Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

BAB II

PEMBAHASAN

1.1 PEMERIKSAAN GDS

A. Pengertian
Pemeriksaan gula darah digunakan untuk mengetahui kadar gula darah
seseorang.
Macam- macam pemeriksaan gula darah:
Kriteria diagnostik WHO untuk diabetes mellitus pada sedikitnya 2 kali
pemeriksaan :
1. Gula darah sewaktu ≤ 200 mg/dl (11,1 mmol/L)
2. Gula darah puasa ≤ 140 mg/dl (7,8 mmol/L)
3. Gula darah dari sampel yang diambil 2 jam kemudian sesudah
mengkonsumsi 75 gr karbohidrat (2 jam post prandial (pp) ≤ 200 mg/dl.

B. Tujuan
1. Untuk mengetahui kadar gula pada pasien.
2. Mengungkapkan tentang proses penyakit dan pengobatannya.

C. Prosedur / Langkah SOP


Persiapan 1. Glukometer
Alat 2. Kapas Alkohol
3. Hand scone
4. Stik GDA
5. Lanset
6. Bengkok
7. Sketsel

Persiapan Menjaga privasi klien.


Lingkungan
Prosedur 1. Jelaskan prosedur tindakan yang akan dilakukan kepada
kerja pasien.
2. Mencuci tangan.
3. Memakai handscone
4. Atur posisi pasien senyaman mungkin.
5. Dekatkan alat di samping pasien.
6. Pastikan alat bisa digunakan.
7. Pasang stik GDA pada alat glukometer.
8. Menusukkan lanset di jari tangan pasien.
9. Menghidupkan alat glukometer yang sudah terpasang
stik GDA.
10. Meletakkan stik GDA dijari tangan pasien.
11. Menutup bekas tusukkan lanset menggunakan kapas
alkohol.
12. Alat glukometer akan berbunyi dan hasil sudah bisa
dibaca.
13. Membereskan dan mencuci alat.
14. Mencuci tangan.

Dari prosedur pemeriksaan gula darah diatas sebenarnya hampir sama di seperti
di rumah sakit namun di RSUP Dr. Kaiadi tidak menggunakan lancet yang jarumnya
diisi ulang atau menggunakan alat yang seperti pen lancet yang perlu diganti jarumnya
lagi saat akan memeriksa gula darah pasien yang berbeda. Namun di RS menggunakan
lancet otomatis yang berwarna kuning dan berbentik seperti jepitan kecil yang lansung
dibuang atau diganti saat sudah digunakan.
Ini adalah lancet otomatis yang saat digunakan diputar tutupnya lalu ditekan pada
ujungnya atau pendorongnya saat akan menusuknya sehingga mempermudah kita
sebagai tenaga kesehatan untuk melakukan pemeriksaan gula darah dengan cepat dan
aman.

D. Kontra Indikasi

Untuk konta indikasi mungkin hampir tidak ada karena dengan


menggunakan alat ini justru mempermudah kita agar kita tidak perlu
mengganti isi jarum sehingga meminimalkan terjadinya penggunaan jarum
yang bergantian karena setelah digunakan lancet otomatis ini akan dibuang.

E. Hasil / Dampak Pada Pasien


Tingkat kesterilan terjaga, yang artinya mempermudah perawat
maupun dokter dalam menjaga kesterilan pasien. Dengan adanya pemeriksaan
gula darah yang terkontrol dan kesterilan ini maka dapat menunjang tingkat
kesehatan pasien.
1.2 Tes Toleransi Glukosa Oral

Tes ini telah digunakan untuk mendiagnosis diabetes awal secara pasti, namun tidak
dibutuhkan untuk penapisan dan tidak sebaiknya dilakukan pada pasien dengan
manifestasi klinis diabetes dan hiperglikemia
Cara pemeriksaannya adalah :
1. Tiga hari sebelum pemeriksaan, pasien makan seperti biasa
2. Kegiatan jasmani cukup
3. Pasien puasa selama 10 – 12 jam
4. Periksa kadar glukosa darah puasa
5. Berikan glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam air 250 ml, lalu minum dalam waktu
5 menit
6. Periksa kadar glukosa darah saat ½, 1, dan 2 jam setelah diberi glukosa
7. Saat pemeriksaan, pasien harus istirahat, dan tidak boleh merokok

