Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling

Volume 3 Number 2 December 2017. Page 55-62


p-ISSN: 2443-2202 e-ISSN: 2477-2518
Homepage: http://ojs.unm.ac.id/index.php/JPPK

Analisis Prokrastinasi Akademik Mahasiswa


(Studi Pada Mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan Dan Bimbingan
Fakultas Ilmu Pendidikan)
Abdul Saman
Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Makassar
Email: abdulsaman72@gmail.com

(Diterima: 21-April-2017; direvisi: 10-November-2017; dipublikasikan: 27-Desember-2017)

Abstract. This study aims to examine students' academic procrastination. The approach
used is a quantitative approach with descriptive research type. The study variable is the
student's academic procrastination by measuring aspects of delay for initiating and
completing tasks, delays in tasks, time gaps between actual plans and performance, and
performing more enjoyable activities. The higher the score obtained the higher the
frequency of students in doing academic procrastination, and vice versa. Sampling using
simple random sampling technique with a sample of 230 people from a total population of
349 people. Technique of collecting data is done through three characteristic that is
stimulus, psychology attribute and response then data analyzed with descriptive analytical
technique. Based on the result of the research shows that the level of academic
procrastination of the students of Faculty of Education Universitas Negeri Makassar is 0
people in very high category, 25 people are in high category, 84 people are in medium
category, 99 people are in low category, and 22 people are in very low category. These
results indicate that the level of postponing behavior of students for MARPs is low.
Keywords: Procrastination; academic; and student.
Abstrak. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji prokrastinasi akademik mahasiswa.
Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan jenis penelitian
deskriptif. Variabel kajian adalah prokrastinasi akademik mahasiswa dengan mengukur
aspek penundaan untuk memulai dan menyelesaikan tugas, keterlambatan dalam
mengerjakan tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja aktual, dan melakukan
aktivitas yang lebih menyenangkan. Semakin tinggi skor yang diperoleh semakin tinggi
frekuensi mahasiswa dalam melakukan prokrastinasi akademik, begitu pula sebaliknya.
Pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling dengan jumlah sampel
230 orang dari total populasi 349 orang. Teknik pengumpulan data dilakukan melalui tiga
karaktersitik yakni stimulus, atribut psikologi dan respon kemudian data dianalisis dengan
teknik analasis deskriptif. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat
prokrastinasi akademik mahasiswa Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan (PPB)
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar adalah 0 orang berada pada
kategori sangat tinggi, 25 orang berada pada kategori tinggi, 84 orang berada pada kategori
sedang, 99 orang berada pada kategori rendah, dan 22 orang berada pada kategori sangat
rendah. Hasil ini menunjukkan bahwa tingkat perilaku menunda pekerjaan bagi mahasiswa
PPB tergolong rendah.
Keywords: Prokrastinasi; akademik; dan mahasiswa.

Copyright © 2017 Universitas Negeri Makassar. This is an open access article under the CC BY-
NC-ND license (http://creativecommons.org/licenses/by-nc-nd/4.0/).

55
56 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 3 No. 2 Desember 2017

