Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

“KOMPONEN-KOMPONEN PEMBELAJARAN”

Dibuat Guna Memenuhi Mata Kuliah:

Strategi Pembelajaran

Dosen Pembimbing:

Drs. Ishak Wanto Talibo, M.Pd.I

Disusun Oleh:

Handri P. Paputungan

Sumarni Iman

INSTITUTE AGAMA ISLAM NEGERI MANADO


Fakultas Tarbiyah/Jurusan PAI
2016/2017
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembelajaran merupakan suatu sistem, yang terdiri dari berbagai komponen yang
saling berhubungan satu dengan yang lain. Komponen tersebut meliputi: tujuan,
kurikulum, guru, siswa, materi, metode, media dan evaluasi. Pelaksanaan
pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan pembelajaran, sehingga tidak
lepas dari perencanaan pengajaran/pembelajaran yang sudah dibuat. Oleh karenanya
dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana perencanaan
pengajaran sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum. Komponen pembelajaran
adalah kumpulan dari beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain yang
merupakan hal penting dalam proses belajar mengajar. Dalam pelaksanaan sebuah
pembelajaran komponen-komponen pembelajaran memang sangat penting sekali,
tanpa komponen pemebelajaran maka proses pembelajaran tidak akan berjalan.
Masing – masing komponen akan selalu berinteraksi dan saling berhubungan antara
satu dengan yang lainnya. Misalnya dalam menentukan bahan pembelajaran, maka
akan merujuk pada tujuan yang telah ditentukan, serta bagaimana materi tersebut akan
disampaikan dan memerlukan strategi yang tepat yang didukung oleh media yang
sesuai. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai komponen – komponen
pembelajaran yakni tujuan, kurikulum, guru, siswa, materi, metode, media, dan
evaluasi.
Setelah membahas mengenai pengertian pengeloalaan pembelajaran, timbulah
pemikiran tentang ha-hal apakah yang terdapat dalam proses pembelajaran. Perhatian
pada proses terjadinya pembelajaran mengarahkan pada pemikiran tentang
komponen-komponen pembelajaran. Berikut akan diuraikan satu persatu
1
komponen-komponen tersebut.

1
​Cepi Riyana, Komponen-Komponen Pembelajaran, (Bandung: Rajawali, 2003),h. 6.
B. Rumusan Masalah
1) Apakah Pengertian komponen pendidikan?
2) Sebutkan dan jelaskan komponen-komponen tersebut?
3) Jelaskan Hubungan antara komponen tersebut?
4) Jelaskan Fungsi masing-masing komponen?
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Komponen Pembelajaran


Pandangan mengenai konsep pembelajaran terus menerus mengalami perubahan
dan perkembangan sesuai dengan perkembangan IPTEK. Pembelajaran sama artinya
dengan kegiatan mengajar. Kegiatan mengajar dilakukan oleh guru untuk
menyampaikan pengetahuan kepada siswa. Pembelajaran merupakan suatu sistem,
yang terdiri dari berbagai komponen yang saling berhubungan satu dengan yang lain.
Komponen tersebut meliputi: kurikulum, guru, siswa, materi, metode, media dan
evaluasi. Pelaksanaan pembelajaran adalah operasionalisasi dari perencanaan
pembelajaran, sehingga tidak lepas dari perencanaan pengajaran/pembelajaran yang
sudah dibuat. Oleh karenanya dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada
bagaimana perencanaan pengajaran sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum.
Komponen merupakan bagian dari suatu sistem yang memiliki peran dalam
keseluruhan berlangsungnya suatu proses pembelajaran. Komponen pendidikan berarti
bagian-bagian dari sistem proses pendidikan, yang menentukan berhasil atau tidaknya
proses pendidikan. Bahkan dapat dikatakan bahwa untuk berlangsungnya proses kerja
pendidikan diperlukan keberadaan komponen-komponen tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa komponen pembelajaran adalah kumpulan dari
beberapa item yang saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting
2
dalam proses belajar mengajar.

B. Komponen-komponen pembelajaran

2
​Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1999, cet. Ke-1, h. 8
Komponen-komponen yang memungkinkan terjadinya proses pendidikan atau
terlaksananya proses mendidik minimal terdiri dari 6 komponen. Berikut akan kami
3
uraikan satu persatu komponen-komponen tersebut.

