SOAL #1:
Reaksi antara etilen bromida dan kalium iodida:
C 2
H4 Br2 + 3 KI 2 H 4 + 2 KBr + KI 3
berorde satu terhadap masing-masing
C reaktannya . Berikut ini adalah data-data percobaan
yang dilangsungkan dalam reaktor batch bervolume-tetap pada suhu 59,7 o C, dengan konsentrasi
KI awal sebesar 0,1531 kmol/m3 dan C 2 H4 Br2 awal sebesar 0,02864 kmol/m 3 .
t (kilo-detik) 29,7 40,5 47,7 55,8 62,1 72,9 83,7
Fraksi C2 H4 Br2 terkonversi 0,2863 0,3630 0,4099 0,4572 0,4890 0,5396 0,5795
Tentukan harga konstanta kecepatan reaksinya!
PENYELESAIAN:
Dimisalkan: C2 H4 Br2 = A dan KI =
B di atas dapat dituliskan sebagai: A + 3 B
sehingga reaksi tersebut produk reaksi
Persamaan kecepatan reaksinya (yang berorde satu terhadap masing-masing reaktannya) dapat
1 1
dituliskan sebagai: -rA = k C A C B
K on se nt ra si a wa l: C A0 = 0 ,0 28 64 k mo l/ m 3 d an C B0
= 0 ,1 53 1 k mo l/ m 3
d C
Sistem batch bervolume-tetap: - r = - A
A
d t
d C
maka: - A = k C C
d t A B
C
d X A
= k CA 0 ()
1- XA
(C ) - 3 CA 0 X A
A0
d t B0
d X - C
C A = k C ()
1- X C B0 3X
A 0
dt A0 A A0
C A
A 0
dX C
= k C ()(
A )
1 - X M - 3 X M = B0
d t dengan:
A 0 A A
C
A 0
X
A d X t
A =kC dt
()( )
1 - X M - 3 X A0
0 A A 0
1 M - 3X
Penyelesaian integralnya: ln A =kC t
M - 3 M ()
1 -[M
X A0
A
3] - 3 X
M
ln A =kC M - 3 t
M ()
1 -() X A 0
A
M - 3versus
X t akan menghasilkan
Plot linier antara ln M ()
1 - X A slope kurva sebesar k C A 0 ()
M - 3
A
C 0 ,1 531 kmol / m3
M = B0 = = 5,3457
C 0 ,02864 k mol / m3
A0
t (kilo- M - 3 X M - 3 X
A ln A 0.5
detik) X A
M ()
1 - X M ()
1 - X
A 0.45
A
0 0 1 0 0.4
0.3
40,5 0,3630 1,2501 0,2232
0.25
47,7 0,4099 1,3048 0,2661
0.2
55,8 0,4572 1,3696 0,3145 0.15
62,1 0,4890 1,4199 0,3506 0.1
72,9 0,5396 1,5143 0,4149 0.05
83,7 0,5795 1,6047 0,4729 0
020406080100
t (kil o-deti k)
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 2
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
Berdasarkan grafik di atas: Slope= k CA0 (M - 3) = 0,005634 (kilodetik) -1
0,005634 (kilodetik
) -1
sehingga: k = = 0,083864 m3 /kmol.kilodetik
0 ,02864 k mol / m3 ()
5 ,3457 - 3
atau: k = 0,302 liter/mol.jam
SOAL #2:
Reaksi dekomposisi fase gas: A B + 2 C
berlangsung dalam sebuah reaktor batch bervolume-tetap. Be rikut ini adalah data-data yang
diperoleh dari percobaan.
No mo r r un p er co ba an C A0 ( mo l/ L) H al f- li fe, t ½ ( meni t) T ( o
C)
1 0,025 4,1 100
2 0,0133 7,7 100
3 0,0100 9,8 100
4 0,050 1,96 100
5 0,075 1,30 100
6 0,025 2,0 110
PENYELESAIAN:
d C A
Jika model persamaan kinetika reaksi d inyatakan dalam: - r = = C A
t
2 n-
: = [n 1-
2 1] k - 1 A
2n -
log = + - log
2 k ()() 1 A
run
1-5 (karena dievaluasi pada suhu yang sama).
percobaan
nomor C log t½
A0
0.0 2 1 1
10 10218 = ,
-0.2 ()n 1
-0.4
2 1 1
= 1051 L
- 1 , mol menit
-1.0
berorde dua
-1.2
log C pada C
sebesar
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 3
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
(b) Harga k pada 110 o C dapat dihitung berdasarkan data pada run percobaan nomor 6.
22- 1 - 1 1 1
Karena reaksi berorde 2 (n = 2), maka: t = C 1 - 2 = atau: k =
1
2 k ()
2 - 1 A0 k C A0 CA0 t1
2
1
sehingga, harga k pada 110 o C adalah: k = = 20 L
( 0 ,0 25 m ol / L ) ( 2 ,0 m en it ) mol.menit
Ea
-
Persamaan Arrhenius: k = A e RT
Untuk 2 harga k yang dievaluasi pada 2 suhu T yang berbeda, berlaku:
Ea - 1 1
k 2 -
k2 Ea - 1 1
= e R T
2
T
1
atau: ln =-
k 1 k1 R T2 T1
Pada: T1 = 100o C = 373 K : k 1 = 10,51 L/mol.menit
T 2
= 110 o C = 383 K : k 2 = 20 L/mol.menit
20 J
ln 8 ,314
20 Ea - 1 1 10 ,51 mol .K J
maka: ln =- atau: Ea = - = 76419,13
, R 373 - 1 1 1
383 K
Ea
-
k A R
A
E a
e T
C; besarnya A:
L
A mol menit = , . 11
.
, J
- mol
8 314 383
m ol K
energi aktivasi (Ea) 76,42 kJ/mol
f ak tor f re ku en si t umbu kan ( A) 5,29. 10 .
SOAL #3:
=CFCl) berlangsung dalam reaktor batch
bervolume-tetap pada suhu 440 o
Dengan menggunakan asumsi gas ideal untuk perilaku gas-gas dalam sistem reaksi, tentukan
PENYELESAIAN: -CFCl
Reaksi dimerisasi : 2 CF2
-CFCl
atau, dengan pemisalan: 2 A P
C C
batch r - A sehingga: = C
A
d d
Metode integral (khususnya dengan ) akan
C C
Untuk tebakan n = 0 : C = t A A
A A
ln 0
C
ln A t = A
t
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 4
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
1 1
-
11 C A CA0
U ntu k teb ak an n = 2 : k tga :
- s eh=ing k =
C C t
A A0
Dengan menggunakan korelasi yang menyatakan bahwa tekanan total sebuah sistem merupakan
jumlah tekanan parsial seluruh komponennya, maka hubungan antara p A
dengan P dapat
dijabarkan sebagai berikut:
Pada t = 0 (mula-mula) hanya ada A murni (tidak ada zat inert)
Artinya: P 0 = p A0
Pada t = t (setiap saat) terdapat campuran A dan P
Artinya: P = p A + p P
Berdasarkan hubungan stoikiometri komponen-komponen reaksinya:
P = pA + ½ [p A0 – pA ]
P = pA + ½ p A0 – ½ p A
P = ½ [pA0 + p A ]
atau: p A
= 2 P – p A0
SOAL #4:
Reaksi thermal cracking n-nonana pada 900 o C berlangsung 20 kali lebih cepat dibandingkan
dengan reaksi pada 800 o C. Hitunglah energi aktivasi reaksi ini!
