Anda di halaman 1dari 66

“ Add your company slogan ”

Mendayagunakan Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK)
Melalui Implementasi Model
Pembelajaran Teaching
Factory 6 Langkah
(Model TF-6M)

Dadang Hidayat M.
Pemilik Hak Cipta Model TF-6M
www//:tf6m.com
LOGO
“ Add your company slogan ”

PEDOMAN IMPLEMENTASI :
MODEL PEMBELAJARAN
Teaching Factory Enam
Langkah (Model TF-6M)

Dadang Hidayat M.
Pemilik Hak Cipta Model TF-6M
www//:tf6m.com
LOGO
LANDASAN HUKUM DAN OPERASIONAL

1. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 Tentang


Sistem Pendidikan Nasional;

2. Intruksi Presiden No. 09 Tahun 2016 Tentang


Revitalisasi Sekolah Menengah Kejuruan;

3. Operasinalisasi Visi Rencana Pembangunan


Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
oleh Direktorat PSMK;

4. Kurikulum SMK 2006 dan 2013.


1. KITA TELAH DIHADAPKAN PADA TANTANGAN
NYATA MEA 2015

2. BONUS DEMOGRAFI
(MASALAH ATAU BAROKAH)

3. MASALAH PENGANGGURAN
JUMLAH SMK 13.855 DENGAN
TINGKAT PENGANGGURAN 12.7%

4. SMK DALAM SPEKTRUM KETENAGAKERJAAN


DAN DALAM TANTANGAN

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (PSMK,2015)
Tantangan Industri Terhadap SMK

Sisi Pasokan Sisi Permintaan


(Supply Side) (Demand Side)

Kemendiknas/Kemenag Dunia Industri dan


& Kementerian lainnya Dunia Usaha (DUDI)
sebagai penyelenggara sebagai pengguna
pendidikan keluaran pendidikan

Dimensi Penyelarasan: Kuantitas, Kualitas/Kompetensi, Lokasi, Waktu


www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (PSMK,2015)
Tujuan Umum dan Khusus SMK:

”…(f) menyiapkan peserta didik agar dapat


bekerja, baik secara mandiri atau mengisi
lowongan pekerjaan yang ada di dunia usaha
dan dunia industri sebagai tenaga kerja tingkat
menengah, sesuai dengan bidang dan program
keahlian yang diminati;

(g) membekali peserta didik agar mampu


memilih karir, ulet dan gigih dalam
berkompetisi, dan mampu mengembangkan
sikap profesional dalam bidang keahlian yang
diminatinya.”
UU No.20/2003 Pasal 18 dan penjelasan Pasal 15;
www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
VISI 2015-2019
RPJMN:
“TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT,
MANDIRI, DAN BERKEPRIBADIAN
BERLANDASKAN GOTONG-ROYONG”

RENSTRA KEMENDIKBUD:
“TERBENTUKNYA INSAN SERTA EKOSISTEM PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN YANG BERKARAKTER DENGAN BERLANDASKAN GOTONG
ROYONG”

Dadang Hidayat M (PSMK,2015)


MAKNA VISI : TUJUH ELEMEN EKOSISTEM PENDIDIKAN (1/2)

1. Sekolah yang kondusif


a. Tempat menyenangkan bagi pelaku pendidikan untuk berinteraksi
b. Ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai
2. Guru sebagai penyemangat
a. Mempunyai kompetensi (pedagogik, profesional, sosial dan
berkepribadian)
b. Mampu memberikan semangat kepada siswa untuk aktif, kreatif, inovatif,
dan sportif
3. Orangtua yang terlibat aktif
a. Membentuk kepribadian anak, mendidik anak di rumah dan mendukung
pendidikan di sekolah
b. Memiliki hak dan kewajiban memilih sekolah, memperoleh informasi
perkembangan pendidikan anaknya
4. Masyarakat yang sangat peduli
a. Penyelenggaraan pendidikan membutuhkan partisipasi dan kepedulian
masyarakat.
b. Partisipasi masy dapat berupa materi, tenaga dan pikiran, baik akademis
maupun non akademis Dadang Hidayat M (PSMK,2015) 9
MAKNA VISI : TUJUH ELEMEN EKOSISTEM PENDIDIKAN (2/2)

5. Industri yang berperan penting


a.Berupa kerjasama program, dukungan finansial untuk
penelitian dan beasiswa
b.Memecahkan permasalahan peralihan dari dunia
pendidikan ke dunia kerja
c.DUDI sebagai tempat praktik, magang, belajar manajemen
industri dan wawasan dunia kerja bagi siswa
6. Organisasi profesi yang berkontribusi besar
a.Memberi masukan bahkan menentukan arah kebijakan
pendidikan
b.Komunikasi dan aspirasi serta interaksi kedua belah pihak
untuk mempercepat pembangunan Dikbud
7. Pemerintah yang berperan optimal: dukungan anggaran
pendidikan sekurang kurangnya 20% APBN serta APBD
Dadang Hidayat M (PSMK,2015)
ALUR SMK SESUAI SNP
(STRUKTUR BARU) Subdit Peserta Didik Subdit Program & Evaluasi

Pengelolaan Pembiayaan
- Industri
- Asosiasi
- K/L
- Club
Subdit Penyelarasan & Kerjasama Industri - Peraturan Int.

