Anda di halaman 1dari 10

DISINTEGRASI BANGSA

1.PENGERTIAN

Disintegrasi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah suatu keadaan tidak
bersatu padu atau keadaan terpecah belah; hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan.
Disintegrasi secara harfiah difahami sebagai perpecahan suatu bangsa menjadi bagian-bagian
yang saling terpisah (Webster’s New Encyclopedic Dictionary 1994). Pengertian ini mengacu
pada kata kerja disintegrate, “to lose unity or intergrity by or as if by breaking into parts”.
Potensi disintegrasi bangsa Indonesia menurut data empiris relatif tinggi. Salah satu indikasi
dari potensi ini adalah homogenitas ethnik dan linguistic yang rendah.

Disintegrasi adalah suatu keadaan tidak bersatu padu atau keadaan terpecah belah;
hilangnya keutuhan atau persatuan; perpecahan.Disintegrasi secara harfiah dipahami sebagai
perpecahan suatu bangsa menjadi bagian-bagian yang saling terpisah (Merriam,1994).
Pengertian ini mengacu pada kata kerja disintegrate, “to lose unity or intergrity by or as if by
breaking into parts”.

Disintegrasi merupakan faktor terpenting yang dilancarkan imperialisme untuk


mendominasi pemerintahan suatu negara sehingga pembangunan masyarakatnya
diorientasikan pada corak Barat. Masyarakat Barat dibangun di atas dasar disintegrasi dan
diskriminasi yang menjadi tumpuan rasionalitas Eropa, logika pembaratan, dan pola
kehidupan Barat. Hal-hal tersebut tidak berarti di hadapan Islam dan masyarakat tradisional
yang masih orisinil sebagai rival negara disintegrasi dan aspek-aspek yang bertumpu pada
disintegrasi dan diskriminasi (rasionalitas Eropa, logika pembaratan, dan pemolaan kehidupan
Barat).

Secara historis, masyarakat modern lahir dalam lingkup disintegrasi, sehingga


negerinya pun berwatak disintegratif. Padahal lembaga-lembaga ekonomi dan kebudayaannya
merupakan institusi lokal. Karena itu, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa masyarakat
modern merupakan produk undang-undang disintegrasi yang berdampingan dengan agama
dan melahirkan disintegrasi dalam berbagai hal.

Pola disintegrasi sosial: Pertama, kebodohan dan kemiskinan, jaminan pendidikan


untuk orang banyak yang tidak tersedia. Kedua, penyimpangan yang mengganggu
kepentinagn umum dengan modus operandi yang beragam, penyimpangan lain yaitu
ketergantungan obat dan heroin dan penyakit menular seksual. Ketiga, rendahnya ketaatan
publik terhadap berbagai peraturan dan suatu komunal. Nilai kemanusiaan menipis. Keempat,
tidak berfungsinya institusi-institusi sosial dan jaringan sosial karena persoalan birokrasi.
Pelayanan publik tidak dapat berlangsung dengan baik, dilanda sistim birokrasi. Korupsi
melanda berbagai pihak dalam pelayanan publik.
Basis sosial disintegrasi : Proses disintegrasi terakumulasi menjadi suatu penyakit
yang parah, kecenderungan "penarikan diri" masyarakat dari sistem dan struktur yang ada
meyulitkan usaha pemecahan masalah. Kecenderungan untuk memisahkan diri dari sistem
general itu, dapat dipahami dari beberapa proses sosial politik yang terjadi, seperti
kebijaksanaan bahasa nasional yang dijadikan alat politik, awal dari proses penjajahan
identitas lokal yakni menghilangkan akar kultur lokal dalam rangka persatuan dan kesatuan.

