Anda di halaman 1dari 4

Etiologi

Etiologi tidak diketahui, tetapi ada beberapa hipotesis yang dihubungkan


dengan kejadian pika. Mulai dari penyebab psikososial sampai dengan gangguan
biologis. Beberapa etiologi yang telah ditemukan antara lain:
 Defisiensi nutrisi
 Faktor keluarga dan kultural
 Stress atau tekanan psikis
 Status sosioekonomi yang rendah
 Mempelajari perilaku pika dari orang lain
 Penyebab biokimia yang mendasari (Ellis and Schnoes, 2016).

Faktor Resiko
 Psikopatologi orang tua-anak
 Disorganisasi keluarga
 Perampasan lingkungan
 Kehamilan
 Epilepsi
 Kerusakan otak
 Kecacatan intelektual
 Gangguan perkembangan (Ellis and Schnoes, 2016).

Kriteria Diagnostik
DSM 5 mengklasifikasikan pika dibawah gangguan makan dan perlu
diperghatikan bawah pika dapat muncul bersamaan dengan gangguan makan yang
lainnya. Kriteria diagnosis pika menurut DSM 5 sebagai berikut:
 Memakan bahan-bahan yang bukan makanan dan tidak bernutrisi secara
persisten selama periode paling tidak 1 bulan.
 Memakan bahan-bahan tersebut merupakan sesuatu yang tidak wajar
terhadapat tingkat pertumbuhan pda individu tersebut.
 Kebiasaan makan tersebut tidak merupakan bagian dari adat istiadat atau
praktik norma sosial setempat.
 Apabila perilaku tersebut muncul dalam konteks gangguan jiwa atau kondisi
medis lainnya (contoh skizofrenia, autism, atau kehamilan), berarti gangguan
ini cukup parah untuk dilakukan perhatian dalam pemeriksaan klinis.
Usia diagnostik diatas 2 tahun, pada anak usia 18 bulan – 2 tahun,
memasukkan bahan-bahan yang bukan makanan dan tidak bernutrisi kemulutnya
dianggap masih normal dan dianggap tidak patologis (Ellis and Schnoes, 2016).

Referensi :

Ellis, C. R. and Schnoes, C. J. (2016) ‘Pica’, Pediatrics: Developmental and Behavioral


Articles. Available at: https://emedicine.medscape.com/article/914765-
overview#a2.

Diagnosis
Tidak ada studi laboratorium spesifik untuk evaluasi pika. Namun, studi
laboratorium tertentu dapat digunakan untuk menilai kemungkinan kondisi
tersebut. Pemeriksaan yang digunakan untuk mengidentifikasi bahan yang tertelan
dan membantu menilai komplikasi saluran gastrointestinal (GI) oleh pika dapat
meliputi yang berikut:
 Radiografi perut
 Pemeriksaan barium GI atas dan bawah
 Endoskopi GI bagian atas (Ellis, 2016).
Manajemen
Terapi adalah cara awal dan paling efektif untuk merawat pasien pika.
Terkadang pika menyebabkan gangguan emosi yang dapat dikendalikan hanya
dengan menyapa pasien. Kemajuan perbaikan pasien juga dapat ditingkatkan
dengan perawatan keluarga, perhatian kelompok atau konseling. Bimbingan,
koreksi yang baik dan pengajaran dapat membantu mengendalikan pika pada
semua jenis pasien yang mengalami pika. Beberapa obat mungkin membantu
dalam mengurangi dorongan makan abnormal dengan meningkatkan fungsi
dopaminergik tetapi dalam beberapa kasus gangguan mental atau perkembangan,
obat dapat meningkatkan pika (Munir and Qadir, 2014).

Pendekatan multidisiplin yang melibatkan psikolog, pekerja sosial, dan


dokter direkomendasikan untuk perawatan yang lebih efektif. Tidak ada perawatan
medis khusus untuk pika. Beberapa bukti menunjukkan bahwa obat yang
meningkatkan fungsi dopaminergik (misalnya, olanzapine) dapat memberikan
alternatif pengobatan pada individu dengan pika yang refrakter terhadap intervensi
perilaku. Saat ini, strategi perilaku dianggap paling efektif dalam pengobatan pika.
Strategi tersebut meliputi:

 Manipulasi anteseden
Merupakan suatu strategi pengubahan perilaku yang dilakukan oleh
individu bertujuan untuk mengarahkan perilaku yang akan dimodifikasi.
 Latihan membedakan barang yang bisa dimakan dan yang tidak bisa
dimakan
 Perlindungan diri dengan melarang penempatan benda di mulut
 Penguatan sensorik
 Penguatan diferensial dari perilaku lain atau yang tidak kompatibel (Ellis
and Schnoes, 2016).

Tidak ada terapi spesifik untuk pika. Beberapa penelitian tentang terapi
farmakologik untuk pika telah dilakukan, dan hipotesis mengemukakan bahwa obat
yang meningkatkan fungsi dopaminergic mungkin dapat menjadi terapi alternative
pada individu dengan pika yang sulit diatasi dengan intervensi perilaku. Penelitian
lain mengemukakan bahwa olanzapine, agen antipsikotik dengan efek utama
dopaminergik, serotoninergik, adrenergik, dan kolinergik, dapat mengurangi
perilaku pika (Ellis and Schnoes, 2016).

Langkah-langkah manajemen tambahan termasuk yang berikut:


 Koreksi segala kekurangan nutrisi yang diidentifikasi
 Konsultasi dengan psikolog atau psikiater
 Konsultasi dengan pekerja social
 Konsultasi dengan dokter gigi (Ellis, 2016).

Anda mungkin juga menyukai