Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alat pengukur kecepatan berfungsi untuk mengukur seberapa cepat

kendaraan yang melintas di jalan. Menurut Permenhub No. 111 Tahun 2015, batas

kecepatan di jalan tol luar kota tidak lebih dari 100 km/jam. Sedangkan kecepatan

di jalan tol dalam kota berkisar 60 sampai 80 km/jam. Adapun untuk kecepatan

kendaraan di jalan dalam kota berkisar 40 km/jam, sedangkan kecepatan di jalan

permukiman maksimal 30 km/jam. Namun masih banyak pengguna kendaraan

yang tidak mematuhi peraturan lalu lintas tersebut, terutama mengenai kecepatan

kendaraan itu sendiri.

Saat ini sudah terdapat alat untuk mengukur kecepatan kendaraan yaitu

Speed Gun, prinsip kerjanya yaitu dengan cara mengarahkan Speed Gun tersebut ke

kendaraan yang akan diukur. Akan tetapi sampai saat ini khususnya di Indonesia

pengguna Speed Gun masih terbatas untuk mengawasi kendaraan yang melewati

batas kecepatan di jalan bebas hambatan atau jalan tol. Selain itu para peneliti telah

melakukan beberapa perancangan mengenai alat pengukur kecepatan kendaraan

diantaranya yaitu alat pengukur dan penghitung jumlah kendaraan bermotor

menggunakan sensor infrared dengan mikrokontroller yang berbasis Arduino Nano.

Hasil dari pengukuran dan penghitungan akan ditampilkan di Liquid Crystal

Display (LCD).

Berdasarkan studi literature, dengan menempatkan titik-titik pantau

pengukur kecepatan kendaraan dijalan yang dianggap rawan pelanggaran, namun

minim akan pengawasan dari pihak terkait, diharapkan mampu menekan tingkat

pelanggaran batas kecepatan. Selain itu hasil dari pengukuran kecepatan bisa
2

dijadikan data awal oleh pihak terkait untuk menempatkan petugas dititik atau jalan

yang dianggap rawan pelanggaran batas kecepatan. Untuk merealisasikan ide

pembuatan alat untuk mengukur kecepatan dan penghitung kendaraan tentunya

harus memahami teknik pengukuran kecepatan dan penghitung kendaraan itu

sendiri, sehingga bisa dimanfaatkan oleh pihak terkait untuk meningkatkan

pengawasannya di jalan yang dianggap rawan terjadi pelanggaran batas kecepatan

kendaraan. Serta sebagai wujud penerapan teknologi untuk menjamin keamanan

para pengguna jalan. Pada tugas akhir ini dirancang dan dibuat suatu prototipe alat

pengukur kecepatan kendaraan dan menghitung jumlah kendaraan yang melintas

menggunakan sensor Infrared.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana sensor mengukur laju kendaraan dan menghitung jumlah

kendaraan bermotor?

2. Bagaimana menampilkan di layar LCD ketika sensor berhasil mendeteksi

kendaraan?

1.3 Batasan masalah

Penulis akan memberi batasan sampai di mana permasalahan yang harus

dikerjakan dalam penelitian. Batasan masalah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Penulis hanya membuat prototipe dari alat.

2. Alat hanya mampu membaca ketika berjarak 30 cm.

3. Lintasan yang digunakan 1 (satu) jalur.


3

1.4 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk membuat sensor yang dapat mengukur laju kendaraan dan

mengetahui jumlah kendaraan yang melintas dijalan raya agar bisa

ditindak lanjuti ketika kecepatan kendaraan melebihi batas peraturan

hukum.

2. Untuk menampilkan hasil dilayar LCD setelah sensor mendeteksi laju

kendaraan agar pihak yang berwenang dapat melihat laporan laju

kendaraan di jalan raya secara langsung.

