Anda di halaman 1dari 33

A.

Konsep Dasar Kebutuhan Aktivitas, Gangguan Kebutuhan Aktivitas


a. Definisi / Deskripsi Kebutuhan
Aktivitas maupun latihan didefinisikan sebagai suatu aksi energetik atau
keadaan bergerak. Kehilangan kemampuan bergerak walaupun pada waktu
yang singkat memerlukan tindakan-tindakan tertentu yang tepat baik oleh
klien maupun perawat. (Priharjo, 1993 : 1 ).
Dalam keperawatan untuk menjaga keseimbangan pergerakan, banyak
aspek-aspek pergerakan yang perlu diketahui oleh perawat antara lain :
gerakan setiap persendian, postur tubuh, latihan, dan kemampuan seseorang
dalam melakukan suatu aktivitas.
b. Fisiologi Sistem Muskuloskeletal
Sistem muskuloskeletal terdiri dari muskulus, tendon, ligament, tulang,
kartilago, persendian, dan bursa. Semua struktur ini bekerja bersama-sama
untuk menghasilkan gerakan. Ada tiga jenis otot utama pada manusia, yaitu :
otot polos, otot rangka, dan otot jantung. Dari ketiga otot tersebut, otot yang
paling berpengaruh untuk aktivitas atau pergerakan yaitu otot rangka.
Otot rangka, terdiri dari serabut-serabut yang tersusun dalam berkas yang
disebut fasikel, semakin besar otot semakain banyak serabutnya.
1. Otot biseps lengan pada lengan atas adalah otot yang besar dan
tersusun dari 260.000 serabut.
2. Otot kecil, seperti stapedius dalam telinga tengah, hanya terdiri dari
1.500 serabut.

Mekanisme interaksi aktin dan miosin pada sistem muskuloskeletal


yaitu :

a) Molekul aktin tersusun dari tiga protein


1) F- aktin fibrosa terbentuk dari dua rantai globular G-aktin yang
berpilin satu sama lain.
2) Molekul tropomiosin membentuk filamen yang memanjang
melebihi subunit aktin dan melapisi sisi yang berkaitan dengan
crossbridge miosin.
3) Molekul troponin berkaitan dengan molekul tropomiosin dan
menstabilkan posisi penghalang pada molekul tropomiosin.
b) Molekul miosin terbentuk dari dua rantai protein berat yang identik
dan dua pasang rantai ringan.
1) Bagian ekor rantai yang berat berpilin satu sama lain dengan
dua kepala protein globular atau crossbridge, menonjol di
salah satu ujungnya.
2) Crossbridge menghubungkan filamen tebal ke filament tipis.
Setiap crossbridge memiliki sisi pengikat aktin, sisi pengikat
ATP, dan aktivitas ATPase (enzim yang menghidrolisis
aktivitas ATP).
3. Beberapa ratus molekul miosin tersusun dalam setiap filamen tebal
dengan ekor cambuknya yang saling bertumpang tindih dan kepala
globularnya menghadap ke ujungnya. Kesimpulannya, kontraksi otot
terjadi apabila aktin berikatan dengan kepala miosin.
Sistem rangka manusia merupakan rangka dalam atau endosketeleton.
Sistem rangka yang tersusun dari beragam jenis tulang tidak dapat
bergerak secara aktif. Akan tetapi, aktivitas otot yang melekat pada
tulang menyebabkan tulang tersebut ikut bergerak. Oleh sebab itu,
rangka (tulang) dikenal sebagai alat gerak pasif, sedangkan otot
dikenal sebagai alat gerak aktif.
Otot akan berkembang jika serabut-serabut otot mengalami
pembesaran. tendon merupakan jaringan ikat fibrosa yang mengaitkan
otot dengan periosteum ( membrane fibrosa yang menutupi tulang ).
Tendon menyebabkan tulang bergerak sewaktu otot-otot skelet
berkontraksi. Ligamen merupakan jaringan ikat fibrosa yang kuat dan
padat yang mengikat antara satu tulang dengan tulang lain, juga
membantu tulang untuk bergerak. Tulang diklasifikasikan menurut
bentuk dan lokasinya.
Menurut bentuknya :
 tulang panjang (humerus, radius, femur, dan tibia
 tulang pendek (karpal dan tarsal)
 tulang pipih (scapula, tulang rusuk, tulang tengkorak)
 tulang dengan bentuk tidak teratur (vertebra dan mandibula)
 tulang sesamoid ( patella)

Menurut lokasinya :
 tulang aksial (tulang wajah, cranial, hyoid, vertebra, tulang
rusuk, dan sternum)
 tulang apendikular (klavikula, scapula, humerus, radius, ulna,
metacarpal, tulang pelvis, femur, patella, fibula, dan
metatarsal)

Kartilago merupakan jaringan ikat yang tersusun pada substansi yang


kuat dan berfungsi untuk menyokong pada beberapa bagian tubuh,
seperti saluran pendengaran, dan bagian invertebrata. Persendian
merupakan pertemuan antara dua atau lebih dan setiap persendian
mempunyai rentang gerak yang bervaskularisasi. Bursa merupakan
kantong cairan synovial yang terletak pada lokasi gesekan di sekitar
persendian antara tendon, ligament, dan tulang. Fungsinya untuk
mengurangi tekanan pada struktur yang saling bersinggungan.

c. Factor – factor yang mempengaruhi fungsi system muskuloskeletal


Merokok, cenderung mempunyai pola pernafasan yang pendek, dengan
pernafasan yang pendek, gerakpun harus di batasi, dan juga dapat muncul
intoleransi aktivitas.
 Multiple aklerosis / cidera pada saraf tulang belakang
 Klien post operasi, cenderung membatasi gerakannya
 usia
d. Macam – macam gangguan
 Fraktur
 Gout
 Arthritis oleh bakteri
 Cidera jaringan lunak / keras