Input SKL ISI PROSES PENILAIAN Output

Subdit Kurikulum - Bekerja


- Wirausaha
- Bekerja+Wirausaha
- Melanjutkan ke PT

Sarana
PTK
Prasarana
Subdit Kelembagaan
Subdit Kelembagaan Direktorat Jenderal
dan Sarpras
dan Sarpras Guru & TK

Dadang Hidayat M (PSMK,2015)


Strategi Pengembangan Kualitas SMK

• Pemenuhan Sarana Prasarana di SMK


1

• Clustering SMK dengan Pengembangan SMK Rujukan


2

• Harmonisasi Kompetensi Kejuruan dengan Kebutuhan Industri dan


3 Review Paket Kejuruan

• Pemenuhan Guru Produktif


4

• Peningkatan Mutu Pembelajaran


5

• Standardisasi, Sertifikasi, dan Penjaminan Mutu Lulusan SMK


6
Dadang Hidayat M (PSMK,2015)12
Clustering SMK dengan Pengembangan SMK Rujukan

SMK Rujukan SMK Reguler

Re Grouping
menjadi
2.000 SMK
Siswa 200 - 1000
Siswa > 1.000 6.000 SMK
1.650 SMK

SMK Aliansi
Opsi:
1. Investasi utk
menambah siswa
2. Merger dgn SMK Lain
3. Re Grouping menjadi
Total Cluster SMK 1.000 SMK
1.650+2.000+1.000 = Siswa < 200
4.650 Cluster 5.000 SMK
Dadang Hidayat M (PSMK,2015)
Dadang Hidayat M (PSMK,2015)
Pengembangan SMK
Berbasis Industri/Keunggulan Wilayah

 SMK Berbasis Industri/Keunggulan Wilayah


berfungsi sebagai pusat pengembangan unit
produksi/teaching factory/industrial based education
berbasis keunggulan wilayahnya. Untuk menjadi
SMK Berbasis Industri, SMK harus mampu
menyelenggarakan usaha bisnis/perusahaan dan
dituntut menjalankan fungsi-fungsi baku
perusahaan, yaitu manajemen produksi, manajemen
pemasaran, manajemen personalia, manajemen
keuangan, manajemen peralatan dan perbekalan,
prinsip-prinsip akuntansi, dan inti manajemen
(general manager). Dengan pembelajaran seperti ini,
diharapkan lulusannya langsung dapat bekerja di
Industri
Dadang Hidayat M (PSMK,2015)
Pengembangan SMK Di Kawasan Industri
Nasional dan Kawasan Berikat

 SMK di kawasan industri harus


menyelenggarakan pendidikan yang benar-
benar berbasis dunia kerja (experiential
education/work based learning/hand-on
experience) utamanya adalah production based
learning (belajar membuat barang jadi yang
marketable) yaitu belajar melalui kerja yang
sungguhan seperti yang terjadi di dunia kerja
bisnis dan bukan belajar yang sifatnya tiruan
(artifisial).

Dadang Hidayat M (PSMK,2015)


Kerjasama Industri regional dan Internasional

Tujuan :
 Memproyeksi kebutuhan industri terhadap
lulusan pendidikan kejuruan/ vokasi
berdasarkan bidang keahlian
 Menanggulangi kekurangan guru mata pelajaran
produktif
 Menyediakan tempat praktik yang memadai
 Meningkatkan mutu proses pembelajaran di
pendidikan kejuruan/ vokasi yang sangat
memerlukan pengalaman kerja melalui
pemagangan di industri/perusahaan
Dadang Hidayat M (PSMK,2015)
Rumusan Program Kejuruan SMK berbasis KKNI

 Implementasi Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia


(KKNI) di SMK:
 Pembuatan sistem penetapan TUK dan LSP Tk 1
 Pemetaan SMK Rujukan menjadi TUK dan LSP Tk 1
 Pemetaan kebutuhan asesor
 Pemberdayaan guru produktif menjadi asesor
 Memprogramkan Serifikasi siswa SMK dengan
memanfaatkan asesor SMK
 Pemberdayaan SMK Rujukan yang berhak
mengeluarkan sertifikat
 Memprogramkan siswa SMK Rujukan terpilih untuk
mendapatkan sertifikat

Dadang Hidayat M (PSMK,2015)


SISTEM PENGEMBANGAN TENAGA KERJA
BERBASIS KOMPETENSI
KKNI
Standar
Kompetensi

Program Pendidikan/Pelatihan
- Kurikulum/Modul
- Metoda
- Pengajar/Instruktur
- Sarana & Prasarana

• Organisasi
• Manajemen
• SDM

Penyelenggara Diklat

Dadang Hidayat M (PSMK,2015)


SIKLUS PENGEMBANGAN TENAGA KERJA
BERBASIS KOMPETENSI
Pasar Kerja

Pengembangan Asosiasi Industri/ Fasilitasi


Profesi Penempatan dan
Standar Rekruitmen
Kompetensi
Identifikasi Standar Uji Kompetensi dan
Sertifikasi Kompetensi
Kom-petensi &
Pengembangan skema
BNSP-LSP
sertifikasi

Pengembangan Modul Proses Pendidikan


Pembelajaran Berdasar Lembaga Berbasis Kompetensi
Skema Sertifikasi Diklat Kerja

Dadang Hidayat M (PSMK,2015)


1. ADAKAH PERBEDAAN POLA
PEMBELAJARAN DI SMK DENGAN SMA ?

2. APAKAH POLA PIKIR FORMALITAS MAU


DITERUSKAN ?

