PENDAHULUAN
adalah terputusnya kontuinitas jaringan tulang dan atau tulang rawan yang
terjadi pada laki-laki dari pada perempuan dengan umur di bawah 45 tahun
wanita lebih sering mengalami fraktur dari pada laki-laki yang berhubungan
sekitar delapan juta orang mengalami kejadian fraktur dengan jenis fraktur
yang berbeda dan penyebab yang berbeda, dari hasil survey tim Depkes RI
cacat fisik, 15% mengalami stres psikologis karena cemas dan bahkan stres,
Data fraktur di RSUD Provinsi NTB Studi pada tahun 2015 (Januari
sampai Agustus) berjumlah 541 orang. Sedangkan di ruang Gili Air RSUD
Provinsi NTB diperoleh data (Januari hingga bulan Agustus 2015), bahwa
1
2
terdapat 501 orang yang mengalami fraktur dengan jumlah pasien laki-laki
260 orang,pasien wanita 241 orang danada 41 pasien yang sudah dilakukan
ada dua jenis prosedur pembedahan yaitu Reduksi tertutup dengan fiksasi
pada tulang yang patah, Tujuan pemasangan ORIF untuk Imobilisasi sampai
tahap remodeling dan Melihat secara langsung area fraktur (Lukman, 2012).
Oleh karena nyeri bersifat subjektif, maka perawat mesti peka terhadap sensasi
pemegang kontrol utama untuk mengatasi keluahan nyeri pasien karena efek
samping yang akan menambah lama waktu pemulihan. Nyeri yang berada
terikat erat dengan frekuensi dasar tubuh atau pola getar dasar dapat memiliki
efek penyembuhan yang sangat hebat bagi tubuh, pikiran, dan jiwa manusia
hemisfer kiri bekerja, tetapi dengan musik membantu otak kiri mendominasi
dan jarang melakukan penatalaksanaan nyeri pada pasien fraktur dengan terapi
Adakah pengaruh terapi musik terhadap penurunan nyeri pada pasien post
pos operasi.
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Fraktur
2.1.2 Etiologi
6
7
(2012) yaitu :
b. Grade II, yaitu luka lebih luas tanpa kerusakan jaringan lunak
yang ekstensif
paling berat.
Ada lebih dari 150 klasifikasi fraktur, Pada tabel 3.1 dapat
kulit atau kulit tidak ditembus oleh fregmen tulang sedangakan fraktur
terbuka yaitu fraktur dengan luka pada kulit atau membran mukosa
oblik, dan fraktur spiral. Fraktur tranversal adalah fraktur yang garis
akan stabil dan biasanay mudah dikontrol dengan bidai gips. Fraktur
tulang. Fraktur ini tidak stabil dan sulit diperbaiki sedangkan fraktur
(Price, 2011)
tulang belakang).
dimana salah satu sisi tulang patah sedangkan sisi lainya membengkok
ini bias baru setelah beberapa jam atau hari setelah cedera.
1. Penatalaksanaan Kedaruratan
fragmen tulang.
a. Jalan napas
Cara yang paling efektif dan yang paling aman adalah dengan
jaringan.
c. Syok
berikut :
14
a. Reduksi
anatomik normalnya.
sementara gips, bidai atau alat lain dipasang oleh dokter. Alat
yang benar.
yang terjadi.
b. Imobilisasi
penyembuhan.
17
Kalkaneus 12-16
Metatarsal 6
Falang ( jari kaki ) 3
Sumber : Smeltzer S.C dan Bare B.G (2012)
c. Rehabilitasi
berikut :
otot).
lokasi fraktur.
telah menyatu.
4. Stadium Konsolidasi
5. Stadium Remodeling
2.2 Nyeri
perawatan kesehatan (smeltzr & Bare, 2002). Menurut smeltzr & Bare
(2002),
pada suatu bagian tubuh. Nyeri sering kali di jelaskan dalam istilah
ada jaringan rusak dan hal ini akan menyebabkan individu bereaksi
menjadi dua.
sudah terjadi
penyembuhan.
reseptor nyeri adalah ujung saraf bebas dalam kulit yang berespon
bermielin dan ada juga yang tidak bermielin dari saraf aferen.
Nosiseptor kutaneus berasal dari kulit dan sub kutan. Nyeri yang
komponen, yaitu :
a. Serabut A delta
b. Serabut C
m/det) yang terdapat pada daerah yang lebih dalam, nyeti biasanya
Nyeri somatic dalam mengacu kepada nyeri yang berasal dari otak,
3. Nyeri visera
4. Nyeri alih
Nyeri alih di definisikan sebgai nyeri berasal dari salah satu daerah
5. Nyeri neuropati
merugikan dari sistem saraf tepi (SST) ke sistem saraf pusat (SSP)
1. Usia
2. Jenis kelamin
Secara umum, pria dan wanita tidak berbeda secara makna dalam
3. Kebudayaan
4. Makna nyeri
5. Perhatian
6. Ansietas
nyeri.
27
7. Keletihan
8. Pengalaman sebelumnya
akan menerima nyeri dengan lebih mudah pada masa yang akan
datang.