Rencana Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Kebutuhan Aktifitas


dan Latihan

A. Pengkajian
1. Riwayat Keperawatan
Pengkajian riwayat keperawatan meliputi :
 Riwayat aktivitas dan olah raga
 Toleransi aktivitas
 Jenis dan frekuensi olah raga
 Faktor yang mempengaruhi mobilitas
 Pengararuh imobilitas
2. Pemeriksaan Fisik : Data Focus
 Kesejajaran tubuh
Mengidentifikasi perubahan postur tubuh akibat pertumbuhan dan
perkembangan normal. Pemeriksaan dilakukan dengan cara inspeksi
pasien dari lateral, anterior, dan posterior guna mengamati :
 bahu dan pinggul sejajar
 jari - jari kaki mengarah kedepan
 tulang belakang lurus, tidak melengkung kesisi yang lain
 Cara berjalan
Dilakukan untuk mengidentifikasi mobilitas klien dan risiko cedera
akibat jatuh.
 Kepela tegak, pandangan lurus, dan tulang belakang lurus
 Tumit menyentuh tanah terlebih dahulu daripada jari kaki
 Lengan mengayun kedepan bersamaan dengan ayunan kaki di sisi
yang berlawanan
 Gaya berjalan halus, terkoordinasi,
 Penampilan dan pergerakan sendi
Pemeriksaan ini meliputi inspeksi, palpasi, serta pengkajian
rentang gerak aktif atau rentang gerak pasif. Hal-hal yang dikaji yaitu :
 Adanya kemerahan / pembengkakan sendi
 Deformitas
 Adanya nyeri tekan
 Krepitasi
 Peningkatan temperature di sekitar sendi
 Perkembangan otot yang terkait dengan masing – masing sendi
 Derajat gerak sendi
 Kemampuan dan keterbatasan gerak
Hal-hal yang perlu dikaji antara lain :
 Bagaimana penyakit klien mempengaruhi kemampuan klien untuk
bergerak
 Adanya hambatan dalam bergerak ( terpasang infus, gips )
 Keseimbangan dan koordinasi klien
 Adanya hipotensi ortostatik
 Kenyamanan klien
 Kekuatan dan massa otot
Perawat harus mengkaji kekuatan dan kemampuan klien untuk
bergerak, langkah ini diambil untuk menurunkan risiko tegang otot dan
cedera tubuh baik pada klien maupun perawat.
Tingkatan kekuatan otot

Skal Kekuatan Ciri


a (%)
0 0 Paralisis total
1 10 Tidak ada gerakan, teraba/terlihat adanya kontraksi
2 25 Gerakan otot penuh menentanggravitasi, dengan
sokongan
3 50 Gerakan normal menentang gravitasi
4 75 Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan
sedikit tahanan
5 100 Gerakan normal penuh menentang gravitasi dengan
tahana penuh
(Priharjo, 2006 : 159)

 Toleransi aktivitas
Pengkajian ini bermanfaat untuk membantu meningkatkan
kemandirian klien yang mengalami ;
 Disabilitas kardiovaskuler dan respiratorik
3. Pemeriksaan penunjang
 Pemeriksaan Diagnostik
 Foto rontgen
Untuk menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi, dan
perubahan hubungan tulang.
 CT scan tulang
Mengidentifikasi lokasi dan panjangnya patah tulang di daerah
yang sulit untuk dievaluasi (mis: asetabulum).
 MRI
Untuk melihat abnormalitas ( tumor, penyempitan jalur jaringan
lunak melalui tulang).
 Pemeriksaan Laboratorium
 Pemeriksaan darah dan urine : memberikan informasi mengenai
masalah musculoskeletal primer atau komplikasi yang terjadi
(infeksi).
 Pemeriksaan Hb : (biasanya lebih rendah bila terjadi perdarahan
akibat trauma).
B. Diagnosa keperawatan
Diagnosa 1 : Resiko intoleransi aktivits
1. Definisi
Risiko untuk mengalami ketidakcukupan energy secara fisiologis atau
psikologis dalam memenuhi aktivitas sehari hari yang dibutuhkan atau
diperlukan.
2. Batasan Karakteristik / faktor resiko
 Tidak berpengalaman dalam beraktivitas
 Terdapat masalah sirkulasi / respirasi
 Riwayat intoleransi
3. Faktor – Faktor yang Berhubungan
 Gangguan kardiovaskular

Diagnosa 2 : Intoleransi aktivitas


1. Definisi
Ketidakcukupan energi secara fisiologis atau psikologis dalam memenuhi
aktivitas sehari hari yang dibutuhkan atau diperlukan.
2. Batasan Karakteristik
a. Laporan verbal : kelelahan dan kelemahan
b. Respon terhadap aktivitas menunjukan nadi dan tekanan darah
abnormal
c. Perubahan EKG menunjukan aritmia atau disritmia
d. Dispneu dan ketidaknyamanan
3. Faktor – Faktor yang Berhubungan
a. Tirah baring atau imobilisasi
b. Kelemahan secara menyeluruh
c. Ketidakseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen
d. Gaya hidup yang menetap

Diagnosa 3 :gangguan mobilitas fisik


1. Definisi
Keterbatasan dalam pergerakan fisik pada bagian tubuh tertentu atau pada
satu atau lebih ekstremitas . Suatu kondisi dimana individu tidak saja
kehilangan kemampuan bergeraknya secara total, tetapi juga mengalami
penurunan aktivitas.

2. Batasan Karakteristik
a. Postur tubuh tidak stabil selama melakukan aktifitas rutin
b. Keterbatasan kemampuan melakukan keterampilan motorik kasar
c. Keterbatasan kemampuan melakukan ketererampilan motorik halus
d. Tidak ada koordinasi gerak atau gerakan tak ritmis
e. Keterbatasan ROM
f. Sulit berbalik
g. Perubahan gaya berjalan (missal menjadi pelan, sulit memulai
langkah, kaki diseret, goyah pada posisi lateral)
h. Penurunan waktu reaksi
i. Gerakan menjadi napas pendek
j. Usaha yang kuat untuk perubahan gerak (peningkatan perhatatian
dalam aktivitas lain, mengontrol perilaku, focus dalam tidak mampu
beraktivitas)
k. Gerak lambat
l. Gerakan menyebabkan tremor
3. Faktor – Faktor yang Berhubungan
a. Pengobatan
b. Terapi pembatasan gerak
c. Kurang pengetahuan mengenai manfaat pergerakan fisik
d. IMT diatas 75 % sesuai dengan usia
e. Kerusakan sensori persepsi
f. Nyeri, tidak nyaman
g. Kerusakan musculoskeletal dan neuromuscular
h. Intoleransi aktivitas
i. Depresi mood atau cemas
j. Kerusakan kognitif
k. Penurunan kekuatan otot, control, dan massa
l. Keengganan untuk memulai gerak
m. Gaya hidup menetap, tidak fit
n. Malnutrisi umum atau spesifik
o. Kehilangan integritas struktur tulang
p. Keterlambatan perkembangan
q. Kekakuan sendi atau kontraktur
r. Keterbatasan daya tahan kardiovaskuler
s. Berhubungan dengan metabolisme seluler
t. Keterbatasan dukungan lingkungan fisik atau social
u. Kepercayaaan terhadap budaya berhubungan dengan aktivitas yang
tepat disesuaikan dengan umur

C. Rencana Keperawatan
Dx. 1
 Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam
masalah teratasi
 Kriteria Hasil :
a. berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan/diperlukan
b. melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang diukur
c. menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi

Interverensi Rasional
1. kaji respon klien terhadap 1. Membantu dalam respon
aktivitas, perhatikan frekuensi fisiologi terhadap stress
nadi lebih dari 20 kali per menit aktivitas dan, bila ada
diatas frekuensi istirahat ; merupakan indicator dari
peningkatan TD yang nyata kelebihan kerja yang
selama/sesudah aktivitas berkaitan dengan tingkat
(tekanan sistolik meningkat 40 aktivitas.
mmHg atau tekanan diastolic
meningkat 20 mmHg) ; dispnea
atu nyeri dada ; keletihan dan
kelemahan yang berlebihan ;
diaphoresis ; pusing/pingsan.