1.5 Manfaat Penelitian

Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Pihak Penulis

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana untuk menambah

pengetahuan, wawasan dan keterampilan dalam penerapan teori-teori

yang sudah diproleh dibangku kuliah, dan juga dapat digunakan sebagai

pendalaman atau refrensi untuk membuat dan mengembangkan alat bagi

pihak yang berwajib untuk meningkatkan keamanan di lalu lintas.

2. Pihak Masyarakat

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai pembelajaran bagi masyarakat

terutama pengguna kendaraan bermotor dijalan raya agar lebih tertib

dalam berkendara di jalan raya.

3. Politeknik LP3I Medan

Dengan adanya penelitian ini, maka pihak Politeknik LP3I Medan dapat

menerapkan untuk membantu pembelajaran dalam pemograman.


4

1.6 Sistematika Penulisan

Pada kesempatan kali ini penulis akan membahas mengenai metode

penelitian yang dilakukan oleh penulis. Analisisnya terbagi menjadi 5 (lima) bab

yaitu :

BAB I : PENDAHULUAN

Dalam bab ini penulis mengemukakan tentang Latar Belakang

Masalah, rumusan masalah, batsan masalah, Tujuan, Manfaat,

Meteoligi Penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Dalam bab ini penulis mengemukakan berbagai referensi / tinjauan

pustaka yang mendukung kajian / analisa yang penulis sampaikan.

BAB III : PROFIL PERUSAHAAN

Pada bab ini berisi tentang sejarah singkat perusahaan dibidang

usaha visi dan misi, struktur organisasi, diskripsi kerja.

BAB IV : PEMBAHASAN

Dalam bab ini berisi tentang kelebihan dan kelemahan yang sesuai

dengan masalah yang dibahas.

BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi tentang kesimpulan dan saran - saran dari penulis yang

berguna bagi perusahaan.


5

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Arduino

Artanto [1], Arduino adalah sistem purnarupa elektronika


(electronic prototyping platform) berbasis open-source yang
fleksibel dan mudah digunakanbaik dari sisi perangkat
keras/hardware maupun perangkat lunak/software. Di luar itu,
kekuatan utama arduino adalah jumlah pemakai yang sangat banyak
sehingga tersedia pustaka kode program maupun modul pendukung
(hardware support modules) dalam jumlah yang sangat banyak. Hal
ini memudahkan para pemula untuk mengenal dunia
mikrokontroler.

Sadewo [2], Arduino Nano ini kekurangan yaitu tidak memiliki port
untuk DC power, dan bekerja hanya dengan kabel Mini-B USB

Gambar 2.1 Arduino Nano


Sumber : Wardhana (2014).

2.2 LCD Karakter 2x 16

Syahrul [2], LCD adalah lapisan dari campuran organik antara


lapisan kaca bening dengan elektroda transparan indium oksida
dalam bentuk tampilan sevensegment dan lapisan elektroda pada
kaca belakang. Ketika elektroda diaktifkan dengan medan listrik
(tegangan), molekul organik yang panjang dan silindris
menyesuaikan diri dengan elektroda dari segmen. Lapisan sandwich
memiliki polarizer cahaya vertikal depan dan polarizer cahaya
horisontal belakang yang diikuti dengan lapisan reflektor. Cahaya
yang dipantulkan tidak dapat melewati molekul-molekul yang telah
menyesuaikan diri dan segmen yang diaktifkan terlihat menjadi
gelap dan membentuk karakter data yang ingin ditampilkan

Gambar 2.2 LCD 2x16


Sumber : Syahrul (2014).
6

2.3 Sensor Infrared

Aksin [3], Led infrared sebagai pemancar cahaya infra merah


merupakan singkatan dari Light Eminiting Diode Infrared yang
terbuat dari bahan Galium Arsenida (GaAs) dapat memancarkan
cahaya infra merah dan radiasi panas saat diberi energi listrik.

Gambar 2.3 Sensor Infrared


Sumber : Wardhana (2014).