Pada keadaan sehat, kadar glukosa darah puasa individu yang dirawat jalan dengan
toleransi glukosa normal adalah 70 – 110 mg/dl. Setelah pemberian glukosa, kadar
glukosa akan meningkat, namun akan kembali ke keadaan semula dalam waktu 2 jam.
Kadar glukosa serum yang < 200 mg/dl setelah ½. 1, dan 1 ½ jam setelah pemberian
glukosa, dan <140 mg/dl setelah 2 jam setelah pemberian glukosa, ditetapkan sebagai
nilai TTGO normal.
1.3 Tes Benedict

Pada tes ini, digunakan reagen Benedict, dan urin sebagai spesimen
Cara kerja :
1. Masukkan 1 – 2 ml urin spesimen ke dalam tabung reaksi
2. Masukkan 1 ml reagen Benedict ke dalam urin tersebut, lalu dikocok
3. Panaskan selama kurang lebih 2-3 menit
4. Perhatikan jika adanya perubahan warna

Tes ini lebih bermakna ke arah kinerja dan kondisi ginjal, karena pada keadaan DM,
kadar glukosa darah amat tinggi, sehingga dapat merusak kapiler dan glomerulus ginjal,
sehingga pada akhirnya, ginjal mengalami ”kebocoran” dan dapat berakibat terjadinya
Renal Failure, atau Gagal Ginjal. Jika keadaan ini dibiarkan tanpa adanya penanganan
yang benar untuk mengurangi kandungan glukosa darah yang tinggi, maka akan terjadi
berbagai komplikasi sistemik yang pada akhirnya menyebabkan kematian karena Gagal
Ginjal Kronik.

Hasil dari Benedic Test

Interpretasi (mulai dari tabung paling kanan) :


0 = Berwarna Biru. Negatif. Tidak ada Glukosa.. Bukan DM
+1 = Berwarna Hijau . Ada sedikit Glukosa. Belum pasti DM, atau DM stadium
dini/awal
+2 = Berwarna Orange. Ada Glukosa. Jika pemeriksaan kadar glukosa darah
mendukung/sinergis, maka termasuk DM
+3 = Berwarna Orange tua. Ada Glukosa. Positif DM
+4 = Berwarna Merah pekat. Banyak Glukosa. DM kronik
1.4 Rothera Test

Pada tes ini, digunakan urin sebagai spesimen, sebagai reagen dipakai, Rothera agents,
dan amonium hidroxida pekat
Test ini untuk berguna untuk mendeteksi adanya aceton dan asam asetat dalam urin,
yang mengindikasikan adanya kemungkinan dari ketoasidosis akibat DM kronik yang
tidak ditangani. Zat – zat tersebut terbentuk dari hasil pemecahan lipid secara masif oleh
tubuh karena glukosa tidak dapat digunakan sebagai sumber energi dalam keadaan DM,
sehingga tubuh melakukan mekanisme glukoneogenesis untuk menghasilkan energi. Zat
awal dari aceton dan asam asetat tersebut adalah Trigliseric Acid/TGA, yang merupakan
hasil pemecahan dari lemak.
Cara kerja :
1. Masukkan 5 ml urin ke dalam tabung reaksi
2. Masukkan 1 gram reagens Rothera dan kocok hingga larut
3. Pegang tabung dalam keadaan miring, lalu 1 - 2 mlmasukkan amonium hidroxida
secara perlahan – lahan melalui dinding tabung
4. Taruh tabung dalam keadaan tegak
5. Baca hasil dalam setelah 3 menit
6. Adanya warna ungu kemerahan pada perbatasan kedua lapisan cairan menandakan
adanya zat – zat keton

1.5 Pemeriksaan Gula Darah Kurva Harian

DEFINISI:
Kurva harian adalah serangkaian tindakan untuk proses pemeriksaan kadar gula darah
dan urine klien sebanayk 3 kali dalam sehari pada waktu-waktu yang telah ditentukan.
TUJUAN:
 Mengetahui kadar glukosa dalam darah dan urine pada klien yang sudah pasti
menderita Diabetes Mellitus
 Untuk memantau efektifitas terapi anti hiperglikemi yang telah diberikan
 Pemantauan tersebut mungkin dilakukan selama klien dirawtnyaitu 1-2
kali/minggu

PROSEDUR:
NO KOMPONEN RASIONAL
A. PENGKAJIAN:  Mendapatkan informai/masalah
dasar