3. BAGAIMANA CARA KITA MENGAJARKAN


KEJUJURAN DENGAN KEJUJURAN

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
Praktek Kerja Industri

Prakerin adalah pola penyelenggaraan diklat yang


dikelola bersama antara SMK dengan Industri/Asosisi
profesi sebagai institusi pasang an mulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi dan
sertifikasi, yang merupakan satu kesatuan program
dengan menggunakan berbagai alternatif pelaksanaan,
seperti day release, blok realease dan sebagainya.”
Jurnal Prakerin :1999 dikemukakan: Prakerin adalah
satu komponen praktek keahlian profesi, berupa
kegiatan secara terprogram dalam situasi sebenarnya
untuk mencapai tingkat dan sikap kerja professional yng
dilakukan di industri. 2008

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (PSMK,2014)
Empat Pola Praktek Kerja Industri (PRAKERIN) di SMK

1. Pelaksanaan Prakerin pada pembelajaran


dengan pendekatan dual system,
2. Pelaksanaan Prakerin pada pembelajaran
dengan pendekatan teaching industry,
3. Pelaksanaan Prakerin pada pembelajaran
dengan pendekatan teaching factory,
4. Pelaksanaan Prakerin khusus bagi sekolah
yang tidak dapat memenuhi ketiga
pendekatan model pembelajaran di atas.

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
1. Model Pembelajaran Dual System

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
3. Model Pembelajaran Teaching Industry

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
Model Pembelajaran Teaching Industry

Teaching industri dapat dilaksanakan


berdasarkan kesepakatan antara sekolah
dengan industri untuk membuat site plan
industri di sekolah. Hal ini dapat
dilakukan bagi industri-industri yang
proses produksinya menunjang atau
sesuai dengan kompetensi yang harus
dimiliki oleh siswa dalam menempuh
satu atau beberapa mata pelajaran
produktif.
www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
2. Model Pembelajaran Teaching Factory

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY

Adalah Model Pembelajaran yang


Memanfaatkan Sarana Prasaran yang dimiliki
Sekolah dalam Menciptakan Suasana Industri
di Sekolah untuk mencapai kompetensi satu
atau beberapa mata pelajaran produktif.
Siswa melakukan pekerjaan nyata sesuai
kompetensi yang harus dimiliki dari mata
pelajaran tersebut. Sehingga dapat
Menjembatani Kesenjangan Kompetensi
antara Kebutuhan Industri dan Pengetahuan
Sekolah.

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
MODEL TF-6M DAN IMPLEMENTASINYA

1. Latar Belakang Model TF-6M ;


2. Sintak Langkah-langkah Model TF-6M ;
3. Langkah-langkah Operasional
Implementasi Model TF-6M .

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
APA MODEL PEMBELAJARAN TF-6M?
MODEL PEMBELAJARAN“TF-6M” : ADALAH
MODEL PEMBELAJARAN TEACHING
FACTORY YANG DIMODIFIKASI DENGAN 6
LANGKAH, DILAKSANAKAN DALAM BLOK
WAKTU, DENGAN CARA MEMBERI SISWA
PENGALAMAN LANGSUNG SUASANA
INDUSTRI DI SEKOLAH, DALAM UPAYA
MENCAPAI KOMPETENSI BELAJARNYA
PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF
SUATU KOMPETENSI KEAHLIAN DI SMK
BAIK YANG BERSIFAT MEMPRODUKSI
MAUPUN JASA

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
(Pola Implementasi Model TF-6M)

Model TF-6M dalam Implementasinya:


“Memadukan Sejumlah Mata Pelajaran
Produktif lanjut dengan Mata Pelajaran
Kewirausahaan; dilakukan dalam Blok
Waktu sekaligus sebagai pelaksanaan
Prakerin (Praktek Kerja Industri) dilanjutkan
dengan Uji Kompetensi dan diakhiri dengan
“Mengembangkan Prakarya Intrepreuneur
Berbasis Gladi Web/Peta”
(Unit Produksi dapat berperan sebagai
pendukung)
. Dadang Hidayat M (2009)
WAKTU PELAKSANAAN IMPLEMENTASI
MODEL TF-6M

1. Dilaksanakan di kelas XI Semester 4


dan kelas XII Semester 5;
2. Memadukan mata pelajaran produktif
yang ada di semester 4 dan 5 dengan
mata pelajaran KWU;
3. Dilaksanakan dalam blok waktu
dengan mengatur pelaksanaan
pembelajaran mata pelajaran adaptif
dan normatif.
www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
“MARI KITA BERBUAT”

 DIAKHIR PEMBELAJARAN DENGAN


MENGGUNAKAN MODEL TF-6M SISWA KITA:
 1. Mempunyai kemampuan vokasional yang
terstandar.