1. Tujuan pembelajaran
Tujuan pemebelajaran merupakan suatu target yang ingin dicapai oleh kegiatan
pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini merupakan tujuan suatu upaya dalam
mencapai tujuan – tujuan yang lain yang lebih tinggi tingkatannya, yakni tujuan
pendidikan dan tujuan pembangunan nasional. Dimulai dari tujuan pembelajaran
(umum dan khusus), tujuan – tujuan itu bertingkat, berakumulasi, dan bersinergi
untuk menuju tujuan yang lebih tinggi tingkatannya. Yakni membangun manusia
(peserta didik) sesuai dengan apa yang di cita – citakan. Macam-macam tujuan
pendidikan dan pengajaran dapat dibedakan menurut luas dan sempitnya isi tujuan
itu, atau menurut jauh-dekatnya jarak, waktu yang diperlukan untuk mencapai
tujuan tersebut. Berdasarkan perbedaan itu, tujuan pendidikan dan pengajaran
dapat dibedakan dan disusun sebagai berikut:
a) Tujuan Umum ialah tujuan pendidikan yang berlaku untuk seluruh lembaga
pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu Negara. Tujuan umum yang
berlaku di Indonesia disebut dengan tujuan pendidikan nasional yang
tercantum di dalam Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
b) Tujuan Institusional ialah tujuan pendidikan yang akan dicapai menurut
jenis dan tingkatan sekolah atau lembaga pendidikan masing-masing.
Tujuan Institusional tercantum di dalam kurikulum sekolah atau lembaga
pendidikan yang menggambarkan yang harus dicapai setelah selesai belajar
di sekolah itu.dengan demikian, tujuan institusional SMA tidak sama
dengan SMK dan sebagainya.
c) Tujuan Kurikuler ialah tujuan kurikulum sekolah yang telah diperinci
menurut bidang studi atau mata pelajaran atau kelompok mata pelajaran.
Jadi, tujuan kurikuler ialah tujuan tiap-tiap mata pelajaran untuk suatu
sekolah tertentu.
d) Tujuan Instruksional (pembelajaran) ialah tujuan pokok bahasan atau
subpokok bahasan (topik-topik atau subtopik) yang akan diajarkan oleh
guru. Tujuan instruksional biasanya dibedakan menjadi dua macam, yaitu
tujuan instruksioanl umum dan tujuan instruksional khusus. Tujuan
3
​Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999, cet. Ke-1, h. 23-35
instruksional umum dari tiap-tiap pokok bahasan telah dirumuskan di
dalam kurikulum sekolah khususnya di dalam Garis-Garis Besar Program
Pengajaran. Sedangkan tujuan instruksional khusus adalah tujuan
pengajaran yang diharapkan dapat dicapai oleh siswa pada akhir tiap jam
pelajaran. Tujuan instruksional khusus dibuat atau dirumuskan oleh guru
sendiri dan dicantumkan di dalam program satuan pelajaran. Menurut
4
Mager, tujuan instruksional yang baik harus memenuhi tiga syarat, yaitu:
❖ Performance: tujuan instruksional selalu menyatakan apa yang
diharapkan dilakukan oleh siswa. Jadi, harus berbentuk tingkah laku
siswa yang dapat diamati dan diukur.
❖ Conditions: tujuan instruksional menyatakan pula dalam kondisi yang
bagaimana tingkah laku tersebut diharapkan akan terjadi.
❖ Criterion: dalam rumusan tujuan instruksional tergambar suatu kriteria,
sampai seberapa jauh penampilan tingkah laku siswa yang diharapkan.
Dengan kata lain, harus jelas batas atau tingkat kemampuan atau tingkah
laku siswa itu dikatakan dapat diterima atau telah tercapai.
2. Kurikulum
Secara etimologis, kurikulum ( curriculum ) berasal dari bahasa Yunani, curir
yang artinya “pelari” dan curere yang berarti “tempat berpacu”. yaitu suatu jarak
yang harus ditempuh oleh pelari dari garis start sampai garis finish. Secara
terminologis, istilah kurikulum mengandung arti sejumlah pengetahuan atau mata
pelajaran yang harus ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu
tingkatan atau ijazah. Pengertian kurikulum secara luas tidak hanya berupa mata
pelajaran atau bidang studi dan kegiatan-kegiatan belajar siswa saja, tetapi juga
segala sesuatu yang berpengaruh terhadap pembentukan pribadi siswa sesuai
dengan tujuan pendidikan yang diharapkan. Misalnya fasilitas kampus, lingkungan
yang aman, suasana keakraban dalam proses belajar mengajar, media dan
5
sumber-sumber belajar yang memadai.
Kurikulum sebagai rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat
strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat pentingnya peranan
kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan kehidupan manusia,
maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan tanpa menggunakan
landasan yang kokoh dan kuat.

4
​Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999, cet. Ke-1, h. 23-35
5
​Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999, cet. Ke-1, h. 23-35
3. Peserta didik
Di dalam UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional
(Sisdiknas), peserta didik didefinisikan sebagai setiap manusia yang berusaha
mengembangkan petensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan
baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal, pada jenjang pendidikan
dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik juga dapat didefiniskan sebagai orang
yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar yang masih perlu
dikembangkan. Potensi dimaksud umumnya terdiri dari tiga kategori, yaitu
6
kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Siswa atau Murid biasanya digunakan untuk seseorang yang mengikuti suatu
program pendidikan di sekolah atau lembaga pendidikan lainnya, di bawah
bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks keagamaan murid
digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang mengikuti bimbingan seorang
tokoh bijaksana. Meskipun demikian, siswa jangan selalu dianggap sebagai objek
belajar yang tidak tahu apa-apa. Ia memiliki latar belakang, minat, dan kebutuhan
serta kemampuan yang berbeda. Bagi siswa, sebagai dampak pengiring (nurturent
effect) berupa terapan pengetahuan dan atau kemampuan di bidang lain sebagai
suatu transfer belajar yang akan membantu perkembangan mereka mencapai
keutuhan dan kemandirian.

