Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIKUM VIII

DIODA PENYEARAH DENGAN FILTER DAN REGULATOR


Disusun untuk Memenuhi Matakuliah Elektronika
Dibimbing oleh Bapak I Made Wirawan, S.T., S.S.T, M.T.

Asisten Praktikum:
Muhammad Arif Syarifudin
Muhammad Bagus Arifin

Oleh :
Dwitha Fajri Ramadhani 160533611410
S1 PTI OFF B

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK ELEKTRO
PRODI S1 PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA
November 2016
RANGKAIAN DIODA PENYEARAH DENGAN FILTER DAN REGULATOR
1.1 Tujuan
1. Mahasiswa dapat mengetahui rangkaian regulator catu daya menggunakan IC
regulator 78xx dan 79xx.
2. Mahasiswa mampu merancang rangkaian regulator catu daya.
3. Mahasiswa dapat mengetahui cara kerja rangkaian regulator catu daya.
4. Mahasiswa mampu menganalisa rangkaian regulator catu daya.

1.2 Pendahuluan
Perangkat elektronik yang memerlukan arus DC mestinya dicatu oleh suplai arus searah
DC (direct current ) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah
sumber catu daya DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya
lebih besar, sumber dari baterai tidak cukup.
Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC (alternating current) dari
pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu perangkat catu daya yang dapat
mengubah arus AC menjadi DC.
Setelah mengetahui konstruksi, karakteristik dan model dari dioda penyearah,
diharapkan mahasiswa dapat memahami pula konfigurasi dengan menggunakan model dalam
aplikasinya dirangkaian elektronik.
Pada kesempatan ini, akan dibahas mengenai penyearah gelombang penuh dengan filter,
catu daya positif regulator, dan catu daya positif dengan regulator negatif.

1.3 Dasar Teori


1.3.1 Penyearah Gelombang Penuh dengan Filter
Filter dalam rangkaian penyearah digunakan untuk memperkecil tegangan ripple, sehingga
dapat diperoleh tegangan keluaran yang lebih rata, baik untuk penyearah gelombang setengah
maupun gelombang penuh. Filter diperlukan karena rangkaian – rangkaian elektronik
memerlukan sumber tegangan DC yang tetap, baik untuk keperluan sumber daya dan
pembiasan yang sesuai operasi rangkaian. Rangkaian filter dapat dibentuk dari kapasitor (C),
induktor (L) atau keduanya.

Gambaran rangkaian penyearah dengan filter, ditunjukkan pada gambar berikut ini :

2
Gambar 1. Pemakaian filter pada penyearah

1.3.1.1 Filter Kapasitor


Gambar dibawah ini menunjukkan rangkaian gelombang penuh dengan filter kapasitor.

Gambar 2. Rangkaian Filter Gelombang Penuh dengan Kapasitor

Untuk menjelaskan cara kerja kapasitor ini, perhatikan gambar dibawah ini dimana penjelasan
ini diambil untuk satu perioda sinyal masukan pada satu dioda. Selama seperempat perioda
positif yang pertama dari tegangan sekunder, Dioda D1 menghantar. Karena dioda
menghubungkan sumber VS1 secara langsung dengan kapasitor, maka kapasitor akan dimuati
sampai tegangan maksimum VM.

Gambar 3. Cara kerja filter kapasitor

Setelah mencapai harga maksimum, dioda berhenti menghantar (mati), hal ini terjadi karena
kapasitor mempunyai tegangan sebesar VM, yang artinya sama dengan tegangan sumber dan
bagi dioda artinya tidak ada beda potensial. Akibatnya dioda seperti saklar terbuka, atau dioda
dibias mundur (Reverse Bias).

3
Dengan tidak menghantarnya dioda, kapasitor mulai mengosongkan diri melalui resistansi
beban RL, sampai tegangan sumber mencapai harga yang lebih besar dari tegangan kapasitor.
Pada saat dimana tegangan sumber lebih besar dari tegangan kapasitor, dioda kembali
menghantar dan mengisi kapasitor. Untuk arus beban yang rendah tegangan keluaran akan
hampir tetap sama dengan VM. Tetapi bila arus beban tinggi pengosongan akan lebih cepat
yang mengakibatkan ripple yang lebih besar dan tegangan keluaran DC yang lebih kecil.

1.3.1.2 Tegangan Ripple

Seperti terlihat pada gambar dibawah ini kapasitor mengisi (charges) dengan cepat pada awal
siklus sinyal dan membuang (discharges) dengan lambat setelah melewati puncak positif
(ketika dioda dibias mundur). Variasi pada tegangan keluaran untuk dua kondisi, mengisi dan
membuang, disebut dengan tegangan ripple (ripple voltage). Semakin kecil ripple, semakin
baik penfilteran seperti terlihat pada gambar dibawah.

