Anda di halaman 1dari 8

20

III.8 Asessment and Plan

Berdasarkan analisis rasional pengobatan pasien selama dirawat di rumah sakit, maka dilakukan assessment dan

plan seperti pada tabel III.7.

Tabel III.7 Data Assesment and Plan Terhadap Profil Pengobatan Pasien
Problem Terapi DRPs Rekomendasi Monitoring
medik
Sindrom  Deksametaso  Tepat obat  Medikasi standar dalam penanganan Sindrom Kondisi
Nefrotik n inj dan tablet Nefrotik yaitu menggunakan prednison atau pasien
prednisolon(8). Jadi penggunaan deksametason
tidak tepat obat.

 Prednison  Waktu  Sebaiknya penggunaan prednison sejak awal


pemberian masuk rumah sakit

 Sesuai dengan anjuran ISKDC (International


Study on Kidney Diseases in Children)
pengobatan inisial SN dimulai dengan
pemberian prednison dosis penuh (fulldose) 60
mg/m2 LPB/hari atau 2 mg/kgBB/hari
(maksimal 80 mg/hari), dibagi 3 dosis, untuk
menginduksi remisi. Prednison dosis penuh
(fulldose) inisial diberikan selama 4 minggu. (15)
21

Lanjutan Tabel III.7 Data Asesment and Plan Terhadap Profil Pengobatan Pasien
Problem Terapi DRPs Rekomendasi Monitoring
medik
Bengkak pada  Furosemida  Lama  Seharusnya penggunaan furosemid dihentikan Kondisi
perut dan kaki pemberian setelah melihat kondisi pasien yang pasien,
(edema) hipokalemia dan direkomendasikan Pemantauan
menggunakan diuretik hemat kalium elektrolit
(spironolakton). natrium dan
 Penggunaan bersama dengan sefalosporin kalium darah
dapat meningkatkan nefrotoksisitas
(13)
sefalosporin.
 Spironolakton  Spironolakton merupakan obat pilihan untuk
hipertensi hiperaldosteronisme sekunder
seperti asites pada sirosis hepatis dan sindrom
nefrotik(13).
 Spironolakton adalah diuretik penghemat
Kalium. Menghambat aldosteron, yang
menstimulasi penyerapan kembali Na dan
pengeluaran K.(13)
Infeksi Cefotaksim inj Sudah sesuai  Terapi untuk Sindrom Nefrotik seharusnya Kondisi
diberikan antibiotik untuk mencegah infeksi pasien,
sekunder. Pemberiannya sudah tepat yaitu Nilai WBC
diberikan sejak awal masuk untuk mencegah
infeksi sekunder (8). Hal ini juga dapat dilihat
pada nilai WBC yang tinggi.
22

Lanjutan Tabel III.7 Data Asesment and Plan Terhadap Profil Pengobatan Pasien

Problem Terapi DRPs Rekomendasi Monitoring


medik
Hipokalsemia Calcium lactat Waktu  Seharusnya diberikan sejak awal sebagai Kondisi
pemberian profilaksis kortikosteroid jangka panjang untuk pasien (ada
melindungi pasien dari osteoporosis (16). tidaknya efek
samping)
 Pada SN dapat terjadi hipokalsemia karena:
penggunaan steroid jangka panjang yang
menimbulkan osteoporosis dan Osteopenia
dan kebocoran metabolit vitamin D. Oleh
karena itu pada SN relaps sering dan SN
resisten steroid dianjurkan pemberian
suplementasi kalsium 500 mg/hari dan vitamin
D.(16)

Hipokalemia Aspar K Waktu  Seharusnya diberikan sejak pasien mengalami Kondisi


pemberian hipokalemia pasien

 Obat ini umumnya digunakan untuk membantu


meningkatkan kadar ion kalium dalam darah
yang kurang/hipokalemia.(12

Lanjutan Tabel III.7 Data Asesment and Plan Terhadap Profil Pengobatan Pasien
23

Problem Terapi DRPs Rekomendasi Monitoring


medik
Proteinuria - Ada indikasi,  Sebaiknya untuk mengurangi proteinuria Protein di Urin
tidak ada diberikan terapi simptomatik dengan golongan
terapi ACE Inhibitor, misalnya Captopril(5).
 Angiotensin converting enzyme inhibitor
mengurangi ultrafiltrasi protein glomerulus
dengan menurunkan tekanan intrakapiler
glomerulus dan memperbaiki size selective
barrier glomerulus (17).
 Pembatasan asupan protein 0,8 – 1,0 g/kg BB/
hari juga dapat mengurangi proteinuria (5).
Hiperlipidemia - Ada indikasi,  Sebaiknya pasien diberikan terapi Kadar
tidak ada antihiperlipidemia golongan statin seperti kolesterol
terapi simvastatin untuk menurunkan kadar
kolesterolnya atau pasien dianjurkan untuk
diet.
 Simvastatin dapat menurunkan jumlah
kolesterol total dan LDL dan meningkatkan
HDL. Secara in vitro simvastatin akan
dihidrolisis menjadi metabolit aktif. Mekanisme
kerja dari metabolit aktif tersebut dengan cara
menghambat kerja 3-hidroksi-3-metilglutaril
koenzim A (HMG-CoA) reduktase, dimana
enzim ini mengkatalisis perubahan HMG Co-A
menjadi asam mevalonat yang merupakan
yang merupakan langkah awal dari sintesis
kolesterol (13)
Lanjutan Tabel III.7 Data Asesment and Plan Terhadap Profil Pengobatan Pasien
24