2. Instruksikan pasien tentang


teknik penghematan energi, mis : 2. Teknik menghemat energi
penggunaan kursi roda saat mengurangi pengurangan
mandi, dduduk ssat menyisir energi, juga membantu
rambut,melakukan aktivitas keseimbangan antara suplai
dengan perlahan. dan kebutuhan oksigen.

3. Berikan dorongan untuk


melakukan aktivitas / perawatan 3. Kemajuan aktivitas bertahap
diri bertahap jika dapat mencegah peningkatan kerja
ditoleransi. Berikan bantuan jantung tiba-tiba. Memberikan
sesuai kebutuhan. bantuan hanya sebatas
kebutuhan akan mendorong
kemandirian dalam
melakukan aktivitas

Dx. 2

 Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 3 x 24 jam masalah


teratasi
 Kriteria Hasil :
a. berpartisipasi dalam aktivitas yang di inginkan/diperlukan
b. melaporkan peningkatan dalam toleransi aktivitas yang diukur
c. menunjukan penurunan dalam tanda-tanda intoleransi fisiologi

Intervensi Rasional
1. kaji respon klien terhadap aktivitas, 1. Membantu dalam respon fisiologi
perhatikan frekuensi nadi lebih dari terhadap stress aktivitas dan, bila
20 kali per menit diatas frekuensi ada merupakan indicator dari
istirahat ; peningkatan TD yang kelebihan kerja yang berkaitan
nyata selama/sesudah aktivitas dengan tingkat aktivitas.
(tekanan sistolik meningkat 40
mmHg atau tekanan diastolic
meningkat 20 mmHg) ; dispnea atu
nyeri dada ; keletihan dan
kelemahan yang berlebihan ;
diaphoresis ; pusing/pingsan.
2. Instruksikan pasien tentang teknik 2. Teknik menghemat energi
penghematan energi, mis : mengurangi pengurangan energi,
penggunaan kursi roda saat mandi, juga membantu keseimbangan
duduk saat menyisir antara suplai dan kebutuhan
rambut,melakukan aktivitas dengan oksigen
perlahan. .
3. Berikan dorongan untuk 3. Kemajuan aktivitas bertahap
melakukan aktivitas / perawatan mencegah peningkatan kerja
diri bertahap jika dapat ditoleransi. jantung tiba-tiba. Memberikan
Berikan bantuan sesuai kebutuhan. bantuan hanya sebatas kebutuhan
akan mendorong kemandirian
dalam melakukan aktivitas

Dx. 3
 Tujuan : Setelah dilakukan asuha keperawatan selama 4 x 24
jam masalah teratasi
 Kriteria Hasil ;
a. Klien akan mengungkapkan bertambahnya kekuatan dan daya tahan
ekstremitaskatkan
b. Mampu mengidentifikasi beberapa alternatif untuk membantu
mempertahankan tingkat aktivitas saat sekarang
c. Berpartisipasi dalam program rehabilitasi untuk
meningkatkan kemampuan untuk beraktivitas

Intervensi Rasional
1. Identifikasi factor-faktor yang 1. Memberikan kesempatan
mempengaruhi kemampuan untuk untuk memecahkan masalah
aktif, seperti temperature yang untuk mempertahankan atau
sangat tinggi, insomnia, meningkatkan mobilitas.
pemasukan makanan yang tidak
adekuat.
2. Meningkatkan kemandirian
2. Anjurkan klien untuk melakukan dan rasa control diri, dapat
perawatan diri sendiri, sesuai menurunkan perasaan tidak
dengan kemampuan maksimal berdaya.
yang dimiliki klien.
3. Menurunkan tekanan terus
3. Lakukan perubahan posisi secara menerus pada daerah yang
teratur ketika klien tirah baring di sama, mencegah kerusakan
tempat tidur atau dikursi. kulit. Meminimalkan spasme
fleksor lutut dan panggul.

4. Bermanfaat dalam
4. Konsultasikan dengan ahli terapi mengembangkan program
fisik atau terapi kerja latihan individual dan
mengidentifikasi kebutuhan
alat untuk menghilangkan
spasme otot, meningkatkan
fungsi motorik, menurunkan
atrofi, dan kontraktur pada
system musculoskeletal.

B. PROSEDURAL KEPERATAN DALAM MEMENUHI KEBUTUHAN


PASIEN BERHUBUNGAN DENGAN :
1) MENERIMA PASIEN BARU
 PENGERTIAN :
Penerimaan pasien baru merupakan suatu tata cara ataupun pedoman
dalam menerima pasien baru masuk. Penerimaan pasien baru merupakan
suatu prosedur yang dilakukan oleh perawat ketika ada pasien baru datang
ke sebuah ruangan rawat inap.

 TUJUAN :
1. Mengetahui keadaan pasien dan keluarga
2. Pasien bisa langsung menempati ruang perawatan
3. Mengetahui kondisi dan keadaan klien secara umum
4. Menurunkan tingkat kecemasan pasien saat MRS

 KEBUJAKAN :
Setiap pasien masuk harus diterima oleh perawat.

 PROSEDUR KERJA
a. PRA INTERAKSI
1. Menyiapkan kelengkapan administrasi
2. Menyiapkan kelengkapan kamar sesuai pesanan
3. Menyiapkan format penerimaan pasien baru
4. Menyiapkan buku status pasien dan fornmat pengkajian
keperawatan
5. Menyiapkan inform consent sentralisasi obat
6. Menyiapkan nursing kids
7. Menyiapkan lembar tata tertib pasien, keluarga dan pengunjung
ruangan

b. ORIENTASI

1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan atau
peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alas an dilakukan tindakan tersebut yang
dapat dipahami oleh klien
4. Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan
pencahayaan yang cukup untuk melaksanakan tugas

c. TAHAP KERJA
1. Jaga privasi klien
2. Mencuci tangan
3. Perawat bersama dengan karyawan lain memindahkan pasien ke
tempat tidur (apabila pasien datang dengan berangkat atau kursi
roda) dan berikan posisi yang nyaman
4. Perkenalkan pasien baru dengan pasien yang sekamar
5. Setelah pasien tenang dan situasi sudah memungkinkan perawat
memberikan informasi kepada klien dan keluarga tentang orientasi
ruangan. Perawatan (termasuk perawat yang bertanggung jawab
dan sentralisasi obat), medis (dokter yang bertanggung jawab dan
jadwal visit) dan tata tertib ruangan.
6. Tanyakan kembali tentang kejelas dan informasi yang telah
disampaikan
7. Lakukan pengkajian terhadap pasien sesuai dengan format
8. Tunjukkan kamar atau tempat tidur klien dan mengantarkan ke
tempat yang telah ditetapkan.
9. Apabila pasien atau keluarga sudah jelas, maka diminta untuk
menendatangani Inform Consent sentralisasi obat.

