Anda di halaman 1dari 8

Laporan Praktikum Sintesis Kimia Organik, Tahun Akademik 2015/2016 - 1

Esterfikasi Fischer
Sintesis Metil Benzoat

Ahmad Ichsan Baihaqi, Rimania Dwi Haryani, dan Tiara Nur Annisa

Departemen Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Indonesia


Kampus UI Depok, 16424, Depok, Jawa Barat, Indonesia

E-mail: ahmad.ichsan@ui.ac.id

Abstrak
Paper ini merupakan pembahasan hasil percobaan sintesis metil benzoat. Senyawa metil benzoat ini
merupakan salah satu contoh dari hasil reaksi esterifikasi atau bisa juga disebut esterifikasi fischer.
Metode yang digunakan dalam sintesis senyawa ini adalah dengan metode refluks dan metode ekstraksi.
Reagen utama yang digunakan dalam sintesis metil benzoat ini adalah asam benzoat dan metanol dengan
bantuan asam dan kalor. Hasil yang didapat adalah berupa larutan ester yang tidak berwarna.

Kata kunci: Esterifikasi Fischer, Metil Benzoat, Refluks, Ekstraksi


..............................................................................................................................................................

1. PENDAHULUAN
Pada percobaan ini disintesis senyawa metil benzilat. Senyawa ini umum digunakan sebagai perasa.
Metil benzoat digunakan terutama sebagai parfum; memiliki bau yang sangat menyenangkan dan
bercampur dengan baik dengan aroma ylang ylang, musk, mawar, dan geranium. Metil benzoat juga
bertindak sebagai pelarut untuk ester selulosa, sebagai pembawa sekarat, disinfektan aditif, menembus
agen, dan sebagai pestisida. Tujuan dari dilakukannya percobaan ini adalah untuk mensintesis senyawa
metil benzoat. Memahami mekanisme reaksi yang terjadi di dalamnya. Serta, mengetahui fungsi dari
reagen-reagen yang digunakan dalam percobaan ini.

2. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Esterifikasi Fischer


Esterifikasi adalah reaksi pengubahan dari suatu asam karboksilat dan alkohol menjadi suatu ester
dengan menggunakan katalis asam (biasa disebut juga esterifikasi fischer). Ester sendiri adalah suatu
senyawa yang mengandung gugus –COOR dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril, suatu ester dapat
dibentuk dengan reaksi esterifikasi berkatalis asam. Reaksi esterfikasi bersifat reversible.
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat dipengaruhi terutama oleh halangan sterik dari alkohol dan
asam karboksilatnya. Kekuatan asam dari asam karboksilat hanya memainkan peranan kecil dama
pembentukan ester. Untuk alasan sterik, urutan reaktivitas alkohol untuk reaksi esterifikasi adalah
metanol > alkohol primer > alkohol sekunder > alkohol tersier.

O O
H+, Kalor
R' OH H2O

R OH R R'
Gambar 1. Reaksi Umum Esterifikasi

2.2 Refluks
Pada percobaan ini, metode yang digunakan adalah metode refluks. Prinsip metode refluks adalah
pelarut volatil yang digunakan akan menguap pada temperatur tinggi tetapi kemudian dilakukan
pendinginan dengan kondensor sehingga pelarut yang semula berbentuk uap akan mengembun dan turun
lagi ke dalam labu sehingga pelarut akan tetap ada selama reaksi. Selain itu, dengan adanya pemanasan
refluks maka temperatur reaksi dapat dijaga konstan serta reaksi dapat berjalan lebih cepat.
2

Gambar 2. Sistem Reflux

2.3 Ekstraksi
Pada percobaan ini, selain refluks, digunakan juga metoda ekstraksi. Metoda ekstraksi adalah
prosedur laboratorium yang sangat umum digunakan saat mengisolasi atau memurnikan produk. Dalam
kimia organik umumnya digunakan ekstraksi padat-cair, cair-cair, dan ekstraksi asam-basa. Suatu hal
yang sangat umum untuk produk organik hasil sintesis dalam reaksi dimurnikan dengan cara ekstraksi
cair-cair. Sebuah corong pemisah digunakan untuk proses ini. Dalam prosedur ini, produk organik
diisolasi dari zat anorganik. Produk organik akan larut dalam pelarut organik (lapisan organik) sedangkan
zat anorganik akan larut dalam air (lapisan air). Pelarut organik yang digunakan untuk ekstraksi harus
memenuhi beberapa kriteria berupa harus mudah larut dengan zat yang akan diekstraksi, sebaiknya tidak
bereaksi dengan zat yang akan diekstrak, sebaiknya tidak bereaksi dengan atau menjadi larut dengan air
(pelarut kedua biasa), dan harus memiliki titik didih rendah sehingga dapat dengan mudah dihilangkan
dari produk. Pelarut pada proses ekstraksi pada umumnya adalah dietil eter dan metilen klorida.

