Anda di halaman 1dari 11

TUGAS AKHIR SEMESTER

TEKNOLOGI SEPEDA MOTOR


“PENGUJIAN EMISI, DAYA DAN TORSI MOTOR SUPRA X 125
DENGAN KNALPOT RACING”

Disusun Oleh :
Noor Rochim (13504241064)
Ahmad Yoga Pradana (18504244006)
Desda Sinatrya Ramadhan (18504244007)

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap kendaraan bermotor memiliki fungsi utama, yaitu sebagai sarana


transportasi, baik itu roda dua, empat, atau lebih. Sepeda motor sendiri merupakan
alat transportasi yang paling banyak dipakai oleh masyarakat dengan jumlah 113
juta pengguna sepeda motor pada tahun 2017 di Indonesia (BPS). Data ini
merupakan jumlah terbanyak diantara transportasi yang lain seperti kendaraan
penumpang, bus, dan kendaraan barang. Sehingga penyumbang polusi terbesar di
Indonesia merupakan dari kendaraan roda dua atau sepeda motor. Dengan demikian
gas sisa pembakaran atau emisi dari sepeda motor tersebut harus diperhatikan.
Terutama untuk motor-motor produk lama, yang masih konvensional (karburator),
dan motor dengan mesin dua tak yang sampai saat ini masih banyak yang
menggunakan.

Di sisi lain, peforma mesin sepeda motor itu sendiri juga harus diperhatikan,
baik dalam penggunaan sesuai kebutuhan atau dalam hal perawatan. Peforma mesin
ini dapat menunjang kebutuhan manusia. Dalam hal ini peforma mesin meliputi
daya, torsi, kapasitas mesin dll. Oleh karena itu, masyarakat saat ini harus pandai-
pandai memilih sepeda motor sebelum membeli. Karena memang membeli sebuah
sepeda motor harus sesuai dengan kebutuhan. Peforma mesin yang baik akan
berdampak pada emisi yang baik pula.

Salah satu tipe motor dari pabrikan Honda, yaitu Supra X 125 bermesin
125cc dengan sistem bahan bakar karburator (konvensional), kali ini akan
dilakukan pengujian baik emisi, daya dan torsi pada Honda Supra X 125. Tapi
dalam pengujian motor Supra X kali ini akan dipasangkan knalpot racing,. Untuk
mengetahui peforma dari motor ini jika dipasang knalpot racing dengan mesin
standar.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana peforma Honda Supra X 125 saat dipasang knalpot racing dengan
mesin standar dilihat dari emisi, daya, dan torsinya?

C. Tujuan Pengujian
Untuk mengetahui peforma Honda Supra X 125, dilihat dari emisi, daya, dan
torsinya, dengan dipasang knalpot racing bermesin standar.

D. Manfaat pengujian
1. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana peforma kendaraan Supra X 125
mesin standar dengan dipasang knalpot racing secara real pengujian di
tempat.
2. Mahasiswa dapat mengetahui bagaimana proses pengujian sebuah sepeda
motor, mulai dari emisi, dan pengujian di Dynotest.
BAB II

ISI

A. Spesifikasi Kendaraan

1. Mesin

Tipe mesin 4 langkah, SOHC 2 katup, pendinginan udara


Sistem bahan bakar Karburator
Diameter x langkah 52,4 mm x 57,9 mm
Volume silinder 124,8 cc
Perbandingan kompresi 9,0 : 1
Daya maksimum 9,3 PS / 7500 rpm
Torsi maksimum 1.03 kgf.m/4000 rpm
Gigi transmisi 4 kecepatan rotari/bertautan tetap
Pola pengoperan gigi N-1-2-3-4-N [Rotari]
Kopling Otomatis sentrifugal, tipe basah dan ganda
Starter Pedal dan elektrik

2. Dimensi dan Berat

Panjang x Lebar x tinggi 1.889 x 702 x 1.094 mm


Jarak sumbu roda 1.242 mm
Jarak terendah ke tanah 138 mm
Berat kosong 105 kg (Cast Wheel) ; 103 kg (Spoke Wheel)

3. Rangka dan Kaki-kaki

Tipe rangka Tulang punggung


Tipe suspensi depan Teleskopik
Tipe suspensi belakang Lengan ayun dengan peredam kejut ganda
Ukuran ban depan 70/90 – 17 M/C 38P
Ukuran ban belakang 80/90 – 17 M/C 44P
Rem depan Cakram hidrolik dengan piston ganda
Rem belakang Cakram piston tunggal (CW) ; Tromol (SW)

4. Kapasitas

Kapasitas tangki bahan bakar 3,7 liter


Kapasitas minyak pelumas mesin 0,7 liter pada pergantian periodik

5. Kelistrikan

Busi ND U20EPR9 / NGK CPR6EA-9


Aki/Baterai MF 12 V ; 3,5 Ah
Sistem pengapian CDI-DC, Battery

B. Alamat Pengujian
1. Bengkel ATC FT UNY, Karanggayam, Caturtunggal, Kabupaten Sleman,
Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. RZ Erzhet Motorsport Yogyakarta, Jalan Stadion Maguwoharjo, Sleman,


Karangsari, Wedomartani, Sleman, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa
Yogyakarta.