PENYELESAIAN:
T1 = 800 o C + 273 = 1073 K; T2 = 900 o C + 273 = 1173 K; r2 = 20 x r 1
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 5
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
Ea
-
Kebergantungan kecepatan reaksi terhadap suhu didekati dengan korelasi Arrhenius: k = A e RT
Dengan mengambil harga logaritma natural terhadap kedua ruas persamaan, maka:
k Ea - 1 1
ln 2 = ln 20 = -
k R T T
1 2 1
Jika harga-harga T1 dan T 2 disubstitusikan (dengan mengambil harga R = 8,314 J/mol.K), maka:
J
8 ,314 ln 20
mol.K
Ea = - = 31348 7
, J / m ol = 3 13 , 5 kJ / mol
1 1
- 1 0
117 107 K
Atau, jika diambil3R = 1 ,987
3 kal/mol.K, maka Ea = 74920,1 kal/mol = 74,9 kkal/mol
SOAL #5:
Berikut ini adalah data percobaan kinetika untuk reaksi pelarutan MnO 2 dalam HBr, salah satu
reaksi pelarutan padatan dalam cairan, yakni pelarutan semikonduktor MnO 2 dalam pembuatan
chip komputer:
C A0 (mol HBr/dm 3 ) 0,1 0,5 1,0 2,0 4,0
-r A0 ” (mol HBr/m2 .jam) x 102 0,073 0,70 1,84 4,86 12,84
Tentukan besarnya orde reaksi dan laju reaksi spesifik dengan menggunakan teknik kuadrat
terkecil (least-squares), jika kecepatan atau laju reaksi dianggap mengikuti model persamaan
kinetika: - r" = k" ()
C n
HBr HBr
PENYELESAIAN:
Misalkan: HBr = A
Dengan menggunakan konsentrasi reaktan awal dan laju awal (initial rates) , maka:
- r" = k" ()
dapat
C dituliskan
n menjadi: - r" = k" () C n
HBr HBr A 0 A0
Jika dituliskan dalam bentuk persamaan linier (atau, proses linierisasi dengan cara mengambil harga
l og ar it ma bil an gan nat ur al te rha dap ke du a ru as pe rs ama an ), mak a: ln ( - r A" 0 ) = ln k" + n .ln CA 0
Misalkan: X = ln CA0 ; Y = ln (-rA0 ”); a = ln k”; b=n
maka persamaan hasil linierisasi tersebut dapat dituliskan menjadi: Y = a + b X
Untuk sejumlah N buah runatau data percobaan, a dan b dapat ditentukan melalui penggunaan
metode least squares (kuadrat terkecil) terhadap persamaan Y = a + b X di atas, sehingga:
N N N N N
Y = N.a + b. X dan ( X Y ) = a. X + b. X 2
i i i i i i
i ==1 i 1 i ==1 i= 1 i 1
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 6
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
Dengan: N (banyaknya data) = 5
maka angka-angka ini dapat disubstitusikan ke dalam
SX = -0,9163
i 2 persamaan hasil metode least squares di atas:
SY i
= -21,2565
-21,2565 = 5 a - 0,9163 b
SX i
2
= 8,1846
15,1279 = -0,9163 a + 8,1846 b
S(X i
Yi ) = 15,1279
dan menghasilkan: a = -3,9945 dan b = 1,4011
Dengan demikian:
Orde reaksi (n) = b = 1,4011 atau: n ˜ 1,4
()
dm3
0 ,4
SOAL #6:
Tentukan besarnya energi aktivasi (Ea) dan faktor frekuensi tumbukan (A) reaksi bimolekuler
pembentukan metileter dalam larutan etil akohol, berdasarkan data-data percobaan berikut ini:
T (o C) 0 6 12 18 24 30
k x 105 (L/gmol.detik) 5,6 11,8 24,5 48,8 100 208
Kebergantungan k terhadap T didekati melalui persamaan Arrhenius.
PENYELESAIAN:
Ea
-
Persamaan Arrhenius: k = A e RT
Untuk sejumlah data percobaan yang menghasilkan beberapa harga k pada beberapa harga T yang
berbeda, harga Ea dan A dapat diperoleh melalui harga-harga kemiringan dan intercept dari plot
Ea 1 1
linier terhadap persamaan Arrhenius menjadi: ln k = ,lnantara
A - ln k versus
R T T
Hasil-hasil perhitungan terhadap data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini:
T (o C) T (K) k (L/gmol.detik) 1/T (K -1
) ln k
0 273 0,000056 0,003663 -9,7902
6 279 0,000118 0,003584 -9,0448
12 285 0,000245 0,003509 -8,3143
18 291 0,000488 0,003436 -7,6252
24 297 0,001000 0,003367 -6,9078
30 303 0,002080 0,0033 -6,1754
-5
-11
-1
1/ T (Kelvin )
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 7
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
SOAL #7:
Reaksi hidrogenasi asetaldehida: OH
CH3 CHO ( A ) + H 2 k CH 3CH 2 berlangsung dalam
sebuah reaktor batch bervolume-tetap, pada suhu 220 o C. H yang ditambahkan ke dalam
2
reaktor sangat berlebih sehingga kecepatan reak si dapat dianggap hanya merupakan fungsi
dari C A . Hubungan C A terhadap t dapat dianggap linier pada interval waktu pengamatan pada
dua titik yang berdekatan. Bentuk persamaan kecepatan reaksi:
d C A C A
- r =- = k C n dapat didekati dengan: - r ˜ - = k C n
A
dt A A
t A
t (menit) 0,0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,6 0,8 1,0 1,2
C A (mol/L) 1,51 0,86 0,58 0,45 0,35 0,28 0,20 0,18 0,15
Tentukan orde reaksi (n) dan konstanta kecepatan reaksi (k) ini dengan menggunakan metode
diferensial!
PENYELESAIAN:
Harga n dan k dapat dievaluasi dengan mengambil harga logaritma terhadap kedua ruas pada
persamaan: -
C A
= k C n
sehingga menjadi: lo
- C A
= lo k + n . lo
()
C
A A
t g t g g
dengan log k dan n masing-masing merupakan intercept dan lereng/kemiringan dari plot linier
antara lo
- C A
versus log C ()
A
g t
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini:
t C A C C ()
log C log
- C
A
dengan:
A - A A
t
(menit) (mol/L) (mol/L) t t = t i+1 – t i
x y
C A = C A,i+1 – CA,i
0,1 -0,65 1,185 6,5 0,0737 0,8129
0,1 -0,28 0,72 2,8 -0,1427 0,4472 C + C +
C = C - = A ,i A ,i 1
1.0
Berdasarkan perhitungan dengan
0.8
y = 2.0647x + 0.7094
menggunakan metode regresi linier terhadap
0.6
R2 = 0. 9565 data-data yang bersesuaian, diperoleh:
0.4
0.2 n = 2,0647 ˜ 2
log k = 0,7094
0.0
-1.0 -0.8 -0.6 -0.4 -0.2 0.0 0.2
atau: k = 100,7094 = 5,1215 ˜ 5,1
-0.2
Jadi, reaksi ini mempunyai orde n = 2 ,
-0.4
dengan konstanta kecepatan atau
-0.6
kecepatan spesifik sebesar
-0.8 L
k = 5 ,1
-1.0 mol . menit
-1.2
SOAL #8:
Reaksi dekomposisi fase-gas berorde-satu: A 2,5 B, berlangsung dalam sebuah reaktor batch
pada kondisi isotermal, dengan tekanan 2 atm dan re aktan awal yang terdiri atas 80%-mol A
dan sisanya inert, serta volumenya bertambah 60% dalam waktu 20 menit. Dengan komposisi
reaktan yang sama dan jika reak si dilakukan dalam reaktor bervolume-tetap, hitunglah waktu
yang dibutuhkan agar tekanannya menjadi 3,5 atm (dari tekanan awal sebesar 2 atm)!
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 8
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
PENYELESAIAN:
Reaksi: A 2,5 B -r A = k C A (berorde-satu)
Komposisi reaktan awal: A = 80%; inert = 20%
Tinjaulah kondisi 1: Reaksi pada sistem volume berubah (P = 2 atm)
Kondisi ini digunakan untuk menghitung harga konstanta kecepatan reaksi ini pada suhu T.
V – V0 = V = 60% V 0
: t = 20 menit
Pada sistem volume berubah, fraksi perubahan volume sistem reaksinya dapat ditinjau melalui
perhitungan harga eA , yang dalam kasus ini (basis yang diambil: mula-mula ada 5 mol gas):
Basis (mol) A B Inert Jumlah
Mula-mula (XA = 0) 4 0 1 5
Akhir (XA = 1) 0 2,5 x 4 = 10 1 11
11 - 5 6
sehingga: e A = = = 1,2
5 5
d C A C A0 d ()
ln V
Pada sistem batch bervolume berubah: - r = - =
A
dt e A dt
Catatan: Penentuan X A juga dapat dilakukan melalui penyusunan tabel stoikiometri reaksi,
seperti yang telah diuraikan dalam materi kuliah.
1 1 1
p = p - (P- P ) p - p = ( P- P p X = ( P- P
A A0 d atau: 0 ) A0 A d atau:0 ) A0 A d 0
Pada kasus ini: p A0 = (0,8) (2 atm) = 1,6 atm; dan d = 2,5 – 1 = 1,5
Dengan demikian: 1,6 X A = (3,5 – 2) / 1,5 atau: X A
= 0,625 = 62,5%
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 9
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
SOAL #9:
Di dalam sebuah reaktor alir katalitik, CO dan H 2 terkonversi menjadi CH 3 OH.
a). Jika 1000 kg jam-1 CO diumpankan ke dalam reaktor (yang berisi 1200 kg katalis) dan 14%
CO terkonversi, hitung kecepatan pembentukan metanol per g katalis.
b). Jika katalis mempunyai luas permukaan spesifik sebesar 55 m 2
g -1 , hitung kecepatan
pembentukan metanol per m 2 katalis.
c). Jika setiap m 2 katalis mempunyai 10 19 pusat aktif katalitik, hitung jumlah molekul metanol
yang dihasilkan per satuan pusat aktif katalitik per detik.