d. TERMINASI
1. Tanyakan perasaan klien setelah dilakukannya tindakan
2. Jelaskan kepada klien bahwa tindakan sudah selesai
3. Memberi tahu hasil tindakan yang dilakukan
4. Sepakati kontrak selanjutnya
5. Ucapkan terima kasih atas kerjasama klien
6. Akhiri kegiatan dengan memberi salam penutup

e. POST INTERAKSI
1. Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada tempatnya.
2. Cuci tangan
3. Dokumentasikan hasil prosedur dan toleransi klien pada format yang
tepat.

2) MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI


 PENGERTIAN :
Memindahkan pasien yang tidak dapat/tidak boleh berjalan, dilakukan
dari tempat yang satu ke tempat yang lain.

 TUJUAN :
1) Mengurangi/menghindarkan pergerakan pasien sesuai dengan
keadaan fisiknya
2) Memenuhi kebutuhan konsultasi atau pindah ruangan

 KEBUJAKAN :
Pelaksanaan dilakukan oleh petugas yang terampil

 PROSEDUR KERJA
a. PRA INTERAKSI
Persiapan alat
 Kursi roda
 Handscun atau sarung tangan (jika perlu)

b. ORIENTASI
1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan atau
peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang
dapat dipahami oleh klien
c. TAHAP KERJA
1. Jaga privasi klien
2. Mencuci tangan
3. Mempersiapkan alat
4. Atur posisi tempat tidur pasien pada posisi paling rendah,
sampai kaki pasien bisa menyentuh lantai.
5. Letakkan kursi roda sejajar atau sedekat mungkin dengan tempat
tidur, kunci semua roda kursi
6. Bantu pasien duduk di tepi tempat tidur
7. Kaji postural hipotensi
8. Intruksikan pasien untuk bergerak ke depan dan duduk di tepi
bed
9. Intruksikan mencondongkan tubuh ke depan mulai dari pinggul
10. Intruksikan meletakkan kaki yang kuat di bawah tepi bed,
sedangkan kaki yang lemah berada di depannya
11. Meletakkan tangan pasien di atas permukaan bed atau diatas
kedua bahu perawat
12. Berdiri tepat di depan pasien, condogkan tubuh ke depan,
fleksikan pinggul, lutut, dan pergelangan kaki. Lebarkan kaki
dengan salah satu di depan dan yang lainnya di belakang
13. Lingkari punggung pasien dengan kedua tangan perawat
14. Tangan otot gluteal, abdominal, kaki dan otot lengan anda siap
untuk melakukan gerakan
15. Bantu pasien untuk berdiri, kemudian bergerak-gerak bersama
menuju korsi roda
16. Bantu pasien untuk duduk, minta pasien untuk membelakangi
kursi roda, meletakkan kedua tangan di atas lengan kursi roda
atau tetap pada bahu perawat
17. Minta pasien untuk menggeser duduknya sampai pada posisi
yang paling aman
18. Turunkan tatakan kaki, dan letakkan kedua kaki pasien di
atasnya
19. Buka kunci roda pada kursi
d. TERMINASI
1. Tanyakan perasaan klien setelah dilakukannya tindakan
2. Jelaskan kepada klien bahwa tindakan sudah selesai
3. Memberi tahu hasil tindakan yang dilakukan
4. Sepakati kontrak selanjutnya
5. Ucapkan terima kasih atas kerjasama klien
6. Akhiri kegiatan dengan memberi salam penutup
e. POST INTERAKSI
1. Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada
tempatnya.
2. Cuci tangan
3. Dokumentasikan hasil prosedur dan toleransi klien pada format
yang tepat.

3) MEMINDAHKAN PASIEN DARI TEMPAT TIDUR KE TEMPAT TIDUR


LAIN
 PENGERTIAN :
Memindahkan pasien yang mengalami ketidakmampuan, keterbatasan,
tidak boleh melakkukan sendiri, atau tidak sadar dari tempat tidur ke
brankar yang dilakukan oleh dua atau tiga orang perawat.

 TUJUAN :
Memindahkan pasien antar ruangan untuk tujuan tertentu (misalnya
pemeriksaan diagnostik, pindah ruangan, dll.)

 PROSEDUR KERJA
a. PRA INTERAKSI
Persiapan alat
 Brankar
 Bantal bila perlu

b. ORIENTASI
1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan atau
peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang
dapat dipahami oleh klien
c. TAHAP KERJA
1. Jaga privasi klien
2. Mencuci tangan
3. Mempersiapkan alat
4. Ikuti protokol standar
5. Atur brankar dalam posisi terkunci dengan sudut 90 derajat
terhadap tempat tidur
6. Dua atau tiga orang perawat menghadap ke tempat tidur/pasien
7. Silangkan tangan pasien ke depan dada
8. Tekuk lutut anda , kemudian masukkan tangan anda ke bawah
tubuh pasien
9. Perawat pertama meletakkan tangan dibawah leher/bahu dan
bawah pinggang, perawat kedua meletakkan tangan di bawah
pinggang dan panggul pasien, sedangkan perawat ketiga
meletakkan tangan dibawah pinggul dan kaki.
10. Pada hitungan ketiga, angkat pasien bersama-sama dan pindahkan
ke brankar
11. Atur posisi pasien, dan pasang pengaman.
d. TERMINASI
 Tanyakan perasaan klien setelah dilakukannya tindakan
 Jelaskan kepada klien bahwa tindakan sudah selesai
 Memberi tahu hasil tindakan yang dilakukan
 Sepakati kontrak selanjutnya
 Ucapkan terima kasih atas kerjasama klien
 Akhiri kegiatan dengan memberi salam penutup
e. POST INTERAKSI
1. Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada
tempatnya.
2. Cuci tangan
3. Dokumentasikan hasil prosedur dan toleransi klien pada format
yang tepat.
4) MEMPOSISIKAN PASIEN;
A. POSISI FOWLER
PENGERTIAN
Adalah posisi setengah duduk atau duduk, dimana bagian kepala
tempat tidur lebih tinggi atau dinaikkan. Posisi ini dilakukan untuk
mempertahankan kenyamanan danmemfasilitasi fungsi pernafasan
pasien.
TUJUAN
1. Mengurangi komplikasi akibat immobilisasi
2. Meningkatkan rasa nyaman
3. Meningkatkan dorongan pada diafraghma sehingga
meningkatnya ekspansi paru.
4. Mengurangi kemungkinan tekanan pada tubuh akibat posisi
yang menetap.
INDIKASI
1. Pada pasien dengan gangguan pernafasan
2. Pada pasien immobilisasi
PROSEDUR KERJA
a. PRA INTERAKSI
1. Persiapan alat ;
 Tempat tidur
 Bantal kecil
 Gulungan handuk
 Bantalan kaki
 Sarung tangan (bila diperlukan).
2. Cek catatan medis pasien
b. ORIENTASI

