Fase Oral
Fase persiapan oral merujuk kepada pemrosesan bolus sehingga dimungkinkan untuk ditelan,
dan fase propulsif oral berarti pendorongan makanan dari rongga mulut ke dalam orofaring.
Prosesnya dimulai dengan kontraksi lidah dan otot-otot rangka mastikasi. Otot bekerja dengan
cara yang berkoordinasi untuk mencampur bolus makanan dengan saliva dan dan mendorong
bolus makanan dari rongga mulut di bagian anterior ke dalam orofaring, dimana reflek menelan
involunter dimulai.
Cerebellum mengendalikan output untuk nuklei motoris nervus kranialis V (trigeminal), VII
(facial), dan XII (hypoglossal). Dengan menelan suatu cairan, keseluruhan urutannya akan
selesai dalam 1 detik. Untuk menelan makanan padat, suatu penundaaan selama 5-10 detik
mungkin terjadi ketika bolus berkumpul di orofaring.
2. Mengapa ada demam, bengkak di area leher, batuk, namun tidak ada serak maupun sesak
nafas?
Demam
Terjadinya demam perangsangan zat pirogen eksogen yang dapat berasal dari
mikroorganisme atau merupakan suatu hasil reaksi imunologik yang tidak berdasarkan suatu
infeksi pelepasan zat pirogen dari dalam lekosit (Benneth, et al, 1996; Gelfand, et al, 1998).
Pirogen eksogen ini juga dapat karena obat-obatan dan hormonal, misalnya progesterone.
Pirogen eksogen bekerja pada fagosit-->menghasilkan IL-1, suatu polipetida yang juga
dikenal sebagai pirogen endogen. IL-1 mempunyai efek luas dalam tubuh Zat ini memasuki
otak dan bekerja langsung pada area preoptika hipotalamusDi dalam hipotalamus zat ini
merangsang pelepasan asam arakhidonat peningkatan sintesis PGE-2 yang langsung
dapat menyebabkan suatu pireksia/ demam (Lukmanto, 1990; Gelfand, et al, 1998).
Karena rasa nyeri di tenggorokan tidak nyaman untuk makan dan minum
Apabila ada pembesaran tonsil dan pseudomembran, jika terkena makanan akan semakin
sakit dan berdarah
Imunisasi diberikan agar manusia memiliki kekebalan tubuh yang lebih jika tidak
diberikan imunisasi khususnya DPT yang harusnya diberikan pada usia 2,3, dan 4 bulan
resiko terkena infeksi difteri, pertussis, tetanus/DPT lebih besar
RR dbn
Nadi dbn
Suhu 38,1 derajat C: terdapat demam
Rongga mulut dbn
Tenggorok: tonsil T2/T2 hiperemis (pembesaran 25-50%), tertutup membrane
berwarna putih keabu2an yang mudah berdarah ketika dilepas (pseudomembran)
Etiologi
Faktor Resiko
PF
PP
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL edisi keenam, FK UI
10. Apa DD dan DX dari scenario diatas?
DD
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL edisi keenam, FK UI
11. Bagaimana penatalaksanaan kasus di scenario?
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL edisi keenam, FK UI
12. Apa saja komplikasi dari kasus di scenario?
Buku Ajar Ilmu Kesehatan THT-KL edisi keenam, FK UI