SEMINAR AKUNTANSI
PSAK 1 ( PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN )
Disusun oleh :
Dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan berbagai
pihak dan juga berbagai sumber yang telah kami pakai sebagai bahan acuan dalam
makalah ini.
Salatiga, 21 September2019
Penyusun
Kelompok 1 (Satu)
ii
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................................. 2
C. Tujuan................................................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Penyajian Laporan Keuangan Menurut Psak 1 .................................................. 3
1. Latar Belakang Perubahan ............................................................................. 3
2. Ruang Lingkup .............................................................................................. 3
3. Definisi .......................................................................................................... 3
B. Laporan Keuangan ............................................................................................. 5
1. Tujuan Laporan Keuangan ............................................................................ 5
2. Komponen-komponen Laporan Keuangan.................................................... 6
C. Karakteristik Umum ........................................................................................... 7
1. Penyajian Secara Wajar dan Kepatuhan terhadap SAK ................................ 7
2. Dasar Akrual .................................................................................................. 7
3. Kelangsungan Usaha ..................................................................................... 8
4. Materialitas dan penggabungan ..................................................................... 8
5. Saling Hapus .................................................................................................. 8
6. Frekuensi Pelaporan ...................................................................................... 8
7. Informasi komperatif ..................................................................................... 9
8. Konsistensi Penyajian .................................................................................... 9
D. Struktur dan Isi ................................................................................................... 9
1. Identifikasi Laporan Keuangan ..................................................................... 9
2. Penggungkapan Kebijakan Akuntansi ........................................................... 15
3. Sumber Estimasi Ketidakpastian ................................................................... 16
4. Modal ............................................................................................................. 16
5. Instrumen Keuangan Puttable yang Diklasifikasikan sebagai Ekuitas .......... 16
E. Tangal Efektif ..................................................................................................... 17
F. Penarikan ............................................................................................................ 17
G. Contoh Ilustrasi .................................................................................................. 17
iii
H. Contoh Kasus ..................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu sistem akuntansi bertujuan untuk menghasilkan input data dan output
berupa informasi laporan keuangan yang bermanfaat bagi pihak internal
maupun eksternal, laporan keuangan tersebutakan digunakan untuk
pengambilan keputusan. Pihak-pihak yang berkepentingan tersebut memiliki
latar belakang dan motivasi yang berbeda-beda sehingga terkadang timbul
perbedaan tafsir laporan keuangan tersebut. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu
standar akuntansi keuangan agar persepsi yang dihasilkan laporan keuangan tidak
berbeda antara pihak-pihak tersebut, salah satunya dalam penyajian laporan
keuangan.
Dewan standar akuntansi keuangan atau DSAK memiliki kewenangan untuk
mengatur standar akuntansi keuangan Indonesia dan untuk menyetujui interpretasi
standar tersebut. PSAK dimaksudkan untuk diterapkan oleh entitas yang berorientasi
profit. Laporan keuangan entitas memberikan informasi tentang kinerja, posisi
keuangan, perubahan entitas, arus kas, catatan atas laporan keuangan yang berguna
untuk berbagai pengguna dalam membuat keputusan keuangan. Pengguna ini adalah
investor dan calon investor, bank dan kreditur, pemasok, pelanggan, pemerintah, dan
masyarakat umum. Laporan keuangan juga menunjukkan hasil pertanggungjawaban
manajemen atas penggunaan sumber daya yang dipercayakan kepada mereka.
Di Indonesia, standar penyajian laporan keuangan diatur dalam
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) 1: Penyajian Laporan
Keuangan. PSAK 1 tersebut disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan
pada tahun 2013 dan efektif berlaku mulai tahun 2015. PSAK 1 ini pada dasarnya
mengadopsi International Accounting Standard (IAS) 1 dari International
Financial Report Standard. Meski demikian, terdapat hal-hal yang tidak
diadopsi PSAK 1 dari IAS 1 karena tidak relevan atau diatur dalam PSAK tersendiri.
Kerangka dasar menurut PSAK menyajikan konsep yang mendasari penyusunan
dan penyajian laporan keuangan bagi para penggunanya. PSAK adalah standar yang
digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia. Menurut PSAK No. 1 laporan
keuangan adalah suatu penyajian terstruktur dari posisi keuangan dan kinerja
keuangan suatu entitas. PSAK 1 mengatur persyaratan penyajian laporan
keuangan, struktur laporan keuangan, dan persyaratan minimal isi laporan
keuangan.