2.4 Arduino Software (IDE)

Handayani [8], Arduino IDE (Integrated Development


Environment) adalah software yang di gunakan untuk memprogram
di arduino, dengan kata lain Arduino IDE sebagai media untuk
memprogram board Arduino. Arduino IDE bisa di download secara
gratis di website resmi Arduino IDE.

Gambar 2.4 Software IDE


Sumber : Handayani (2014).
7

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Politeknik LP3I Medan. Jalan Sei Serayu No. 48.

Medan Baru. Mengambil tempat tersebut karena tempat lebih memadai untuk

melakukan ovservasi, pengumpulan data dan juga pengujian alat. Waktu penelitian

mulai dilakukan pada bulan Maret 2019 sampai dengan bulan Juni 2019. Berikut

adalah jadwal penelitian yang di rencanakan penulis :

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Maret April Mei


No Kegiatan II I II I II I
I II I II I II
I V I V I V
Identifikasi
1
Masalah
2 Membeli Peralatan
3 Pengumpulan Data
4 Rancang Penelitian
5 Implementasi Alat
6 Pengujian Alat
7 Revisi Aplikasi
Penyusunan
8
Laporan
9 Sidang
Sumber : Penulis (2019).

3.2 Metode Pengumpulan Data

Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah

dengan cara sebagaai berikut:


8

1. Penelitian lapangan (field research)

Penelitian lapangan (field research) adalah mengumpulkan data-data tentang

objek penelitian di lapangan atau di lokasi objek penelitian berkedudukan,

yang terdiri dari :

a. Observasi

Melalui pengamanan dan pengalaman yang didapat untuk mengetahui

mekanisme alat yang akan digunakan dan bahan-bahan yang

dibutuhkan untuk membuat rangkaian alat.

b. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

melalui tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dan

narasumber.

2. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

a. Sebagaimana dikemukakan oleh Pranata et al [4] bahwa peningkatan

yang signifikan pada urbanisasi, industry dan populasi, meyebabkan

terjadinya perkembangan yang luar biasa pada lalu lintas sehingga

terjadi kepadatan yang meningkat drastis.

b. Sebagaimana di kemukakan oleh Zulkurniawan et al [5] bahwa

pesatnya perkembangan teknologi pada bidang elektronika, diharapkan

membantu terwujudnya suatu aplikasi yang mampu memantau jumlah

kendaraan yang lewat di jalan raya.


9

3.3 Rancangan Penelitian

a. Desain Rangkaian Breadboard

Berikut adalah desain rangkaian Breadboard dari alat pendeteksi dan

penghitung kendaraan otomatis menggunakan sensor infrared berbasis arduino

nano.

Sensor B Sensor A

Arduino

Nano
Button

Sumber Arus
LCD

Gambar 3.1 Desain rangkaian Breadboard


Sumber : Penulis (2019).

1) Sensor A sebagai sensor yang mendeteksi adanya objek.

2) Sensor B sebagai sensor yang mengukur laju objek.

3) Arduino Nano sebagai mikrokontroller.

4) Button sebagai penyambung dan pemutus arus listrik.

5) Sumber arus sebagia sumber daya listrik.

6) LCD sebagai tampilan output yang berupa teks yang berisi keterangan

jumlah objek (unit) dan laju kecepatan objek.


10

b. Desain Rangkaian Alat Keseluruhan

Berikut adalah desain rangkaian alat keseluruhan, yaitu seluruh

komponen yang di aplikasikan ke bahan mekanik untuk menyempurnakan

rancangan alat. Dan agar alat lebih mudah di uji dan di analisa.

Gambar 3.3 : Desain Rangkaian Alat Keseluruhan


Sumber : Penulis (2019)

c. Desain Sistem (Flowchart)

Desain Sistem (FlowChart) merupakan bentuk simbol yang menjelaskan

proses suatu alat atau sistem, yang menampilkan langkah – langkah dalam

bentuk simbol grafis, dan menggunakan garis panah agar terhubung. Tujuan

dari tabel Flowchart adalah untuk mempermudah untuk mengetahui apa yang

di gunakan pada prototipe sistem pengukur laju dan penghitung jumlah

kendaraan di jalanan menggunakan Sensor Infrared berbasis Arduino Nano.