Gambar 3. Sistem Ekstraksi

2.4 Metil Benzoat


Metil benzoat ditemukan di allspice. Metil benzoat hadir dalam berbagai minyak bunga, pisang, ceri,
cengkih berry, ceriman, cengkeh dan batang, mustard, kopi, teh hitam, dll. Metil benzoat digunakan
dalam perasa. Ini adalah salah satu dari banyak senyawa yang menarik bagi pejantan dari berbagai spesies
lebah anggrek, yang tampaknya mengumpulkan kimia untuk mensintesis feromon; yang biasa digunakan
sebagai umpan untuk menarik dan mengumpulkan lebah ini untuk studi. Metil benzoat merupakan ester
dengan rumus kimia C6H5COOCH3. Hal ini dibentuk oleh kondensasi metanol dan asam benzoat. Ini
adalah cairan berwarna agak kuning yang larut dengan air, tetapi larut dengan pelarut organik.
3

Gambar 4. Struktur Metil Benzoat

3. METODE PERCOBAAN
3.1 Alat dan Bahan
Pada percobaan ini alat yang digunakan antara lain gelas ukur, labu bulat 50 ml, corong pisah, ice
bath, erlenmeyer, beaker glass, dan refluks. Sedangkan, bahan-bahan yang digunakan adalah 2.5 gram
asam benzoat, 6.5 mL metanol, 15 tetes H2SO4 pekat, 9 mL eter, 5 mL NaCl jenuh, 6.5 mL NaHCO3 5%,
1 gram Na2SO4 anhidrat dan aquades.

3.2 Sintesis Metil Benzilat


Dalam percobaan ini, metode yang dilakukan adalah menimbang 2.5 gram asam benzoat dan
mengukur 6.5 mL metanol. Bahan-bahan yang sudah diambil dicampurkan dalam labu bulat, dan
didinginkan dalam ice bath. Kemudian, tambahkan 0.75 mL H2SO4 pekat ke dalam labu bulat secara
perlahan-lahan, Kemudian, tambahkan batu didih ke dalam labu bulat dan refluks campuran tersebut
selama 1 jam. Setelah direfluks, labu didinginkan dan campuran di dalamnya dipindahkan ke corong
pisah, tambahkan 12.5 mL aquadest dan 9 mL eter, kemudian ekstraksi campuran tersebut. Ekstraksi akan
menghasilkan dua lapisan dalam corong pisah. Keluarkan lapisan bawah yang berupa air, sementara
lapisan atas (ester) ditambahkan lagi 6.5 mL aquadest dan 6.5 mL NaHCO3 5%. Selanjutnya, larutan
diekstraksi kembali yang akan menghasilkan dua lapisan, lapisan bawah dibuang sedangkan lapisan atas
ditambahkan 5 mL NaCl jenuh dan diekstraksi kembali. Lapisan bawah yang terbentuk dibuang dan
lapisan atas dipindahkan ke dalam suatu beaker glass. Tambahkan 1 gram Na 2SO4 anhidrat ke dalam
beaker glass, lalu dekantasi larutan ester ke dalam gelas ukur untuk ditimbang.

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Data dan Hasil Pengamatan

Gambar 5. Proses Pendinginan Campuran Asam Gambar 6. Proses Refluks Setelah


Benzoat dan Metanol Penambahan Asam Sulfat
4

Gambar 7. Hasil Ekstraksi Gambar 8. Produk Ester yang Terbentuk

Gambar 9. Massa Produk Ester yang


Terbentuk

4.2 Perhitungan Teoritis


Diketahui
Massa Asam Benzoat : 2.5 g ρ Metanol : 0.791 g/mL
Volume Metanol : 6.5 mL
Mr Asam Benzoat : 122.12 g/mol
Mr Metanol : 32.04 g/mol

Massa 2.5
Mol Asam Benzoat = = = 0.0205 mol
𝑀𝑟 122.12

ρxV (0.791)𝑥 (6.5)