2. PENYEBABNYA

1. Maraknya Penyebaran Ideologi Selain Pancasila

Ideologi atau pandangan hidup rakyat Indonesia adalah Pancasila. Namun, banyak
ideologi selain Pancasila yang berkembang di tengah masyarakat. Keberadaan ideologi selain
Pancasila tersebut dapat mengancam persatuan karena selain mengikis pengamalan Pancasila
dari rakyat Indonesia, ia juga dapat menyebabkan kehancuran pada suatu tatanan hidup
masyarakat. Contoh dari ideologi selain Pancasila yang tengah diperangi perkembangannya
yaitu komunisme, leninisme, marxisme, dan neoliberalisme.

2. Ketimpangan di Bidang Demografi

Jumlah penduduk Indonesia sangatlah besar. 261.6 Juta jiwa tinggal di Indonesia.
ratusan juta jiwa penduduk Indonesia ini penyebarannya tidak selalu merata. Ada daerah
dengan tingkat kepadatan penduduk yang tinggi dan ada daerah yang mengalami hal
sebaliknya. Perbedaan kondisi ini akan melahirkan perbedaan kebutuhan. Namun, ketika
pemenuhan kebutuhan tidak seimbang dengan banyaknya kebutuhan yang ada, maka rakyat
akan berlomba-lomba memenuhi kebutuhannya dan perpecahan bukanlah hal yang mustahil
untuk terjadi.

3. Kesenjangan Kekayaan Alam di Antara Daerah

Rasanya hampir seluruh rakyat Indonesia menyadari bahwa dari 34 provinsi yang ada
di Indonesia tentunya memiliki kekayaan alam yang berbeda. Hal ini menyebabkan terjadinya
perbedaan dalam pemasukan ke dalam kas daerah dan mungkin saja dapat menimbulkan rasa
iri hati dari daerah lain. Banyaknya kekayaan alam di daerah dapat mengakibatkan suatu
daerah ingin melepaskan diri baik dari wilayah provinsi atau wilayah negara Indonesia. hal ini
tentu saja harus dihindari dengan cara memberlakukan otonomi daerah di Indonesia secara
berimbang.

4. Iklim Politik yang Kurang Sehat

Saban hari kita dapat menemui berita yang kurang mengenakkan dari dunia
perpolitikan di Indonesia. hal ini mengakibatkan rakyat menjadi antipati terhadap politik dan
pemerintahan. Kita tidak dapat memungkiri bahwa banyak partai politik yang berkuasa
ternyata kurang memperhatikan kepentingan rakyat dan mempermainkan politik untuk
kepentingannya sendiri. Akibatnya, banyak terjadi demonstrasi dan perpecahan di tengah
masyarakat ketika membahas masalah politik ini.

5. Lambannya Kemajuan Ekonomi

Dunia perekonomian Indonesia banyak diwarnai oleh investor asing yang memiliki
modal besar. Meskipun usaha kerakyatan berupa UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan
Menengah) terus digalakkan, nyatanya kemajuan ekonomi di Indonesia maju secara lambat.
Akibatnya, terjadi kesenjangan yang besar di antara si kaya dengan si miskin di tengah
masyarakat. Tingginya tingkat pengangguran juga merupakan akibat dari lambannya
kemajuan ekonomi. Hal-hal tersebut dapat meningkatkan kriminalitas dan perpecahan di
antara penduduk Indonesia.

7 . Menurunnya Tingkat Toleransi di Tengah Masyarakat

Dahulu kita diajarkan untuk saling hormat menghormati segala perbedaan, tidak
membedakan perlakuan kita terhadap orang lain hanya karena suku, ras, agama, adat, kondisi
ekonomi, kondisi fisik, tingkat pendidikan ataupun hal-hal lainnya. Namun, seiring
berlangsungnya era globalisasi, nyatanya tingkat toleransi di tengah masyarakat malah
semakin menurun. Perbedaan dijadikan faktor untuk beradu pendapat. Mungkin hal ini sering
kita temui di dunia media sosial. Namun, banyak juga perpecahan yang disebabkan oleh
konflik antar etnis, konflik antar agama, maupun konflik adat.

