisting
tersebut sudah dirangkai sesuai dengan ukuran dan dimensinya, bekisting terbuat dari triplex.
 Sebelum pemasangan bekisting terlebih dulu diikat batu tahu (beton decking) pada tulangan
untuk menjaga ketebalan selimut beton sesuai dengan yang diinginkan

3. Pekerjaan Pengecoran

 Pekerjaan pengecoran balok harus dilakukan setelah pekerjaan pemasangan bekisting


selesai. Sebelum pekerjaan pengecoran dilakukan, bekesting terlebih dahulu dilapisi dengan
oli bekas/minyak bekesting, oli tersebut berfungsi untuk melapisi bagian dalam bekisting agar
setelah beton mongering dapat dibuka dengan mudah dan untuk melindungi bekisting supaya
tahan lama.

Hasil adukan semen terlihat bagus namun terkadang terlihat agak encer, hal itu sangat tidak baik
suatu kontruksi, pengecoran ring balk harus dilakukan 3 lapisang dengan beberapa kutukan atau
dengan menggunakan mesin getar untuk hasil yang lebih baik, apabila dilakukan dengan 1 lapisan
saja akan mengakibatkan kerikil menumpuk disisi bawah struktur tersebut dan bisa melemahkan
struktur.

Pasang Batu Andesit

Persiapan

 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pasang batu andesit hitam alur 20
x 40 x 1.5 polished
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Persiapan material kerja, antara lain : batu andesit, semen PC, pasir dan air.
 Persiapan alat bantu kerja, antara lain : meteran, waterpass, gerinda listrik, benang, selang air,
dll.

Pekerjaan pengukuran

Lebih dahulu juru ukur/surveyor menentukan dan menandai (marking) lokasi yang akan dipasang batu
andesit

Pelaksanaan pekerjaan pasang batu andesit

 Permukaan dinding dibersihakan dari kotoran/debu dan disiram terlebih dahulu sebelum ditebar
adukan pasangan batu andesit/batu templek.
 Pasang benang untuk bantuan mendapatkan pasangan permukaan dinding batu andesit/batu
templek yang rata dan garis siar/nat yang lurus.
 Buat adukan untuk melekatkan batu andesit/templek.
 Rendam batu andesit/templek terlebih dahulu dalam air.
 Buat kepalaan pemasangan batu andesit/templek yang nantinya dijadikan acuan untuk
pemasangan berikutnya.

P a g e | 33
METODE PELAKSANAAN
 Kemudian lekatkan batu andesit/templek selanjutnya pada permukaan dinding dengan acuan
pasangan kepalaan batu andesit yang telah dibuat.
 Tekan dengan tangan atau pukul dengan palu karet agar mendapatkan permukaan pasangan
batu andesit/templek yang rata.
 Batu andesit/templek dipasang pada dinding sampai dengan ketinggian yang direncanakan,
 Cek dengan waterpass untuk kerataan pemasangan batu andesit/templek.
 Setelah pemasangan batu andesit/templek selesai, biarkan beberapa saat untuk mengeluarkan
udara yang ada dalam adukan pasangan batu andesit/templek. Setelah itu baru dilanjutkan
dengan pekerjaan perapihan/finish garis siar/nat.
 Pekerjaan terakhir adalah pembersihan permukaan pasangan batu andesit/templek dari sisa
adukan semen.

Perlindungan Batu alam

a. Lindungi permukaan batu alam, sisi-sisinya dan pojok-pojoknya dari kerusakan. Gunakanlah
dan pasang pengaman kayu, plywood atau corboard untuk melindungi dari kerusakan.
b. Sebelum pemeriksaan secara menyeluruh, pindahkan / buka pelindung dan bersihkan permu
kaan sesuai prosedur, bahan yang direkomendasikan oleh fabrikator

Pekerjaan Guideline Block/ Tactile surface

Umum
a. Uraian

P a g e | 34
METODE PELAKSANAAN
Pekerjaan ini tediri pembuatan Kerb beton, pracetak pabrik atau cetak di tempat, sampai memenuhi
kualitas, bentuk dan ukuran yang diperlukan yang telah ditetapkan, dan memasangnya pada lokasi
jalan, garis dan ketinggian sebagaimana ditunjukkan dalam gambar rencana atau sebagaimana
diperintahkan Direksi/Konsultan Pengawas.
b. Toleransi Ukuran
Kerb beton pracetak
Bila diuji dengan batang lurus 3 meter, suatu kerb dengan satu ketidak rataan permukaan lebih dari
5mm, atau lubang permukaan dengan diameter lebih dari 15 mm akan ditolak.

