Anda di halaman 1dari 8

15

BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Nilai Dasar Profesi Aparatur Sipil Negara (ASN)


Nilai adalah sesuatu yang berharga, keyakinan yang dipegang
sedemikian rupa oleh seseorang sesuai dengan tuntutan hati
nuraninya. Dalam menjalankan tugas, pokok dan fungsinya, seorang
PNS harus berpegang teguh pada nilai-nilai dasar profesi PNS yang
disebut sebagai ANEKA, yaitu :

1. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau
instansi untuk mengemban tanggung jawab yang telah
diamanahkan kepadanya. PNS yang akuntabel adalah PNS yang
mampu mengambil keputusan yang tepat ketika terjadi konflik
kepentingan, tidak terlibat dalam politik praktis, melayani warga
secara adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan fungsinya
(LAN, 2014).

Dalam menciptakan lingkungan kerja yang akuntabel, ada


beberapa indikator dari nilai-nilai dasar akuntabilitas yang harus
diperhatikan, yaitu:
a. Kepemimpinan
Lingkungan yang akuntabel memiliki pimpinan yang dapat
memainkan peranan penting dan mengayomi. Pimpinan
mempromosikan lingkungan yang akuntabel dengan
memberikan contoh, adanya komitmen tinggi terhadap
pekerjaannya, terhindar dari aspek yang menggagalkan kinerja.
b. Transparansi
Transparansi memiliki arti terbuka dan tidak ada yang ditutup-
tutupi. Organisasi yang transparan memiliki laporan yang jelas
secara berkala sehingga seluruh anggota organisasi dan
masyarakat dapat mengetahui kinerja organisasi tersebut.
16

c. Integritas
Integritas adalah adalah konsistensi dan keteguhan yang tak
tergoyahkan dalam menjunjung tinggi dan mematuhi segala
hukum yang berlaku, undang- undang, kontrak dan kebijakan
yang berlaku.
d. Tanggung Jawab
Tanggung jawab adalah kesadaran manusia akan tingkah laku
atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja.
Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan
kesadaran akan kewajiban
e. Keadilan
Keadilan adalah kondisi kebenaran ideal secara moral mengenai
sesuatu hal, baik menyangkut benda atau orang.
f. Kepercayaan
Rasa keadilan akan membawa pada sebuah kepercayaan.
Kepercayaan ini yang akan melahirkan akuntabilitas.
g. Keseimbangan
Setiap individu untuk mencapai akuntabilitas dalam lingkungan
kerja, maka diperlukan keseimbangan antara akuntabilitas dan
kewenangan, serta harapan dan kapasitas.
h. Kejelasan
Agar individu dan kelompok dapat menjalankan tugasnya secara
akuntabel, mereka harus memiliki kejelasan akan tugas pokok
dan fungsi masing- masing serta memiliki gambaran yang jelas
akan tujuan dan hasil yang diharapkan
i. Konsistensi
Konsistensi adalah sebuah usaha untuk terus dan terus
melakukan sesuatu sampai pada tercapai tujuan akhir.

2. Nasionalisme
Nasionalisme sangat penting dimiliki oleh setiap pegawai ASN.
Diharapkan dengan nasionalisme yang kuat, maka setiap pegawai
ASN memiliki orientasi berpikir mementingkan kepentingan publik,
bangsa, dan negara. Nasionalisme Pancasila merupakan
pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap
bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
17

Pancasila. Ada lima indikator dari nilai-nilai dasar nasionalisme


yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Sila pertama (Nilai Ketuhanan)