PENDAHULUAN Lee (2005) mengemukakan bahwa


mahasiswa kadang lupa waktu ketika melakukan
Mahasiswa sebagai bagian dari institusi suatu kegiatan, termasuk dalam kegiatan
pendidikan dituntut untuk mampu keorganisasian. Oleh karena itu, mahasiswa
mengembangkan berbagai potensi diri secara harus pandai mengatur waktu agar tidak menjadi
optimal, mereka selalu dihadapkan pada tugas- seorang prokrastinator. Ellis dan Knaus
tugas, baik yang bersifat akademik maupun non (Rumiani, 2006) menambahkan bahwa penelitian
akademik. Mahasiswa dituntut untuk dapat tentang prokrastinasi pada awalnya banyak
memenuhi tugas-tugasnya tersebut. Dalam dilakukan dilingkungan akademik, yaitu kurang
kenyataannya, mahasiswa seringkali lebih 70% mahasiswa melakukan prokrastinasi.
menghadapi tugas-tugasnya tersebut muncul rasa Hasil penelitian Bruno (Triana, 2013)
enggan atau malas untuk mengerjakannya. Rasa menunjukkan bahwa sekitar 60% mahasiswa
enggan tersebut berasal dari kondisi psikologis mengalami prokrastinasi, bahkan perilaku
yang dialaminya dan mendorongnya untuk tersebut telah dianggap sebagai kebiasaan dalam
menghindari tugas-tugas yang seharusnya kehidupan mahasiswa. Penelitian Ellis dan Knaus
dikerjakan. Gejala dari perilaku ini dapat disebut (Steel, 2007) juga menunjukkan bahwa 80% -
sebagai prokrastinasi. Prokrastinasi adalah suatu 95% dari mahasiswa terlibat dalam perilaku
kecenderungan untuk menunda dalam memulai prokrastinasi dan hampir 50% mahasiswa
maupun menyelesaikan pekerjaan secara melakukan prokrastinasi secara konsisten.
keseluruhan, tetapi melakukan aktivitas lain yang Konsekuensi dari prokrastinasi akademik adalah
tidak berguna (Azar, 2013). meningkatkan kecemasan dalam menghadapi
Kemampuan mengatur waktu secara tepat ujian, kegagalan untuk memenuhi tenggan waktu
ini tidak dimiliki oleh semua mahasiswa, pengumpulan tugas, kemampuan menulis yang
Djamarah (2002) mengemukakan bahwa banyak buruk, nilai yang lebih rendah, dan buruknya
mahasiswa yang mengeluh karena tidak dapat persiapan ketika menghadapi ujian (DeBruin dan
membagi waktu kapan harus memulai dan Rudnick, 2007)
mengerjakan sesuatu sehingga waktu yang Rosario dkk. (2009) mengemukakan bahwa
seharusnya dapat bermanfaat terbuang dengan ketidakmampuan mengelola dan memanfaatkan
percuma. Adanya kecenderungan untuk tidak waktu merupakan salah satu ciri dari
segera memulai mengerjakan tugas kuliah prokrastinasi akademik. Beberapa ahli memaknai
merupakan suatu indikasi dari perilaku menunda penunda-nundaan secara negatif dan penuh
dan kelalaian dalam mengatur waktu dan pesimisme, dengan menganggapnya sebagai
merupakan faktor penting yang menyebabkan suatu gangguan yang menetap dan tidak dapat
individu menunda dalam melakukan dan dihilangkan, melainkan hanya diturunkan sampai
menyelesaikan tugas. batas “normal”. Sisi lain, beberapa ahli memiliki
Hasil penelitian Prawitasari (2012) pada optimisme lebih tinggi dengan menganggap
mahasiswa angkatan 2001 sampai dengan 2007 penunda-nundaan sebagai suatu penyimpangan
terhadap 1.502 wisudawan di salah satu yang dapat diatasi dengan mudah melalui
perguruan tinggi yang ada di Jawa Timur perubahan perilaku, pemikiran (kognitif), dan
menunjukkan bahwa 938 wisudawan motivasi (Prawitasari, 2012).
menyelesaikan skripsi pada bulan terakhir Gejala prokrastinasi akademik ini juga
pendaftaran wisuda. Tidak kurang dari 83% dialami oleh mahasiswa jurusan Psikologi
wisudawan tergolong lambat dalam penyelesaian Pendidikan dan Bimbingan Fakultas Ilmu
skripsi. Salah salah satu penyebab keterlambatan Pendidikan Universitas Negeri Makassar. Hal ini
dalam menyelesaikan skripsi dikarenakan adanya ditandai dengan masih adanya mahasiswa yang
perilaku menunda-nunda dalam area akademik melewati masa studi yang telah ditentukan. Pada
atau yang dikenal dengan istilah prokrastinasi kurikulum program strata satu (S.1) Jurusan
akademik. Yong (Rahardjo, Juneman & Setiani, Psikologi Pendidikan dan Bimbingan disiapkan
2013) mengemukakan bahwa prokrastinasi 144 – 150 beban SKS yang harus ditempuh untuk
akademik dapat ditemukan dikalangan memperoleh gelar sarjana. Keseluruhan beban
mahasiswa, baik mahasiswa dari lembaga publik SKS tersebut disebar ke dalam delapan semester
maupun mahasiswa dari lembaga swasta. (empat tahun). Tetapi pada kenyataannya masih
Saman. Analisis prokrastinasi akademik... | 57

banyak mahasiswa yang melewati masa studi menjadi dua bagian yaitu: (1)
empat tahun tersebut, meskipun memang masa Functionalprocrastination, yaitu penundaan
penyelesaian studi mahasiswa dimungkinkan mengerjakan tugas yang bertujuan untuk
sampai tujuh tahun berdasarkan peraturan memperoleh informasi yang lebih lengkap dan
menteri riset, teknologi, dan pendidikan tinggi akurat. (2) Disfunctionalprocrastination, yaitu
Republik Indonesia nomor 44 tahun 2015 tentang penundaan yang tidak bertujuan, berakibat jelek
standar nasional pendidikan tinggi. dan menimbulkan masalah.
Hasil survei menunjukkan rata-rata Dari disfunctionalprocrastination, Harriot
penyelesaian studi mahasiswa jurusan Psikologi dan Ferrari (1996) membagi kembali menjadi dua
Pendidikan dan Bimbingan berkisar 4,7 tahun bentuk prokrastinasi berdasarkan tujuan individu
(sumber: BAAK, 2016). Hal ini diduga melakukan prokrastinasi yaitu decisional-
diakibatkan oleh perilaku mahasiswa yang suka procrastination dan avoidanceprocrastination.
menunda-nunda mengerjakan tugas terutama Decisionalprocrastination adalah suatu
tugas akhir. Dalam psikologi kecenderungan penundaan dalam mengambil keputusan. Bentuk
menunda-nunda tugas akademik ini disebut prokrastinasi ini merupakan sebuah anteseden
prokrastinasi akademik. kognitif dalam menunda untuk mulai melakukan
Rahardjo, Juneman, dan Setiani (2013) suatu kerja dalam menghadapi situasi yang
menambahkan bahwa mahasiswa memiliki dipersepsikan penuh stress. Jenis prokrastinasi ini
banyak tugas dan aktivitas perkuliahan yang terjadi akibat kegagalan dalam
harus dilakukan terkait dengan pencapaian mengidentifikasikan tugas, yang kemudian
kompetensi akademik yang diperlukan oleh menimbulkan konflik dalam diri individu,
mereka. Tugas-tugas perkuliahan tersebut sehingga akhirnya seorang menunda untuk
memiliki berbagai tingkat kesulitan, hinga dapat memutuskan masalah. Decisionalprocrastination
membuat mahasiswa menjadi malas-malasan dan berhubungan dengan kelupaan, kegagalan proses
cenderung untuk menuda menyelesaikan tugas. kognitif, akan tetapi tidak berkaitan dengan
Glenn (Ghufron dan Risnawita, 2011) kurangnya tingkat inteligensi seseorang.
mengemukakan bahwa prokrastinasi Avoidanceprocrastination atau Behavioral-
berhubungan dengan berbagai sindrom-sindrom procrastination adalah suatu penundaan dalam
psikiatri. Seorang prokrastinator biasanya juga perilaku yang terlihat. Penundaan dilakukan
mempunyai tidur yang tidak sehat, mempunyai sebagai suatu cara untuk menghindari tugas yang
depresi yang kronis, penyebab stres, dan berbagai dirasa tidak menyenangkan dan sulit untuk
penyebab penyimpangan psikologis lainnya. dilakukan. Prokrastinasi dilakukan untuk
Satiadarma (2005) menjelaskan bahwa menghindari kegagalan dalam menyelesaikan
prokrastinasi akademik adalah kegagalan pekerjaan yang akan datang.
menyelesaikan tugas akademk hingga batas Avoidanceprocrastination berhubungan dengan
waktu terakhir untuk tipe selfpresentation, keinginan untuk
Faktor-faktor yang mempengaruhi menjauhkan dari tugas yang menantang, dan
prokrastinasi akademik dapat dikategorikan impulsiveness.
menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan Jadi dapat disimpulkan bahwa
faktor eksternal (Ghufron dan Risnawita, 2011) prokrastinasi dapat dibedakan menjadi dua jenis
Penundaan yang dilakukan sebenarnya tidak berdasarkan alasan dari penundaan, yaitu
perlu terjadi. Melalui hal tersebut, mereka disfungsionalprocrastination dan fungsional
mencoba mengatakan bahwa prokrastinasi adalah procrastination.Disfungsionalprocrastination
tingkahlaku yang dilakukan untuk menghindari merupakan penundaan yang tidak bertujuan dan
sesuatu, dan bukan tingkahlaku yang terjadi merugikan. Sementara fungsional
dikarenakan tidak tersedianya waktu. Penundaan procrastination adalah penundaan yang disertai
ini telah menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan alasan yang kuat, mempunyai tujuan pasti
individu tersebut. Kebiasaan tersebut dapat sehingga tidak merugikan. Bahkan, berguna
berarti ada faktor-faktor dalam diri individu yang untuk melakukan suatu upaya konstruktif agar
mendorongnya untuk melakukan prokrastinasi. suatu tugas dapat diselesaaikan dengan baik.
Hal ini menunjukkan adanya konsistensi dari Pada akhirnya, pengertian prokrastinasi dibatasi
individu untuk melakukan prokrastinasi atas sebagai suatu penundaan yang dilakukan secara
alasan tertentu (Harriot dan Ferrari, 1996). sengaja dan berulang-ulang, dengan melakukan
Berdasarkan alasan-alasan tersebut, aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam
Harriot dan Ferrari (1996) membagi prokrastinasi pengerjaan tugas, dengan jenis
58 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 3 No. 2 Desember 2017

disfungsionalprocrastination, yaitu penundaan populasi dimulai dari angkatan 2010-2015


yang dilakukan pada tugas yang penting. dengan jumlah populasi sebanyak 349
Penundaan tersebut tidak bertujuan dan dapat Sampel penelitian ini adalah representasi
menimbulkan akibat yang negatif baik yang dari populasi mahasiswa Jurusan Psikologi
kategori decisionalprocrastinationatau Pendidikan dan Bimbingan yang diambil melalui
avoidanceprocrastination. teknik simple random sampling. Jumlah sampel
Ferrari, dkk (Ghufron dan Risnawita, penelitian yang akan disertakan dalam penelitian
2011) mengatakan bahwa sebagai suatu perilaku ini adalah sejumlah 230 orang. Hal tersebut
penundaan, prokrastinasi akademik dapat berdasarkan tabel Formula empiris oleh Isaac dan
termanifestasikan dalam indikator tertentu yang Michael (Sukardi, 2009), jika populasi berjumlah
dapat diukur dan diamati ciri-ciri tertentu: (1) 349 orang maka sampel minimal dalam tabel
Penundaan untuk memulai dan menyelesaikan Formula empiris berjumlah 225 orang, dalam
tugas. (2) Keterlambatan dalam mengerjakan penelitian ini digenapkan menjadi 230 orang.
tugas. (3)Kesenjangan waktu antara rencana dan Teknik pengumpulan data dalam penelitian
kinerja aktual, dan (4) Melakukan aktivitas yang ini menggunakan metode skala yang disusun
lebih menyenangkan. ciri-ciri prokrastinasi berdasarkan karakteristik skala dari Azwar
akademik adalah penundaan untuk memulai (2006), yaitu: (1) Stimulus terdiri dari pernyataan
maupun menyelesaikan kerja pada tugas yang atau pertanyaan yang tidak langsung
dihadapi, keterlambatan dalam mengerjakan mengungkap atribut yang hendak diukur,
tugas, kesenjangan waktu antara rencana dan melainkan menjadi indikator-indikator perilaku
kinerja aktual dan melakukan aktivitas lain yang dari atribut tersebut. (2) Atribut psikologi akan
lebih menyenangkan daripada melakukan tugas diungkap secara tidak langsung melalui
yang harus dikerjakan. indikator-indikator perilaku yang diterjemahkan
ke dalam bentuk aitem-aitem dan (3 Respon yang
METODE diberikan subjek tidak dikatakan sebagai jawaban
benar atau salah.
Pendekatan yang digunakan dalam Penelitian ini menggunakan skala
penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif prokrastinasi akademik. Skala prokrastinasi
dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian ini akademik disusun berdasarkan pada ciri-ciri
menggunakan variabel tunggal yaitu perilaku prokrastinasi akademik yang dikemukakan oleh
prokrastinasi akademik mahasiswa. Ferrari (Ghufron dan Risnawita, 2011).
Prokrastinasi akademik adalah penundaan tugas Pernyataan-pernyataan pada skala dibagi menjadi
akademik yang dilakukan secara sengaja dan dua kategori yaitu bersikap mendukung
berulang-ulang, dengan melakukan aktivitas lain (favorable) dan yang tidak mendukung
yang tidak penting. Prokrastinasi akademik akan (unfavorable). Dengan penilaian bergerak dari
diukur dengan menggunakan skala prokrastinasi empat sampai satu untuk favorable, yaitu Sangat
akademik yang disusun sendiri oleh peneliti Setuju (SS) diskor empat, Setuju (S) diskor tiga,
berdasarkan pada ciri-ciri prokrastinasi akademik Tidak Setuju (TS) diskor dua, Sangat Tidak
yang dikemukakan oleh Ferrari, dkk (Ghufron Setuju (STS) diskor satu, sedangkan untuk
dan Risnawita, 2011) yaitu penundaan untuk pernyataan unfavorable bergerak dari satu
memulai dan menyelesaikan tugas, sampai empat, yaitu Sangat Setuju (SS) diskor
keterlambatan dalam mengerjakan tugas, satu, Setuju (S) diskor dua, Tidak Setuju (TS)
kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja diskor tiga, Sangat Tidak Setuju (STS) diskor
aktual, dan melakukan aktivitas yang lebih empat.
menyenangkan. Semakin tinggi skor yang Untuk mengetahui keandalan alat ukur
diperoleh maka semakin tinggi frekuensi penelitian akan dilakukan pengujian reliabilitas.
mahasiswa dalam melakukan prokrastinasi Realibilitas skala dalam penelitian ini akan
akademik dan begitupun sebaliknya, jika dihitung dengan menggunakan teknik Formula
semakin rendah skor yang diperoleh maka AlphaCronbach dan dengan bantuan program
semakin rendah frekuensi mahasiswa dalam SPSS16.0.for Windows. Untuk
melakukan prokrastinasi akademik. menginterpretasikan derajat reliabilitas dalam
Populasi penelitian ini adalah mahasiswa skala penelitian ini dengan menggunakan teori
Jurusan Psikologi Pendidikan dan Bimbingan yang dikemukakan oleh Guilford (1956), yaitu:
Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Teknik analisis data yang digunakan
Makassar yang masih berstatus aktif. Sebaran dalam penelitian ini adalah teknik analisis
Saman. Analisis prokrastinasi akademik... | 59

deskriptif. Sugiyono (2008) menyatakan bahwa kategori sedang, 123 orang (53,47%) kategori
analisis deskriptif merupakan statistik yang rendah, dan 43 orang (18,69% kategori sangat
digunakan untuk menganalisis data dengan cara rendah.
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang Prokratinasi akademik bukanlah hal baru
telah terkumpul sebagaimana mestinya, tanpa di kalangan mahasiswa. Beberapa penelitian
bermaksud menggeneralisasikan kesimpulan sebelumnya menemukan bahwa masih banyak
tersebut. Hasil analisis deskriptif data mahasiswa yang mengalami perilaku tersebut.
prokrastinasi akademik, dikonversikan ke dalam Namun hasil dari temuan peneliti, bahwa
lima kategori yaitu, sangat tinggi, tinggi, sedang, mahasiswa PPB FIP UNM memiliki kepedulian
rendah, dan sangat rendah. terhadap tanggung jawab sebagai mahasiswa. Hal
ini dibuktikan dengan presentasi kecenderungan
HASIL DAN PEMBAHASAN untuk menunda pekerjaan masih tergolong
rendah. Regulasi dari jurusan ataupun dosen
Gambaran tingkat prokrastinasi akademik pengampuh kuliah menjadi penentu sehingga
mahasiswa diperoleh dari hasil respon atau mahasiswa PPB FIP UNM memiliki perilaku
jawaban subjek peneltian terhadap skala yang prokratinasi akademik yang rendah.
diberikan menunjukkan hasil bahwa tingkat Standarisasasi yang diberikan dalam pengerjaan
prokrastinasi akademik mahasiswa Jurusan tugas, membuat mahasiswa dalam mengerjakan
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas tugasnya tidak asal jadi. Hal ini sejalan dengan
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar teori Harriot dan Ferrari (1996) tentang
rata-rata skor berada pada kategori rendah pengertian dari Prokarstinasi functional, yaitu
dengan presentasi masing-masing tingakatan penundaan mengerjakan tugas yang bertujuan
sebagai berikut: 0 orang (0%) berada pada untuk memperoleh informasi yang lebih lengkap
kategori sangat tinggi, 25 orang (10,87%) berada dan akurat untuk mendapatkan hasil yang
pada kategori tinggi, 84 orang (36,52%) berada maksimal.
pada kategori sedang, 99 orang (43,04%) berada Selain itu, tidak dapat dipungkiri beberapa
pada kategori rendah, dan 22 orang (9,57%) data menunjukkan bahwa mahasiswa PPB UNM
berada pada kategori sangat rendah. sebagian juga mengalami masalah sehingga ada
Adapun hasil secara rinci yang ditinjau responden yang terjebak dalam perilaku
berdasarkan aspek adalah sebagai berikut : prokrastinasi akademik. olehnya itu, untuk
(1).Aspek penundaan adalah 0 orang (0%) mengetahui lebih rinci mengenai perilaku
berada pada kategori sangat tinggi, 36 orang prokrastinasi akademik dari mahasiswa PPB
(15,65%) berada pada kategori tinggi, 88 orang UNM akan dibahas secara rinci dalam beberapa
(38,26%) berada pada kategori sedang, 95 orang aspek sebagai berikut:
(41,30%) berada pada kategori rendah, dan 11 Aspek penundaan ditinjau berdasarkan
orang (4,78%) berada pada kategori sangat kecenderungan responden dalam hal menunda
rendah. untuk memulai dan mengakhiri tugas akademik.
(2). Aspek kelambanan adalah 2 orang Merunut pada hasil penelitian yang diperoleh,
(0,86%) berada pada kategori sangat tinggi, 78 sebagian besar responden cenderung menunda
orang (33,91%) berada pada kategori tinggi, 95 untuk memulai mengerjakan tugas dengan alasan
orang (41,30%) berada pada kategori sedang, 52 perihal berbagai pertimbangan prioritas lain dari
orang (22,60%) berada pada kategori rendah, dan responden. Meskipun demikian, responden
3 orang (1,30%) berada pada kategori sangat menyadari penuh bahwa tugas akademik penting
rendah. dan akan langsung mulai untuk mengerjakan
(3). Aspek kesenjangan mengerjakan tugas tugas tersebut untuk bisa segera dikumpulkan.
adalah 1 orang (0,43%) berada pada kategori Sementara itu, sulitnya menemukan ide-ide dan
sangat tinggi, 25 orang (10,86%) berada pada referensi untuk memulai mengerjakan tugas
kategori tinggi, 84 orang (36,52%) berada pada akademik, bukan menjadi alasan untuk menunda
kategori sedang, 99 orang (43,04%) berada pada menyelesaikan tugas bahkan responden
kategori rendah dan 22 orang (9,56%) berada membiasakan diri untuk mengerjakan tugas
pada kategori sangat rendah. tersebut tepat waktu.
(4).aspek melakukan aktivitas yang lebih Dari sisi perencanaan, mayoritas
menyenangkan adalah 1 orang (0,43%) berada responden mengatur rencana hidup sebagai dan
pada kategori sangat tinggi, 10 orang (4,34%) berprinsip tidak mengikuti arus. Hal ini
beada pada kategori tinggi, 53 orang (23,04%) mengindikasikan bahwa responden telah
60 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 3 No. 2 Desember 2017

merancang waktu untuk setiap penyelesaian kuliah tidak bertumpuk. Kesulitan utama
tugas akademik mereka. Bahkan, dalam hal responden berdasarkan pengakuannya adalah
merapikan catatan perkuliahan, responden mereka sulit dalam memulai, namun ketika telah
cenderung untuk tidak menundanya meskipun memulai mengerjakan mereka merasa
masih terdapat waktu luang sebelum ujian akhir. menikmati, apalagi ketika mereka mampu
Data dari responden juga menunjukkan menyelesaikan tugas lebih cepat dari orang lain,
bahwa ketika tugas kuliah diberikan, maka mereka merasa mendapatkan kepuasan
responden lebih memilih untuk memulai tersendiri.
mengerjakan tugas dengan tepat waktu karena Kesenjangan mengerjakan tugas.
responden merasa bahwa tugas kuliah yang Prokrastinasi ditinjau dari aspek kesenjangan
diberikan oleh dosen sangat penting akan waktu antara rencana mengerjakan tugas dan
kebermanfaatan dalam bidang ilmu yang sedang kinerja aktual diperoleh data sebagai berikut, 1
diampuh. orang (0,43%) berada pada kategori sangat
Perilaku dengan kecenderungan untuk tinggi, 25 orang (10,86%) berada pada kategori
tidak menunda pekerjaan karena didukung oleh tinggi, 84 orang (36,52%) berada pada kategori
kebiasaan responden dalam menyusun dan sedang, 99 orang (43,04%) berada pada kategori
merapikan catatan perkuliahan sehingga ketika rendah dan 22 orang (9,56%) berada pada
responden diberikan tugas perkuliahan maka kategori sangat rendah.
dengan mudah dalam mengerjakannya karena Berdasar dari data di atas terdapat
masing-masing mereka memiliki catatan beberapa responden yang mengalami kesulitan
perkuliahan yang rapi. Selain itu kebiasaan yang dalam mengatur waktu untuk menyelesaikan
menunjang untuk tidak melakukan perilaku tugas yang diberikan, bahkan beberapa dari
prokrastinasi akademik adalah kemampuan responden tidak mampu untuk mengumpul tugas
responden dalam melakukan perencanaan skala sesuai tenggang waktu yang ditentukan.
prioritas kegiatan, sehingga arus dari tujuan Responden sadar dan mengakui bahwa mereka
perkuliahan terarah dengan baik. sering tergesa-gesa dalam menyelesaikan tugas
Kelambanan dalam mengerjakan tugas kuliah karena mereka tidak mengikuti jadwal
menunjukkan hasil dengan presentasi kuliah yang ada.
prokrastinasi akademik dalam kategori sedang Hasil dari responden juga menunjukkan
41,3% dan kategori tinggi dengan presentasi bahwa perilaku mengerjakan tugas kuliah
33.91. Melihat sajian data presentasi di atas dapat menggunakan sistem kebut atau biasa disebut
mengindikasikan bahwa perilaku prokrastinasi sebagai deadliner yakni mengerjakan tugas pada
cenderung disebabkan oleh kelambanan dalam masa akhir penyelesaian. Perilaku deadliner pada
mengerjakan tugas. mahasiswa akan berdampak pada kualitas dari
Aspek kelambanan adalah aspek yang hasil tugas yang diberikan.
paling tinggi dalam perokrastinasi akademik Banyak tugas revisi atau perbaikan ulang
responden. Berdasarkan data yang diperoleh dari tugas dikarenakan kebiasaan responden yang
responden, menujukan perilaku responden yang mengerjakan tugas dengan tergesa-gesa. Perilaku
berleha-leha dalam mengerjakan tugas kuliah. ini membuat responden membutuhkan waktu
Anggapan responden bahwa alokasi waktu yang tambahan lagi untuk menyempurnakan revisi
diberikan masih cukup banyak, sehingga tugas yang diberikan, sehingga waktu
responden memilih untuk menunda mengerjakan. pengumpulan tugas tidak terjadwal sebagai mana
Semestinya tugas yang diberikan bisa mestinya, hal inilah memicu perilaku
dikerjakan dalam satu hari menjadi molor prokrastinasi akademik mahasiswa PPB FIP
beberapa hari. Hal ini dikarenakan kebiasan UNM.
buruk untuk memulai mengerjakan. Selain itu, Meskipun demikian, perilaku
banyaknya tugas yang dimiliki oleh mahasiswa prokrastinasi ditinjau dari aspek ini, tergolong
menjadi penyebab responden lamban dalam rendah, perilaku deadliner mahasiswa PPB
mengerjakan tugasnya, sehingga mereka UNM tergolong rendah karena sebagian besar
kelabakan dalam memulai mengerjakan tugas. responden memiliki kepedulian penuh untuk
Meskipun demikian responden dapat menyelesaaikan tugas kuliah. Selain itu,
menyadari bahwa tugas itu yang diberikan oleh responden juga mengakui bahwa ketika
dosen sesegara mungkin diselesaikan, sehingga perkuliahan telah usai, mereka sedapat mungkin
sebagian dari responden memilih untuk untuk melengkapi catatan perkuliahan.
mengerjakan tugas lebih awal sehingga tugas
Saman. Analisis prokrastinasi akademik... | 61