11

Sensor 2 menghitung

laju kendaraan

Gambar 3.4 : Flowchart


Sumber : Penulis (2019)

Saat alat mulai bekerja, Sensor Infrared 1 akan mendeteksi onjek yang berupa

kendaraan bermotor. Setelah itu Sensor Infrared 2 akan mengukur laju kendaraan

bermotor tersebut. Setelah kedua sensor berhasil mendeteksi kendaraan dan

mengukur laju kendaraan tersebut, selanjutnya akan ditampilkan ke layar LCD

sebagai laporan.

d. Desain Blog Diagram

Berikut adalah Desain Blog Diagram dari alat pengukur laju dan penghitung

kendaraan
12

Sensor
Infrared

Button Arduino Nano LCD

Gambar 3.5 Block Diagram


Sumber : Penulis (2019)

Blog Diagram diatas menjelaskan bahwa Sensor Infrared memberikan

inputan pada Arduino Nano untuk memproses data yang di kirim oleh Sensor

Infrared ketika membaca objek/benda, yang kemudian akan di tampilkan di layar

LCD.

3.4 Bahan dan Alat serta Biaya

Dalam pembuatan prototipe sistem pengukur laju dan penghitung jumlah

kendaraan di jalanan menggunakan sensor infrared berbasis arduino nano, terdapat

biaya yang harus dikeluarkan agar alat bisa dibuat. Berikut adalah tabel dan alat

serta biaya prototipe sistem pengukur laju dan penghitung jumlah kendaraan di

jalanan menggunakan sensor infrared berbasis arduino nano.

Table 3.3 Bahan dan Alat serta biaya


Bahan Biaya
Arduino Nano Rp. 35.000
Sensor Infrared Rp. 25.000
LCD Rp.21.000
Kabel Jumper Rp, 10.000
Papan Pcb Rp. 2.000
Kotak Fiber Rp. 25.000
Total Rp. 118.000
Sumber : Penulis (2019).
13

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Setelah melakukan analisa serta merancang, membangun dan melakukan

pengujian perancangan alat pengukur laju dan penghitung kendaraan menggunakan

sensor infrared berbasis arduino nano, objek yang telah terdeteksi oleh sensor 1 dan

sensor 2 akan langsung di proses. Maka selanjutnya adalah pengujian terhadap

perangkat keras dan perangkat lunaknya. Adapun tahap pengujian terdiri dari

rancang bangun keseluruhan alat, pengujian pada program dan pengujian

elektronika. Hasil pengujian dari rancangan alat pengukur dan penghitung

kendaraan secara keseluruhan yang didapat adalah ketika kedua sensor infrared

berhasil mendeteksi kendaraan bermotor dan menghitung laju kendaraan tersebut

maka sensor akan mengirim perintah untuk mengirim data yang didapat agar

ditampilkan di layar LCD dalam bentuk tampilan KM (Kilometer) dan (unit)

mencakup pada perangkat elektronik dan program komputer. Rancangan ini telah

dibuat untuk dapat memenuhi tujuan yang dicapai dan memberikan analisa terhadap

alat.

4.2 Pembahasan

Setelah dilakukan pengujian alat, maka dapat kita ketahui apakah sistem

sudah berjalan dengan baik apa belum. Proses awal pada alat adalah sensor 1 akan

membaca pada awal datang nya objek yang akan di hitung titik perjumpaannya

yang kemudian akan di akumulasikan saat objek melewati sensor 2. Yang

kemudian hasil dari sensor 1 dan sensor 2 setelah objek melewati kedua sensor akan

di tampikan di layar LCD yang terdapat di belakang sensor 1 dan sensor 2. Di LCD
14

itu sendiri akan menampilkan hasil yang sudah di baca oleh sensor 1 dan sensor 2

dalam bentuk unit dan satuan KM (Kilometer).