Kaji adanya gejala  Mendapatkan kapeastian rencana
hiperglikemi/hipoglikemi tindakan
 Kaji ulang pesanan medic  Mendapatkan informasi data
 Kaji pengetahuan klien tentang penyuluhan untuk klien
tujuan pengambilan specimen  Makanan/obat-obatan tertentu dapat
 Kaji obat-obatan yang mempengaruhi hasil tes
digunakan dan makanan yang
telah dimakan
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN:
 Kecemasan ringan b/d kurang
pengetahuan tentang prosedur
 Hiperglikemia b/d tidak
adekuatnya sekresi insulin
 Hipoglikemia b/d intake
makanan kurang, pemberian
terapi insulin yang berlebihan
 Gangguan integritas jaringan
b/d hipoglikemia atau
hiperglikemia
C. PERENCANAAN  Meningkatkan kerjasama klien
dalam pelaksanaan prosedur
Persiapan Alat:
 Formilur: ditandai kurva harian
dalam formulir urine KH
 3 bokal urine dan tabung kimia
dilengkapi dengan etiket
 Spuit 2cc, kapas, alcohol,
tourniquet, perlak
Persiapan Klien:
 Menjelaskan klien tentang
persiapan dan tujuan prosedur.
Klien dianjurkan untuk puasa
malam hari (6-8 jam) sebelum
pengambilan bahan tapi boleh
minum air putih yang tidak
mengandung glukosa.
D. PELAKSANAAN:
Pengumpulan sebanyak 3 kali
yaitu saat klien puasa( jam
06.00), 2 jam setelah klien
makan (16.00) dan pukul 16.00
 Urine dan darah Nucter ( saat
puasa) diambil, selanjutnya
bahan darah dan urine diambil
2 jam setelah makan(PP) dan
jam 16.00
 Catat jumlah urine yang
diproduksi klien saat
pengambilan bahan di etiket
bokal urine
 Bahan pemeriksaan dan
formulir selanjutnya dikirim ke
laboratorium
E. EVALUASI:
 Klien dapat menjelaskan tujuan
tes sebelum dilakukan
pemeriksaan
 Klien menjelaskan prosedur
secara singkat
 Klien mengatakan tidak akut
untuk dilakukan tes
 Evaluasi tingkah laku non
verbal tentang kecemasan
sebelumnya,selama dan sesudah
dilakukan prosedur

Tanyakan klien apakah ada
yang belum jelas
 Evaluasi kemampuan klien
untuk melakukan tes secara
mandiri
F. DOKUMENTASI
Catat:
 Prosedur yng tlah dilkukan
/rspon klien
 Tnggal wkt
pengmbilnbhan/jmlah urine
yang diproduksi klien.

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pemeriksaan glukosa darah GDS adalah pemeriksaan gula darah sewaktu pasien
yang dilakukan dengan waktu yang relative singkat. Sekarang banyak tersedia berbagai
merek monitor glukosa pribadi yang dapat digunakan untuk mengukur kadar glukosa
darah dari tusukan di ujung jari. Alat ini cukup bermanfaat untuk mengetahui kadar
glukosa darah dan untuk menyesuaikan terapi. Penurunan kadar glukosa darah
(hipoglikemia) terjadi akibat asupan makanan yang tidak adekuat atau darah terlalu
banyak mengandung insulin. Peningkatan kadar glukosa darah (hiperglikemia) terjadi
jika insulin yang beredar tidak mencukupi atau tidak dapat berfungsi dengan baik;
keadaan ini disebut diabetes mellitus. Apabila kadar glukosa plasma atau serum sewaktu
(kapan saja, tanpa mempertimbangkan makan terakhir) sebesar ≥ 200 mg/dl, kadar
glukosa plasma/serum puasa yang mencapai > 126 mg/dl, dan glukosa plasma/serum 2
jam setelah makan (post prandial) ≥ 200 mg/dl biasanya menjadi indikasi terjadinya
diabetes mellitus.

3.2 Saran
Semua prosedur yang dilakukan untuk cek Gula Darah sudah baik dan perlu
dilanjutkan. Namun tetap harus diperhatikan teknik dan cara yang tepat dalam
memeriksa gula darah perlu diperhatikan ketepatan alat glucose meternya juga apakah
masih akurat atau tidak karena sebuah kesalahan kecil dalam pemeriksaan dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan pasien.
DAFTAR PUSTAKA

1. Price and Wilson.2006.Patofisiologi.EGC.Jakarta


2. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid 1, Edisi ketiga
3. Gandra Soebrata, Penuntun Laboratorium Klinik

Anda mungkin juga menyukai