PENYELESAIAN:
Reaksi yang terjadi: CO + 2 H 2 katalis CH 3 OH
Massa molekul relatif: CO = 28 kg/kmol; Metanol (CH 3 OH) = 32 kg/kmol
Umpan CO: laju alir massa = 1000 kg jam -1 ; konversi = 14%
Katalis: massa = 1200 kg; luas permukaan spesifik = 55 m 2 g -1
ba ny ak ny a pu sa t a kt if k at al it ik = 10 19
p er m 2
Bilangan Avogadro, Nav = 6,02 x 10 23 molekul mol -1
1 00 0 kg j am- 1
a) Laju alir molar umpan CO = = 35,71 kmol jam -1
2 8 kg kmo l- 1
CO yang terkonversi = 14% x umpan CO = 14% x 35,71 kmol jam -1 = 5 kmol jam -1
Metanol yang terbentuk = 1 x CO yang terkonversi = 5 kmol jam -1
1
metan ol yang terbentuk
Metanol yang terbentuk per g katalis =
massa katalis
5 kmol m e tan ol jam- 1
1 kg 100 mol
= x x
1200 kg katalis 1000 g 0 kmol
mol me tan ol 32 g me tan ol
= 4,2 x 10 -3 x
g katalis . jam mol
= 0,1344 (g metanol) (g katalis) -1 (jam) -1
mol me t a ol g katali
b) Metanol yang terbentuk per m 2 katalis = 4,2 x 10 -3
n x s
g katali . jam 55 m 2
sm ol me t a ol 32 g me ta ol
= 7,58 x 10 -5
n x n
m 2 katali . jam mol
= 2,43 x 10 s
-3 (g metanol) (m 2 katalis) -1 (jam) -1
Kecepatan pembentukan metanol per m 2 katalis adalah sebesar:
7 ,5 8 x 10-5 ( mo l) (m 2 k at al is)-1 ( ja m) -1 a ta u 2 ,4 3 x 10 -3 ( g) (m 2 k at al is) -1 ( ja m) -1
c) Metanol yang terbentuk per satuan pusat aktif katalitik per detik =
mol met a ol m2 k ata lis
= 7,58 x 10-5 n x
m 2 k atali . j am 1 019 p us at a kt if kat al it ik
s kul
6 ,02 x 1 023 mole 1 ja m
x x
mol 360 detik
0
= 1,27 x 10-3 molekul metanol.(satuan pusat aktif katalitik) -1 .(detik)-1
Jumlah molekul metanol yang dihasilkan per satuan pusat aktif katalitik per detik sebesar :
1,27 x 10-3 molekul.(satuan pusat aktif katalitik) -1 .(detik)-1
SOAL #10:
Persamaan kecepatan reaksi: 3 A + 2 B 3 C dapat dinyatakan sebagai: -r A
= k A C B
2
a). Tuliskan persamaan kinetika yang menyatakan kecepatan konsumsi B dan kecepatan C
pembentukan C.
b). Berapakah orde reaksi tersebut dan tentukan satuan konstanta kecepatan reaksinya.
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 10
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
PENYELESAIAN:
Persamaan reaksi: 3 A + 2 B 3 C
2
Persamaan kecepatan reaksi: -rA = k C A C B
- =
r - r r
H ub un ga n a nt ar a k ec ep at an ko nsum si A, k on su msi B , d an p em be ntu ka n C : A B = C
3
2
2 3
- =
r - r
a) Persamaan kinetika yang menyatakan kecepatan konsumsi B: A B
3
2
2
-r B = 2 x 2 x (-r A )
3
-r B
= 43 k C A C B
r A
- = r C
Persamaan kinetika yang menyatakan kecepatan pembentukan C:
3
2
3
rC = 3 x 2 3 x (-r A )
rC = 2 k A C B
C
b) Berdasarkan persamaan kecepatan reaksi tersebut di atas, orde reaksi terhadap A = 1, orde reaksi
terhadap B = 1, dan orde reaksi keseluruhan = 1 + 1 = 2
Untuk reaksi berorde 2 (n = 2), satuan konstanta kecepatan reaksinya: (konsentrasi) 1-n (waktu) -1
(konsentrasi) -1
(waktu) -1
Misalkan, jam merupakan satuan waktu dan mol L -1 merupakan satuan konsentrasi, maka satuan
konstanta kecepatan reaksinya adalah k [=] L . mol -1 . jam -1
SOAL #11:
Jika –r A = -(dC A /dt) = 0,2 mol/liter.detik pada saat C A = 1 mol/liter, berapakah kecepatan
reaksinya pada saat C A = 10 mol/liter? Catatan: orde reaksi tidak diketahui
PENYELESAIAN:
Model umum persamaan kinetika reaksi: -r A = -dC A /dt = kCA n
0,2 mol/L.detik = k.1n
Untuk setiap harga orde reaksi (n) berapa pun: k = 0,2
Dengan demikian, jika CA = 10 mol/L maka: –r A = -dCA /dt = 0,2 x 10n mol/L.detik
Jika diasumsikan :
22
n = 0 : k = 0,2 mol/L.detik, dan 20
–r A
= -dC A /dt = 0,2 x 10 0 = 0,2 mol/L .detik 18
16
n = 1 : k = 0,2 detik-1 , dan
14
–r A
= -dC A /dt = 0,2 x 10 1 = 2 mol/L.detik 12
10
n = 2 : k = 0,2 L/mol.detik, dan
8
–r A
= -dC A /dt = 0,2 x 10 2 = 20 mol/L. detik 6
2
mengilustrasikan profil –rA = 0,2 x 10 n (grafik hubungan
0
antara –rA vs n, untuk 0 = n = 2) 0 0,2 0,4 0,6 0,8 11, 21, 41, 61, 82
SOAL #12:
Cairan A terdekomposisi melalui kinetika reaksi berorde-satu. Dalam sebuah reaktor batch,
50% A terkonversi dalam waktu 5 menit. Berapakah waktu yang diperlukan agar konversi A
mencapai 75%? Ulangi soal ini jika kinetika reaksi terse but berorde-dua!
PENYELESAIAN:
d C
Persamaan kinetika reaksi berorde-satu : - r = - A = k C
A
d t A
C
Dalam bentuk yang telah diintegralkan: - ln atau:
A =kt - ln (1 )- X = kt
C
A0
A
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 11
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
ln (1)- ()
X ln 1 - X
K ar en a h ar ga k t et ap p ad a 2 wak tu t y an g d it in jau , ma ka: - A 1 =- A2
t t
1 2
ln ()
1 -()0 ,5 ln 1 - 0,75
- =-
5 menit t
2
sehingga: t 2
= t pada saat X A sebesar 75% = 10 menit
d C
Dengan cara yang sama , jika persamaan kinetika reaksi berorde-dua : - r = - A = k C 2
A
d t A
1 1 1 X
Dalam bentuk yang telah diintegralkan: = k t
- atau: A = k t
C C C 1 - X
A A0 A0 A
X X
K ar en a h ar ga [k .CA0 ] te ta p p ada 2 w ak tu t ya ng di ti nj au , mak a: A 1 = A2
t ()()
1 - X t 1 - X
1 A1 2 A2
0,5 0 ,75
=
()()()
5 m enit 1- 0,5 t 1 - 0,75
2
SOAL #13:
Dalam sebuah reaksi polimerisasi cairan pada kondisi isotermal, 20% monomer terkonversi
dalam waktu 34 menit untuk konsentrasi awal monomer se besar 0,04 mol/liter dan juga 0,8
mol/liter. Tentukan persamaan yang menyatakan kecepatan berkurangnya monomer!
PENYELESAIAN:
Pada 2 harga konsentrasi awal reaktan yang berbeda (C A0,1 = 0,04 mol/L dan C A0,2 = 0,8 mol/L),
konversi reaktan A (X A ) sebesar 20% sama-sama tercapai dalam waktu 34 menit. Reaksi yang
memiliki karakteristik seperti ini (yakni bahwa konversi reaktannya tidak dipengaruhi oleh
konsentrasi awal reaktan) adalah reaksi berorde-satu .
Bukti:
d C d C
Persamaan kinetika reaksi berorde-satu: - r atau:
=- A = k C - A = k d t
A d t A
C
A
Dengan batas-batas integrasi: C A = C A0 pada saat t = 0, dan hingga C A = C A pada saat t = t, maka:
C C (1-) () X
- ln atau:
A =kt - ln A 0 A = - ln 1 - X = k t
C C A
A 0 A0
SOAL #14:
Reaksi ho mo gen fa se g as ir ever si bel: 2 NO + 2 H 2 N 2
+ 2 H 2 O d ip el aj ar i d al am s eb ua h
reaktor batch bervolume-tetap dengan campuran awal reaktan yang ekuimolar antara NO dan
H2 pada berbagai tekanan awal sistem sebagai berikut:
P total (mm Hg) 200 240 280 320 360
t ½ (detik) 265 186 115 104 67
Tentukanlah orde-keseluruhan reaksi ini!
