KONSEP MURABAHAH
Disusun Oleh :
PERBANKAN SYARI’AH
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NAHDLATUL ULAMA
JEPARA
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat ALLAH SWT karena berkat dan rahmad-Nya kami
dapat menyelesaikan tugas makalah mata kuliah Fiqh Muamalah ini yang berjudul
“Konsep Murabahah”. Makalah ini dibuat sehubungan dengan tugas yang
diberikan dosen saya Bapak Ahmad Fauzan Mubaroq,S.E.,M.Sy. untuk memenuhi
nilai mata kuliah Fiqh Muamalah. Dengan diselesaikannya tugas makalah ini,
kami harapkan dapat memenuhi syarat penilaian tugas dan berguna untuk para
pembacanya.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi
perbaikan pembuatan makalah ini di kemudian hari. Semoga makalah ini dapat
memberi manfaat bagi para pembaca.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1. Latar Belakang...................................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................2
2.1. Pengertian Murabahah........................................................................................2
2.2. Dasar Murabahah................................................................................................3
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Murabahah adalah salah satu dari bentuk akad jual beli yang telah
banyak dikembangkan sebagai sandaran pokok dalam pembiayaan
modal kerja dan investasi dalam perbankan syariah yang memiliki
prospek keuntungan yang cukup menjanjikan. Karena keuntungan yang
menjanjikan itulah sehingga semua atau hampir semua lembaga
keuangan syariah menjadikannya sebagai produk financing dalam
pengembangan modal mereka.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Murabahah
Murabahah dalam perspektif fiqh merupakan salah satu dari
bentuk jual beli yang bersifat amanah (bai’ al-amanah). Jual beli ini
berbeda dengan jual beli musawwamah / tawar menawar. Murabahah
terlaksana antara penjual dan pembeli berdasarkan harga barang, harga
asli pembelian penjual yang diketahui oleh pembeli dan keuntungan
yang diambil oleh penjual pun diberitahukan kepada pembeli,
sedangkan musawwamah adalah transaksi yang terlaksana antara
penjual dan pembeli dengan suatu harga tanpa melihat harga asli
barang. Jual beli yang juga termasuk dalam jual beli bersifat amanah
adalah jual beli wadhi’ah, yaitu menjual kembali dengan harga rendah
(lebih kecil dari harga asli pembelian), dan jual beli tauliyah, yaitu
menjual dengan harga yang sama dengan harga pembelian. (Wiroso,
2005 : 15)
أولﺌﻚ الﺬﻳن اﺷﱰوا الﻀﻼلﺔ ﺑاﳍﺪى فﻤا رﲝت ﲡارﻢ وما ﻛاﻧﻮا مﻬﺘﺪﻳن
2
Dalam konteks mu’amalah, kata murabahah biasanya diartikan
sebagai jual beli yang dilakukan dengan menambah harga awal.
3
ketentuan ini, jual beli murabahah mendapat pengakuan dan
legalitas dari syara’ dan sah untuk dioperasionalkan dalam
praktik pembiayaan di bank syariah dan Baitul Mall wa Tamwil
(BMT) karena ia merupakan salah satu bentuk jual beli dan tidak
mengandung unsur ribawi.
Kemudian di dalam surat An-Nisa ayat 29, yang berbunyi :
ر ر ن ر
ض
ن ت رررا ض
جاررة ة ع ر ن
ن تت ر
كو ر ل إ تلل أ ن
ن تر ك م تبال نرباط ت ت وال رك ك ن
م ب ري نن رك ك ن مكنوا رل ت رأك ككلوا أ ن
م ر نآ ر ريا أي يرها ال ل ت
ذي ر
من نك ك ن
م ت
C. Al-Ijma
Transaksi ini sudah dipraktekkan di berbagai kurun dan tempat
tanpa ada yang mengingkarinya, ini berarti para ulama
menyetujuinya.
D. Kaidah Fiqh, yang menyatakan:
4
“Pada dasarnya, semua bentuk muamalah boleh dilakukan kecuali
ada dalil yang mengharamkannya.”
E. Fatwa Dewan Syariah Nasonal Majelis Ulama Indonesia
No.04/DSN-MUI/IV/2000, tentang MURABAHAH.
2. Pembeli (Musytari)
Pembeli dalam pembiayaan murabahah adalah nasabah
yang mengajukan permohonan pembiayaan ke bank atau
BMT.