Mol Metanol = = = 0.1604 mol
𝑀𝑟 32.04

Gambar 10. Reaksi Sintesis Metil Benzoat


5

Tabel 1. Perhitungan Stoikiometri Reaksi Sintesis Metil Benzoat

Jumlah reaktan dan


Asam Benzoat Metanol Metil Benzoat
produk (mol)

Awal reaksi 0.0205 0.1604 -


Reaksi 0.0205 0.0205 0.0205
Akhir reaksi - 0.1399 0.0205

Massa Metil Benzoat teoritis = mol teoritis x Mr = (0.0205 mol) x (136.15 g/mol)
= 2.79 g

4.3 Perhitungan Secara Percobaan


Massa Metil Benzoat hasil percobaan = (massa larutan + gelas ukur) – (massa gelas ukur)
= 63.98 g – 63.97 g = 0.01 g

4.4 Penentuan Yield Reaksi dan Kesalahan Relatif


𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 − 𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 2.79−0.01
% KR =| | × 100% = | | × 100% = 99.64%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 2.79

𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑝𝑒𝑟𝑐𝑜𝑏𝑎𝑎𝑛 0.01


% Yield = | | × 100% = | | × 100% = 0.358%
𝑚𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑡𝑒𝑜𝑟𝑖𝑡𝑖𝑠 2.79

4.5 Analisa Percobaan


Pada percobaan ini, praktikan mensintesis senyawa metil benzoat dengan reagen utama yang
digunakan adalah asam benzoat dan metanol dengan prinsip reaksi yang terjadi dalam sintesis ini adalah
reaksi esterifikasi fischer. Seperti yang sudah dijelaskan pada tinjauan pustaka, reaksi esterifikasi Fischer
adalah reaksi kondensasi suatu alkohol dan asam karboksilat yang dikatalisis dengan asam menghasilkan
ester dan air. Seperti dapat dilihat pada gambar 10, reaksi ini bersifat reversible. Sehingga, untuk
membuat kesetimbangan reaksi yang terjadi bergeser ke arah pembentukan produk, maka digunakanlah
metanol berlebih dan asam benzoat bertindak sebagai pereaksi pembatas seperti yang dapat dilihat di
Tabel 1 yaitu perhitungan stoikiometri reaksi sintesis metil benzoat.
Dalam percobaan ini, pertama praktikan menimbang 2.5 gram asam benzoat dan mengukur 6.5 mL
metanol. Bahan-bahan yang sudah diambil tersebut dicampurkan dalam labu bulat dan didinginkan dalam
ice bath. Asam benzoat digunakan sebagai reagen utama. Asam benzoat nanti akan mengalami
penyerangan pada gugus karbon karbonilnya oleh elektron bebas pada atom oksigen pada metanol.
Metanol sendiri berfungsi sebagai reagen utama yang nantinya akan menyumbangkan gugus metilnya
(terlepas ikatan antara metil dengan –OH) dan masuk berikatan dengan karbon karbonil dari asam
benzoat.
Kemudian, tambahkan 0.75 mL H2SO4 pekat ke dalam labu bulat secara perlahan-lahan di dalam ice
bath. Penambahan asam sulfat ini berfungsi untuk pemberi suasana asam dan memprotonasi asam
benzoat sehingga gugus keton berubah menjadi alkohol seperti pada gambar 11 di bawah. Penambahan
asam sulfat ini dilakukan dalam ice bath dikarenakan reaksi yang terjadi adalah eksotermis, sehingga
perlu lingkungan yang dingin supaya tidak terlalu panas. Penambahan asam sulfat ini membuat
terbentuknya padatan putih seperti pada gambar 5 yang tidak larut. Kemudian, tambahkan batu didih ke
dalam labu bulat dan refluks campuran tersebut selama 1 jam. Fungsi dari refluks ini adalah untuk
mempercepat reaksi yang terjadi, menjaga suhu reaksi agar tetap konstan, dan supaya pelarut yang
digunakan tidak hilang akibat pemanasan.
Pada proses refluks tersebut, terjadi mekanisme reaksi dengan skema sebagai berikut.
6

