Email : rafikasari.untan@gmail.com
Abstrak
Indonesia terutama Kalimantan Barat terkenal akan kekayaan hayatinya, salah satu nya
adalah daun kesum. Daun kesum berpotensi sebagai antibakteri sehingga tepat untuk
diformulasi dalam bentuk sediaan obat terutama gel. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui perbandingan yang tepat antara basis gel karbopol 940 dan Hidroksipropil
metilselulosa (HPMC) terhadap stabilitas sifat fisik gel ekstrak dan fraksi metanol daun
kesum dengan metode Simplex Lattice Design (SLD). Gel dibuat dalam tiga variasi basis
yaitu gel A (100% karbopol - 0% HPMC); gel B (0% karbopol - 100% HPMC); dan gel C
(50% karbopol – 50% HPMC). Berdasarkan perhitungan dengan metode SLD didapatkan
komposisi optimum basis gel yaitu 100% karbopol - 0% HPMC untuk gel ekstrak metanol
daun kesum dan 10% karbopol – 90% HPMC untuk gel fraksi metanol daun kesum. Gel
kemudian diuji sifat fisik nya meliputi pengujian daya lekat, daya sebar dan pH. Hasil
pengujian dianalisis menggunakan One Sample t- test dan diketahui tidak ada perbedaan
bermakna antara sifat fisik gel ektrak dan fraksi metanol daun kesum.
Abstract
Indonesia especially Kalimantan Barat well known by its biodiversity, one of the potential
resource is Kesum leaves. Kesum leaves are potential by its antibacterial effect, so that it can
be formulated into pharmaceutical dosage form, especially gel. This research aims to know
the best comparison between Carbopol 940 and Hydroxypropyl methylcellulose (HPMC)
gel base affecting the physical stability of methanol extract and fraction of kesum leaves
gel by Simplex Lattice Design (SLD) method. Gels were prepared into three variation base
such as gel A (100% Carbopol - 0% HPMC); gel B (0% Carbopol - 100% HPMC); and gel
C (50% Carbopol – 50% HPMC). According to SLD method, the optimum combination
obtained among the basis were 100% Carbopol - 0% HPMC for Kesum leaves methanol
extract gel and 10% Carbopol – 90% HPMC for Kesum leaves methanol fraction gel.
Then , the gels were tested their physical stability including adhesive ability spreadability
and pH. Results were analyzed using One sample t- test and was known there was no
difference of the physical stability between Kesum leaves methanol extract gel and Kesum
leaves methanol fraction gel.
gel ekstrak dan fraksi metanol daun kesum Selanjutnya kombinasi optimum basis yang
dengan metode Simplex Lattice Design memberikan respon terbaik terhadap sifat
(SLD) sehingga dapat diperoleh sediaan gel fisik yang meliputi daya lekat, daya sebar dan
yang bersifat hidrofilik serta stabil. pH didapatkan dengan menghitung nilai N
dan r melalui persamaan :
METODE
Nilai - min
N= r = N x 0,3
max - min
Alat yang digunakan dalam penelitian ini
adalah bejana maserasi, rotary evaporator
(Yamato), timbangan analitik (Ohaus PA Tabel 1. Formula gel ekstrak dan fraksi
metanol daun kesum
2102), pH meter (Hanna HI 98107). Bahan
yang digunakan dalam penelitian ini yaitu
Gel Gel B Gel C
daun kesum (Polygonum minus Huds.),
Bahan A (g) (g) (g)
Karbopol 940 (SigmaAldrich), HPMC
(Brataco), trietanolamin (Brataco), natrium Ekstrak/ Fraksi
X X X
metanol
metabisulfit (Merck.).
