Kota
Pontianak dikenal juga dengan sebutan “Khun Tien” nama yang diberikan oleh Etnis Tionghoa
Pontianak.
Pontianak yang terkenal dengan Kota Khatulistiwa karena dilalui oleh garis lintang 00, Di bagian
utara Kota Pontianak Tepatnya di Siantan berdiri Tugu Khatulistiwa sebagai tonggak garis ekuator
yang di bangun pada tahun 1928 oleh seorang seorang ahli geografi yang berasal dari Belanda.
Setiap 2 tahun sekali tepatnya tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September matahari siang akan
berada tepat diatas kepala anda, sehingga membuat tugu dan benda disekitarnya tidak memiliki
bayangan.
Selain terkenal akan Tugu Khatulistiwa-nya, Pontianak juga dilalui oleh sungai terpanjang di
Indonesia yaitu Sungai Kapuas dan Sungai Landak yang kemudian di abadikan oleh pemerintah
daerah setempat sebagi lambang kota Pontianak.
Sejarah Kota Pontianak
detikTravel pernah mengunjungi tugu ini beberapa waktu lalu. Sejarahnya semua
bermula pada 1928, ketika rombongan ekspedisi internasional dari Belanda tiba di
Pontianak. Tujuan mereka adalah menetapkan titik khatulistiwa di kota tersebut.
Di tahun yang sama, dibangunlah Tugu Khatulistiwa yang berbentuk tonggak dan tanda
panah di atasnya. Pada 1930, tugu tersebut disempurnakan dengan penambahan
lingkaran di bagian atas tugu. Delapan tahun kemudian, tugu tersebut kembali
disempurnakan dengan menggunakan kayu belian (kayu besi khas Kalimantan Barat).
Tingginya adalah 4,4 meter.
Tahun 1990, dibuatlah kubah dan duplikat tugu berukuran 5 kali lebih besar dari
aslinya. Kedua tugu ini, baik yang asli maupun monumennya, punya tulisan plat di
bawah anak panah yang menunjukkan letak Tugu Khatulistiwa pada garis bujur timur.
Jadilah Monumen Tugu Khatulistiwa, yang diresmikan oleh Gubernur Kalimantan Barat
saat itu yakni Parjoko Suryokusumo pada 21 September 1991. Sekarang, kompleks
Tugu Khatulistiwa dilindungi oleh Pasal 26 UU No 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar
Budaya.
Setiap tanggal 21-23 Maret dan 21-23 September, Tugu Khatulistiwa menjadi lokasi
Hari Kulminasi Matahari. Titik kulminasi merupakan titik di mana matahari tepat berada
di atas garis khatulistiwa. Saat fenomena alam ini berlangsung, bayangan tugu akan
'menghilang' selama beberapa detik meskipun diterpa sinar matahari.
Demikian juga dengan bayangan benda-benda lainnya di sekitar Tugu Khatulistiwa. Ini
menjadi tontonan sekaligus wisata mengasyikkan bagi warga Pontianak dan wisatawan
lainnya. Tak sedikit dari pengunjung yang melihat bayangan mereka sendiri menghilang
pada saat hari kulminasi ini.
Tak hanya itu, wisatawan juga bisa 'melintasi' garis khatulistiwa kemudian mendapatkan
sertifikat. Dalam sertifikat berjudul 'Piagam Perlintasan Khatulistiwa' itu, tercatat nama
serta tanggal dan jam kita melintasi garis khatulistiwa.
Tak ayal, Tugu Khatulistiwa menjadi destinasi wajib wisatawan di ibukota Kalimantan
Barat tersebut. Jangan lupa mampir ya, masuk tugu ini tak dipungut biaya sepeser pun!