Perkembangan konsep pendidikan yang tidak hanya terbatas pada usia sekolah
saja memberikan konsekuensi pada pengertian peserta didik. Kalau dulu orang
mengasumsikan peserta didik terdiri dari anak-anak pada usia sekolah, maka
sekarang peserta didik dimungkinkan termasuk juga didalamnya orang dewasa.
Sehubungan dengan persoalan anak didik disekolah Amstrong (1981)
mengemukakan beberapa persoalan anak didik yang harus dipertimbangkan dalam
pendidikan. Persoalan tersebut mencakup apakah latar belakang budaya
masyarakat peserta didik? Bagaimana tingkat kemampuan anak didik?
Hambatan-hambatan apakah yang dirasakan anak didik disekolah? Dan bagaimana
penguasaan anak didik disekolah? Berdasarkan persoalan tersebut perlu diciptakan
pendidikan yang memperhatikan perbedaan individual, perhatian khusus pada anak
yang memiliki kelainan, dan penanaman sikap dan tanggung jawab pada anak
didik.

4. Guru/pendidik disekolah

6
​Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999, cet. Ke-1, h. 23-35
Kata Guru berasal dari bahasa Sansekerta “guru” yang juga berarti guru, tetapi
arti harfiahnya adalah “berat” yaitu seorang pengajar suatu ilmu. Dalam bahasa
Indonesia, guru umumnya merujuk pendidik profesional dengan tugas utama
mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengevaluasi peserta didik.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi guru adalah orang yang
pekerjaan, mata pencaharian atau profesinya mengajar. Dalam pengertian yang
sederhana, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak
didik. Guru dalam pandangan masyrakat adalah orang yang melaksanakan
pendidikan ditempat-tempat tertentu, tidak harus di lembaga pendidikan formal,
tetapi bisa juga di masjid, di rumah, dan sebagainya. Guru adalah sosok yang rela
mencurahkan sebagian besar waktunya untuk mengajar dan mendidik siswa,
sementara penghargaan dari sisi material, misalnya sangat jauh dari harapan.
Kesejahteraan dan peningkatan kualitas guru memang masih kurang memperoleh
perhatian optimal dari pemerintah. Hal ini tercermin dari politik anggaran
pemerintah yang dialokasikan untuk guru dalam setiap tahun yang masih jauh dari
angka layak, apalagi ideal.
Terlepas dari semua persoalan rumit yang harus dihadapi dalam hidup
kesehariannya, guru tetaplah sosok penting yang cukup menentukan dalam proses
pembelajaran. Walaupun sekarang ini ada berbagai sumber belajar alternatif yang
lebih kaya, seperti buku, jurnal, majalah, internet, maupun sumber belajar lainnya,
guru tetap menjadi kunci untuk optimalisasi sumber-sumber belajar yang ada, guru
tetap menjadi sumber belajar yang utama. Tanpa guru, proses pembelajaran tidak
akan dapat berjalan secara maksimal. Guru dengan kemuliannya dalam
menjalankan tugas tidak mengenal lelah, hujan dan panas bukan rintangan bagi
guru yang memiliki dedikasi dan loyalitas yang tinggi. Banyak peranan yang
diperlukan guru sebagai pendidik. Antara lain yaitu:
a) Korektor, sebagai korektor, guru harus bisa membedakan mana nilai yang
baik dan mana nilai yang buruk. Kedua nilai yang berbeda ini harus
betul-betul dipahami dalam kehidupan di masyarakat. Semua nilai yang
baik harus guru pertahankan dan semua nilai yang buruk harus
disingkirkan dari jiwa dan watak anak didik.
b) Inspirator, guru harus dapat memberikan petunjuk bagaimana cara belajar
yang baik. Petunjuk itu tidak mesti harus bertolak dari sejumlah teori-teori
belajar, dari pengalaman bisa dijadikan petunjuk bagaimana cara belajar
yang baik.
c) Informator, sebagai informator, guru harus dapat memberikan informasi
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, selain sejumlah bahan
pelajaran untuk setiap mata pelajaran yang telah diprogramkan dalam
kurikulum.
d) Organisator, dalam bidang ini guru memiliki kegiatan pengelolaan kegiatan
akademik, menyusun tata tertib sekolah, menyusun kalender akademik,
7
dan sebagainya.
e) Motivator, sebagai motivator, guru hendaknya dapat mendorong anak didik
agar bergairah dan aktif belajar. Dalam upaya memberikan motivasi, guru
dapat menganalisis motif-motif yang melatarbelakangi anak didik malas
belajar dan menurun prestasinya di sekolah.
f) Inisiator, dalam perananya sebagai inisiator, guru harus dapat menjadi
pencetus ide-ide kemajuan dalam pendidikan dan pengajaran. Proses
interaksi edukatif yang ada sekarang harus diperbaiki sesuai perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang pendidikan.
g) Fasilitator, guru hendaknya dapat menyediakan fasilitas yang
memungkinkan kemudahan kegiatan belajar anak didik.
h) Pembimbing, perananan ini harus lebih dipentingkan, tanpa bimbingan,
anak didik akan mengalami kesulitan dalam menghadapi perkembangan
dirinya. Kekurangmampuan anak didik menyebabkan lebih banyak
tergantung pada bantuan guru.
i) Demonstrator, dalam interaksi edukatif, tidak semua bahan pelajaran dapat
anak didik pahami. Untuk bahan pelajaran yang sukar dipahami anak didik,
guru harus berusaha dengan membantunya dengan cara memperagakan apa
yang akan diajarkan.
j) Pengelola kelas, maksud dari pengelolaan kelas adalah agar anak didik
betah tinggal di kelas dengan motivasi yang tinggi untuk senantiasa belajar
didalamnya.
k) Mediator, media berfungsi sebagai alat komunikasi guna mengefektifkan
proses interaksi edukatif. Keterampilan menggunakan semua media itu
diharapkan dari guru yang disesuaikan dengan pencapaian tujuan
pengajaran. Sebagai mediator guru dapat diartikan sebagai penengah dalam
proses belajar anak didik.

