Anda di halaman 1dari 12

Lex Et Societatis Vol. VI/No.

6/Agust/2018

ANALISIS YURIDIS TENTANG UPAYA mendapatkan nafkah seperlunya (Pasal 867


KEHAMILAN DILUAR CARA ALAMIAH ayat (1) KUH Perdata). Hak mewarisi anak dari
(INSEMINASI BUATAN) MENURUT UNDANG- hasil proses bayi Inseminasi Buatan yang
UNDANG NOMOR 36 TAHUN 2009 TENTANG menggunakan Surrogate Mother (Ibu
KESEHATAN1 Pengganti) yaitu, dimana status anak tersebut
Oleh: James Hokkie Mariso 2 dianggap sebagai anak sah dan mendapatkan
hak waris dari orang tua biologis yang
ABSTRAK menitipkannya (Pasal 830 KUH Perdata).
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk Kata kunci: inseminasi buatan; kesehatan
mengeahui bagaimanakah penerapan
pelaksanaan inseminasi buatan di Indonesia PENDAHULUAN
menurut UU No. 36 Tahun 2009 dan A. Latar belakang masalah
bagaimanakah kedudukan status dan hak bagi Secara yuridis formal, pelaksanaan bayi
anak hasil inseminasi buatan bila benih berasal tabung di Indonesia harus selalu mengacu pada
dari variasi donor, yang dengan metode Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
penelitian hukum normatif disimpulkan bahwa: Kesehatan. Undang-Undang ini menjelaskan
1. Pada dasarnya Inseminasi Buatan merupakan pelaksanaan program bayi tabung harus
suatu penemuan manusia di bidang sains yakni dilakukan sesuai dengan norma hukum, agama,
teknologi reprodusksi dan dapat dijadikan kesusilaan dan kesopanan.3 Undang-Undang ini
solusi bagi pasangan suami istri yang mengatur dalam pelaksanaan bayi tabung di
mengalami kesulitan untuk memiliki keturunan Indonesia tidak diizinkan menggunakan rahim
bahkan mengalami kemandulan (Infertilitas). yang bukan milik istrinya.
Pelaksanaan Inseminasi Buatan di Indonesia Mengingat belum adanya peraturan
hanya diperbolehkan dengan mengambil perundangan yang mengatur secara khusus dan
sperma/mani laki-laki atau ovum/sel telur spesifik mengenai upaya kehamilan diluar cara
perempuan, lalu dimasukkan dalam suatu alat alamiah (inseminasi buatan) maka di dalam
atau rahim perempuan dalam waktu beberapa penulisan skripsi ini penulis mencoba
hari lamanya melalui suatu proses dan fase mengenalisa dan memaparkan secara yuridis
pembuahan. Di Indonesia pelaksanaan normatif mengenai program inseminasi buatan
Inseminasi Buatan melalui cara Surrogate terutama menyangkut prosedur pelaksanaan
Mother (Ibu Pengganti) tidak diperbolehkan menurut Undang-undang No. 36 Tahun 2009
dan diharamkan menurut Norma Hukum dan tentang Kesehatan dan menguraikan
Agama. 2. Hak mewarisi anak hasil proses bayi kedudukan hukum anak hasil proses inseminasi
inseminasi buatan yang menggunakan sperma buatan melalui cara alamiah maupun melalui
suami, kedudukan status hukum anak jenis ini cara variasi donor untuk melihat hubungan
dikatakan sebagai anak sah dan dapat nasabnya. Tentu saja pemaparan dan
disamakan dengan anak kandung yang berhak penguraiannya berlandaskan pada hukum
untuk mendapatkan warisan orang tua positif dan peraturan perundang-undangan
kandungnya apabila orang tuanya (pewaris) yang berlaku di Indonesia.
telah meninggal dunia (Pasal 830 KUH
Perdata).Hak mewarisi anak hasil proses bayi B. Rumusan masalah
inseminasi buatan yang menggunakan sperma 1. Bagaimanakah penerapan pelaksanaan
donor yaitu status anak itu menjadi anak yang inseminasi buatan di Indonesia menurut
sah apabila melalui pengakuan berhak UU No. 36 Tahun 2009 ?
mendapat warisan dari orang tua yang 2. Bagaimanakah kedudukan status dan
mengakuinya (Pasal 280 KUH Perdata) hak bagi anak hasil inseminasi buatan
sedangkan anak zina tidak memiliki hak waris bila benih berasal dari variasi donor ?
dari orang tua yuridisnya ia hanya berhak C. Metode Penelitian

1
Artikel Skripsi. Dosen Pembimbing: Karel Yossi Umboh,
SH. MSi, MH., Djefry Welly Lumintang, SH.MH
2
Mahasiswa pada Fakultas Hukum Unsrat, NIM.
3
14071101597 Ibid, hlm 5

