Asisten Praktikum:
Muhammad Arif Syarifudin
Muhammad Bagus Arifin
Oleh :
Dwitha Fajri Ramadhani 160533611410
S1 PTI OFF B
1.2 Pendahuluan
Perangkat elektronik yang memerlukan arus DC mestinya dicatu oleh suplai arus searah
DC (direct current ) yang stabil agar dapat bekerja dengan baik. Baterai atau accu adalah
sumber catu daya DC yang paling baik. Namun untuk aplikasi yang membutuhkan catu daya
lebih besar, sumber dari baterai tidak cukup.
Sumber catu daya yang besar adalah sumber bolak-balik AC (alternating current) dari
pembangkit tenaga listrik. Untuk itu diperlukan suatu perangkat catu daya yang dapat
mengubah arus AC menjadi DC.
Setelah mengetahui konstruksi, karakteristik dan model dari dioda penyearah,
diharapkan mahasiswa dapat memahami pula konfigurasi dengan menggunakan model dalam
aplikasinya dirangkaian elektronik.
Pada kesempatan ini, akan dibahas mengenai penyearah gelombang penuh dengan filter,
catu daya positif regulator, dan catu daya positif dengan regulator negatif.
Gambaran rangkaian penyearah dengan filter, ditunjukkan pada gambar berikut ini :
2
Gambar 1. Pemakaian filter pada penyearah
Untuk menjelaskan cara kerja kapasitor ini, perhatikan gambar dibawah ini dimana penjelasan
ini diambil untuk satu perioda sinyal masukan pada satu dioda. Selama seperempat perioda
positif yang pertama dari tegangan sekunder, Dioda D1 menghantar. Karena dioda
menghubungkan sumber VS1 secara langsung dengan kapasitor, maka kapasitor akan dimuati
sampai tegangan maksimum VM.
Setelah mencapai harga maksimum, dioda berhenti menghantar (mati), hal ini terjadi karena
kapasitor mempunyai tegangan sebesar VM, yang artinya sama dengan tegangan sumber dan
bagi dioda artinya tidak ada beda potensial. Akibatnya dioda seperti saklar terbuka, atau dioda
dibias mundur (Reverse Bias).
3
Dengan tidak menghantarnya dioda, kapasitor mulai mengosongkan diri melalui resistansi
beban RL, sampai tegangan sumber mencapai harga yang lebih besar dari tegangan kapasitor.
Pada saat dimana tegangan sumber lebih besar dari tegangan kapasitor, dioda kembali
menghantar dan mengisi kapasitor. Untuk arus beban yang rendah tegangan keluaran akan
hampir tetap sama dengan VM. Tetapi bila arus beban tinggi pengosongan akan lebih cepat
yang mengakibatkan ripple yang lebih besar dan tegangan keluaran DC yang lebih kecil.
Seperti terlihat pada gambar dibawah ini kapasitor mengisi (charges) dengan cepat pada awal
siklus sinyal dan membuang (discharges) dengan lambat setelah melewati puncak positif
(ketika dioda dibias mundur). Variasi pada tegangan keluaran untuk dua kondisi, mengisi dan
membuang, disebut dengan tegangan ripple (ripple voltage). Semakin kecil ripple, semakin
baik penfilteran seperti terlihat pada gambar dibawah.
4
1.3.1.3 Faktor Ripple ( r )
Faktor ripple menunjukkan efektif tidaknya sebuah filter, didefinisikan sebagai perbandingan
tegangan ripple efektif (rms) terhadap tegangan DC. Semakin kecil faktor ripple, semakin baik
filter. Faktor ripple dapat diperkecil dengan menambah nilai kapasitor.
Jenis IC Voltage Regulator yang paling sering ditemukan di Pasaran adalah tipe 78XX. Tanda
XX dibelakangnya adalah Kode Angka yang menunjukan Tegangan Output DC pada IC
5
Voltage Regulator tersebut. Contohnya 7805, 7809, 7812 dan lain sebagainya. IC 78XX
merupakan IC jenis Positive Voltage Regulator.