7
​Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999, cet. Ke-1, h. 23-35
l) Supervisor, Kelebihan yang dimiliki supervisor bukan hanya karena posisi
atau kedudukannya, akan tetapi juga karena pengalamanya, pendidikannya,
kecakapannya, atau keterampilan-keterampilan yang dimiliknya.
m) Evaluator, sebagai evaluator, guru dituntut untuk menjadi seorang
evaluator yang baik dan jujur, dengan memberikan penilaian yang
8
menyentuh aspek ekstrinsik dan intrinsik.

5. Materi Pembelajaran
Materi pembelajaran merupakan isi atau substansi yang akan disampaikan
dalam proses belajar mengajar. Materi pembelajaran merupakan sebuah
pengetahuan, ketrampilan, dan juga sebuah sikap yang harus dimiliki oleh semua
peserta didik agar memenuhi standart pembelajaran kompetensi yang telah
ditetapkan. Tanpa materi proses belajar mengajar tidak akan berjalan. Oleh karena
itu seorang pendidik yang akan mengajar pasti memiliki dan menguasai materi
yang akan diajarkannnya. Materi pembelajaran diusung dan dikembangkan oleh
pendidik dalam proses pembelajaran adalah demi berkembangnya pancadaya,
yaitu daya takwa, cipta, karsa, dan karya peserta didik.
Materi pembelajaran merupakan sebuah sarana untuk mencapai sebuah tujuan
pembelajaran. Materi pembelajaran juga sangat berpengaruh terhadap tingkat
keberhasilan siswa dalam belajar. Materi pembelajaran mengacu pada kondisi dan
pengembangan budaya manusia yang diwakili unsur – unsur perilaku sehari – hari
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan agama dari hal yang paling kecil dan
sederhana hingga ke yang paling kompleks dan super canggih. Dalam format
pendidikan formal, materi pembelajaran biasanya dikemas dalam bentuk
kurikulum, meliputi seluruh pengalaman belajar yang menjadi tanggung jawab
pendidik . Fungsi Materi pembelajaran yaitu:
a. Sebagai bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran.
b. Menambah dan memperluas pengetahuan siswa.
c. Menjadi dasar pengetahuan kepada siswa untuk pembelajaran lebih lanjut.
d. Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan belajar.
e. Membangun kemampuan untuk melakukan asesmen-diri atas hasil
pembelajaran yang dicapai.

6. Metode Pembelajaran

8
​Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999, cet. Ke-1, h. 23-35
Metode pembelajaran adalah cara yang dapat dilakukan untuk membantu
proses belajar-mengajar agar berjalan dengan baik, metode-metode tersebut antara
9
lain:
a) Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan
informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada
umumnya mengikuti secara pasif.
b) Metode Tanya Jawab
Metode Tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau
memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya
murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu.
c) Metode Diskusi
Metode diskusi dapat diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar
yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif
pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis.
d) Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan
barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara
langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan
dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan.
e) Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah metode atau cara di mana guru dan murid
bersama-sama mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui
pengaruh atau akibat dari sesuatu aksi.