4.2.1 Mikrokontroler

Mikrokontroler berperan penting dalam menjalankan prototipe pengukur

laju dan penghitung kendaraan, karena berfungsi sebagai otak atau pemroses

penerimaan data melalui sensor infrared dan menampilkan teks di LCD. Penulis

menggunakan Arduino Nano sebagai Mikrokontroler.

Gambar 4.1 Arduino Nano


Sumber : Wardhana (2014).

4.2.2 LCD

Penulis menggunakan LCD yang berfungsi untuk menampilkan jumlah

kendaraan dalam bentuk (unit) dan untuk pengukur laju kendaraan dalam

bentuk KM (kilometer).

Gambar 4.2 LCD 2x16


Sumber : Wardhana (2014).

4.2.3 Sensor Infrared

Pada pembuatan alat ini penulis menggunakan sensor infrared yang

berfungsi untuk mendeteksi objek yang kemudian di tampilkan di LCD.


15

Gambar 4.3 Sensor Infrared


Sumber : Wardhana (2014).

4.2.4 Pengujian Alat

Pada gambar di bawah dapat kita lihat gambar rangkaian dari

Prototipe Sistem Pengukur Laju Dan Penghitung Jumlah Kendaraan Di

Jalanan Menggunakan Sensor Infrared Berbasis Arduino Nano. Terdapat

Arduino Nano yang berfungsi sebagai mikrokontroller, lalu ada Photodioda

sebagai pendeteksi dan penghitung kecepatan, dan LCD sebagai penampil teks

yang berisi jumlah kendaraan dan laju kecepatan

14

Gambar 4.4 Rancangan Alat


Sumber : Penulis (2019)

4.2.5 Pengujian Rangkaian Sensor Infrared

Pengujian rangkaian sensor infrared ini bertujuan untuk

menangkap objek yang terdapat pada saat melewati sensor 1 akan mendeteksi
16

titik awal dan akan menampilkan ketika sudah dideteksi oleh sensor 2, yang

otomatis akan di tampilkan di LCD (Liquid Crystal Display). Berikut ini adalah

gambaran pengujian rangkaian sensor infrared.

Gambar 4.5 Hasil Tampilan LCD


Sumber : Penulis (2019)
17

BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan serangkaian penelitian, hasil penelitian, pengolahan data

penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai

berikut :

1. Sensor infrared 1 berhasil mendeteksi kendaraan bermotor dan sensor

infrared 2 berhasil menghitung laju kendaraan yang telah dideteksi oleh

sensor infrared 1.

2. Layar LCD dapat menampilkan data kendaraan bermotor yang dideteksi

oleh sensor infrared 1 dan dihitung kecepatan lajunya oleh sensor sensor

infrared 2. Kemudian data akan dikirim ke arduino dan diteruskan ke layar

LCD sebagai laporan.

5.2 Saran

Berdasarkan serangkaian penelitian yang telah dilakukan serta beberapa

kendala yang dihadapi maka masih perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk

menyelesaikan kendalan tersebut sihingga kedepannya prototipe system pengukur

laju dan penghitung jumlah kendaraan tersebut mampu menghasilkan alat yang

lebih baik dan sempurna. Adapun beberapa saran yang dapat dilakukan untuk

mengembangkan alat ukir tersebut adalah sebagai berikut :

1. Perlu dibuat kerangka yang lebih kokoh sehingga posisi laser tidak dapat

berubah saat dipancarkan ke detector.


18

2. Diharapkan dapat dikembangkan lagi dengan menambah jumlah sensor

fotodioda dan laser sehingga dapat mengukur kelajuan kendaraan

bermotor dari dua jalur sekaligus.

3. Diharapkan hasil dari data pengukuran kelajuan dapat dikirim melalui

jaringan internet sehingga dapat di pantau dari jarak jauh. Selain itu, data

hasil pengukuran mampu ditampilkan pada media lain, seperti Android,

Komputer, dan Web.

Anda mungkin juga menyukai