Anda di halaman 1dari 12

2.

Emesis Gravidarum

a. Pengertian

Emesis gravidarum adalah gejala yang wajar atau sering terdapat pada kehamilan trimester
pertama. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi ada yang timbul setiap saat dan malam
hari. Gejala-gajala ini biasanya terjadi enam minggu setelah hari pertama haid terakhir dan
berlangsung kurang lebih 10 minggu (Wiknjosastro, 2007)

Emesis Gravidarum adalah keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda. Terjadinya
kehamilan menimbulkan perubahan hormonal pada wanita karena terdapat peningkatan
hormone esterogen, progesterone dan dikeluarkannya hormone chorionic gonadothropin
plasentaHormone-hormon inilah yang diduga menyebabkan emesis gravidarum (Manuaba,
2009).

Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual ini mulai dialami sejak awal
kehamilan. Mual muntah saat hamil muda sering disebut morning sickness tetapi kenyataannya
mual muntah ini dapat terjadi setiap saat. Pada beberapa kasus dapat berlanjut sampai kehamilan
trimester kedua dan ketiga, tapi ini jarang terjadi (Ratna, 2011).

b. Beberapa hal yang dapat dilakukan oleh ibu dengan emesis gravidarum

Beberapa tindakan yang dapat dilakukan ibu hamil dengan emesis gravidarum menurut Maulana
(2008) adalah:

1) Makan makanan yang mengandung karbohidrat dan protein yang dapat membantu mengatasi
rasa mual. Banyak mengonsumsi buah dan sayuran dan makanan yang tinggi karbohidrat seperti
roti, kentang, biskuit, dan sebagainya.

2) Hindari makanan makanan yang berlemak, berminyak, dan pedas yang akan memperburuk
rasa mual.
3) Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah. Minumlah air putih ataupun
jus. Hindari minuman yang mengandung kafein.

4) Vitamin B6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil. Pemakaiannya juga
membutuhkan konsultasi dengan dokter.

5) Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar karena
itu hanya akan membuat bertambah mual.

6) Pengobatan tradisional: jahe biasanya dapat digunakan mengurangi rasa mual.

7) Minum sup atau makanan yang berada diantara makanan utama.

8) Makan makanan yang mengandung lemak, protein yang rendah seperti ikan, ayam tanpa kulit,
telur dan sebagainya.

9) Makan makanan dalam jumlah yang sedikit dalam setiap 2-3 jam.

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi emesis gravidarum

1) Hormonal

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin
yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktasi kadar HCG (human
chorionic gonadotrophin), khususnya karena periode mual atau muntah gestasional yang paling
umum adalah pada 12-16 minggu pertama, yang pada saat itu, HCG mencapai kadar tingginya.
HCG sama dengan LH (luteinzing hormone) dan disekresikan oleh sel-sel trofoblas blastosit.
HCG melewati kontrol ovarium di hipofisis dan menyebabkan korpus luteum terus memproduksi
estrogen dan progesteron, suatu fungsi yang nantinya diambil alih oleh lapisan korionik plasenta.
HCG dapat dideteksi dalam darah wanita dari sekitar tiga minggu gestasi (yaitu satu minggu
setelah fertilisasi), suatu fakta yang menjadi dasar bagi sebagian besar tes kehamilan (Tiran,
2009).
2) Faktor Psikososial

Masalah psikologis dapat memprediksi beberapa wanita untuk mengalami mual dan muantah
dalam kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk
mengatasi gejala “normal”. Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman atau tidak
diinginkan, atau karena beban pekerjaan atau finansial akan menyebabkan penderitaan batin,
ambivalensi, dan konflik. Kecemasan berdasarkan pengalaman melahirkan sebelumnya, terutama
kecemasan akan datangnya hiperemesis gravidarum atau preeklamsia. Wanita yang mengalami
kesulitan dalam membina hubungan, rentan terhadap masalah dengan distres emosional
menambah ketidaknyamanan fisik. Syok dan adaptasi yang dibutuhkan jika kehamilan
ditemukan kembar, atau kehamilan terjadi dalam waktu berdekatan, juga dapat menjadi faktor
emosional yang membuat mual dan muntah menjadi lebih berat (Tiran, 2009).

