PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan didalam hidup seseorang merupakan hal yang penting, namun banyak orang
masih belum menyadari bahwa begitu pentingnya kesehatan didalam kehidupannya. Masyarakat
memiliki hak didalam memperoleh pelayanan kesehatan hal ini berdasarkan Undang-Undang
Dasar 1945 yang tercantum didalam pasal 28 ayat I. Untuk itu diperlukan suatu tindakan yang
harus diambil dalam meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Tindakan yang perlu
bagi masyarakat adalah salah satunya dengan promosi kesehatan dan ilmu perilaku.
Kami telah berusaha mempelajari konsep promosi kesehatan dan ilmu perilaku dari sumber
sumber seperti, dari buku maupun internet. Namun, tidak menutup kemungkinan masih adanya
kekurangan maupun kesalahan, maka kami sangat memerlukan saran dan kritik pembaca
ataupun dosen pengajar.
1.3 Tujuan
1.3.1 Mahasiswa dapat mengetahui definisi, tujuan dan ruang lingkup dari
promosi kesehatan.
1.3.2 Mahasiswa dapat mengetahui definisi, tujuan dan ruang lingkup dari ilmu perilaku.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Promosi Kesehatan
2.1.1 Definisi Promosi Kesehatan
Nesi Novita dan Yunetra Franciska (2011) Promosi kesehatan adalah proses peningkatan
pengetahuan masyarakat tentang kesehatan yang disertai dengan upaya memfasilitasi perubahan
perilaku dan merupakan program kesehatan yang dirancang uuntuk membawa perbaikan atau
perubahan dalam indivudu, masyarakat, dan lingkungan. Menurut Ottawa Charter, Promosi
kesehatan adalah upaya yang dilakukan terhadap masyarakat sehingga mau dan mampu untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri.
Wahid Ikhbal Mubarak dan Nurul Cahyatin (2009) Sebenarnya istilah promosi kesehatan
adalah perwujudan dari perubahan konsep pendidikan kesehatan yang secara structural tahun 1984
WHO dalam salah satu divisinya, yaitu Divisi Pendidikan Kesehatan (Division Health Education)
diubah menjadi Divisi Promosi Kesehatan dan Pendidikan (Division on Health Promotion and
Education). Konsep ini oleh Departemen Kesehatan RI tahun 2000 mulai disesuaikan dengan
merubah Pusat Penyuluhan Kesehatan Masyarakat menjadi Direktoral Promosi Kesehatan dan
sekarang menjadi Pusat Promosi Kesehatan.
Promosi kesehatan merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu, dimana
dalam konsep promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian
dan peningkatan pedngetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga upaya
bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan perilaku seseorang. Hal ini berarti promosi
kesehatan merupakan program kesehatan yang dirancang untuk membawa perbaikan berupa
perubahan perilaku, baik didalam masyarakat maupun lingkungan organisasi, lingkungan fisik, non
fisik, social, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.
Mubarak, W.I, dkk (2007) Dalam Konferensi Internasional Promosi Kesehatan di Ottawa
Canada tahun 1986 telah menghasilkan Piagam Ottawa (Ottawa Charter) yang berisi lima butir
kesepakatan yang meliputi :
1. Kebijakan berwawasan kesehatan (Healthy public policy)
Dalam proses pembangunan adakalanya aspek kesehetan sering diabaikan, oleh karena itu
adanya kebijakan yang berwawasan kesehatan, diharapkan bisa mengedepankan proses
pembangunan dengan tetap memperhatikan aspek-aspek kesehatan. Kegiatan ini ditujukan kepada
para pengambil kebijakan (policy makers) atau pembuat keputusan (decision makers) baik di institusi
pemerintah maupun swasta. Sebagai contoh ; adanya perencanaan pembangunan PLTN di daerah
jepara, para penagmbil kebijakan dan pembuat keputusan harus benar-benar bisa memperhitungkan
untung ruginya. harus diperhatikan kemungkinan dampak radiasi yang akan ditimbulkan, serta
kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa berdampak pada kesehatan.
2. Lingkungan yang mendukung (Supportive environment).
Aspek lingkungan juga perlu diperhatikan. Lingkungan disini diartikan dalam pengertian luas.
Baik lingkungan fisik (biotik, non biotik), dan lingkungan non fisik. Diharapkan tercipta lingkungan
yang kondusip yang dapat mendukung terwujudnya masyarakat yang sehat.