Kerb dicetak ditempat

Bila diuji dengan batang lurus 3 meter, setiap ketidak rataan lebih dari 5 mm dari panjang 3 m akan
ditolak.

Garis dan ketinggian


Bila diuji untuk garis dan ketinggian diatas 25 mm, setiap kesalahan melebihi 10 mm harus dikoreksi
menurut petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas.

c. Contoh bahan

1) menggambarkan kerb tersebut harus diserahkan kepada Direksi/Konsultan Pengawas paling


sedikit 14 hari sebelum pekerjaan dimulai bersama-sama dengan catatan kualitas campuran
sesuai dengan persyaratan spesikasi ini.
2) Bila kerb dicetak di tempat, contoh-contoh agregat beton tersebut harus diserahkan kepada
Direksi/Konsultan Pengawas untuk untuk menunjukkan kecocokannya dengan pesyaratan
gradasi dan mutu spesikasi ini.

d. Bahan – Bahan

1) Kerb beton pracetak


2) Kerb beton di cor tempat Kerb beton pracetak harus dibuat dengan beton kelas K-250 dan
harus mematuhi persyaratan Konstruksi Beton.

Ukuran kerb harus sesuai dengan gambar standar, ialah sebagai berikut :

Panjang = 40 cm atau 60 cm
Tinggi = 30 cm atau 20 cm
Lebar atas = 12,5 cm atau 20 cm
Lebar dasar = 21 cm atau 25 cm

Baja Tulangan
Jika diminta demikian atau ditunjukkan dalam gambar, harus dipasang baja tulangan ringan mematuhi
persyaratan penulangan beton sebagai penulangan dan di cor dalam kerb tersebut.

Agregat untuk Kerb Beton.


Agregat kasar dan agregat halus yang digunakan untuk pembuatan kerb beton harus disediakan yang
sesuai dengan persyaratan konstruksi beton.

Adonan Semen.

Spektek Pembangunan Trotoar Jalan Pemuda

P a g e | 35
METODE PELAKSANAAN
Adonan semen yang digunakan untuk sambungan-sambungan dan kelas kerb beton harus harus
memenuhi persyaratan SNI.
Sambungan Muai.

Bila ditetapkan, sambungan muai jadi (yang dibentuk sebelumnya) yang memenuhi persyaratan
AASHTO M153 harus disediakan untuk digunakan sebagai sambungan kerb ditempat.

3) Unit-unit kerb yang lainnya, harus dicetak tersendiri, seperti kerb air masuk (inlet) untuk
mengeluarkan air permukaan.