1
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana isi psak 1 revisi 2015?
2. Bagaimana definisi dan tujuan laporan keuangan menurut PSAK 1 revisi
2015?
3. Bagaimana laporan keuangan menurut PSAK 1?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui isi dari PSAK 1 revisi 2015.
2. Untuk mengetahui definisi dan tujuan laporan keuangan menurut PSAK 1.
3. Untuk mengetahui laporan keuangan menurut PSAK 1.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
d. Pengungkapan kebijakan akuntansi – menghapus panduan
mengidentifikasi kebijakan akuntansi
4. Amandemen PSAK 1 ini juga mengakibatkan amandemen terhadap PSAK
(consequential amendment) sebagai berikut:
a. PSAK 3: Laporan Keuangan Interim;
b. PSAK 5: Segmen Operasi;
c. PSAK 60: Instrumen Keuangan: Pengungkapan;
d. PSAK 62: Kontrak Asuransi.
2. Ruang Lingkup
PSAK adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan di Indonesia.
PSAK digunakan sebagai pedoman akuntan untuk membuat laporan keuangan.
Pernyataan ini menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan
bertujuan umum (general purpose financial statements) yang selanjutnya disebut
‘laporan keuangan’ agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode
sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Pernyataan ini mengatur
persyaratan bagi penyajian laporan keuangan, struktur laporan keuangan, dan
persyaratan minimum isi laporan keuangan.
Entitas menerapkan Pernyataan ini dalam penyusunan dan penyajian laporan
keuangan bertujuan umum sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan. Pernyataan
ini tidak berlaku bagi penyusunan dan penyajian laporan keuangan entitas syariah.
PSAK lainnya mengatur persyaratan pengakuan, pengukuran, dan pengungkapan
transaksi tertentu dan peristiwa lainnya.
Pernyataan ini tidak diterapkan bagi struktur dan isi laporan keuangan interim
ringkas yang disusun sesuai dengan PSAK 3: Laporan Keuangan Interim. Namun,
paragraf 13- 33 diterapkan bagi laporan keuangan interim tersebut. Pernyataan ini
berlaku bagi seluruh entitas, termasuk entitas yang menyajikan laporan keuangan
konsolidasian dan laporan keuangan terpisah sebagaimana diatur dalam PSAK 4:
Laporan Keuangan Konsolidasi.
3. Definisi
Berikut adalah istilah yang digunakan dalam Pernyataan ini:
Cacatan atas laporan keuangan berisi informasi tambahan atas apa yang disajikan
dalam laporan posisi keuangan, laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain,
laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas. Dan memberikan deskripsi naratif atas
pemisahan pos-pos yang disajikan dan informasi mengenai pos-pos yang tidak
memenuhi kriteria pengakuan dalam laporn keuangan.
4
Laba rugi adalah total penghasilan dikurangi beban, tidak termasuk komponen
penghasilan komprehensif lain.
Laporan keuangan bertujuan umum (selanjutnya disebut sebagai ’laporan
keuangan’) adalah laporan keuangan yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan
bersama sebagian besar pengguna laporan.
Pemilik adalah pemegang instrumen yang diklasifikasikan sebagai ekuitas.
Penghasilan komprehensif lain berisi pos penghasilandan beban (termasuk
penyesuaian reklasifikasi) yang tidak diakui dalam laba rugi sebagaimana disyaratkan
oleh SAK.
Penyesuaian reklasifikasi adalah jumlah yang direklasifikasi ke laba rugi periode
berjalan yang sebelumnya diakui dalam penghasilan komprehensif lain pada periode
berjalan atau periode sebelumnya.
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah Pernyataan dan Interpretasi yang
diterbitkanoleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan dan Dewan Standar Akuntansi
Syariah Ikatan Akuntan Indonesia serta peraturan regulator peraturan pasar modal
untuk entitas yang berada di bawah pengawasan.
Ketidak praktisan, Penerapan suatu persyaratan dianggap tidak praktis jika
entitas syariah tidak dapat menerapkannya setelah melakukan segala upaya yang
rasional.
Total penghasilan komprehensif adalah perubahan ekuitas selama satu periode
yang dihasilkan dari transaksi dan peristiwa lain, selain perubahan yang dihasilkan
dari transaksi dengan pemilik dalam kapasitasnya sebagai pemilik.