Gambar 4. Tegangan ripple pada penyearah gelombang setengah dengan filter

Gambar dibawah memperlihatkan penyearah gelombang penuh lebih mudah melakukan


penfilteran. Ketika di filter, penyearah gelombang penuh mempunyai tegangan ripple lebih
kecil dibanding gelombang setengah untuk resistansi beban dan nilai kapasitor yang sama. Hal
ini disebabkan kapasitor membuang lebih cepat dan interval waktu yang lebih pendek.

Perbandingan tegangan ripple dari penyearah


gelombang setengah dengan gelombang
penuh dengan filter kapasitor yang diperoleh
dari sinyal masukan yang sama.

4
1.3.1.3 Faktor Ripple ( r )

Faktor ripple menunjukkan efektif tidaknya sebuah filter, didefinisikan sebagai perbandingan
tegangan ripple efektif (rms) terhadap tegangan DC. Semakin kecil faktor ripple, semakin baik
filter. Faktor ripple dapat diperkecil dengan menambah nilai kapasitor.

1.3.2 IC Voltage Regulator (IC Pengatur Tegangan)


Voltage Regulator atau Pengatur Tegangan adalah salah satu rangkaian yang sering dipakai
dalam peralatan Elektronika. Fungsi Voltage Regulator adalah untuk mempertahankan atau
memastikan Tegangan pada level tertentu secara otomatis. Artinya, Tegangan Output
(Keluaran) DC pada Voltage Regulator tidak dipengaruhi oleh perubahan Tegangan Input
(Masukan), Beban pada Output dan juga Suhu. Tegangan Stabil yang bebas dari segala
gangguan seperti noise ataupun fluktuasi (naik turun) sangat dibutuhkan untuk mengoperasikan
peralatan Elektronika terutama pada peralatan elektronika yang sifatnya digital seperti Mikro
Controller ataupun Mikro Prosesor.

1.3.2.1 Jenis-jenis IC Voltage Regulator

Terdapat beberapa cara pengelompokan Pengatur Tegangan yang berbentuk IC (Integrated


Circuit), diantaranya adalah berdasarkan Jumlah Terminal (3 Terminal dan 5
Terminal), berdasarkan Linear Voltage Regular dan Switching Voltage Regulator. Sedangkan
cara pengelompokan yang ketiga adalah dengan menggolongkannya menjadi 3 jenis yakni
Fixed Voltage Regulator, Adjustable Voltage Regulator dan Switching Voltage Regulator.

1.3.2.1.1 Fixed Voltage Regulator (Pengatur Tegangan Tetap)


IC jenis Pengatur Tegangan Tetap (Fixed Voltage Regulator) ini memiliki nilai tetap yang tidak
dapat disetel (di-adjust) sesuai dengan keinginan Rangkaiannya. Tegangannya telah ditetapkan
oleh produsen IC sehingga Tegangan DC yang diatur juga Tetap sesuai dengan spesifikasi IC-
nya. Misalnya IC Voltage Regulator 7805, maka Output Tegangan DC-nya juga hanya 5 Volt
DC. Terdapat 2 jenis Pengatur Tegangan Tetap yaitu Positive Voltage Regulator dan Negative
Voltage Regulator.

Jenis IC Voltage Regulator yang paling sering ditemukan di Pasaran adalah tipe 78XX. Tanda
XX dibelakangnya adalah Kode Angka yang menunjukan Tegangan Output DC pada IC

5
Voltage Regulator tersebut. Contohnya 7805, 7809, 7812 dan lain sebagainya. IC 78XX
merupakan IC jenis Positive Voltage Regulator.

IC yang berjenis Negative Voltage Regulator memiliki desain, konstruksi dan cara kerja yang
sama dengan jenis Positive Voltage Regulator, yang membedakannya hanya polaritas pada
Tegangan Outputnya. Contoh IC jenis Negative Voltage Regulator diantaranya adalah 7905,
7912 atau IC Voltage Regulator berawalan kode 79XX.

IC Fixed Voltage Regulator juga dikategorikan sebagai IC Linear Voltage Regulator.

Dibawah ini adalah Rangkaian Dasar untuk IC LM78XX beserta bentuk Komponennya (Fixed
Voltage Regulator).