Problem Terapi DRPs Rekomendasi Monitoring


medik
BAB encer New Diatab Waktu Kondisi
(attapulgit) pemberian  Pemberian terapi sejak awal mengeluh diare. pasien

 Attapulgit adalah magnesium aluminum silikat


hidrat yang mengadsorpsi bakteri dan toksin
dalam jumlah besar dan mengurangi kehilangan
air.(9)

Muntah Ondansentron inj Lama  penggunaan ondansentron sebaiknya dihentikan


pemberiannya jika tidak ada gejala muntah(10). Kondisi
kurang tepat. pasien
 Ondansentron suatu antagonis reseptor 5HT 3
yang bekerja secara selektif dan kompetitif
dalam mencegah maupun mengatasi mual dan
muntah akibat pengobatan(13).

Nyeri ulu hati, Ranitidin inj, Sudah sesuai Ranitidin digunakan untuk mencegah efek Nyeri ulu hati
Nyeri perut ranitidin tablet samping dari penggunaan obat kortikosteroid yang
yang dapat terjadi berupa ulserasi lambung dan dirasakan
duodenum(12). pasien

Lemah, Sohobion drips, Sudah sesuai Digunakan sebagai suplemen vitamin Kondisi
anemis, vit. C pasien
pusing
25

Lanjutan Tabel III.7 Data Asesment and Plan Terhadap Profil Pengobatan Pasien

Problem Terapi DRPs Rekomendasi Monitoring


medik
Hiperlipidemia - Ada indikasi,  Sebaiknya pasien diberikan terapi Kadar
tidak ada antihiperlipidemia golongan statin seperti kolesterol
terapi simvastatin untuk menurunkan kadar
kolesterolnya atau pasien dianjurkan untuk
diet.
 Simvastatin dapat menurunkan jumlah
kolesterol total dan LDL dan meningkatkan
HDL. Secara in vitro simvastatin akan
dihidrolisis menjadi metabolit aktif. Mekanisme
kerja dari metabolit aktif tersebut dengan cara
menghambat kerja 3-hidroksi-3-metilglutaril
koenzim A (HMG-CoA) reduktase, dimana
enzim ini mengkatalisis perubahan HMG Co-A
menjadi asam mevalonat yang merupakan
yang merupakan langkah awal dari sintesis
kolesterol (13)
BAB encer New Diatab Waktu  Pemberian terapi sejak awal mengeluh diare. Kondisi
(attapulgit) pemberian pasien
 Attapulgit adalah magnesium aluminum silikat
hidrat yang mengadsorpsi bakteri dan toksin
dalam jumlah besar dan mengurangi kehilangan
air.(9)
26

Lanjutan Tabel III.7 Data Asesment and Plan Terhadap Profil Pengobatan Pasien
Problem Terapi DRPs Rekomendasi Monitoring
medik
Muntah Ondansentron inj Lama  Penggunaan ondansentron sebaiknya
pemberiannya dihentikan jika tidak ada gejala muntah(10). Kondisi
kurang tepat. pasien
 Ondansentron suatu antagonis reseptor 5HT 3
yang bekerja secara selektif dan kompetitif
dalam mencegah maupun mengatasi mual dan
muntah akibat pengobatan(13).
Nyeri ulu hati, Ranitidin inj, Sudah sesuai Ranitidin digunakan untuk mencegah efek Nyeri ulu hati
Nyeri perut ranitidin tablet samping dari penggunaan obat kortikosteroid yang
yang dapat terjadi berupa ulserasi lambung dan dirasakan
duodenum(12). pasien
Lemah, Sohobion drips, Sudah sesuai Digunakan sebagai suplemen vitamin Kondisi
anemis, vit. C pasien
pusing
Nyeri hebat Tramadol inj Sudah sesuai  Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja Kondisi
pada reseptor opiat. pasien
Tramadol mengikat secara stereospsifik pada
reseptor di sistem saraf pusat sehingga
menghentikan sensasi nyeri dan respon
terhadap nyeri. Di samping itu Tramadol
menghambat pelepasan neutrotransmiter dari
saraf aferen yang bersifat sensitif terhadap
rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat. (13)

Lanjutan Tabel III.7 Data Asesment and Plan Terhadap Profil Pengobatan Pasien
27

Problem Terapi DRPs Rekomendasi Monitoring


medik

Terapi  Infus NaCl  Natrium Klorida 0,9% merupakan garam yang


Parenteral 0,9% Sudah sesuai berperanan penting dalam memelihara
tekanan osmosis darah dan jaringan. Natrium
Klorida 0,9% mempunyai fungsi untuk Kondisi
mengembalikan keseimbangan elektrolit pada Pasien
waktu dehidrasi. Pemberian Natrium Klorida
0,9% dinilai sudah rasional mengingat kondisi
pasien yang lemah sehingga dibutuhkan
asupan cairan elektrolit(18).
 lnfus dextrosa  Dekstrosa dimetabolisme menjadi CO2 dan
5% air, maka larutan dekstrosa dan air dapat
mengganti cairan tubuh yang hilang. Injeksi
dekstrosa dapat juga digunakan sebagai
diuresis dan volume pemberian tergantung
kondisi klinis pasien.(13)
 infus asering  Nutrien & pengobatan asidosis yang
berhubungan dengan dehidrasi & kehilangan
ion alkali dalam tubuh.(9)

Anda mungkin juga menyukai