PENYELESAIAN:
Misalkan: NO = A, H2 = B, 2 = P, dan H 2 O = Q
N dituliskan sebagai: 2 A + 2 B
Reaksi tersebut di atas dapat P+2Q
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 12
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
Hubungan antara pA , pA0 , dan P (jika gas-gas diasumsikan berkelakuan seperti gas ideal):
Mula-mula (t = 0) : A dan B ekuimolar, maka: p A0
= pB0
Tekanan total sistem mula-mula : P 0
= p A0 + p B0
Jika A diambil sebagai basis perhitungan : P 0
= p A0 + p A0 = 2 p A0
Pada t = t : Berdasarkan hubungan stoikiometri reaksinya (A diambil sebagai basis):
p =p A A
pB = p A [karena perbandingan koefisien stoikimetri A:B = 1:1]
p P
= p P0+ ½ (p A0 - p A) = ½ (p A0 - p A) [karena p P0= 0]
p Q= p Q0+ (p A0 - p A) = p A0 - p A[ karena p Q0
= 0]
Tekanan total sistem pada setiap saat (t = t):
P = pA + p B + p P + p Q
P = pA + pA + ½ (p A0 - pA ) + (pA0 - p A ) = ½ pA + 3 pA0
2
2 P = pA + 3 p A0
atau: pA = 2 P – 3 p A0
Sebagai alternatif cara yang lain, p A sebagai fungsi p A0 dan P dapat ditentukan melalui:
p = p + i ()
P- P sehingga,
untuk komponen A:
i i0 0
i
- 2 ()P -()P() = p + - 2 P - P = p + 2 P - P
p = p +
A A0 1+ 2 - 2 - 2 0 A0 - 1 0 A0 0
K ar en a d al am ka su s i ni : P 0 = 2 p A0 , ma ka : pA = pA0 + 2 ( P – 2 p A0 ) = pA0 + 2 P – 4 p A0
atau: pA = 2 P – 3 p A0
(sama dengan hasil yang diperoleh dengan cara sebelumnya)
Dengan pendekatan gas ideal, maka pada kondisi isotermal: p A
= C A R T (dengan kata lain,
perubahan C A selama reaksi berlangsung dapat diamati melalui perubahan p A )
Pada t = t½ : pA = ½ p A0 sehingga, hubungan antara p A0 dengan P (melalui pengukuran t½ reaksi):
p A= 2 P – 3 p A0 atau: ½p A0
= 2 P – 3 p A0 atau: 7 p
A0
=2P
2
sehingga: pA0 = 4 P
7
Analog untuk hubungan antara t½ dengan C A0 , maka hubungan antara t½ dengan p A0 :
()
1
1- n
- 1 () - - 1 p
1
1 n 1- n
t = 2 C 1 - n =
[n 2 A0
1
2
()
1] n - 1 k
A 0 ()
n- 1 k RT
(1 ) 1- n
- 1
atau, dalam bentuk yang telah dilinierisasi: log t = log 2 + 1 - n log p
1
2
()(
R T)1-()n n - 1 k A0
Harga orde reaksi keseluruhan (n) dapat dievaluasi dengan mengalurkan grafik linier antara log t½
versus log pA0 , yakni dengan mengambil slope-nya sebagai harga [1 - n].
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut:
2.7
P t½ pA0 = 4/7 x P log pA0 log t½ y = -2.271x + 7.1041
(mm Hg) (detik) (mm Hg ) x y 2.5
R2 = 0. 9769
200 265 114,2857 2,0580 2,4232 2.3
240 186 137,1429 2,1372 2,2695
280 115 160 2,2041 2,0607 2.1
1.5
2 2.1 2.2 2.3 2.4
log p
A0
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 13
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
SOAL #15:
Sebuah sistem reaksi homogen kompleks yang skemanya dituliskan berikut ini dilangsungkan
P+2Q
1
dalam reaktor batch bervolume tetap: A+2B 2
3 R
Campuran awal sistem reaksi terdiri atas: n A0 = 4 mol; n B0 = 10 mol; n P0 = 0,1 mol;
nQ0 = n R0 = 0; dan n inert,0 = 2 mol.
a) Di antara komponen-komponen reaksi di atas, manakah yang merupakan limiting reactant?
b) Jika ditinjau pada t = t (setiap saat), berapa banyaknya mol inert yang ada dalam sistem?
c) Jika n B = 4 mol dan n P = 2,5 mol yang diamati pada saat t = t, hitunglah:
(i) Konversi A (X A ) dan konversi B (XB ) pada saat itu
(ii) Banyaknya mol Q pada saat itu (n Q
), perolehan/yield Q terhadap A dan B (Y Q/A dan
YQ/B ) , s er ta selekt ivit as Q t er ha da p A da n B (S Q/A d an S Q/B )
(iii) Banyaknya mol R pada saat itu (n R ), perolehan/yield R terhadap A dan B (Y R/A dan
Y R/B ) , s er ta selekt ivit as R terh ad ap A da n B (S R/A d an S R/B )
PENYELESAIAN:
a) Di antara reaktan A dan B, yang merupakan limiting reactant adalah A. Hal ini disebabkan
karena, secara stoikiometri, reaktan A akan lebih dahulu habis bereaksi atau terkonversi
n A0 4 nB0 10 nA0 nB 0
dibandingkan dengan reaktan B, atau: = = 4 dan = = 5 sehingga: <
A
1 B
2 A B
b) Banyaknya inert relatif tidak berubah selama reaksi berlangsung, maka: n inert
= ninert,0 = 2 mol
c) (i) n B = 4 mol, maka: B yang terkonversi = n B0 – nB = 10 – 4 = 6 mol
A yang terkonversi (dihitung berdasarkan perbandingan stoikiometri antara A dan B) =
1 ()() 1
n A0 – n A = n - nB = atau: 6 m
n ol = 3 m ol A
= 4 – 3 = 1 mol
2 B 0 2
n - nA 3 mol
Jadi: Konversi A, X = A0 = = 0,75 = 75%
A
n 4 mol
A0
n B 0 - nB 6 mol
Konversi B, X B = = = 0,6 = 60%
n B0 10 mol
(Karena A limiting reactant, terlihat bahwa X A > X B pada tinjauan t yang sama)
(ii) n P
= 2,5 mol, maka: P yang terbentuk oleh reaksi = n P – n P0 = 2,5 – 0,1 = 2,4 mol
1 n P - nP 0 1 2,4 mol
sehingga: Y = = = 0,6 = 60%
P / A
1 n A0 1 4 mol
2 n - n 2 2 ,4 mol
Y = P P0 = = 0 ,48 = 48%
P/B
1 n 1 10 mol
B0
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 14
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
2 nQ - nQ0 2 4 ,8 mol
S Q / B = = = 0,8 = 80%
2 n B 0 - nB 2 6 mol
(iii) R yang terbentuk dihitung berdasarkan perbandingan selektivitas antara reaksi 1 dan 2:
S = 1 - S = 1 - S = 1 - 0,8 = 0,2 = 20%
R / A P/A Q / A
S
R / B
= 1 - S P / B = 1 - S Q / B = 1 - 0,8 = 0,2 = 20%
1 n R - nR 0 2 nR - nR 0
S = S = 0,2 = =
R / A R/ B
3 n A0 - nA 3 nB 0 - nB
1 n R - 0 2 nR - 0
Karena n R0
= 0, maka: 0,2 = , sehingga: = n R
= 1,8 mol
3 3 mol 3 6 mol
R yang terbentuk oleh reaksi: n R
– n R0 = 1,8 – 0 = 1,8 mol
1 n R - nR0 1 (1,8
) - 0 mol
Dengan demikian: Y = = = 0,15 = 15%
R / A
3 n A0 3 4 mol
2 n R - nR 0 2 (1 ),8 - 0 mol
Y = = = 0,12 = 12%
R/B
3 n B0 3 10 mol
(Bandingkan dan analisislah sendiri hasil-hasil yang diperoleh pada bagian (ii) dan (iii))
Hasil-hasil perhitungan selengkapnya disajikan dalam bentuk tabel stoikiometri reaksi berikut:
Basis (mol) A B P Q R Inert
Mula-mula (t = 0) 4 10 0,1 0 0 2
Terbentuk -3 -6 2,4 4,8 1,8 0
Akhir (t = t) 1 4 2,5 4,8 1,8 2
SOAL #16:
Sebuah percobaan batch terhadap reaksi searah: A P, selama 10 menit memperlihatkan
bahwa 75% reaktan cair (A) telah terkonversi menjadi produk (P) melalui kinetika reaksi
berorde-setengah. Hitung fraksi reaktan A yang telah terkonversi jika reaksi berlangsung
selama setengah jam!