 2. Berjiwa intrepreuneur.

 3. Memiliki “Pra-Karya” intrepreuneur


berbasis Gladi Web atau Gladi Peta

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
LATAR BELAKANG TF-6M
Tantangan:
PERUBAHAN GLOBAL
Menyiapkan lulusan SMK yang
memiliki kompetensi sebagai KEBIJAKAN
Temuan LIPI, •BBE-Lifeskill th.2000
Lulusan SMK : a) Tenaga kerja Unggul yang
•Kurikulum
kurang dapat Berdaya saing (BNSP) Kompetensi SMK
beradaptasi, b) Landasan Hukum: 2004
sulit menyesuai -USPN no.20/2003 •KTSP 2006
kan diri, c) sulit -PP-19/2005 – BSNP-BNSP •Sebaran lulusan
dilatih kembali Proporsi SMK:SMA : SMK (20:50:10:10)%
70:30 th.2015

Proses pendidikan
SMK sebagai
sebuah Sistem
Inovasi:Program
Industri Berbasis
SMK.-RSBI
Pembelajaran di
Model PBM
SMK:-Model
Konsep: Work Based ALTERNATIF
Konvensional &
Learning (Model TF-6M)
Prakerin,PBT
&Teaching/Learning -Model PSG
Factory
www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
SKEMA MODEL TF-6M
3.
Menyatakan
Kesiapan
Mengerjakan
Order

1. 4.
Kebutuhan 2.
Menerima Mengerjakan
konsumen Menganalisis
Pemberi Order
Order
Order

6.
Konsultan
Menyerahkan
/ asesor
Order

PENJELASAN: 5.
SOFT SKILL Melakukan
HARD SKILL Quality
Control

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
1. Penelitian Disertasi Pengembangan
Model
2. Hibah Doktor Pasca Pengembangan
Lifeskill
3. Aplikasi Model TF-6M didanai Dit.
PSMK Pengembangan
4. Aplikasi pd Kompetensi Keahlian Industri Kreatif
:T.Mesin(1); Tata Busana(2);
Pasteri(1); T. S.Motor(1); T. Ref. &
Pemantapan Model
TU;(1)
5. Sosialisasi Model TF-6M; -2
SMK di Sumatra; - 20 Sosialisasi Model
SMK+1 MAN Jabar+Banten TF-6M
6. Implementasi TF-6M: 1. Implementasi
Pasteri – SMKN3 Garut 2. Permanen
Ref.&Tata Udara – SMK TI (Penemuan Standard
Cimahi Impl.)
7. Implementasi di 36 SMK se-Jawa Desimenasi
Barat oleh DISDIK Jawa Barat pada Implementasi Model
Tahun 2017 TF-6M
Dadang Hidayat M (2018)
MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY
6 LANGKAH (TF-6M) UNTUK MENGEMBANGKAN
INDUSTRI KREATIF DI SMK
(Iplementasi Pada Kompetensi Keahlian:Teknik Pemesinan;Tata Busana dan Tata Boga)

DALAM RANGKA:
RISET PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN WIRAUSAHA PENDUKUNG
INDUSTRI KREATIF SMK (Dit PSMK 2011)

Dr.H.Dadang Hidayat M., M.Pd., Dr. Ana, M.Pd.


Dr. Hj. Isma Widiaty, M.Pd.

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2011)
IMPLEMENTASI MODEL TF-6M
KEGIATAN GURU BERPERAN KEGIATAN SISWA BERPERAN
SEBAGAI SEBAGAI PEKERJA
KONSULTAN DAN ASESOR
KEGIATAN PERSIAPAN

MENGAJAK SISWA MENG UBAH


MENYIMAK DAN BERDIKUSI
MANAJEMEN SEKOLAH MENJADI TAHAP 1
RASIONAL PERUBAHAN
MANAJEMEN INDUSTRI DENGAN PERUBAHAN
MANAJEMEN SEKOLAH JADI
RASIONAL (BERDISKUSI) MANAJEMEN SEKOLAH
MANAJEMEN INDUSTRI (SISWA
JADI INDUSTRI
SEPAKAT)

MENJELASKAN TENTANG
MENYIMAK PENJELASAN,
BERKOMUNIKASI,CONTOH KASUS,
BERPARTISIPASI, MENCONTOH,
MEMBERI CONTOH, MELATIH
BERLATIH BERKOMUNIKASI
SISWA BERKOMUNIKASI UNTUK TAHAP 2 DENGAN MEMPERHATIKAN
MENERIMA PEMBERI LATIHAN BERKOMUNIKASI INTONASI,MIMIK MUKA DAN
ORDER,MENYATAKAN DENGAN MEMPERHATIKAN BODY LANGUAGE DALAM
KESANGGUPAN MENGERJAKAN KAIDAH KOMUNIKASI BERKOMUNIKASI DENGAN
ORDER DAN MENYERAHKAN
PEMBERI ORDER,MENYATAKAN
HASIL KERJA KEPADA PEMBERI
KESANGGUPAN DAN
ORDER
MENYERAHKAN HASIL KERJA
KEPADA PEMBERI ORDER