1. Pelaksanaan Pekerjaan

a. Kerb beton di cor tempat

1) Penggalian harus dibuat sampai lebar dan dalam yang diperlukan, sebagaimana yang
ditunjukkan dalam gambar serta sampai ke garis dan ketinggian yang diatur dilapangan.
Semua galian bahan-bahan lunak, harus dibuang sebagaimana diperintahkan dan diganti
dengan urugan pilihan yang akan dipadatkan dengan baik sehingga disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.
2) Bila diperintahkan Direksi/Konsultan Pengawas, satu lapisan pasir dan kerikil yang bersih atau
bahan butiran tembus air yang disetujui lainnya harus dipasang sampai ketebalan 10 cm
membentuk lapisan dasar bagi kerb.
3) Cetakan penunjang yang akan berisi beton harus dibuat dan diatur di tempat mencapai bentuk
dan ukuran yang benar sebagaimana ditunjukkan dalam gambar dan sampai panjang yang
diperlukan memenuhi jadwal pelaksanaan, dan akan diperiksa mengenai garis dan
ketinggiannya sebelum di cor beton. Bila kerb dibuat melengkung, cetakan tersebut harus
dibentuk secara akurat mencapai lengkungan yang ditunjukan pada gambar.
4) Beton kelas K-300 harus dicampur dan di cor yang sesuai dengan persyaratan mengenai
konstruksi beton mencapai ketebalan yang penuh yang diperlukan. Permukaan beton tersebut
akan dihaluskan dan dikulir halus dengan ujung-ujung yang dibulatkan memenuhi jari-jari yang
ditunjukkan. Sebelum penyelesaian, permukaan tersebut akan diuji dengan batang lurus 3
meter dan juga diperiksa sampai kegaris dan ketinggiannya, dan setiap ketidak rataan harus
dibetulkan.
5) Kerb tersebut akan dibuat dalam bagian-bagian yang seragam yang panjangnnya tidak lebih
dari 25 m. Bagian-bagian yang lebih pendek akkan dipasang sebagai penutup pekerjaan, tetapi
tidak ada bagian yang lebih pendek dari 2 meter, kecuali untuk kerb inlet yang dicetak secara
terpisah memenuhi standar ukuran yang ditunjukkan dalam gambar rencana.
6) Sambungan muai akan dibuat didalam kerb pada interval sekitar 25 m.
7) Cetakan tersebut akan dibongkar 2 hari setelah beton selesai di cor, kecuali diperintahkan lain
oleh Direksi/Konsultan Pengawas. Cacat-cacat kecil akan diperbaiki dengan adonan semen
campuran 1:2. Bagian bagian kerb dengan cacat yang banyak terhadap toleransi atau
kualitasnya akan disingkirkan dan diganti sebagaimana diperintahkan Direksi/Konsultan
Pengawas.
8) Segera setelah mengendap dan mengeras, permukaan kerb beton tersebut disiram dengan air
dan satu permukaan yang basah dijaga sampai paling sedikit 3 hari perawatan.
9) Urugan kembali dengan bahan bahu jalan pilihan, akan dipasang dibelakang kerb bila beton
tersebut telah cukup terpasang dan mengeras serta tidak kurang dari 10 hari setelah
pengecoran selesai.

b. Kerb beton pracetak pabrik

P a g e | 36
METODE PELAKSANAAN
1) Penggalian dan persiapan harus dilakukan seperti yang diuraikan untuk kerb dicor ditempat.
2) Sebuah alas beton tebal 5 cm dari beton mutu K-125 atau campuran 1pc : 2ps : 4kr (atas
volume) dipasang sampai kemiringan dan ketinggian yang diperlukan sebagai lapisan dasar.
3) Satu lapisan 1 cm adukan campuran 1pc:3ps dipasang diatas dasar beton tersebut, dan
kemudian kerb pracetak tersebut ditanam kedalam adonan semen serta diatur mencapai garis
dan ketinggian yang benar.
4) Sambungan-sambungan antara kerb-kerb yang berurutan akan dibuat serapat mungkin dan
tidak lebih dari 3 mm – 5 mm lebarnya serta akan diisi dengan adukan campuran 1pc : 3ps.
5) Kerb beton pracetak tersebut setelah terpasang akan diperiksa mengenai ketidakrataan,
terhadap toleransi dan kualitasnya, dan setiap kerb yang dalam pendapat Direksi/Konsultan
Pengawas tidak memenuhi persyaratan Spesikasi ini akan ditolak dan harus diganti.
6) Perataan permukaan horizontal untuk kerb atau trotoir tidak boleh menjadi licin tetapi harus
sedikit kasar tetapi merata dengan penyapuan atau metode lain

3. Pengendalian Mutu

a. Kerb beton cor di tempat

1) Test Laboratorium untuk Bahan-bahan


Semua bahan-bahan yang diperlukan untuk pembuatan kerb pracetak dan cetak di tempat, termasuk
semen, agregat beton dan air, harus memenuhi persyaratan mutu dan gradasi yang relevan
sebagaimana ditetapkan pada uraian konstruksi beton.