PENYELESAIAN:
Persamaan kinetika reaksi berorde-setengah yang berlangsung dalam sistem batch bervolume-tetap:
d C d C A
- r =atau,
- A = kjuga
dapat C dituliskan sebagai:
1
2 - = k d t
A A
d t C 1
2
A
Dengan batas-batas integrasi: C A = C A0 pada t = 0, dan C A = C A pada t = t
C d C A t 1 C A t
maka: - A
=k d t atau: - C A - 0 ,5 + 1
= k t atau: C A0 0 ,5 - C A0,5 = 0 ,5 k t
C A20
A C 1
0 - 0,5 + 1 C 0
()
A 0
0 ,5 k 0 ,5 k
atau: 1 - ()
1 - X A 0,5
dengan: = t = k' t k' =
C A 0 0 ,5 C A0 0 ,5
Pada t = 10 menit: X = 0,75, sehingga: 1 - ,(1atau:
)- 0,75 0 5 = k' 10 ) ' 0 05 -
A
p ad a kasus reaksi ini dapat dituliskan sebagai: - ()- ,
= , t
dan profilnya disajikan pada tabel dan grafik berikut ini:
X 0.9
0.8
Berdasarkan tabel dan grafik di
0,2 2,11
0.6
ini, A telah terkonversi sempurna
A
= 1) pada saat t = 20 menit.
0,7 9,05 0.4
048121620
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 15
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
SOAL #17:
Penggunaan katalis Fe pada reaksi sintesis amonia dapat menurunkan energi aktivasi reaksi
dari 57 kkal/mol menjadi 12 kkal/mol dan meningkatkan faktor frek uensi menjadi 2 kali
lipatnya. Hitung berapa kali katalis Fe dapat melipatgandakan kecepatan reaksi tersebut pada
450o C! Gunakan persamaan Arrhenius untuk konstanta kecepatan reaksi; R = 1,987 kal/mol.K
PENYELESAIAN:
T = 450o C + 273 = 723 K (T tetap)
Tinjaulah 2 kondisi: Kondisi 1 menyatakan reaksi (sintesis amonia) tanpa katalis dan kondisi 2
menyatakan reaksi dengan katalis Fe
Ea
-
Kebergantungan kecepatan reaksi terhadap suhu didekati dengan korelasi Arrhenius: k = A e RT
d X A
C = k1 CA0 (1 - XA ) - k- 1 ( C R 0 + CA0 XA ) = k1 C A0 ( 1 - XA ) - k- 1 CA 0 ( M + X
A )
A0
dt
d X C B0
A = k ( 1 - X ) - k ( M + XA ) dengan: M =
-1
dt 1 A
C A0
d X
Jika dinyatakan dalam fungsi X Ae : A = k ( X - X ) - k ( X - X )
dt 1 Ae A -1 A Ae
d X
A = ( k + k ) ( XAe - XA )
dt 1 - 1
C k M +X 1- X
Konstanta kesetimbangan reaksinya: K = Be = 1 = Ae atau: k = Ae k
C
C k 1- X - 1
M + X 1
Ae -1 Ae Ae
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 16
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
d X A 1 - X Ae k1 ( M + 1)
maka: = k1 + k1 ( X Ae - XA ) = ( X Ae - XA )
dt M + X Ae M + X Ae
Dengan batas-batas integrasi: X A = 0 pada t = 0 dan X A = X A pada t = t:
- X A M +1
- ln 1 = k1 t
X Ae M + X Ae
- X A
Harga k1 dapat diperoleh melalui plotting linier antara - ln 1 versus t, dengan mengambil
X Ae
M + 1. Jika k
harga slope-nya, yakni sebesar k 1
telah diketahui, maka harga k -1 dapat dihitung.
M + X 1
Ae
C
Pada soal ini: M = =0 X
B0dan:
Ae
= 1 – 30,0% = 1 – 0,30 = 0,70
C
A0
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini:
- X A 2.5
t (detik) - ln 1
1-XA (%) 1 – X A
X A
X y = 0.003368x
Ae 2
x y R 2 = 0. 999764
t (detik)
M + 1
Berdasarkan regresi linier, diperoleh: Slope = k = 0 ,003368
M + X 1
Ae
M + X Ae 0 + 0 ,70 ()
Maka: k1 = ( slope ) = 0,00336 = 2,36.10 - 3
detik - 1
M + 1 0+1 8
dan k- 1 =
1 - X
Ae k1 =
1- 0,70 (2 ,36.10
) - 3
det ik - 1 = 1,01.10- 3 det ik- 1
M + X 0 + 0,70
Ae
SOAL #19:
Reaksi homogen fase gas: 2 A P berlangsung dalam sistem reaktor batch bervolume-tetap.
Komposisi
760 mm Hg.awal
Jikareaktan
gas-gasberupa: 60%-mol
dalam sistem A dan
reaksi inert sisanya.
dianggap Tekanan
berkelakuan awalgas
seperti sistem reaksi =
ideal,
berapakah tekanan total sistem reaksi pada saat A telah terkonversi 90%?
PENYELESAIAN:
Tekanan total merupakan penjumlahan tekanan parsial seluruh komponen dalam sistem (reaksi),
atau: P = p
i
i
M ul a- mu la ( t = 0 ) : P 0 = p A0 + p inert,0 = 7 60 mm H g
dengan: p A0
= (0,60) (760 mm Hg) = 456 mm Hg
p = p inert= (1 – 0,60) (760 mm Hg) = 304 mm Hg
inert,0
Pada saat t = t : P = p A
+ p P + p inert
Jika dinyatakan dalam termkonversi A (X A ), maka:
P = pA0 (1 – X A ) + pP0 + ½ p A0 X A + p inert
K ar en a pP0 = 0 d an X A = 90 %:
P = (456 mm Hg) (1 – 0,90) + 0 + ½ (456 mm Hg) (0,90) + 304 mm Hg
P = 554,8 mm Hg
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 17
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
SOAL #20: k
1
Reaksi isomerisasi isostilbena (A) menjadi stilbena (B): AB berorde satu (baik
k
-1
reaksi ke kanan maupun ke kiri) dan mempunyai harga konstanta kesetimbangan (K) pada 593
dan 614 K masing-masing sebesar 14,62 dan 11,99. Kinetika reaksi homogen ini dipelajari
melalui percobaan batch pada sistem reaksi be rvolume konstan, T = 574 K (konstan), dan
reaktan awal hanya mengandung A (C A0 = 0,05 mol/L); hasilnya disajikan pada tabel berikut:
Waktu, t (detik) 1008 1140 1542 1800 1896 3624
Fraksi A yang terkonversi, X A 0,226 0,241 0,307 0,360 0,371 0,598
a) Hitung panas reaksi ( H R ) pada kondisi percobaan (dalam kJ/mol) (jika H R
berharga
konstan pada rentang temperatur 570-620 K) (R = 8,314 J/mol.K)
b) Hitung konstanta kesetimbangan reaksi (K) pada 574 K.
c) Berdasarkan data percobaan, hitung harga-harga k 1 dan k -1 (beserta satuannya).
PENYELESAIAN:
Pada T1 = 593 K : K 1 = 14,62 dan pada T 2 = 614 K : K 2 = 11,99
Percobaan batchvolume-tetap : T = 574 K : reaktan awal hanya berupa A dengan C A0
= 0,05 mol/L
K R T T
1 2 1
11,99 H - 1 1 1
ln = - R maka: HR = -28587,4 J/mol = -28,6 kJ/mol
14 ,62 8 ,314 J / m ol .K 614 593 K
M + X Ae 0 + 0,947 ()
Maka: k = ( slope ) = 0 ,00026 = 2,55.10- 4
det ik - 1
1
M +1 0+1 9
k1 2 ,55.10- 4 det ik - 1
dan k = = = 1,44.10- 5 det ik- 1
- 1
K 17 ,7 1
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 18
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
SOAL #21:
Reaksi homogen fase gas: A 3 P berorde nol, dengan konstanta kecepatan reaksi (k)
sebesar 0,035 mol/L.jam, dioperasikan dalam sebuah reaktor batch bervolume berubah. Jika
C A0 = 0,01 mol/L, serta umpan mengandung A (60%-mol) dan inert (sisanya), tentukan:
a) waktu yang dibutuhkan (dalam menit), dan untuk mencapai konversi A (X A )
b) fraksi perubahan volume (V/V 0 ) yang terjadi sebesar 0,85.