MEMANDU SISWA MEMBACA BERLATIH MEMBACA GAMBAR,


GAMBAR, MENENTUKAN BAHAN, TAHAP 3 MENENTUKAN BAHAN,MESIN,
MESIN, ALAT POTONG,KECEPATAN LATIHAN ALAT POTONG,KECEPATAN
MESIN,MENGITUNGWAKTU, MENGANALISIS MESIN,MENGITUNG
HARGA,DAN KESELAMATAN KERJA ORDER WAKTU,HARGA, KESELAMATAN
*) KERJA DALAM MENGERJAKAN
ORDER *)
Dadang Hidayat M (2009)
IMPLEMENTASI MODEL TF-6M
KEGIATAN GURU: BERPERAN KEGIATAN SISWA: BERPERAN
SEBAGAI KONSULTAN DAN ASESOR SEBAGAI PEKERJA

TAHAP PENDAHULUAN
1. MENGECEK KEHADIRAN, 1. MELAKUKAN FINGER SCAN,
MENGARAHKAN DAN MEMBAGI MENGIKUTI ARAHAN KONSULTAN,
SISWA MENJADI 2-3 KELOMPOK MEMPER SIAPKAN DIRI, RUANGAN
MENGECEK RUANGAN DAN DAN KELENGKAPANNYA UNTUK
KELENGKAPANNYA, DAN LANGKAH 1 MENERIMA PEMBERI ORDER.
MENGATUR SISWA UNTUK MENERIMA 2. BERPERAN SEBAGAI PEKERJA
MENERIMA PEMBERI ORDER. PEMBERI ORDER MENERIMA PEMBERI ORDER
2. BERPERAN SEBAGAI ASESOR BERKOMUNIKASI YANG BAIK,
MENGAMATI DAN MENILAI SISWA MEMPERHATIKAN INTONASI,MIMIK
SEBAGAI PEKERJA DALAM MUKA DAN BODY LANGUAGE.
MENERIMA PEMBERI ORDER

MELAKUKAN ANALISIS ORDER


BERPERAN SEBAGAI KONSULTAN
MEMBACA GAMBAR, MENENTUKAN
DAN ASESOR MEMBERI KONSULTASI LANGKAH 2
BAHAN,MESIN,ALAT POTONG,
DAN MENILAI HASIL ANALISIS ORDER MENGANALISIS ORDER
PUTARAN MESIN,WAKTU
OLEH SISWA MEMBERITAHU SISWA
KERJA,HARGA DAN KESELAMATAN
TENTANG HARGA +)
KERJA. BERKONSULTASI +)

DENGAN BEKAL HASIL ANALISIS


BERPERAN SEBAGAI ASESSOR
LANGKAH 3 ORDER, PENUH KEYAKINAN SISWA
MENGAMATI DAN MENILAI SISWA
MENYATAKAN KESIAPAN MENYATAKAN KESIAPAN
DALAM MENYATAKAN KESIAPAN
MENGERJAKAN ORDER MENGERJAKAN ORDER DG TUTUR
MENGERJAKAN ORDER
KATA YANG BAIK

Dadang Hidayat M (2009)


IMPLEMENTASI MODEL TF-6M
KEGIATAN GURU: BERPERAN SEBAGAI KEGIATAN SISWA: BERPERAN SEBAGAI
KONSULTAN DAN ASESOR PEKERJA

TAHAP INTI
MENGERJAKAN ORDER DENGAN
BERPERAN SEBAGAI KONSULTAN DAN
LANGKAH 4 MENERAPKAN KESELAMATAN
ASESOR MEMANDU DAN MENILAI SISWA
MENGERJAKAN KERJA,PERSIAPAN KERJA,
DALAM MELAKSANAKAN KERJA DENGAN
ORDER LANGKAH KERJA,MENILAI HASIL KERJA
MEMPERHATIKAN SOP DAN
DAN MENGHITUNG WAKTU
KESELAMATAN KERJA +)
KERJA,SESUAI SOP,BERKONSULTASI +)

BERPERAN SEBAGAI KONSULTAN DAN MELAKUKAN QUALITY CONTROL


ASESOR MEMBERI KONSULTASI DAN LANGKAH 5 MENCOCOKAN, UKURAN2, TINGKAT
MENILAI HASIL KERJA SISWA DAN HASIL MELAKUKAN PRESISI DAN FUNGSI BENDA
YANG DILAKUKAN DALAM QUALITY QUALITY CONTROL KERJA,SESUAI GAMBAR KERJA,
CONTROL +) BERKONSULTASI. +)

BERTUTUR KATA YANG BAIK


BERPERAN SEBAGAI ASESOR
MENYERAHKAN BENDA
MENGAMATI DAN MENILAI
KERJA,MENDEMON STRASIKAN FUNGSI
KEMAMPUAN SISWA BERKOMUNIKASI LANGKAH 6 BENDA KERJA DAN MEMINTA
DENGAN TUTUR KATA YANG BAIK MEYERAHKAN ORDER KEPADA TANGGAPAN TTG HASIL KERJA,
DALAM MENYERAHKAN BENDA KERJA PEMBERI ORDER MEMBINA KOMUNIKASI YANG BAIK DG
PADA PEMBERI ORDER
PEMBERI ORDER