8. Tidak adanya persamaan pandangan (persepsi) antara anggota masyarakat mengenai


tujuan yang semula dijadikan patokan oleh masing-masing anggota masyarakat.
9. Perilaku para warga masyarakat cenderung melawan/melanggar nilai-nilai dan norma-
norma yang telah disepakati bersama.
10. Kerap kali terjadi pertentangan antara norma-norma yang ada di dalam masyarakat.

11. Nilai-nilai dan norma-norma yang ada di masyarakat tidak lagi difungsikan dengan baik
dan maksimal sebagaimana mestinya.

12. Tidak adanya konsistensi dan komitmen bersama terhadap pelaksanaan sanksi bagi
mereka yang melanggar norma-norma yang ada di masyarakat.

13. Kerap kali terjadinya proses-proses sosial di masyarakat yang bersifat disosiatif, seperti
persaingan tidak sehat, saling fitnah, saling hasut, pertentangan antarindividu maupun
kelompok, perang urat syaraf, dan seterusnya.
3. AKIBATNYA

1. Separatisme
Pemisahan kekuasaan atau penarikan diri dari suatu negara timbul karena disintegrasi
bangsa. Mereka merasa tuntutannya tidak terpenuhi dan berusaha mendirikan negara sendiri
dengan harapan terjadi kemakmuran.
2. Ancaman dari luar mudah masuk
Ancaman dari luar akan mudah masuk ketika di dalam negeri terdapat konflik atau
perpecahan. Rasa persatuan yang hilang tidak dapat menjadi benteng pertahanan dari
ancaman yang mengganggu stabilitas nasional.
3. Kesenjangan antar status social
Disintegrasi bangsa akan memperburuk kesenjangan yang sudah terjadi antar kelas sosial
baik dalam satu suku bangsa, maupun lintas suku bangsa
4. Diskriminasi
Kasus disintegrasi diberitakan dalam media sosial dan media cetak di mana semua orang
mengetahuinya. Pembaca dan penonton akan menilai siapa yang benar dan siapa yang salah
menurut mereka. Akhirnya yang menurut mereka salah akan mengalami diskriminasi yang
memicu adanya konflik lanjutan.

5. Terganggunya sistem perekonomian negara

Disintegrasi bangsa menyebabkan stabilitas nasional kacau. Dampaknya adalah semua sendi
kehidupan negara juga menjadi tidak stabil. Kondisi perpolitikan kacau karena banyak
tuntutan dan konflik dimana-mana. Akibatnya stabilitas ekonomi mulai dari perdagangan
dan perbankan juga terganggu.

6. Meningkatnya tindakan anarkisme

Disintegrasi menandakan sikap nasionalisme yang menurun. Rasa cinta terhadap bangsanya
akan menurun juga. Maka akan muncul sifat anti demokratis, anti toleransi, anti tranparan,
dan anti pluraslistik.

7. Tidak adanya kenyamanan dan ketertiban dalam negara


Ketika sering terjadi kerusuhan, tawuran, bentrokan antar suku, dan demonstrasi dimana-
dimana, maka akan mengakibatkan kenyamanan masyarakat akan berkurang. Mereka akan
takut berada di dalam lingkungannya sendiri.

Contoh Disintegrasi Bangsa

Berikut, contoh disintegrasi bangsa yang pernah terjadi di Indonesia:

Kerusuhan di Tolikara, Papua

Terdapat kerusuhan yang sebelumnya memang sering terjadi perang adat antar suku di sana.
Setiap terjadi permasalahan kecil, kerusuhan terjadi. Banyak masyarakat yang mengalami luka
bahkan meninggal ketika kerusuhan.

Hal ini adalah salah satu bentuk tidak terwujudnya integrasi atau persatuan antar bangsa, kita
sebut sebagai disintegrasi bangsa.