Total penghasilan komprehensif terdiri dari “laba rugi” dan “penghasilan
komprehensif lain”.
Meskipun Pernyataan ini menggunakan istilah ”penghasilan komprehensif lain”,
“laba rugi”, dan “total penghasilan komprehensif ”, entitas syariah dapat
menggunakan istilah lain untuk menjelaskan jumlah tersebut sepanjang maksudnya
jelas.
Material, Kelalaian dalam mencantumkan atau kesalahan dalam mencatat pos-
pos laporan keuangan adalah material jika, baik secara sendiri-sendiri maupun
bersama-sama, dapat memengaruhi keputusan ekonomi pengguna laporan keuangan.
Materialitas tergantung pada ukuran dan sifat dari kelalaian dalam mencantumkan
atau kesalahan dalam mencatat tersebut dengan memerhatikan kondisi terkait. Ukuran
atau sifat dari pos laporan keuangan tersebut, atau gabungan dari keduanya, dapat
menjadi faktor penentu. Penilaian apakah suatu kelalaian dalam mencantumkan atau
kesalahan dalam mencatat dapat memengaruhi keputusan ekonomi dari pengguna
4
laporan, dan dengan demikian menjadi material, membutuhkan pertimbangan
mengenai karakteristik dari masing-masing pengguna laporan tersebut.
Komponen pendapatan komprehensif lain meliputi:
a. perubahan dalam surplus revaluasi (lihat PSAK 16: Aset Tetap dan PSAK 19:
Aset Tidak Berwujud);
b. keuntungan dan kerugian aktuarial atas program manfaat pasti yang diakui
sesuai dengan paragraf 94 PSAK 24: Imbalan Kerja;
c. keuntungan dan kerugian yang timbul dari penjabaran laporan keuangan dari
entitas asing (lihat PSAK 11: Penjabaran Laporan Keuangan dalam Mata
Uang Asing);
d. keuntungan dan kerugian dari pengukuran kembali asset keuangan yang
dikategorikan sebagai ’tersedia untuk dijual’ (lihat PSAK 55: Instrumen
Keuangan: Pengakuan danPengukuran);
e. Bagian efektif dari keuntungan dan kerugian instrument lindung nilai dalam
rangka lindung nilai arus kas (lihat PSAK 55: Instrumen Keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran)
B. Laporan Keuangan
5
depan dan, khususnya, dalam hal waktu dan kepastian diperolehnya kas dan setara
kas.
6
C. Karakteristik Umum
2. Dasar Akrual
Entitas menyusun laporan keuangan atas dasar akrual, kecuali laporan arus kas.
Ketika akuntansi berbasis akrual digunakan, entitas mengakui pos-pos sebagai aset,
laibilitas, ekuitas, pendapatan dan beban (unsur-unsur laporan keuangan) ketika pos-
pos tersebut memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk unsurunsur tersebut
dalam Kerangka Dasar Penyusunan dan Penyajian Laporan Keuangan.
3. Kelangsungan Usaha
Dalam menyusun laporan keuangan, manajemen membuat penilaian tentang
kemampuan entitas untuk mempertahankan kelangsungan usaha. Entitas menyusun
laporan keuangan sesuai kelangsungan usaha, kecuali manajemen memiliki intensi
untuk melikuidasi entitas atau menghentikan perdagangan, atau tidak memiliki
alternatif yang realitas.
Dalam mempertimbangkan menilai apakah dasar asumsi kelangsungan usaha
adalah tepat, manajemen memperhatikan memperhitungkan seluruh informasi yang
tersedia mengenai masa depan, paling sedikit (namun tidak terbatas pada) dua belas
bulan dari akhir periode pelaporan.
7
Entitas menyajikan secara terpisah kelompok pos sejenis yang material. Entitas
menyajikan secara terpisah pos yang mempunyai sifat atau fungsi berbeda kecuali pos
tersebut tidak material.
Laporan keuangan merupakan hasil dari pemrosesan sejumlah transaksi atau
peristiwa lain yang diklasifikasikan sesuai sifat atau fungsinya. Tahap akhir dari
proses penggabungan dan pengklasifikasian adalah penyajian dalam laporan
keuangan. Jika suatu klasifikasi pos tidak material, maka dapat digabungkan dengan
pos lain yang sejenis dalam laporan keuangan atau dalam catatan atas laporan
keuangan. Suatu pos mungkin tidak cukup material untuk disajikan terpisah dalam
laporan keuangan tetapi cukup material untuk disajikan terpisah dalam catatan atas
laporan keuangan.