SEBAGAI KONSULTAN ,
DIAMATI DAN DIEVALUASI OLEH ASESOR
ASESOR DAN PENANGGUNG JAWAB
TAHAP PENUTUP/ SELAMA PROSES. MELAKUKAN POST TES
SELURUH PROGRAM PEMBELAJARAN,
EVALUASI KOGNITIF,MENGISI KUESIONER TENTANG
MENGAMATI, MENGEVALUASI HASIL,
MODEL PROGRAM.
PROSES & PROGRAM, PEMBELAJARAN

Dadang Hidayat M (2009)


(6 DALIL Model TF-6M)

1. Model TF-6M dapat terlaksana atas


kesepakatan antara guru dengan siswa,
didukung kebijakan kepala sekolah, sarana
praktek yang terstandar, dan dilaksanakan
dalam blok waktu yang cukup.
2. Model TF-6M memberi siswa pengalaman langsung
suasana industri, tapi di sekolah.
3. Model TF-6M dapat membentuk jiwa dan
kemampuan kompetensi siswa sebagai pekerja
industri, secara bertahap dan terpadu
dengan sistem uji kompetensi.

Dadang Hidayat M (2009)


(6 DALIL Model TF-6M)

4. Model TF-6M mengembangkan secara


terpadu kecakapan personal, kecakapan
sosial, kecakapan akademik, dan
kecakapan vokasional.
5. Model TF-6M meningkatkan motivasi
berprestasi dan prestasi siswa dalam mata
pelajaran produktif, komitmen, rasa
tanggungjawab dan etos kerja.
6. Implementasi Model TF-6M dapat sekaligus
merupakan pelaksanaan praktek kerja
industri (Prakerin).
. Dadang Hidayat M (2009)
Persiapan Implementasi TF-6M

 Persiapan:Kegiatan Model TF-6M dimulai


dengan persiapan-persiapan meliputi
persiapan administrasi, materi pelatihan,
persiapan bahan, persiapan mesin dan alat,
RPP.*)
*) sesuaikan untuk masing2 kompetensi keahlian
 Implementasi Model TF-6M dilakukan dimulai
dengan persiapan implementasi dan
dilanjutkan dengan tiga tahap kegiatan
pokok: tahap pendahuluan, tahap inti dan
tahap evaluasi sebagai berikut:

Dadang Hidayat M (2014)


Persiapan Implementasi TF-6M (1)

1. Mengajak siswa mengubah manajemen


(Iklim) sekolah menjadi manajemen (Iklim)
industri dengan rasional, guru dan siswa
berdiskusi dengan berbagai argumentasi,dan
menyepakati model alternatif (Model TF-6M).
strategi, pendekatan dan metode
pembelajaran: problem solving; inquiry
discovery; cara belajar siswa aktif (CBSA);
scientific approach; kesepakatan social; roll
playing (bermain peran);

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
PERSIAPAN MENGUBAH IKLIM SEKOLAH
MENJADI IKLIM INDUSTRI (1)
 1.Rencanakan kunjungan ke industri
kecil,menengah dan besar;
 2. Memberi siswa problem solving ttg informasi
apa yang harus diamati, ditanyakan,digali baik
dari industri kecil, menengah/sedang ataupun
besar. Siswa dibagi dalam kelompok 4-5 orang;
masing2 kelompok mempresentasikan hasil
problem solving, dibantu guru menemukan apa
yang harus diamati, ditanyakan, dan digali.(Guru
menyamakan dengan RPP);
 3. Siswa menyiapkan persiapan kunjungan dan
hasil kunjungan
www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
PERSIAPAN MENGUBAH IKLIM SEKOLAH
MENJADI IKLIM INDUSTRI (2)
 4. Amati situasi/suasana, aktifitas dan perilaku
siswa pada setiap langkah: dari mulai diberi
problem solving;- mempresentasikan hasil diskusi
problem solving; - persiapan kunjungan; selama
kunjungan ;dan setelah kunjungan.
 5. Selesai kunjungan masing2 kelompok siswa
mendiskusikan dan merumuskan dan
mempresentasikan hasil kunjungan termasuk
kesan-kesan selama kunjungan.
 6. Guru mengajak siswa menyimpulkan hasil
kunjungan dalam berbagai aspek.

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
PERSIAPAN MENGUBAH IKLIM SEKOLAH
MENJADI IKLIM INDUSTRI (3)
 7. Guru mengajak siswa membandingkan berbagai
aspek industri dan sekolah terutama mengenai:
- sarana prasarana; - sistem kerja; - produk yang
dihasilkan; - sistem nilai; - disiplin; dsb.
 8. Dengan berbagai argumentasi guru
menanyakan kepada seluruh murid, dengan
memperhatikan persamaan dan perbedaan antara
sekolah dengan industri, mau mengubah suasana
/iklim sekolah menjadi iklim industri.
 9. Kalau kita berhasil maka siswa dengan penuh
antusisme akan mau belajar dalam iklim industri.
 10. Dengan mereka sudah sepakat, selanjutnya
perkenalkan pada mereka Model TF-6M www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
Persiapan Implementasi TF-6M (2)