7. Media Pembelajaran
Kata media berasal dari bahasa latin dan merupakan bentuk jamak dari
“medium” yang secara harfiah berarti perantara atau pengantar. Jadi media adalah
perantara atau pengantar pesan dari pengirim kepada penerima pesan. Gagne
menyatakan bahwa media adalah berbagai jenis komponen dan lingkungannya.
Gerlach dan Ely mengatakan, secara garis besar media adalah manusia, materi,
atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat siswa mampu
memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini, guru,
10
buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

9
​Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999, cet. Ke-1, h. 23-35
10
​Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999, cet. Ke-1, h. 23-35
Batasan lain telah dikemukakan pula oleh para ahli dan lembaga, diantaranya:
a) AECT ( Association of Education and Communication Technology)
memberi batasan tentang media sebagai segala bentuk dan saluran untuk
menyampaikan pesan atau informasi. Media sering diganti dengan kata
mediator, menurut Fleming adalah penyebab atau alat yang turut campur
tangan dalam dua pihak dan mendamaikannya. Dengan istilah mediator,
media menunjukkan fungsi atau perannya yaitu mengatur hubungan yang
efektif antara dua pihak utama dalam proses belajar siswa dan isi pelajaran.
b) Heinich mengemukakan istilah medium sebagai perantara yang
mengantar informasi antara sumber dan penerima. Jadi, televisi, film,
foto, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan, bahan-bahan
cetakan dan sejensnya adalah media. Hamidjojo dalam Latuheru
memberi batasan media sebagai semua bentuk perantara yang
digunakan oleh manusia untuk menyampaikan atau menyebar ide,
gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang
dikemukakan itu sampai kepada penerima yang dituju.

Dapat disimpulkan dari uraian tersebut bahwa media pembelajaran adalah alat
yang dapat membantu proses belajar mengajar dan berfungsi untuk memperjelas
makna pesan yang disampaikan, sehingga dapat mencapai tujuan pembelajaran
dengan lebih baik dan sempurna. Media juga sebagai sarana untuk meningkatkan
kegiatan proses belajar mengajar. Fungsi media dalam proses belajar mengajar
khususnya media visual yaitu fungsi atensi, fungsi afektif, fungsi kognitif, dan
fungsi kompensatoris. Berikut penjelasan dari beberapa fungsi sebagai berikut:
a) Fungsi atensi media visual yaitu menarik dan mengarahkan perhatian
siswa untuk berkosentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks materi pelajaran.
b) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkat kenikmatan siswa
ketika belajar teks yang bergambar. Gambar atau lambang visual dapat
menggugah emosi dan sikap siswa.
c) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar dapat
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
d) Fungsi kompensatoris membantu siswa yang lemah dalam membaca
untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya
11
kembali.

Sedangkan peran media pembelajaran di dalam proses belajar mengajar sebagai


berikut:
a) Media pembelajaran memperjelas penyajian pesan dan informasi
sehingga dapat memperlancar serta meningkatkan proses dan hasil
belajar.
b) Media pembelajaran meningkatkan dan mengarahkan perhatian anak
sehingga dapat menimbulkan motivasi belajar, interaksi yang lebih
antara siswa dengan lingkungannya, dan kemungkinan siswa untuk
belajar sendiri sesuai dengan kemampuan dan minatnya.
c) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan indera, ruang, dan
waktu.
d) Media pembelajaran memberikan kesamaan pengalaman kepada siswa
tentang peristiwa-peristiwa di lingkungan mereka serta memungkinkan
terjadinya interaksi langsung dengan guru, masyarakat, dan
lingkungannya.
8. Evaluasi Pembelajaran
❖ Pengertian Evaluasi
Dalam arti luas, evaluasi adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan
menyediakan informasi yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif
keputusan. Sedangkan dalam hubungannya dengan kegiatan pengajaran Norman
E. Groundlund merumuskan pengertian evaluasi sebagai berikut : evaluasi adalah
suatu proses yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai
sejauh mana tujuan-tujuan pengajaran telah di capai oleh siswa. Adapun Fungsi
dari evaluasi yaitu:
a) Mengetahui kemajuan kemampuan belajar siswa
b) Mengetahui penguasaan, kekuatan dan kelemahan seorang siswa dalam
mendalami pelajaran
c) Mengetahui efisiensi metode belajar yang digunakan
d) Memberi laporan kepada siswa dan orangtua
e) Sebagai alat motivasi belajar-mengajar

11
​Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999, cet. Ke-1, h. 23-35
f) Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan penyaluran anak pada
12
suatu pekerjaan.

❖ Objek Evaluasi
a) Aspek manajerial, yaitu implementasi rancangan pembelajaran yang telah
disusun oleh guru dalam bentuk proses pembelajaran yang telah disusun
oleh guru dalam bentuk proses pembelajaran, atau disebut juga dengan
evaluasi kualitas proses pembelajaran.
b) Aspek substansial, yaitu hasil belajar siswa setelah mengikuti serangkaian
proses pembelajaran yang dirancang oleh guru, atau disebut juga dengan
13
penilaian hasil belajar siswa, baik menggunakan tes maupun non tes.

