Manfaatnya :
Contoh :
Probabilitas
Probabilitas adalah suatu angka yang mengukur frekuensi relatif dari suatu kejadian
dalam jangka panjang atau menunjukkan suatu tingkat kepercayaan. Pemakaian
konsep-konsep probabilitas menjadi dasar/landasan dalam mempelajari teori
keputusan secara statistik dan statistik inferensi.
Dalam penelitian, biasanya peneliti tidak mungkin atau sukar untuk memeriksa
setiap satuan pengamatan yang ada dalam populasi, sehingga peneliti hanya bisa
meneliti beberapa satuan pengamatan saja yang dipilih dari populasi tersebut.
Proses pemilihan beberapa satuan pengamatan dari seluruh satuan pengamatan yang ada
dalam populasi disebut sampling. Sebagai hasil sampling, terkumpul beberapa
satuan pengamatan yang merupakan bagian dari populasi yang disebut sampel.
Teknik sampling adalah sebuah metode atau cara yang dilakukan untuk
menentukan jumlah dan anggota sampel. Setiap anggota tentu saja wakil dari
populasi yang dipilih setelah dikelompokkan berdasarkan kesamaan karakter.
Teknik sampling yang digunakan juga harus disesuaikan dengan tujuan dari
penelitian.
Populasi terdiri dari sekumpulan individu yang bersifat heterogen terbatas. Ada
banyak variasi variabel yang melekat pada masing-masing individu.
Perbedaan ini bisa disebabkan oleh faktor internal dan eksternal dari individu
seperti halnya wilayah tempat tinggal, tingkat pendidikan, budaya atau gaya
hidup dalam suatu daerah tertentu. Subjektifitas dari individu-individu yang
memiliki sifat determinan yang berulang pada populasi akhirnya membentuk
karakter dari populasi secara umum. Berdasarkan karakter ini, dapat
disimpulkan bahwa pengambilan sampel dari populasi tidak bisa dilakukan
begitu saja namun dibutuhkan suatu teknik agar sampel yang ditarik tetap
representatif
Hal yang perlu diperhatikan dalam pengambilan sampel atau sampling adalah
seluruh variabel yang berkaitan dengan penelitian. Unsur-unsur khusus yang
melekat pada pribadi tentu saja perlu diperhatikan karena individu dengan
kemampuan khusus dalam sampel akan membawa bias data dan tentu saja
mempengaruhi distribusi data yang ada. Kesesuaian karakteristik daerah,
tingkatan, dan juga kecenderungan khusus juga perlu dipertimbangkan dalam
memilih teknik sampling yang sesuai
1) Probability sampling
Probability sampling menuntut bahwasanya secara ideal peneliti telah
mengetahui besarnya populasi induk, besarnya sampel yang diinginkan telah
ditentukan, dan peneliti bersikap bahwa setiap unsur atau kelompok unsur
harus memiliki peluang yang sama untuk dijadikan sampel. Adapun jenis-jenis
Probability sampling adalah sebagai berikut :
Teknik sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, dan tahap berikutnya menentukan
orang-orang yang ada pada daerah itu secara sampling juga. Teknik ini dapat
digambarkan di bawah ini.
2) Nonprobability sampling
Non Probability sampling adalah sebuah teknik sampling yang tidak
memperhatikan banyak variabel dalam penarikan sampel. Sampel-sampel dari
Nonprobability Sampling juga disebut sebagai subjek penelitian dimana hasil
dari uji yang dilakukan pada sampling tidak memiliki hubungan dengan
populasi. Tujuan penggunaan teknik sampling ini lebih banyak melekat pada
materi yang diujikan sedangkan pada random sampling atau probability
Sampling, tujuan penelitian melekat pada nilai dari materi pada populasi yang
diujikan.
a) Sampling sistematis
Sugiyono (2001:60) menyatakan bahwa sampling sistematis adalah teknik
penentuan sampel berdasarkan urutan dari anggota populasi yang telah diberi
nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua
anggota diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap saja,
atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima.