IC yang berjenis Negative Voltage Regulator memiliki desain, konstruksi dan cara kerja yang
sama dengan jenis Positive Voltage Regulator, yang membedakannya hanya polaritas pada
Tegangan Outputnya. Contoh IC jenis Negative Voltage Regulator diantaranya adalah 7905,
7912 atau IC Voltage Regulator berawalan kode 79XX.
Dibawah ini adalah Rangkaian Dasar untuk IC LM78XX beserta bentuk Komponennya (Fixed
Voltage Regulator).
6
Dibawah ini adalah Rangkaian Dasar IC LM317 beserta bentuk komponennya (Adjustable
Voltage Regulator).
Fungsi kapasitor pada rangkaian diatas untuk menekan riple yang terjadi dari proses
penyearahan gelombang AC. Setelah dipasang filter kapasitor maka output dari rangkaian
penyearah gelombang penuh ini akan menjadi tegangan DC (Direct Current) yang dapat
diformulasikan sebagai berikut : VMAX = VAC x 1,4142 -1.2V
7
2. Jelaskan cara kerja rangkaian pada percobaan A? Dan gambarkan sinyal masukan dan
keluarannya!
Jawab :
Rangkaian jembatan gelombang penuh dengan menambahkan filter yaitu sebuah kapasitor di
antara sebuah rectifier dan sebuah beban. Gelombang yang ditunjukkan pada osiloskop adalah
gelombang ripple atau gelombang riak.
Dari hasil percobaan dapat diketahui semakin besar nilai hambatan dan kapasitor yang
digunakan maka bentuk gelombang semakin lurus, tidak terdapat riak pada gelombang. Hal ini
terjadi karena hampir semua komponen DC melalui resistor beban dan hampir semua
komponen AC diblok. Dalam hal ini komponen yang di dapat adalah tegangan DC yang
sempurna.
Pada resistor 4700Ω dengan kapasitor 2200μF dihasilkan sebuah gelombang yang lurus namun
masih belum sempurna, hal ini dikarenakan masih terdapat komponen AC yang keluar.
Cara kerja rangkaian penyearah gelombang penuh menggunakan jembatan adalah pada
awalnya kapasitor tidak bertenaga selama putaran seperempat pertama dioda adalah bias maju.
Kapasitor di charger dengan tegangan sama dengan sumber tegangan. Pengisian kapasitor
berlanjut sampai masukan mencapai nilai maksimum. Pada saat itu tegangan kapasitor sama
dengan VM. Setelah tegangan mencapai puncak, ia mulai menurun. Tegangan masukan kurang
dari VM. Di antara puncak, dioda mati, kapasitor discharged melalui resistor beban. Dengan
kata lain, kapasitor menyediakan arus beban. Karena kapasitor discharged di antara puncak,
riak dari puncak ke puncak sangat kecil. Ketika puncak berikutnya datang, dioda menghantar
kembali dan mencharger kapasitor kembali. Hal ini ditunjukkan dengan gelombang yang lurus.
Artinya semakin besar nilai hambatan dan nilai kapasitor maka tegangan keluaran yang
dihasilkan semakin baik.
3. Jelaskan cara kerja kapasitor sebagai filter? Dan gambarkan sinyal keluarannya sebelum dan
sesudah difilter!
Jawab :
Untuk menjelaskan cara kerja kapasitor ini, perhatikan gambar
dibawah ini dimana penjelasan ini diambil untuk satu perioda sinyal
8
masukan pada satu dioda. Selama seperempat perioda positif yang pertama dari tegangan
sekunder, Dioda D1 menghantar. Karena dioda menghubungkan sumber VS1 secara langsung
dengan kapasitor, maka kapasitor akan dimuati sampai tegangan maksimum VM.