Menjamin kebebasan masyarakat dalam memeluk agama dan
kepercayaannya, saling menghormati kepercayaan satu sama
lain, mengembangkan etika sosial dimasyarakat.
b. Sila 2 (Nilai Kemanusiaan)
Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia, saling menghargai
antar sesama, mengakui persamaan derajat, persamaan hak,
dan kewajiban setiap manusia, tanpa membeda-bedakan suku,
keturunan, agama, kepercayaan, jenis kelamin, kedudukan
sosial, warna kulit dan sebagainya.
c. Sila 3 (Nilai Persatuan)
Bekerja sama demi persatuan dan kesatuan bangsa,
menempatkan kepentingan publik daripada kepentingan diri
sendiri demi persatuan dan kesatuan bangsa.
d. Sila 4 (Nilai permusyawaratan dalam kehidupan sehari-hari)
Perwujudan dari demokrasi permusyawaratan yakni demokarasi
yang kerakyatan (penghormatan terhadap suara rakyat),
permusyawatan (kekeluargaan) dan hikmat kebijaksanaan.
e. Sila 5 (Nilai keadilan)
Mengembangkan sikap adil terhadap semua tingkat sistem
kemasyarakatan, menyediakan kesetaraan kesempatan dalam
proses fasilitasi akses informasi dan layanan.

3. Etika Publik
Kode etik merupakan aturan-aturan yang mengatur tingkah laku
dalam suatu kelompok khusus, sudut pandangnya hanya ditujukan
pada hal-hal prinsip dalam bentuk ketentuan-ketentuan tertulis
(LAN, 2014).

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam


undang-undang ASN, memiliki indikator sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
18

b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara


Kesatuan Republik Indonesia 1945.
c. Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e. Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada
publik.
h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan
program pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat, akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja
pegawai.
m.Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu
Komitmen mutu adalah janji pada diri kita sendiri atau pada orang
lain yang tercermin dalam tindakan kita untuk menjaga mutu kinerja
pegawai. Ada empat indikator dari nilai-nilai dasar komitmen mutu
yang harus diperhatikan, yaitu:

a. Efektif
Efektivitas menunjukkan ketercapaian target yang telah
disepakati baik menyangkut jumlah maupun mutu hasil kerja.
b. Efisien
Efisiensi merupakan tingkat ketepatan realisasi penggunaan
sumberdaya dan bagaimana pekerjaan dilaksanakan sehingga
tidak terjadi pemborosan sumber daya
c. Inovatif
19

Inovatif yaitu mengusahakan selalu memberikan hal baru bagi


peningkatan mutu pelayanannya.
d. Mutu
Mutu merupakan suatu kondisi dinamis berkaitan dengan
produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang sesuai atau
bahkan melebihi harapan konsumen. Mutu mencerminkan nilai
keunggulan produk/ jasa yang diberikan kepada pelanggan
sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, bahkan melampaui
harapannya. Mutu merupakan salah satu standar yang menjadi
dasar untuk mengukur capaian hasil kerja. Mutu menjadi salah
satu alat vital untuk mempertahankan keberlanjutan organisasi
dan menjaga kredibilitas institusi.

5. Anti korupsi
Korupsi sering dikatakan sebagai kejahatan luar biasa, karena
dampaknya yang luar biasa, menyebabkan kerusakan baik dalam
ruang lingkup pribadi, keluarga, masyarakat dan kehidupan yang
lebih luas. Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan
para pakar telah melakukan identifikasi 9 nilai anti korupsi, yaitu :
a. Jujur, merupakan sikap seseorang yang menyatakan sesuatu
dengan apa adanya.
b. Peduli, merupakan suatu bentuk perhatian terhadap apa yang
dilakukan orang lain, di sekitarmya dan taat pada aturan.
c. Mandiri, melakukan sesuatu dengan inisiatif sendiri
d. Disiplin, melakukan sesuatu dengan tepat dan sesuai standar
dan aturan.
e. Kerja keras, bekerja dengan usaha yang lebih
f. Tanggungjawab, berani menanggung segala akibat
perbuatannya
g. Sederhana, yaitu apa adanya, tidak berlebih-lebihan
h. Berani, mempunyai keberanian untuk menyatakan kebenaran
dan menolak kebatilan.
i. Adil, menempatkan sesuatu sesuai dengan proporsinya.