Gerakan Fajar Nusantara (2012)

Gafatar dianggap sebagai kelanjutan sekte Al-Qiyadah al Islamiyah dibawah pimpinan nabi
palsu Ahmad Mushaddeq. Sekte atau aliran ini dianggap melenceng dari ajaran Islam yang
sesungguhnya.

Pembakaran vihara dan Kelenteng di Sumatera Utara

Oleh karena kesalahpahaman dan minimnya toleransi beragama khususnya perihal ibadah,
beberapa kelenteng dan vihara dibakar oleh sejumlah oknum yang tidak bertanggung jawab.

Pembakaran Gereja, Aceh

Pembakaran gereja di Singkil, Aceh disebabkan oleh dua hal. Pertama karena gereja tidak
memiliki ijin pendirian yang resmi, kedua karena faktor minoritas dan kurangnya toleransi
beragama. Kasus ini diawali bentrokan yang oleh pemerintah daerah setempat penanganannya
cukup lamban.
Organisasi Papua Merdeka (OPM)

OPM merupakan gerakan separatis yang memiliki tujuan memisahkan diri dari kedaulatan
NKRI. Gerakan ini mengklaim bahwa seharusnya mereka memliki wilayah otonom yang
menjadi sebuah negara. Banyaknya pelanggaran mengatasnamakan arti HAM, kesenjangan
sosial, ekonomi, dan politik serta permasalahan kekayaan alam yang didukung tidak adanya
persamaan sejarah mendorong Papua untuk memisahkan diri dari Indonesia.

Kerusuhan pemenangan Presiden 2019

Ketidakterterimaan atas keputusan pemilu menyebabkan demonstrasi oleh pihak oposisi calon
terpilih. Tuntutan dan tuduhan kecurangan dilontarkan. Kerusuhan pun terjadi dengan aparat
yang berwajib dan instansi yang berwenang.

BAGAIMANA MENGATASINYA

1. Masyarakat harus menanamkan nilai – nilai cinta tanah air, pancasila, jiwa sebangsa dan setanah
air, rasa persaudaraan yang kuat. Ini dilakukan agar masyarakat kita tetap sadar bahwa Indonesia
harus bersatu dan agar tercipta kekuatan juga kebersamaan dikalangan masyarakat Indonesia.
2. Menghilangkan segala macam hal yang menimbulan primodialisme sempit pada setiap
kebijaksanaan dan juga kegiatan agar mencegah terjadinya KKN.
3. Rakyat harus meningkatkan ketahanan dalam menghadapi segala macam usaha – usaha
pemecahbelahan dari anasir luar dan kaki tangannya.
4. Melarang namun dengan melengkapi dasar juga aturan hukum setiap usaha untuk menggunakan
kekuatan yang ada pada massa.
5. Dalam memerangi separatis, maka dibutuhkan pembentukan suatu sukarela yang terdiri atas
unsur TNI, Polri, dan keikut sertaan masyarakat.
6. Dalam rangka menanamkan kesetiaan ideologi pancasila (ideologi yang digunakan bangsa
Indonesia) dan mengimplementasikan setiap butir – butir pancasila.
7. Menumpas segala macam gerakan separatism secara tegas dan tidak pernah mengenal kata
kompromi dalam hal ini.

PERAN MAHASISWA
 Memahami dan mengamalkan nilai-nilai pancasila dalam kehidupan sehari-hari
 Menolak adanya unsur SARA dalam memilih teman
 Mengikuti mata kuliah pancasila dengan hikmat dan sungguh-sungguh
 Pandai memilah informasi agar tidak mudah terprovokasi
 Menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan melalui kegiatan tertentu seperti
organisasi, kegiatan kepanitiaan dan lainnya.
 Berusaha tidak melanggar nilai-nilai dan norma yang telah disepakati bersama
baik dilingkungan tempat tinggal maupun universitas.