1.3.2.1.2 ADJUSTABLE VOLTAGE REGULATOR (Pengatur Tegangan Yang Dapat


Disetel)
IC jenis Adjustable Voltage Regulator adalah jenis IC Pengatur Tegangan DC yang memiliki
range Tegangan Output tertentu sehingga dapat disesuaikan kebutuhan Rangkaiannya. IC
Adjustable Voltage Regulator ini juga memiliki 2 jenis yaitu Positive Adjustable Voltage
Regulator dan Negative Adjustable Voltage Regulator. Contoh IC jenis Positive Adjustable
Voltage Regulator diantaranya adalah LM317 yang memiliki range atau rentang tegangan dari
1.2 Volt DC sampai pada 37 Volt DC. Sedangkan contoh IC jenis Negative Adjustable
Voltage Regulator adalah LM337 yang memiliki Range atau Jangkauan Tegangan yang sama
dengan LM317. Pada dasarnya desain, konstruksi dan cara kerja pada kedua jenis IC
Adjustable Voltage Regulator adalah sama. Yang membedakannya adalah Polaritas pada
Output Tegangan DC-nya.

IC Fixed Voltage Regulator juga dikategorikan sebagai IC Linear Voltage Regulator.

6
Dibawah ini adalah Rangkaian Dasar IC LM317 beserta bentuk komponennya (Adjustable
Voltage Regulator).

1.3.2.1.3 Switching Voltage Regulator


Switching Voltage Regulator ini memiliki Desain, Konstruksi dan cara kerja yang berbeda
dengan IC Linear Regulator (Fixed dan Adjustable Voltage Regulator). Switching Voltage
Regulator memiliki efisiensi pemakaian energi yang lebih baik jika dibandingkan dengan IC
Linear Regulator. Hal ini dikarenakan kemampuannya yang dapat mengalihkan penyediaan
energi listrik ke medan magnet yang memang difungsikan sebagai penyimpan energi listrik.
Oleh karena itu, untuk merangkai Pengatur Tegangan dengan sistem Switching Voltage
Regulator harus ditambahkan komponen Induktor yang berfungsi sebagai elemen penyimpan
energi listrik.

1.4 Data dan Analisis (Foto)


1.4.1 Tugas Pendahuluan
1. Carilah persamaan untuk menghitung tegangan dc dan tegangan ripple rangkaian penyearah
dengan filter kapasitor!
Jawab :

Fungsi kapasitor pada rangkaian diatas untuk menekan riple yang terjadi dari proses
penyearahan gelombang AC. Setelah dipasang filter kapasitor maka output dari rangkaian
penyearah gelombang penuh ini akan menjadi tegangan DC (Direct Current) yang dapat
diformulasikan sebagai berikut : VMAX = VAC x 1,4142 -1.2V

Dan untuk nilai riple tegangan :


Iload = Vmax / R

7
2. Jelaskan cara kerja rangkaian pada percobaan A? Dan gambarkan sinyal masukan dan
keluarannya!
Jawab :
Rangkaian jembatan gelombang penuh dengan menambahkan filter yaitu sebuah kapasitor di
antara sebuah rectifier dan sebuah beban. Gelombang yang ditunjukkan pada osiloskop adalah
gelombang ripple atau gelombang riak.
Dari hasil percobaan dapat diketahui semakin besar nilai hambatan dan kapasitor yang
digunakan maka bentuk gelombang semakin lurus, tidak terdapat riak pada gelombang. Hal ini
terjadi karena hampir semua komponen DC melalui resistor beban dan hampir semua
komponen AC diblok. Dalam hal ini komponen yang di dapat adalah tegangan DC yang
sempurna.
Pada resistor 4700Ω dengan kapasitor 2200μF dihasilkan sebuah gelombang yang lurus namun
masih belum sempurna, hal ini dikarenakan masih terdapat komponen AC yang keluar.
Cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh menggunakan jembatan adalah pada
awalnya kapasitor tidak bertenaga selama putaran seperempat pertama dioda adalah bias maju.
Kapasitor di charger dengan tegangan sama dengan sumber tegangan. Pengisian kapasitor
berlanjut sampai masukan mencapai nilai maksimum. Pada saat itu tegangan kapasitor sama
dengan VM. Setelah tegangan mencapai puncak, ia mulai menurun. Tegangan masukan kurang
dari VM. Di antara puncak, dioda mati, kapasitor discharged melalui resistor beban. Dengan
kata lain, kapasitor menyediakan arus beban. Karena kapasitor discharged di antara puncak,
riak dari puncak ke puncak sangat kecil. Ketika puncak berikutnya datang, dioda menghantar
kembali dan mencharger kapasitor kembali. Hal ini ditunjukkan dengan gelombang yang lurus.
Artinya semakin besar nilai hambatan dan nilai kapasitor maka tegangan keluaran yang
dihasilkan semakin baik.