Setelah mencapai harga maksimum, dioda berhenti menghantar (mati), hal ini terjadi karena
kapasitor mempunyai tegangan sebesar VM, yang artinya sama dengan tegangan sumber dan
bagi dioda artinya tidak ada beda potensial. Akibatnya dioda seperti saklar terbuka, atau dioda
dibias mundur (Reverse Bias). Dengan tidak menghantarnya dioda, kapasitor mulai
mengosongkan diri melalui resistansi beban RL, sampai tegangan sumber mencapai harga yang
lebih besar dari tegangan kapasitor. Pada saat dimana tegangan sumber lebih besar dari
tegangan kapasitor, dioda kembali menghantar dan mengisi kapasitor. Untuk arus beban yang
rendah tegangan keluaran akan hampir tetap sama dengan VM. Tetapi bila arus beban tinggi
pengosongan akan lebih cepat yang mengakibatkan ripple yang lebih besar dan tegangan
keluaran DC yang lebih kecil.
4. Jika pada percobaan A nilai R1 = 1 KΩ. C1 = 2200 µf dan tegangan sekunder pada trafo
sebesar 24V. Hitung besar tegangan output dc dan tegangan ripple-nya menggunakan
persamaan yang diperoleh dari no. 1?
Jawab :
2𝑉𝑚𝑎𝑥 2(𝑉𝑎𝑐 𝑥1,4142−1.2)
VDC = 𝜋
= 𝜋
𝐼𝑙𝑜𝑎𝑑 𝑉𝑚𝑎𝑥/𝑟
VRIPPLE = =
𝑓𝐶 𝑓𝐶
32,7408
1000
= = 0,0297 𝑉
50(0,022𝐹)
9
1.4.2 Langkah Percobaan
1.4.2.1 Penyearah Gelombang Penuh dengan Filter Kapasitor
a. Alat dan Komponen yang digunakan :
1. Osiloskop Gw INSTEK GOS-622G : 1 buah
2. Multimeter SANWA YX360TRF : 1 buah
3. Probe : 1 buah
4. Resistor 4700Ω : 1 buah
5. Dioda 1N4001 : 1 buah
6. Kapasitor 2200 µf : 1 buah
7. Transformator 12 V – CT : 1 buah
8. Project board : 1 buah
9. Jumper : Beberapa Utas
2.Mengecek kondisi trafo dengan mengukur tahanan isolasi antara kumparan primer –
kumparan sekunder, kumparan primer – inti besi, kumparan sekunder – inti besi. Trafo
dikatakan baik apabila tahanan isolasi berukuran tak hingga ( ∞ )
3.Merangkai komponen dioda, trafo, dan resistor sesuai gambar, menggunakan 1 sumber yaitu
12 Volt.
4.Siapkan multimeter yang telah terkalibrasi, karena trafo yang digunakan 12 V maka putar
range switch selector pada posisi 50 ACV, hubungkan kabel trafo pada saklar.
5.Mengukur tegangan T1 dengan menempelkan probe multimeter positif pada trafo 12 V dan
probe multimeter negatif pada trafo CT.
10
6.Hasil pengukuran pada skala multimeter jarum menunjukkan posisi 13 karena skala yang
dilihat pada multimeter adalah skala 0 – 50 V.
7.Jadi besar tegangan pada T1 menggunakan multimeter adalah 13 V.
2.Mengecek kondisi trafo dengan mengukur tahanan isolasi antara kumparan primer –
kumparan sekunder, kumparan primer – inti besi, kumparan sekunder – inti besi. Trafo
dikatakan baik apabila tahanan isolasi berukuran tak hingga ( ∞ )
3.Merangkai komponen dioda, trafo, dan resistor sesuai gambar, menggunakan 1 sumber yaitu
12 Volt.
4.Siapkan multimeter yang telah terkalibrasi, karena trafo yang digunakan 12 V maka putar
range switch selector pada posisi 50 DCV, hubungkan kabel trafo pada saklar.
5.Mengukur tegangan R1 dengan menempelkan probe multimeter positif pada kaki resistor
yang dialiri arus positif dan probe multimeter negatif pada ground kaki resistor.