* Gejala disintegrasi

Secara umum gejala disintegrasi sosial ditandai oleh hal-hal berikut ini :

a. sebagian masyarakat tidak mematuhi aturan dan norma yang ada

b. muncul silang pendapat di antara anggota masyarakat tentang tujuan yang akan dicapai

c. wibawa dan karisma para pemimpin semakin pudar

d. sanksi dan hukuman yang tidak dilaksanakan secara benar dan konsekuen

* Bentuk disintegrasi

Adapun bentuk-bentuk disintegrasi sosial antara lain:

a. Pemberontakan atau pergolakan daerah

b. Aksi protes dan demontrasi

c. Kriminalitas

d. Kenakalan remaja

B. Faktor Disintegrasi

Disintegrasi tidak akan berhasil tanpa adanya faktor-faktor pendukung. Faktor pertama dan
utama adalah lemahnya pemikiran umat Islam. Ini membuat umat Islam mengalami depolitisasi
sehingga kehilangan pengaruh politik di tengah-tengah umat lain. Umat Islam hampir-hampir
tidak memahami politik dan berbagai peristiwa politik yang terjadi.

Faktor disintegrasi bangsa di antaranya ialah negara yang berbentuk kepulauan yang dipisahkan
oleh lautan, sehingga akan memunculkan sikap ingin menguasai daerah sendiri dan tidak mau
diatur.Kemudian keberagaman suku, ras, agama bisa memicu disintegrasi bangsa, karena setiap
golongan pasti mempunyai budaya, watak, dan adat yang berbeda dan yang pasti mereka
masing-masing mempunyai ego kesukuan ( Chauvinisme ) sehingga akan mudah konflik dengan
suku-suku yang lain. Faktor disintegrasi yang lain ialah rasa ketidakadilan yang memicu
pemberontakan kepada yang berbuat tidak adil.

Yang menjadi faktor desintegrasi bangsa adalah kurang adanya rasa nasionalisme yang tinggi,
kurangnya rasa toleransi sesama bangsa, campur tangan pihak asing dalam masalah bangsa.
Selain faktor kemajemukan budaya, penyebab disintegrasi bangsa Indonesia juga terpicu oleh
sentralisasi pembangunan yang selama ini lebih terfokus di pulau Jawa, sehingga menyebabkan
kesenjangan dan kecemburuan dari daerah lain, sehingga timbul keinginan untuk memisahkan
diri dari NKRI.

C. Upaya Mencegah Disintegrasi

Untuk mencegah disintegrasi, soal pertama yang harus diselesaikan adalah membangun
kesadaran politik umat. Kedua, Kaum Muslim selayaknya jangan mau didikte oleh pihak asing
dan tunduk pada negara-negara kafir seperti AS. Ketiga, umat Islam harus bersikap menolak
penguasa yang menjadi kepanjangan tangan AS maupun negara-negara kafir penjajah lain.
Keempat, harus ada sistem yang dapat mensejahterakan rakyat. Tingkat kesejahteraan
masyarakat merupakan parameter yang berpotensi melahirkan disintegrasi.

Oleh karena itu diperlukan landasan pemikiran yang terkait, diantaranya :

1. Pancasila sebagai landasan Idiil.

2. UUD 1945 sebagai Landasan Konstitusional.

3. Wawasan Nusantara sebagai landasan visional.

4. Ketahanan Nasional sebagai Landasan Konsepsional.

5. Ketetapan MPR Nomor : V / MPR / 2000 tentang Pemantapan Persatuan dan Kesatuan
Nasional.

Untuk mencegah ancaman disintegrasi bangsa harus diciptakan keadaan stabilitas keamanan
yang mantap dan dinamis dalam rangka mendukung integrasi bangsa serta menegakkan
peraturan hukum sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Adapun beberapa hal yang perlu dilakukan oleh bangsa dan negara ini dalam upaya untuk
bangkit kembali, yaitu :

1. Pancasila dan UUD1945 harus digemakan lagi sampai ke rakyat yang paling bawah, dalam
rangka pemahaman dan penghayatan.
2. GBHN yang pernah ada yang dapat digunakan sebagai pedoman dalam membangun bangsa
dan negara perlu dihidupkan kembali.