3. Hasil Pengujian
1. Pengujian Emisi
a) Pengujian satu
CO : 5,033 % HC : 4805
ppm
CO2 : 3,48 % O2 : 9,65
%
ℷ (lamda) : 1,098

b) Pengujian dua
CO : 4,007 % HC : 2291
ppm
CO2 : 4,23 % O2 : 9,48
%
ℷ (lamda) : 1,325

2. Pengujian Dyno
4. Pembahasan
Dari hasil uji emisi gas buang didapatkan data pengujian satu, CO :
5,033 %, dan percobaan dua dengan CO : 4,007 %. dengan standar
yang diperbolehkan yaitu max 3.0 % jadi dapat di simpulkan bahwa
kadar CO tidak sesuai dengan batas maximalnya. Dengan melihat
standarnya maka hasil gas buang pada kendaraan tersebut sudah
melebihi standar keamanan.
Untuk CO2 dari hasil percobaan satu mendapatkan hasil 3,48
%, dan percobaan kedua menadapkan hasil 4,23 %. Dengan standar
minimumnya yaitu 12%, jadi dapat disimpulkan hasil gas CO2 pada
gas emisi tidak memenuhi standarnya.
Untuk HC dari hasil percobaan 1 dan ke 2 secara urut
mendapatkan hasil 4805 ppm dan 2291 ppm dan standar yang
ditentukan adalah maximum 300 ppm,dapat disimpulkan bahwa
hasil gas HC pada emisi kendaraan ini tidak memenuhi standar yang
ditentukan.
Untuk O2 dari hasil percobaan 1 dan 2 diatas didapatkan hasil
9,65% dan 9,48 %,dan standar yang ditentukan yaitu maximum 2%
, dan dapat disimpulkan bahwa oksigen ya ng terkandung dalam gas
buang tersebut sudah tidak memenuhi standar
Untuk λ dari hasil percobaan 1 dan 2 secara urut didapatkan
hasil 1,098 dan 1,325 dan untuk lamda idealnya yaitu berkisar di 1
,sedangkan apabila nilai lamda lebih dari 1 yaitu 1,325 menandakan
bahwa bahan bakar terlalu kurus atau irit.

Untuk pengujian dyno, motor Supra X 125 dengan knalpot


racing mendapatkan hasil yang baik. Untuk dayanya menghasilkan
12,15 PS pada putaran 12.034 Rpm. Dan untuk torsinya sendiri
menghasilkan 8,05 N.m. pda putaran 9.583 Rpm.
Bab III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan data hasil pengujian emisi, peforma mesin motor Supra
X 125 dengan knalpot racing menunjukan hasil yang kurang baik dari semua
aspek, mulai dari CO, HC, CO2, O2, maupun Lamda. Semua diluar standar
yang ditentukan. Ini menunjukan kondisi mesin motor yang kurang baik dan
kurang perawatan.

Berdasarkan data hasil pengujian Dyno, peforma mesin dilihat dari


daya dan torsi, Supra X 125 dengan knalpot standart mengalami
peningkatan. Dari hasil pengujian didapatkan daya motor dengan hasil
12,15 PS pada putaran 12.034 Rpm. Naik 2,7 PS dari daya awal (standart).
Untuk Torsinya sendiri mengalami penurunan, dengan hasil 8,05 N.m pada
putaran 9.583 Rpm. Turun sekitar 2 Nm dari torsi motor dengan knalpot
standart.

B. Saran
1. Untuk para pengguna sepeda motor lebih di sarankan untuk
menggunakan knalpot yang standar, selain menyebabkan polusi emisi
knalpot racing juga menyebabkan polusi suara.
LAMPIRAN DOKUMENTASI KEGIATAN

Gambar 1. Pengujian emisi di bengkel ATC

Gambar 2. Pengujian emisi di bengkel ATC


Gambar 3. Pengujian Dyno di RZ Motosport

Gambar 4. Pengujian Dyno di RZ Motosport


DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (). Perkembangan Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut


Jenis, 1949-2017. Dikutip dari bps.go.id tanggal 16 Mei 2019.
https://www.bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/1133.

Moto Blog Info. (2018, 8 Maret). Kenali Sepenggal Sejarah Honda Supra X 125
generasi kedua (2007 – 2013). Dikutip dari motorbloginfo.wordpress.com tanggal
16 Mei 2019. https://motorbloginfo.wordpress.com/2018/03/09/kenali-sepenggal-
sejarah-honda-supra-x-125-generasi-kedua-2007-2013/

Anda mungkin juga menyukai