B. Kedudukan dan Peran Aparatur Sipil Negara (ASN)


20

Kelancaran penyelenggaraan tugas pemerintah dan pembangunan


nasional sangat tergantung pada mekanisme kerja aparatur sipil
negara,sebab lancar atau tidak lancarnya pemerintah serta
pembangunan negara tidak terlepas dari peranan dan keikutsertaan
pegawai negeri. Seorang PNS juga harus bisa memberikan inovai
terbaik,efektif dan efisien dengan menerapkan Whole of Goverment,
dengan tujuan meningkatkan pelayanan publik,dan memahami sistem
manajemen ASN yang baik.

1. Manajemen ASN

Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan


pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi,
bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan
nepotisme. Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan
profesi pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber
daya ASN yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.
Kedudukan atau status jabatan PNS dalam sistem birokrasi selama
ini dianggap belum sempurna untuk menciptakan birokrasi yang
profesional. Untuk dapat membangun profesionalitas birokrasi,
maka konsep yang dibangun dalam UU ASN tersebut harus jelas.
Untuk menjalankan kedudukan pegawai ASN, maka pegawai ASN
berfungsi dan bertugas sebagai berikut:
a. Pelaksana kebijakan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk melaksanakan
kebijakan yang dibuat oleh pejabat pembina kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Untuk itu
ASN harus mengutamakan kepentingan publik dan masyarakat
luas dalam menjalankan fungsi dan tugasnya, serta harus
mengutamakan pelayanan yang berorientasi pada kepentingan
publik (LAN, 2014).
21

b. Pelayan publik
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk memberikan
pelayanan publik yang profesional dan berkualitas. Pelayanan
publik merupakan kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan
pelayanan sesuai peraturan perundang-undangan bagi setiap
warga Negara atas barang, jasa dan atau pelayanan
administratif yang diselenggarakan oleh penyelenggara
pelayanan publik dengan tujuan kepuasan pelanggan (LAN,
2014).
c. Perekat dan pemersatu bangsa
ASN berfungsi, bertugas dan berperan untuk mempererat
persatuan dan kesatuan NKRI. ASN senantiasa setia dan taat
sepenuhnya kepada Pancasila, UUD 1945, negara dan
pemerintah. ASN senantiasa menjunung tinggi martabat ASN
serta senantiasa mengutamakan kepentingan negara daripada
kepentingan diri sendiri, seseorang dan golongan. Dalam UU
ASN disebutkan bahwa dalam penyelengaraan dan kebijakan
manajemen ASN, salah satu diantaranya asas persatuan dan
kesatuan (LAN, 2014).

2. Pelayanan Publik
Perhatian pemerintah terhadap perbaikan pelayanan kepada
masyarakat, sebenarnya sudah diatur dalam beberapa pedoman,
antara lain adalah Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan
Aparatur Negara (MENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 yang
mengemukakan tentang prinsip-prinsip pelayanan publik yaitu :
kesederhanaan, kejelasan, kepastian waktu, akurasi, keamanan,
tanggung jawab, kelengkapan, kemudahan akses, kedisiplinan,
kesopanan, keramahan dan kenyamanan (LAN, 2014).

3. Whole of Government (WOG)


22

WoG didefinisikan sebagai “suatu model pendekatan integratif


fungsional satu atap” yang digunakan untuk mengatasi wicked
problems yang sulit dipecahkan dan diatasi karena berbagai
karakteristik atau keadaan yang melekat seperti tidak jelas
sebabnya, multi dimensi, dan menyangkut perubahan perilaku.
Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan
menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik
berdasarkan nilai-nilai dasar berikut ini:
a. Koordinasi
Kompleksitas lembaga membutuhkan koordinasi yang efektif
dan efisien antar lembaga dalam menjalankan kegiatan
kelembagaan.
b. Integrasi
Integrasi dilakukan dengan pembauran sebuah sistem antar
lembaga sehingga menjadi kesatuan yang utuh.
c. Sinkronisasi

Sinkronisasi merupakan penyelarasan semua kegiatan/ data


yang berasal dari berbagai sumber, dengan menyelaraskan
seluruh sumber tersebut.
c. Simplifikasi
Simplikasi merupakan penyederhanaan segala sesuatu baik
terkait data/ proses di suatu lembaga untuk mengefisienkan
waktu, tenaga dan biaya.

Anda mungkin juga menyukai