Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PENDAHULUAN PADA Ny.

DENGAN GASTRITIS DI BANGSAL EDELWEIS RSUD WATES


YOGYAKARTA

Disusun oleh :

Fatmawati Pelupesy 1910206087

Muhammad Teddy Nugraha 1910206090

Triana Indriasari 1910206086

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS ‘AISYIYAH

YOGYAKARTA

2019
Gastritis merupakan peradangan permukaan mukosa lambung yang bersifat akut,dengan Faktor yang mempengaruhi
kerusakan’’Erosive “ karena permukaan hanya pada bagian mukosa (Lin,Inaya.2004 dalam
Saferi,Andra.2013). - Infeksi Bateri
- Obat-obatan, seperti obat
Gastritis merupakan peradangan pada lapisan lambung (medikasto.2003 dalam
Saferi,Andra.2013).Gastritis diartikan sebagai inflamasi mukosa gaster akut atau kronis
antiinflamasi nonsteroid /
(Ovedort,2002 dalam Saferi,Andra.2013). OAINS
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa lambung (Suyono.2001 - Minuman beralkohol
dalam Saferi,Andra.2013).
- Infeksi bakteri
- Infeksi virus oleh
Sitomegalovirus

GASTRITIS - Infeksi jamur


- Stress fisik yang disebabkan
A. Manifestasi Klinis Pemeriksaan diagnostik Menurut Dermawan (2010), penatalaksanaan oleh luka bakar, sepsis,
secara keperawatan meliputi: trauma, pembedahan, gagal
1. Nyeri epigastrium hebat, dan
nyeri ulu hati
- Pemeriksaan USG a. Tirah baring napas, gagal ginjal, kerusakan
- Pemeriksaan foto susunan saraf pusat, dan
2. Perdarahan b. Mengurangi stress
rontgen refluks usus-lambung.
3. Hematomesis - Pemeriksaan c. Diet: Air teh, air kaldu, air jahe dengan
soda kemudian diberikan peroral pada - Garam empedu
4. Melena laboratorium urin interval yang sering. Makanan yang sudah
dan feses dihaluskan seperti pudding, agar-agar dan - Iskemia
5. Anoreksia
sup, biasanya dapat ditoleransi setelah 12
- Pemeriksaan darah – 24 jam dan kemudian - Trauma langsung lambung
6. Mual, muntah
makanan-makanan berikutnya
7. Kembung ditambahkan secara bertahap. Pasien
dengan gastritis superficial yang kronis
8. Rasa asam dimulut biasanya berespon terhadap diet sehingga
- harus menghindari makanan yang
berbumbu banyak atau berminyak.
(Dermawan, 2010).
-
I. Konsep teori
A. Defenisi
Gastritis merupakan peradangan permukaan mukosa lambung yang
bersifat akut,dengan kerusakan’’Erosive “ karena permukaan hanya pada
bagian mukosa (Lin,Inaya.2004 dalam Saferi,Andra.2013).
Gastritis merupakan peradangan pada lapisan lambung (medikasto.2003
dalam Saferi,Andra.2013).Gastritis diartikan sebagai inflamasi mukosa gaster
akut atau kronis (Ovedort,2002 dalam Saferi,Andra.2013).
Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa
lambung (Suyono.2001 dalam Saferi,Andra.2013).
B. Etiologi
Menurut Muttaqin (2011) penyebab dari gastritis antara lain:
1. Obat-obatan, seperti obat antiinflamasi nonsteroid / OAINS (indometasin,
ibuprofen, dan asam salisilat), sulfonamide, steroid, kokain, agen
kemoterapi (mitomisin, 5-fluora-2-deoxyuriine), salisilat, dan digitalis
bersifat mengiritasi mukosa lambung.
2. Minuman beralkohol; seperti whisky, vodka, dan gin
3. Infeksi bakteri ; seperti H. pylor (paling sering), H. heilmanii, streptococci,
staphylococci, proteus spesies, clostridium spesies, E. coli, tuberculosis,
dan secondary syphilis.
4. Infeksi virus oleh Sitomegalovirus
5. Infeksi jamur; candidiasis, histoplasmosis, dan pphycomycosis
6. Stress fisik yang disebabkan oleh luka bakar, sepsis, trauma, pembedahan,
gagal napas, gagal ginjal, kerusakan susunan saraf pusat, dan refluks
usus-lambung.
7. Makanan dan minuman yang bersifat iritan . makanan berbumbu dan
minuman dengan kandungan kafein dan alkohol merupakan agen-agen
iritasi mukosa lambung.
8. Garam empedu, terjadi pada kondisi refluks garam empedu ( komponen
penting alkali untuk aktivasi enzim-enzim gastrointestinal) dari usus kecil
ke mukosa lambungsehingga menimbulkan respon peradangan mukosa.
9. Iskemia, hal ini berhubungan dengan akibat penurunan aliran darah ke