5. Saling Hapus
Entitas tidak boleh melakukan saling hapus atas aset dan laibilitas atau
pendapatan dan beban, kecuali disyaratkan atau diijinkan oleh suatu PSAK Frekuensi
Pelaporan
6. Frekuensi Pelaporan
Entitas menyajikan laporan keuangan lengkap (termasuk informasi komparatif)
setidaknya secara tahunan. Jika akhir periode pelaporan entitas berubah dan laporan
keuangan tahunan disajikan untuk periode yang lebih panjang atau lebih pendek dari
periode satu tahun, sebagai tambahan terhadap periode cakupan laporan keuangan,
maka entitas mengungkapkan:
a. alasan penggunaan periode pelaporan yang lebih panjang atau lebih pendek;
b. fakta bahwa jumlah yang disajikan dalam laporan keuangan tidak dapat
diperbandingkan secara keseluruhan.
7. Informasi Komparatif
Informasi kuantitatif diungkapkan secara komparatif dengan periode
sebelumnya untuk seluruh jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan periode
berjalan, kecuali dinyatakan lain oleh SAK. Informasi komparatif yang bersifat
naratif dan deskriptif dari laporan ke uangan periode sebelumnya diungkapkan
kembali jika relevan untuk pemahaman laporan keuangan periode berjalan.
8. Konsistensi Penyajian
Penyajian dan klasifikasi pos-pos dalam laporanvkeuangan antar periode harus
konsisten kecuali:
a. setelah terjadi perubahan yang signifikan terhadap sifat operasi entitas atau
review atas laporan keuangan, terlihat secara jelas bahwa penyajian atau
8
pengklasifikasian yang lain akan lebih tepat untuk digunakan dengan
mempertimbangkan kriteria untuk penentuan dan penerapan kebijakan
akuntansi dalam PSAK 25; atau
b. perubahan tersebut diperkenankan oleh suatu PSAK
9
Pada umumnya menyusun laporan keuangan dengan menyajian informasi mata
uang dalam unit ribuan atau jutaan. Diperkenankan sepanjang entitas pengungkapkan
level pembuatan dan tidak menghilangkan informasi yang material.
Pembedaan Aset Lancar dan Tidak Lancar serta Liabilitas Jangka Pendek dan
Jangka Panjang
Entitas menyajikan aset lancar dan tidak lancr sertas liabilitas pendek dan jangka
panjang sebagai klasifikasi tersendiri dalam laporan keuangan, kecuali penyajian
berdasarkan likuiditas menyediakan informasi yang lebih relevan dan dapat
diandalkan.
Entitas mengungkapkan jumlah yang diperkirakan dapat dipulihkan atau
diselesaikan setelah lebih dari dua belas bulan untuk setiap pos aset da liabilitas yang
menggabungkan jumlah yang diperkirakan akan dipulihkan atau diselesaikan.
Aset Lancar
Entitas mengklasifikasikan aset sebagai aset lancar, jika:
10
a. Entitas memperkirakan akan merealisasikan aset, atau memiliki intensi untuk
menjual atau menggunakannya, dalam siklus operasi normal;
b. Entitas memiliki aset untuk tujuan diperdagangkan
c. Memperkirakan akan merealisasi aset dalam jangka waktu dua belas bulan
setelah periode pelaporan; atau
d. Aset merupakan kas atau setara kas (sebagaimana didefinisikan dalam PSAK
2: laporan arus kas), kecuali aset tersebut dibatasi pertukaran atau
penggunaannya untuk menyelesaikan liabilitas sekurang-kurangnnya dua
belas bulan setalah periode pelaporan.
Entitas mengklasisifikasikan aset yang tidak termasuk kategori tersebut sebagai
aset tidak lancar.
11
5) Hak, keistimewaan dan pembatasan yang melekat pada setiap kelas saham,
pembatasan atas deviden dan pelunasan atas modal;
6) Saham entitas yang dimiliki oleh sendiri atau entitas anak atau entitas
asosiasi;
7) Saham yang dicadangkan untuk penerbitan drngan hak opsi dan kontrak
penjualan saham, termasuk jumlah dan persyaratan
b. Deskripsi mengenai sifat dan tujuan setiap pos cadangan dalam ekuitas.