PENYELESAIAN:
Reaksi: A 3 P A = k (berorde-nol), dengan: k = 0,035 mol/L.jam
-r
Reaksi pada sistem bervolume berubah
Komposisi reaktan awal: A = 60%; inert = sisanya (40%); C A0 = 0,01 mol/L
Konversi A: XA = 0,85
Perhitungan harga eA (basis yang diambil: mula-mula ada 5 mol gas):
Basis (mol) A P Inert Jumlah sehingga:
Mula-mula (XA = 0) 3 0 2 5 11 - 5 6
Akhir (XA = 1) 0 3 x 3 = 9 2 11 e A = = = 1,2
5 5
d C A C A0 d (ln)V
Pada sistem batch bervolume berubah: - r
A
=- dt = e dt
A
C A0 d (ln) V
sehingga pada kinetika reaksi orde-nol: = k
e A dt
V k e
atau, dalam bentuk yang telah diintegralkan: ln = ln ()
1 + e X = A t
V0 A A
C A0
V
Maka: = 2,02
V
0
SOAL #22:
Pada suhu ruang sukrose dapat terhidrolisis secara enzimatik, menggunakan enzim sukrase,
menurut reaksi: sproduk
ukrose sukrase . Dengan konsentrasi sukrose awal C A0 = 1,0 mmol/L
dan konsentrasi enzim awal C E0 = 0,01 mmol/L, data-data kinetika berikut ini diperoleh melalui
sebuah eksperimen menggunakan sebuah reaktor batch bervolume-tetap:
C A , mmol/L 0,84 0,68 0,53 0,38 0,27 0,16 0,09 0,04 0,018 0,006 0,0025
t, jam 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Jika reaksi enzimatik tersebut dapat dianggap mengikuti model persamaan kinetika Michaelis-
k C C
Menten: - r A = 3 E0 A , d engan: CM = konstanta Michaelis,
C
A
+ C M
evaluasilah harga konstanta-konstanta k 3 dan C M dengan menggunakan metode integral
PENYELESAIAN:
Persamaan kinetika reaksi enzimatik pada sistem batch bervolume-tetap dapat dituliskan:
d C A k C E 0 CA C + C
- r = - = 3 atau: - A M dC = k C dt
A
dt C + C C A 3 E0
A M A
Diintegralkan dengan batas-batas: C A = CA0 pada t = 0 dan C A = C A pada t = t
C C A + C M C + 1 t
menghasilkan: - A
dC = - A
1 CM d C A = k3 CE 0 dt
CA
A 0
C A CA
A 0
C 0
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 19
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
- []
C + C ln C C A =k C t
A M A C 3 E0
A0
C
C
A0
- C A + CM ln A0 = k3 CE 0 t
C
A
Linierisasi persamaan di atas dengan membagi kedua ruas persamaan dengan k 3
C E0 (C A0 – C A ):
C
ln A0
t 1 CM CA
= +
C - C
A0
k C A
k C C - C
3
E0 3 E0 A0 A
C
ln A0
t C A C M
Plot linier antara slope/kemiringan garis sebesar dan
C A0 - vs
C CA0 - C
menghasilkan k3 CE 0
A A
1
intercept s eb es ar . P ad a so al in i: C A0 = 1 ,0 m mo l/ L da n C E0 = 0 ,01 mm ol /L .
k3 C E0
Hasil perhitungan terhadap data-data di dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini:
C
t CA ln A0 t 12
C
A
( jam) ( mm ol /L ) C - C
C A0 - C A A0 A 11
1 0,84 1,0897 6,25 10
2 0,68 1,2052 6,25
9
3 0,53 1,3508 6,3830
4 0,38 1,5606 6,4516 8
1 1
Dengan demikian: k = = = 19 ,803 jam- 1
3
C .int e rcept ()(
0 ,01) 5 ,0497
E0
SOAL #23:
Pada reaksi homogen dengan persamaan stoikiometri: A + B produk, tentukan orde
reaksi terhadap A, orde reaksi terhadap B, dan orde reaksi keseluruhan untuk kasus:
C A
411
C B
118
-r A
214
PENYELESAIAN:
Jika persamaan kecepatan reaksi dianggap mengikuti model: -r A
= k CA m C Bn
Orde reaksi terhadap A (m) ditinjau pada kondisi pada saat C A bervariasi dan C B tetap, sedangkan
orde terhadap B (n) ditinjau pada kondisi pada saat C B bervariasi dan C A tetap.
Untuk sejumlah N run percobaan, berlaku: [-r A ]=i
k [C A ]im [C B ]in dengan i menyatakan nomor run
percobaan.
Tinjaulah 3 buah run percobaan: Run1: 2 = k (4 m ) (1n )
Run 2: 1 = k (1 m
) (1n )
Run 3: 4 = k (1 m
) (8n )
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 20
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
2 k (4m)( 1)
n
Untuk menentukan m, run1 dibandingkan dengan run 2: =
k ()()
a tau: 4 m =2
1 1m 1n
sehingga: m = ½
( )( )
4 k 1m 8n
Untuk menentukan n, run2 dibandingkan dengan run 3: = ()()
atau: 8 n =4
1 k 1m 1n
sehingga: n = 2
3
SOAL #24:
Ulangi soal #7, tetapi gunakanlah metode diferensial dengan cara penentuan dC A
/dt yang lain,
untuk menentukan besarnya orde reaksi (n) dan konstanta kecepatan reaksi (k).
PENYELESAIAN:
Penentuan d C A dicoba dilakukan dengan mendekatkan data-data hubungan antara C A
vs t sebagai
d t
sebuah persamaan polinomial orde 6 . Hasil curve-fitting t erhadap data-data C A
vs t menghasilkan
persamaan dalam bentuk:
CA (t) = 8,2387 t 6 – 37,349 t 5 + 67,714 t 4 - 62,837 t 3 + 31,937 t 2 – 9,0322 t + 1,508
(Persamaan ini diperoleh melalui curve-fitting langsung menggunakan paket program MS Excel)
d C A
Dengan demikian, besarnya untuk setiap pasangan data dapat diperoleh melalui:
d t
d C
= A (6 x 8,2387) t 5 – (5 x 37,349) t 4 + (4 x 67,714) t 3 – (3 x 62,837) t 2
d t
+ (2 x 31,937) t – 9,0322
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini:
- 1.5
d C A
t CA d C A log CA lo
y = 2.2592x + 0.7306
g d t
(menit) (mol/L) d t R 2 = 0.952 1.0
x y
0 1,51 -9,0322 0,1790 0,9558 0.5
- d C A
Plot linier yang merepresentasikan grafik di atas adalah: lo = lo k + n lo C A
g d t g g
Karena slope= 2,2592 dan intercept = 0,7306, maka:
Orde reaksi = n = slope = 2,2592; atau: n ˜ 2
K on st an ta k ec ep at an re ak si = k = 1 0 intercept = 1 0 0,7306 = 5 ,3 77 2; a ta u: k ˜ 5 ,4
Karena reaksi berorde dua, maka: k = 5,4 L/mol.menit
(Hasil-hasil yang diperoleh melalui cara ini cukup dekat dengan penyelesaian soal #7 sebelumnya)
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 21
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
SOAL #25:
Pada suhu 114 o C kinetika reaksi fase gas: B2 6H + 4 Me2 CO 22 CHO)2 BH
dipelajari melalui pengambilan data-data laju awal (initial(Me
rates), yakni laju awal berkurangnya
tekanan parsial B2 H6 , yang hasilnya disajikan sebagai berikut:
Nomor run percobaan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
p B (torr)
H ,0
6 8 10 12 16 10 10 10 10 10
2 6
pM(torr)
e C O ,0
20 20 20 20 20 10 20 40 60 100
2
r0 x 10 3 (torr/detik) 0,50 0,63 0,83 1 1,28 0,33 0,80 1,50 2,21 3,33
Jika persamaan laju reaksi yang dianggap mewakili mempunyai bentuk: r = k p B H
n
pMe CO
m
2 6 2
PENYELESAIAN:
Persamaan laju reaksi: r = k p B H
n
pMe CO
m
2 6 2
Untuk menentukan harga-harga n, m, dan k, kedua ruas persamaan di atas dinyatakan dalam fungsi
logaritma, sehingga: lo r0 = lo k + n .lo pB H
+ m . lo p Me CO , 0
g g g 2 6,0
g 2
-3.35
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 22
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
log pMe2CO,0
-2.20
0.8 1.0 1.2 1.4 1.6 1.8 2.0 2.2
-2.40
-2.60
-2.80
Berdasarkan hasil pengolahan
-3.00
data (regresi linier), diperoleh:
-3.20
y = 0.9958x - 4.4368 slope = m = 0,9958 ˜ 1
-3.40 dan
R 2 = 0.9918
-3.60 intercept = B = -4,4368
-3.80
l og k = A - m . log pM e 2
C O ,0 = - 4,0735 - (1).log( 20) = - 5,3745
k = 4,22.10 -6
B = lo k + n .lo p
B 2 H 6 ,0
g g
lo k = B - n . lo p = - 4 ,436 - ( 1 ). log( 1 0 ) = - 5,436
B2 H 6 , 0
g g 8 8
k = 3,66.10 -6
SOAL #26:
Kin eti ka re ak si (fa se -ga s) pi ro li sis di me til et er : C H 3 O CH3 CH 4
+ H 2 + CO
dipelajari dalam sebuah reaktor bervolume-tetap pada kondisi isotermal ( suhu 504 o C), dengan
mula-mula hanya ada dimetileter , dan data-data berikut ini diperoleh:
t (detik) 0 390 777 1195 3155 8
P total (kPa) 41,6 54,4 65,1 74,9 103,9 124,1
Tentukanlah orde reaksi dan konstanta kecepatan reaksi ini!