lambung.
10. Trauma langsung lambung, berhubungan dengan keseimbangan antara
agresi dan mekanisme pertahanan umtuk menjaga integritas mukosa, yang
dapat menimbulkan respon peradangan pada mukosa lambung.
Menurut La sarif (2012), beberapa etiologi yang dapat menimbulkan
gastritis antara lain adalah;
1. Inflamsi bakteri H.pylori
2. Stress Akut
3. Pemakaian Obat AINS dalam jangka waktu yang panjang
4. Penyakit kkronis
C. Klasifikasi
Gastritis dapat diklasifikasikan menjadi beberapa bagian diantaranya:
1. Gastritis Akut
Gastritis akut adalah proses peradangan jangka pendek dengan
konsumsi agen kimia atau makanan yang mengganggu dan merusak
mukosa gaster,biasanya disebabkan oleh bumbu ,rempah-rempah, alcohol,
obat-obatan, radiasi, kemoterapi, dan mikroorganisme infektif (La,Sarif
2012).
2. Gastritis Kronis
Gastritis ini dibgagi menjadi sua tipe yaitu tipe A dan B.Gastritis
tipe A mampu menghasilkan imun sendiri,tipe ini dikaitkan dengan atropi
dari kelenjar lambung dan penurunan mukosa.Penurunan pada sekresi
gastric mempengaruhi produksi antibody.Anemia pernisiosa berkembang
dengan proses ini.Gastritis tipe B lebih lazim,akan tetapi tipe ini
dikaitkan dengan infeksi bakteri Helicobacter Pylori yang menimbulkan
ulkus pada dinding lambung (La,Sarif 2012).
D. Patofisiologi
Lambung adalah sebuah kantong otot yang kosong,terletak dibagian kiri
atas perut tepat dibawah tulang iga.Lambung orang dewasa memiliki panjang
berkisar 10 inci.Bila lambung dalam keadaan kosong,maka ia akan melipat
seperti sebuah akordion.Ketika lambung mulai terisi dan
mengembang,lipatan-lipatan tersebut secara bertahap terbuka.Lambung
memproses dan menyimpan makanan secara bertahap melepaskannya ke
dalam usus kecil.Ketika makanan masuk ke dalam esophagus dan lambung
(esophageal Sphinter) akan membuka dan membiarkan makanan masuk
melewati lambung.Setelah makanan masuk ke lambung,sphinter menutup
kembali.Dinding lambung terdiri dari lapisan otot yang kuat.Ketika mkanan
berada di lambung,dinding lambung akan mulai menghancurkan makanan
tersebut.pada saat yang sama kelenjar-kelenjar yang berada di mukosa pada
dinding lambung mulai mengeluarkan cairan lambung termasuk enzim-enzim
dan asam lambung untuk lebih menghancurkan makanan tersebut (La,Sarif
2012).
Suatu komponen cairan lambung adalah asam,asam ini sangat korosif
sehingga pakubesipun dapat larut dalam cairan ini.Dinding lambung
dilindungi oleh mukosa-mukosa bikarbonat (sebuah lapisan penyangga yang
mengeluarkan ion bikarbonat secara regular sehingga menyeimbangkan
keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifr korosif
hidroklorida.Fungsi dari lapisan pelindung lambung ini adalah agar cairan
asam dalam lambung tidak merusak dinding lambung.Adapun terjadi nya
proses gastritis yang biasanya terkena oleh bakteri,obat-obatan anti nyeri
yang berlebihan,infeksi bakteri/virus makan keseluruhan factor diatas akan
merusak epitel-epitel sawar pada lambung.Ketika asam berdifusi ke
mukosa,dengan keadaan epitek sawar yang dihancurkan tadi maka akan
terjadi penghancuran sel mukosa.Dengan sel mukosa yang hancur ini
mengakibatkan fungsi dari mukosa tidak berfungsi yang akhirnya asam tidak
dapat dikontrol sehingga terjadi peningkatan asam hidroklorida di lambung
dan ketika mengenai dinding lambung akan menimbulkan nyeri
lambung/perih karena dinding lambung mengalami inflamasi (La,Sarif 2012).
Dalam penghancuran sel mukosa oleh asam maka mengakibatkan
peningkatan histamine sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap protein
meningkat kemudian plasma mengalami kebocoran di intestinum maka
terjadi odem dan akhirnya plasma bocor kedalam lambung sehingga terjadi
(Hematoresis dan melena).Ketika terjadi peningkatan asam klorida akan
merangsang kolinergik sehingga potilitas (sekresi) pepsinogen
meningkat,yang kemudian akan diubah menjadi pepsin dan berakibat akan