3) Pekerjaan

Perjalanan ketempat kerja yang mungkin terburu-buru di pagi hari tanpa waktu yang cukup
untuk sarapan dapat menyebabkan mual dan muntah. Tergantung pada sifat pekerjaan wanita,
aroma, zat kimia, atau lingkungan dapat menambah rasa mual wanita dan menyebabkan mereka
muntah. Merokok terbukti memperburuk gejala mual dan muntah, tetapi tidak jelas apakah ini
disebabkan oleh efek olfaktorius (penciuman) atau efek nutrisi, atau apakah dapat dibuat asumsi
mengenai hubungan antara kebiasaan praktik dan distres psikoemosional. Tentu saja banyak
wanita yang mengalami mual dan muntah akan membenci bau asap rokok dan tembakao (Tiran,
2009).

4) Paritas

Pada primigravida menunjukkan kurangnya pengetahuan, informasi dan komunikasi yang buruk
antara wanita dan pemberi asuhannya turut mempengaruhi persepsi wanita tentang gejala mual
dan muntah. Sedangkan pada multigravida dan grandemultigravida sudah mempunyai
pengalaman, informasi dan pengetahuan tentang gejala emesis gravidarum sehingga mampu
mengatasi gejalanya (Tiran, 2009).
Mitayani (2009) menyebutkan beberapa faktor yang berpengaruh terhadap kejadian hiperemesis
gravidarum meliputi :

a) Faktor predisposisi terdiri dari primigravida, molahidatidosa dan kehamilan ganda

b) Faktor organik seperti alergi masuknya vilikohirialis sirkulasi, perubahan metabolik akibat
kehamilan dan resistensi ibu yang menurun.

c) Faktor psikologis, meliputi pengetahuan, dukungan suami sikap, umur, paritas, pekerjaan,
stress, peningkatan hormon progesteron, estrogen dan HCG, alergi, infeksi dan diabetes melitus.

d. Dampak emesis gravidarum Emesis gravidarum pada ibu hamil dapat menimbulkan berbagai
dampak pada ibu hamil, salah satunya adalah penurunan nafsu makan yang mengakibatkan
perubahan keseimbangan elektrolit yakni kalium, kalsium, dan natrium sehingga menyebabkan
perubahan metabolisme tubuh (Rose & Neil, 2006).

Dampak lain dari emesis gravidarum juga dapat mengakibatkan kehilangan berat badan sekitar
5% karena cadangan karbohidrat, protein, dan lemak terpakai untuk energi (Jeffrey et al, 2003)
Kejadian emesis gravidarum memang wajar terjadi umum pada setiap ibu hamil, namun jika
tidak ditangani secara cepat dan tepat maka akan menyebabkan hiperemesis gravidarum.
Hiperemesis gravidarum memiliki dampak pada ibu hamil, seperti yang dijelaskan oleh
Anggarani dan Subekti (2013), yaitu sebagai berikut:

1) Keseimbangan cairan dan elektrolit di dalam tubuh

2) Kekurangan energi

3) Berkurangnya aliran darah ke jaringan tubuh

4) Kekurangan kalium yang dapat menyebabkan gangguan pada saluran kecing dan ginjal
5) Dapat terjadi robekan pada selaput lendir esofaugus dan lambung.

Hubungan Antara Dukungan..., NOVI DWI ASTUTI, Fakultas Ilmu Kesehatan UMP, 2016

2.1.1 Pengertian

Emesis gravidarum adalah keluhan yang sering terjadi pada pagi hari sehingga dikenal dengan
(Morning sickness) kasus ini dapat terjadi 50 % dan terbanyak terjadi pada umur kehamilan 6-12
minggu.

Mual (nausea) dan muntah (morning sickness) adalah gejala yang wajar dan sering didapatkan
pada kehamilan triwulan I. Mual biasanya terjadi pada pagi hari, tetapi dapat pula timbul setiap
saat dan malam hari. Gejala ini kurang lebih terjadi setelah 6 minggu setelah hari pertama haid
terakhir dan berlangsung selama kurang lebih 10 minggu.

Emesis gravidarum adalah keluhan umum yang disampaikan pada kehamilan muda. Terjadinya
kehamilan menimbukan perubahan hormonal pada wanita karena peningkatan hormon estrogen
progesteron dan dikeluarkannya hormon human chorionic gonadrothropine plasenta. Hormon
hormon inilah yang menyebabkan emesis grabidarum.

2.1.2 Penyebab Emesis Gravidarum

Penyebab terjadinya emesis gravidarum sampai saat ini tidak dapat diketahui secara pasti. Ada
yang mengatakan bahwa perasaan mual disebabkan oleh karena meningkatnya kadar hormon
estrogen dan HCG (Human Chorionic Gonadotrophin) dalam serum.

