Anda di halaman 1dari 6

INTUISI 7 (1) (2015)

INTUISI
Jurnal Ilmiah Psikologi

http://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/INTUISI

TERAPI HOLISTIK SEBAGAI MODEL


PENANGANAN SKIZOFRENIA
(Studi Kasus di Griya Pemulihan Siloam Yogyakarta)

Kristiana Puspita Wulandari1; Rulita Hendriyani 2; Moh. Iqbal Mabruri3 

Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang, Indonesia

Info Artikel Abstrak


Sejarah Artikel: Pola pikir mahasiswa yang positif akan mempengaruhi efikasi diri akademiknya. Apabila ma-
Diterima Januari 2015 Terapi Holistik di GPSY merupakan terapi yang digunakan untuk menangani skizofrenia se-
Disetujui Februari 2015 cara komprehensif dengan menggunakan pendekatan secara medis, fisik, psikis, rohani, sosial
Dipublikasikan Maret 2015 dan keluarga. Penanganan skizofrenia tersebut memiliki prosentase kekambuhan lebih kecil
dibandingkan prevalensi kekambuhan skizofrenia dengan penanganan menggunakan model
Keywords: terapi lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penanganan skizofrenia dengan
Holistic Therapy; menggunakan Terapi Holistik yang dilakukan di GPSY. Penelitian ini termasuk penelitian kuali-
Schizophrenia tatif dengan desain penelitian studi kasus eksplanatoris. Teknik pengumpulan data yang digu-
nakan adalah wawancara, observasi (catatan lapangan), dan dokumentasi. Hasil Penelitian yang
diperoleh yaitu: Terapi Holistik terdiri dari beberapa jenis terapi, berupa; Terapi Medis, Terapi
Rohani, Terapi Sosial, Home Care, Home Visit dan Konseling Keluarga; Terapi Holistik mampu
memulihkan skizofrenia karena meningkatkan kesadaran diri (self awareness), self suggestion
dan resiliensi, ketrampilan sosial, kebermaknaan hidup (meaningfulness of life), dan dukungan
keluarga.

Abstract
Terapi Holistik in GPSY is a therapy used to treat schizophrenia with the comprehensively ap-
proach in the medical, physical, psychological, spiritual, social and family. The treatment of schi-
zophrenia has a smaller percentage of recurrence compared the prevalence of schizophrenia
relapse with treatment with other therapies. The goal of this research is to determine the treat-
ment of schizophrenia by using a Terapi Holistik that is performed in GPSY.This study includes
qualitative research with explanatory case study research design. Data collection techniques
used were interviews, observation (field notes), and documentation.The result of this research
obtained: Terapi Holistik consists of several types of therapy, such as; Medical Therapy, Spiritual
Therapy, Social Therapy, Home Care, Home Visit and Family Counseling; Terapi Holistik is able to
recover schizophrenia because it enhances self-awareness, self-suggestion and resilience, social
skills, meaningfulness of life and family support.

© 2015 Universitas Negeri Semarang


Alamat korespondensi: p - ISSN 2086-0803
Jurusan Psikologi, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Semarang e - ISSN 2541-2965
Gedung A1 Lantai 2 Kampus Sekaran, Gunungpati, Semarang,
Jawa Tengah, Indonesia, 50229
E-mail: intuisi@mail.unnes.ac.id
Kristiana Puspita Wulandari, Rulita Hendriyani, Moh. Iqbal Mabruri/ INTUISI 7 (1) (2015)

PENDAHULUAN terjadinya kekambuhan. Hasil penelitian Wijaya


(2010) mengungkapkan bahwa semakin sulit atau
Skizofrenia merupakan suatu deskripsi tidak adanya pelayanan kesehatan holistik yang
sindrom dengan variasi penyebab dan perjalanan diterima oleh pasien skizofrenia, semakin besar
penyakit yang luas, serta sejumlah akibat yang kemungkinan terjadinya kekambuhan sedang-
tergantung pada perimbangan pengaruh genetik, kan semakin banyak layanan secara holistik yang
fisik, dan sosial budaya (Maslim, 2003:46). Skizo- tersedia, semakin sedikit terjadinya resiko kekam-
frenia adalah penyakit yang meliputi predisposisi buhan.
genetik yang diaktifkan oleh faktor-faktor intrapsi- Griya Pemulihan Siloam Yogyakarta (GPSY)
kis dan interpersonal (Robbin, dalam Arif 2006:5). merupakan panti rehabilitasi gangguan jiwa yang
Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala posi- menerapkan model penanganan skizofrenia seca-
tif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halu- ra holistik. Adapun alasan pemilihan GPSY seba-
sinasi, gangguan kognitif dan persepsi; gejala-ge- gai tempat penelitian gangguan jiwa yang holis-
jala negatif seperti avolition (menurunnya minat tik yaitu karena GPSY menggunakan pendekatan
dan dorongan), berkurangnya keinginan bicara (medis, fisiologis, psikologis, religiusitas, sosial
dan miskinnya isi pembicaraan, afek yang datar ekonomi dan keluarga) dalam menangani skizo-
serta terganggunya relasi personal (Strauss et al, frenia.
dalam Arif 2006:3). Terapi Holistik terdiri dari 3 sub bagian
Setiap tahunnya 35% penderita skizofrenia yaitu: Terapi Medis, Terapi Rohani serta Terapi So-
mengalami kekambuhan, dari penderita skizo- sial. Secara garis besar kegiatan Terapi Holistik di
frenia yang diobati 20–40% belum menunjukan GPSY dapat digambarkan sebagai berikut; Terapi
hasil yang memuaskan. Diantara penderita skizo- Medis meliputi: pemeriksaan rutin, pemeriksaan
frenia 20–50% melakukan percobaan bunuh diri, psikiater, pemberian teori dan praktek kesehatan,
dan 10% diantaranya berhasil (mati karena bunuh konseling kesehatan individu dan kelompok, ce-
diri). Angka kematian skizofrenia 8 kali lebih ting- ramah kesehatan, penggunaan ruang isolasi dan
gi dari angka kematian penduduk pada umum- olahraga; Terapi Rohani meliputi: doa pagi, doa
nya dan penyakit skizofrenia cenderung menja- malam, ibadah, terapi ketuk, pemutaran film roha-
di kronis (Hawari, 2003:5). Meskipun skizofrenia ni, ayat hapalan, konseling individu dan kelompok
tersebut tidak dianggap sebagai gangguan yang rohani, permainan musik rohani; dan Terapi Sosial
menyebabkan kematian secara langsung, namun meliputi: diskusi kelompok, terapi kerja (waserda,
beratnya gangguan tersebut dalam arti ketidak- penjualan bensin, perikanan, perkebunana), pela-
mampuan serta invaliditas baik secara individu tihan ketrampilan kerja, pengenalan lingkungan
maupun kelompok akan menghambat kehidupan dan refresing.
penderitannya sehingga mereka tidak produktif Terapi Holistik di GPSY tidak dibatasi hanya
dan tidak efisien serta tidak mampu lagi berfung- pada terapi medis, rohani dan sosial tetapi penera-
si secara wajar dalam kehidupan sehari-harinya. pan Terapi Holistik ini juga dikembangkan dalam
Oleh karena itu gangguan jiwa, khususnya skizo- pola hubungan sehari-hari antara pasien dengan
frenia harus mendapatkan penanganan yang te- pasien dan pasien dengan mentor yang dikemas
pat supaya mereka dapat mengembalikan fungsi dalam konsep tempat rehabilitasi berbasis “home
perannya dalam menjalani kehidupan sehingga care“ yaitu membentuk pola interaksi kekeluar-
mereka dapat dikatakan sehat atau pulih kembali. gaan dengan membatasi jumlah pasien skizofre-
Hawari (2003:96) mengungkapkan bahwa nia yang dirawat hanya maksimal 30 orang dalam
penanganan terhadap skizofrenia harus dilaku- satu periode, selain itu juga dilakukan home visit
kan secara holistik. Konsep penanganan holistik dan konseling keluarga untuk keefektifan dan ku-
menurut Hawari yaitu penanganan secara meny- alitas penyembuhan yang benar-benar maksimal
eluruh (komprehensif ) pada seluruh aspek kehi- dan meminimalkan tingkat kekambuhan pasien
dupan pasien meliputi aspek fisik, psikis, religius pasca pulang dari GPSY.
dan sosialnya. Salbiah (2006:34) mengungkapkan Penanganan skizofrenia dengan Terapi Ho-
bahwa konsep holistik merupakan salah satu kon- listik yang dilakukan GPSY memiliki angka kekam-
sep yang mendasari tindakan keperawatan yang buhan sekitar 15%-20% setiap tahunnya. Hasil wa-
meliputi dimensi fisiologis, psikologis, sosiokultu- wancara yang dilakukan kepada ibu Ngisty selaku
ral, dan spiritual. mentor GPSY diperoleh keterangan bahwa sejak
Wijaya (2010) menyatakan bahwa ke- awal berdirinya tahun 2000 sampai 2012, GPSY
tersediaan pelayananan kesehatan holistik me- menangani 110 pasien dan hanya 20 pasien yang
rupakan salah satu faktor yang berperan dan mengalami kekambuhan setelah 1 tahun perta-
bermakna secara signifikan dalam mencegah ma dipulangkan, namun kekambuhan ini hanya

19
Kristiana Puspita Wulandari, Rulita Hendriyani, Moh. Iqbal Mabruri/ INTUISI 7 (1) (2015)

terjadi sebanyak 1-2 kali saja karena setelah ter- model penanganan skizofrenia dengan meng-
jadi kekambuhan yang pertama akan dilakukan gunakan Terapi Holistik yang dilakukan di GPSY.
penanganan ulang terhadap pasien dan keluarga Metode pengumpulan data yang di-
pasien. gunakan dalam penelitian ini: (1) Wawancara:
Prosentase kekambuhan skizofrenia secara metode pengumpulan data dengan jalan tanya
umum dengan menggunakan model terapi lain- jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistema-
nya adalah sekitar 35-80% setiap tahunnya. Hal ini tik, dan berlandaskan kepada tujuan penyelidi-
diungkapkan oleh Hawari (2003:5) bahwa setiap kan; (2) Observasi Partisipan: pengamatan ber-
tahunnya 35% pasien skizofrenia mengalami ke- tujuan dimana peneliti terlibat dalam kegiatan
kambuhan. Harris (dalam Arif 2006:4) menyatakan sehari-sehari orang yang dijadikan sumber data
bahwa 50% pasien skizofrenia mengalami kekam- penelitian untuk mendapat data tentang suatu
buhan periodik dan ketidakmampuan berfungsi masalah dan sebagai alat re-cheking atau pem-
secara efektif. Widodo (2003) menerangkan bah- buktian tehadap informasi atau keterangan yang
wa setelah menjalani perawatan pasien dengan diperoleh sebelumnya; (3) Dokumentasi: berupa
diagnosa skizofrenia mengalami kekambuhan gambar, foto, rekaman, catatan lama atau data-
sebesar 50% pada tahun pertama dan mencapai data lain yang berhubungan dengan penelitian.
100% pada tahun kelima. Lebih lanjut, Aji (2010) Keabsahan data dalam penelitian ini meng-
menambahkan bahwa insiden kekambuhan pa- gunakan teknik pemeriksaan yang didasarkan
sien skizofrenia adalah berkisar 50%-80% setelah pada sejumlah kriteria tertentu. Kriteria tersebut
satu episode psikotik setiap tahunnya jika tidak meliputi derajat kepercayaan (credibility), ket-
diterapi. eralihan (transferability), ketergantungan (de-
Tingkat kekambuhan pasien skizofrenia di pendability), dan kepastian (confirmability).
GPSY pasca perawatan dengan menggunakan
Terapi Holistik memiliki prevalensi lebih kecil bila
dibandingkan dengan prosentase tingkat kekam- HASIL DAN PEMBAHASAN
buhan skizofrenia secara umum dengan meng-
gunakan model terapi lainnya, meskipun hanya Terapi Holistik adalah suatu bentuk terapi
dalam waktu perawatan yang relatif singkat yaitu yang digunakan untuk menangani gangguan jiwa
sekitar 6 bulan s.d 1,5 tahun. skizofrenia secara menyeluruh (komprehensif )
Paparan data-data diatas mendasari pen- pada seluruh aspek kehidupan pasien yaitu as-
tingnya dilakukan penelitian ini, yaitu supaya di- pek fisik, psikis dan sosial. Terapi Holistik di GPSY
peroleh suatu ilmu mengenai penanganan skizo- terdiri dari tiga terapi utama yang meliputi terapi
frenia yang holistik sehingga melalui penanganan medis (pemeriksaan rutin, pemeriksaan psikiater,
skizofrenia secara holistik pemulihan terhadap pemberian teori dan praktek kesehatan, konse-
gangguan jiwa skizofrenia lebih mudah diupaya- ling kesehatan individu dan kelompok, ceramah
kan dan prosentase terjadinya kekambuhan pasca kesehatan, penggunaan ruang isolasi dan olahra-
perawatan mampu diminimalkan. ga); terapi rohani (doa pagi, doa malam, ibadah,
terapi ketuk, pemutaran film rohani, ayat hapalan,
konseling individu dan kelompok rohani, permai-
METODE nan musik rohani); dan terapi sosial (diskusi ke-
lompok, terapi kerja (waserda, penjualan bensin,
Penelitian ini merupakan jenis penelitian perikanan, perkebunana), pelatihan ketrampilan
kualitatif dengan menggunakan desain peneli- kerja, pengenalan lingkungan dan refresing).
tian studi kasus eksplanatoris. Penelitian kualitatif Terapi tersebut memiliki saling keterkaitan
adalah penelitian yang bermaksud untuk mema- antara satu dengan yang lain, karena memang
hami fenomena tentang apa yang dialami oleh setiap bagian terapi akan melibatkan bagian dari
subjek penelitian dengan cara deskripsi dalam terapi lainya. Proses pelaksanaan terapi antara pa-
bentuk kata-kata pada suatu konteks khusus yang sien dan mentor yang dilakukan di GPSY dibentuk
alamiah (Moleong, 2007:6). Studi kasus memberi- dalam suatu pola interaksi “Home Care”. Home
kan suatu penjelasan-penjelasan tandingan untuk Care juga diterapkan dalam kegiatan sehari-hari
rangkaian peristiwa yang sama dan menunjukan pasien, pola interaksi ini menjadi bagian dari Te-
bagaimana penjelasan semacam itu mungkin bisa rapi Holistik. Prosedure Terapi Holistik selanjut-
diterapkan pada situasi-situasi yang lain (Ying, nya yaitu pendekatan terhadap keluarga melalui
1995:6). Pendekatan eksplanatoris dipakai untuk adanya Home Visit (kunjungan) dan konseling ke-
menjawab pertanyaan-pertanyaan “bagaima- luarga.
na” dan “mengapa”, yaitu tentang bagaimana Prosedure penanganan dengan Terapi Ho-

20
Kristiana Puspita Wulandari, Rulita Hendriyani, Moh. Iqbal Mabruri/ INTUISI 7 (1) (2015)

listik terdiri dari beberapa tahapan yang terdiri sihan diri dan lingkungan.
dari: penerimaan pasien (pasien dibawa ke GPSY b.Effek psikologis Terapi Rohani: memun-
oleh keluarga maupun pihak-pihak yang berkai- culkan self suggestion dan meningkatkan resi-
tan dengan pasien dan terjadi kesepakatan antar liensi dalam diri pasien.
GPSY dengan pihak pasien); anamnesa (proses c.Effek psikologis Terapi Sosial: meningkat-
wawancara yang dilakukan GPSY kepada pihak kan ketrampilan interaksi sosial; menumbuhkan
pasien dengan tujuan untuk menggali data ten- kepercayaan diri, memperbaiki fungsi kognitif
tang riwayat kehidupan pasien); Terapi Holistik (kreativitas dan konsetrasi, melatih ingatan dan
(terapi medis, terapi rohani, terapi sosial yang kemampuan penyampaian isi pikiran, kemampu-
dikemas dengan sistem home care); persiapan an analisis, pemberian ketrampilan kerja sebagai
pulang (cuti, home visit dan konseling keluarga, bekal kesiapan pasien secara ekonomi dan mela-
bimbingan lanjut); masa terapi lanjutan (evaluasi tih tanggung jawab pasien, dan perubahan stigma
kondisi pasien selama cuti), terminasi (pemutusan masyarakat dan penerimaan terhadap skizofrenia.
hubungan kerja dan pasien diperbolehkan pu- d.Effek psikologis Home Care: membangun
lang). kebermaknaan hidup skizofrenia, terjalinya hu-
Kondisi pasien pada saat pertama datang bungan kepercayaan sebagai cara penanganan
ke GPSY dan belum menjalani Terapi Holistik yai- skizofrenia, mengurangi beban psikis melalui kon-
tu penderita skizofrenia menunjukan gangguan seling individu, mengontrol perilaku dan mem-
yang terlihat mencolok dan gangguan yang ter- bentuk perilaku pasien dengan sistem reward (ha-
samar. Gambaran gangguan yang mencolok atau diah) dan punishment (hukuman).
yang disebut dengan gejala postif skizofrenia yai- e.Effek psikologis Home Visit dan Konseling
tu adalah bentuk perilaku pasien yang dapat den- Keluarga: keluarga memperoleh pengetahuan
gan jelas teramati dan terlihat menyimpang serta dan informasi mengenai skizofrenia, perubahan
perilaku tersebut sudah meresahkan keluarga dan sikap dan cara pandang keluarga terhadap skizo-
masyarakat meliputi waham, halusinasi, kekacau- frenia, merencanakan dan mempersiapkan masa
an alam pikir, dan agresif, sedangkan gangguan depan pasien pasca perawatan.
tersamar atau yang disebut dengan gangguan Analisis perjalanan penyakit pada KM dan
negatif skizofrenia berupa bentuk perilaku pasien AD disebabkan oleh faktor organobiologik non
yang berkaitan dengan dirinya sendiri, meliputi keturunan, karena tidak ada anggota keluarga
affect tumpul, menarik diri, kontak emosional ren- yang menderita skizofrenia. Kemunculuan dan ke-
dah, pasif dan apatis, kehilangan kehendak atau kambuhan pada KM dan AD disebabkan adanya
avolition. stressor psikososial yang kompleks dan sebagian
Kondisi pasien setelah menjalani pera- besar stressor psikososial bersumber dari dalam
watan dengan menggunakan Terapi Holistik di keluarga. Hasil tes grafis yang dilakukan kepada
GPSY yaitu menjadi stabil dan bisa mengotrol KM dan AD menunjukan bahwa keduanya meru-
dirinya sendirinya. Gangguan mencolok yang ter- pakan penderita skizofrenia, lebih spesifiknya ski-
lihat pada saat pertama kali pasien masuk sudah zofrenia paranoid.
berangsur-angsur hilang, selain itu pasien sudah Dinamika pemulihan skizofrenia dengan
bisa mengendalikan dirinya sehingga perilakunya menggunakan Terapi Holistik yaitu bahwa Te-
menjadi terarah. Pasien mempunyai pemahaman rapi Holistik menangani faktor-faktor pencetus
mengenai penyakitanya, hal ini menyebabkan pa- atau mekanisme terjadinya skizofrenia, dampak-
sien memiliki kesadaran tentang tanggung jawab dampak skizofrenia pada aspek kehidupan pasien
terhadap diri serta lingkungannya dan memiliki dan faktor-faktor prediktif yang berkaitan dengan
penerimaan diri sebagai seorang penderita skizo- prognosis skizofrenia. Dinamika pemulihan skizo-
frenia. frenia pada KM dan AD yaitu mencakup mekanis-
Effek psikologis Terapi Holistik dalam me- me terjadinya skizofrenia secara organobiologik
nangani skizofrenia terdiri dari: dilakukan penanganan dengan menggunakan
a.Effek psikologis Terapi Medis: meng- terapi medis, mekanisme terjadinya skizofrenia
hilangkan gejala psikotik skizofrenia sehingga secara psikodinamik dan psikoreligius dilakukan
mengurangi perilaku maladaptive pasien yang penanganan dengan menggunakan terapi roha-
disebabkan faktor organobiologik, menumbuh- ni, mekanisme skizofrenia secara psikososial dila-
kan kesadaran minum obat pada pasien skizofre- kukan penanganan dengan menggunakan terapi
nia, pemahaman tentang gejala skizofrenia yang sosial dan konseling keluarga. Dinamika pemuli-
berfungsi sebagai coping dari dalam diri pasien, han skizofrenia pada KM dan AD yaitu mencakup
kecakapan dalam mengenali dan memahami ge- dampak skizofrenia pada aspek fisik (organobiolo-
jala skizofrenia, dan membiasakan perilaku keber- gik) dilakukan penanganan dengan menggunkan

21
Kristiana Puspita Wulandari, Rulita Hendriyani, Moh. Iqbal Mabruri/ INTUISI 7 (1) (2015)

terapi medis, dampak skizofrenia pada aspek psi- 2.Self suggestion dan resiliensi
kis dilakukan penanganan dengan menggunakan Self suggestion dan resiliensi diperoleh dari
terapi rohani dan home care, dampak skizofrenia penanganan melalui Terapi Rohani yang menye-
pada aspek sosial dilakukan penanganan dengan tuh aspek psikis pasien. Resiliensi diperoleh den-
menggunakan terapi sosial dan konseling keluar- gan menggunakan pendekatan agama, sesuai
ga. Dinamika pemulihan skizofrenia pada KM dan yang diungkapkan oleh penelitian Ayu (2012:70).
AD yang berkaitan dengan prognosis faktor psi- Hasil penelitian menunjukan bahwa adanya hu-
kososial dan interpersonal dilakukan penanganan bungan positif yang sangat signifikan antara re-
menggunakan semua variasi Terapi Holistik. ligiusitas dan resiliensi, religiusitas menciptakan
Kelebihan Terapi Holistik dalam menangani self suggestion dan kemudian meningkatkan resi-
skizofrenia yaitu komprehensif (menyeluruh), ber- liensi. Lebih lanjut resiliensi mampu memulihkan
kelanjutan dan adanya orientasi masa depan pa- skizofrenia, sesuai yang diungkapkan oleh Pertiwi
sien pasca perawatan. Kelemahan Terapi Holistik (2011:7) yang menyatakan bahwa resiliensi berpe-
dalam menangani skizofrenia yaitu kebergantun- ran penting dalam mempertahankan diri supaya
gan, keterikatan emosional yang terlalu kuat dian- tidak terjadi relaps dan mempertahankan kepu-
tara mentor dan pasien, jangka waktu perawatan lihannya selama menjalani rehabilitasi maupun
lama dan tanggung jawab yang tak terbatas. pasca rehabilitasi
Penanganan skizofrenia dengan menggu- 3.Ketrampilan Sosial
nakan konsep penanganan holistik di GPSY telah Ketrampilan sosial diperoleh melalui pem-
mengacu pada konsep holistik dan konsep penan- berian terapi sosial kepada pasien. Cacioppo (da-
ganan skizofrenia secara teoritik yang dikemukan lam Wakhid dkk 2003:3) mengungkapkan bahwa
oleh beberapa teori ahli sehingga Terapi Holistik tindakan keperawatan spesialis (terapi psikoso-
yang dikembangkan di GPSY adalah terapi yang sial) diberikan kepada pasien yang bertujuan un-
holistik untuk digunakan sebagai model penan- tuk meningkatkan kemampuan bersosialisasi
ganan skizofrenia. adalah latihan ketrampilan sosial. Hasil penelitian
Teknik-teknik terapi dalam Terapi Holistik Wakhid dkk (2013:46) mengenai penerapan terapi
mampu memulihkan skizofrenia karena memiliki latihan ketrampilan sosial pada klien isolasi sosial,
faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemuli- menunjukan bahwa latihan ketrampilan sosial da-
han skizofrenia meliputi; pat meningkatkan kemampuan sosialisasi pada
1.Kesadaran diri (self awareness) klien isolasi sosial dan harga diri rendah.
Kesadaran diri diperoleh dari kegiatan te- 4.Kebermaknaan hidup (meaningfulness of
rapi medis yang berkaitan pemulihan kondisi life)
pasien secara fisik, kesadaran diri secara positif Temuan mengenai home care dalam mem-
membangun tanggung jawab dalam diri individu bangun kebermaknaan hidup pasien melalui
mengenai kondisi dirinya, yaitu mengetahui den- pemberian pemahaman tentang penerimaan
gan tepat apa yang sedang dialami. Kesadaran diri diri sebagai penderita skizofrenia sesuai dengan
menimbulkan respon dan sikap antisipasi sehing- penelitian Setyaningtyas dan Abdullah (2011:4)
ga individu mampu mempersiapkan diri untuk mengenai hubungan antara penerimaan diri dan
menghadapi situasi yang sedang dan akan terjadi. kebermaknaan hidup. Hasil penelitian menyata-
Hawari (2003:119) mengungkapkan bahwa kan bahwa penerimaan diri merupakan salah satu
pasien yang tidak patuh pada pengobatan akan faktor yang dapat mempengaruhi kebermaknaan
memiliki resiko kekambuhan lebih tinggi diban- hidup, semakin posif penerimaan diri maka sema-
ding dengan pasien yang patuh kepada pengoba- kin tinggi kebermaknaan hidup dan sebaliknya
tan karena salah satu penyebab utama seringnya semakin negatif penerimaan diri maka semakin
terjadi kekambuhan adalah penderita skizofrenia rendah kebermaknaan hidupnya.
tidak disiplin dalam mengkonsumsi obat. Lebih
lanjut Hawari menyatakan bahwa penderita ski-
zofrenia mengalami hendaya (impairment) yang
nyata dalam fungsi perawatan diri sehari-hari.
Terapi Holistik melalui Terapi Medis me-
numbuhkan kesadaran terhadap pentingnya
pengobatan dan fungsi perawatan diri membuat
penderita skizofrenia memiliki tanggung jawab
terhadap pengobatan dan memulihkan hendaya
(impairement) yang berkaitan dengan kemampu-
an perawatan diri.

22
Kristiana Puspita Wulandari, Rulita Hendriyani, Moh. Iqbal Mabruri/ INTUISI 7 (1) (2015)

5.Dukungan Keluarga DAFTAR PUSTAKA


Dukungan keluarga diperoleh dari hasil
pemberian home visit dan konseling keluarga Astuti, Muji. Hubungan Antara Persepsi Terhadap Pe-
yang dilakukan oleh pihak GPSY kepada keluarga mAzwar, S. 2012. Penyusunan Skala Psikologi
pasien skizofrenia. Hasil penelitian Nurdiana dkk Edisi 2. Yogyakarta: Pustaka Pelajar
(2007:9) yang menyatakan bahwa ada hubungan
Bandura, A. 1997. Self Efficacy The Exercise Of Control.
arah baik antara peran serta keluarga terhadap New York: W.H Freeman and Company
tingkat kekambuhan klien skizofrenia, arah baik
berarti bila peran serta keluarga tentang skizo- Baron, R.A. & Donn B. 2004. Psikologi Sosial Jilid 1. Ja-
frenia tinggi maka akan diikuti semakin rendah karta: Penerbit Erlangga
tingkat kekambuhan terhadap klien skizofrenia.
Lebih lanjut, pentingnya peran dukungan keluar- Canpil, N.I dkk. 2013. Hubungan antara Berpikir Positif
ga dalam memulihkan kondisi pasien skizofrenia dengan Kemampuan Pemecahan Masalah In-
pasca perawatan diperkuat melalui penelitian terpersonal pada santri di Asrama Putri Pondok
Pesantren Madrasah Aliyah Islamiyah Batang
Ambari (2010:22) yang menyatakan bahwa ada
Kabung Padang. Online di http://www.scribd.
hubungan antara dukungan keluarga dengan ke- com/doc/214142380/jurnal-nevy (diakses tang-
berfungsian sosial pada pasien skizofrenia pasca gal 13 Juli 2014)
perawatan di Rumah Sakit Jiwa, semakin tinggi
dukungan keluarga, maka semakin tinggi pula ke- Elfiky, I. 2009. Terapi Berpikir Positif. Jakarta: Zaman
berfungsian sosial pasien dan sebaliknya semakin
rendah dukungan keluarga, semakin rendah pula Steca, P. dkk. 2007. Academic Self Efficacy Belief and
keberfungsian sosial pasien skizofrenia pasca pe- Quality of Experience in Learning. Journal of
rawatan di Rumah Sakit. Springer Science and Bussines Media. No. 10 Vol.
36 Hal. 301-312
SIMPULAN Wibowo, M.E. dkk. 2010. Panduan Penulisan Karya Il-
miah. Semarang : Unnes Press
Berdasarkan analisis hasil penelitian dan
pengujian hipotesis, maka dapat disimpulkan
bahwa Ada hubungan positif antara berpikir po-
sitif dengan efikasi diri akademik pada mahasiswa
yang sedang menyusun skripsi Jurusan Psikologi
Universitas Negeri Semarang. Semakin tinggi ber-
pikir positif mahasiswa maka semakin tinggi pla
efikasi diri akademik dan semakin rendah berpikir
positif mahasiswa maka semakin rendah pula efi-
kasi diri akademiknya. Berpikir positif dan efikasi
diri akademik pada mahasiswa yang sedang me-
nyusun skripsi Jurusan Psikologi Universitas Nege-
ri Semarang berada pada kategori tinggi.

23

Anda mungkin juga menyukai