11
6.Hasil pengukuran pada skala multimeter jarum menunjukkan posisi 11 karena skala yang
dilihat pada multimeter adalah skala 0 – 50 V.
12
2.Mengecek kondisi trafo dengan mengukur tahanan isolasi antara kumparan primer –
kumparan sekunder, kumparan primer – inti besi, kumparan sekunder – inti besi. Trafo
dikatakan baik apabila tahanan isolasi berukuran tak hingga ( ∞ )
3.Merangkai komponen dioda, trafo, dan resistor sesuai gambar, menggunakan 1 sumber yaitu
12 Volt.
4.Siapkan osiloskop yang telah terkalibrasi dan hubungkan kabel trafo pada saklar.
5.Mengukur tegangan T1 dengan menempelkan probe pengait pada jumper yang terhubung
pada trafo 12 V dan probe hitam pada jumper yang terhubung dengan CT.
6.Hasil pengukuran pada osiloskop dengan menggunakan 2 volt/div dan 5ms time/div, adalah
6 div vertikal.
7.Jadi besar tegangan pada T1 menggunakan osiloskop adalah 6 x 2 = 12 Vpp
2.Mengecek kondisi trafo dengan mengukur tahanan isolasi antara kumparan primer –
kumparan sekunder, kumparan primer – inti besi, kumparan sekunder – inti besi. Trafo
dikatakan baik apabila tahanan isolasi berukuran tak hingga ( ∞ )
13
3.Merangkai komponen dioda, trafo, dan resistor sesuai gambar, menggunakan 1 sumber yaitu
12 Volt.
4.Siapkan osiloskop yang telah terkalibrasi dan hubungkan kabel trafo pada saklar.
5.Mengukur tegangan R1 dengan menempelkan probe pengait pada jumper yang terhubung
pada kaki katoda dioda dan probe hitam pada jumper yang terhubung dengan ground.
6.Hasil pengukuran pada osiloskop dengan menggunakan 5 volt/div dan 5ms time/div, adalah
3,4 div vertikal.
7.Jadi besar tegangan pada R1 menggunakan osiloskop adalah 3,4 x 5 = 17 Vpp
14
Hasil pengukuran tegangan R1 ketika C1 dilepas pada osiloskop dengan menggunakan 5
volt/div dan 5ms time/div, adalah 3,4 div vertikal. Jadi besar tegangan pada R1 ketika C1
dilepas maupun dipasang adalah memiliki selisih 1 V, yaitu dengan C1 = 3,4 x 5 = 17 Vpp dan
tanpa C1 = 3,2 x 5 = 16 Vpp. Tegangan menggunakan kapasitor lebih besar karena kapasitor
menyimpan muatan listrik yang disebut dengan kapasitansi.
2. R1 Osiloskop
10,0440
𝐼𝑙𝑜𝑎𝑑 𝑉𝑚𝑎𝑥/𝑟 4700
VRIPPLE = = = = 0,00194276 𝑉
𝑓𝐶 𝑓𝐶 50(0,022𝐹)
15
1.4.2.2 Catu daya Positif dengan Regulator
a. Alat dan Komponen yang digunakan :
1. Osiloskop Gw INSTEK GOS-622G : 1 buah
2. Multimeter SANWA YX360TRF : 1 buah
3. Probe : 1 buah
4. IC Regulator 7809 : 1 buah
5. Dioda 1N4001 : 1 buah
6. Kapasitor 100 µf dan 470 µf : 1 buah
7. Transformator 12 V – CT : 1 buah
8. Project board : 1 buah
9. Jumper : Beberapa Utas
b. Langkah Percobaan
Kapasitor 100 µf
Input Multimeter
Mengukur tegangan masuk-
an dengan menempelkan
probe merah pada kaki
positif C1 dan probe hitam
pada jumper yang terhubung
dengan ground.