Untuk itu, yang diambil sebagai sampel adalah 5, 10, 15, 20 dan seterusnya
sampai 100.
b) Quota sampling
Menurut Sugiyono (2001: 60) menyatakan bahwa sampling kuota adalah
teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri
tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Menurut Margono (2004: 127)
dalam teknik ini jumlah populasi tidak diperhitungkan akan tetapi
diklasifikasikan dalam beberapa kelompok. Sampel diambil dengan
memberikan jatah atau quorum tertentu terhadap kelompok. Pengumpulan
data dilakukan langsung pada unit sampling. Setelah kuota terpenuhi,
pengumpulan data dihentikan. Sebagai contoh, akan melakukan penelitian
terhadap pegawai golongan II dan penelitian dilakukan secara kelompok.
Setelah jumlah sampel ditentukan 100 dan jumlah anggota peneliti berjumlah 5
orang, maka setiap anggota peneliti dapat memilih sampel secara bebas
sesuai dengan karakteristik yang ditentukan (golongan II) sebanyak 20 orang.
c) Sampling aksidental
Sampling aksidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu
cocok sebagai sumber data (Sugiyono, 2001: 60). Menurut Margono (2004: 27)
menyatakan bahwa dalam teknik ini pengambilan sampel tidak ditetapkan lebih
dahulu. Peneliti langsung mengumpulkan data dari unit sampling yang ditemui.
Misalnya penelitian tentang pendapat umum mengenai pemilu dengan
mempergunakan setiap warga negara yang telah dewasa sebagai unit
sampling. Peneliti mengumpulkan data langsung dari setiap orang dewasa
yang dijumpainya, sampai jumlah yang diharapkan terpenuhi.
d) Purposive sampling
Sugiyono (2001: 61) menyatakan bahwa sampling purposive adalah teknik
penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Menurut Margono
(2004:128), pemilihan sekelompok subjek dalam purposive
sampling didasarkan atas ciri-ciri tertentu yang dipandang mempunyai
sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui
sebelumnya, dengan kata lain unit sampel yang dihubungi disesuaikan
dengan kriteria-kriteria tertentu yang diterapkan berdasarkan tujuan penelitian.
Misalnya, akan melakukan penelitian tentang disiplin pegawai maka sampel
yang dipilih adalah orang yang memenuhi kriteria-kriteria kedisiplinan pegawai.
e) Sampling jenuh
Menurut Sugiyono (2001:61) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering
dilakukan bila jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain
sampel jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan
sampel.
f) Snowball sampling
(Sugiyono, 2001: 61), Snowball sampling adalah teknik penentuan
sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian sampel ini disuruh
memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel begitu seterusnya, sehingga
jumlah sampel semakin banyak. Ibarat bola salju yang menggelinding
semakin lama semakin besar. Pada penelitian kualitatif banyak menggunakan
purposive dan snowball sampling. Teknik sampel ditunjukkan pada gambar di
bawah ini.
Jenis-jenis Statistika
Statistika Deskriptif adalah metode statistika yang
digunakan untuk menggambarkan atau mendeskripsikan data yang
telah dikumpulkan menjadi sebuah informasi.
Statistika Induktif adalah metode yang digunakan untuk
mengetahui tentang sebuah populasi berdasarkan suatu sampel
atau contoh dengan menganalisis dan menginterprestasikan
data menjadi sebuah kesimpulan.
Pengertian Populasi dan Sampel. Populasi adalah sebuah
kumpulan dari semua kemungkinan orang-orang, benda-benda dan
ukuran lain dari obyek yang menjadi perhatian. Sampel adalah
suatu bagian dari populasi tertentu yang menjadi perhatian.
Jenis-jenis Variabel
Ø Variabel kualitiatif adalah data yang diperoleh dari sampel
atau populasi berupa data kualitatif, data bukan berupa
angka.