140
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 6/Agust/2018

Sehubungan dengan penyusunan skripsi ini menikah tidak kunjung mendapatkan


penulis menggunakan jenis metode yaitu keturunan.
metode yuridis normative. 2) Lendir leher rahim isteri yang tidak
normal, hal ini biasanya terjadi bila ada
PEMBAHASAN keputihan, sehingga pada saat sperma
A. Penerapan Pelaksanaan Inseminasi Buatan melewati serviks, spermanya telah mati
menurut UU No. 36 Tahun 2009 dan Hukum terlebih dahulu.
di Indonesia 3) Adanya gangguan kekebalan di mana
Seperti yang kita ketahui bersama bahwa terdapat zat anti terhadap sperma di
penciptaan janin terjadi dimulai dari dalam tubuh.
bertemunya sperma dengan sel telur yang 4) Tidak hamil juga setelah dilakukan
merupakan proses alamiah yang biasa terjadi bedah saluran telur.
dalam reproduksi manusia. Akan tetapi apabila 5) Tidak hamil juga setelah dilakukan
terdapat gangguan pada proses reproduksi pengobatan endometriosis,
diatas, maka tidak dapat terjadi pembuahan Endometriosis yaitu suatu kondisi
secara alamiah, sehingga memunculkan dimana jaringan seperti jaringan bagian
program inseminasi buatan. dalam dinding rahim (endometrium)
Secara Yuridis formal pelaksanaan berkembang diluar rahim.
inseminasi buatan di Indonesia harus selalu 6) Suami dengan mutu sperma yang
mengacu pada UU No. 36 Tahun 2009 tentang kurang baik (oligospermia), adalah
Kesehatan. Undang-undang ini menjelaskan sperma yang jumlahnya kurang, gerakan
pelaksanaan program inseminasi buatan harus yang lemah, dan bentuknya juga tidak
dilakukan sesuai dengan norma hukum, agama, normal.
kesusilaan, dan kesopanan. Undang-undang ini 7) Tidak diketahui penyebabnya
yang mengatur, dalam pelaksanaan program (unexplained infertility), maksudnya
inseminasi buatan di Indonesia tidak diizinkan kendati telah menjalani seluruh factor
menggunakan rahim milik wanita yang bukan dalam batas normal, istri tidak hamil
istrinya. juga setelah menikah dan melakukan
Secara gramatikal bisa ditafsirkan bahwa hubungan intim secara teratur minimal
yang diperbolehkan oleh hukum Indonesia satu tahun. 4
adalah metode pembuahan sperma dan ovum
dari suami istri yang sah yang ditanamkan 2. Tata Cara (Prosedur) Pelaksanaan
dalam rahim istri dari mana ovum berasal yang Inseminasi Buatan
dikenal dengan metode inseminasi buatan. Diatas telah dikemukakan tentang syarat-
Dengan demikian, metode atau upaya syarat yang harus dipenuhi oleh pasangan
kehamilan diluar cara alamiah melalui ibu suami istri yang akan mengikuti program
pengganti atau sewa menyewa/penitipan inseminasi buatan, maka berikut ini
rahim, secara implisit tidak dibenarkan dikemukakan tentang tata cara (prosedur)
menurut hukum Indonesia. pelaksanaan teknik inseminasi buatan. Adapun
1. Indikasi Syarat-Syarat Dalam Mengikuti prosedur dari teknik inseminasi buatan, terdiri
Program Inseminasi Buatan Pasangan beberapa tahapan yaitu:
suami-isteri yang diperkenankan oleh Tim 1) Tahap pertama: Pengobatan merangsang
Dokter Program Melati Rumah Sakit Anak indung telur. Pada tahap ini isteri diberi
dan Bersalin Harapan Kita Jakarta untuk obat yang merangsang indung telur,
mengikuti prosedur bayi tabung, adalah sehingga dapat mengeluarkan banyak
pasangan suami isteri yang kurang subur, ovum dan cara ini berbeda dengan cara
disebabkan karena: biasa, hanya satu ovum yang
1) Isteri mengalami kerusakan kedua berkembang dalam setiap siklus haid.
saluran telur (tuba), biasanya Obat yang diberikan kepada isteri dapat
disebabkan infeksi (infeksi yang berupa obat makan atau obat suntik
disebabkan oleh bakteri). Dan hal inipun
baru diketahui setelah sekian tahun
4
Nakita, Op.Cit, hlm. 35-36.

141
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 6/Agust/2018

yang diberikan setiap hari sejak proses kelahirannya, yang memerlukan


permulaan haid dan baru dihentikan waktu 9 bulan 10 hari. Pada saat
setelah ternyata sel-sel telurnya matang. kehamilan itu sang isteri tidak
Pematangan sel-sel telur dipantau setiap diperkenankan untuk bekerja berat,
hari dengan pemeriksaan darah isteri, karena dikhawatirkan terjadi keguguran.5
dan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Ada kalanya indung telur gagal bereaksi 3. Metode Dalam Proses Inseminasi Buatan
terhadap obat itu. Apabila demikian, a. ICSI (Intra Cytoplasmic Sprm Injection)
pasangan suami-isteri masih dapat Injeksi sperma intra sitoplasma. Salah
mengikuti program bayi pada satu bentuk yang paling efektif dalam
kesempatan yang lain, mungkin dengan pembuahan mikro-manipulatif yang
obat atau dosis obat yang berlainan. menawarkan tingkat keberhasilan yang
2) Tahap kedua: Pengambilan sel telur. tinggi adalah injeksi sperma
Apabila sel telur isteri sudah banyak, intracytoplasmic atau ICSI. Teknik ini
maka dilakukan pengambilan sel telur digunakan untuk faktor infertilitas pria
yang akan dilakukan dengan suntikan dan menawarkan tingkat keberhasilan
lewat vagina di bawah bimbingan USG. yang tinggi dengan risiko rendah untuk
3) Tahap ketiga: Pembuahan atau fertilisasi komplikasi atau kerusakan pada sel
sel telur. Setelah berhasil mengeluarkan telur.
beberapa sel telur, suami diminta ICSI adalah teknik disempurnakan yang
mengeluarkan sendiri sperma. Sperma digunakan untuk meningkatkan tahap
akan diproses, sehingga sel-sel sperma pembuahan, hanya dengan
suami yang baik saja yang akan menyuntikkan satu sperma ke dalam
dipertemukan dengan selsel telur isteri telur matang selama fertilisasi in vitro
dalam tabung gelas di laboratorium. Sel- (IVF). Setelah sperma disuntikkan, telur
sel telur isteri dan sel-sel sperma suami yang telah dibuahi ini kemudian
yang sudah dipertemukan itu kemudian ditransfer ke rahim wanita atau tuba
dibiak dalam lemari pengeram. fallopi.
Pemantauan berikutnya dilakukan 18-20 Pada teknik IVF-ICSI, satu sperma
jam kemudian. Pada pemantauan disuntikkan ke dalam satu sel telur agar
keesokan harinya diharapkan sudah terjadi pembuahan. Teknik ini dilakukan
terjadi pembelahan sel. bila ada masalah pada sperma,
4) Tahap keempat: Pemindahan embrio. misalnya sperma tidak mampu masuk
Kalau terjadi fertilisasi sebuah sel telur ke sel telur dengan tenaganya sendiri.
dengan sebuah sperma, maka terciptalah “Caranya, sperma dipatahkan dulu
hasil pembuahan yang akan membelah lehernya kemudian disuntikkan ke
menjadi beberapa sel, yang disebut dalam sel telur,”.6
embrio. Embrio ini akan dipindahkan ”Dalam ICSI dipilih sperma yang
melalui vagina ke dalam rongga -rahim dianggap bagus. Namun, kenyataannya,
ibunya 2-3 hari kemudian. sperma yang dipilih ternyata memiliki
5) Tahap kelima: Pengamatan terjadinya kelemahan yang tidak terlihat. Dengan
kehamilan. Setelah implantasi embrio, IMSI yang pembesarannya jauh lebih
maka tinggal menunggu apakah akan tinggi, kelemahan itu bisa
kehamilan terjadi. Apabila 14 hari setelah terlihat,”.Sperma yang buruk akan
pemindahan embrio tidak terjadi haid, memengaruhi kualitas embrio. Kualitas
maka dilakukan pemeriksaan kencing embrio yang buruk meningkatkan
untuk menentukan adanya kehamilan. kegagalan kehamilan.
Kehamilan baru dipastikan dengan b. Microsurgical Epididymal Sperm
pemeriksaan USG seminggu kemudian. Aspiration (MESA)
Apabila semua tahapan itu sudah
dilakukan oleh isteri dan ternyata terjadi 5
Suradji Sumapraja, Loc.Cit
6
kehamilan, maka kita hanya menunggu http://www.morulaivf.co.id/id/post/teknologi-berbantu-
icsi-imsi