2) Pengendalian Lapangan

Kerb beton akan dipasang memenuhi syarat-syarat toleransi dan kualitas yang diuraikan dalam
spesikasi ini dan diperiksa selama proses pelaksanaan dan pada penyelesaian. Kerb yang dalam
pendapat
Direksi/Konsultan Pengawas tidak mmenuhi persyaratan spesikasi ini akan ditolak dan diganti atas
biaya Kontraktor.

b. Kerb beton pracetak pabrik

Kerb beton pracetak pabrik dibuat oleh perusahaan/pabrik setara DUSASPUN, dengan spesifikasi :
- Metode produksi : cetak kering dengan getaran frekuensi tinggi
- Mutu beton : K-225

TACTILE SURFACE

Paving taktil (juga disebut Tenji blok , kubah terpotong , peringatan terdeteksi , taktil tanah indikator
permukaan , taktil indikator permukaan berjalan , atau permukaan peringatan terdeteksi ) adalah
sistem bertekstur indicator permukaan tanah yang ditemukan di jalan setapak , tangga dan kereta
platform stasiun untuk membantu pejalan kaki yang yang tunanetra .

Peringatan taktil menyediakan pola permukaan yang khas dari kubah terpotong, kerucut atau batang
yang dapat dideteksi dengan tongkat panjang atau di bawah permukaan tanah yang digunakan untuk
memperingatkan gangguan visual saat mendekati jalan dan perubahan permukaan atau permukaan
jalan yang berbahaya. Ada ketidaksepakatan dalam desain dan komunitas pengguna, apakah
memasang bantuan ini di dalam bangunan dapat menyebabkan bahaya tersandung.

P a g e | 37
METODE PELAKSANAAN
Suatu sistem paving taktil pertama kali dilembagakan di Jepang pada penyeberangan pejalan kaki
dan situasi jalan berbahaya lainnya; Inggris, Australia dan Amerika Serikat mengambil standar
pada awal 1990-an. Kanada mulai memasukkan mereka ke dalam transportasi pertama pada
1990-an, dan kemudian menambahkannya ke aspek lain dari lingkungan buatan pada awal
2000-an.

Blister tactile

Ini digunakan untuk penyeberangan pejalan kaki. Tujuan dari permukaan melepuh adalah untuk
memberikan peringatan kepada orang - orang yang memiliki gangguan penglihatan yang jika tidak,
dengan tidak adanya perubahan ketinggian> 25 mm, akan sulit untuk membedakan antara di mana
jalan setapak berakhir dan jalur kereta dimulai. Karenanya, permukaan merupakan fitur keselamatan
yang penting bagi kelompok pengguna jalan ini di titik-titik penyeberangan pejalan kaki di mana jalan
masuk ke jalur lalu lintas agar pengguna kursi roda dapat menyeberang tanpa hambatan. Profil
permukaan taktil blister terdiri dari barisan lecet datar dalam pola persegi.

[3]Offset blister tactile


Taktil blister offset juga dikenal sebagai "permukaan peringatan platform edge (off-street)". Tujuan dari
permukaan ini adalah untuk memperingatkan orangorang yang memiliki keterbatasan penglihatan
akan semua platform kereta api di luar jalan. Permukaan taktil blister off-set terdiri dari kubah datar
(lepuh), berjarak 66,5mm dari pusat satu kubah ke yang berikutnya.

Unit paving taktil dapat diproduksi dalam bahan paving yang sesuai dan mungkin warna apa pun yang
memberikan kontras yang baik dengan area sekitarnya, untuk membantu orang yang melihat
sebagian. Panduan saat ini merekomendasikan agar permukaan takta blister off-set digunakan untuk
semua platform jalan raya termasuk:

Platform rel berat


Platform off-street light rapid transit (LRT)
Platform bawah tanah
Seharusnya tidak digunakan untuk platform di jalan (LRT)

Lozenge tactile

Taktik permen juga dikenal sebagai permukaan peringatan platform edge (onstreet).
Tujuan permukaan peringatan tepi platform (on-street) adalah untuk memperingatkan orang-orang
yang memiliki keterbatasan penglihatan bahwa mereka mendekati tepi platform transit cepat lampu
jalan (LRT). Profil permukaan peringatan sentuhan permen terdiri dari baris 6 mm (} 0,5 mm)

bentuk permen yang memiliki tepi bulat sehingga tidak menyebabkan bahaya perjalanan. Unit paving
taktil dapat diproduksi dalam bahan paving yang cocok. Permukaan biasanya berwarna kerbau, tetapi
bisa berupa warna apa saja, selain merah, yang memberikan kontras yang baik dengan daerah
sekitarnya, untuk membantu sebagian orang yang melihat.

Unit paving tactile permen harus dipasang pada kedalaman 400mm sejajar dengan tepi platform dan
minimum 500mm kembali dari tepi. Mereka tidak boleh dipasang lebih dekat ke tepi daripada itu,
karena pejalan kaki mungkin tidak memiliki cukup waktu untuk berhenti berjalan begitu mereka
mendeteksi permukaan peringatan sentuhan.

Corduroy hazard warning tactile

P a g e | 38
METODE PELAKSANAAN
Tujuan permukaan korduroi adalah untuk memperingatkan orang-orang yang memiliki gangguan
penglihatan tentang adanya bahaya tertentu: langkahlangkah, penyeberangan tingkat, atau
pendekatan ke platform angkutan cepat cepat (LRT) di jalan. Ini juga digunakan di mana jalan setapak
bergabung dengan rute bersama. Ini menyampaikan pesan "bahaya, lanjutkan dengan hati-hati". Profil
permukaan sentuhan korduroi terdiri dari palang bundar yang berjalan melintang di seberang arah
perjalanan pejalan kaki. Balok memiliki tinggi 6mm (} 0,5), lebar 20mm dan berjarak 50mm dari pusat
satu batang ke tengah batang berikutnya. Unit paving taktil dapat diproduksi dalam bahan paving
yang cocok. Permukaan biasanya berwarna buff, tetapi bisa warna apa saja, selain merah, yang
memberikan kontras yang baik dengan daerah sekitarnya untuk membantu sebagian orang yang
terlihat.
Taktil korduroi dapat digunakan untuk situasi apa pun (selain penyeberangan pejalan kaki) di mana
individu dengan gangguan penglihatan perlu diperingatkan akan bahaya, seperti: bagian atas atau
bawah tangga kaki jalan persimpangan tingkat di mana orang dapat secara tidak sengaja berjalan
langsung ke peron di stasiun kereta api tempat jalan kaki bergabung dengan rute bersama

Siklus cara sentuhan


Tujuan dari permukaan taktil yang digunakan bersama dengan jalur siklus dan jalan setapak yang
dibagi secara terpisah adalah untuk menasihati orang-orang dengan gangguan penglihatan dari sisi
yang benar untuk masuk. Tujuan dari garis delineator pusat adalah untuk membantu pejalan kaki yang
mengalami gangguan penglihatan tetap berada di sisi pejalan kaki.

Taktil cara siklus terdiri dari serangkaian palang datar yang ditinggikan secara terus-menerus, masing-
masing setinggi 5mm (} 0,5mm), lebar 30mm dan berjarak 70mm. Strip delineator pusat harus
setinggi 12-20mm, lebar 150mm dengan sisi miring dan bagian atas rata 50mm. Strip delineator harus
terbuat dari bahan putih.

Permukaan taktil harus digunakan pada setiap rute bersama terpisah di mana sisi pejalan kaki tidak
terpisah secara fisik dari sisi pengendara sepeda.
Permukaan taktil harus diletakkan pada awal dan akhir rute terpisah yang dibagi, secara berkala
sepanjangnya, dan pada persimpangan apa pun dengan pejalan kaki lain atau rute pengendara
sepeda.