Penyebab mual dan muntah ini bermacam-macam antara lain karena adanya perubahan hormon
dalam tubuh, psikologis, sampai gaya hidup. Pola makan yang buruk sebelum maupun pada
minggu-minggu awal kehamilan, kurang tidur atau kurang istirahat dan stres dapat memperberat
rasa mual dan muntah. Beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi rasa mual
meskipun tidak dapat dihilangkan sama sekali, misalnya dengan mengkonsumsi makanan
seimbang, cukup bergerak dan cukup istirahat. Oleh karena itu calon ibu diharapkan memiliki
pengetahuan yang cukup mengenai mual agar ibu dapat menentukan sikap untuk mengatasi
masalahnya pada awal kehamilan sehingga tidak terjadi komplikasi kehamilan yang dapat
mengganggu kehamilan selanjutnya.

Rasa mual dan muntah saat kehamilan diduga berkembang untuk memastikan wanita hamil tidak
memakan terlalu banyak makanan tidak sehat, begitulah menurut sebuah penelitian. Para
ilmuwan menemukan sejumlah bukti yang mendukung rasa mual dan muntah dalam kehamilan
terkait dengan tingkat gula, alkohol, lemak dan daging yang dimakan si ibu. Sebaiknya, makanan
berserat seperti sereal tidak memicu rasa mual.

Mual dan muntah selama kehamilan biasanya disebabkan oleh perubahan dalam sistem endokrin
yang terjadi selama kehamilan, terutama disebabkan oleh tingginya fluktuasi kadar HCG.

2.1.3 Tanda Dan Gejala Emesis Gravidarum

Tanda-tanda emesis gravidarum berupa :

1. Rasa mual, bahkan dapat sampai muntah

2. Mual dan muntah ini terjadi 1-2 kali sehari, biasanya terjadi di pagi hari tetapi dapat pula
terjadi setiap saat.

3. Nafsu makan berkurang

4. Mudah Lelah

5. Emosi yang cenderung tidak stabil

Keadaan ini merupakan suatu yang normal, tetapi dapat berubah menjadi tidak normal apabila
mual dan muntah ini terjadi terus-menerus dan mengganggu keseimbangan gizi, cairan, dan
elektrolit tubuh. Ibu hamil yang mengalami emesis gravidarum yang berkelanjutan dapat terkena
dehidrasi sehingga akan menimbulkan gangguan pada kehamilannya.
2.1.4 Pengaruh Emesis Gravidarum Pada Ibu dan Janin

Emesis merupakan dalam keadaan normal tidak banyak menimbulkan efek negatif terhadap
kehamilan dan janin, hanya saja apabila emesis gravidarum ini berkelanjutan dan berubah
menjadi hipermesis gravidarum yang dapat meningkatkan resiko terajadinya gangguan pada
kehamilan.

Wanita-wanita hamil dengan gejala emesis gravidarum yang berlebih berpotensi besar
mengalami dehidrasi, kekurangan cadangan karbohidrat dan lemak dalam tubuh, dapat pula
terjadi robekan kecil pada selaput lendir esofagus dan lambung atau sindroma Mallary Weiss
akibat perdarahan gastrointestinal

Mual dan muntah yang berlebihan mengakibatkan terjadinya kekurangan zat gizi. Wanita hamil
tersebut harus dirawat inap di rumah sakit dan diberikan cairan infuse serta obat-obatan untuk
mengobati mual

Tanda-tanda dehidrasi :

1. Berat badan menurun

2. Denyut nadi meningkat (120 x / menit dan terus naik)

3. Tekanan darah menurun (diastolik 50 mmHg dan terus turun)

4. Mata cekung

5. Elastisitas kulit menghilang

Apabila ditemukan tanda-tanda dehidrasi pada ibu hamil maka, ia harus segera mendapat
pertolongan dari bidan atau tenaga kesehatan lainnya.

Ada mitos yang mengatakan bila rasa mual anda hebat, maka anda mengandung anak
perempuan. Dan ternyata menurut penelitian, wanita hamil yang mengalami mual hebat dan
terpaksa dibawa ke rumah sakit, kemungkinan besar melahirkan bayi perempuan. Sebagai contoh
dari 69 wanita hamil penderita mual yang hebat, 307 orang melahirkan bayi laki-laki dan 352
sisanya melahirkan perempuan

Pencegahan terhadap emesis gravidarum yang berlebihan perlu dilaksanakan dengan jalan
memberikan penerapan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik,
memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah merupakan gejala yang
fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4 bulan, menganjurkan
mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi lebih.

2.1.5 Penatalaksaan Emesis Gravidarum

1. Makanlah sesering mungkin, dalam porsi kecil. Siang hari untuk porsi besar, malam hari
cukup porsi kecil.

2. Lebih banyak istirahat, hal ini akan membantu mengurangi keletihan yang dapat
menimbulkan rasa mual.

3. Simpanlah beberapa makanan kecil seperti coklat atau cracker untuk dimakan sebelum turun
dari tempat tidur di pagi hari.