Karbopol 940 0,5 0 0,25
HPMC 0 0,5 0,25
Penentuan formula gel ekstrak fraksi
TEA 0,25 0,25 0,25
metanol daun kesum dengan metode
Gliserin 5 5 5
Simplex Lattice Design Na. Metabisulfit 0,1 0,1 0,1
Penentuan formulasi optimum komposisi
Aquadest ad. 50 50 50
HPMC dan Karbopol 940 diperoleh dari
analisis sifat fisik gel masing-masing formula Keterangan :
menggunakan metode Simplex Lattice Design.
X = Jumlah ekstak/ fraksi yang digunakan
Formulasi optimum dapat ditentukan dengan TEA = Trietanolamina
melihat nilai Y dari analisis data persentase
efektivitas masing-masing gel menggunakan
Pembuatan gel
persamaan :
Pembuatan gel ekstrak dan fraksi metanol
Y = a(A) + b(B) + ab (AB)
daun kesum seperti Tabel 1 menggunakan
kombinasi karbopol 940 dan HPMC.
Keterangan :
Y = Respon sifat fisik (Daya
lekat, daya sebar, pH) Pembuatan formulasi gel optimum ekstrak
a, b, ab = Koefisien yang didapat dari
dan fraksi metanol daun kesum
percobaan
(A), (B) = Fraksi komponen dengan Basis gel (Karbopol 940 dan atau HPMC)
syarat: 0≤ (A) ≤ 1, 0≤ (B) ≤
dikembangkan dengan akuades panas (bagian
1,(A+B)=1
pertama). Natrium metabisulfit dilarutkan
dalam sebagian gliserin. Campurkan ekstrak/
Tabel 2. Penentuan formula optimum gel ekstrak metanol daun kesum berdasarkan
nilai rtotal yang paling tinggi
Tabel 3. Uji sifat fisik gel optimum ekstrak metanol daun kesum
stabilitas fisik sediaan. Besarnya proporsi basis gel Karbopol 940 : HPMC (100%
dari masing-masing bahan tambahan ini : 0%). Setelah didapatkan perbandingan
perlu dioptimasi agar dihasilkan sediaan optimum basis berdasarkan teori SLD. Gel
gel dengan sifat-sifat fisik yang diharapkan. formula optimum kemudian di formulasi
Berdasarkan nilai rtotal yang terlihat pada dan diuji daya sebar, daya lekat dan pH
tabel 2 diketahui bahwa pada gel ekstrak nya. Perbandingan hasil pengujian sifat
metanol daun kesum, sifat fisik paling baik fisik gel ekstrak metanol daun kesum dapat
adalah dengan perbandingan komposisi dilihat pada tabel 3. Data sifat fisik gel
Tabel 4. Penentuan formula optimum gel fraksi metanol daun kesum berdasarkan
nilai rtotal yang paling tinggi
Tabel 5. Uji sifat fisik gel optimum fraksi metanol daun kesum
Replikasi Teoritis
Jenis Uji Rata- rata
I II III (Rowe, 2006)
ekstrak metanol daun kesum kemudian yang meliputi daya sebar, daya lekat dan pH
dianalisis menggunakan One sample t- test. yang digunakan sebagai nilai respon dalam
Uji yang sama juga dilakukan terhadap metode Simplex Lattice Design. Kombinasi
gel fraksi metanol daun kesum. Nilai rtotal basis yang menghasilkan sifat fisik yang baik
paling besar dapat dilihat pada tabel 4 kemudian diformulasi menjadi gel optimum.
dimana kombinasi basis optimum yang Formulasi optimum dapat ditentukan
menghasilkan sifat fisik sediaan gel yang baik dengan melihat nilai rtotal dari analisis data
yaitu Karbopol 940 : HPMC (10% : 90%). persentase efektivitas masing-masing gel.
Uji sifat fisik gel formula A, B dan C Perbandingan hasil pengujian sifat fisik gel
bertujuan untuk mendapatkan sifat fisik fraksi metanol daun kesum dapat dilihat
pada tabel 5. Data sifat fisik gel ekstrak gel ekstrak metanol daun kesum yaitu 100%
metanol daun kesum kemudian dianalisis Karbopol 940 : 0% HPMC, sedangkan pada
menggunakan One sample t- test. Hasil analisis gel fraksi metanol daun kesum, kombinasi
menunjukkan tidak terdapat perbedaan basis gel yang memberikan hasil pengujian
bermakna antara sifat fisik gel berdasarkan sifat fisik terbaik terhadap gel fraksi metanol
teori dan sifat fisik gel dalam percobaan. daun kesum yaitu 10% Karbopol 940 : 90%
HPMC membentuk basis gel dengan cara HPMC.
mengabsorbsi pelarut sehingga cairan
tersebut tertahan dan meningkatkan DAFTAR ACUAN
tahanan cairan dengan membentuk massa
cairan yang kompak. Semakin banyak Bolton, S. (1997). Pharmaceutical Statistic
HPMC yang terlarut maka semakin banyak Practical and Clinical Application (Third
juga cairan yang tertahan dan diikat oleh Edition). New York: Marcel Dekker inc.,
agen pembentuk gel (Rowe et al., 2006). page 611- 619
Kestabilan sifat fisik kombinasi HPMC dan Bolton, S. (2004). Pharmaceutical Statistic
karbopol berdasarkan penelitian yang telah Practical and Clinical Application
dilakukan oleh Nursyiah dkk (2011) juga (4thEdition). New York: Marcel Dekker
menunjukkan adanya kestabilan sifat fisik inc., page 523- 524
gel paling optimal dengan penggunaan dasar Ida, N., & Fauziah, N. (2012). Uji Stabilitas
gel HPMC. Pada penelitian juga disebutkan Fisik Gel Ekstrak Lidah Buaya (Aloe vera
bahwa adanya penambahan konsentrasi L.). Majalah Farmasi dan Farmakologi,
HPMC juga menunjukkan peningkatan 16(2) : 79- 84
viskositas dan daya lekat serta penurunan Hanum, P.A., & Murrukmihadi, M. (2015).
daya sebar, akan tetapi tidak menyebabkan Majalah Farmaseutik, 11(2); 307-315
perubahan dalam homogenitas dan PH Liebermen, H.A. (1996). Pharmaceutical
gel (Hanum & Murrukmihadi, 2015). Dosage Form (Vol 2). New York: Marcel
Hal ini didukung dengan penggunaan Dekker Inc, 400
analisis Simplex Lattice design yang dapat Nursyiah, H., et. al. (2011). Formulasi gel
memprediksi sediaan dengan kombinasi sari belimbing wuluh. Majalah Farmasi
paling optimal berdasarkan nilai r total dan Farmakologi, 15(1) : 5-9
terbesar 0,56 yaitu kombinasi 10% Karbopol Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Owen, S.C.
: 90% HPMC (Bolton, 2004). (2006). Handbook of pharmaceutical
excipients (Fifth Edition). Washington
KESIMPULAN DC: Pharmaceutical Press and American
Pharmacist Association, p:128; 238; 302;
Kombinasi basis gel yang memberikan 683; 671; 738.
hasil pengujian sifat fisik terbaik terhadap
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., Quinn, M. (2009). Wibowo, M.A. (2007). Uji antimikroba fraksi
Handbook of pharmaceutical excipients metanol dan dietil eter daun tanaman
(Fifth Edition). Pharmaceutical Press kesum. Agripura, 3(2), 410-414
and American Pharmacist Association : Yacob, K.B. (1987). Kesom oil: A natural
Washington DC. p:111, 301, 794. source of aliphatic aldehydes. Perfumer
Sari, R., & Isadiartuti, D. (2006). Studi and Flavorist, (12), 27-30
efektivitas sediaan gel antiseptik tangan
ekstrak daun sirih (Piper betle Linn).
Indonesian Journal of Pharmacy, 17(4),
163-169