Petunjuk arah atau petunjuk


Tujuan permukaan jalur panduan adalah untuk memandu orang-orang yang memiliki gangguan
penglihatan di sepanjang rute ketika petunjuk tradisional, seperti garis properti atau tepi trotoar, tidak
tersedia. Hal ini juga dapat digunakan untuk memandu orang-orang di sekitar rintangan, misalnya
furniture jalan di daerah pejalan kaki. Permukaan telah dirancang sehingga orang dapat dipandu di
sepanjang rute baik dengan berjalan di permukaan taktil atau dengan mempertahankan kontak dengan
tongkat putih panjang .

Taktik pemandu mengkompromikan serangkaian bar yang tinggi dan rata yang mengarah ke
perjalanan pejalan kaki. Balok memiliki tinggi 5,5mm (} 0,5), lebar 35mm dengan jarak 45mm.
Direkomendasikan bahwa jalur panduan taktil memiliki warna yang kontras dengan area di sekitarnya,
untuk membantu orang yang hanya melihat sebagian. Permukaan panduan direkomendasikan untuk
digunakan dalam kondisi berikut:

Di mana panduan tradisional yang diberikan oleh jalan setapak standar antara jalur properti dan jalur
mobil tidak ada Di mana pejalan kaki perlu dipandu di sekitar rintangan Di mana sejumlah orang
tunanetra perlu menemukan lokasi tertentu dan di terminal transportasi untuk memandu orang di
antara fasilitas. [3]

P a g e | 39
METODE PELAKSANAAN
Peran warna dan kontras
Panduan Departemen Transportasi Britania Raya tentang pemasangan dan penggunaan paving taktil
memberi penekanan besar pada peran kontras. Pedoman tersebut berulang kali menyatakan bahwa
paving sentuhan harus dipilih untuk memberikan kontras warna yang kuat dengan bahan paving
sekitarnya karena penelitian telah menunjukkan bahwa ini membantu individu yang terlihat sebagian.
Kebanyakan paving taktil tersedia dalam berbagai warna dan bahan yang membuat kontras warna
yang baik mudah dicapai dengan pilihan paving taktil yang tepat. Hanya ada dua kasus di mana warna
taktil memiliki makna tertentu:

Merah dicadangkan untuk digunakan dengan sentuhan melepuh untuk menunjukkan penyeberangan
pejalan kaki yang terkontrol Taktil buff blister dicadangkan untuk digunakan pada penyeberangan
pejalan kaki yang tidak terkendali Jika pemasangan paving taktil dengan warna tertentu misalnya
paving blister merah pada persimpangan yang dikontrol, akan menghasilkan paving taktil dengan
warna yang mirip dengan paving sekitarnya, strip kontras minimal 150mm harus dipasang untuk
dengan jelas membatasi area taktil.

Spesifikasi permukaan peringatan yang dapat terdeteksi

 ISO / FDIS 23599, Produk bantu untuk orang buta dan tuna netra — Indikator permukaan jalan
taktil.
 CEN / TS 15209, Indikator permukaan paving taktil dihasilkan dari beton, tanah liat dan batu
 ISO / FDIS 23599, Produk bantu untuk orang buta dan tuna netra — Indikator permukaan jalan
taktil.
 CEN / TS 15209, Indikator permukaan paving taktil dihasilkan dari beton, tanah liat dan batu
Ukuran dan jarak kubah
 ISO / FDIS 23599, Produk bantu untuk orang buta dan tuna netra — Indikator permukaan jalan
taktil.
 CEN / TS 15209, Indikator permukaan paving taktil dihasilkan dari beton, tanah liat dan batu

Penjajaran kubah

 ISO / FDIS 23599, Produk bantu untuk orang buta dan tuna netra — Indikator permukaan jalan
taktil.
 CEN / TS 15209, Indikator permukaan paving taktil dihasilkan dari beton, tanah liat dan batu

Menentang tampilan

Argumen telah dibuat bahwa uang yang dihabiskan untuk memasang trotoar taktil bisa lebih baik
dihabiskan untuk membuat perbaikan lain yang sebenarnya diminta oleh orang-orang tunanetra,
seperti perbaikan yang lebih cepat ke trotoar yang rusak, [6] dan bahwa lebih banyak pemikiran harus
dimasukkan ke dalam penyeimbangan kebutuhan para pejalan kaki yang memiliki keterbatasan
penglihatan dan pejalan kaki yang memiliki keterbatasan mobilitas, seperti pengguna kursi roda dan
tongkat yang dapat tersandung gundukan