Gambar masukan dan keluaran rangkain percobaan A

3. Jelaskan cara kerja kapasitor sebagai filter? Dan gambarkan sinyal keluarannya sebelum dan
sesudah difilter!
Jawab :
Untuk menjelaskan cara kerja kapasitor ini, perhatikan gambar
dibawah ini dimana penjelasan ini diambil untuk satu perioda sinyal

8
masukan pada satu dioda. Selama seperempat perioda positif yang pertama dari tegangan
sekunder, Dioda D1 menghantar. Karena dioda menghubungkan sumber VS1 secara langsung
dengan kapasitor, maka kapasitor akan dimuati sampai tegangan maksimum VM.

Setelah mencapai harga maksimum, dioda berhenti menghantar (mati), hal ini terjadi karena
kapasitor mempunyai tegangan sebesar VM, yang artinya sama dengan tegangan sumber dan
bagi dioda artinya tidak ada beda potensial. Akibatnya dioda seperti saklar terbuka, atau dioda
dibias mundur (Reverse Bias). Dengan tidak menghantarnya dioda, kapasitor mulai
mengosongkan diri melalui resistansi beban RL, sampai tegangan sumber mencapai harga yang
lebih besar dari tegangan kapasitor. Pada saat dimana tegangan sumber lebih besar dari
tegangan kapasitor, dioda kembali menghantar dan mengisi kapasitor. Untuk arus beban yang
rendah tegangan keluaran akan hampir tetap sama dengan VM. Tetapi bila arus beban tinggi
pengosongan akan lebih cepat yang mengakibatkan ripple yang lebih besar dan tegangan
keluaran DC yang lebih kecil.

4. Jika pada percobaan A nilai R1 = 1 KΩ. C1 = 2200 µf dan tegangan sekunder pada trafo
sebesar 24V. Hitung besar tegangan output dc dan tegangan ripple-nya menggunakan
persamaan yang diperoleh dari no. 1?
Jawab :
2𝑉𝑚𝑎𝑥 2(𝑉𝑎𝑐 𝑥1,4142−1.2)
VDC = 𝜋
= 𝜋

2(24 𝑥1,4142−1.2) 2(32,7408)


= = = 20,8540 𝑉
𝜋 𝜋

𝐼𝑙𝑜𝑎𝑑 𝑉𝑚𝑎𝑥/𝑟
VRIPPLE = =
𝑓𝐶 𝑓𝐶

32,7408
1000
= = 0,0297 𝑉
50(0,022𝐹)

9
1.4.2 Langkah Percobaan
1.4.2.1 Penyearah Gelombang Penuh dengan Filter Kapasitor
a. Alat dan Komponen yang digunakan :
1. Osiloskop Gw INSTEK GOS-622G : 1 buah
2. Multimeter SANWA YX360TRF : 1 buah
3. Probe : 1 buah
4. Resistor 4700Ω : 1 buah
5. Dioda 1N4001 : 1 buah
6. Kapasitor 2200 µf : 1 buah
7. Transformator 12 V – CT : 1 buah
8. Project board : 1 buah
9. Jumper : Beberapa Utas

b.1 Mengukur besar tegangan pada T1 menggunakan multimeter


1.Melakukan kalibrasi pada multimeter dengan cara memutar range switch selector pada posisi
ohm lalu menempelkan probe + dengan negatif .

2.Mengecek kondisi trafo dengan mengukur tahanan isolasi antara kumparan primer –
kumparan sekunder, kumparan primer – inti besi, kumparan sekunder – inti besi. Trafo
dikatakan baik apabila tahanan isolasi berukuran tak hingga ( ∞ )

3.Merangkai komponen dioda, trafo, dan resistor sesuai gambar, menggunakan 1 sumber yaitu
12 Volt.

4.Siapkan multimeter yang telah terkalibrasi, karena trafo yang digunakan 12 V maka putar
range switch selector pada posisi 50 ACV, hubungkan kabel trafo pada saklar.
5.Mengukur tegangan T1 dengan menempelkan probe multimeter positif pada trafo 12 V dan
probe multimeter negatif pada trafo CT.

10
6.Hasil pengukuran pada skala multimeter jarum menunjukkan posisi 13 karena skala yang
dilihat pada multimeter adalah skala 0 – 50 V.
7.Jadi besar tegangan pada T1 menggunakan multimeter adalah 13 V.

b.2 Mengukur besar tegangan pada R1 menggunakan multimeter


1.Melakukan kalibrasi pada multimeter dengan cara memutar range switch selector pada posisi
ohm lalu menempelkan probe + dengan negatif .

2.Mengecek kondisi trafo dengan mengukur tahanan isolasi antara kumparan primer –
kumparan sekunder, kumparan primer – inti besi, kumparan sekunder – inti besi. Trafo
dikatakan baik apabila tahanan isolasi berukuran tak hingga ( ∞ )

3.Merangkai komponen dioda, trafo, dan resistor sesuai gambar, menggunakan 1 sumber yaitu
12 Volt.