1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan


atau peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang
dapat dipahami oleh klien
4. Kontrak aktu tindakan
5. Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan
pencahayaan yang cukup untuk melaksanakan tugas
c. KERJA
1. Jaga privacy pasien
2. Dekatkan alat
3. Cuci tangan
4. Gunakan APD
5. Dudukkan pasien
6. Beri sandaran atau bantal
7. Atur tempat tidur untuk posisi fowler
8. Anjurkan pasien untuk tetap berbaring setengah duduk
d. TERMINASI
1. Rapikan alat
2. Observasi respon pasien setelah tindakan
3. Kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
4. Ucapkan terimakasih atas kerjasama pasien
5. Buka sampiran
e. POST INTERAKSI
1. Cuci Tangan
2. Dokumentasikan hasil tindakan
B. POSISI SEMIFOWLER
PENGERTIAN
Adalah sikap dalam posisi setengah duduk (15-45°)
TUJUAN
1. Mobilisasi
2. Memberikan perasaan lega pada pasien sesak nafas
3. Memudahkan perawatan , misalnya pemberian makan.
PROSEDUR KERJA
a. PRA INTERAKSI
1. Persiapan alat
2. Cek catatan medis pasien
b. ORIENTASI

1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan


atau peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang
dapat dipahami oleh klien
4. Kontrak aktu tindakan
5. Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan
pencahayaan yang cukup untuk melaksanakan tugas
c. KERJA
1. Jaga privacy pasien
2. Dekatkan alat
3. Cuci tangan
4. Gunakan APD
5. Angkat kepala dari tempat tidur ke permukaan yang tepat (15-
45°)
6. Beri sandaran atau bantal untuk menyokong lengan dan kepala
pasien (jika tubuh bagian atas lumpuh atau lemah )
7. Letakkan bantal dikepala sesuai keinginan pasien
8. Naikkan lutut dari tempat tidur yg rendah menghindari adanya
tekanan di bawah jarak poplital (di bawah lutut)
d. TERMINASI
1. Rapikan alat
2. Observasi respon pasien setelah tindakan
3. Kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
4. Ucapkan terimakasih atas kerjasama pasien
5. Buka sampiran
e. POST INTERAKSI
1. Cuci tangan
2. Dokumentasikan hasil tindakan
C. POSISI LITHOTOMI
PENGERTIAN
adalah posisi berbring telentang dengan mangangkat kedua kaki dan
menariknya ke atas bagian perut. Posisi ini dilakukan
TUJUAN
1. Pemeriksaan alat genetalia
2. Proses persalinan
3. Pemasangan alat kontrasepsi
INDIKASI
1. Untuk ibu hamil
2. Untuk persalinan
3. Untuk wanita yg akan memasang alat kontrasepsi
PROSEDUR KERJA
a. PRA INTERAKSI
1. Persiapan alat
2. Cek catatan medis pasien
b. ORIENTASI
1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan
atau peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut
yang dapat dipahami oleh klien
4. Kontrak aktu tindakan
5. Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup
dan pencahayaan yang cukup untuk melaksanakan tugas
c. KERJA
1. Jaga privacy pasien
2. Dekatkan alat
3. Cuci tangan
4. Pakai APD
5. Pasien dalam keadaan berbaring telentang
6. Angkat kedua paha dan tarik ke arah perut
7. Posisi tungkai bawah membentuk sudut 90° terhadap paha
8. Letakkan bagian lutut /kaki pada tempat tidur khusus untuk
posisi lithotomic
9. Pasang selimut
d. TERMINASI
1. Rapikan alat
2. Observasi respon pasien setelah tindakan
3. Kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
4. Ucapkan terimakasih atas kerjasama pasien
5. Buka sampiran
e. POST INTERAKSI
1. Cuci tangan
2. Dokumentasikan hasil tindakan
D. POSISI DORSAL RECUMBENT
PENGERTIAN
Pada posisi ini pasien berbaring terlentang dengan kedua lutut
fleksi(direnggangkan) di atas tempat tidur. Posisi ini dilakukan untuk
merawat dan memeriksa genitalia serta pada proses persalinan.
TUJUAN
Meningkatkan kenyamanan pasien, terutama dengan ketegangan
punggung belakang.
INDIKASI
1. Pasien Yang Akan Melakukan Pemeriksaan Genitalia
2. Untuk persalinan