Spesifikasi

1. Merupakan berbahan cor beton (PRECAST),


2. Daya Tekan Paving dimulai dari K300, K350, K400, kami tidak memproduksi untuk yang
dibawah K300
3. Sistem pembuatan dengan Metode Basah sehingga lebih kuat dibandingkan dengan system
Press
4. Berbahan batu prioritas Batu Split
5. Warna bukan Cat, sehingga lebih tahan lama, pigmen warna sudah dicampur pada adonan cor

P a g e | 40
METODE PELAKSANAAN
DRAINASE
1. Umum
a. Uraian
1. Yang dimaksud dengan pekerjaan drainase jalan ialah semua pekerjaaan pemasangan U-
ditch,Box Culvert, selokan–selokan dan pekerjaan–pekerjaan lainnya untuk keperluan
pengaliran air. U-ditch, Box Culvert, selokan–selokan dan pekerjaan drainase lainnya harus
sudah berfungsi sepenuhnya sebelum pekerjaan yang menyangkut pembentukan Trotoar jalan,
lapis tanah dasar, lapis pondasi dan bahu jalan selesai.

2. Gorong – Gorong Pipa Beton Tidak Bertulang


c. Bahan dan Pelaksanaan
Pipa beton harus dibuat dari tipe dan ukuran – ukuran seperti tertera dalam gambar rencana, dan
dibuat dari beton K-125 dan K-175 butir 2. Kontraktor dapat juga mempergunakan pipa-pipa beton
pracetak dengan diameter dalam dan tebal sesuai gambar rencana dan disetujui Direksi/Konsultan
Pengawas.

c. Pengukuran Hasil Pekerjaan

Jumlah yang akan dijumlahkan dinilai dalam jumlah panjang gorong – gorong sesuai dengan
ukurannya. Pengukuran dilakukan pada as gorong – gorong terhadap jarak ujung – ujung gorong –
gorong yang telah terpasang dengan sempurna dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

1. Gorong – Gorong Pipa Beton Bertulang


a. Bahan dan Pelaksanaan
Pipa beton bertulang harus dibuat dari tipe dan ukuran – ukuran seperti tertera dalam gambar rencana.
Beton dibuat dari beton K-175 dan K-225 dan baja tulangan harus memenuhi persyaratan.

b. Pengukuran Hasil Pekerjaan


Jumlah yang akan dibayarkan dinilai dalam jumlah panjang gorong – gorong sesuai dengan
ukurannya. Pengukuran dilakukan pada as gorong –gorong yang telah terpasang dengan sempurna
dan disetujui oleh Direksi/Konsultan Pengawas.

c. Jenis dan Lingkup Pekerjaan

Pekerjaan drainase meliputi jenis – jenis pekerjaan pemasangan U-ditch, selokan – selokan, dan
saluran air baik saluran diatas maupun dibawah permukaan tanah, sesuai dengan spesifikasi, dalam
batas – batas kedudukan, kemiringan dan ukuran – ukuran sebagaimana tertera dalam gambar
rencana dan petunjuk – petunjuk lebih lanjut dari Direksi/Konsultan Pengawas. U-ditch yang dimaksud
delam pasal ini adalah U-ditch beton bertulang, U-ditch dari pasangan batu belah bagian bawah dan
dindingnya sedangkan pada bagian atas ditutup dengan pelat beton bertulang. Selokan terbuka dari
tanah diperhitungkan sebagai pekerjaan galian konstruksi yang tergantung kepada jenis tanah.

d. Petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas

P a g e | 41
METODE PELAKSANAAN
1) Direksi/Konsultan Pengawas dapat memberikan petunjuk – petunjuk tambahan.
2) Mutu dan jumlah bahan yang diperguankan harus disetujui berdasarkan hasil pemeriksaaan
dengan jumlah dan cara yang ditetapkan.
3) Bila terjadi ketidak sesuaian dengan persyaratan ataupun ketentuan – ketentuan yang telah
ditetapkan, Kontraktor diwajibkan untuk memperbaiki / menyempurnakan sesuai petunujuk
Direksi/Konsultan

Pengawas.
Segala biaya dan resiko sebaagi akibat perbaikan / penyempurnaan tersebut menjadi tanggung jawab
Kontraktor.