Catatan:Orde reaksi dianggap bilangan bulat
PENYELESAIAN:
Karena dalam soal ini orde reaksi dinyatakan berupa bilangan bulat , maka metode integral dipilih
untuk menyelesaikan soal. Metode grafik (atau metode grafik pembanding ) pada beberapa orde
reaksi yang ditebak akan dicoba.
Dimisalkan: CH3 OCH3 = A; CH4 = B; H 2 = C; dan CO = D
d C
Untuk bentuk persamaan kecepatan reaksi: - r = - A = k C n
A dt A
dan jika ditebak:
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 23
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
Hubungan antara tekanan parsial A (p A
) dan tekanan total sistem reaksi setiap saat (P) dapat
dijabarkan sebagai berikut.
Pada t = 0 : P 0
= pA0 (karena dalam soal ini: reaktan mula-mula hanya berupa A)
Pada t = t : P = p A
+ pB + pC + pD
Berdasarkan hubungan stoikiometri reaksinya:
P = pA + 1 (pA0 – p A ) + 1 (p A0 – p A ) + 1 (p A0 – p A )
1 1 1
P = 3 pA0 – 2 p A
a ta u: pA = ½ ( 3 p A0 – P)
K ar ena : P 0 = p A0 , mak a: pA = ½ (3 P 0 – P )
(persamaan ini digunakan untuk menentukan tekanan parsial A setiap saat t)
Dengan mengasumsikan bahwa gas-gas dalam sistem reaksi berkelakuan seperti gas ideal, maka:
n p
p V = n R T atau: C = A = A
A A A
V R T
Diketahui: T= 504 o C = 777 K
Gunakan R yang sesuai: R = 8,314 J/mol.K = 8,314 kPa.L/mol.K
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini:
CA (mol/L)
(kPa) C 1 1
t (detik) P (kPa) p A = p - CA (mol/L) ln A0 - (L/mol)
[= ½ (3 P0 – P)] A C A0 C C A C A0
R T A
Keterangan: Untuk t = 8 (waktu reaksi yang sangat lama), dimisalkan dipilih t = 10000 detik
0.007 5 20000
0 0 0
t t t
Berdasarkan perbandingan ketiga grafik di atas, terlihat bahwa grafik (2) yang menunjukkan profil
linier (garis lurus) , sedangkan grafik (1) dan grafik (3) masing-masing memperlihatkan
kelengkungan negatif/turun dan kelengkungan positif/naik. Dengan demikian, dapat disimpulkan
bahwa reaksi ini mempunyai orde: n = 1, dengan konstanta kecepatan reaksi sebesar 4,73.10 -4 detik -1
C
(terlihat dari harga slopeyang ditunjukkan pada kurva ln A0 versus t pada grafik (2)).
C
A
Jadi: Orde reaksi, n = 1
Konstanta kecepatan reaksi, k = 4,73.10 -4 detik -1
SOAL #27:
Data-data berikut ini dilaporkan dari sebuah percobaan kinetika reaksi klorinasi
diklorotetrametil benzena dalam larutan asam asetat pada 30 o C dengan reaktor volume tetap.
t (detik) 0 48,42 85,14 135,3 171,3 222,9 257,4
% konversi 0 21,33 32,25 44,26 51,95 59,55 63,65
Reaksi yang terjadi: C 6 (CH 3 ) 4C l2 + Cl 2 C 6
(CH 3) 3 Cl 3 + CH 3 Cl
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 24
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
Jika konsentrasi awal reaktan-reaktannya: C 6 (CH3 )4 Cl2 = 34,7 mol/m 3
dan: Cl 2
=19,17 mol/m 3
Tentukanlah orde reaksi dan konstanta kecepatan reaksi ini!
K eterangan: % konversi dinyatakan terhadap limiting reactant , dan orde reaksi berupa
bilangan bulat .
PENYELESAIAN:
Berdasarkan perbandingan antara konsentrasi awal (C i,0 ) dengan koefisien stoikiometri reaksi ( i
)
reaktan-reaktannya:
C () 34 ,7 m ol / m3 C 1 91
, 7 m ol / m3
C6
CH C l ,0
=
3 4 2 dan Cl ,0 = 2
()
1 1
C6 CH 3 C l2 C l2
4
C C ()
terlihat bahwa: C 2l , 0
< C 6 C H 3 4 C l2 , 0
Cl2 C6 ()C H C l2
3 4
Hal ini berarti bahwa reaktan yang menjadi pembatas (limiting reactant) dalam kasus ini adalah Cl2 .
Dimisalkan: Cl2 = A dan6 (CH3 )4 Cl2 = B
d C
Sistem batch bervolume-tetap: - r = - A
A
d t
d C
maka: - A = k C C
d t A B
C
d X
A =k C ()
1- X
()
C - C X =k C ()
1 - X C
- C
B0 X
A 0
dt A0 A B0 A0 A A0 A A0
C A
A0
d X ()( ) C
A =k C 1 - X M - X dengan: M = B 0
d t A 0 A A
C
A 0
X A
d X t
A = k C dt
()( )
1 - X M - X A0
0 A A 0
1 M - X 1 M - X 1
ln A = k t atau: k = ln A
C ()()
M - 1 M 1 - X C ()()
M - 1 M 1 - X t
A 0 A A0 A
1 M - X
Plot linierantara ln A versus t akan menghasilkan slopekurva sebesar k.
C A 0 M -
()() 1 M 1 - X A
Harga k individual untuk setiap pasangan data juga dapat dihitung dengan persamaan k di atas.
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini.
C 34 ,7 mol / m3
M = B0 = = 1,8101
C 19 ,17 mol / m3
A0
1 M - X
t (detik) M - X ln A
XA A
C ()()
M - 1 M 1 - X k (m3 .mol-1 .detik-1 )
M ()
1 - X A 0 A
x A
y
0 0 1 0 -
48,42 0,2133 1,1213 0,0074 0,00015
85,14 0,3225 1,2130 0,0124 0,00015
135,3 0,4426 1,3554 0,0196 0,00014
171,3 0,5195 1,4839 0,0254 0,00015
222,9 0,5955 1,6589 0,0326 0,00015
257,4 0,6365 1,7837 0,0373 0,00014
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 25
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
0.04
0.035
0.03
0.025
1 M - X 0.02
ln A
C ()()
M- 1 M 1- X 0.015
A 0 A
y = 0.00015x
0.01
0.005
0
0 50 100 150 200 250 300
t (detik)
Plot yang ditunjukkan pada grafik di atas b erbentuk linier (garis lurus), dan harga-harga k yang
dihitung secara individual untuk setiap pasangan data pun memperlihatkan adanya konsistensi . Hal
ini berarti bahwa orde reaksi yang ditebak: benar atau sesuai. Plot linier di atas menghasilkan
slopesebesar 0,00015 [= harga k]. Harga ini sama dengan harga k yang dihitung dengan merata-
ratakan k individualnya, yakni:
0,00015 + 0,00015 + 0,00014 + 0,00015 + 0,00015 + 0,00014
k= = 0 ,00015
6
Karena orde reaksi keseluruhan: m + n = 1 + 1 = 2, maka dalam hal ini k bersatuan: m 3 /mol.detik
Jadi, reaksi ini berorde 2 , dengan konstanta kecepatan atau kecepatan spesifik (k) sebesar
0,00015 m3 /mol.detik.
SOAL #28:
Berikut ini adalah data-data waktu paruh yang dilaporkan untuk reaksi penguraian/dekomposisi
N2 O5 dalam sebuah reaktor bervolume-tetap pada berbagai suhu.
Nomor run percobaan 1 2 3 4 5
T (o C) 300 200 150 100 50
t½ (detik) 3,9.10 -5
3,9.10-3 8,8.10-2 4,6 780
Pada setiap run atau tempuhan percobaan, suhu dijaga tetap (kondisi isotermal) dan
konsentrasi awal reaktannya (N 2 O5 ) sama. Dengan menggunakan persamaan Arrhenius untuk
kebergantungan k terhadap T, tentukan besarnya energi aktivasi reaksi ini!
PENYELESAIAN:
Berdasarkan data-data percobaan, terlihat bahwa konsentrasi awal reaktan tidak diperhitungkan
dalam penentuan waktu paruh reaksi (t½) . Dengan kata lain, t½ tidak dipengaruhi oleh besarnya
konsentrasi awal reaktan. Reaksi yang mempunyai karakteristik seperti ini mempunyai orde, n = 1.