PROSEDUR KERJA
a. PRA INTERAKSI
1. Persiapan alat :
 Tempat tidur
 Selimut
 Bantal
2. Cek catatan medis pasien
b. ORIENTASI
1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan
atau peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut
yang dapat dipahami oleh klien
4. Kontrak aktu tindakan
5. Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup
dan pencahayaan yang cukup untuk melaksanakan
c. KERJA
1. Jaga privacy pasien
2. Cuci tangan
3. Pakai APD
4. Pasien dalam keadaan berbaring telentang
5. Letakkan bantal di antara kepala dan ujung tempat tidur
pasien dan berikan bantal di bawah lipatan lutut
6. Atur tempat tidur untuk meninggikan kaki pasien
d. TERMINASI
1. Rapikan alat
2. Observasi respon pasien setelah tindakan
3. Kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
4. Ucapkan terimakasih atas kerjasama pasien
5. Buka sampiran
e. POST INTERAKSI
1. Cuci tangan
2. Dokumentasikan hasil tindakan
E. POSISI SIM
PENGERTIAN
Adalah posisi miring ke kanan atau ke kiri, posisi ini dilakukan
untuk member kenyamanan dan pemberian obat melalui anus
(supositoria)
TUJUAN
1. Mengurangi penekanan pada tulang sacrum dan trochanter mayor
otot pinggang.
2. Meningkatkan drainage dari mulut pasien dan mencegah aspirasi
INDIKASI
1. Untuk pasien yang akan dihuknah
2. Untuk pemberian obat supositoria
PROSEDUR KERJA
a. PRA INTERAKSI
1. Siapkan alat
2. Cek catatan medis pasien
b. ORIENTASI
1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan
atau peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang
dapat dipahami oleh klien
4. Kontrak aktu tindakan
5. Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan
pencahayaan yang cukup untuk melaksanakan
c. KERJA
1. Jaga privacy pasien
2. Cuci tangan
3. Pakai APD
4. Pasien dalam keadaan berbaring kemudian miring ke kiri
dengan posisi badan setengah telungkup dan kaki kiri lurus
5. Paha kanan ditekuk kearah dada
6. Tangan kiri di atas kepala atau dibelakang punggung dan tangan
kanan di atas tempat tidur
7. Lakukan hal yg sebaliknya pada posisi tangan dan kaki bila
pasien miring ke kanan
d. TERMINASI
1. Rapikan alat
2. Observasi respon pasien setelah tindakan
3. Kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
4. Ucapkan terimakasih atas kerjasama pasien
5. Buka sampiran
e. POST INTERAKSI
1. Cuci tangan
2. Dokumentasikan hasil tindakan
F. POSISI TRENDELENBERG
PENGERTIAN
Pasien berbaring di tempat tidur dengan bagian kepala lebih
rendah daripada kaki. Posisi ini dilakukan untuk melancarkan
peredaran darah ke otak.
TUJUAN
INDIKASI
1. Pasien dengan pembedahan pada daerah perut
2. Pasien shock
3. Pasien hipotensi
 PROSEDUR KERJA
a. PRA INTERAKSI
1. Siapkan alat
2. Cek catatan medis pasien
b. ORIENTASI
1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan
atau peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang
dapat dipahami oleh klien
4. Kontrak aktu tindakan
5. Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan
pencahayaan yang cukup untuk melaksanakan
c. KERJA
1. Jaga privacy pasien
2. Cuci tangan
3. Pakai APD
4. Pasien dalam keadaan berbaring kemudian turunkan posisi
tempat tidur bagian kepala
5. Atur hingga posisi kepala terletak lebih rendah dari kaki
6. Pertahankan hingga pasien merasa nyaman
d. TERMINASI
1. Rapikan alat
2. Observasi respon pasien setelah tindakan
3. Kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
4. Ucapkan terimakasih atas kerjasama pasien
5. Buka sampiran
e. POST INTERAKSI
1. Cuci tangan
2. Dokumentasikan hasil tindakan
G. POSISI SUPINASI
 PENGERTIAN
posisi telentang dengan pasien menyandarkan punggung nya
agar dasar tubuh sama dengan kesejajaran berdiri yang baik.
 TUJUAN
1. Meningkatkan kenyamanan pasien
2. Memfasilitasi penyembuhan terutama pada pasien pembedahan
atau dalam proses anestesi tertentu.

 INDIKASI
1. Pasien dengan tindakan post operasi anestesi atau pembedahan
tertentu
2. Pasien dengan kondisi sangat lemah atau koma
 PROSEDUR KERJA
a. PRA INTERAKSI
1. Siapkan alat
2. Cek catatan medis pasien
b. ORIENTASI
1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan
atau peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang
dapat dipahami oleh klien
4. Kontrak aktu tindakan
5. Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan
pencahayaan yang cukup untuk melaksanakan
c. KERJA
1. Jaga privacy pasien
2. Cuci tangan
3. Pakai APD
4. Minta pasien tidur telentang
5. Letakkan bantal dibahu dan kepala pasien
6. Minta pasien sedikit mengangkat bagian betis
7. Letakkan gulungan selimut di bawah lutut hingga betis
d. TERMINASI
1. Rapikan alat
2. Observasi respon pasien setelah tindakan
3. Kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
4. Ucapkan terimakasih atas kerjasama pasien
5. Buka sampiran

e. POST INTERAKSI
1. Cuci tangan
2. Dokumentasikan hasil tindakan
H. POSISI PRONASI
 PENGERTIAN
Pasien tidur dalam posisi telungkup, berbaring dengan wajah
menghadap ke bantal
 TUJUAN
1. Memberikan ekstensi maksimal pada sendi, lutut dan pinggang
2. Mencegah fleksi dan kontraktur pada pinggang dan lutut
 INDIKASI
1. Pasien yang menjalani bedah mulut dan kerongkongan
2. Pasien dengan pemeriksaan pada daerah bokong atau
punggung
 PROSEDUR KERJA
a. PRA INTERAKSI
1. Siapkan alat
2. Cek catatan medis pasien
b. ORIENTASI
1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan
atau peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang
dapat dipahami oleh klien
4. Kontrak aktu tindakan
5. Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan
pencahayaan yang cukup untuk melaksanakan
c. KERJA
1. Jaga privacy pasien
2. Cuci tangan
3. Pakai APD
4. Letakkan bantal sejajar kepala dan dada pasien
5. Minta pasien tidur telungkup dengan posisi kepala miring ke
bagian luar tempat tidur
6. Letakkan bantal dibagian betis
d. TERMINASI
1. Rapikan alat
2. Observasi respon pasien setelah tindakan
3. Kontrak waktu untuk tindakan selanjutnya
4. Ucapkan terimakasih atas kerjasama pasien
5. Buka sampiran
e. POST INTERAKSI
1. Cuci tangan
2. Dokumentasikan hasil tindakan
5) MELATIH BERJALAN
 PENGERTIAN
Perawat mengkaji toleransi pasien terhadap aktivitas, kekuatan,
adanya nyeri, koordinasi, dan keseimbangan pasien untuk menentukan
jumlah bantuan yang diperlukan pasien.
Aktivitas ini mungkin memerlukan alat, sepertu kruk, tongkat, dan
walker. Namun pada prinsipnya perawat dapat melakukan aktivitas ini
meskipun tanpa menggunakan alat.

 TUJUAN
1. Memulihkan kembali toleransi aktivitas
2. Mencegah terjadinya kontraktur sendi dan fleksi otot

 PROSEDUR KERJA
 PRA INTERAKSI
Persiapan alat :
Alat dan bahan yang diperlukan sesuai dengan kondisi pasien.