4. Bangun tidur perlahan-lahan, luangkan waktu untuk bangkit dari tempat tidur secara
perlahan-lahan.

5. Berolahraga dan hiruplah udara segar, dengan melakukan oleh raga ringan, berjalan kaki
atau berlari-lari kecil akan membantu mengurangi rasa mual dan muntah di pagi hari.

6. Beberapa ahli nutrisi juga menyarankan suplemen vitamin B6 mencegah dan mengurangi
rasa mual, tetapi tidak diminum dalam dosis tinggi atau menurut aturan dokter.

2.1.6 Hal-hal Yang Harus Dihindari

1. Hindari mengkonsumsi makanan yang berminyak atau digoreng karena akan lebih sulit
untuk dicerna.
2. Hindarilah minuman yang mengandung kafein seperti kopi, cola.

3. Hindarkan gerakan tiba-tiba diwaktu mual-mual

4. Hindari menyikat gigi begitu selesai makan. Bagi beberapa ibu hamil menyikat gigi menjadi
hal yang problematik karena hanya dengan memasukkan sikat gigi dalam mulut membuat
mereka muntah, sehingga pilihlah waktu yang tepat untuk menggosok gigi.

5. Hindari bau-bau yang tidak enak atau sangat menyengat. Bau menyengat seperti dari tempat
sampah, asap rokok biasanya dapat menimbulkan rasa mual dan muntah.

6. Hindari mengenakan pakaian yang ketat. Pakaian yang terlalu ketat dapat memberikan
tekanan yang tidak nyaman pada perut dan dapat memperburuk rasa mual.

JAHE

Jahe merupakan tanaman obat berupa tumbuhanrumpun berbatang semu. Jahe berasal dari Asia
Pasifik yang tersebar dari India sampai Cina. Rhizoma dan batang jahe memegang peranan
penting dalam pengobatan di India, Cina, dan Jepang sejak tahun 1500. Oleh karena itu, kedua
bangsa ini disebut-sebut sebagai bangsa yang pertama kali memanfaatkan jahe terutama sebagai
bahan minuman, bumbu masak, dan obat-obatan tradisional. Jahe termasuk dalam temu-temuan
(zingiberaceae), sefamili dengan temu-temuan lainnya seperti kunyit (Curcuma domestica),
temulawak (Curcuma xanthorrhiza), temu hitam (Curcuma aeroginosa), lengkuas (Languas
galanga), kencur Kaempferia galanga), dan lain-lain.

Jenis tanaman jahe dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:

1. Jahe putih atau kuning besar atau disebut juga jahe gajah atau jahe badak. lebih besar dan
gemuk, ruas rimpangnya lebih menggembung dari kedua varietas lainnya. Jenis jahe ini bisa
dikonsumsi baik saat berumur muda maupun saat berumur tua, baik jahe segar maupun
2. Jahe putih atau kuning kecil atau disebut juga jahe sunti atau jahe emprit Ruasnya kecil, agak
rata, sampai agak sedikit menggembung. Jahe ini selalu dipanen setelah berumur tua. Kandungan
minyak atsirinya lebih besar daripada jahe gajah sehingga rasanya lebih pedas dan mengandung
serat yang tinggi. Jahe ini cocok untuk ramuan obat-obatan, atau untuk diekstrak oleoresin dan
minyak atsirinya (gambar

3. Jahe merah

Rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil daripada jahe putih kecil. Sama seperti jahe kecil,
jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri yang sama
dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan. Selain mengandung minyak atsiri,
jahe juga mengan-dung berbagai zat gizi seperti yang terlampir pada tabel

1.KEGUNAAN JAHE

Di samping kegunaan jahe untuk mengurangi mual dan muntah dalam kehamilan, manfaat jahe
secara luas antara lain dapat digunakan untuk mengatasi migren, motion sickness, mual post-
kemoterapi, mual dan muntah post-operasi, osteo arthritis, rheumatoid arthritis, gangguan traktus
urinarius post-stroke, menurunkan berat badan, mempersingkat masa persalinan, dan sebagai anti
pembekuan darah.34