3. Objek jual beli (Mabi’)
Yang sering dilakukan dalam permohonan pembiayaan
murabahah oleh sebagian besar nasabah adalah terhadap
barang-barang yang bersifat konsumtif untuk pemenuhan
5
kebutuhan produksi, seperti rumah, tanah, mobil, motor dan
sebagainya.
4. Harga (Tsaman)
Harga dalam pembiayaan murabahah dianalogikan dengan
pricing atau plafond pembiayaan.
5. Ijab qobul.
Dalam perbankan syariah ataupun Lembaga Keuangan
Syariah (BMT), dimana segala operasionalnya mengacu
pada hukum Islam, maka akad yang dilakukannya juga
memilki konsekuensi duniawi dan ukhrawi. Dalam akad
biasanya memuat tentang spesifikasi barang yang
diinginkan nasabah, kesediaan pihak bank syariah atau BMT
dalam pengadaan barang, juga pihak bank syariah atau
BMT harus memberitahukan harga pokok pembelian dan
jumlah keuntungan yang ditawarkan kepada nasabah (terjadi
penawaran), kemudian penentuan lama angsuran apabila
terdapat kesepakatan murabahah.
B. Syarat Murabahah
Selain ada rukun dalam pembiayaan murabahah, juga
terdapat syarat-syarat yang sekiranya menjadi pedoman
dalam pembiayaan sekaligus sebagai identitas suatu produk
dalam bank syariah atau BMT dengan perbankan
konvensional. Syarat dari jual beli murabahah tersebut antara
lain :
1. Penjual memberi tahu harga pokok kepada calon
pembeli. Hal ini adalah logis, karena harga yang akan
dibayar pembeli kedua atau nasabah didasarkan pada
modal si pembeli awal / Bank atau BMT.
2. Akad pertama harus sah sesuai dengan rukun yang
ditetapkan.
3. Akad harus bebas dari riba.
4. Penjual harus menjelaskan kepada pembeli bila terjadi
cacat atas barang sesudah pembelian.
6
5. Penjual harus menyampaikan semua hal yang berkaitan
dengan pembelian, misalnya pembelian dilakukan secara
hutang.
7
2. Murabahah berdasarkan pesanan
Sedangkan yang dimaksud dengan murabahah berdasarkan
pesanan adalah jual beli murabahah yang dilakukan setelah ada
pesanan dari pemesan atau nasabah yang mengajukan pembiayaan
murabahah. Jadi dalam murabahah berdasarkan pesanan, bank
syariah atau BMT melakukan pengadaan barang dan melakukan
transaksi jual beli setelah ada nasabah yang memesan untuk
dibelikan barang atau asset sesuai dengan apa yang diinginkan
nasabah tersebut.
BAB III
PENUTUP
4.1. Simpulan
Berdasarkan asal kata dan beberapa pendapat para ahli dapat
disimpulkan bahwa akad murabahah adalah suatu bentuk jual-beli di
mana penjual memberi tahu kepada pembeli tentang harga pokok
(modal) barang dan pembeli membelinya berdasarkan harga pokok
tersebut kemudian memberikan margin keuntungan kepada penjual
sesuai dengan kesepakatan.
Dasar hukum akad murabahah terdiri dari alqur’an, as-sunnah,
ijma, kaidah syariah dan fatwa DSN MUI. Rukun Murabahah yakni
penjual, pembeli, objek jual beli, harga, ijab kabul. Jenis – jenis akad
murabahah ada 2 yaitu, murabahah dengan pesanan dan murabahah
8
tanpa pesanan. Murabahah dengan pesanan adalah penjual tidak
melakukan pembelian barang sebelum adanya akad murabahah.
Murabahah tanpa pesanan adalah penjual memiliki persediaan barang
dagang/murabahah.
4.2. Saran
Kami menyadari, dalam pembuatan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap agar
ada kritik dan saran dari semua pihak terutama dosen. Kami hanyalah
manusia biasa. Jika ada kesalahan, itu datangnya dari kami sendiri. Dan
jika ada kebenaran, itu datangnya dari Allah swt.
Daftar Pustaka
Antonio, M. Syaf ’i’i. 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek. Jakarta : Gema
Insani
9
Wiroso. 2005. Jual Beli Murabahah. Yogyakarta : UII Press
10