3. Para tokoh dan elit bangsa harus dapat memberi contoh dan menjadi cintoh rakyat, jangan
selalu berkelahi dan saling caci maki hanya untuk kepentingan kelompok atau partai politiknya.

4. Budaya bangsa yang adi luhung hendaknya diangkat untuk diingat dan dilaksanakan oleh
bangsa ini yaitu budaya saling hormat menghormati.

5. TNI dan POLRI harus segera dibangun dengan tahapan yang jelas yang ditentukan oleh DPR.
Jangan ada lagi curiga atau mencurigai antar unsur bangsa ini karena keselamatan bangsa dan
negara sudah terancam.

12.3 Daya Integrasi dan Disintegrasi

· Daya Integrasi

Daya integrasi dari negara/bangsa Republik Indonesia secara ideologis dan menurut landasan
dasar falsafah RI tentu saja Pancasila dan undang-undang dasar 1945 juga semboyan negara kita
Bhineka Tunggal Ika. Serta kecintaan kita trehadap bangsa (hubul wathon); sifat rela berkorban,
tengganng rasa (rasa senasib dan sepenanggungan, tepo seliro), sikap dan sifat rela berkorban,
berjiwa patriotisme, menghindari masalah-masalah sara, bersikap adil dsb.

· Daya Disintegrasi

Daya disintegrasi dari negara/bangsa Indonesia saat ini yaitu a. terlalu susahnya hakikat
pancasila dimengerti oleh generasi yang sudah terlalu berada pada lingkaran westernisasi,
sehingga menyebabkan memudarnya rasa cinta tanah air . b. kurangnya perhatian perhatian
pemerintah terhadap sektor pendidikan. c. tidak tegasnya supremasi hukum di Indonesia. c.
adanya pembangunan infrastruktur yang tidak merata. d. kurangnya aksesbilitas ke pulau-pulau
kecil, dsb.

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa integrasi masyarakat dapat diartikan adanya
kerjasama dari seluruh anggota masyarakat, mulai dari individu, keluarga, lembaga, dan
masyarakat secara keseluruhan sehingga menghasilkan persenyawaan- persenyawaan berupa
adanya konsesus nilai- nilai yang sama- sama dijunjung tinggi. Sedangkan disintegrasi suatu
keadaan tidak bersatu padu atau keadaan terpecah belah, hilangnya keutuhan atau persatuan,
perpecahan yang pada umumnya disintegrasi merupakan faktor terpenting yang dilancarkan
imperialisme untuk mendominasi pemerintahan suatu negara sehingga pembangunan
masyarakatnya diorientasikan pada corak Barat. Untuk mencegah ancaman disintegrasi bangsa
harus diciptakan keadaan stabilitas keamanan yang mantap dan dinamis dalam rangka
mendukung integrasi bangsa serta menegakkan peraturan hukum sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.

Untuk mendukung terciptanya keberhasil mencegah terjadinya disintegrasi:

Penyelesaian konflik yang bernuansa separatisme bersenjata harus diselesaikan dengan


pendekatan militer terbatas dan professional.

Penyelesaian konflik yang bernuansa SARA diatasi melalui pendekatan hukum dan HAM.

Penyelesaian konflik akibat peranan otonomi daerah yang menguatkan faktor perbedaan,
disarankan kepemimpinan daerah harus mampu meredam dan memberlakukan reward and
punishment dari strata pimpinan diatasnya.

Guna mengantisipasi segala kegiatan separatisme ataupun kegiatan yang berdampak disintegrasi
bangsa perlu dibangun dan ditingkatkan institusi inteligen yang handal.

Anda mungkin juga menyukai