4.Siapkan multimeter yang telah terkalibrasi, karena trafo yang digunakan 12 V maka putar
range switch selector pada posisi 50 DCV, hubungkan kabel trafo pada saklar.
5.Mengukur tegangan R1 dengan menempelkan probe multimeter positif pada kaki resistor
yang dialiri arus positif dan probe multimeter negatif pada ground kaki resistor.

11
6.Hasil pengukuran pada skala multimeter jarum menunjukkan posisi 11 karena skala yang
dilihat pada multimeter adalah skala 0 – 50 V.

7.Jadi besar tegangan pada R1 menggunakan multimeter adalah 11 V.

b.3 Bandingkan dengan besar tegangan R1 ketika C1 dilepas


Hasil pengukuran tegangan
R1 ketika C1 dilepas pada
skala multimeter jarum
menunjukkan posisi 10
karena skala yang dilihat
pada multimeter adalah
skala 0 – 50 V. Jadi besar tegangan pada R1 ketika C1 dilepas maupun dipasang adalah
memiliki selisih 1 V, yaitu dengan C1 = 11 V dan tanpa C1 = 10 V. Tegangan menggunakan
kapasitor lebih besar karena kapasitor menyimpan muatan listrik yang disebut dengan
kapasitansi.

b.4 Mengukur besar tegangan pada T1 menggunakan osiloskop


1.Melakukan kalibrasi pada osiloskop dengan cara tekan tombol power osiloskop dan pastikan
semua tombol pada posisi tengah. Hubungkan probe pada CH1 kemudian probe pengait
dihubungkan pada tombol cal. Posisikan garis pada posisi tengah garis horizontal (0). Atur
volt/div pada posisi 1V, dan time/div pada posisi 0,5 ms. Atur div vertikal 2 kotak, div
horizontal 1 kotak, sehingga menghasilkan 2 div dan 1 ms. Osiloskop siap digunakan.

12
2.Mengecek kondisi trafo dengan mengukur tahanan isolasi antara kumparan primer –
kumparan sekunder, kumparan primer – inti besi, kumparan sekunder – inti besi. Trafo
dikatakan baik apabila tahanan isolasi berukuran tak hingga ( ∞ )

3.Merangkai komponen dioda, trafo, dan resistor sesuai gambar, menggunakan 1 sumber yaitu
12 Volt.

4.Siapkan osiloskop yang telah terkalibrasi dan hubungkan kabel trafo pada saklar.
5.Mengukur tegangan T1 dengan menempelkan probe pengait pada jumper yang terhubung
pada trafo 12 V dan probe hitam pada jumper yang terhubung dengan CT.

6.Hasil pengukuran pada osiloskop dengan menggunakan 2 volt/div dan 5ms time/div, adalah
6 div vertikal.
7.Jadi besar tegangan pada T1 menggunakan osiloskop adalah 6 x 2 = 12 Vpp

b.5 Mengukur besar tegangan pada R1 menggunakan osiloskop


1.Melakukan kalibrasi pada osiloskop dengan cara tekan tombol power osiloskop dan pastikan
semua tombol pada posisi tengah. Hubungkan probe pada CH1 kemudian probe pengait
dihubungkan pada tombol cal. Posisikan garis pada posisi tengah garis horizontal (0). Atur
volt/div pada posisi 1V, dan time/div pada posisi 0,5 ms. Atur div vertikal 2 kotak, div
horizontal 1 kotak, sehingga menghasilkan 2 div dan 1 ms. Osiloskop siap digunakan.

2.Mengecek kondisi trafo dengan mengukur tahanan isolasi antara kumparan primer –
kumparan sekunder, kumparan primer – inti besi, kumparan sekunder – inti besi. Trafo
dikatakan baik apabila tahanan isolasi berukuran tak hingga ( ∞ )

13
3.Merangkai komponen dioda, trafo, dan resistor sesuai gambar, menggunakan 1 sumber yaitu
12 Volt.

4.Siapkan osiloskop yang telah terkalibrasi dan hubungkan kabel trafo pada saklar.
5.Mengukur tegangan R1 dengan menempelkan probe pengait pada jumper yang terhubung
pada kaki katoda dioda dan probe hitam pada jumper yang terhubung dengan ground.