2. Latihan Berkomunikasi: Menjelaskan tentang


berkomunikasi, contoh kasus, memberi contoh
berkomunikasi yang baik, melatih siswa
berkomunikasi untuk menerima pemberi order,
menyatakan kesanggupan mengerjakan order
dan bagaimana menyerahkan hasil kerja
kepada pemberi order. Latihan berkomunikasi.
strategi, pendekatan dan metode
pembelajaran: cara belajar siswa aktif (CBSA);
metode 4 langkah; bermain peran; contextual
teaching learning (CTL); kesepakatan social;

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
LATIHAN BERKOMUNIKASI

 Pelatihan KOMUNIKASI meliputi :


1. pelatihan tentang komunikasi secara umum,
2. public speaking,
3. komunikasi efektif,
4. komunikasi marketing dan
5. praktek berbicara

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
Persiapan Implementasi TF-6M (3)

3. Latihan Menganalisis order: Memandu siswa


membaca gambar, menentukan bahan, mesin,
alat potong, kecepatan mesin, menghitung
waktu, harga, dan tentang keselamatan kerja.
Latihan menganalisis order.*)
 *) Sesuaikan untuk kompetensi keahlian yang lain.
 strategi, pendekatan dan metode pembelajaran: problem
solving; cara belajar siswa aktif (CBSA); inquiry discovery;
problem base learning; production based learning. diskusi;
contextual teaching learning (CTL); ; reel job; reel teaching;
authentic learning dan authentic evaluation.

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
Implementasi TF-6M

1. MENERIMA PEMBERI 4. MENGERJAKAN


ORDER ORDER
2. MENGANALISIS 5. MELAKUKAN QUALITY
ORDER CONTROL
3. MENYATAKAN 6. MEYERAHKAN ORDER
KESIAPAN KEPADA PEMBERI
MENGERJAKAN ORDER
ORDER

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
1. MENERIMA PEMBERI ORDER
 strategi, pendekatan
Softskill: dan metode
Berkomunikasi pembelajaran: drill
dengan kopetensi: (latihan);bermain peran;
personal, sosial, contextual teaching
akademik learning (CTL);
kesepakatan social; reel
job; authentic learning
dan authentic
evaluation.

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
 strategi, pendekatan
Softskill: dan metode
Berkomunikasi pembelajaran: drill
dengan kopetensi: (latihan);bermain peran;
personal, sosial, contextual teaching
akademik learning (CTL);
kesepakatan social; reel
job; authentic learning
dan authentic
evaluation.

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
2. MENGANALISIS ORDER (1)

Latihan menganalisis order  strategi, pendekatan dan


dilaksanakan dengan metode pembelajaran: drill
memadukan materi-materi (latihan);bermain peran;
dari mata pelajaran produktif contextual teaching
dengan KWU, sesuai dengan learning (CTL);reel job;
kompetensi yang harus authentic learning dan
dicapai dalam proses authentic evaluation; reel
pembelajaran yang konteks teaching; problem base
dengan operasional di learning; production based
industri (real teaching, real learning.
job, real evaluation) baik
berupa produk maupun jasa

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
2. MENGANALISIS ORDER (2)

Hardskill:Menganalisis  strategi, pendekatan dan


Order: kompetensi metode pembelajaran: drill
akademik dan vokasional: (latihan);bermain peran;
membaca gambar, contextual teaching
menentukan bahan, mesin, learning (CTL);reel job;
alat potong, kecepatan authentic learning dan
mesin, menghitung waktu, authentic evaluation; reel
harga, dan keselamatan teaching; problem base
kerja.*) (berkonsultasi learning; production based
dengan konsultan). learning.
*)sesuaikan untuk masing2
kompetensi keahlian

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
3. MENYATAKAN KESIAPAN
MENGERJAKAN ORDER
 strategi, pendekatan
Softskill:Berkomunikasi
dengan kompetensi: dan metode
personal, sosial,akademik pembelajaran: drill
Dengan bekal hasil (latihan);bermain peran;
analisis order, dengan kesepakatan social;
penuh keyakinan pekerja contextual teaching
menyatakan kesiapan learning (CTL); reel job;
mengerjakan order
authentic learning dan
dengan tutur kata yang
baik. authentic evaluation.

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
4. MENGERJAKAN ORDER

Hardskill:Mengerjakan
strategi, pendekatan dan
order:kompetensi akademik
metode pembelajaran:
dan vokasional; dengan
drill (latihan);bermain
menerapkan keselamatan
peran;reel job; authentic
kerja, melakukan persiapan
learning dan authentic
kerja, langkah kerja sesuai
evaluation; production
SOP, menilai hasil kerja dan
based learning; reel
menghitung waktu kerja;
teaching;
(berkonsultasi dengan
konsultan).
*)sesuaikan untuk masing2
kompetensi keahlian