❖ Tahap Pelaksanaan Evaluasi


a) Menentukan tujuan, tujuan evaluasi proses pembelajaran dapat dirumuskan
dalam bentuk pernyataan atau pertanyaan.
b) Menentukan desain evaluasi, desain evaluasi proses pembelajaran
mencakup rencana evaluasi proses dan pelaksana evaluasi.
c) Penyusunan instrument penilaian, instrumen penilaian proses pembelajaran
untuk memperoleh informasi deskriptif dan atau informasi judgemental
dapat berwujud: 1) lembar pengamat untuk menentukan informasi tentang
kegiatan belajar siswa dalam mengikuti pembelajaran yang dilaksanakan
oleh guru dapat digunakan oleh guru sendiri atau oleh siswa yang
mengamati, dan 2) kuesioner yang harus dijawab oleh siswa berkenaan
dengan strategi pembelajaran yang dilaksanankan guru, metode dan media
pembelajaran untuk suatu materi pokok sajian yang telah terlaksana.
d) Pengumpulan data, pengumpulan data atau informasi dilaksanakan secara
objektif terbuka agar diperoleh informasi yang dapat dipercaya dan
bermanfaat bagi peningkatan mutu pembelajaran. Pengumpulan data atau
informasi dilaksanakan pada setiap akhir pelaksaan pembelajaran untuk
materi sajian berkenaan dengan suatu kompetensi dasar dengan maksud
guru dan siswa memperoleh gambaran menyeluruh dan kebulatan tentang
pelaksanaan pembelajaran yang telah dilaksanakan untuk pencapaian
penguasaan satu kompetensi dasar.

12
​Hasbullah, Dasar-dasar Ilmu Pendidikan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,1999, cet. Ke-1, h. 23-35
13
​Abdul Majid, Perencanaa Pembelajaran: Mengembangkan Standard Kompetensi Guru, ( Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2008), h. 196-197.
e) Analisis dan interpretasi, analisis dan interpretasi hendaknya dilaksanakan
segera setelah data atau informasi terkumpul. Analisis berwujud deskripsi
hasil evaluasi berkenaan dengan proses pembelajaran yang telah terlaksana.
Sedang interpretasi merupakan penafsiran terhadap deskripsi hasil analisis
proses pembelajaran. Analisis dan interpretasi dapat dilaksanakan bersama
oleh guru dan siswa agar hasil evaluasi dapat segera di ketahui dan di
pahami oleh guru dan siswa sebagai bahan dan dasar memperbaiki
14
pembelajaran selanjutnya.
f) Tindak lanjut, tindak lanjut merupakan kegiatan menindaklanjuti hasil
analisis dan interpretasi. Dalam evaluasi proses pembelajaran tingkat
lanjut pada dasarnya berkenaan dengan pembelajaran yang akan
dilaksanakan selanjutnya dan evaluasi pembelajarannya. Pembelajaran
yang akan di laksanakan selanjutnya merupakan keputusan tentang upaya
perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan sebagai upaya
peningkatan mutu pembelajaran, sedang tindak lanjut evaluasi
pembelajaran berkenaan dengan pelaksanakaan dan instrumen evaluasi
yang telah dilaksanakan mengenai tujuan, proses dan instrumen evaluasi
15
proses pembelajaran.

C. Hubungan Antara Komponen-komponen Pembelajaran


Dari semua komponen pembelajaran, antara komponen yang satu dengan yang lain
memiliki hubungan saling keterkaitan. Guru sebagai ujung tombak pelaksanaan
pendidikan di lapangan, sangat menentukan keberhasilan dalam mencapai tujuan
pendidikan. Tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum, guru juga sebagai
pengembang kurikulum. Bagi guru, memahami kurikulum merupakan suatu hal yang
mutlak.
Setelah guru mempelajari kurikulum yang berlaku, selanjutnya membuat suatu
desain pembelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan awal siswa (entering
behavior), tujuan yang hendak dicapai, teori belajar dan pembelajaran, karakteristik
bahan yang akan diajarkan, metode dan media atau sumber belajar yang akan
digunakan, dan unsur-unsur lainnya sebagai penunjang. Setelah desain dibuat,

14
​Abdul Majid, Perencanaa Pembelajaran: Mengembangkan Standard Kompetensi Guru, ( Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2008), h. 196-197.
15
​Abdul Majid, Perencanaa Pembelajaran: Mengembangkan Standard Kompetensi Guru, ( Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya, 2008), h. 196-197.
kemudian KBM atau pembelajaran dilakukan. Dalam hal ini ada dua kegiatan utama,
yaitu guru bertindak mengajar dan siswa bertindak belajar. Kedua kegiatan tersebut
berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Pada akhirnya
implementasi pembelajaran itu akan menghasilkan suatu hasil belajar. Hasil ini akan
memberikan dampak bagi guru dan siswa.
Bagi setiap guru, dituntut untuk memehami masing-masing metode secara baik.
Dengan pemilihan dan penggunaan metode yang tepat untuk setiap unit materi
pelajaran yang diberikan kepada siswa,maka akan meningkatkan proses interaksi
belajar-mengajar. Siswa juga akan memperoleh hasil belajar yang efektif dan
mendapatkan kesempatan belajar yang seluas-luasnya. Jika ada salah satu komponen
pembelajaran yang bermasalah, maka proses belajar-mengajar tidak dapat berjalan
16
baik.