Hasil pengukuran pada
Jadi besar tegangan
skala multimeter jarum
masukan menggunakan
menunjukkan posisi 17,5 V
multimeter adalah 17,5 V.
karena skala yang dilihat
pada multimeter adalah
skala 0 – 50 V.
Output Multimeter
Mengukur tegangan keluar-
an dengan menempelkan
probe merah pada kaki
output IC Regulator dan
probe hitam pada jumper
16
Jadi besar tegangan yang terhubung dengan
keluaran menggunakan ground.
multimeter adalah 9 V. Hasil pengukuran pada
skala multimeter jarum
menunjukkan posisi 9V
karena skala yang dilihat
pada multimeter adalah
skala 0 – 50 V.
Input Osiloskop
Mengukur tegangan masuk-
an dengan menempelkan
probe pengait pada kaki
positif C1 dan probe hitam
pada jumper yang terhubung
dengan ground.
Jadi besar tegangan
Hasil pengukuran pada
masukan menggunakan
osiloskop dengan meng-
osiloskop adalah 3,5 x 5 =
gunakan 5 volt/div dan 5ms
17,5 Vpp
time/div, adalah 3,5 div
vertikal.
Output Osiloskop
Mengukur tegangan keluar-
an dengan menempelkan
probe pengait pada kaki
output IC Regulator dan
probe hitam pada jumper
yang terhubung dengan
Jadi besar tegangan
ground.
masukan menggunakan
Hasil pengukuran pada
osiloskop adalah 1,8 x 5 =
osiloskop dengan meng-
9 Vpp.
gunakan 5 volt/div dan 5ms
17
time/div, adalah 1,8 div
vertikal.
Kapasitor 470 µf
Input Multimeter
Mengukur tegangan masuk-
an dengan menempelkan
probe merah pada kaki
positif C1 dan probe hitam
pada jumper yang terhubung
dengan ground.
Jadi besar tegangan
Hasil pengukuran pada
masukan menggunakan
skala multimeter jarum
multimeter adalah 17,5 V.
menunjukkan posisi 17,5 V
karena skala yang dilihat
pada multimeter adalah
skala 0 – 50 V.
Output Multimeter
Mengukur tegangan keluar-
an dengan menempelkan
probe merah pada kaki
output IC Regulator dan
probe hitam pada jumper
Jadi besar tegangan yang terhubung dengan
keluaran menggunakan ground.
multimeter adalah 9 V. Hasil pengukuran pada
skala multimeter jarum
menunjukkan posisi 9V
karena skala yang dilihat
pada multimeter adalah
skala 0 – 50 V.
Input Osiloskop
Mengukur tegangan masuk-
an dengan menempelkan
18
probe pengait pada kaki
positif C1 dan probe hitam
pada jumper yang terhubung
dengan ground.
Hasil pengukuran pada
osiloskop dengan meng-
Jadi besar tegangan
gunakan 5 volt/div dan 5ms
masukan menggunakan
time/div, adalah 3,5 div
osiloskop adalah 3,5 x 5 =
vertikal.
17,5 Vpp
Output Osiloskop
Mengukur tegangan keluar-
an dengan menempelkan
probe pengait pada kaki
output IC Regulator dan
probe hitam pada jumper
Jadi besar tegangan yang terhubung dengan
masukan menggunakan ground.
osiloskop adalah 1,8 x 5 = Hasil pengukuran pada
9 Vpp. osiloskop dengan meng-
gunakan 5 volt/div dan 5ms
time/div, adalah 1,8 div
vertikal.
1.4.2.3 Catu daya Positif dengan Regulator Negatif
a. Alat dan Komponen yang digunakan :
1. Osiloskop Gw INSTEK GOS-622G : 1 buah
2. Multimeter SANWA YX360TRF : 1 buah
3. Probe : 1 buah
4. IC Regulator 7909 : 1 buah
5. Dioda 1N4001 : 1 buah
6. Kapasitor 100 µf dan 470 µf : 1 buah
7. Transformator 12 V – CT : 1 buah
8. Project board : 1 buah
9. Jumper : Beberapa Utas
19
b. Langkah Percobaan
Kapasitor 100 µf
Input Multimeter
Mengukur tegangan masuk-
an dengan menempelkan
probe merah pada ground IC
Regulator 7909 dan probe
hitam pada input IC
Regulator 7909.