 ORIENTASI

1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan


atau peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alas an dilakukan tindakan tersebut yang
dapat dipahami oleh klien
4. Yakinkan klien nyaman dan memiliki ruangan yang cukup dan
pencahayaan yang cukup untuk melaksanakan tugas
 TAHAP KERJA
1. Menjaga privacy pasien
2. Cuci tangan
3. Mempersiapkan pasien
4. Minta pasien untuk meletakkan tangan disamping badan atau
memegang telapak tangan perawat.
5. Berdiri disamping pasien dan pegang telapak dan lengan
tangan pada bahu pasien.
6. Bantu pasien untuk berjalan
7. Observasi respon pasien saat berdiri dari tempat tidur
(frekuensi nadi dan tanda hipotensi ortostatik)
8. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
 TERMINASI
1. Tanyakan perasaan klien setelah dilakukannya tindakan
2. Jelaskan kepada klien bahwa tindakan sudah selesai
3. Sepakati kontrak selanjutnya
4. Ucapkan terima kasih atas kerjasama klien
5. Akhiri kegiatan dengan memberi salam penutup
 POST INTERAKSI
1. Bereskan alat
2. Lakukan pendokumentasian pada catatan keperawatan

6) MEMANDIKAN PASIEN DI ATAS TEMPAT TIDUR


 PENGERTIAN
Membersihkan tubuh pasien dengan air bersih dan sabun

 TUJUAN
1. Membersihkan kulit dan menghilangkan bau badan
2. Melaksanakan kebersihan perorangan
3. Memberikan rasa nyaman

 KEBIJAKAN
Pasien yang memerlukan bantuan mandi di tempat tidur

 PROSEDUR KERJA
a. PRA INTERAKSI
Persiapan alat :
 Pakaian bersih 1 stel
 Baskom mandi 2 buah
 Air panas dan dingin
 Waslap 2 buah
 Perlak dan handuk kecil 1 buah
 Handuk besar 2 buah
 Selimut mandi/kain penutup
 Celemek plastic
 Tempat tertutup untuk pakaian kotor
 Sabun mandi
 Bedak
 Sarung tangan bersih
 Pispot/urinal dan pengalas
 Botol cebok
b. ORIENTASI
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
c. TAHAP KERJA
1. Menjaga privacy pasien
2. Cuci tangan
3. Mempersiapkan pasien
4. Mengganti selimut klien dengan selimut mandi
5. Melepas pakaian atas klien
6. Membasuh Muka
7. Membentangkan perlak kecil dan handuk kecil di bawah kepala
8. Menawarkan pasien menggunakan sabun atau tidak
9. Membersihkan muka, telinga dengan waslap lembab lali di
keringkan
10. Menggulung perlak dan handuk
11. Membasuh Lengan
12. Menurunkan selimut mandi kebagian perut klien
13. Memasang handuk besar diatas dada klien secara melintang dan
kedua tangan klien diletakkan diatas handuk
14. Membasahi tangan klien dengan waslap air bersih, disabun,
kemudian dibilas dengan air hangat (lakukan mulai dari ekstremitas
terjauh klien)
15. Membasuh dada dan perut
16. Melepas pakaian bawah klien dan menurunkan selimut hingga
perut bagian bawah, kedua tangan diletakkan diatas bagian kepala,
membentangkan handuk pada sisi klien
17. Membasuh ketiak dan dada serta perut dengan waslap basah,
disabun, kemudian dibilas dengan air hangat dan dikeringkan,
kemudian menutup dengan handuk
18. Membasuh punggung
19. Memiringkan pasien kearah perawat
20. Membentangkan handuk di belakang punggung hingga bokong
21. Membasahi punggung hingga bokong dengan waslap, disabun,
kemudian dibilas dengan air hangat dan dikeringkan
22. Memberi bedak pada punggung
23. Mengembalikan ke posisi terlentang, kemudian membantu pasien
mengenakan pakaian
24. Membasuh kaki
25. Mengeluarkan kaki pasien dari selimut mandi dengan benar
26. Membentangkan handuk dibawah kaki tersebut, menekuk lutut
27. Membasahi kaki mulai dari pergelangan sampai pangkal paha,
disabun, dibilas dengan air bersih, kemudian dikeringkan
28. Melakukan tindakan yang sama untuk kaki yang lain
29. Membasuh daerah lipat paha dan genital
30. Membentangkan handuk dibawah bokong, kemudian selimut
mandi bagian bawah dibuka
31. Membasahi daerah lipat paha dan genital dengan air, disabun,
dibilas, kemudian dikeringkan
32. handuk, membantu mengenakan pakaian bawah klien
33. Merapikan klien, ganti selimut mandi dengan selimut tidur

d. TERMINASI
1. Tanyakan perasaan klien setelah dilakukannya tindakan
2. Jelaskan kepada klien bahwa tindakan sudah selesai
3. Sepakati kontrak selanjutnya
4. Ucapkan terima kasih atas kerjasama klien
5. Akhiri kegiatan dengan memberi salam penutup
e. POST INTERAKSI
1. Bereskan alat
2. Cuci tangan
3. Lakukan pendokumentasian pada catatan keperawatan

7) MERAWAT GIGI DAN MULUT PADA PASIEN YANG TIDAK SADAR


 PENGERTIAN :
Adalah tindakan keperawatan yg dilakukan pada pasien yg tidak dapat
memenuhi kebutuhan untuk merawat gigi & mulut secara mandiri (pasien
tak sadar) ataupun pasien yg dapat melakukan sendiri.

 TUJUAN :
1. Mencegah infeksi gusi & gigi
2. Mempertahankan kenyamanan rongga mulut

 PROSEDUR KERJA
 PRA INTERAKSI
Persiapan alat
1. Handuk & kain pengalas.
2. Gelas kumur
3. Air masak/ NaCl.
4. Obat kumur.
5. Spatel lidah yg telah dibungkus dengan kain kasa.
6. Kapas lidi.
7. Borax gliserin
8. Bengkok.
9. Kain kasa.
10. Pinset atau arteri klem.
11. Sikat gigi & pasta gigi.

b. ORIENTASI
1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan
atau peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang
dapat dipahami oleh klien
c. TAHAP KERJA
1. Jaga privasi klien
2. Mencuci tangan
3. Mempersiapkan alat
4. Atur posisi pasien dengan posisi tidur miring kiri/kanan.
5. Pasang handuk tepat di bawah dagu/pipi pasien.
6. Ambil pinset & bungkus dengan kain kasa yg dibasahi air
hangat /masak.
7. Gunakan tong spatel (sudip lidah) buat membuka mulut pada
waktu membersihkan gigi/mulut.
8. Jika memungkinkan gunakan pasta gigi/bisa dengan
menggunakan kasa bersih, melakukan pembersihan dimulai
dari dinding rongga mulut, gusi, gigi & lidah.
9. Keringkan dengan kasa steril yg kering.
10. Setelah bersih, oleskan borax gliserin.
11. Cuci tangan setelah prosedur selesai dilakukan.
 Untuk pasien sadar namun tidak dapat melakukan sendiri
1. Jaga privasi klien
2. Mencuci tangan
3. Mempersiapkan alat
4. Atur posisi pasien dgn duduk
5. Pasang handuk dibawah dagu.
6. Ambil pinset & bungkus dengan kain kasa yg dibasahi air
hangat /masak.
7. Setelah Itu bersihkan pada daerah mulut dengan menggunakan
pasta gigi, mulai dari dinding rongga mulut, gusi, gigi & lidah.
Lalu bilas dengan larutan NaCl atau air.
8. Sesudah bersih, oleskan borax gliserin.
9. Untuk perawatan gigi lakukanpenyikatan dengan gerakan naik-
turun
10. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
d. TERMINASI
1. Tanyakan perasaan klien setelah dilakukannya tindakan
2. Jelaskan kepada klien bahwa tindakan sudah selesai
3. Memberi tahu hasil tindakan yang dilakukan
4. Sepakati kontrak selanjutnya
5. Ucapkan terima kasih atas kerjasama klien
6. Akhiri kegiatan dengan memberi salam penutup
e. POST INTERAKSI
1. Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada
tempatnya.
2. Cuci tangan
3. Dokumentasikan hasil prosedur dan toleransi klien pada format
yang tepat.