6.Hasil pengukuran pada osiloskop dengan menggunakan 5 volt/div dan 5ms time/div, adalah
3,4 div vertikal.
7.Jadi besar tegangan pada R1 menggunakan osiloskop adalah 3,4 x 5 = 17 Vpp

b.6 Bandingkan dengan besar tegangan R1 ketika C1 dilepas

14
Hasil pengukuran tegangan R1 ketika C1 dilepas pada osiloskop dengan menggunakan 5
volt/div dan 5ms time/div, adalah 3,4 div vertikal. Jadi besar tegangan pada R1 ketika C1
dilepas maupun dipasang adalah memiliki selisih 1 V, yaitu dengan C1 = 3,4 x 5 = 17 Vpp dan
tanpa C1 = 3,2 x 5 = 16 Vpp. Tegangan menggunakan kapasitor lebih besar karena kapasitor
menyimpan muatan listrik yang disebut dengan kapasitansi.

b.7 Simulasi rangkaian dengan program EWB


1. T1 Osiloskop

2. R1 Osiloskop

b.8 Menghitung besar tegangan pada R1 dan tegangan ripplenya.


2𝑉𝑚𝑎𝑥 2(𝑉𝑎𝑐 𝑥1,4142−1.2) 2(12 𝑥1,4142−1.2) (31,5384)
VDC = = = = = 10,0440 𝑉
𝜋 𝜋 𝜋 𝜋

10,0440
𝐼𝑙𝑜𝑎𝑑 𝑉𝑚𝑎𝑥/𝑟 4700
VRIPPLE = = = = 0,00194276 𝑉
𝑓𝐶 𝑓𝐶 50(0,022𝐹)

15
1.4.2.2 Catu daya Positif dengan Regulator
a. Alat dan Komponen yang digunakan :
1. Osiloskop Gw INSTEK GOS-622G : 1 buah
2. Multimeter SANWA YX360TRF : 1 buah
3. Probe : 1 buah
4. IC Regulator 7809 : 1 buah
5. Dioda 1N4001 : 1 buah
6. Kapasitor 100 µf dan 470 µf : 1 buah
7. Transformator 12 V – CT : 1 buah
8. Project board : 1 buah
9. Jumper : Beberapa Utas

b. Langkah Percobaan
Kapasitor 100 µf
Input Multimeter
Mengukur tegangan masuk-
an dengan menempelkan
probe merah pada kaki
positif C1 dan probe hitam
pada jumper yang terhubung
dengan ground.
Hasil pengukuran pada
Jadi besar tegangan
skala multimeter jarum
masukan menggunakan
menunjukkan posisi 17,5 V
multimeter adalah 17,5 V.
karena skala yang dilihat
pada multimeter adalah
skala 0 – 50 V.
Output Multimeter
Mengukur tegangan keluar-
an dengan menempelkan
probe merah pada kaki
output IC Regulator dan
probe hitam pada jumper

16
Jadi besar tegangan yang terhubung dengan
keluaran menggunakan ground.
multimeter adalah 9 V. Hasil pengukuran pada
skala multimeter jarum
menunjukkan posisi 9V
karena skala yang dilihat
pada multimeter adalah
skala 0 – 50 V.
Input Osiloskop
Mengukur tegangan masuk-
an dengan menempelkan
probe pengait pada kaki
positif C1 dan probe hitam
pada jumper yang terhubung
dengan ground.
Jadi besar tegangan
Hasil pengukuran pada
masukan menggunakan
osiloskop dengan meng-
osiloskop adalah 3,5 x 5 =
gunakan 5 volt/div dan 5ms
17,5 Vpp
time/div, adalah 3,5 div
vertikal.

Output Osiloskop
Mengukur tegangan keluar-
an dengan menempelkan
probe pengait pada kaki
output IC Regulator dan
probe hitam pada jumper
yang terhubung dengan
Jadi besar tegangan
ground.
masukan menggunakan
Hasil pengukuran pada
osiloskop adalah 1,8 x 5 =
osiloskop dengan meng-
9 Vpp.
gunakan 5 volt/div dan 5ms

17
time/div, adalah 1,8 div
vertikal.
Kapasitor 470 µf
Input Multimeter
Mengukur tegangan masuk-
an dengan menempelkan
probe merah pada kaki
positif C1 dan probe hitam
pada jumper yang terhubung
dengan ground.
Jadi besar tegangan
Hasil pengukuran pada
masukan menggunakan
skala multimeter jarum
multimeter adalah 17,5 V.
menunjukkan posisi 17,5 V
karena skala yang dilihat
pada multimeter adalah
skala 0 – 50 V.
Output Multimeter
Mengukur tegangan keluar-
an dengan menempelkan
probe merah pada kaki
output IC Regulator dan
probe hitam pada jumper
Jadi besar tegangan yang terhubung dengan
keluaran menggunakan ground.
multimeter adalah 9 V. Hasil pengukuran pada
skala multimeter jarum
menunjukkan posisi 9V
karena skala yang dilihat
pada multimeter adalah
skala 0 – 50 V.
Input Osiloskop
Mengukur tegangan masuk-
an dengan menempelkan