Gambar 11. Mekanisme Reaksi Sintesis Metil Benzilat

Mekanisme reaksi yang terjadi adalah pertama H + dari asam sulfat memprotonasi atom oksigen dari
asam benzoat membuat atom oksigen memiliki muatan formal +1. Kemudian, elektron pada iktan C=OH
beresonansi membentuk atom oksigen yang netral dan membuat karbon tersebbut menjadi bermuatan
formal +1. Lalu, elektron bebas pada atom oksigen dari senyawa metanol menyerang karbo kation
tersebut dan berikatan. Lalu, atom hidrogen yang menempel pada atom oksigen dari metanol terlepas
membentuk H+ dan elektronnya membuat atom oksigennya menjadi bermuatan netral. Lalu, elektron
bebas pada atom oksigen pada gugus alkohol menyerang atom hidrogen dari gugus alkohol yang lain
kemudian terlepas ikatannya membentuk molekul air dan terbentuk ikatan rangkap C=O sehingga
terbentuk senyawa metil benzoat seperti pada gambar 11.
Setelah direfluks, labu didinginkan dan campuran di dalamnya dipindahkan ke corong pisah,
tambahkan 12.5 mL aquades dan 9 mL eter, kemudian ekstraksi campuran tersebut. Fungsi dari
penambahan aquades adalah untuk melarutkan pengotor-pengotor polar dan sisa asam yang tidak
bereaksi. Sedangkan, penambahan eter bertujuan untuk melarutkan pengotor-pengotor non polar.
Kemudian, dari ekstraksi akan menghasilkan dua lapisan dalam corong pisah, lapisan atas (organik)
dan lapisan bawah (air). Lalu, keluarkan lapisan bawah yang berupa air, sementara lapisan atas (ester)
ditambahkan lagi 6.5 mL aquadest dan 6.5 mL NaHCO3 5%. Fungsi dari penambahan NaHCO3 adalah
untuk menetralkan sisa katalis asam dalam campuran dan asam benzoat yang tidak bereaksi. Selama
proses ekstraksi, gas yang keluar dari corong pisah adalah gas CO2 dan H2O yang terbentuk akibat reaksi
penetralan yang terjadi di dalamnya.
Selanjutnya, setelah penambahan NaHCO3, larutan diekstraksi kembali yang akan menghasilkan dua
lapisan, lapisan bawah dibuang sedangkan lapisan atas ditambahkan 5 mL NaCl jenuh dan diekstraksi
kembali. Penambahan NaCl jenuh ini bertujuan untuk memecah emulsi dan menarik air sehingga nanti
akan kembali terbentuk dua lapisan, yaitu lapisan bawah berupa air dan lapisan atas berupa ester metil
benzoat.
Selanjutnya, lapisan bawah yang terbentuk dibuang dan lapisan atas dipindahkan ke dalam suatu
beaker glass. Tambahkan 1 gram Na2SO4 anhidrat ke dalam beaker glass. Natrium sulfat anhidrat
berfungsi untuk menyerap air dari ester dengan sifatnya yang higroskopis sehingga tersisa hanya esternya
saja.
Setelah ditambahkan natrium sulfat anhidrat, akan terbentuk padatan putih dan cairan yang tersisa
yang merupakan cairan ester (produk). Lalu, dekantasi larutan ester yang ada ke dalam gelas ukur untuk
ditimbang.
Berdasarkan hasil yang praktikan dapatkan, produk akhir yang didapat berupa larutan bening yaitu
metil benzilat dengan massa sebesar 0.01 gram dengan nilai persen keselahan relatif sebesar 99.64% dan
nilai persen yield sebesar 0.358%.

4.6 Analisa Kesalahan


Pada percobaan ini, massa metil benzilat yang terbentuk tidak sesuai dengan massa metil benzilat
yang seharusnya terbentuk secara teori. Hal ini mungkin dapat disebabkan oleh beberapa hal di antaranya
adalah:
a. Reagen yang digunakan dalam kondisi yang tidak optimal atau sudah terkontaminasi
b. Terdapat human error dalam melakukan percobaan seperti proses penimbangan reagen yang
tidak tepat atau penambahan volume yang tidak tepat (pembacaan miniskus tidak tepat)
c. Heating mantle yang tidak bekerja dengan baik
d. Pemanasan yang kurang sempurna
7

5. KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa metil benzoat dapat disintesis.
Metil benzoat dapat disintesis dengan mereaksikan asam benzoat dengan metanol dengan bantuan asam.
Prinsip reaksi yang terjadi adalah esterifikasi dengan metode refluks dan ekstraksi. Massa produk yang
didapat adalah sebesar 0.01 gram dengan persen kesalahan relatif sebesar 99.64% dan persen yield
sebesar 0.358%.