Contoh : perlunya jalur hijau didaerah perkotaan, yang akhir-akhir ini sering diabaikan
pemanfaatannya oleh oknum-oknum tertentu. perlunya perlindungan diri pada kelompok terpapar
pencemaran udara , seperti penggunaan masker pada penjaga loket jalan tol, petugas polantas, dsb.
3. Reorientasi pelayanan kesehatan (Reorient health service).
Adanya kesalahan persepsi mengenai pelayanan kesehatan, tanggung jawab pelayanan
kesehatan kadang hanya untuk pemberi pelayanan (health provider ), tetapi pelayanan kesehatan
juga merupakan tanggung jawab bersama antara pemberi pelayanan kesehatan (health provider)
dan pihak yang mendapatkan pelayanan. Bagi pihak pemberi pelayanan diharapkan tidak hanya
sekedar memberikan pelayanan kesehatan saja, tetapi juga bisa membangkitkan peran serta aktif
masyarakat untuk berperan dalam pembangunan kesehatan. dan sebaliknya bagi masyarakat, dalam
proses pelayanan dan pembangunan kesehatan harus menyadari bahwa perannya sangatlah
penting, tidak hanya sebagai subyek, tetapi sebagai obyek. Sehingga peranserta masyarakat dalam
pembangunan kesehatan sangatlah diharapkan.
Contoh : semakin banyaknya upaya-upaya kesehatan yang bersumberdaya masyarakat (UKBM),
seperti posyandu, UKGMD, Saka bhakti Husada, poskestren, dll.
4. Ketrampilan individu (Personal Skill)
Dalam mewujudkan kesehatan masyarakat secara keseluruhan, ketrampilan individu mutlak
diperlukan. Dengan harapan semakin banyak individu yang terampil akan pelihara diri dalam bidang
kesehatan, maka akan memberikan cerminan bahwa dalam kelompok dan masyarakat tersebut
semuanya dalam keadaan yang sehat. ketrampilan individu sangatlah diharapkan dalam mewujudkan
keadaan masyarakat yang sehat. Sebagai dasar untuk terapil tentunya individu dan masyarakat perlu
dibekali dengan berbagai pengetahuan mengenai kesehatan, selain itu masyarakata juga perlu dilatih
mengenai cara-cara dan pola-pola hidup sehat.
Contoh : melalui penyuluhan secra indicidu atau kelompok seperti di Posyandu, PKK. Adanya
pelatihan kader kesehatan, pelatihan dokter kecil, pelatihan guru UKS, dll.
5. Gerakan masyarakat (Community action).
Adanya gerakan ini dimaksudkan untuk menunjukan bahwa kesehatan tidak hanya milik
pemerintah, tetapi juga milik masyarakat. Untuk dapat menciptakan gerakan kearah hidup sehata,
masyarakat perlu dibekali dengan pengetahuan dan ketrampilan. selain itu masyarakat perlu
diberdayakan agar mampu berperilaku hidup sehat. Kewajiban dalam upaya meningkatkan
kesehatan sebagai usaha untuk mewujudkan derajat setinggi-tingginya, teranyata bukanlah semata-
mata menjadi tanggung jawab tenaga kesehatan. Masyarakat justru yang berkewajiban dan berperan
dalam mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Hal ini sesuai yang tertuang dalam Pasal 9 , UU
N0. 36 tahun 2009 Tentang kesehatan, yang berbunyi :
“Setiap orang berkewajiban ikut mewujudkan, mempertahankan, dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya”.
Contoh ; adanya gerakan 3 M dalam program pemberantasn DBD, gerakan jumat bersih, perlu
diketahuai di negeri tetangga malaysia ada gerakan jalan seribu langkah (hal ini bisa kita contoh),
bahkan untuk mengukurnya disana sudah dijual alat semacam speedometer.
Menurut Green (1991) dalam Maulana, 2009, tujuan promosi kesehatan terdiri dari tiga
tingkatan yaitu:
a. Tujuan Program
Refleksi dari fase social dan epidemiologi berupa pernyataan tentang apa yang akan dicapai
dalam periode tertentu yang berhubungan dengan status kesehatan. Tujuan program ini juga disebut
tujuan jangka panjang, contohnya mortalitas akibat kecelakaan kerja pada pekerja menurun 50 %
setelah promosi kesehatan berjalan lima tahun.
b. Tujuan Pendidikan
Pembelajaran yang harus dicapai agar tercapai perilaku yang diinginkan. Tujuan ini
merupakan tujuan jangka menengah, contohnya : cakupan angka kunjungan ke klinik perusahaan
meningkat 75% setelah promosi kesehatan berjalan tiga tahun.
c. Tujuan Perilaku
Gambaran perilaku yang akan dicapai dalam mengatasi masalah kesehatan. Tujuan ini
bersifat jangka pendek, berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan, contohnya: pengetahuan
pekerja tentang tanda-tanda bahaya di tempat kerja meningkat 60% setelah promosi kesehatan
berjalan 6 bulan.