D. Fungsi Masing-masing Komponen


Meskipun hubungan masing-masing komponen pembelajaran sangatlah berkaitan,
tetapi setiap komponen memiliki fungsi tersendiri, antara lain:
a. Fungsi kurikulum
Sebagai acuan dalam menjalankan proses pembelajaran yang akan
berlangsung.
Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan barometer atau alat pengukur
keberhasilan program pendidikan di sekolah yang dipimpinnya.
Dapat dijadikan sebagai pedoman, patokan atau ukuran dalam menetapkan
bagian mana yang memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha
17
pelaksanaan kurikulum dan peningkatan mutu pendidikan.
b. Fungsi siswa
o Sebagai objek, siswa yang menerima pelajaran
o Sebagai subjek, siswa ikut menentukan hasil belajar
c. Fungsi guru/pendidik
Sebagai pendidik (nurturer) merupakan peran-peran yang berkaitan dengan
tugas-tugas memberi bantuan dan dorongan (supporter), tugas-tugas pengawasan
dan pembinaan (supervisor) serta tugas-tugas yang berkaitan dengan

16
​ edia), 2012
​Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, Studi Ilmu Pendidikan Islam, (Jogjakarta: Ar-Ruzz​ M
h. 114.
17
​M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002). h. 42-45
mendisiplinkan anak agar anak itu menjadi patuh terhadap aturan-aturan sekolah
dan norma hidup dalam keluarga dan masyarakat.
Sebagai model atau contoh bagi anak. Setiap anak mengharapkan guru mereka
dapat menjadi contoh atau model baginya. Oleh karena itu tingkah laku pendidik
baik guru, orang tua atau tokoh-tokoh masyarakat harus sesuai dengan
norma-norma yang dianut oleh masyarakat, bangsa dan negara. Karena nilai nilai
dasar negara dan bangsa Indonesia adalah Pancasila, maka tingkah laku pendidik
harus selalu diresapi oleh nilai-nilai Pancasila.
Sebagai pengajar dan pembimbing dalam pengalaman belajar, setiap guru
harus memberikan pengetahuan, keterampilan dan pengalaman lain di luar fungsi
sekolah seperti persiapan perkawinan dan kehidupan keluarga, hasil belajar yang
berupa tingkah laku pribadi dan spiritual dan memilih pekerjaan di masyarakat.
Sebagai pelajar (leamer). Seorang guru dituntut untuk selalu menambah
pengetahuan dan keterampilan supaya pengetahuan dan keterampilan yang
dirnilikinya tidak ketinggalan jaman. Pengetahuan dan keterampilan yang dikuasai
tidak hanya terbatas pada pengetahuan yang berkaitan dengan pengembangan
tugas profesional, tetapi juga tugas kemasyarakatan maupun tugas kemanusiaan.
Sebagai administrator. Seorang guru tidak hanya sebagai pendidik dan
pengajar, tetapi juga sebagai administrator pada bidang pendidikan dan
pengajaran. Oleh karena itu seorang guru dituntut bekerja secara administrasi
teratur. Segala pelaksanaan dalam kaitannya proses belajar mengajar perlu
diadministrasikan secara baik. Sebab administrasi yang dikerjakan seperti
membuat rencana mengajar, mencatat hasil belajar dan sebagainya merupakan
dokumen yang berharga bahwa ia telah melaksanakan tugasnya dengan baik.
d. Fungsi materi
o Sebagai bahan yang digunakan dalam proses pembelajaran
o Menambah dan memperluas pengetahuan siswa
o Menjadi dasar pengetahuan kepada siswa untuk pembelajaran lebih lanjut
o Sebagai sarana untuk mengembangkan keterampilan belajar
o Membangun kemampuan untuk melakukan asesmen-diri atas hasil
pembelajaran yang dicapai.
e. Fungsi metode
o Untuk mempermudah dan memperlancar proses belajar-mengajar
o Membantu guru dalam menjelaskan berbagai macam materi kepada siswa.
o Membuat siswa menjadi aktif, berani dan mandiri
f. Fungsi media
o Fungsi edukatif: dapat memberika pengaruh baik yang mengandung
nilai-nilai pendidikan, memperlancar interaksi antara guru dengan siswa
sehingga kegiatan pembelajaran lebih afektif dan efisien.
o Fungsi sosial: hubungan antara pribadi anak dapat terjalin baik
o Fungsi ekonomis: Efisiensi dalam waktu dan tenaga, dengan satu macam
alat media, pendidikan sudah dapat dinikmati oleh sejumlah anak didik dan
bisa dipergunakan sepanjang waktu
o Fungsi Seni: dengan adanya media pendidikan, kita bisa mengenalkan
bermacam-macam hasil budaya manusia.
g. Fungsi evaluasi
o Mengetahui kemajuan kemampuan belajar siswa
o Mengetahui penguasaan, kekuatan dan kelemahan seorang siswa dalam
mendalami pelajaran.
o Mengetahui efisiensi metode belajar yang digunakan
o Memberi laporan kepada siswa dan orangtua
o Sebagai alat motivasi belajar-mengajar
o Hasil evaluasi dapat digunakan untuk keperluan penyaluran anak pada
18
suatu pekerjaan.