4. Saluran terbuka pra cetak (U-ditch)

a. Metode produksi
Saluran terbuka pra cetak/U-ditch dibuat oleh perusahaan/pabrik setara DUSASPUN atau atas
petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Saluran terbuka pra cetak diproduksi menggunakan metode
cetak basah dengan getaran
frekuensi tinggi (dengan uap panas)
b. Mutu beton
Mutu beton minimum K-350

c. Baja tulangan

Baja tulangan menggunakan Hard Drawn Deformed Wire (HDDW) dengan tegangan leleh diatas 4500
kg/cm2 dan tegangan tarik diatas 5000 kg/cm2

d. Panjang efektif saluran terbuka pra cetak 100 cm

e. Rasio air semen 0,50

f. Panjang efektif saluran terbuka pra cetak 120 cm

5. Tutup saluran beton pra cetak (U-ditch)

a. Metode produksi

Tutup saluran terbuka pra cetak/U-ditch dibuat oleh perusahaan/pabrik setara DUSASPUN atau atas
petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas. Saluran terbuka pra cetak diproduksi menggunakan metode
Cetak basah dengan getaran frekuensi tinggi (dengan uap panas)

b. Mutu beton
Mutu beton minimum K-300
c. Baja tulangan
Baja tulangan menggunakan Hard Drawn Deformed Wire (HDDW) dengan tegangan leleh diatas 4500
kg/cm2 dan tegangan tarik diatas 5000 kg/cm2

P a g e | 42
METODE PELAKSANAAN
d. Lebar efektif tutup saluran terbuka pra cetak/U-ditch 60 cm, panjang tutup saluran disesuaikan
dengan kebutuhan atau atas petunjuk Direksi/Konsultan Pengawas .

1. SERAH TERIMA PEKERJAAN/PHO

 Surat pemberitahuan secara tertulis kepada Kepala PPK/Pemberi Tugas bahwa pekerjaan
telah selesai 100%.
 Menyerahkan semua dokumen berkas yang berhubungan dengan pelaksanaan pekerjaan
tersebut baik foto s/d 100%, laporan harian, laporan/bobot mingguan, laporan/bobot bulanan,
As Built Drawing dan lainnya yang diperlukan.
 Bersama dengan Pengawas Teknis dan Tim PHO melakukan pemeriksaan terhadap
pekerjaan yang dilaporkan telah selesai 100%.
 Sesuai dengan hasil pemeriksaan dan dibuktikan dengan Berita Acara Pemeriksaan
Pekerjaan Selesai 100% dan pekerjaan yang diterima kemudian dituangkan didalam Berita
Acara Serah Terima Pertama (PHO).
 Terhitung dari sejak ditandatanganinya Berita Acara Serah Terima Pertama, akan dilanjutkan
dengan Masa Pemeliharaan Pekerjaan dengan waktu masa pemeliharaan sesuai dengan
Surat Perjanjian Kontrak/SPK.

2. MASA PEMELIHARAAN/FHO
Selama masa pemeliharaan kami wajib memelihara pekerjaan dimaksud, apabila ada yang rusak
selama masa pemeliharaan akan diperbaiki/diganti sesuai spesifikasi material yang disyaratkan,
biaya perbaikan/penggantian akan menjadi tanggung jawab kami.

Demikian metode pelaksanaan ini kami sampaikan dalam rangka pelaksanaan pekerjaan
PENINGKATAN RUAS JALAN TAJURHALANG - SUSUKAN yang dapat dipertanggung jawabkan baik
secara Administratif maupun Teknis.

Jakarta, 15 Agustus 2019


PT. DELTON MARS LIEBE

JUMINTAR SILAEN
Direktur

P a g e | 43
METODE PELAKSANAAN

Anda mungkin juga menyukai