UCAPAN TERIMA KASIH


Terima kasih sebanyak-banyaknya saya ucapkan kepada pihak-pihak terkait yang telah membantu
saya baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan praktikum ini.
1. Allah SWT, Tuhan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, atas semua nikmat dan karunia-Mu
yang tak akan terbalas
2. Kedua orang tua dan adik saya, yang selalu mendukung saya dari segala sisi
3. Pak Emil dan Ibu Lina selaku pembimbing Praktikum Kimia Organik
4. Kak Aul, selaku asisten laboratorium pada percobaan ini
5. Seluruh teman-teman saya, khususnya rekan kerja saya yaitu Rimania Dwi Haryani dan Tiara Nur
Annisa

DAFTAR PUSTAKA
Extraction Theory and General Procedure. Diakses secara online di tautan berikut
http://academics.wellesley.edu/Chemistry/chem211lab/Orgo_Lab_Manual/Appendix/Techniques/Extr
action/extraction_n.html. Diakses pada 29 November 2015
NN. Methyl Benzoate. http://www.hmdb.ca/metabolites/HMDB33968. Diakses pada 29 November 2015
NN. Methyl Benziate. http://www.reciprocalnet.org/recipnet/showsamplebasic.jsp?sampleId=27344429.
Diakses pada 29 November 2015
NN. Reaksi Esterifikasi. http://www.ilmukimia.org/2013/03/reaksi-esterifikasi.html. Diakses pada 29
November 2015
NN. Reflux and Distillation. http://spot.pcc.edu/~chandy/241/Reflux%20and%20Distillation.pdf. Diakses
pada 29 November 2015
Smith, Janice Gorzynski. 2011. Organic Chemistry 3rd ed.. Manoa: University of Hawai
Tim KBI Kimia Organik. 2015. Diktat Praktikum Kimia Organik. Depok: Departemen Kimia, FMIPA UI
Williamson. 2006. A Floral Fragrance, Methyl Benzoate.
http://courses.chem.psu.edu/chem36/synfa06web/expt84.pdf. Diakses pada 29 November 2015
8

MSDS

1. Asam benzoat
Sifat fisik : Padatan putih
BM : 122.12 g/mol
Titik leleh : 122.4oC
Massa jenis : 1.2659 g/cm3
Kelarutan : Sedikit larut dalam air dingin
Bahaya : Berbahaya apabila kontak dengan mata (iritasi), dengan kulit (iritasi), apabila tertelan,
dan apabila terhirup
2. Metanol
Sifat fisik = cairan tidak berwarna dengan bau tajam khas alkohol
BM = 32.04 g/mol
Titik didih = 64.5oC
Massa jenis = 0.7915 g/ml
Kelarutan = mudah larut dalam air panas/ dingin
Bahaya = berbahaya apabila kontak dengan mata (iritasi), dengan kulit (iritasi), apabila
tertelan, dan apabila terhirup. Paparan yang terlalu banyak dapat menyebabkan
kematian.
3. Asam sulfat pekat
Sifat fisik = cairan tidak berbau dan tidak berwarna
BM = 98.08 g/mol
Titik didih = 270oC
Massa jenis = 1.84 g/cm3
Kelarutan = larut dalam air (membebaskan panas) dan dalam etanol
Bahaya = sangat berbahaya apabila kontak dengan mata (iritasi, bersifat korosif), dengan kulit
(iritasi, permeator, bersifat korosif), apabila tertelan, dan apabila terhirup
4. Dietil eter
Sifat fisik = cairan tidak berwarna berbau khas eter
BM = 74.12 g/mol
Titik didih = 34.6oC
Massa jenis = 0.71 g/cm3
Kelarutan = larut dalam aseton dan larut sebagian dalam air dingin
Bahaya = berbahaya apabila kontak dengan kulit (iritasi), dengan mata (iritasi), apabila
tertelan, dan apabila terhirup.
5. Metil benzoat
Sifat fisik = cairan tidak berwarna berbau khas
BM = 136.14 g/mol
Titik didih = 199oC
Massa jenis = 1.094 g/cm3
Kelarutan = sangat sedikit larut dalam air dingin
Bahaya = berbahaya apabila kontak dengan kulit (iritasi) dan dengan mata (iritasi). Sangat
berbahaya apabila tertelan

Anda mungkin juga menyukai