18
probe pengait pada kaki
positif C1 dan probe hitam
pada jumper yang terhubung
dengan ground.
Hasil pengukuran pada
osiloskop dengan meng-
Jadi besar tegangan
gunakan 5 volt/div dan 5ms
masukan menggunakan
time/div, adalah 3,5 div
osiloskop adalah 3,5 x 5 =
vertikal.
17,5 Vpp
Output Osiloskop
Mengukur tegangan keluar-
an dengan menempelkan
probe pengait pada kaki
output IC Regulator dan
probe hitam pada jumper
Jadi besar tegangan yang terhubung dengan
masukan menggunakan ground.
osiloskop adalah 1,8 x 5 = Hasil pengukuran pada
9 Vpp. osiloskop dengan meng-
gunakan 5 volt/div dan 5ms
time/div, adalah 1,8 div
vertikal.
1.4.2.3 Catu daya Positif dengan Regulator Negatif
a. Alat dan Komponen yang digunakan :
1. Osiloskop Gw INSTEK GOS-622G : 1 buah
2. Multimeter SANWA YX360TRF : 1 buah
3. Probe : 1 buah
4. IC Regulator 7909 : 1 buah
5. Dioda 1N4001 : 1 buah
6. Kapasitor 100 µf dan 470 µf : 1 buah
7. Transformator 12 V – CT : 1 buah
8. Project board : 1 buah
9. Jumper : Beberapa Utas

19
b. Langkah Percobaan
Kapasitor 100 µf
Input Multimeter
Mengukur tegangan masuk-
an dengan menempelkan
probe merah pada ground IC
Regulator 7909 dan probe
hitam pada input IC
Regulator 7909.
Jadi besar tegangan Hasil tegangan masukan negatif Hasil pengukuran pada
masukan menggunakan karena probe hitam di hubung- skala multimeter jarum
multimeter adalah -17 V. kan dengan sumber positif menunjukkan posisi -17 V
sedangkan probe merah di karena skala yang dilihat
hubungkan dengan ground. pada multimeter adalah
skala 0 – 50 V.
Output Multimeter
Mengukur tegangan keluar-
an dengan menempelkan
probe merah pada jumper
yang terhubung ground IC
Regulator 7909 dan probe

Jadi besar tegangan Hasil tegangan keluaran negatif hitam pada output IC

keluaran menggunakan karena probe hitam di hubung- Regulator 7909.


multimeter adalah -9 V. kan dengan sumber positif Hasil pengukuran pada

sedangkan probe merah di skala multimeter jarum

hubungkan dengan ground. menunjukkan posisi -9V


karena skala yang dilihat
pada multimeter adalah
skala 0 – 50 V.
Input Osiloskop
Mengukur tegangan masuk-
an dengan menempelkan
probe pengait pada ground

20
IC Regulator 7909 dan
probe hitam pada input IC
Regulator 7909.
Hasil pengukuran pada
osiloskop dengan meng-
Jadi besar tegangan Hasil tegangan masukan negatif gunakan 5 volt/div dan 5ms
masukan menggunakan karena probe hitam di hubung- time/div, adalah 3,4 div
osiloskop adalah -3,4 x 5 = kan dengan sumber positif vertikal.
-17 Vpp sedangkan probe pengait di
hubungkan dengan ground.
Output Osiloskop
Mengukur tegangan keluar-
an dengan menempelkan
probe merah pada jumper
yang terhubung ground IC
Regulator 7909 dan probe
Jadi besar tegangan Hasil tegangan masukan negatif hitam pada output IC
masukan menggunakan karena probe hitam di hubung- Regulator 7909.
osiloskop adalah -1,8 x 5 = kan dengan sumber positif Hasil pengukuran pada
-9 Vpp. sedangkan probe pengait di osiloskop dengan meng-
hubungkan dengan ground. gunakan 5 volt/div dan 5ms
time/div, adalah 1,8 div
vertikal.
Kapasitor 470 µf
Input Multimeter
Mengukur tegangan masuk-
an dengan menempelkan
probe merah pada ground IC
Regulator 7909 dan probe
hitam pada input IC

Jadi besar tegangan Hasil tegangan masukan negatif Regulator 7909.


masukan menggunakan karena probe hitam di hubung- Hasil pengukuran pada
multimeter adalah -16,5 V. kan dengan sumber positif skala multimeter jarum

21
sedangkan probe merah di menunjukkan posisi -16,5 V
hubungkan dengan ground. karena skala yang dilihat
pada multimeter adalah
skala 0 – 50 V.
Output Multimeter
Mengukur tegangan keluar-
an dengan menempelkan
probe merah pada jumper
yang terhubung ground IC
Regulator 7909 dan probe