8) MENGGANTI PAKAIAN PASIEN DIATAS TEMPAT TIDUR


 PENGERTIAN
Mengganti pakaian pasien yaitu melepaskan pakaian kotor
pasien dan memakaikan pakaian bersih untuk pasien agar memberikan
rasa bersih dan nyaman pada pasien

9) MENCUCI RAMBUT
 PENGERTIAN :
Mencuci rambut dan kulit kepala dengan mempergunakn shampoo

 TUJUAN :
1. Membersihkan kulit kepala dan rambut
2. Menghilangkan bau dan memberikan rasa nyaman

 KEBUJAKAN :
1. Pasien yang rambutnya kotor
2. Pada pasien yang akan menjalani operasi besar
3. Setelah dipasang kap kutu

 PROSEDUR KERJA
a. PRA INTERAKSI
Persiapan alat
 Handuk 2 buah
 Talang
 Peniti
 Kain pel
 Baskom berisi air hangat
 Gayung
 Shampoo dalam tempatnya
 Sisir 2 buah
 Kain kassa dan kapas
 Ember kosong
 Sarung tangan bersih
 Bengkok berisi larutan desinfektan 2 – 3 %
 Celemek untuk petugas
 Alat pengering rambut

b. ORIENTASI
1. Perkenalkan diri anda pada klien, termasuk nama dan jabatan atau
peran dan jelaskan apa yang akan dilakukan.
2. Pastikan identitas klien
3. Jelaskan prosedur dan alasan dilakukan tindakan tersebut yang
dapat dipahami oleh klien
c. TAHAP KERJA
1. Jaga privasi klien
2. Mencuci tangan
3. Mempersiapkan alat
4. Mengenakan sarung tangan dan celemek
5. Mengganti selimut klien dengan selimut mandi
6. Mengatur posisi tidur pasien dengan kepala dipinggir
7. tempat tidur
8. Memasang handuk dibawah kepala
9. Memasang ember dialasi kain pel
10. Memasang talang dengan ujung berada didalam ember
11. Menutup dada dengan handuk sampai ke leher
12. Menyisir rambut
13. Menutup lubang telinga dengan kapas dan mata dengan kain
kassa/sapu tanganpasien
14. Menyiram dengan air hangat, menggosok (memijit-mijit) kulit
kepala dan rambut dengan shampoo
15. Membilas rambut dengan air hangat sampai bersih
16. Melepas kapas penutup lubang telinga dan kain kassa penutup
mata
17. Mengangkat talang, mengeringkan rambut dengan handuk,
kemudian dengan pengering
18. Menyisir rambut
19. Meletakkan kepala pada bantal yang telah dialasi handuk kering
20. Merapikan pasien, ganti selimut mandi dengan selimut tidur
d. TERMINASI
2) Tanyakan perasaan klien setelah dilakukannya tindakan
3) Jelaskan kepada klien bahwa tindakan sudah selesai
4) Memberi tahu hasil tindakan yang dilakukan
5) Sepakati kontrak selanjutnya
6) Ucapkan terima kasih atas kerjasama klien
7) Akhiri kegiatan dengan memberi salam penutup
e. POST INTERAKSI
1) Bersihkan dan kembalikan peralatan yang digunakan pada
tempatnya.
2) Cuci tangan
3) Dokumentasikan hasil prosedur dan toleransi klien pada format
yang tepat.

10) MENYISIR RAMBUT


 PENGERTIAN
Mengatur rambut dengan serapi-rapinya menggunakan sisir rambut
 TUJUAN
1. Menghilangkan mikroorganisme kulit kepala
2. Menambah rasa nyaman
3. Membasmi kutu atau ketombe yang melekat pada kulit
4. sistem peredaran darah di bawah kulit

 KEBIJAKAN
1. Jika rambut panjang sisir dari ujung ke pangkal
2. Jika rambut pendek sisir dari pangkal ke ujung
 PROSEDUR KERJA
a. PRA INTERAKSI
Persiapan alat :
1. Bak Instrumen + APD
2. Sisir
3. Bengkok
4. Minyak rambut
b. ORIENTASI
1. Memberikan salam dan sapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan persetujuan/kesiapan pasien
c. TAHAP KERJA
1. Menjaga privacy pasien
2. Cuci tangan
3. Mempersiapkan pasien
4. Posisikan pasien senyaman mungkin
5. Dekatkan alat
6. Oleskan minyak rambut ke rambut pasien agar mudah disisir
7. Sisir rambut pasien perlahan sesuai kebijakan
8. Rapikan pasien dan tempat tidur pasien
9. Buka APD letakkan pada bengkok
10. Cuci Tangan
 TERMINASI
1. Tanyakan perasaan klien setelah dilakukannya tindakan
2. Jelaskan kepada klien bahwa tindakan sudah selesai
3. Sepakati kontrak selanjutnya
4. Ucapkan terima kasih atas kerjasama klien
5. Akhiri kegiatan dengan memberi salam penutup

 POST INTERAKSI
1. Buka sampiran
2. Lakukan pendokumentasian pada catatan keperawatan
Daftar Pustaka

Long, C. Barbara. 1996. Perawatan Medikal Bedah. Bandung : Yayasan IAPK

Priharjo, Robert. 2006. Pengkajian Fisik Keperawatan. Jakarta : EGC.

Priharjo, Robert. 1993. Perwatan nyeri Pemenuhan Aktivitas Istirahat Pasien.


Jakarta : EGC

NANDA 2005 – 2006. Panduan Diagnosa Keperawatan.

Mubarak, Wahit Iqbal ; Nurul Cahyati. 2007. Buku Ajar Kebutuhan Dasar
Manusia Teori dan Aplikasi dalam Praktik. Jakarta : EGC

Doenges, E. Marilynn.1999.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC.

Anda mungkin juga menyukai