IBRANI 11:1; ROMA 10:17 terlepas dari apa sebenarnya yang menjadi dasar kehidupan kita.
Keyakinan apa yang mendasari kehidupan kita. Kepada siapa kita
Ada sebuah kisah nyata yang terjadi pada 29 juni 1995. Sebuah mall di mempercayakan kehidupan kita. Dengan siapa kita berjalan menapaki Korea, namanya mall Shamoo/ sampoong ambruk. Peristiwa itu suka dan duka kehidupan kita. Itulah yang disebut iman. Keyakinan dan menewaskan ratusan orang pengunjungnya. Menjadi pertanyaan, kepercayaan kita. Dalam surat Ibrani 11:1, iman adalah dasar dari segala bagaimana mungkin mall yang megah itu bisa ambruk begitu saja? hasil sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu yang tidak kita penyelidikan menemukan bahwa penyebab ambruknya mal itu terkait lihat. Beriman berarti berpegang teguh pada apa yang kita percayai dan dengan sejarah masa lalu. Dasar atau fondasi bangunan mall berlantai kita andalkan dalam hidup. Sebagai umat yang telah diselamatkan oleh lima ternyata semula didesain untuk kantor. Bangunan kantor yang sudah Allah, kita semua hidup dalam iman percaya kepada Tuhan Allah melalui setengah jadi itu di tengah perjalanan diubah menjadi bangunan mall Yesus Kristus. Kita percaya kepada Allah Bapa, putra dan Roh Kudus. Kita oleh sang pemilik bangunan yang berambisi meraup keuntungan. Arsitek percaya kepada Yesus Kristus sebagai juru selamat. Kita beriman kepada yang mendesain bangunan kantor bersikeras menolak perubahan konsep Kristus. Ini yang mendasari kehidupan kita. Iman inilah yang mendasari menjadi mall karena ia tahu akibatnya. Sangat berbahaya. Singkat cerita, kehidupan kita. Iman ini yang kita wujudkan dalam kehidupan kita sehari- sang pemilik bangunan memecat arsitek lama karena menolak hari. Iman yang juga harus terus kita pelihara dalam sepanjang perjalanan keinginannya dan memberikan proyek itu kepada arsitek yang lain. hidup. Pemilik bangunan percaya bahwa tindakannya itu tidak akan berpengaruh buruk. Oleh sang arsitek yang baru, dengan desain yang menurutnya Iman tidak datang dengan tiba-tiba. Iman tidak hadir tanpa sebab. Roma mutakhir, ukuran tiang penyangganya diubah dengan memperkecil 10:17 katakan”Jadi iman timbul dari pendengaran, dan pendengaran oleh beberapa inci. Setelah bangunan megah itu berdiri, ribuan pengunjung firman Kristus.” Sebagai umat percaya kepada Kristus, kita meyakini berdatangan setiap hari. Tanpa mereka sadari bahwa mal itu bisa ambruk bahwa iman adalah anugerah. Disebut anugerah sebab iman kita kapan saja. Apalagi di atap mall diletakkan AC yang beratnya puluhan ton, berdasar pada keselamatan yang dikerjakan oleh Tuhan Allah melalui tanpa mempertimbangkan fondasi dan kekuatan tiang penyangganya. Yesus Kristus. Keselamatan itu adalah murni akibat dari pekerjaan Allah. Alhasil, mall megah dengan tiang penyangga yang memang tidak Keselamatan itu adalah pemberian dari Tuhan. Ibarat benih, iman dikonsep menjadi mall oleh arsitek sebelumnya, ambruk hanya dalam diberikan Tuhan di dalam hati setiap orang. Iman itu hidup, iman itu hitungan menit. Peristiwa itu merenggut ratusan jiwa. dinamis, tidak pasif. Selanjutnya, iman itu dapat bertumbuh. Pertumbuhan iman ini ditentukan juga oleh respon atau tanggapan kita Dari kisah ini, kita belajar tentang pentingnya sebuah fondasi sebagai secara pribadi. Jika seseorang mendengarkan firman Tuhan, imannya dasar sebuah bangunan. Pentingnya tiang penyangga yang menopang digerakkan untuk bertumbuh. Tetapi jika ia mengeraskan hati, maka bangunan dengan segala bebannya. Ini dapat kita jadikan sebagai imannya dapat kerdil bahkan mati. Seperti halnya benih yang ditaburkan gambaran atas kehidupan kita. Kokoh tidaknya kehidupan kita tidak di tanah yang subur akan bertumbuh dengan baik. Tetapi jika benih itu ada tetapi satu hal yang penting bagaimana kita dapat bangkit dari segala jatuh di atas batu cadas, ia tidak akan bertumbuh bahkan bisa mati. kelemahan kita dan dibaharui oleh Allah untuk mengalami pemulihan dan Tuhan yang memulai dengan menaruh iman di hati setiap orang tetapi penguatan untuk melanjutkan kehidupan. pertumbuhannya tergantung pada respon setiap pribadi. Karena itu iman harus terus dipelihara melalui mendengar dan merenungkan firman Selamat beriman, Selamat berserah dan mempercayakan kehidupan pada pengaturan dan Tuhan, melalui persekutuan, pelayanan kasih dan kegiatan-kegiatan kehendak Allah. Amin. positif lainnya. Dan ingat iman itu akan diuji keteguhannya selama manusia masih hidup. Jangan kira iman kita seperti benda mati yang tetap saja, iman kita dinamis, dan karenanya kita terus mengalami pengujian, Melalui apa? banyak hal, melalui kesenangan, kelimpahan, kecukupan, materi tetapi juga melalui persoalan hidup, penderitaan, sakit penyakit, masalah yang diizinkan terjadi dalam hidup kita. Di dalam seluruh perkara ini sesungguhnya fondasi hidup kita sedang diuji keteguhannya/ ketahanannya/ kekokohannya, apakah tetap kuat, makin kuat atau mungkin runtuh dalam sesaat. Apakah kita tetap percaya dan mengandalkan Tuhan ataukah keyakinan kita mulai surut dan bahkan kita berpaling kepada yang lain. Selagi kita masih hidup maka ujian itu akan terus ada. Sebab itu kita harus tetap waspada dan memelihara persekutuan yang intim dengan Tuhan. Ketika seseorang mati, tidak ada lagi iman yang ditumbuhkan. Semuanya telah selesai dan tinggal menanti pengadilan Allah.
Oleh sebab itu saudara-saudara, mari terus memelihara relasi atau
persekutuan kita dengan Tuhan supaya iman kita selalu dibaharui dari waktu ke waktu dan supaya iman kita tidak mudah goyah ketika ujian dan pencobaan datang. Suka duka silih berganti dalam hidup tetapi kiranya kasih, kesetiaan dan iman kita kepada Tuhan tetap terpelihara. Hidup beriman bukan berarti kita tidak pernah lemah, kita tidak pernah lelah, kita tidak pernah sedih, kita tidak pernah susah. Pasang surut pasti