142
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 6/Agust/2018

Teknik ini diterapkan bagi pria yang penyebab infertilitas, teknik dan
mengalami azoospermia (tidak ada sel prosedur yang dilakukan dan usia Anda.
sperma sama sekali di dalam air Rata-rata prosedur IVF berhasil
maninya). Ini terjadi antara lain karena membuahkan kehamilan sebesar 29,4
testis tidak mampu menghasilkan sel- persen dari semua siklus (lebih tinggi
sel sperma akibat infeksi, trauma, dan atau lebih rendah tergantung pada usia
kelainan bawaan. Pada pria yang wanita). Persentase siklus yang
mengalami azoospermia karena ada menghasilkan kelahiran hidup adalah
sumbatan pada saluran reproduksinya, rata-rata 22,4 persen (lebih tinggi atau
dengan teknik MESA ini, sel-sel lebih rendah tergantung pada usia
spermanya diambil langsung dari wanita).
dalam epididimis (tempat pematangan 5. Wanita di bawah usia 35 tahun dan
sel-sel sperma) melalui tindakan menjalani IVF memiliki kesempatan
operasi kecil. memiliki bayi sebesar 39,6 persen.
Prosedurnya: Wanita di atas usia 40 tahun sebesar
Dengan melakukan tindakan bedah 11,5 persen.
mikro pada epididimis (bagian testis 6. Kemungkinan efek samping injeksi
tempat sel-sel sperma disimpan dan obat-obatan kesuburan meliputi:
dimatangkan) untuk mengambil sel-sel memar ringan dan nyeri di tempat
sperma langsung dari dalamnya, suntikan, mual dan kadang-kadang
Pengambilan selnya dapat dilakukan muntah, reaksi alergi sementara seperti
beberapa kali sampai diperoleh jumlah kulit memerah atau gatal di tempat
sel sperma berkualitas baik. Sel- suntikan, nyeri payudara dan
sel tersebut selanjutnya diolah dengan keputihan, perubahan suasana hati dan
berbagai teknik pencucian hingga siap kelelahan, sindrom hiperstimulasi
disuntikkan ke dalam sel telur, seperti ovarian (OHSS).
pada teknik ICSI. 7. Gejala OHSS termasuk mual, kembung,
4. Tingkat Keberhasilan Inseminasi Buatan ketidaknyamanan ringan di daerah
1. Infertilitas wanita menyumbang 40 ovarium. Biasanya, gejala hilang tanpa
persen dari semua kasus kesulitan pengobatan dalam beberapa hari
mendapat keturunan, sedangkan setelah pengumpulan telur.
infertilitas pria menyumbang sebesar 8. Pada kasus yang parah, OHSS dapat
30 persen dan 30 persen sisanya menyebabkan sejumlah besar cairan
disebabkan oleh infertilitas pada kedua terkumpul di perut dan paru-paru,
pasangan dan infertilitas yang menyebabkan pembesaran ovarium,
penyebabnya tidak bisa dijelaskan. dehidrasi, kesulitan bernapas dan sakit
2. Awalnya IVF dikembangkan untuk perut parah. Sangat jarang (kurang dari
membantu wanita yang memiliki satu persen) OHSS dapat menyebabkan
masalah dengan saluran tuba mereka. pembekuan darah dan gagal ginjal.
Sekarang, IVF digunakan secara lebih 9. Risiko cacat lahir pada populasi umum
luas untuk berbagai macam masalah adalah sebesar dua sampai tiga persen
kesuburan. dan sedikit lebih tinggi pada pasien
3. Selama perawatan IVF, biasanya infertil.
ovarium dirangsang dengan obat 10. Sebagian besar risiko ini adalah, karena
penyubur untuk mendorong produksi konsepsi yang tertunda dan penyebab
lebih dari satu sel telur pada satu infertilitas yang mendasari
7
waktu. Sel telur kemudian dikumpulkan sebelumnya.
dan dibuahi dengan sperma pasangan 5. Biaya Inseminasi Buatan di Indonesia
di laboratorium sebelum diinjeksikan ke
dalam rahim. 7

4. Tingkat keberhasilan IVF tergantung http://www.tribunnews.com/kesehatan/2017/02/27/fakt


pada sejumlah faktor, termasuk a-fakta-seputar-bayi-tabung-tingkat-keberhasilan-hingga-
efek-samping?page=1