MEKANISME JAHE DALAM MENGURANGI MUAL DAN MUNTAH DALAM


KEHAMILAN

Zat-zat yang terkandung dalam jahe antara lain gingerol, shogaol, zingerone, zingiberol dan
paradol. Rasa pedas yang terkandung pada jahe disebabkan oleh zat zingerone, sedangkan aroma
khas yang ada pada jahe disebabkan oleh zat zingiberol. Dalam kaitannya sebagai anti lemak,
mekanisme kerja zat-zat tersebut pada dasarnya masih belum jelas. Dikatakan jahe bekerja
menghambat reseptor serotonin dan menimbulkan efek anti emetik pada sistem gastrointestinal
dan sistem susunan saraf pusat. Pada percobaan binatang, gingerol meningkatkan transport
gastrointestinal. Gingerol dan komponen lainnya dari jahe diketahui mempunyai aktivitas
sebagai anti-hidroksitriptamin melalui percobaan pada ileum babi. Galanolakton, merupakan
unsur lain yang terkandung pada jahe, adalah suatu antagonis kompetitif pada ileus 5 HT
reseptor, yang menimbulkan efek anti-emetik. Efek jahe pada susunan saraf pusat ditunjukkan
pada percobaan binatang dengan gingerol, terdapat pengurangan frekuensi muntah. Selain itu,
studi lain menemukanbahwa jahe menurunkan gejala motion sickness pada responden yang
sehat. Dalam kaitannya sebagai anti inflamasi, ekstrak jahe telah memperlihatkan kemampuan
untuk menghambat aktivasi TNF (tumour necrosing factor) dan ekspresi siklo-oksigenase 2
selama in vitro dari sinoviosit manusia.Zat yang menghambat siklo-oksigenase 2, yaitu gingerol,
bekerja dengan cara menghalangi aktivasi MAP kinase dan NF-kB. Jahe juga mempunyai
kandungan minyak atsiri yang berfungsi sebagai anti radang, sehingga jahe dapat menghambat
proses peradangan yang disebabkan oleh infeksi H.pylori. Oleh karena itu, frekuensi mual dan
muntah yang disebabkan oleh infeksi H.pylori dapat dikurangi.

DOSIS DAN BENTUK SEDIAAN JAHE

Dosis rata-rata yang biasa digunakan berkisar antara 0,5-2 gram berbentuk bubuk dan
dimasukkan ke dalam kapsul. Bisa juga digunakan dalam bentuk ekstrak kering atau jahe yang
masih segar. Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa dosis yang memberikan efek untuk
mengurangi mual dan muntah pada kehamilan trimester pertama adalah sebanyak 250 mg jahe
diminum 4 kali sehari, dapat diminum dalam bentuk sirup maupun kapsul.36,37 Banyak
penelitian membuktikan bahwa bubuk jahe sebanyak 1 gram per hari dapat menghilangkan mual
yang disebabkan oleh berbagai faktor, akan tetapi tidak boleh melebihi 4 gram perhari.

PERBANDINGAN OBAT ANTI MUNTAH DENGA JAHE DALAM KEHAMILAN

Ada beberapa penelitian yang membandingkan khasiat jahe pada mual dan muntah dalam
kehamilan atau kasus-kasus lainnya (lihat tabel 2).

EFEK SAMPING JAHE PADA KEHAMILAN


Secara umum belum ada penelitian yang dapat membuktikan efek samping terhadap penggunaan
jahe dalam kehamilan, jika diberikan dalam dosis 1 gram perhari. Efek samping yang paling
sering dilaporkan adalah iritasi atau tidak enak di mulut, mulas, bersendawa, kembung dan mual,
terutama pada sediaan jahe bubuk. Jahe segar yang tidak terkunyah dengan baik dapat juga
membuat obstruksi usus. Jahe harus digunakan dengan hati-hati pada orang yang memiliki ulkus
pada gaster, inflammatory bowel disease dan batu empedu. Pada penelitian terhadap hewan
percobaan menunjukkan bahwa jahe berpotensi sebagai inhibitor tromboxan sintetase dan dapat
mempengaruhi testosteron receptor binding serta diferensiasi hormon sex steroid pada otak janin.

Komponen-komponen tertentu dari jahe dapat menimbulkan efek pada sistem kardiovaskuler
yang bervariasi. Secara teoritis, jahe dapat mencegah pembekuan darah dengan cara
menghambat agregasi platelet, dan bisa menimbulkan perdarahan berlebih. Penelitian terhadap
manusia menunjukkan bahwa jahe menghambat agregasi platelet yang dipengaruhi oleh
adenosine difosfat dan epinefrin. Pada percobaan binatang, jahe dapat menyebabkan abortus,
mutasi janin dan meningkatkan risiko perdarahan pada kehamilan dan persalinan. Akan tetapi
studi lain menemukan bahwa hal ini tidak terjadi secara bermakna pada manusia.4,34,44

Anda mungkin juga menyukai