Anda di halaman 1dari 2

Fordis m3 kb 1

Aliran behavioristik memandang belajar sebagai kegitan yang bersifat mekanistik antara
stimulus dan respon. Teori ini berasumsi bahwa hasil dari sebuah pembelajaran adalah
perubahan tingkah laku yang dapat diobservasi dan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar dengan
faktor penentunya adalah penguatan atau dorongan dari luar. Teori behaviorisme memiliki
komponen yang terdiri atas rangsangan (stimulation), tanggapan (response), dan akibat
(consequence). Faktor penentu yang penting sebagai kondisi lingkungan dalam belajar adalah
reinforcement.

Aplikasi teori behavioristik dalam kegiatan pembelajaran tergantung dari beberapa hal seperti:
tujuan pembelajaran, sifat materi pelajaran, karakteristik pebelajar, media dan fasilitas
pembelajaran yang tersedia. Pembelajaran yang dirancang dan berpijak pada teori behavioristik
memandang bahwa pengetahuan adalah obyektif, pasti, tetap, tidak berubah. Pengetahuan
telah terstruktur dengan rapi, sehingga belajar adalah perolehan pengetahuan, sedangkan
mengajar adalah memindahkan pengetahuan (transfer of knowledge) ke orang yang belajar
atau pebelajar. Fungsi mind atau pikiran adalah untuk menjiplak struktur pengetahuan yag
sudah ada melalui proses berpikir yang dapat dianalisis dan dipilah, sehingga makna yang
dihasilkan dari proses berpikir seperti ini ditentukan oleh karakteristik struktur pengetahuan
tersebut. Pebelajar diharapkan akan memiliki pemahaman yang sama terhadap pengetahuan
yang diajarkan. Artinya, apa yang dipahami oleh pengajar atau guru itulah yang harus dipahami
oleh murid.

Aktivitas yang dilakukan dalam pembelajaran kimia dengan teori behavioristic yaitu:

1. Menjelaskan tujuan-tujuan pembelajaran sesuai dengan materi pelajaran yang sudah


ditentukan.
2. Memecah materi pelajaran menjadi bagian kecil-kecil, meliputi pokok bahasan, sub
pokok bahasan, topik, dsb.
3. Menyajikan materi pelajaran. Materi yang disajikan dapat menggunakan power point
atau multimedia agar menarik minat siswa saat belajar kimia.
4. Memberikan stimulus, dapat berupa: pertanyaan baik lisan maupun tertulis, tes/kuis,
latihan, atau tugas-tugas.
5. Mengamati dan mengkaji respons yang diberikan siswa. Membahas tugas-tugas yang
diberikan secara bersama-sama dengan peserta didik.
6. Memberikan penguatan/reinforcement (mungkin penguatan positif ataupun penguatan
negatif), ataupun hukuman. Penguatan dapat diberikan melalui feedback kepada siswa
bila memberikan jawaban benar ataupun jawaban salah pada tiap tahapan tugas yang
diberikan. Penguatan yang diberikan selain berupa pujian jika menjawab benar juga
dapat dilakukan dengan memberikan poin nilai tambahan sehingga dapat memotivasi
siswa untuk mengumpulkan nilai sebanyak-banyaknya.
7. Memberikan tugas lanjutan untuk menindaklanjuti feedback yang diberikan pada tugas
yang sebelumnya.
8. Melakukan refleksi dengan membuat rangkuman atau kesimpulan bersama-sama.
9. Evaluasi hasil belajar menggunakan tes online menggunakan soal pilihan ganda.
Evaluasi hasil belajar menuntut jawaban yang benar. Maksudnya bila siswa menjawab
secara “benar” sesuai dengan keinginan guru, hal ini menunjukkan bahwa siswa telah
menyelesaikan tugas belajarnya. Evaluasi belajar dipandang sebagi bagian yang
terpisah dari kegiatan pembelajaran, dan dilakukan setelah selesai kegiatan
pembelajaran secara individual.

Anda mungkin juga menyukai