143
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 6/Agust/2018

Berikut adalah beberapa perkiraan biaya dalam pasal 4 ayat (2c) UU No. 1 Tahun 1974
IVF di beberapa klinik dan rumah sakit penyedia perlu diadakan penyempurnaan.9
layanan bayi tabung di Indonesia.
- Klinik Morula IVF RS Bunda Jakarta B. Pengaturan Status dan Hak anak hasil
Mulai Rp 50 juta Inseminasi Buatan di Indonesia
- Klinik Yasmin RSCM Jakarta Mulai Rp 45 Anak hasil inseminasi buatan secara khusus
juta memang belum diatur dalam hukum positif di
- Klinik Melati RSIA Harapan Kita Jakarta Indonesia. Sementara hanya pengaturan
Mulai Rp 66 juta mengenai kedudukan yuridis anak yang
- Klinik Aster RS Hasan Sadikin Bandung dilahirkan secara alamiah yang diatur dalam
Mulai Rp 49 juta KUHPerdata dan UU No. 1 Tahun 1974. Anak
- RS Dr Soetomo Surabaya Mulai dari Rp inseminasi buatan sendiri merupakan masalah
40 juta kepentingan manusia yang bersifat privat
Biaya tersebut dimulai dari stimulasi sel sehingga perlu mendapatkan suatu
telur sampai dengan transfer embrio. Perlu perlindungan. Perlindungan hukum yang terkait
diketahui bahwa biaya bayi tabung pada setiap dengan anak hasil inseminasi buatan adalah
pasangan bisa berbeda-beda, tergantung pada mengatur ruang lingkup hubungan hukum
usia pasutri, serta kondisi organ reproduksi, sel keluarga dan pergaulan di masyarakat. Yang
telur atau sel sperma. Semakin muda usia termasuk dalam hubungan hukum keluarga
pasangan, biasanya biaya akan semakin murah antara lain ialah kedudukan yuridis status dan
karena obat-obatan hormonal yang digunakan hak-hak seorang anak yang diwarisi dari orang
semakin sedikit.8 tuanya.
6. Pelaksanaan Program Inseminasi Buatan 1. Perbedaan antara anak hasil Fertilisasi In
ditinjau dari Hukum Positif Vitro dan Gamet Intra Felopian Tubadengan
Belum tersedianya undang-undang yang Variasi Donor
mengatur tentang anak hasil inseminasi buatan a. Fertilization In Vitro (FIV), dengan cara
di Indonesia sedangkan hukum positif yang ada mengambil sperma suami dan ovum istri
telah mengatur status hukum anak, apakah itu kemudian diproses di vitro (tabung), dan
anak sah maupun anak diluar kawin diatur di setelah terjadi pembuahan, lalu transfer
dalam KUHPerdata dan UU No. 1 Tahun 1974 di Rahim istri. Fertilization In
tentang Perkawinan. Pengertian anak sah yang Vitromerupakan prosedur yang
disebutkan dalam kedua undang-undang kompleks, dimana melibatkan proses
tersebut bertitik tolak dari hubungan mengumpulkan sperma dan sel telur dari
persetubuhan yang dilakukan secara alami pasangan suami-istri. Setelah sel telur
antara pasangan suami istri dan pasangan dibuahi dan membentuk embrio, maka
suami istri tersebut terikat dalam perkawinan embrio tersebut ditanamkan ke dalam
yang sah. Sedangkan hal-hal yang berkaitan rahim setelah sekitar 5 hari dari
dengan intervensi manusia (dokter) dalam pembuahan.
membantu pasangan suami-istri yang mandul b. Gamet Intra Felopian Tuba (GIFT) dengan
pada saat itu juga belum pernah terpikirkan cara mengambil sperma suami dan ovum
oleh pembentuk undang-undang. Sehingga istri, dan setelah dicampur terjadi
dalam pasal 4 ayat (2c) UU No. 1 Tahun 1974 pembuahan, maka segera ditanam
diatur tentang kewenangan pengadilan untuk disaluran telur (tuba palupi).
memberikan izin kepada suami untuk kawin c. Variasi Donor, dengan mengambil
lebih dari satu apabila istri tidak dapat sperma dari orang lain dari Bank sperma
melahirkan keturunan. Melalui teknologi atau juga melalui donasi sperma
inseminasi buatan maka syarat yang tercantum seseorang yang dikenal. Setelah
dicampur terjadi pembuahan, kemudian
segera ditanam atau dimasukkan pada
Rahim perempuan.
8

http://lifestyle.kompas.com/read/2017/02/22/172731323
9
/berapa.biaya.program.bayi.tabung.di.indonesia. H. Husni Thamrin,. Op.Cit. hlm. 38.

144
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 6/Agust/2018

Dari penjelasan pengertian cara yang dilahirkan melalui proses inseminasi


memperoleh anak dari upaya-upaya buatan yang menggunakan sperma dan
inseminasi buatan diatas ditemukan ovum dari pasangan suami istri kemudian
perbedaan dan persamaan yaitu: embrionya ditransplansikan ke dalam
1. Fertilisasi In Vitro diproses di dalam rahim istri.
sebuah tabung (Vitro) sedangkan Gamet Bismar Siregar, mengemukakan bahwa:
Intra Felopian Tuba dan Variasi Donor “Lahirnya keturunan melalui bayi
ditanamkan dalam saluran telur dan inseminasi buatan, bukan sesuatu yang
Rahim. haram, tetapi kebolehan, dengan syarat
2. Benih dan sel dari proses Fertilisasi In dan ketentuan benih dari suami,
Vitro dan Gamet Intra Felopian Tuba lahannya rahim istri. Kedudukan anaknya
berasal dari pasangan suami istri yang sah. Sedangkan di luar itu haram
sah sedangkan variasi donor benih dan tergolong perzinahan, jangan
10
selnya berasal dari orang lain. memasyarakatkan.
Dari penjelasan di atas terlihat bahwa dapat Pandangan diatas, senada dengan apa
menimbulkan permasalahan di bidang yang dikemukakan oleh Sudikno
hukum yakni sah atau tidaknya kedudukan Mertokusumo. Sudikno Mertokusumo
status anak hasil inseminasi buatan. mengemukakan bahwa:
“Dengan lahirnya teknologi yang canggih
2. Kedudukan status hukum anak hasil yang mengahasilkan bayi inseminasi
Fertilisasi In Vitro dan Gamet Intra Felopian buatan, sepasang suami istri yang tidak
Tuba mempunyai anak dan menginginkannya
Bahwa hukum yang mengatur tentang bayi makin lama akan makin lebih suka
hasil Inseminasi Buatan di Indonesia belum memperoleh bayi tabung daripada
ada, sedangkan hukum positif yang mengangkat anak orang lain (hal ini
mengatur tentang status hukum anak, tergantung pada pendidikan dan
apakah itu anak sah maupun anak luar kesadaran). Kedudukan Yuridis bayi
kawin diatur di dalam KUHPerdata dan UU inseminasi buatan pun sama halnya anak
Nomor 1 Tahun 1974. Di dalam Pasal 250 angkat, yaitu “menggantikan” atau sama
KUHPerdata diatur tentang pengertian anak dengan anak kandung. Jadi anak yang
sah yakni tiap-tiap anak yang dilahirkan atau dilahirkan melalui inseminasi buatan hak
ditumbuhkan sepanjang perkawinan, dan kewajibannya sama dengan anak
memperoleh si suami sebagai bapaknya. kandung. Ia berhak atas pemeliharaan,
Selanjutnya dalam Pasal 42 UU Nomor 1 pendidikan dan arisan dari orang
Tahun 1974 disebutkan bahwa "Anak sah tuanya”.11
adalah anak yang dilahirkan dalam atau Sedangkan menurut Purwoto S
sebagai akibat dari perkawinan yang sah". Gandasubrata, bahwa:
Pada prinsipnya ketiga pendapat dan “Hukum di Indonesia sebenarnya telah
pandangan di atas menyetujui penggunaan memberikan jalan kepada sepasang
teknik bayi Inseminasi Buatan yang suami istri yang tidak dikarunai anak atau
menggunakan sperma dan ovum dari keturunan untuk menggunakan lembaga
pasangan suami-isteri kemudian embrionya hukum; mengangkat anak atau adopsi,
ditransplantasikan ke dalam rahim isteri dan anak piara, anak pungut, anak asuh dan
kedudukan yuridis anak tersebut adalah sebagainya untuk mengisi kekosongan
sebagai anak sah. Anak sah mempunyai hak dalam hidup kekeluargaan/rumah
dan kewajiban yang sama dengan anak yang tangganya. Selain itu dapat pula
dilahirkan secara alami.
a. Penggunaan sperma dari pasangan
10
(suami) Bismar Siregar, H, Bayi Tabung Ditinjau Dari aspek
hukum Pancasila, Makalah pada Simposium
Berikut ini adalah pendapat dan tentang,Eksistensi Bayi Tabung Ditinjau dari Aspek Medis,
pandangan teoritis dan praktisi di bidang Hukum, Agama, Sosiologi dan Budaya, F.H. UNISRI,
hukum mengenai status hukum anak Surakarta,tanggal 2 Desember 1989 hal. 5.
11
Ibid, hal. 3.

145
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 6/Agust/2018

ditempuh cara lain yang dirasakan kurang sperma donor. Kalau dalam pasal 285
terpuji, yakni; berpoligami secara baik KUHPerdata ditentukan bahwa anak yang
dengan persetujuan istri yang mandul diakui oleh pasangan suami istri adalah
apabila hukumnya membenarkan itu anak yang dibenihkan atau di
ataupun dengan melakukan “kawin perbuahkan oleh orang lain sebelum
kontrak” khusus untuk memperoleh anak mereka kawin, maka dalam pelaksanaan
yang kurang manusiawi. Namun apabila bayi inseminasi buatan menggunakan
jalan hukum itu tidak ingin ditempuh, sperma donor, istri menerima sperma
maka proses “bayi inseminasi buatan” donor setelah pasangan suami istri itu
yang menggunakan ovum berasal dari kawin. Dan sebelum penggunaan sperma
pasangan suami istri dan embrionya donor itu istri mendapat izin dari
dipindahkan ke dalam rahim istri itulah suaminya. Dengan adanya persetujuan
yang masih dapat diterima atau tersebut maka secara diam-diam suami
dipertanggungjawabkan sebagai “pintu mengakui anak yang berasal dari donor
darurat” yang menurut hukum dan sebagai anaknya.13
mungkin menurut agama masih dapat Apabila kita menggunakan Pasal ini
dibenarkan”.12 dalam menentukan status hukum anak
Pada prinsipnya pendapat-pendapat yang dilahirkan melalui proses bayi
diatas menyetujui penggunaan teknik inseminasi buatan yang menggunakan
inseminasi buatan yang menggunakan sperma donor, maka jelaslah bahwa anak
sperma dan ovum dari pasangan suami itu dikatakan sebagai anak sah. Oleh
istri yang sah yang mana embrionya karena dikandung dan dilahirkan dalam
ditransplantasikan ke dalam rahim istri ikatan perkawinan yang sah. Sedangkan
dan kedudukan yuridis anak tersebut rasio yang hakiki dari pengertian anak
adalah sebagai anak sah sehingga hak sah, adalah bahwa (1) sperma dan ovum
dan kewajibannya sama dengan anak dari pasangan suami isteri, (2) anak itu
yang dilahirkan melalui proses alamiah. dilahirkan oleh isteri, (3) orang tua anak
itu terikat dalam perkawinan yang sah.
3. Kedudukan dan Status Hukum Anak Hasil Tetapi penulis lebih menyetujui
Variasi Donor Masalah penerapan Pasal 285 KUHPerdata dalam
Anak sah diatur di dalam Pasal 250 KUH menentukan status hukum anak yang
Perdata dan Pasal 42 UU Nomor 1 Tahun dilahirkan melalui teknik bayi inseminasi
1974. Pasal 250 KUH Perdata berbunyi: buatan yang menggunakan sperma
"Tiap-tiap anak yang dilahirkan atau donor, oleh karena anak itu dibenihkan
ditumbuhkan sepanjang perkawinan, oleh orang lain, lalu diakui oleh pasangan
memperoleh si suami sebagai bapaknya". suami-isteri tersebut.
Selanjutnya Pasal 42 UU Nomor 1 Tahun
1974 berbunyi "Anak sah adalah anak yang b. Penggunaan Ibu Pengganti (Surrogate
dilahirkan dalam atau sebagai akibat Mother)
perkawinan yang sah". Hukum positif yang mengatur tentang
a. Penggunaan Sperma Donor surrogate mother secara khusus di
Dengan mengunakan argumentum a Indonesia belum ada, namun apabila kita
contrario, maka ketentuan yang menggunakan cara berpikir argumentum
tercantum dalam pasal 285 KUHPerdata acontrario, maka kita dapat menerapkan
dapat diterapkan terhadap anak yang Pasal 1548 KUH Perdata, Pasal 1320 KUH
diharapkan melalui teknik bayi Perdata dan Pasal 1338 KUH Perdata.
inseminasi buatan yang menggunakan Pasal 1548 KUH Perdata berbunyi: Sewa-
menyewa ialah suatu persetujuan
12
dengan mana pihak yang satu
Purwoto S. Gandasubrata, Perkembangan Tekhnologi
Reproduksi Baru dan Impikasi Hukumnya, Makalah
mengikatkan dirinya kepada pihak
disampaikan pada Seminar Sehari ”Perkembangan
Reproduksi Baru dan Implikasi Hukumnya,” ISWI, Jakarta,
13
20 September 1989, hal. 7. Salim H.S. Op.Cit. hal.81.

146
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 6/Agust/2018

lainnya kenikmatan suatu barang, selama tersebut, kepentingan yang utama untuk
waktu tertentu dan dengan pembayaran tumbuh dan berkembang dalam kehidupan
suatu harga, dan pihak yang tersebut anak harus memperoleh prioritas yang
belakangan disanggupi pembayarannya. sangat tinggi, melihat posisi anak yang
Berdasarkan bunyi Pasal 1548 KUH begitu penting, maka upaya panjang kualitas
Perdata di atas, maka yang dijadikan peningkatan tumbuh kembang anak, berarti
objek dalam sewa-menyewa, adalah peningkatan kualitas sumber daya masa
barang yang dapat memberikan depan.
kenikmatan bagi para pihak selama Ratifikasi KHA ( Konvensi Hak Anak) melalui
waktu tertentu dan dengan pembayaran Keppres No. 36 Tahun 1996 bertujuan untuk
suatu harga. Tetapi kini muncul suatu mewujudkan kesejahteraan anak. Ratifikasi
pertanyaan, apakah rahim seorang telah mengikat negara baik ke dalam
wanita dapat dianggap sebagai barang maupun ke luar untuk secara serius
atau tidak? Di dalam Pasal 1320 KUH melaksanakan isi KHA. Terdapat empat hak
Perdata telah diatur tentang syarat- anak yang tercantum dalam KHA, yaitu hak
syarat sahnya perjanjian. Bila syarat- kelangsungan hidup (survival), hak untuk
syarat pertama dan kedua (subyektif) tumbuh dan berkembang (development),
tidak terpenuhi, maka perjanjiannya hak untuk mendapatkan perlindungan
dapat dimintakan pembatalannya (protection), dan hak untuk berpartisipasi
kepada pengadilan (vernietigbaar), (participation).15
sedangkan kalau syarat ketiga dan Sebelumnya telah dibahas mengenai status
keempat tidak dipenuhi maka hukum anak yang dilahirkan melalui proses
perjanjiannya batal demi hukum (null bayi inseminasi buatan yang menggunakan
and void). sperma suami adalah anak sah. Artinya anak
Menurut Sudikno Mertokusumo bahwa tersebut memiliki hak yang sama dengan
persyaratan-persyaratan yang harus anak yang dilahirkan secara alamiah atau
dimuat dalam perjanjian antara ibu tanpa melalui proses inseminasi buatan. UU
pengganti dengan orang tua pemesan, No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
adalah misalnya mengenai imbalan jasa, dalam Pasal 45 disebutkan sebagai berikut:
bagaimanakah status anaknya nanti, 1. Kedua orang tua wajib memelihara dan
bagaimana kalau ibu pengganti itu kalau mendidik anak-anak mereka sebaik-
hidupnya itu kurang berhati-hati baiknya.
sehingga menyebabkan anak yang 2. Kewajiban orang tua yang dimaksud
dikandungnya meninggal dunia. dalam ayat (1) pasal (1) berlaku sampai
Disamping hak-haknya antara lain atas anak itu kawin atau berdiri sendiri,
balas jasa dan pelayanan kesehatan yang kewajiban mana yang berlaku terus
baik, dikandungnya lahir sehat dan meskipun perkawinan antara keduanya
menyerahkannya kepada suami istri yang putus.
menitipkan embrio kepadanya.14 RI. Suharhin, C. menjelaskan bahwa demi
pertumbuhan anak yang baik, orang tua
4. Hak-hak Anak Hasil dari Proses Inseminasi harus memenhi kebutuhan jasmani, seperti
Buatan makan, minum, tidur, kebutuhan keamanan,
Semua anak adalah aset bangsa. Itulah dan perlindungan kebutuhan untuk dicintai
ungkapan yang bermula dari pemikiran anak orang tuanya, kebutuhan harga diri (adanya
sebagai subjek dan objek yang padanya penghargaan) dan kebutuhan untuk
melekat atribut seperti tunas bangsa,
generasi penerus, penerima tongkat estafet
pembangunan, pemimpin masa depan dan
sebagainya. Berangkat dari pemikiran

14 15
Sudikno Mertokusumo, Bayi Tabung Ditinjau Dari Badan Pusat Statistik Propinsi Banten, Konvensi Hak-Hak
Hukum, Makalah pada Seminar Bayi Tabung, FK-UGM, Anak (KHA) dan Implementasinya: Tinjauan Wajah Sosial
Yogyakarta, 1990, hal.4 Anak di Banten 2001, Makalah, Hal. 1.

147
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 6/Agust/2018

menyatakan diri, baik secara tertulis dapat dikualifikasikan dalam dua jenis anak,
maupun secara lisan.16 yaitu :
(1) Anak sah melalui pengakuan apabila
5. Hak Mewaris Anak Hasil Proses Inseminasi sperma donor itu mendapat izin dari
Buatan Menurut Hukum Perdata suami, dan
Dalam hukum perdata yang dikenal dengan (2) Bahwa anak itu sebagai anak zinah,
BW (Burgerlijk Wetboek) kedudukan anak di apabila penggunaan sperma donor itu
dalam waris mendapat prioritas utama, tanpa izin dari suami.
tidak ada ketentuan yang mengatur secara Menurut hukum perdata sebagaimana
khusus tentang warisan yang dilahirkan dari disebutkan dalam pasal 280 KUHPerdata
proses inseminasi buatan, tetapi yang ada bahwa akibat dari pengakuan anak adalah
hanya mengatur tentang warisan anak yang terjadinya hubungan keperdataan antara
dilahirkan secara alamiah, seperti warisan anak dengan bapak atau ibu yang mengakui.
anak sah, dan anak luar kawin yang diakui. Anak yang sah melalui pengakuan berhak
Sebelumnya telah ditentukan bahwa untuk mendapatkan warisan dari orang tua
kedudukan anak yang dilahirkan melalui yang mengakuinya sedangkan anak zinah
proses inseminasi buatan yang menurut konsepsi BW tidak dapat diakui
menggunakan sperma suami adalah anak oleh orang tua yuridis dan ia hanya berhak
sah. Oleh karena itu dilahirkan dalam atau mendapatkan nafkah seperlunya sesuai
sebagai akibat perkawinan yang sah, dengan Pasal 867 ayat (1) KUH Perdata, dia
walaupun proses pembuahannya di luar hanya mempunyai hubungan keperdataan
upaya alamiah. Dan anak jenis ini dapat dengan ibunya dan keluarga ibunya.18
disamakan dengan anak kandung. Anak
kandung berhak untuk mendapatkan 7. Hak Mewaris Anak Hasil Inseminasi Buatan
warisan orang tua kandungnya, apabila Menggunakan Ibu Pengganti (Surrogate
orang tuanya (pewaris) telah meninggal Mother)
dunia (Pasal 830 BW). Menurut konsepsi BW, kedudukan hukum
Sistem waris dalam Hukum Perdata, anak yang dilahirkan melalui proses bayi
terhadap kedudukan anak dikenal dengan inseminasi buatan yang menggunakan
bagian mutlak atau legitieme portieyang sperma dan ovum dari pasangan suami istri
diatur dalam pasal 913 KUHPerdata: Bagian yang embrionya ditransplantasikan ke dalam
mutlak atau legitieme portie, adalah bagian rahim Surrogate Mother dikatagorikan
dari harta peninggalan yang diberikan sebagai anak angkat.
kepada para waris dalam garis lurus Fuad Muhammad Fachruddin
menurut undang-undang terhadap bagian si mendefinisikan anak angkat dalam konteks
meninggal tidak diperbolehkan menetapkan adopsi adalah anak dari seorang ibu dan
sesuatu, baik selaku pemberian antara yang bapak yang diambil oleh manusia lain untuk
masih hidup maupun selaku wasiat.17 dijadikan anak sendiri. Anak angkat tersebut
mengambil nama orang tua angkatnya yang
6. Hak Mewaris Anak Hasil Inseminasi Buatan baru dan terputuslah hubungan nasab
Menggunakan Sperma Donor dengan orang tua aslinya. Peristiwa
Kedudukan Yuridis anak yang dilahirkan pengangkatan anak merupakan bentuk
melalui proses inseminasi buatan yang perpindahan milik, bertukar darah daging,
menggunakan sperma donor dan ovum dari dan keturunan dengan segala
istri,yang kemudian embrionya konsekuensinya.19
ditransplantasikan ke dalam rahim istri Didalam hukum adat kedudukan anak yang
dilahirkan melalui proses bayi tabung yang
menggunakan Surrogate Mother memiliki
16
Darwan Prints : Hak Asasi Anak : Perlindungan Hukum kesamaan dalam terminologinya dengan
Atas Anak, Lembaga Advokasi Hak Anak Indonesia,
Medan, 1999, hal. 82.
17 18
Soedharyo Soimin, Hukum Orang dan Keluarga, H. Husni Thamrin. Op.Cit, hal. 78.
19
Perspektif Hukum Pertdata Barat/BW, Hukum Islam, dan Fuad Muhammad Fachruddin, 1991, Masalah Anak
Hukum Adat, Sinar Grafika, Edisi Revisi, Hal. 82-83. Dalam Hukum Islam, Pedoman Ilmu Jaya, Jakarta, hal. 41.

148
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 6/Agust/2018

anak titipan. Dimana orang yang seperlunya (Pasal 867 ayat (1) KUH
memelihara dan membesarkan anak titipan Perdata). Hak mewarisi anak dari hasil
dan Surrogate Mother, berhak untuk proses bayi Inseminasi Buatan yang
mendapatkan upah dari orang tua yang menggunakan Surrogate Mother (Ibu
menitipkan anak tersebut. Oleh karena itu Pengganti) yaitu, dimana status anak
orang tua yang dititipi hanya berkewajiban tersebut dianggap sebagai anak sah dan
memelihara dan membesarkan anak mendapatkan hak waris dari orang tua
tersebut, maka dengan sendirinya anak biologis yang menitipkannya (Pasal 830
tersebut mendapatkan hak waris dari orang KUH Perdata).
tua biologis yang menitipkannya.
B. Saran-saran
PENUTUP 1. Inseminasi Buatan merupakan sebuah
A. Kesimpulan penemuan teknologi di bidang
1. Pada dasarnya Inseminasi Buatan kemanusiaan yang menjadi solusi serta
merupakan suatu penemuan manusia upaya bagi pasangan suami istri yang
di bidang sains yakni teknologi tidak mampu mendapatkan keturunan
reprodusksi dan dapat dijadikan solusi secara alamiah atau bahkan mengalami
bagi pasangan suami istri yang kemandulan. Namun jika sepanjang
mengalami kesulitan untuk memiliki prosesnya bertentangan dengan norma
keturunan bahkan mengalami hukum dan agama maka tentu saja hal
kemandulan (Infertilitas). Pelaksanaan itu tidak diperbolehkan.
Inseminasi Buatan di Indonesia hanya 2. Biaya untuk melakukan program
diperbolehkan dengan mengambil inseminasi buatan cukup tinggi dan
sperma/mani laki-laki atau ovum/sel sulit dijangkau untuk kaum menengah
telur perempuan, lalu dimasukkan kebawah. Alangkah baiknya bagi
dalam suatu alat atau rahim pasangan suami istri yang ingin
perempuan dalam waktu beberapa hari melakukan program inseminasi buatan
lamanya melalui suatu proses dan fase mempertimbangkan serta
pembuahan. Di Indonesia pelaksanaan memperhatikan segala aspek baik dari
Inseminasi Buatan melalui cara kondisi finansial maupun pemeriksaan
Surrogate Mother (Ibu Pengganti) tidak kesehatan untuk menguji kelayakan
diperbolehkan dan diharamkan mengikuti program inseminasi buatan.
menurut Norma Hukum dan Agama. 3. Program Bayi hasil Inseminasi Buatan
2. Hak mewarisi anak hasil proses bayi menimbulkan persoalan di bidang
inseminasi buatan yang menggunakan hukum, sebab undang-undang yang
sperma suami, kedudukan status mengatur tentang Bayi hasil Inseminasi
hukum anak jenis ini dikatakan sebagai Buatan di Indonesia belum ada. Untuk
anak sah dan dapat disamakan dengan itu disarankan agar Pemerintah segera
anak kandung yang berhak untuk merealisasikan Undang-Undang Khusus
mendapatkan warisan orang tua yang mengatur tentang Bayi hasil
kandungnya apabila orang tuanya Inseminasi Buatan dan segala aspek
(pewaris) telah meninggal dunia (Pasal hukumnya, atau dengan jalan
830 KUH Perdata).Hak mewarisi anak mengakomidir dalam Kitab Undang
hasil proses bayi inseminasi buatan Undang Hukum Perdata Yang Baru,
yang menggunakan sperma donor yaitu atau Undang-Undang Perkawinan Yang
status anak itu menjadi anak yang sah Baru.
apabila melalui pengakuan berhak
mendapat warisan dari orang tua yang DAFTAR PUSTAKA
mengakuinya (Pasal 280 KUH Perdata) Buku :
sedangkan anak zina tidak memiliki hak Anshary, M. MK, Kedudukan Anak Dalam
waris dari orang tua yuridisnya ia hanya Prespektif Hukum Islam dan Hukum
berhak mendapatkan nafkah