BAB III

ANALISIS

Dari pemaparan materi di atas, penulis berpendapat bahwa komponen


pembelajaran merupakan kumpulan dari beberapa item dalam menunjang
berlangsungnya proses pembelajaran. Untuk mencapai keberhaslian dalam sebuah
pendidikan, seluruh komponen dalam pembelajaran haruslah ada dan tidak boleh salah
satu dari komponen tersebut dihilangkan.
Dalam proses pembelajaran biasanya terdapat seperti tujuan, kurikulum, guru,
siswa, materi, metode, media, dan evaluasi. Bagian-bagian inilah yang disebut dengan
komponen-komponen dalam pembelajaran. Dalam menetukan keberhasilan dari
sebuah pendidikan, komponen yang paling berpengaruh adalah guru. Guru adalah
ujung tombak dalam sebuah pendidikan. Karena guru lah yang menjalankan proses
18
​M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002). h. 42-45
pembelajaran tersebut. Guru memberikan materi, menentukan metode, menyediakan
alat/media dalam menjalankan proses pembelajaran, serta mengevaluasi peserta didik
apakah mereka sudah bisa memahami dan mengerti tentang apa yang telah
didapatkanya dari pembelajaran tersebut.
Setiap komponen-komponen ini saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya
dan tidak bisa dipisahkan, dan tujuan dari pendidikan tidak akan tercapai jika salah
satu dari komponen ini tidak ada.
Meskipun setiap komponen-komponen ini sangatlah berhubungan, akan tetapi
setiap komponen-komponen tersebut memiliki fungsi yang berbeda. Tujuan
pembelajaran, adalah sesuatu yang ingin dicapai oleh setiap lembaga pendidikan.
Kurikulum, merupakan acuan untuk menjalankan proses pendidikan. Guru, adalah
orang yang menjalankan komponen-komponen lain seperti materi, metode, media, dan
evaluasi dalam pembelajaran. Guru juga merupakan penentu dari berhasil atau
tidaknya sebuah pendidikan tersebut. Peserta didik, adalah orang yang diberikan ilmu
pengetahuan dalam sebuah pendidikan, atau merupakan subjek dari sebuah
pembelajaran. Materi, adalah bahan-bahan yang diberikan dalam proses pembelajaran.
Metode, adalah cara yang dilakukan oleh untuk melakukan proses pembelajaran.
Media, adalah alat yang digunakan untuk proses pembelajaran. Dan evaluasi,
merupakan penilaian yang dilakukan dalam pendidikan guna mengetahui berhasil atau
tidaknya sebuah pembelajaran yang telah dilaksanakan.

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
❖ Komponen pembelajaran adalah bagian dari suatu system yang memiliki peran
penting dalam proses pembelajaran, selama pembelajaran proses pembelajaran
tersebut berlangsung.
❖ Macam-macam dari komponen pembelajaran yaitu: Tujuan pembelajaran;
Kurikulum; Peserta didik; Guru; Materi; Metode; Media; dan Evaluasi.
❖ Dari semua komponen pembelajaran di atas saling barkaitan antara satu sama
lain, karena seluruh komponen dalam pembelajaran dapat menetukan
keberhasilan dalam sebuah pendidikan.
❖ Tiap-tiap dari komponen pembelajaran di atas memiliki fungsi tersendiri
meskipun semua komponen ini sangatlah berkaitan.

B. Saran
Dalam komponen pembelajaran, terutama pembelajaran konstekstual diperlukan
guru yang berwawasan luas yang dapat mengaitkan mata pelajaran dengan kehidupan
sehari-hari serta materi pembelajaran dikaitkan dengan konteks kehidupan siswa.
Strategi guru dalam proses pembelajaran kontekstual sangat menetukan keberhasilan
siswanya. Guru melakukan perubahan kebiasaan dalam proses belajar mengajar, mulai
dari perencanaan, pelaksanaan, hingga penilaian hasil belajarnya. Sebagai calon
pendidik (guru) pembelajaran kontekstual ini sangat penting karena dapat membantu
siswa untuk lebih mudah menerima materi pelajaran yang berkaitan dengan kehidupan
19
sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA

Cepi Riyana, ​Kompone-Komponen Pembelajaran,​ Bandung: Rajawali, 2003

Hasbullah, ​Dasar-dasar Ilmu Pendidikan​, Cet 1; Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1999

Majid, Abdul, Perencanaan Pembelajaran:​ Mengembangkan Standard Kompetensi


Guru,​ Cet. IV; Bandung: Remaja Rosdakarya, 2008

19
​Ramayulis, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Kalam Mulia, 2005), h. 289.
Moh. Haitami Salim dan Syamsul Kurniawan, ​Studi Ilmu Pendidikan Islam,​ Cet. 1;
Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012

Purwanto, M. Ngalim, ​Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis,​ Ed. II; Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2002.

Rimayulis, ​Metodologi Pendidikan Agama Islam,​ Cet. IV; Jakarta: Kalam Mulia, 2005

Anda mungkin juga menyukai