Entitas yang modalnya tidak termasuk dalam saham, seperti perekutuan atau unit
perwakilan, mengungkapkan informasi yang setara yang memperlihatkan perubahan
selama suatu periode dari setiap kategori kepentingan ekuitas serta hak, keistimewaan
dan pembatasan yang melekat pada jenis kepentingan ekuitas.
12
b. tidak akan direklasifikasi lebih lanjut ke laba rugi ketika kondisi tertentu
terpenuhi.
13
Laporan Arus kas
Informasi arus kas memberikan dasar bagi pengguna laporan keuangan untuk
menilai kemampuan entitas dalam menghasilkan kas dan setara kas dan kebutuhan
entitas dalam menggunakan arus kas tersebut. PSAK 2 (revisi 2009): Laporan Arus
Kas mengatur persyaratan penyajian dan pengungkapan informasi arus kas.
14
Sumber Estimasi Ketidakpastian
Entitas mengungkapkan informasi tentang asumsi yang dibuat mengenai masa
depan, dan sumber utama dari estimasi ketidakpastian lainnya pada akhir periode
pelaporan, yang memiliki risiko signifikan yang mengakibatkan penyesuaian material
terhadap jumlah tercatat aset dan laibilitas dalam periode pelaporan berikutnya.
Berkaitan dengan aset dan laibilitas tersebut, catatan atas laporan keuangan
memasukkan rincian atas:
a. sifat; dan
b. jumlah tercatat pada akhir periode pelaporan.
Modal
Entitas mengungkapkan informasi yang memungkinkan pengguna laporan
keuangan untuk mengevaluasi tujuan, kebijakan dan proses entitas dalam mengelola
permodalannya.
15
Entitas mengungkapkan hal-hal berikut ini, jika tidak diungkapkan di bagian
manapun dalam informasi yang dipublikasikan bersama dengan laporan keuangan:
a. domisili dan bentuk hukum, negara tempat pendirian, alamat kantor pusat
entitas (atau lokasi utama kegiatan usaha, jika berbeda dari lokasi kantor);
b. keterangan mengenai sifat operasi dan kegiatan utama;
c. nama entitas induk dan nama entitas induk terakhir dalam kelompok usaha.
E. Tangal Efektif
Entitas menerapkan Pernyataan ini untuk periode buku yang dmulai pada atau
setelah tanggal 2015. Menerapkan 128 paragraf secara prospektif.
F. Penarikan
Pernyataan ini menggantikan PSAK 1 : Penyajian Laporan Keuangan
16
17
18
19
H. Kasus
Polemik Laporan Keuangan PT. Garuda Indonesia.
Kontroversi laporan keuangan Garuda Indonesia (GIAA) 2018 berbuntut panjang.
Hasil evaluasi Kemenkeu, BPK, OJK, & BEI menemukan ada kejanggalan, terutama
pengakuan kerjasamadengan Mahata Aero Teknologi sebagai pendapatan.
20
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tujuan laporan keuangan adalah untuk memberikan informasi yang berguna
dalam pengambilan keputusan ekonomi. Tujuan dari PSAK 1, “Penyajian laporan
keuangan, adalah untuk memastikan komparabilitas penyajian informasi dengan
laporan keuangan entitas dari periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan
entitas lainnya.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini dapat membantu para pembaca untuk
semakin tau mengenai PSAK 1 Penyajian Laporan Keuangan.
Saran yang dapat disampaikan klompok kami adalah sebaiknya dalam mencari
bahan tidak hanya dari internet saja, tetapi juga diperlukannya buku pegangan yang
sesuai dengan materi dan pembagiaan waktu dalam menyelasaikan makalah
seefektif dan efisien mungkin agar bisa mendapatkan makalah yang lebih baik
kedepannya
21
DAFTAR PUSTAKA
(PDF)
PT GARUDA INDONESIA (PERSERO) Tbk – IDX
https://www.idx.co.id/Portals/0/StaticData/ListedCompanies/Corporate_Actions/New
_Info_JSX/Jenis_Informasi/01_Laporan_Keuangan/02_Soft_Copy_Laporan_Keuang
an//Laporan%20Keuangan%20Tahun%202019/TW1/GIAA/FS%20LK%20Mar%202
019.pdf diakses 21-09-2019
LAMPIRAN