Bunga Kecombrang
OLEH :
Mekanisme Penghambatan
Keefektifan penghambatan merupakan salah satu kriteria pemilihan suatu
senyawa antimikroba untuk diaplikasikan sebagai bahan pengawet bahan
pangan. Semakin kuat penghambatannya semakin efektif digunakan. Kerusakan
yag ditimbulkan komponen antimikroba dapat bersifat mikrosidal (kerusakan
tetap) atau mikrostatik (kerusakan sementara yang dapat kembali). Suatu
komponen akan bersifat mikrosidal atau mikrostatik tergantung pada konsentrasi
dan kultur yang digunakan
Mekanisme penghambatan mikroorganisme oleh senyawa antimikroba
dapat disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain: (1) gangguan pada senyawa
penyusun dinding sel, (2) peningkatan permeabilitas membran sel yang dapat
menyebabkan kehilangan komponen penyusun sel, (3) menginaktivasi enzim, dan
(4) destruksi atau kerusakan fungsi material genetic (Anonim, 2010).
Asam laktat mampu melemahkan permeabilitas bakteri gram negatif
dengan merusak membran luar bakteri gram negatif. Asam laktat merupakan
molekul yang larut dalam air sehingga mampu menembus kedalam periplasma
bakteri gram negatif melalui protein porin pada membran luarnya. Pelindung dari
permeabilitas membran luar berupa lapisan lipopolisakarida yang terletak pada
permukaan membran dirusak oleh asam laktat sehingga substrat antimikroba yang
lain yaitu diasetil, bakteriosin, hidrogen peroksida dan laktoperoksidase sistem
dapat berpenetrasi kedalam membran sitoplasma (ALOKOMI et al.,2000)
Asam laktat berubah menjadi bentuk terdisosiasi dalam membran
sitoplasma sehingga menurunkan pH intraseluler dan mengganggu transportasi
proton, hidrogen peroksida mengoksidasi membran lipid dan gugus sulfihidril,
bakteriosin menghambat sintesis ATP, sedangkan diasetil menon-aktifkan enzim
melalui reaksi antara grup dikarbonilnya dengan arginin sehingga merubah sisi
katalitisnya (RAY, 2000). Bakteri gram positif mempunyai pertahanan terhadap
kondisi asam berupa mekanisme pompa proton sehingga mampu
menyeimbangkan pH dalam sel dan substrat antimikroba lainnya tidak dapat
berpenetrasi ke dalam membran sitoplasma (COTTER dan HILL, 2003).
Diasetil (2,3-butanedione) diidentifikasi oleh Van Niel dan sebagai
komponen aroma dan flavor pada mentega. Diasetil diproduksi oleh spesies dan
strain dari genus Lactobacillus, Leuconostoc, Pediococcus, dan Streptococcus,
dan juga organisme yang lain. Pembentukan diasetil ditekan ketika metabolisme
heksosa. Diasetil dapat diproduksi berlebih jika terjadi metabolisme sitrat. Sitrat
dapat diubah menjadi diasetil melalui piruvat (Ouwehand dan Vesterlund, 2004).
Diasetil lebih efektif pada pH < 7. Diasetil lebih aktif melawan bakteri gram
negatif, khamir, dan kapang daripada bakteri gram positif. BAL merupakan
bakteri yang paling tidak sensitif terhadap diasetil. Diasetil bereaksi dengan
protein pengikat arginin pada bakteri gram negatif sehingga bakteri gram negatif
kekurangan arginin (Ouwehand dan Vesterlund, 2004).
Seratus ppm diasetil bersifat bakterisidal terhadap E. coli dan S. Aureus
sedangkan terhadap L. monocytogenesbersifat bakteriostatik (Lanciotti et al.,
2003). Medium yang mengandung glukosa dan sitrat menghasilkan diasetil dua
kali lipat dibandingan medium yang hanya mengandung sitrat (Jyoti et al., 2003).