menurun fungsi sawar dan kemudian terjadi hancurnya vena-vena kecil dan
kapiler kemudian terjadi perdarahan (La,Sarif 2012).
E. Manifestasi Klinis
1. Nyeri epigastrium hebat, dan nyeri ulu hati
2. Perdarahan
3. Hematomesis
4. Melena
5. Anoreksia
6. Mual, muntah
7. Kembung
8. Rasa asam dimulut
F. Komplikasi
1. Perdarahan saluran cerna
2. Ulkus
3. Perforasi
4. Kanker lambung
(La Sarif, 2012)
G. Penatalaksanaan
1. Menurut Dermawan (2010) pengobatan pada gastritis meliputi:
a. Antikoagulan: bila ada pendarahan pada lambung
b. Antasida: pada gastritis yang parah, cairan dan elektrolit diberikan
intravena untuk mempertahankan keseimbangan cairan sampai
gejala-gejala mereda, untuk gastritis yang tidak parah diobati dengan
antasida dan istirahat.
c. Histonin: ranitidin dapat diberikan untuk menghambat pembentukan
asam lambung dan kemudian menurunkan iritasi lambung.
d. Sulcralfate: diberikan untuk melindungi mukosa lambung dengan cara
menyeliputinya, untuk mencegah difusi kembali asam dan pepsin yang
menyebabkan iritasi
e. Pembedahan: untuk mengangkat gangrene dan perforasi,
Gastrojejunuskopi/reseksi lambung: mengatasi obstruksi pilorus.
2. Penatalaksanaan pada gastritis secara medis
Gastritis akut diatasi dengan menginstruksikan pasien untuk
menghindari alkohol dan makanan sampai gejalal berkurang. Bila pasien
mampu makan melalui mullut, diet mengandung gizi dianjurkan. Bila
gejala menetap, cairan perlu diberikan secara parenteral. Bila perdarahan
terjadi, maka penatalaksanan adalah serupa dengan prosedur yang
dilakukan untuk hemoragik saluran gastrointestinal atas. Bila gastritis
diakibatkan oleh mencerna makanan yang sangat asam atau alkasi,
pengobatan terdiri dari pengenceran dan penetralisasi agen penyebab.
a. Untuk menetralisasii asam, digunakan antasida umum (misal:
alumunium hidroksida) untuk menetralisasi alkali, digunakan juus
lemon encer atau cuka encer.
b. Bila korosi luas atau berat, emetik, dan lafase dihindari karena
bahaya perforasi.
Terapi pendukung mencakup intubasi, analgesic dan sedative, antasida,
serta cairan intravena. Endoskopi fiberopti mungkin diperlukan.
Pembedahan darurat mungkin diperlukan untuk mengangkat gangrene
atau jaringan perforasi. Gastrojejunostomi atau reseksi lambungmungkin
diperlukan untuk mengatasi obstruksi pilrus. Gastritis kronis diatasi
dengan memodifikasi diet pasien, meningkatkan istiratahat, mengurangi
stress dan memulai farmakoterapi. H. Pilory data diatasi dengan antibiotic
( seperti tetrasiklin atau amoksisilin ) dan garam bismu ( pepto bismo ).
Pasien dengan gastritis A biasanya mengalami malabsorbsi vitamin B12
yang disebabkan oleh adanya antibody terhadap faktor instrinsik (Smeltzer,
2001).
3. Menurut Dermawan (2010), penatalaksanaan secara keperawatan
meliputi:
a. Tirah baring
b. Mengurangi stress
c. Diet
Air teh, air kaldu, air jahe dengan soda kemudian diberikan peroral
pada interval yang sering. Makanan yang sudah dihaluskan seperti
pudding, agar-agar dan sup, biasanya dapat ditoleransi setelah 12 – 24
jam dan kemudian makanan-makanan berikutnya ditambahkan secara
bertahap. Pasien dengan gastritis superficial yang kronis biasanya
berespon terhadap diet sehingga harus menghindari makanan yang
berbumbu banyak atau berminyak. (Dermawan, 2010).
H. Pencegahan
Menurut La Sarif (2012), Walaupun infeksi H.Pylori tidak dapat selalu
dicegah,berikut beberapa saran untuk dapat selalu dicegah,berikut beberapa
saran untuk dapat mengurangi resiko terkena gastritis:
1. Makan secara benar
Hindari makanan yang dapat mengiritasi terutama makanan yang
pedas,asam,gorengan atau berlemak.Yang sama pentingnya dengan
pemilihan jenis makanan yang tepat bagi kesehatan adalah bagaimana
cara memakannya.Makanlah dengan jumlah yang cukup pada waktunya
dan lakukan dengan santai.
2. Hindari alkohol
Penggunaan alcohol dapat mengiritasi dan mengikis lapisan mukosa
lambung serta dapat mengakibatkan peradangan dan perdarahan.