Ahli psikologi social Sears, at.al, (1985), mengemukakan empat pendekatan dalam
memahami proses terbentuknya perilaku social, yaitu:
1) Pendekatan Biologis, yang melihat perilaku sebagai karakteristik
bawaan atau mekanisme fisiologis,
2) Pendekatan Belajar, yang melihat perilaku sebagai refleksi dari apa
yang pernah dipelajari seseorang di masa lalu,
3) Pendekatan Insentif, yang melihat perilaku sebagai upaya untuk
mendapatkan keuntungan dan memperkecil kerugian,
4) Pendekatan Kognitif, yang melihat perilaku sebagai sesuatu yang
terutama ditentukan oleh persepsi seseorang terhadap situasi sosial di sekitarnya.
Ahli antropologi Suparlan (1986), melihat terbentuknya perilaku individu sebagai totalitas atau
resultan dari tiga buah komponen internal diri manusia yang secara bersama-sama membentuk
perilaku manusia, yaitu:
1) Adanya kebutuhan individu pada saat tertentu;
2) Adanya upaya individu untuk memenuhi kebutuhan tersebut;
3) Adanya pengetahauan kebudayaan yang dimiliki individu sebagai warga
negara/masyarakat, yang diperoleh melalui proses belajar dari lingkungannya sejak ia dilahirkan,
kemudian secara selektif
dipergunakannya sebagai kerangka rujukan untuk menginterprestasikan
suatu objek, secara selektif pula dijadikannya acuan untuk bertindak
sesuatu terhadap objek tersebut.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Konsep dasar promosi kesehatan dan ilmu perilaku
1. Promosi kesehatan adalah suatu pendekatan untuk meningkatkan kemauan (willingness) dan
kemampuan (ability) masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan.
2. Tujuan promosi kesehatan bukan sekedar menyampaikan pesan-pesan atau informasi-informasi
kesehatan agar masyarakat mengetahui dan berperilaku hidup sehat, tetapi juga bagaimana mampu
memelihara dan meningakatkan kesehatannya.
3. Ruang lingkup dari promosi kesehatan meliputi: membangun kebijakan kesehatan
public,menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan,memberdayakan
masyarakat,mengembangkan kemampuan personal,berorientasi pada layanan kesehatan,
meningkatkan investasi kesehatan dan ketidakadilan social, meningkatkan konsolidasi dan
memperluas kerjasama untuk kesehatan, memberdayakan masayarakat dan meningkatkan
kemampuan masyarakat,Infrastuktur yang kuat untuk promosi kesehatan.
4. Sasaran Promosi kesehatan ada tiga yaitu 1) Sasaran Primer (primary target), 2) Sasaran sekunder
(secondary target), 3) Sasaran tersier (tertiary target).
5. Ilmu perilaku adalah ilmu yang mempelajari semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat
diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar. Peilaku manusia antara satu
dengan yang lain tidak sama baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat maupun kepribadian.
6. Tujuan dari ilmu perilaku yaitu menguasai dasar-dasar ilmiah dan pengetahuan serta metodologi
bidang ilmu kesehatan masyarakat khususnya di kawasan Kepulauan Tropis Semi Ringkai sehingga
mampu menemukan, memahami, menjelaskan dan merumuskan cara penyelesaian masalah
kesehatan yang ada.
7. Menurut Benjamin Bloom (1977), ruang lingkup ilmu perilaku adalah: 1) Pengetahuan(knowledge),
2) Sikap (attitude), 3) Tindakan atau praktik (practice).
8. Promosi yang dilakukan perlu mengikuti 4 tahapan yaitu memperkenalkan gagasan dan teknik
perilaku sehat, melakukan identifikasi dan mengembangkan strategi perubahan perilaku sehat,
memotivasi masyarakat sehingga terjadi perubahan perilaku sehat dan memahami cara
berkomunikasi serta merancang program komunikasi.
3.2 Saran
Demikian yang bisa kami sampaikan mengenai materi yang menjadi uraian makalah ini, tentu
`banyak kekurangan dan kelemahan karena keterbatasan pengetahuan dan rujukan atau referensi
yang kami peroleh. Penulis berharap kepada pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
membangun kepada kami demi kesempurnaan makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi penulis pada umumnya dan pembaca pada khususnya. Aamiin