- Ea
D ar i p er sam aan A rr hen iu s: k = A. exp , ha rg a en er gi a kt iv as i r eak si ( Ea ) d ap at d iten tuk an
R T
melalui slope/gradien/kemiringan grafik linier antara ln k versus1/T, berdasarkan persamaan hasil
Ea 1
linierisasi persamaan Arrhenius: ln k = ln A -
R T
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel dan grafik berikut ini:
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 26
5/6/2018 15
Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
1/T (K-1 ) ln k y = -12450x + 31.503
T (o C ) t½ (de ti k) T ( K) k (d et ik -1
)
x y 10
300 3,9.10 -5
573 1,78.10 4
1,75.10 -3 9,7854
200 3,9.10 -3
473 1,78.10 2
2,11.10 -3 5,1803 5
150 8,8.10 -2 423 7,88 2,36.10 -3 2,0639
100 4,6 373 1,51.10 -1 2,68.10 -3 -1,8926 0
50 780 323 8,89.10 -4
3,10.10 -3 -7,0258 0.001 0.002 0.002 0.003 0.003 0.004
-5
Berdasarkan pengolahan data-data tersebut di atas, diperoleh:
Ea
Slope= - = -12450 Kelvin -10
R 1/T (Kelvi n -1 )
Jika R = 8,314 J/mol.K = 1,987 kal/mol.K
maka: Ea = - (slope) R = - (-12450 K) (8,314 J/mol.K) = - (-12450 K) (1,987 kal/mol.K)
Ea = 103,5 kJ/mol = 24,7 kkal/mol
SOAL #29:
Tinjaulah
d en ga n p ersebuah
sa ma anreaksi
kecepfase-cair
at an nya sdekomposisi A yang
eb ag ai b er ikut : A berlangsung
B + E r menurut skema C
kinetika
B = 1 A
A D + E D
k
= 2 C A
Reaksi berlangsung secara isotermal dalam sebuah reaktor r batch, dengan k mula-mula hanya
a da Adengan C A0 = 4 mol/L dalam pelarut inert. Pada t = 1200 detik, C A = 1,20 mol/L dan C B
= 0,84 mol/L. Hitunglah: (a) harga k 1 dan k2 (beserta satuannya)
(b) harga C D dan C E pada t = 1200 detik.
PENYELESAIAN:
d C
(a) Persamaan kinetika reaksi terurainya A: - r =- A = k C + k C = ()
k +k C
A
d t 1 A 2 A 1 2 A
4 m ol / L
Substitusikan angka-angka yang bersesuaian: ln = ()(
k +) k 1200 det ik
1 ,2 0 m o l / L 1 2
r d C k C
B B 1 A
d t
- d Catau: k + k C A k +k C B
A = 1 2 - d C = 1 2 d C
dC k C A0
A k C BB0
B 1 1
k + k ()C - C
atau: C - C = 1 2
A 0 A
k B B0
1
r d C k C dC k
D D 2 A D 2
d t
k + k ()C - C
Analog dengan cara di atas: C - C = 1 2
A 0 A k D D0
2
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 27
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
k
Maka: C = C + 2 ()
C - C
D D0
k + k A0 A
1 2
Konsentrasi E (C E ) pada t = 1200 detik dapat dihitung dengan cara yang sama, melalui
perbandingan kecepatan terurainya A dengan kecepatan terbentuknya E:
-
d C
- r
A
d t ()k + k C - d C
A = = 1 2 A = A =1
r d C ()k + k C dC
E E 1 2 A E
d t
Maka: C =C + ()
C - C
E E0 A0 A
C
E
= 0 + ()
4 - 1,20 mol / L = 2,80 mol/L
SOAL #30:
Reaksi brominasi sebuah senyawa kompleks (dalam larutan aqueous):
[kompleks] + Br2 [kompleks-Br] + Br-
berlangsung dalam sebuah reaktor bervolume-tetap pada 25 o C. Konsentrasi Br 2 awal = 72,6
mmol/m3 dan konsentrasi [kompleks] awal = 1,49 mol/m 3
Data-data yang dilaporkan dari eksperimen tersebut disajikan pada tabel berikut ini:
t (detik) 0 432 684 936 1188 1422 1632 2058 2442
C (mmol/m 3 ) 72,6 63,6 58,9 55,3 51,6 48,1 45,2 39,8 35,1
Br
2
PENYELESAIAN:
(a) Berdasarkan perbandingan antara konsentrasi awal (C i,0 ) dengan koefisien stoikiometri reaksi
( i ) reaktan-reaktannya:
C 1,49 mol / m3 1490 mmol / m3 C 72 ,6 mmol / m3
[ komp l eks ] ,0 = = Br , 0 =
dan 2
1 1 1
[ ko mpl eks ] Br2
C C
terlihat bahwa: B r 2, 0 <<< [ komp l eks ] ,0
Br 2
[ ko mpl eks ]
Hal,ini
Br berarti bahwa
sedangkan reaktanmenjadi
[kompleks] yang menjadi
reaktanpembatas (limiting
yang berlebih reactant)
(excess dalam
reactant) . kasus ini adalah
2
= [ k o mp le k s ]
()
C - C =
1 ()
72 ,6 - 3 5,1 m mo l / m3 = 3 7 ,5 m mo l / m3
Br 2
t = 0
Br 2
t = 2 4 42 d e ti k 1
Br 2
dy/kinkat/contoh soal & penyelesaian/campur/reaksi homogen/2006/halaman 28
5/6/2018 Dy Ba nk Soa l Da n 1 - slide pdf.c om
(b) Dimisalkan: Br2 = A dan [kompleks] = B
Kecepatan reaksi yang menyatakan berkurangnya/terurainya Br 2 (A) dapat dituliskan sebagai:
- r =kCn Cm (konstanta kecepatan reaksi = k; o rde reaksi = n + m)
A A B
Karena CB relatif tidak mengalami perubahan dalam rentang waktu reaksi ini dipelajari, maka C B
dapat dianggap tetap/konstan pada setiap saat t yang ditinjau. Karenanya, persamaan di atas
dapat dituliskan menjadi: - r = k'dengan:
C n k' = C m
A A B
Bentuk ini merupakan persamaan kecepatan reaksi semu , dengan konstanta kecepatan reaksi
semu = k’ dan orde reaksi semu = orde reaksi terhadap A = n.
d C
Pada sistem batchvolume tetap: - r = - A = k' C n
A
dt A
C t
A
1 1
-
C C
maka: 1 -
1
n = 2, = k' t , sehingga: k tebakan orde 2, k' = A A0
C C t
A A0
Hasil-hasil perhitungan terhadap data-data dalam soal disajikan pada tabel berikut ini:
C 1 1 k’ tebakan k’ tebakan k’ tebakan
t CA C - C -
A 0 A ln A0 C C orde 0 orde 1 orde 2
(detik) (mmol/m 3
) ( mmo l/ m 3
) C A
(m3 /mmol)
A0
3 -1
A (mmol/m /detik) (detik ) (m 3 /mmol/detik)
0 72,6 0 0 0 - - -
432 63,6 9 0,1324 0,0019 0,0208 0,00031 4,51.10 -6
Berdasarkan tabel di atas, terlihat bahwa k’ tebakan orde 0 dan orde 2 sama-sama tidak
menunjukkan konsistensi; k’ tebakan orde 0 cenderung turun dengan semakin besarnya t,
sedangkan k’ orde 2 cenderung naik . Dengan demikian, orde 0 dan orde 2 bukanlah orde yang
sesuai untuk reaksi ini. Harga k’ tebakan orde 1 relatif tetap pada setiap saat t yang ditinjau
(memperlihatkan konsistensi). Dengan demikian, orde yang sesuai untuk reaksi ini adalah n = 1.
Harga k’ dapat dihitung dengan merata-ratakan harga-harga k’ individualnya:
0,00031 + 0,00031 + 0,00029 + 0,00029 + 0,00029 + 0,00029 + 0,00029 + 0,00030
k' = = 0,00029
8
k' =˜0 ,0 00 29 d et i k- 1 0 ,0 00 3 d et ik -1
Jadi, orde reaksi terhadap Br2 = n = 1, dan konstanta kecepatan reaksi semunya = k’ = 0,0003 detik -1
C = 72 ,6 exp ()
- 0 ,000 t = 72 ,6 e- 0 , 0 0 0 3 t
Br 2
3
(dengan paket software MS Excel, menggunakan bentuk persamaan eksponensial)
Bentuk ini sangat identik dengan profil C A vs t untuk sebuah reaksi searah orde 1: C A = C A0 e -kt , di
mana dalam kasus ini: A = Br2 , CA0 = C = 72,6 mmol/m 3 , dan k = k’ = 0,0003 detik -1 ).
B 2r ,0