3. Jangan merokok
Merokok mengganggu kerja lapisan lambung,membuat lambung lebih
rentan terhadap gastritis dan borok.Merokok juga dapat meningkatkan
asam lambung sehingga menunda penyembuhan lambung dan merupakan
penyebab utama terjadinya kanker lambung.
4. Lakukan olahragag secara teratur
Aerobik dapat meningkatkan kecepatan pernafasan dan jantung,juga
dapat menstimulasi aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan
limbah makanan dari usus secara lebih cepat.
5. Kendallikan stress
Stress meningkatkan resiko serangan jantung dan stroke,menurunkan
system kekebalan tubuh dan dapat memicu terjadinya permasalahan
kulit.Stress juga dapat meningkatkan produksi asam lambung dan
memperlambat kecepatan pencernaan.Karena stress bagi sebagian orang
tidak dapat dihindari ,maka kuncinya adalah dengan mengendalikannya
secara efektif dengan cara diit yang bernutrisi,istirahat yang
cukup,olahraga teratur dan relaksasi yang cukup.
6. Ganti obat penghilang nyeri
Jika memungkinkan hindari pengguanan obat anti inflamasi non steroid
(AINS),obat-obatan golongan ini akan menyebabkan terjadinya
peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah ada menjadi lebih
parah.Ganti dengan penghilang nyeri yang mengandung Acthaninophen.
7. Ikut rekomendasi dokter
Untuk mengkomsumsi makanan yang sehat,yang tidak merangsang asam
lambung naik berproduksi banyak dan dapat menyebabkan perforasi
dinding lambung sehingga mengakibatkan terjadinya perdarahan.Hindari
minuman yang mengandung alcohol,merokok,hindari penggunaan
obat-obatan kera dalam jangka waktu yang panjang.melakukan olahraga
teratur.
II. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri akut
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
III. Intervensi keperawatan
No Diagnosa NOC NIC
.
1. Nyeri akut b/d Kontrol nyeri Manajemen Nyeri: Akut
agens cedera
Setelah dilakukan 1. Lakukan pengkajian nyeri
biologis
tindakan keperawatan komprehensif yang meliputi
selama 1 x 24 jam lokasi, karakteristik,
diharapkan masalah onset/durasi, frekuensi dan
nyeri akut dapat teratasi kualitas, intensitas serta apa
dengan indikator: yang mengurangi nyeri dan
faktor yang memicu
 Pasien mampu
mengenali kapan 2. Gunakan kombinasi analgesik
nyeri terjadi (misalnya opoid dan non opoid),
jika nyeri memberat
 Pasien mampu
menggambarkan 3. Hindari penggunaan analgesik
yang mungkin memiliki efek
faktor penyebab samping pada orang yang lebih
tua
 Pasien mampu
menggunakan 4. Cegah dan kelola efek samping
tindakan pengobatan
pengurangan (nyeri)
tanppa analgesik
2. Ketidakseimb Status Nutrisi: Asupan Manajemen nutrisi
angan nutrisi Makanan dan Cairan
1. Identifikasi (adaya) alergi atau
kurang dari
Setelah dilakukan intoleransi makanan yang
kebutuhan
tindakan keperawatan dimiliki pasien
tubuh
selama 1 x 24 jam
2. Tentukan jumlah kalori dan
diharapkan masalah
nutrisi yang dibutuhkan untuk
ketidakseimbangan
memenuhi persyaratan gizi
nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh dapat 3. Pastikan diet mencakup
teratasi dengan makanan tinggi kandungan
indikator: serta untuk mencegah konstipasi
 Pasien mampu 4. Monitor kalori dan asupan
memenuhi makanan
kebutuhan makan
secara oral 5. Monitor kecenderungan
terjadinya penurunan dan
 Pasien mampu kenaikan berat badan
memenuhi
kebutuhan cairan
secara oral
DAFTAR PUSTAKA

Dermawan, D., (2010). Keperawatan Medikal Bedah (Sistem Pencernaan).


Yokyakarta: Gosyon Publishing

La,Sarif.2012. Asuhan Keperawatan Gerontik.Yogjakarta: Nuha Medika

Muttaqin, Arif & Sari, Kurmala. 2011. Gangguan Gastrointestinal : Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal bedah. Jakarta : Salemba medika.

NANDA NIC NOC 2018-2020

Saferi,Andra.2013. Keperawatan Medikal Bedah (Keperawatan Dewasa).Yogjakarta:


Nuha Medika

Smeltzer, S.C. 2002. Buku Ajar keperawatan medical Bedah Edisi 8 Vol. 2.EGC :
Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai