Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Isolasi adalah proses atau kegiatan memisahkan mikroba dari
campurannya sehingga di dapatkan kultur murni. Isolasi mikroorganisme
dari alam berupa salah satu yang dilakukan untuk mendapatkan
mikroorganisme yang dapat dimanfaatkan bagi kesejahteraan hidup
manusia. Contohnya fermentasi makanan berupa tempe, keju, youghurt,
dan lain-lainnya yang mempunyai nilai gizi maupun ekonominya yang
sangat baik (Dwidjoseputro, 1980)
Isolasi adalah mengambil mikroogranisme yang terdapat di alam dan
menumbuhkannya dalam suatu medium buatan. Prinsip dari isolasi
mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan mikroba lainnya
yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba (Dwidjoseputro,
1980)
Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik
ditanah, air maupun udara. Untuk itu perlunya isolasi maupun permurnian
untuk mendapatkan mikroorganisme tersebut. Populasi yang besar dan
kompleks dengan berbagai mikroba terdapat dalam tubu manusia
termasuk dimulut, saluran pencernaan dan kulit Isolasi merupakan cara
untuk memisahkan atau memindahkan mikroba tertentu dari lingkungan
atau tempat asal kemedium buatan, untuk mendapatkan biakan murni,
ada dua macam isolasi yaitu isolasi bakteri dan isolasi fungi (jamur),
sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni(Dwidjoseputro, 1980).
Biakan murni ialah biakan yang sel-sel mikrobanya berasal dari
pembelahan dari suatu sel tunggal atau suatu biakan yang terdiri dari satu
spesies atau jenis mikroba murni, Untuk memperoleh kultur murni, kita
harus dapat menumbuhkan mikroorganisme dimedium buatan sel-sel
mikroba yang tumbuh akan membentuk koloni sel yang tetap pada
tempatnya. Kultur murni atau biakan murni diperlukan untuk untuk
menelaah dan mengidentifikasi mikroorganisme(Dwidjoseputro, 1980).
Prinsip dari isolasi adalah memisahkan satu jenis mikroba dengan
mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam mikroba. Ada
beberapa metode atau teknik yang dilakukan untuk mengisolasi mikroba
yaitu teknik piringan goresan (streak plate), metode tuang (pour-plate
method), teknik sebar (spread plate), teknik pengenceran (dilution
method), dan micromanipulator(Jutono, dkk. 1980).
Medium yang digunakan Untuk isolasi bakteri menggunakan
medium Na dan isolasi fungi (jamur) menggunakan medium PDA. Isolasi
dilakukan untuk memperoleh kultur murni atau biakan murni fungsi dari
biakan murni adalah untuk mempermudah dalam mengidentifikasi suatu
jenis mikroorganisme(Jutono, dkk. 1980).

1.2 . Maksud Praktikum


Agar mahasiswa dapat mengetahui cara isolasi bakteri dan fungi
dengan baik dan benar

1.3. Tujuan Praktikum


Untuk mengetahui dan memahami cara mengisolasi bakteri dan fungi
pada medianya secara baik dan benar

1.4. Manfaat Praktikum


Agar mahasiswa dapat mengetahui cara mengisolasi bakteri
menggunakan Medium NA dan fungi menggunakan Medium PDA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Dasar Teori


Mikroorganisme pada suatu lingkungan alami merupakan populasi
campuran dari berbagai jenis baik mikroorganisme pada tanah, air,
udara, makan, maupun yang terdapat pada tubuh mewan dan manusia.
Pemisahan mikroorganisme diperlukan untuk mengetahui jenis,
mempelajari cultural, morfologi, karakteristik mikroorganisme tersebut.
Teknik pemisahan tersebut disebut isolasi yang disertai dengan
pemurnian. (Irianto,2007)
Prinsip dari isolasi mikroba adalah memisahkan satu jenis mikroba
dengan mikroba lain yang berasal dari campuran bermacam-macam
mikroba. Hal ini dapat dilakukan dengan menumbuhkannya dalam media
padat, sel- sel mikroba akan membentuk koloni sel yang tetap pada
tempatnya. Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode
mikrobioligis, antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba.
Untuk mengamati ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi, dan serologi
dibutuhkan mikroba yang berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro 1980).
Menurut Cappucino & Sherman (1987) teknik isolasi bakteri yaitu
dengan Dilution methode. Dilution methode adalah pengenceran
bertingkat yang terbagi menjadi tiga macam, yaitu:
a. Streak plate technique merupakan metode isolasi kualitatif dengan
menggoreskan mikroorganisem yang diambil atau kultur bakteri
diatas permukaan medium padat dengan menggunakan jarum
medium inokulasi.
b. Spread plate technique merupakan metode isolasi dengan cara
meratakan enceran campuran mikroorganisme diatas permukaan
medium padat secara steril.
c. Pour plate technique merupakan tekni isolasi dengan cara membuat
pengenceran secara berturut-turut dengan menggunakan jarum
inokulasi dan pipet. Selanjutnya enceran tersebut dicampurkan
dengan medium agar dan dibiarkan sampai padat.
Mikroorganisme dapat diperoleh dari lingkungan air, tanah, udara,
substrat yang berupa bahan pangan, tanaman, heman dan manusia.
Jenis mikroorganismenya dapat berupa bakteri, khamir, kapang, dan
sebagainya. Populasi dari mikroba yang ada dilingkungan ini sangatlah
beraneka ragam sehingga dalam mengisolasi diperlukan beberapa tahap
penanaman hingga berhasil diperoleh koloni tunggal. Koloni tunggal ini
kemudiaan akan diperbanyak untuk suatu tujuan identifikasi.
(ferdiaz,1992)
Mikroorganisme dibiakkan di laboratorium pada bahan nutrient yang
disebut medium. Banyak sekali medium yang tersedia macamnya yang
dipakai bergantung pada banyak faktor, salah satu diantaranya ialah
macam mikroorganisme yang akan ditumbuhkan (Pelczar, 2008).
Untuk menanam suatu mikroba perlu diperhatikan faktorfaktor
nutrisi serta kebutuhan akan oksigen (gas, O2 atau udara). Cara
menumbuhkan mikroba yang anaerob sangat berbeda dengan yang
aerob. Mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut
dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan murni
dalam medium buatan. Untuk isolasi harus diketahui cara-cara menanam
dan menumbuhkan mikroba pada medium biakan serta syarat-syarat lain
untuk pertumbuhannya (Jutono dkk, 1980).
Biakan murni diperlukan dalam berbagai metode mikrobiologis,
antara lain digunakan dalam mengidentifikasi mikroba. Untuk mengamati
ciri-ciri kultural morfologi, fisiologi dan serologi dibutuhkan mikroba yang
berasal dari satu spesies (Dwidjoseputro, 2005).
Dalam kegiatan mikrobiologi pembuatan isolat dilakukan dengan
cara mengambil sampel mikrobiologi dari lingkungan yang ingin diteliti.
Dari sampel tersebut kemudian dibiakkan dengan menggunakan media
universal atau media selektif, tergantung tujuan yang ingin dicapai. Jika
menggunakan media universal akan diperoleh biakan mikroba campuran.
Untuk proses identifikasi maupun isolasi jenis tertentu saja, dilakukan
proses pembuatan isolat tunggal dari isolat campuran tersebut. Isolat
tunggal atau biakan murni merupakan biakan yang asalnya dari
pembelahan satu sel tunggal. Ada beberapa metode untuk memperoleh
biakan murni dari isolat campuran. Dua di antaranya yang sering
digunakan adalah teknik cawan gores dan teknik cawan tuang. Prinsip
dari kedua teknik tersebut sama, yaitu mengencerkan biakan campuran
hingga setiap individu spesies dapat dipisahkan, sehingga setiap koloni
yang terbentuk merupakan hasil dari pembelahan satu sel.
Didalam ilmu mikrobiologi untuk dapat menelaah bakteri khususnya
dalam skala laboratorium, maka terlebih dahulu kita harus dapat
menumbuhkan mereka dalam suatu biakan yang mana didalamnya
hanya terdapat bakteri yang kita butuhkan tersebut tanpa adanya
kontaminasi dan mikroba lain. Biakan yang semacam ini biasanya dikenal
dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan hal ini biasanya dikenal
dengan istilah biakan murni. Untuk melakukan ini haruslah mengerti jenis-
jenis nutrient yang disyaratkan dan juga macam lingkungan fisik yang
menyediakan kondisi optimum bagi pertumbuhan bakteri tersebut
(pelzcar,1996)
Teknik yang digunakan dalam pencegahan kontaminasi selama
membuat dan mensterilkan medium kultur disebut Teknik aseptis.
Kontaminan asal udara sering terdapat dalam medium, karena udara
selalu mengandung partikel debu tempat komunitas mikroba. Transfer
aseptik suatu biakan dari satu tabung medium ke tabung lainnya biasa
dilakukan dengan menggunakan jarum inokulasi atau ose yang
disterilkan dengan cara membakar di atas api. Biakan juga dapat
dipindahkan dari permukaan lempeng agar, sebagai tempat
perkembangan koloni dimana sel mengalami pertumbuhan dan
pembelahan. Metode utama yang digunakan untuk memperoleh kultur
murni dari komunitas mikroba yang mengandung beberapa mikroba yang
berbeda dilakukan dengan memilih kolonikoloni yang terpisah dan
menggoreskan pada lempeng agar dengan metode gores,sehingga
diperoleh koloni mikroba yang murni. Karakteristik mikroorganisme dapat
dipelajari dengan baik jika kita memiliki biakan murni (kultur murni).
Biakan murni merupakan suatu kultur yang terdiri dari satu macam
mikroorganisme. Untuk memperoleh kultur murni, kita harus dapat
menumbuhkan mikroorganisme di laboratorium. Untuk kebutuhan
tersebut harus tersedia nutrisi dan keadaan lingkungan yang mendukung
pertumbuhannya. Hal ini juga penting untuk mencegah masuknya
organisme lain ke dalam kultur, seperti organisme yang tidak diinginkan
yang disebut kontaminan, yang terdapat dimana-mana. Teknik
mikrobiologi yang tepat diperlukan untuk menghindari kontaminan.
(Kusnadi,2012)
Menurut Hadioetomo (1993), metode cawan gores mempunyai dua
keuntungan, yaitu menghemat bahan dan waktu. Metode cawan gores
yang dilaksanakan dengan baik kebanyakan akan menyebabkan
terisolasinya mikroorganisme yang diinginkan. Sedangkan untuk metode
cawan tuang digunakan untuk memperoleh koloni murni dari populasi
campuran mikroorganisme dengan mengencerkan spesimen dalam
medium agar yang telah dicairkan dan didinginkan (±50 oC) yang
kemudian dicawankan. Karena konsentrasi sel-sel mikroba di dalam
spesimen pada umumnya tidak diketahui sebelumnya, maka
pengenceran perlu dilakukan beberapa tahap sehingga sekurang-
kurangnya satu di antara cawan tersebut mengandung koloni terpisah di
atas permukaan ataupun di dalam agar. Metode ini memboroskan bahan
dan waktu namun tidak memerlukan keterampilan yang tinggi.
Cara penggoresan, cara ini dilakukan pada medium pembiakan
padat bentuk lempeng. Bila dilakukan dengan baik cara ini adalah cara
yang paling praktis. Setiap laboratorium memiliki cara atau metode
pengerjaan yang berbeda-beda, tetapi tujuannya adalah sama, yaitu
untuk membuat garis sebanyak mungkin pada permukaan lempeng
medium pembiakan dengan ose atau jarum bahan pemeriksaan yang
terlepas pada garis-garis terakhir koloni-koloni bakteri yang terbentuk
akan terpisah agak jauh (Irianto, 2007).
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang
terpisah. Bakteri yang memiliki flagella seringkali membentuk koloni yang
menyebar terutama bila digunakaN lempengan yang basah.Untuk
mencegah hal itu harus digunakan lempengan agar yangbenar-benar
kering permukaannya (Lay, 1994)
Menurut Dwidjoseputro (1980), sifat-sifat koloni yang tumbuh pada
agar-agar lempengan dan pada agar-agar miring. Sifat-sifat koloni pada
agar-agar lempengan mengenai bentuk, permukaan dan tepi. Bentuk
koloni dilukiskan sebagai titik-titik, bulat berbenang, tak teratur, serupa
akar, serum kumparan. Permukaan koloni dapat datar, timbul mendatar,
timbul melengkung, timbul mencembung, timbul membukit dan timbul
berkawah. Tepi koloni ada yang utuh, ada yang berombak, ada yang
berbelah-belah, ada yang bergerigi, ada yang berbenang-benang dan
ada yang keriting. Dan Sifat-sifat koloni pada agar-agar miring. Sifat ini
berkisar pada bentuk dan tepi koloni dan sifat itu dinyatakan dengan
kata-kata seperti : serupa pedang, serupa duri, serupa tasbih, serupa
titik-titik, serupa batang dan serupa akar.
Keuntungan media agar miring ini adalah luas permukaan yang
kecil sehingga peluang kontaminasi rendah dan dapat memperluas
bidang untuk digunakan strain murni (indukan murni). Sedangkan
kerugiannya hanya memuat sedikit mikroorganisme. Media agar untuk
bakteri digunakan media NA (Nutrien agar) karena yang komposisinya
ekstrak daging sapi didalamnya mengandung protein, karbohidrat,
vitamin dan sedikit lemak juga terdapat adanya beberapa factor
pertumbuhan yang tidak mampu mensintesis mikroorganisme,
(Waluyo,L,2005)
Mikroba ialah jasad renik yang mempunyai kemampuan sangat baik
untuk bertahan hidup. Jasad tersebut dapat hidup hampir disemua
tempat dipermukaan bumi. Penentuan jumlah angka mikroorganisme
sangat penting dilakukan. Berbagai metode telah dikembangkan untuk
menghitung jumlah mikroorganisme. Metode tersebut menghitung jumlah
sel, massa sel atau isi sel yang sesuai dengan jumlah sel. Salah satu dari
metode tersebut adalah perhitungan langsung (Direct Count).
(Bibiana,2010).
Setelah mikroba ditumbuhkan pada media agar tabung maupun
cawan dan estelah inkubasi akan terlihat pertumbuhan bakteri dengan
berbagai macam bentuk, ukuran, sifat, dan berbagai ciri khas yang lain.
Ciri-ciri ini akan mengarahkan ke sifat-sifat mikroba tersebut pada media
pertumbuhan, sehingga pengamatan morfologi ini sangat penting untuk
diperhatikan (Ratna,1990).
BAB IV
PEMBAHASAN

4.3. Pembahasan
Isolasi cara untuk memisahkan mikroorganisme tertentu dari
lingkungan, sehingga dapat diperoleh biakkan yang murni atau kultur
murni. Kultur murni adalah kultur yang sel-sel mikrobanya berasal dari
pembelahan dari satu sel tunggal. Tujuan dari praktikum ini adalah untuk
memperlihatkan adanya aneka ragam mikroorganisme pada berbagai
lingkungan sekitar daerah kita dikehidupan sehari-hari.
Pada praktikum ini ada dua jenis isolasi yang akan digunakan yaitu
isolasi bakteri dan isolasi jamur, pada isolasi bakteri menggunkan bakteri
propandus atau bakteri yang berasal dari manusia dan isolasi jamur
menggunakan jamur yang berasal dari roti.
Pembiakan murni dilakukan menggunakan teknik gores atau streak
plate medhod dengan cara penggoresan secara sinambung pada
medium agar yang digunakan sebagai tempat pertumbuhan baru.
Penggoresan yang sempurna akan menghasilkan koloni yang terpisah
dan hanya berjumlah sedikit saja
Medium NA berfungsi untuk membiakan berbagai macam
mikroorganisme serta kultur bakteri. Sedangkan medium PDA berfungsi
untuk menumbuhkan fungi jenis kapang. Pada praktikum ini kita
mempelajari bagaimana melakukan teknik inokulasi biakan
mikroorganisme pada medium steril sehingga bisa mendefinisikan bahwa
teknik inokulasi adalah pekerjaan memindahkan bakteri dari medium
lama kemedium baru dengan tingkat ketelitian sangat tinggi dan dituntut
untuk bekerja secara aseptic yaitu bebas dari pengaruh kontaminan
mikroorganisme yang lain. Teknik aseptic dilakukan dengan penyediaan
alat-alat kerja yang steril dan bekerja didekat api Bunsen agar terhindar
dari kontaminan udara.pada waktu inokulasi jarum yang digunakan untuk
meindahkan mikroba harus dipijarkan diatas api segera sebelum dan
sesudah melakukan pemindahan. Pemanasan ini menghancurkan semua
bentuk kehidupan yang ada pada permukaan jarum atau alat
pemindahan.
Cara memindahkan bakteri dan dari satu medium kemedium lainnya
kita dapat menggunakan ose atau bisa juga menggunakan jarum
inokulasi tetapi jarum inokulasi tidak dianjurkan dalam proses isolasi
streak plat atau teknik gores karena jarum inokulasi memiliki
kemungkinan yang sangat besar untuk merusak medium. Maka
sebaiknya dalam pengambilan bakteri menggunakan ose, sebelum
digunakan ose sebaiknya dipijar terlebih dahulu diatas Bunsen sehingga
jarum ose yang digunakan steril.
Dalam proses isolasi metode streak plate atau teknik gores
sinambung, sangat baik digunakan untuk mengisolasi mikroorganisme
pada cawan sehingga didapatkan koloni terpisah dan merupakan biakan
murni. Kenapa sangat baik digunakan untuk mendapatkan koloni terpisah
dan biakan murni karena ada satu daerah atau goresan awal masih
mengandung banyak sel mikroorganisme, goresan kedua kandungan
koloni atau koloni sel mikroorganisme tidak sebanyak saat goresan
pertama dan pada goresan terakhir jumlah sel mikroorganismenya
semakin sedikit dan akhirnya terpisah-pisah menjadi suatu koloni tunggal.
Keuntungan dari metode cawan gores lebih praktis karena hemat
biaya dan tidak membutuhkan waktu yang lama akan tetapi metode gores
sinambung memerlukan atau membutuhkan keterampilan menggores
yang baik dan benar karena salah dalam menggores dapat merusak
permukaan medium yang akan digunakan.
Cara kerja untuk isolasi bakteri Siapkan alat dan bahan.Panaskan
media NA yang sudah dibuat. Tuang pada cawan petri tetapi masih
dalam keadaan steril. Tutup kembali media Na dalam keadaan steril.
Gerakkan seperi angka 8 agar media merata. Beri label penanda.
Panaskan ose hingga berpijar, tunggu sebentar agar ose tidak terlalu
panas. Lalu gesekan pada lidah seseorang untuk mengambil bakteri
yang terdapat di lidah. Langsung gores pada cawan petri secara
sinambung. Masukkan pada inkubator dan amati perubahannya selama
beberapa hari.
Cara kerja untuk isolasi jamur Siapkan alat dan bahan. Panaskan
media PDA yang sudah dibuat. Tuang media PDA pada cawan petri yang
sudah di sterilkan. Pada proses penuangan harus steril dan
menggunakan api bunsen. Beri label penanda. Setelah dituang, tutup
kembali media PDA dalam keadaan steril.
Cawan petri yang sudah steril digerakkan seperti angka 8. Lalu
dinginkan hingga mengeras. Panaskan ose hingga berpijar, lalu ambil
jamur yang terdapar pada roti. Langsung goreskan pada cawan petri
berisi media PDA yang sudah dingin, menggunakan metode sinambung.
Simpan dan amati perubahannya selama beberapa hari.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Mengisolasi suatu mikroba ialah memisahkan mikroba tersebut
dari lingkungannya di alam dan menumbuhkannya sebagai biakan
murni dalam medium buatan bakteri yang akan dibiakan adalah bakteri
probandus atau bakteri yang berasal dari manusia dan untuk fungi
menggunakan jamur roti. Setelah diinkubasikan bakteri diamati. Pada
pengamatan pertama jumlah koloni bakteri sebanyak 167, pengamatan
kedua 227, dan pengamatan ketiga 252.

5.2 Saran
Pada praktikum selanjutnya sebaiknya praktikan lebih memperhatikan
semua alat-alat yang akan digunakan semuanya harus steril Dan juga
praktikan harus menggunakan metode aseptis untuk mencegah
kontaminasi
DAFTAR PUSTAKA

Biabiana, 2010. Analisis Mikrobia di Laboratorium. PT Raya Grafindo


Persada.Jakarta.
Cappuccino,JG,.Sherman,N.1987. Microbiology:A laboratory manual. The
Benjamin/cummings publishing company, Inc, Clifornia
Dwidjoseputro, 1980. Dasar-dasar Mikrobiologi. Bambatang. Jakarta.
Dwidjoseputro, 2005, Dasar-Dasar Mikrobiologi, Djambatan : Jakarta.
Ferdiaz, S. 1994. Analisis mikrobiologi pangan. Jakanrta: raja grafindo
persada
Hadioetomo, R.S. 1993. Mikrobiologi dasar dalam praktek teknik dan
prosedur dasar laboratorium. PT gramedia pustaka utama. Jakarta.
Irianto K., 2007. Mikrobiologi. Yrama Widya. Bandung.
Jutono, dkk. 1980. Pedoman praktikum mikrobiologi umum untuk perguruan
tinggi. Yogyakarta: UGM Press.
Kusnadi, Ammi., S.M,. dan S. Yanti. 2012. standar praktik mikrobiologi.
Bandung
Lay, B.W., 2008. Analisis Mikroba di Laboratorium. PT. Raja Grafindo
Persada. Jakarta.
Pelczar, M. J.; Chan, E.H.,; and deibel, R. H. 1968. Laboratory manual
for food microbiologi. Minneapolis, Burgess Publ. Co.
Palezar, C. 2008. Dasar – dasar Mikrobiologi. UI Press. Jakarta
Ratna, Sri, 1990, Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Jakarta : Gramedia.
Waluyo,L,2005,mikrobiologi umum,mm press: Malang

Anda mungkin juga menyukai