Jadi besar tegangan Hasil tegangan masukan negatif Hasil pengukuran pada
masukan menggunakan karena probe hitam di hubung- skala multimeter jarum
multimeter adalah -17 V. kan dengan sumber positif menunjukkan posisi -17 V
sedangkan probe merah di karena skala yang dilihat
hubungkan dengan ground. pada multimeter adalah
skala 0 – 50 V.
Output Multimeter
Mengukur tegangan keluar-
an dengan menempelkan
probe merah pada jumper
yang terhubung ground IC
Regulator 7909 dan probe
Jadi besar tegangan Hasil tegangan keluaran negatif hitam pada output IC
20
IC Regulator 7909 dan
probe hitam pada input IC
Regulator 7909.
Hasil pengukuran pada
osiloskop dengan meng-
Jadi besar tegangan Hasil tegangan masukan negatif gunakan 5 volt/div dan 5ms
masukan menggunakan karena probe hitam di hubung- time/div, adalah 3,4 div
osiloskop adalah -3,4 x 5 = kan dengan sumber positif vertikal.
-17 Vpp sedangkan probe pengait di
hubungkan dengan ground.
Output Osiloskop
Mengukur tegangan keluar-
an dengan menempelkan
probe merah pada jumper
yang terhubung ground IC
Regulator 7909 dan probe
Jadi besar tegangan Hasil tegangan masukan negatif hitam pada output IC
masukan menggunakan karena probe hitam di hubung- Regulator 7909.
osiloskop adalah -1,8 x 5 = kan dengan sumber positif Hasil pengukuran pada
-9 Vpp. sedangkan probe pengait di osiloskop dengan meng-
hubungkan dengan ground. gunakan 5 volt/div dan 5ms
time/div, adalah 1,8 div
vertikal.
Kapasitor 470 µf
Input Multimeter
Mengukur tegangan masuk-
an dengan menempelkan
probe merah pada ground IC
Regulator 7909 dan probe
hitam pada input IC
21
sedangkan probe merah di menunjukkan posisi -16,5 V
hubungkan dengan ground. karena skala yang dilihat
pada multimeter adalah
skala 0 – 50 V.
Output Multimeter
Mengukur tegangan keluar-
an dengan menempelkan
probe merah pada jumper
yang terhubung ground IC
Regulator 7909 dan probe
Jadi besar tegangan Hasil tegangan keluaran negatif hitam pada output IC
22
probe merah pada jumper
yang terhubung ground IC
Regulator 7909 dan probe
hitam pada output IC
Regulator 7909.
Hasil pengukuran pada
Jadi besar tegangan
osiloskop dengan meng-
masukan menggunakan
gunakan 5 volt/div dan 5ms
osiloskop adalah -1,7 x 5 =
time/div, adalah 1,7 div
-8,5 Vpp.
vertikal.
23
1.5.2 Berikan kesimpulan dari percobaan yang telah dilakukan diatas.
- Semakin kecil faktor ripple, semakin baik filter. Faktor ripple dapat diperkecil dengan
menambah nilai kapasitor.
- Voltage Regulator Positif menampilkan gelombang berada diatas posisi 0 horizontal.
- Voltage Regulator Negatif menampilkan gelombang berada dibawah posisi 0
horizontal.
1.6 Kesimpulan
- Sebelum praktikum sebaiknya semua komponen rangkaian harus diperiksa kondisi nya,
karena apabila salah satu komponen dalam kondisi tidak baik maka tidak akan bisa
menghasilkan nilai tegangan yang akan dicari.
- Sebelum praktikum juga harus mengkalibrasi alat yang dipakai, karena apabila tidak
dikalibrasi akan mempengaruhi hasil pengukuran.
24