149
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 6/Agust/2018

Nasional, Bandung, Mandar Maju, Soedharyo Soimin, Hukum Orang dan


2014. Keluarga, Perspektif Hukum Pertdata
Bismar Siregar, H, Bayi Tabung Ditinjau Dari Barat/BW, Hukum Islam, dan Hukum
aspek hukum Pancasila, Makalah Adat, Sinar Grafika, Edisi Revisi.
pada Simposium tentang, ”Eksistensi Soetojo Prawirohamidjojo,R. Pluralisme dalam
Bayi Tabung Ditinjau dari Aspek Perundang-undangan perkawinan di
Medis, Hukum, Agama, Sosiologi dan Indonesia, Surabaya : Airlangga
Budaya, F.H. UNISRI, Surakarta, University Press, 1998.
Desember 1989. Steptoe, P.C. dan R.G. Edwards, Birth After
Darwan Prints : Hak Asasi Anak : Perlindungan Reimplantation of Human Embryo,
Hukum Atas Anak, Lembaga Advokasi The Lancet, Vol. II For 1978, August
Hak Anak Indonesia, Medan, 1999. 12, 1978.
Desriza Ratman, Surrogate Mother dalam Sudikno Mertokusumo, Bayi Tabung Ditinjau
Perspektif Etika dan Hukum, Dari Hukum, Makalah pada Seminar
Bolehkahn Sewa Rahim di Indonesia?, Bayi Tabung, FK-UGM, Yogyakarta,
Elex Media Komputindo, Jakarta, 1990.
2012. Sudraji Sumapraja, Penuntun Pasutri Program
Fred Amelen, Kapita Selek Hukum Kesehatan, Melati, Program Melati RSAB
Cet. 1, Grafika Tamajaya, “Harapan Kita” Jakarta, 1990.
Jakarta,1991. Ter Haar dalam Syafiyudin Sastrawujaya,
Fuad Muhammad Fachruddin, Masalah Anak Beberapa Masalah Tentang
Dalam Hukum Islam, Pedoman Ilmu Kenakalan Remaja, PT. Karya
Jaya, Jakarta, 1991. Nusantara, Bandung, 1977.
Gatot Supramono, Hukum Acara Pengadilan
Anak, Djambatan, 2005. Dokumen :
Husni Thamrin, Aspek Hukum Bati Tabung Dan Badan Pusat Statistik Propinsi Banten, Konvensi
Sewa Rahim, Sleman, Yogyakarta : Hak-Hak Anak (KHA) dan
Aswaja Presindo. Implementasinya: Tinjauan Wajah
Idries AM, Aspek Medikolegal Pada Inseminasi Sosial Anak di Banten 2001.
Buatan(Bayi Tabung), Ed. I, Jakarta :
Bina Rupa Aksara. Internet :
Muhammad Ali Ash Shabuni, Hukum Waris Bayi Tabung,
dalam Syariat Islam, Terj. HAA. https://desafir.wordpress.com/2013/
Dahlan dkk, Bandung : Diponegoro, 06/13/bayi-tabung-36uu-2009/Dasar
1988. Hukum Bayi Tabung,
Nakita, Sejarah Bayi Tabung di Indonesia, http://yustantipsychology.blogspot.co.id/2017/
Majalah, Gramedia, Cetakan Pertama, 03/dasar-hukum-bayi-tabung-dan
Maret 2002. pandangan.html
Purwoto S. Gandasubrata, Perkembangan Definisi Anak,
Tekhnologi Reproduksi Baru dan https://www.kompasiana.com/alesm
Impikasi Hukumnya, Makalah ana/definisi-anakFakta-fakta Seputar
disampaikan pada Seminar Sehari Bayi Tabung,
”Perkembangan Reproduksi Baru dan http://www.tribunnews.com/kesehatan/2017/
Implikasi Hukumnya,” ISWI, Jakarta, 02/27/fakta-fakta-seputar-bayi-
20 September 1989. tabung-tingkat-keberhasilan-hingga-
Ridwan Syahrani, Seluk Beluk dan Asas-asas efek-samping?page=1
Hukum Perdata, Bandung : Hak-hak Anak Secara Umum, http://asadul-
Alumni,1992. azzam.blogspot.co.id/2011/01/hak-
Salim, H.S, Bayi Tabung: Tinjauan Aspek hak-anak-secara-umum.html
Hukum, cet. Ke-1, Jakarta: Sinar Kedudukan Anak,
Grafika, 1993. http://www.jurnalhukum.com/kedud
ukan-anak/

150
Lex Et Societatis Vol. VI/No. 6/Agust/2018

Pengertian Bayi Tabung,


http://melindahospital.com/artikel/2
702/Pengertian-BayiTabung-Apa-Itu-
In-Vitro-Fertilization.html
Pengertian Program Bayi Tabung Menurut Para
Ahli,
http://dilihatya.com/3205/pengertian
-program-bayi-tabung-menurut-para-
ahli-adalahTahap-tahap Inseminasi
Buatan,
https://adamkatulistiwa.wordpress.com/2015/
08/13/tahap-tahap-inseminasi-
buatan/
Teknologi Berbantu,ICSI-
IMSIhttp://www.morulaivf.co.id/id/p
ost/teknologi-berbantu icsi-imsi
Tujuan Hukum,
https://oday21.wordpress.com/20i11
/04/16/tujuan-hukum/

Peraturan Perundang-undangan :
Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
UU No. 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
Uu No. 36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 039.
Menkes/sl/2010 Tentang
Penyelenggaraan Reproduksi
Berbantu
Peraturan Pemerintah No 61. Tahun 2014
Tentang Kesehatan Reproduksi
Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pada
Tanggal 26 Mei 2006

151

Anda mungkin juga menyukai