Melakukan aktifitas yang lebih melakukan aktivitas yang lebih menyenangkan


menyenangkan. Peninjauan perilaku berada kategori rendah.
prokrastinasi akademik dari aspek melakukan
aktivitas yang lebih menyenangkan menunjukkan Sebagai suatu kajian ilmiah dalam bentuk
bahwa tingkat prokrastinasi akademik adalah 1 penelitian prokrastinasi akademik bagi
orang (0,43%) berada pada kategori sangat mahasiswa, maka kesimpulan yang ditarik
tinggi, 10 orang (4,34%) beada pada kategori mempunyai implikasi dan saran dalam
tinggi, 53 orang (23,04%) kategori sedang, 123 menghindarkan perilaku prokrastinasi akademik
orang (53,47%) kategori rendah, dan 43 orang dan menghindarkan diri dari dampak buruk
(18,69% kategori sangat rendah. perilaku tersebut. Untuk itu perlu adanya upaya-
Prokrastinator biasanya sering upaya yang harus dilakukan di antaranya sebagai
menghabiskan waktu luang untuk kegiatan yang berikut : (1) Bagi lembaga diperlukan lingkungan
tidak produktif seperti menonton TV, kampus yang mendukung mahasiswa dan dosen
bersosialmedia, atau sekadar hunting bersama agar suasana belajar lebih kondusif dan nyaman
teman-teman yang tidak mendatangkan manfaat dengan fasilitas sarana dan prasarana pendukung
dibandingkan mengerjakan tugas. sehingga proses belajar mengajar efisien. (2)
Berdasarkan data yang didapatkan dari Bagi dosen agar memberikan tenggang waktu
penelitian tingkat kecenderungan prokarastinasi dalam penyelesaian tugas, karena berdasarkan
untuk melakukan kegiatan yang lebih hasil penelitian bahwa prokrastinasi akademik
menyenangkan tergolong rendah. Namun terjadi paling tinggi disebabkan dalam aspek
beberapa responden berada dalam kategori kelambanan, sehingga dengan pemberian jadwal
sangat tinggi dan tinggi. Hal ini dikarenakan, yang ketat dapat membuat mahasiswa lebih fokus
ketika mengerjakan tugas, sesekali responden dan terarah. (3) Bagi mahasiswa agar meningkat
membuka sosial media sembari mengerjakan kualitas akademiknya dengan tidak membiaskan
tugas kuliah, sehingga fokus mereka terbagi. diri menunda pekerjaan, serta melatih
Namun sebagian besar responden kemampuan menegerial waktu antara organisasi
memilih untuk tetap mengerjakan tugas kuliah dan aktifitas akademik dengan pertimbangan
hingga selesai. Responden lebih memilih untuk skala priortas agar mahasiswa memiliki skiill
menyelesaikan tugas kuliah dibandingkan untuk tanpa meninggalkan tugas dan tanggung
melakukan aktivitas yang menyenangkan seperti, jawabnya sebagai mahasiswa dan (4) Bagi
pergi ke bioskop, menonton TV dan lain-lain. peneliti yang akan melakukan penelitian tentang
Kepedulian mahasiswa PPB FIP UNM terhadap prokrastinasi akademik diharapkan dapat
akademik sangat tinggi. Hal ini disebabkan mengkaji hasil penelitian ini dan
sebagian besar responden barasal dari luar kota, mengembangkan agar harapan ke depan perilaku
bahkan ada yang dari pedalaman, sehingga beban prokrastinasi akademik disunfgsional dapat
moral lebih besar terhadap keluarga di kampung terhindarkan.
halaman apabila tidak mampu menyelesaikan
tugas dengan baik. DAFTAR RUJUKAN

SIMPULAN DAN SARAN Azar, F. S. (2013). Self Efficacy, Achievement


Motivation, and Academic
Procrstination as Predictors of Academic
Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian Performance. US-China Education
ini, dapat disimpulkan bahwa tingkat Review, 3, 11, 847-857. ISSN 2161-
prokrastinasi akademikan mahasiswa jurusan 6248.
Psikologi Pendidikan dan Bimbingan Fakultas
Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Makassar Azwar, S. (2006). Penyusunan Skala Psikologi.
secara umum berada pada kategori rendah. Yogyakarta: Pustaka Jaya.

Hasil penelitian prokratinasi ditinjau dari Azwar, S. (2007). Reliabilitas dan Validitas.
aspek ditemukan hasil sebagai berikut:(1) Aspek Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
penundaan berada pada kategori rendah,(2)
Aspek kelambanan berada pada kategori sedang, DeBruin, G.P. & Rudnock, H. (2007).
(3) Aspek kesenjangan mengerjakan tugas Examining the cheats: The role of
berada pada kategori rendah, dan (4) Aspek conscientiousness and excitement
62 | Jurnal Psikologi Pendidikan & Konseling Vol. 3 No. 2 Desember 2017

seeking in academic dishonesty. South Sukardi. (2009). Metodologi Penelitian


African Journal of Psychology, 37(1), Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
153–164.
Sugiyono. (2008). Statistika Untuk Penelitian.
Djamarah, S. B. (2002). Rahasia Sukses Belajar. Bandung: Alfabeta.
Jakarta: Rineka Cipta.
Triana, K. A. (2103). Hubunagn antara orientasi
Ghufron, M.N., & Risnawita. R.( 2011). Teori- masa depan dengan prokrastinasi
Teori Psikologi. Jogjakarta: Ar-Ruzz akademik dalam menyusun skripsi pada
Media. mahasiswa fakultas ilmu sosial dan ilmu
politik (fisipol) Universitas Mulawarman
Harriot, J. &Ferrari, J. R. (1996). Prevelance of Samarinda, e Journal Psikologi, 1(3),
Procrastination Among Sampels of 280-291.
Adults. Psychological Reports, 78, 611-
616.

Lee, E. (2005). The Relationship of Motivation


and Flow Experience to Academic
Prokrastination in University Students,
the journal of genetic psychology Vol.
166, pg 5 ,19 pgs.

Prawitasari, E. J. (2012). Psikologi Terapan.


Melintas batas disiplin ilmu. Jakarta:
Erlangga.

Rahardjo, W., Juneman & Setiani, Y. (2013).


Computer Anxiety, Academic Stress,
and Academic Procrastination on
College Students. Journal of Education
and Learning, Vol.7 (3) 147-152.

Rosario, P., Costa, M., Nunez, J.C., Gonzales-


Pienda, J., Solano, P., &Valle, A. (2009).
Academic Procrastination: Associations
with Personal, School, and Family
Variables. The Spanish Journal of
Psychology, Vol. 12, No. 1, 118-127.

Rumiani. (2006). Prokrastinasi Akademik


Ditinjau dari Motivasi Berprestasi dan
Stres Mahasiswa. Jurnal Psikologi
Universitas Diponegoro Semarang
Vol.3, No. 2. (h.37-48).

Satiadarma, M. P. (2005). Self-Handiccaping dan


Prokrastinasi dalam Dunia Pendidikan.
Journal Provitae. No 2: 35-47.

Steel, P. (2007). The Nature of Procrastination: A


Meta-Analytic and Theoretical Review
of Quintessential Self-Regulatory
Failure. Psychological Bulletin, Vol.
133, No. 1, 65–94.

Anda mungkin juga menyukai