Anda di halaman 1dari 6

PSAK 23 :

PENGUKURAN PENDAPATAN PADA PERUSAHAAN


TRAVEL

TUGAS KELOMPOK

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


PROGRAM STUDI MAGISTER AKUNTANSI
UNIVERSITAS INDONESIA
STATEMENT OF AUTHORSHIP

Saya/kami yang bertandatangan di bawah ini menyatakan bahwa makalah/tugas terlampir

adalah murni hasil pekerjaan saya/kami sendiri. Tidak ada pekerjaan orang lain yang

saya/kami gunakan tanpa menyebutkan sumbernya.

Materi ini tidak/belum pernah disajikan sebagai bahan untuk makalah/tugas pada mata ajaran

lain, kecuali saya/kami menyatakan dengan jelas bahwa saya/kami menggunakannya.

Saya/kami memahami bahwa tugas yang saya/kami kumpulkan ini dapat diperbanyak dan

atau dikomunikasikan untuk tujuan mendeteksi adanya plagiarisme.

NIM Nama Paraf

1406659165 Agus Adiwahana

1406659190 Amin Arianto

1406659524 Irham Akbar

Kelas : F14/2S (Sore)

Mata Ajaran : Pelaporan Corporate

Judul Makalah/Tugas : PSAK 46 (Pajak Final atas Perusahaan Jasa Konstruksi)

Hari, Tanggal : Senin, 02 Oktober 2015

Nama Pengajar : Yakub, M.Ak, CA

Universitas Indonesia
KASUS PSAK 46: PAJAK PENGHASILAN
PAJAK PENGHASILAN FINAL ATAS JASA KONSTRUKSI”

Pengenaan pajak penghasilan di Indonesia dapat bersifat final dan tidak final.
Pada umumnya pengenaan pajak penghasilan bersifat tidak final. Beberapa jenis
penghasilan dikenakan pajak penghasilan bersifat final, misalnya bunga deposito,
hadiah, transaksi saham, dan usaha dengan peredaran bruto maksimal Rp4,8 miliar.

Jasa konstruksi juga dikenakan pajak penghasilan yang bersifat final. Pengaturan pajak
penghasilan atas jasa konstruksi yang terkini diatur dalam Peraturan Pemerintah
Nomor 40 Tahun 2009 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 51
Tahun 2008

Tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Dari Usaha Jasa Konstruksi yang mulai
diundangkan pada 4 Juni 2009. Jasa konstruksi dikenal pajak penghasilan final
sebesar 3% dari nilai kontrak.

Perlakuan akuntansi atas pajak penghasilan final sebelumnya diatur dalam PSAK
46 (2010): Pajak Penghasilan yang dikeluarkan 18 Desember 2010. Dalam PSAK
46 (2010) tersebut ditegaskan bahwa pajak penghasilan final merupakan bagian dari
pajak penghasilan. Tambahan pengaturan akuntansi pajak penghasilan final ini
mempertimbangkan adanya ketentuan perundang-undangan perpajakan di Indonesai
yang mengenakan pajak penghasilan yang bersifat final atas beberapa jenis penghasilan.
Hal ini tidak diatur dalam International Financial Reporting Standards (IFRS) atau
sebelumnya dalam International Accounting Standards (IAS).

Namun, dalam PSAK 46 (2014) yang berlaku efektif pada 1 Januari 2015, tidak ada
lagi pengaturan mengenai pajak penghasilan final. Hal ini mempertimbangkan tidak
adanya pengaturan pajak final dalam IAS 12 Income Taxes yang menjadi rujukan

Universitas Indonesia
PSAK 46 (2014) yang IAS 12 lebih menggunakan pendekatan substansi mengungguli
bentuk (substance over form) dari pajak penghasilan final. Penyusun laporan
keuangan diharuskan untuk melakukan evaluasi dan penilaian atas pajak penghasilan
final secara substansi merupakan bagian atau bukan bagian dari pajak penghasilan.

Bagi perusahaan konstruksi, tidak adanya pengaturan pajak final dalam PSAK 46
(2014) akan menimbulkan permasalahan apakah pajak final merupakan pajak
penghasilan atau bukan pajak penghasilan. Jika pajak final merupakan pajak
penghasilan, maka pajak final akan disajikan dalam pos pajak penghasilan. Jika bukan,
maka pajak final tidak dapat disajikan dalam pos pajak penghasilan, dimana hal ini akan
memberi dampak terhadap penilaian atas kinerja keuangannya.

Permasalahan :

1. Apakah pajak penghasilan final disajikan dalam pos pajak penghasilan?


2. Jika tidak, bagaimana seharusnya penyajian pajak penghasilan final
dalam laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain?

Universitas Indonesia
1. Konsep Pajak Final
Secara konsep dasar, pajak final memang tidak dikenakan atas penghasilan,
melainkan atas pendapatan/penjualan. Menurut PSAK 23 Pendapatan (revenue)
adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal
perusahaan selama satu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan
ekuitas yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal. Sedangkan Penghasilan
(income) adalah peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi
dalam bentuk pemasukan atau penambahan aset atau penurunan kewajiban yang
mengakibatkan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Beberapa konsep dasar tentang pajak final :
a. Pajak final dikenakan atas pendapatan, meskipun entitas tersebut mengalami
kerugian.
b. Pemotongan atas pajak final tidak akan dihitung di dalam SPT Tahunan. Semua
pendapatan dan beban yang terkait dengan pajak final akan dikoreksi fiskal
2. Pencabutan pajak final dari PSAK 46 r2014
PSAK 46 r2014 mengadopsi IAS 12 : Income taxes secara terpadu. Tujuan
utama dari diterapkannya standar ini adalah untuk menggambarkan perlakuan
akuntansi terhadap pajak penghasilan. Penghitungan pajak penghasilannya
didasarkan atas laba yang terkena pajak. Karena konsep pajak final sendiri tidak
mengenal adanya laba atau rugi. Maka pengaturan pajak final dikeluarkan dari PSAK
46 r2014 agar selaras dengan IFRS
3. Pengakuan pajak final di dalam laporan keuangan
Karena pajak final sudah tidak diatur di dalam PSAK 46 r2014, maka penyajiannya di
dalam laporan keuangan akan terpisah dari pos beban pajak penghasilan. Oleh
karena itu, pajak final akan membentuk akun baru yang berisi seluruh beban yang

Universitas Indonesia
berkaitan dengan pajak final. Sehingga perusahaan jasa konstruksi tetap dapat
menyajikan beban pajak final di dalam laporan keuangannya

Universitas Indonesia

Anda mungkin juga menyukai