9. Gaya koping
misalnya:
psikologis berupa:
1. Suara
Menagis
Merintih
Menarik/menghembuskan nafas
2. Ekspresi wajah
Meringis
Dahi berkerut
Menggigit bibir
3. Pergerakan tubuh
Kegelisahan
mondar-mandir
Imobilisasi
Otot tegang
29
4. Intraksi social
Disoreatasi waktu.
serta dapat di percaya (Respond, 2008 ; Jablonskl & Ersek, 2009). Dan
nyeri tersebut (Smeltzer & Bare, 2002 ; Bleck & Hawsk, 2009).
ekstrim juga digunakan dalam skala ini sama seperti pada VAS.
2010).
31
bawah ini :
retensi urin tidak begitu sering timbul seperti pada morfin tetapi
Hawsk, 2009).
Bare, 2002; Back & Hawks, 2009). Antall dan Kresevic (2004)
persepsi waktu (Guzetta, 1989 ; dalam Potter & Perry, 2006). Pada
2004).
diteliti The Dennis Rose Meori Research Grant tahun 2005. Hasil
Nocross, 2005).
animistik. Manusia harus hidup selaras dengan alam agar iya tidak
bentuk tabuhan atau lagu, menjadi bagian yang hampir selalu ada
termaksud penyembuhan.
bahwa pada masa itu, musik belum diakui peran dalam sejarah
adalah:
a. Teori bahwa tubuh manusia terdapat dari empat caira tubuh. Maka
yunani kono.
Pada era 1940 an, penggunaan terapi musik sebagai terapi bagi
Kata terapi musik terdiri dari dua kata yaitu” terapi” dan
secara khusus dalam rangkaian terapi. Terapi musik adalah terapi yang
merupakan seni budaya hasil cinta, rasa karisama manusia yang ditata
Musik juga merupan perwujudan dari seni tertentu seperti seni suara,
seni tari, seni drama, baca puisi dan gerakan yang berirama. Jadi terapi
pda perilak manusia dengn melibatkan fungsi otak yang spesifik sepeti
adalah dengan melihat kadar oksitosin terkait dengan efek terapi musik
nyeri. Namun efek yang di timbulkan sangat luar biasa dan bersifat
sistemik .
41
b. Mempengaruhi pernapasan
juga telah di gunakan untuk menolong para korban dalam perang dunia
lebih cept sembuh dan memiliki kondisi lebih baik. Terapi musik juga
(Faradisi, 2012).
Musik klasik adalah seuah musik yang di buat dan ditampilakan oleh
klasik adalah musik yang komposisinya lahir dari budaya Eropa dan
Indonesia, 2008).
tidaknya pengaruh terapi musik terhadap nyeri pasien post operasi. Variabel
bebas (Independent variabel) pada penelitian ini adalah terapi musik, dan
variable terikat (Dependent variable) pada penelitian ini adalah tingkat nyeri
Fraktur
: Di teliti
: Tidak diteliti
- Gaya koping
Gambar 3.1 : Kerangka Konsep (Notoatmodjo, 2012)
43
44
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo,
2010). Definisi Operasional dalam penelitian ini di uraikan pada table berikut.
3.3 Hipotesis
Tidak ada pengaruh terapi musik terhadap penurunan nyeri pada pasien
METODE PENELITIAN
intervensi (Nursalam,2011).
terhadap penurunan nyeri pasien Post Operasi fraktur di Ruang Gili Air RSUD
4.2.2.Lokasi Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan di Ruang Gili Air RSUD Provinsi NTB.
4.3.1 Populasi
tertentu yang akan diteliti. Bukan hanya objek yang dipelajari saja
46
47
2015).
4.3.2 Sampel
2012).
kriteria yang dapat dijadikan sampel. Dari jumlah sampel yang ada
1. Kriteria Inklusi
Kriteria Inklusi adalah kriteria atau ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh
(Notoatmodjo,2010).
b. Pasien telah kembali ke ruang rawat inap setelah dari ruang pulih
2. Kriteria eksklusi
a. Penderita fraktur yang dirawat di Ruang Gili Air RSUD Provinsi NTB
terapi di hentikan.
3. Meminta data pasien Fraktur di Ruang Gili Air RSUD Provinsi NTB
atau tidak
peneliti.
di berikan terapi musik. Skala ini memberikan pasien kebebasan total dalam
melalui laporan dari diri pasien dengan menyebutkan angka pada skala nyeri
NRS, dengan rentang skala nyeri 0 sampai 10 (Smelzer & bare, 2002, Potter &
Perry, 2006). Hasil pengukurannya adalah skala 0 termasuk kategori tidak ada
51
nyeri, keategori 1-3 termasuk pada skala nyeri ringan, skala 4-6 termasuk
pada skala nyeri sedang, dan 7-10 termasuk pada skala nyeri berat.
sebagai berikut :
1. Editing/memeriksa
kategori 0 tidak ada nyeri, kategori 1-3 nyeri ringan, 4-6 kategori sedang,
terhadap punurunan nyeri pasien post operasi fraktur digunakanuji one sample
diputuskan H0 diterima (Ha ditolak) bila nilai p > 0, 05, sebaliknya H0 di tolak
dan apabila responden menolak peneliti tidak akan memaksa dan tetap
manghormati haknya.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
oleh peneliti.
54
Jadwal Penelitian
4. Ujian proposal