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
5. MELAKUKAN QUALITY CONTROL

 strategi, pendekatan dan


Hardskill:Melakukan quality metode pembelajaran:
control: kompetensi akademik drill (latihan);bermain
dan vokasional; peran;reel job; authentic
Melakukan quality control, learning dan authentic
mencocokan ukuran, tingkat evaluation; reel teaching;
presisi dan fungsi benda problem base learning;
kerja, sesuai dengan gambar production based
kerja; (berkonsultasi dengan learning.
konsultan)*)
*)sesuaikan untuk masing2
kompetensi keahlian

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
6. MEYERAHKAN ORDER KEPADA
PEMBERI ORDER
 strategi, pendekatan dan
Softskill: Berkomunikasi dengan
kopetensi: personal, sosial, metode pembelajaran:
akademik drill (latihan);bermain
Bertutur kata dengan baik dalam peran;reel job; authentic
menyerahkan hasil kerja, meminta learning dan authentic
tanggapan pemberi order tentang evaluation; reel teaching;
hasil kerja, berusaha membina problem base learning;
komunikasi yang baik dengan
pemberi order. production based
*)sesuaikan untuk masing2 learning.
kompetensi keahlian

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
Mengembankan Prakarya Intrepreuneur

 Pengembangan Prakarya Intrepreuneur dimulai


saat siswa diberikan problem solving waktu
merancang kunjungan ke industri dalam rangka
mengubah iklim sekolah menjadi iklim industri.
 Saat berkunjung mereka mendapatkan kenyataan
tentang dunia usaha/industri yang menantang.
 Mereka tertarik sehingga bersemangat untuk
berlatih memiliki kompetensi vokasional.
 Merancang bentuk usaha yang akan dilakukan
setelah selesai belajar dengan Model TF-6M.

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
HAMBATAN DAN TANTANGAN

1. Meyakinkan kepala sekolah karena


implementasi Model TF-6M memerlukan
kebijakan kepala sekolah;
2. 2. Mungkin resistensi dari guru dapat berupa :
a. tidak suka/merasa terganggu dengan perubahan;
b. over/under estimit tehadap Model TF-6M;
c. tidak memiliki kemampuan kompetensi vokasional
d. menunjukan sikap guru tidak professional.

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2014)
GURU YANG DIBUTUHKAN

 Guru yang dibutuhkan untuk


menjalankan model TF-6M adalah:
 - guru produktif yang memiliki
kemampuan kompetensi vokasional
 - guru yang mencintai kompetensi
vokasionalnya dan berjiwa
intrepreuneur
 - guru profesional yang mencintai
profesinya.

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2018)
DIAGRAM PENCAPAIAN KOMPETENSI

M9.2A M7.10A

M12.3A M7.16A
M7.15A
M1.3FA
M9.1A
M18.1A M7.8A M7.18A
M1.2FA
M7.5A M7.7A M7.11A
M7.32A
M1.3FA
M7.6A M7.21A

M9.9B
M1.4FA M2.5C11
A

M2.7C10 M2.8C10 M2.13C5

M9.10B M7.24A
M7.28A

Dadang Hidayat M (0707398)


Struktur Kurikulum (2)

Durasi TINGKAT/SEMESTE
PROGRAM/ R
No. Waktu KET
MATA PELAJARAN
(Jam) 1 2 3 4 5 6
3.2.4 Teknik Pengukuran 74
3.2.5 Teknik Pemesinan Dasar (TPD) 148
3.2.6 Menggunakan Perkakas Tangan (MPT) 148
3.2.7 Perhitungan Dasar dan Lanjut 74
3.2.8 Teknik Pemesinan 296 v v
3.2.8.1 Bekerja dengan mesin umum

3.2.8.2 Melaksanakan pekerjaan dengan mesin bubut

3.2.8.3 Melakukan pekerjaan dengan mesin frais / skrap

3.2.8.4 Menggerinda pahat dan alat potong


3.2.9 Teknik Pemesinan Kompleks 264 v v
3.2.9.1 Mengefrais (kompleks)
3.2.9.2 Membubut (kompleks)
3.2.9.3 Melakukan pekerjaan dengan mesin gerinda
3.2.10 CNC dan EDM 264
Muatan lokal (408)
Pengembangan Diri (192)
Jumlah 5594

www.themegallery.com
Dadang Hidayat M (2009)
SKEMA TEACHING AND LEARNING FACTORY

PERKEMBANGAN
PROSES
PERKEMBANGAN MANUFAKTUR PERKEMBANGAN
IPTEK EKONOMI
GLOBAL

Sejarah Sejarah
Eropah INOVASI USA
Learning
Organization
PROSES KOMPETENSI
Teaching factori
MANUFAKTUR SDM

PSIKOLOGI KURIKULUM
TEORI BELAJAR DIKLAT TEKNOLOGI BAHAN
MODEL BELAJAR SDM AJAR

MODEL MENGAJAR GURU/INSTRUKTUR


Kurikulum terintegrasi

PEMBELAJARAN
(TEACHING FACTORY)

MODELING:
REALITAS:
- VC MODELS Desirable learning factor
Strategies
TERINTEGRASI
- PBL
PADA UNIT
- WBL Contributing factors
PRODUKSI
Maintaining the sustainability

Kontekstual

DU/DI

Dadang Hidayat M (2009)


DADANG HIDAYATslogan
“ Add your company M ”

LOGO

Anda mungkin juga menyukai