Ø Variabel kuantitatif adalah data yang diperoleh dari sampel
atau populasi berupa data kuantitatif, data berupa angka.
Ø Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari
obyek penelitian.
Ø Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber lain
yang sudah dipublikasikan.
Pengukuran
Proses pengukuran dimulai dengan konseptualisasi
(conceptualization) dan operasionalisasi
(operationalization) dari setiap konsepdan variabel yang
tercakup dalam hipotesis penelitian. Konseptualisasi adalah
proses pemilihan konsep dan pemberian batasan (definisi)
secara teoritis terhadap suatu konsep. Sedangkan
operasionalisasi adalah suatu proses penyusunan definisi
operasional dari konsep yang dimaksud. Jadi, definisi
operasional merupakan batasan (definisi) atas makna suatu
konsep dalam bentuk cara, prosedur, ataupun instrumen
pengukuran tertentu.
Prinsip Pengukuran
Ada dua prisip dalam pengkuran. Prinsip eksklusif dan prinsip
ekshautif. Prinsip eksklusif berarti bahwa suatu kasus tidak
dapat memiliki nilai (kategori) lebih dari satu untuk suatu
variabel yang sama. Sedangkan prinsip ekshautif berarti bahwa
nilai (kategori) yang tersedia untuk suatu variabel harus
dapat mencakup nilai (kategori) dari setiap kasus.
Angka Indeks Adalah suatu angka yang dibuat sedemikian rupa sehingga
dapat dipergunakan untuk melakukan perbandingan antara kegiatan yang
sama(produksiekspor, hasil penjualan, jumlah uang beredar, dsb) dalam dua waktu
yang berbeda. Di dalam membuat angka indeks diperlukan dua macam waktu
yaitu :
1) Waktu dasar (Base period) yaitu waktu di mana suatu kegiatan (kejadian)
dipergunakan untuk dasar perbandingan.
2) Waktu yang bersangkutan/sedang berjalan (Current period) yaitu waktu
dimana suatu kegiatan akan diperbandingkan terhadap kegiatan pada waktu
dasar.
Pemilihan Tahun Dasar, Beberapa syarat yang perlu diperhatikan dalam
menentukan atau memilih waktu dasar adalah :
1) Waktu sebaiknya menunjukkan keadaan perekonomian yang stabil, dimana
harga tidak berubah dengan cepat sekali.
2) Waktu sebaiknya usahakan paling lama 10 tahun atau lebih baik kurang
dari 5 tahun.
3) Waktu di mana terjadi peristiwa penting.
4) Waktu di mana tersedia data untuk keperluan pertimbangan, hal ini
tergantung pada tersedianya biaya untuk penelitian (pengumpulan data).
Indeks Tidak Tertimbang Indeks harga relatif sederhana adalah indeks yang
terdiri dari satu macam barang saja baik untuk indeks produksi maupun indeks
harga misalnya indeks produksi ikan, indeks harga beras dll.
Indeks Agregatif adalah indeks yang terdiri dari beberapa barang (kelompok
barang) misalnya indeks harga 9 bahan pokok.
Deret berkala yaitu peramalan yang didasarkan pada data kuantitatif pada masa
lalu dimana hasil ramalan yang dibuat tergantung dengan metode yang
digunakan. Apabila metode yang digunakan berbeda, maka hasil ramalan akan
berbeda pula. Metode yang baik adalah metode yang memberikan nilai
perbedaan atau penyimpangan sekecil mungkin antara ramalan dengan data
yang sebenarnya.
Yang akan dibahas kali ini adalah mengenai data penjualan beras dari januari -
mei 2015 dan peramalan penjualan beras juni - desember 2015. Mengapa ini
menjadi salah satu topik yang menarik untuk dibahas karena salah satu hal yang
perlu di perhatikan oleh pemerintah adalah kerena Beras merupakan makanan
pokok orang indonesia dan semakin maraknya peredaran baras palsu yang
membuat omset penjualan beras terpengaruh.