Jadi besar tegangan Hasil tegangan keluaran negatif hitam pada output IC

keluaran menggunakan karena probe hitam di hubung- Regulator 7909.


multimeter adalah -8,5 V. kan dengan sumber positif Hasil pengukuran pada

sedangkan probe merah di skala multimeter jarum

hubungkan dengan ground. menunjukkan posisi -8,5V


karena skala yang dilihat
pada multimeter adalah
skala 0 – 50 V.
Input Osiloskop
Mengukur tegangan masuk-
an dengan menempelkan
probe pengait pada ground
IC Regulator 7909 dan
probe hitam pada input IC
Jadi besar tegangan
Regulator 7909.
masukan menggunakan
Hasil pengukuran pada
osiloskop adalah -3,3 x 5 =
osiloskop dengan meng-
-16,5 Vpp
gunakan 5 volt/div dan 5ms
time/div, adalah 3,3 div
vertikal.
Output Osiloskop
Mengukur tegangan keluar-
an dengan menempelkan

22
probe merah pada jumper
yang terhubung ground IC
Regulator 7909 dan probe
hitam pada output IC
Regulator 7909.
Hasil pengukuran pada
Jadi besar tegangan
osiloskop dengan meng-
masukan menggunakan
gunakan 5 volt/div dan 5ms
osiloskop adalah -1,7 x 5 =
time/div, adalah 1,7 div
-8,5 Vpp.
vertikal.

1.5 Laporan Akhir


1.5.1 Lakukan analisa dari ketiga percobaan diatas.
Dari hasil percobaan dapat diketahui semakin besar nilai hambatan dan kapasitor yang
digunakan maka bentuk gelombang semakin lurus, tidak terdapat riak pada gelombang. Hal ini
terjadi karena hampir semua komponen DC melalui resistor beban dan hampir semua
komponen AC diblok. Dalam hal ini komponen yang di dapat adalah tegangan DC yang
sempurna.
Fungsi Voltage Regulator adalah untuk mempertahankan atau memastikan Tegangan pada
level tertentu secara otomatis. Artinya, Tegangan Output (Keluaran) DC pada Voltage
Regulator tidak dipengaruhi oleh perubahan Tegangan Input (Masukan), Beban pada Output
dan juga Suhu. Voltage Regulator memiliki 2 jenis yaitu Voltage Regulator Positif dan Voltage
Regulator Negatif.
Voltage Regulator Positif dengan percobaan bertipe 7809, 2 kode angka dibelakang angka 78
merupakan besar tegangan yang berarti pada percobaan diatas memiliki 9 V tegangan. Hasil
dari percobaan yang telah dilakukan menampilkan gelombang yang lurus (tidak terdapat riak
pada gelombang) dan gelombang berada diatas posisi 0 horizontal .
Sedangkan Voltage Regulator Negatif dengan percobaan bertipe 7909, 2 kode angka
dibelakang angka 79 merupakan besar tegangan yang berarti pada percobaan diatas memiliki
9 V tegangan. Hasil dari percobaan yang telah dilakukan menampilkan gelombang yang lurus
(tidak terdapat riak pada gelombang) dan gelombang berada dibawah posisi 0 horizontal .

23
1.5.2 Berikan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan diatas.
- Semakin kecil faktor ripple, semakin baik filter. Faktor ripple dapat diperkecil dengan
menambah nilai kapasitor.
- Voltage Regulator Positif menampilkan gelombang berada diatas posisi 0 horizontal.
- Voltage Regulator Negatif menampilkan gelombang berada dibawah posisi 0
horizontal.

1.6 Kesimpulan
- Sebelum praktikum sebaiknya semua komponen rangkaian harus diperiksa kondisi nya,
karena apabila salah satu komponen dalam kondisi tidak baik maka tidak akan bisa
menghasilkan nilai tegangan yang akan dicari.
- Sebelum praktikum juga harus mengkalibrasi alat yang dipakai, karena apabila tidak
dikalibrasi akan mempengaruhi hasil pengukuran.

1.7 Daftar Pustaka


Sayekti, Ilham, 2010 Penyearah dengan filter,
https://aryutomo.wordpress.com/2010/12/03/penyearah-dengan-filter/ diakses pada
tanggal 12 November 2016, pukul 12:42 WIB

Kho, Dickson, 2014 Jenis-Jenis IC Voltage Regulator, http://teknikelektronika.com/jenis-ic-


voltage-regulator-pengatur-tegangan/, diakses pada tanggal 14 November 2016, pukul
20:45 WIB

24

Anda mungkin juga menyukai